109
MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh Devi Feria Artika NIM: 1112051000059 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/ 2016 M

MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

  • Upload
    others

  • View
    23

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh

Devi Feria Artika

NIM: 1112051000059

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437 H/ 2016 M

Page 2: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

SkripsiDiajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleht Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh

Devi Feria ArtikaNIM: 1112051000059

Di Bawah Bimbingan

----/)," /\/,/ 4Y'A'*' / .".-

Drs. Jumroni. M.SiNIP: 196305 l5 199203 I 006

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1437 Ht 2016M

Page 3: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satur di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2, Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlal<r.r di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

meneriman sanksi yangn berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

lakar1La. 11 Jurii 2016

Devi Feria Artika

Page 4: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

PENGESAIiAI{ PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM

IJA.IRANGI BHAIJAAN oleh Devi Feria Artika NIM: 1112051000059, telai,

c{iuiikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakrvah dan Ilmu I(omunikasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarla pada tanggal 17 Juni 2016. Skripsi ini telah

iliterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sariana Komunikasi Islam

(S. Korn. I) pada Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

Sidang Munaqasl'ah

Jaltarta, l7 Juni 2016

Ketr,ra Meralgkap Anggota Sekretaris i\4erangkap Anggota

Decii EasLruddin, \4Jke!sNIP: 1 979120820141 1 1001

Pcirgu ji II

,{a^,,o"^,.XSiti Nurbava. M.Si

ir ll): I 97908232009122002

PernL,inrlrirrg

Drs. Jumror.ri. M.SiNIP: 1963051 5 1 992031006

NIP:19580910

11 97208072003 12 1003

Page 5: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

i

ABSTRAK

DEVI FERIA ARTIKA

MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

Film merupakan salah satu media massa yang dapat memberikan pengaruh

yang sangat besar pada jiwa khalayak. Film yang baik seharusnya tidak hanya

memberikan hiburan semata, tetapi juga harus membawa pesan untuk

penontonnya. Mengangkat tema tentang kemanusiaan dan toleransi film Bajrangi

Bahijaan membawakan cerita yang sarat akan pesan dan juga pelajaran. Berkat

cerita dan penyutradaraan serta akting yang mumpuni film Bajrangi Bhaijaan

banyak mendulang prestasi sejak diluncurkan pada bulan Juli tahun 2015 lalu.

Berdasarakan konteks di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab

pertanyaan bagaimana makna toleransi agama secara denotasi, konotasi, dan mitos

dalam film Bajrangi Bhaijaan karya Kabir Khan?

Makna denotasi dari objek yang diteliti menampilkan bagaimana

perjuangan yang dilakukan karakter Pawan dalam mencari kedua orang tua Muni.

Makna konotasi adalah toleransi yang ditampilkan dalam setiap adegan berupa

bagaimana berhubungan sosial dan menyikapi perbedaan dengan non muslim.

Sedangkan makna mitosnya adalah adanya perbedaan latar belakang seseorang

harus dapat disikapi dengan toleransi sehingga dapat mengantarkan setiap

manusia kepada kedamaian dan kemaslahatan.

Teori yang digunakan adalah konsep semiotik Roland Barthes yang

dikenal dengan Dua Tatanan Pertandaan (Two Order of Signification). Roland

Barthes mengembangkan dua tingkatan pertandaan yang memungkinkan untuk

dihasilkannya makna yang juga bertingkat-tingkat, yaitu tingkat denotasi dan

konotasi (Sobur, 2009: 172). Secara umum makna denotasi adalah makna pada

apa yang tampak paling nyata dari sebuah tanda. Sedangkan makna konotasi

berkaitan dengan berbagai aspek psikologis, seperti perasaan, emosi, atau

keyakinan penuturnya. Pada saat yang sama konotasi juga mengandung aspek

realitas yang atau gejala alam yang disebut dengan mitos.

Toleransi agama yang ditampilkan dalam adegan dan dialog film Bajrangi

Bhaijaan diantaranya berupa menghargai dan menerima perbedaan, bersikap adil

tanpa melihat latar belakang seseorang, dan memberikan hak kepada siapapun

termasuk non muslim. Film Bajrangi Bhaijaan menunjukkan bahwa dalam hal

berbuat kebaikan tidak melihat latar belakang seseorang termasuk bertoleransi.

Implikasi dari sikap toleran adalah terwujudnya sebuah kemaslahatan yang dapat

dirasakan oleh semua pihak.

Kata kunci: Toleransi Agama, Semiotika, dan Film.

Page 6: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim..

Assalamualaikum Warohmatulahi Wabarokatuh..

Puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat, kasih

sayang, dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Shalawat serta salam semoga selalu Allah curahkan kepada Nabi besar, Nabi

agung tauladan manusia, Nabi Muhammad SAW semoga kita termasuk umatnya

yang mendapatkan syafaatnya kelak di hari kiamat.

Alhamdulillah, berkat usaha dan do’a skripsi yang berjudul “Makna

Toleransi Agama dalam Film Bajrangi Bhaijaan” ini dapat penulis selesaikan.

Beribu-ribu ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada seluruh pihak yang

telah membantu, mendukung, dan membimbing penulis selama proses

penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis ucapkan sedalam-dalamnya

kepada yang terhormat:

1. Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, Dr. Suparto, M.Ed, Ph.D selaku wakil Dekan I Bidang

Akademik, Dr. Hj. Roudhonah, M.Ag selaku wakil Dekan II Bidang

Administrasi Umum, serta Dr. Suhaimi, M.Si selaku Wakil Dekan III

Bidang Kemahasiswaan.

2. Drs. Masran, MA dan Fita Fathurokhmah, M.Si selaku Ketua dan

Sekretaris jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

3. Drs. Hamdani, MA selaku Dosen Pembimbing Akademik.

Page 7: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

iii

4. Drs. Jumroni, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah bersedia

membimbing dan banyak memberikan masukan serta saran kepada penulis

selama proses penulisan skripsi ini berlangsung.

5. Segenap Bapak/ Ibu Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,

terima kasih atas keikhlasannya telah mengajari dan memberikan ilmu

kepada penulis. Penulis memohon maaf apabila dalam proses perkuliahan,

ada sikap atau sifat penulis yang kurang berkenan di hati Bapak/ Ibu.

Penulis sangat harapkan doa dari Bapak/ Ibu, semoga ilmu yang telah

Bapak/ Ibu berikan barokah dan bermanfaat baik bagi penulis maupun

orang lain.

6. Seluruh karyawan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi serta

pengelola perpustakaan Fakultas dan perpustakaan Umum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, terima kasih atas layanan dan kerja samanya.

Semoga pelayanan kepada mahasiswa menjadi lebih baik lagi kedepannya.

7. Bapak Warsito dan Ibu Runi serta Adik Yuda Dwi Alif Saputra, terima

kasih untuk berbait-bait do’a yang tak pernah berhenti terucap untuk

penulis. Terima kasih juga untuk motivasi, semangat dan dukungannya

selama ini.

8. IKAMARU (Ikatan Keluarga Alumni Madrasah Raudlatul Ulum) Jakarta

dan Sekitarnya yang telah banyak memberikan penulis pelajaran dan

pengalaman.

9. Teman-teman KPI B angkatan 2012, KKN Lebah 2015 dan teman-teman

yang selalu menjadi penyemangat Harir, Nunu, Pipit, Keke, Dita, Satrio,

Page 8: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

iv

Panji, tika, Kiki-Chan, Ica, Mbak Fia, Ka Nia dan yang lainnya. Terima

kasih, You were ROCK!!

Dengan segala kekurangan dan keterbatasan penulis, dengan lapang dada

penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga segala apa

yang telah penulis lakukan dan hasilkan dapat membuahkan manfaat serta

memberikan nilai kebaikan baik untuk penulis maupun para pembaca sekalian.

Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Jakarta, 07 Juni 2016

Devi Feria Artika

Page 9: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................. i

KATA PENGANTAR .............................................................................. ii

DAFTAR ISI .............................................................................................. v

BAB I PENDAHULUAN ................................................................. 1

A. Latar Belakang .................................................................. 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ......................................... 4

C. Tujuan Penelitian .............................................................. 5

D. Manfaat Penelitian ............................................................ 5

E. Metodologi Penelitian ....................................................... 6

F. Tinjauan Penelitian............................................................ 9

G. Sistematika Penulisan ....................................................... 10

BAB II KERANGKA TEORI ........................................................... 12

A. Tinjauan Tentang Semiotika ............................................. 12

1. Pengertian Semiotika ................................................. 12

2. Semiotika Roland Barthes .......................................... 15

B. Tinjauan Toleransi Agama ............................................... 18

1. Pengertian Toleransi .................................................. 18

2. Unsur-Unsur Toleransi Agama .................................. 19

3. Toleransi Agama dalam Pandangan Islam ................. 21

4. Toleransi Agama dalam Pandangan Hindu ................ 26

C. Tinjauan Tentang Film ...................................................... 28

1. Pengertian Film .......................................................... 28

2. Film sebagai Media Komunikasi Massa .................... 29

3. Sejarah Perkembangan Film ...................................... 30

4. Unsur-unsur Pembentukan Film ................................ 34

5. Klasifikasi Film .......................................................... 37

Page 10: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

BAB III GAMBARAN UMUM .......................................................... 41

A. Sekilas Tentang Film Bajrangi Bhaijaan........................... 41

B. Sinopsis Film Bajrangi Bhaijaan ....................................... 43

C. Profil Sutradara Film Bajrangi Bhaijaan ........................... 46

D. Tim Produksi Film Bajrangi Bhaijaan .............................. 47

E. Profil Pemain Film Bajrangi Bhaijaan .............................. 48

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA ...................................... 57

A. Scene 1 .............................................................................. 57

1. Makna Denotasi ............................................................ 59

2. Makna Konotasi ........................................................... 60

3. Makna Mitos ................................................................. 61

B. Scene 2 .............................................................................. 62

1. Makna Denotasi ............................................................ 64

2. Makna Konotasi ........................................................... 64

3. Makna Mitos ................................................................. 65

C. Scene 3 .............................................................................. 66

1. Makna Denotasi ............................................................ 67

2. Makna Konotasi ........................................................... 67

3. Makna Mitos ................................................................. 68

D. Scene 4 .............................................................................. 69

1. Makna Denotasi ............................................................ 69

2. Makna Konotasi ........................................................... 70

3. Makna Mitos ................................................................. 71

E. Scene 5 .............................................................................. 72

1. Makna Denotasi ............................................................ 73

2. Makna Konotasi ........................................................... 73

3. Makna Mitos ................................................................. 74

F. Scene 6 .............................................................................. 75

1. Makna Denotasi ............................................................ 75

2. Makna Konotasi ........................................................... 75

3. Makna Mitos ................................................................. 76

Page 11: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

G. Scene 7 .............................................................................. 77

1. Makna Denotasi ............................................................ 78

2. Makna Konotasi ........................................................... 78

3. Makna Mitos ................................................................. 79

H. Scene 8 .............................................................................. 80

1. Makna Denotasi ............................................................ 82

2. Makna Konotasi ........................................................... 82

3. Makna Mitos ................................................................. 83

I. Scene 9 .............................................................................. 84

1. Makna Denotasi ............................................................ 85

2. Makna Konotasi ........................................................... 86

3. Makna Mitos ................................................................. 87

BAB V PENUTUP .............................................................................. 88

A. Kesimpulan ....................................................................... 88

B. Saran .................................................................................. 90

DAFTAR PUSTAKA

Page 12: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Film merupakan salah satu media komunikasi massa yang memiliki

kapasitas untuk memuat pesan yang sama secara serempak dan mempunyai

sasaran yang beragam dari agama, etnis, status, umur, dan tempat tinggal

dapat memainkan peranan sebagai saluran penarik untuk pesan-pesan

tertentu dari dan untuk manusia. Dengan melihat film kita dapat

memperoleh informasi dan gambar tentang realitas tertentu.1

Film sebagai media massa merupakan bagian dari respon terhadap

penemuan waktu luang, waktu libur dari kerja, dan sebuah jawaban atas

tuntutan untuk cara menghabiskan waktu luang keluarga yang sifatnya

terjangkau dan (biasanya) terhormat. Film mampu menjangkau populasi

dalam jumlah besar dan cepat, bahkan di wilayah pedesaan.2

Sebagai suatu karya teknologi, film dapat dipandang dalam dua hal

yaitu dari segi fisik dan non fisik. Secara fisik, film banyak dipengaruhi oleh

penemuan dan kemajuan dari perpaduan teknologi saat ini. Hal ini tampak

pada wujud teknologi perekaman maupun penyajiannya. Sedangkan dari

segi non fisik atau sisi cerita, film lebih banyak dipegaruhi oleh faktor

perkembangan budaya.3

1 Asep S Muhtadi dan Sri Handayani, Dakwah Kontemporer: Pola Alternatif Dakwah

Melalui TV (Bandung:Pusdai Press, 2000), h. 95. 2 Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa (Jakarta: Penerbit Salemba Humanika, 2011),

h. 35. 3 Estu Miyarso, Pengembangan Multimedia Interaktif unutk Pembelajaran Sinematografi

(Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2009), h. 1.

Page 13: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

2

Pada pertengah Juli 2015 lalu , perfilman India meluncurkan salah

satu film yang berjudul Bajrangi Bhaijaan. Bergenre drama-komedi, Film

Bajrangi Bhaijaan dibintangi oleh artis Salman Khan, Kareena Kapoor,

Nawazuddin Siddiqui, serta Harshaali Malhotra. Cerita film Bajrangi

Bhaijaan ditulis oleh Vijayendra Prassad dan disutradarai oleh Kabir Khan.

Film dengan durasi dua jam tiga puluh sembilan menit ini

mengisahkan tentang perjuangan Pawan (Salman Khan), pria penganut

Dewa Hanuman asal India yang menyelamatkan seorang gadis kecil

tunawicara asal Pakistan yang tersesat di India, Shahida/ Muni yang

diperankan oleh Harshaali Malhotra. Pawan berniat untuk mengantarkan

Shahida kembali ke keluarganya di Pakistan. Namun perjuangan Pawan

untuk mengantarkan Shahida tidaklah mudah, Pawan harus melewati

banyak rintangan.

Peran karakter si gadis tunawicara yang tersesat adalah sebagai

sebab terjadinya konflik dalam film tersebut. Konflik dalam film ini sudah

dimulai sejak karakter Pawan bertemu dengan Shahida. Konflik pun

berlanjut saat Pawan membantu Shahida kembali ke Pakistan.

Melewati negara yang sedang mengalami konflik dan adanya

perbedaan agama antara Pawan dengan Shahida membuat konflik dalam

film ini semakin rumit. Munculnya karakter Chand Nawab (Nawazuddin

Shiddiqui) yang membantu perjuangan Pawan mengantarkan Shahida

menjadikan tema yang sebenarnya sangat sensitif berubah menjadi

menyenangkan serta mengharukan.

Page 14: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

3

Dengan mengedepankan isu sosial sebagai bahan dalam memperkuat

ceritanya, film Bajrangi Bhaijaan banyak meraih pendapatan luar biasa

hingga disebut sebagai film India terlaris di tahun 2015. Sejak dirilis pada

17 Juli 2015, film yang disutradarai Kabir Khan ini telah menghasilkan

lebih dari Rs 300 crore atau lebih dari Rp 639.000.000.000.00.4 Hal ini

membuktikan bahwa usaha Kabir Khan telah berhasil dalam mengangkat isu

“berat” namun dapat diterima oleh kalangan luas.

Prestasi yang diraih oleh film Bajrangi Bhaijaan pun terus mengalir.

Selain sebagai film terlaris 2015, film ini juga mendapatkan banyak

penghargaan di ajang Sansui Stardust Awards 2015. Penghargaan yang

diraih Bajrangi Bhaijaan diantaranya sebagai Film terbaik, Sutradara

Terbaik, aktor Pembantu terbaik, dan Artis Cilik Terbaik.5 Dari film ini pula

Salman Khan mendapatkan penghargaan Nasional dari pemerintah India.6

Menurut Effendy, film dapat memberikan pengaruh yang sangat

besar sekali pada jiwa manusia (penonton). Dalam suatu proses menonton

sebuah film, terjadi suatu gejala yang disebut oleh ilmu jiwa sosial sebagai

identifikasi psikologi7. Cerita film Bajrangi Bhaijaan yang mengangkat isu

agama dan keadaan politik di negara India dan Pakistan dikemas oleh sang

sutradara menjadi kisah yang ringan namun sarat akan makna. Hal ini

4 Liputan 6.com, “Salman Khan Penonton Adalah Sebuah Penghargaan Bagiku”,

dari http://showbiz.liputan6.com/read/2292087/salman-khan-penonton-adalah-sebuah-

penghargaan-bagiku, artikel ini diakses pada 23 Maret 216. 5 Liputan 6.com, “ Berjaya, Bajrangi Bhaijaan Menang Besar di Stardust Awards”,

dari: http://www.kapanlagi.com/showbiz/bollywood/berjaya-bajrangi-bhaijaan-menang-

besar-di-stardust-awards, artikel ini diakses pada 23 Maret 2106. 6 Liputan 6.com, “Salman Khan Penonton Adalah Sebuah Penghargaan Bagiku”,

dari http://showbiz.liputan6.com/read/2292087/salman-khan-penonton-adalah-sebuah-

penghargaan-bagiku, artikel ini diakses pada 23 Maret 216 7 Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi (Bandung: PT Citra

Aditya Bakti, 2003), h. 207.

Page 15: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

4

ditujukan agar isu yang sebenarnya sangat sensitif dapat diterima oleh

penonton tanpa terkesan untuk menggurui atau pun memihak. Sehingga

pesan yang disampaikan dalam setiap adegan-adegan film diharapkan dapat

membekas dalam jiwa penonton.

Film Bajrangi Bhaijaan tidak hanya menyoroti keadaan hubungan

negara India dan Pakistan, tetapi juga memfokuskan tentang toleransi

agama yang terjadi di kedua negara tersebut. Toleransi yang selalu diajarkan

dalam Islam adalah memberi dan menerima orang-orang dalam berbagai

keyakinan. Hal ini juga seolah menjawab stigma negatif orang-orang yang

anti terhadap agama Islam selama ini.

Tak hanya itu, dalam film ini juga terdapat adegan perihal kasta

yang masih berlaku di India. Sebagai negara dengan mayoritas pemeluk

agama Hindu, India masih memberlakukan struktur sosial berdasarkan

kasta, hal inilah yang menjadi jurang pemisah tak hanya dengan pemeluk

agama lain bahkan dengan sesama pemeluk agama Hindu sendiri. Dari latar

belakang yang telah dipaparkan di atas, penulis tertarik untuk menyusun

skripsi ini dengan judul: Makna Toleransi Agama dalam Film Bajrangi

Bhaijaan.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, peneliti sengaja memberikan batasan untuk

memfokuskan penelitian yaitu hanya pada adegan dan dialog yang

dianggap memiliki makna nilai-nilai toleransi antar agama.

Page 16: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

5

2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

a. Bagaimana makna toleransi antar agama secara denotasi dalam film

Bajrangi Bhaijaan karya Kabir Khan?

b. Bagaimana makna toleransi antar agama secara konotasi dalam film

Bajrangi Bhaijaan karya Kabir Khan?

c. Bagaimana makna toleransi antar agama secara mitos dalam film

Bajrangi Bhaijaan karya Kabir Khan?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui arti denotasi simbol toleransi antar agama yang

terdapat dalam film Bajrangi Bhaijaan karya Kabir Khan.

2. Untuk mengetahui arti konotasi simbol toleransi antar agama yang

terdapat dalam film Bajrangi Bhaijaan karya Kabir Khan.

3. Untuk mengetahui arti mitos simbol toleransi antar agama yang terdapat

dalam film Bajrangi Bhaijaan karya Kabir Khan.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yaitu:

1. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memberikan

gambaran mengenai dunia perfilman kepada mahasiswa jurusan

komunikasi maupun masyarakat umum yang mempunyai minat pada

Page 17: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

6

film. Serta dapat berkontribusi pada pengembangan keilmuan

komunikasi, khususnya bagi penelitian analisis dan kajian semiotika.

2. Manfaat Praktis

Adapun manfaat praktis penelitian ini untuk diharapkan dapat

memberikan deskripsi dalam membaca makna yang terkandung di

dalam adegan-adegan sebuah film melalui metode analisis semiotik.

E. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor, penelitian kualitatif

adalah salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif

berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang yang diamati.8 Menurut

Crasswell, beberapa asumsi dalam pendekatan kualitatif yaitu pertama,

peneliti kualitatif lebih memperhatikan proses daripada hasil. Kedua,

peneliti kualitatif lebih memerhatikan interpretasi.9 Ketiga, peneliti

kualitatif merupakan alat utama dalam mengumpulkan data dan analisis

data serta peneliti kualitatif harus terjun langsung ke lapangan,

melakukan observasi pertisipasi lapangan. Keempat, peneliti kualitatif

mengambarkan bahwa peneliti terlibat dalam proses penelitian,

8 Indiwan Seto Wahyu Wobowo, Semiotika Komunikasi: Aplikasi Praktis Bagi

Penelitian dan Skripsi Komunikasi Edisi 2, (Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media, 2013), h.

34. 9 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi

Komunikasi di Masyarakat, (Jakarta: Kencana, 2008), Cet. III, h. 303.

Page 18: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

7

interpretasi data, dan pencapaian pemahaman melalui kata atau

gambar.10

Penelitian ini berpedoman pada pendekatan kualitatif, dengan

menggunakan analisis semiotik. Penelitian ini bersifat deskriptif karena

data yang diteliti berupa gambar, kata-kata, dan bukan angka-angka

(dialog)11

dalam sebuah film. Kemudian analisis yang digunakan adalah

analisis semiotik. Semiotika merupakan analisis untuk mengkaji

tanda.12

Penelitian ini membahas mengenai arti dari toleransi agama

dalam sebuah film. Oleh sebab itu, peneliti memilih analisis Two Order

of Signification Roland Barthes untuk menganalisis makna toleransi

yang terdapat dalam film Bajrangi Bhaijaan.

2. Objek dan Subjek Penelitian

Objek penelitian yaitu film Bajrangi Bhaijaan karya Kabir Khan

dan subjeknya adalah potongan gambar atau visual serta dialog yang

terdapat dalam film Bajrangi Bhaijaan yang berkaitan dengan rumusan

masalah yang telah dipaparkan.

3. Sumber Data Penelitian

Sumber data merupakan sesuatu hal yang sangat penting untuk

digunakan dalam penelitian guna menjelaskan valid atau tidaknya suatu

penelitian tersebut. Dalam hal ini penulis menggunakan:

10

Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi

Komunikasi di Masyarakat, (Jakarta: Kencana, 2008), Cet. III, h. 303. 11

Indiwan Seto Wahyu Wobowo, Semiotika Komunikasi – Aplikasi Praktis Bagi

Penelitian dan Skripsi Komunikasi Edisi 2, h. 35. 12

Alex Sobur, Semiotika Komunikasi (Bandung: Rosdakarya, 2009), h.15.

Page 19: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

8

a. Data Primer

Data penelitian merupakan data yang diperoleh secara

langsung dari objek peneliti perorangan, kelompok, dan

organisasi.13

Dalam hal ini data primer yaitu rekaman video film

Bajrangi Bhaijaan terutama pada adegan yang mengandung nilai-

nila toleransi antar agama.

b. Data Sekunder

Memperoleh data dalam bentuk yang sudah jadi (tersedia)

melalui publikasi dan informasi yang dikeluarkan di berbagai

organisasi atau perusahaan, termasuk majalah dan jurnal.

4. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data pada penelitian ini terdiri atas dua,

yaitu:

a. Observasi, peneliti melakukan pengamatan secara langsung dan

tidak terikat objek penelitian dan unit analisis mengamati dialog-

dialog dengan teliti, serta adegan-adegan dalam film Bajrangi

Bhaijaan. Kemudian, menganalisis adegan yang telah ditentukan

sesuai dengan teori yang telah digunakan.

b. Studi Kepustakaan (Library Research), peneliti mengumpulkan dan

mempelajari data melalui literatur dan sumber bacaan, seperti buku-

buku yang relevan dengan masalah yang dibahas dan pendukung

penelitian.

13

Rosady Ruslan, Metodologi Penelitian Publik Relation dan Komunikasi

(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), h. 29.

Page 20: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

9

5. Teknik Analisis Data

Setelah data primer dan data sekunder terkumpul, peneliti

melakukan analisis data menggunakan teknik analisis Roland Barthes.

Barthes mengembangkan semiotika dalam beberapa tahap yaitu

denotasi dan konotasi yang di dalamnya terkadung pula makna mitos.

Semiotik Roland Barthes menghasilkan makna secara objektif untuk

memahami makna secara tersirat dalam film Bajrangi Bhaijaan yang

menjadi objek penelitian ini.

6. Teknik Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini, penulis berpedoman pada buku

“Pedoman Penulisan karya Ilmiah: Skripsi, Tesis, dan Disertasi” yang

diterbitkan oleh CeQDA Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

F. Tinjauan Penelitian

Tinjauan pustaka yang menjadi rujukan penulis yaitu:

1) “Representasi Islam dalam Film Pk” karya Nurleli 1111051000104

mahasiswa UIN Jakarta Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

Dalam skripsi ini peneliti sebelumnya menganalisis representasi Islam

dalam Film Pk. Persamaannya dengan skripsi ini yaitu sama-sama

meneliti film bollywood sebagai objek penelitian. Perbedaanya yaitu

pada subjek yang diteliti, peneliti sebelumnya fokus pada representasi

Islam yang terdapat pada film Pk, sedangkan peneliti meneliti tentang

toleransi agama dalam film Bajrangi Bhaijaan.

Page 21: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

10

2) “Analisis Semiotik Film Negeri 5 Menara” karya Amin Rois,

108051000036 mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Persamaan dalam penelitian ini yaitu sama-sama menggunakan analisis

semiotik Roland Barthes. Sedangkan perbedaannya pada subjek

penelitiannya, subjek penelitian sebelumnya memfokuskan pada makna

ukhuwah islamiyah.

3) “Analisis Semiotika Film A Mighty Heart” Oleh Rizky Akmalsyah,

106051101939, mahasiswa konsentrasi Jurnalistik jurusan Komunikasi

dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,

UIN Jakarta. Perbedaan dengan penelitian ini yaitu peneliti sebelumnya

meneliti adegan-adegan yang mewakili jurnalis, intelijen bekerjan, dan

budaya orang-orang di pakistan. Persamaannya pada konsep teori

semiotika yang digunakan, yaitu teori semiotika Roland Barthes.

G. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembaca dalam melihat gambaran dan uraian

mengenai pembahasan-pembahasan tertentu di dalam penelitian ini, maka

dari itu, peneliti menyusun sistematika penulisan ini ke dalam lima bab.

Dalam bab-bab tersebut mengandung beberapa sub bab yang akan

dipaparkan secara terperinci, adapun sistematika penulisan dapat dilihat

sebagai berikut:

Page 22: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

11

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, batassan dan

rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi

penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Bab ini menguraikan teori yang dipakai dalam penelitian ini

yang terdiri dari konsep semiotik, konsep semiotik menurut Roland

Barthes, pengertian film, dan sejarah film di Indonesia.

BAB III GAMBARAN UMUM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

Bab ini membahas orang-orang dibalik layar film Bahrangi

Bhaijaan terdiri dari sekilas tentang film, sinopsis film, profil

sutradara serta karya-karyanya, dan para pemain film Bajrangi

Bhaijaan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini fokus pada data temuan dalam film Bajrangi Bhaijaan

dan hasil penelitian.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menguraikan secara singkat kesimpulan dari penelitian

ini dan saran atas permasalahan yang telah diteliti. Selain itu, dalam

bab ini juga dilengkapi daftar pustaka dan lampiran-lampiran.

Page 23: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

12

BAB II

KERANGKA TEORITIS DAN KERANGKA KONSEP

A. Tinjauan Tentang Semiotik

1. Pengertian Semiotik

Istilah semeiotics diperkenalkan oleh Hipocrates (460-377SM),

semiotika berasal dari kata Yunani semeion yang berarti “penunjuk”

(mark) atau “tanda” (sign).1 Tanda itu sendiri didefinisikan sebagai

suatu yang atas dasar konvensi sosial yang terbangun sebelumnya dapat

dianggap mewakili sesuatu yang lain. Tanda pada awalnya dimaknai

sebagai suatu hal yang menunjuk pada adanya hal lain.2

Secara terminologis, semiotika dapat diidentifikasikan sebagai

ilmu yang mempelajari sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa,

seluruh kebudayaan sebagai tanda.3 Semiotika juga dapat dipahami

sebagai ilmu tentang tanda-tanda, semiotika mempelajari sistem,

aturan-aturan, dan konvensi-konvensi yang memungkinkan tanda

tersebut mempunyai arti.4

Semiotik menjadi salah satu kajian yang bahkan menjadi tradisi

dalam teori komunikasi. Tradisi semiotik terdiri atas sekumpulan teori

1 Marcel Danesi, Pesan, Tanda, dan Makna: Buku Teks Dasar Mengenai Semiotika dan

teori Komunikasi (Yogyakarta: Jalasutra, 2004), h. 6. 2 Alex Sobur, Analisis Teks Media- Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis

Semiotik, dan Analisis Framing (Bandung: Rosdakarya, 2009), h. 95. 3 Alex Sobur, Analisis Teks Media- Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis

Semiotik, dan Analisis Framing, h. 95. 4 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi (Jakarta: Kencana, 2007), h.

262.

Page 24: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

13

tentang bagaimana tanda-tanda merepresentasikan benda, ide, keadaan,

situasi, perasaan dan kondisi di luar tanda-tanda itu sendiri.5

Van Zoest dalam Sobur mengartikan semiotika sebagai “ ilmu

tanda (sign) dan segala yang berhubungan dengannya: cara

berfungsinya, hubungannya yang mempergunakannya”6 Preminger

mengemukakan bahwa semiotika adalah ilmu tentang tanda-tanda. Ilmu

ini menganggap bahwa fenomena sosial/masyarakat dan kebudayaan itu

merupakan tanda-tanda. Semiotika itu mempelajari sistem-sistem,

aturan-aturan, konvensi-konvensi yang memungkinkan tanda-tanda

tersebut mempunyai arti.7

Menurut Lechte, semiotika adalah teori tentang tanda dan

penandaan. Lebih jelasnya, semiotika adalah suatu disiplin yang

menyelidiki semua bentuk komunikasi yang terjadi dengan sarana signs

„tanda-tanda‟ dan berdasarkan pada sign system (code) „sistem tanda‟.8

Sedangkan menurut Morissan, semiotika adalah studi mengenai

tanda (signs) dan simbol yang merupakan tradisi penting dalam

pemikiran tradisi komunikasi. Tradisi semiotik mencakup teori

terutama mengenal bagaimana tanda mewakili objek, ide, situasi,

keadaan, perasaan dan sebagainya yang berada di luar diri. Studi

mengenai tanda tidak saja memberikan jalan atau cara dalam

mempelajari komunikasi tetapi juga memiliki efek besar pada hampir

5 Stephen W Littlejohn, Teori Komunikasi Theories of Human Communication Edisi

9 (Jakarta: Salemba Humanika, 2009), hal. 53. 6Alex Sobur, Analisis Teks Media- Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis

Semiotik, dan Analisis Framing, h. 95. 7 Alex Sobur, Analisis Teks Media- Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis

Semiotik, dan Analisis Framing, h. 96. 8 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, h. 16.

Page 25: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

14

setiap aspek (perspektif) yang digunakan dalam teori komunikasi.9

Beberapa tokoh yang menjadi pencetus kajian teori semiotik antara lain:

a. Charles Saunders Pierce

Charles Saunders Pierce merupakan ahli filsafat pada abad

kesembilan belas, yang dianggap sebagai pendiri semiotika

modern. Ia mendefinisikan semiotika sebagai suatu hubungan

antara tanda (simbol), objek, dan makna. Tanda mewakili objek

(refenant) yang ada di dalam pikiran orang yang

menginterpreasikannya (interpreter). Pierce menyatakan bahwa

representasi dari suatu objek disebut interpretant.10

b. Ferdinand de Saussure

Ferdinand de Saussure seorang ahli linguistik Swiss yang

terkenal dengan konsep semiotik signifier (penanda) dan signified

(petanda). Dalam konteks semiotik Saussure, penanda merupakan

bunyi yang bermakna atau coretan yang bermakna (aspek material),

yaitu apa yang ditulis, dikatakan, atau dibaca. Petanda merupakan

gambaran mental yaitu pikiran atau konsep (aspek mental) dari

bahasa.11

c. Roland Barthes

Konsep pemikiran Barthes terhadap semiotik terkenal

dengan konsep mythologies atau mitos. Sebagai penerus dari

9 Morissan, Teori Komunikasi: Individu hingga massa (Jakarta: Kencana

Premedia Group, 2014), h.33.

10

Morissan, Teori Komunikasi: Individu hingga massa (Jakarta: Kencana

Premedia Group, 2014), h.33.

11

Naomi Srie Kusumastutie & Faturochman, Semiotika untuk Analisis Gender

pada Iklan Televisi, Buletin Psikologi, Tahun XII, No. 2, 2004. h. 106.

Page 26: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

15

pemikiran Saussure, Roland Barthes menekankan interaksi antara

teks dengan pengalaman personal dan kultural penggunanya,

interaksi antara konvensi dalam teks dengan konvensi yang dialami

dan diharapkan oleh penggunanya.12

Konsep pemikiran Barthes

dikenal dengan Dua Tatanan Pertandaan (Two Order

of Signification).

2. Semiotika Roland Barthes

Roland Barthes (1915 – 1980) merupakan ahli semiotika yang

mengembangkan kajian yang sebelumnya punya warna kental

strukturalisme kepada semiotika teks.13

Konsep teori semiotika Roland

Barthes merupakan hasil pengembangan dari semiologi Saussure yang

berhenti pada penandaan dalam tataran denotatif.

Dalam konsep Barthes yang menyempurnakan semiologi

Saussure yaitu tanda konotatif tidak sekedar memiliki makna tambahan

namun juga mengandung kedua bagian tanda denotatif yang melandasi

keberadaannya.14

Roland Barthes membuat sebuah model sistematis

dalam menganalisis makna dari tanda-tanda. Fokus perhatian Roland

Barthes lebih tertuju kepada gagasan tetang signifikasi dua tahap (two

order of signication).15

Roland Barthes mengembangkan dua tingkatan pertandaan yang

memungkinkan untuk dihasilkannya makna yang juga bertingkat-

12

Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, h. 268. 13

Yasraf Amir Piliang, Hipersemiotika: Tafsir Cultural Studies Atas Matinya Makna

(Yogyakarta: Jalasutra, 2003), h. 256. 14

Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, h. 69. 15

Alex Sobur, Analisis Teks Media- Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis

Semiotik, dan Analisis Framing, h. 127.

Page 27: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

16

tingkat, yaitu tingkat denotasi dan konotasi.16

Denotasi yaitu tingkat

pertandaan yang menjelaskan hubungan antara penanda dan petanda,

atau antara tanda dan rujukannya pada realitas yang menghasilkan

makna yang eksplisit, langsung dan pasti. Makna denotasi dalam hal ini

adalah makna pada apa yang tampak.17

Konotasi adalah tingkat pertandaan yang menjelaskan hubungan

antara penanda dan petanda, yang di dalamnya beroperasi makna yang

tidak eksplisit, tidak langsung, dan tidak dalam arti terbuka dalam

berbagai kemungkinan. Konotasi menciptakan makna-makna lapis dua

yang terbentuk ketika penanda dikaitkan dengan berbagai aspek

psikologis, seperti perasaan, emosi, atau keyakinan.18

Secara umum konotasi bertujuan untuk membongkar makna

yang terselubung. Konotasi berkaitan dengan pengalaman pribadi

penuturnya. Tingkatan tanda dan makna Roland Barthes ini dapat

digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1.1 : Skema analisis Roland Barthes19

16

Yasraf Amir Piliang, Hipersemiotika: Tafsir Cultural Studies Atas Matinya Makna,

h. 261. 17

Yasraf Amir Piliang, Hipersemiotika: Tafsir Cultural Studies Atas Matinya Makna,

h. 261. 18

Yasraf Amir Piliang, Hipersemiotika: Tafsir Cultural Studies Atas Matinya Makna,

h. 261 19

Arif Budi Prasetya, Penonjolan Tokoh Antagonis dalam Film The Dark Night,

Jurnal Ilmu Komunikasi I Makna Vol. 2 No. 2, Agustus 2011- Januari 2012, h. 75.

Page 28: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

17

Signifikasi tahap pertama merupakan hubungan antara signifier

dan signified di dalam sebuah tanda terhadap realitas eksternal. Barthes

menyebutnya sebagai denotasi, yaitu makna yang paling nyata dari

tanda. Konotasi adalah istilah yang digunakan Barthes untuk

menunjukkan signifikasi tahap dua. Hal ini menggambarkan interaksi

yang terjadi ketika tanda bertemu dengan perasaan atau emosi dari

pembaca serta nilai-nilai dari kebudayaannya. Konotasi mempunyai

makna yang subjektif atau paling tidak intersubjektif. Dengan kata lain

denotasi adalah apa yang digambarkan terhadap sebuah objek;

sedangkan konotasi adalah bagaimana menggambarkannya.20

Pada signifikasi tahap dua yang berhubungan dengan isi, tanda

bekerja melalui mitos. Mitos adalah bagaimana kebudayaan

menjelaskan atau memahami beberapa aspek tentang realitas atau gejala

alam. Mitos merupakan produk kelas sosial yang sudah mempunyai

suatu dominasi.21

Mitos dalam pemahaman Roland Barthes, yaitu

pengkodean makna dan nilai-nilai sosial sebagai sesuatu yang dianggap

alamiah.22

20

Alex Sobur, Analisis Teks Media- Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis

Semiotik, dan Analisis Framing, h. 69. 21

Alex Sobur, Analisis Teks Media- Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis

Semiotik, dan Analisis Framing, h. 128 22

Yasraf Amir Piliang, Hipersemiotika: Tafsir Cultural Studies Atas Matinya Makna,

h. 261.

Page 29: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

18

B. Toleransi Agama

1. Pengertian Toleransi

Istilah toleransi berasal dari bahasa Latin, yaitu tolerare, yang

berarti membiarkan mereka yang berpikiran lain atau berpandangan lain

tanpa dihalang-halangi.23

Secara etimologis, istilah toleransi juga

dikenal baik di Eropa, terutama pada Revolusi Perancis. Hal itu sangat

terkait dengan slogan kebebasan, persamaan, dan persaudaraan yang

menjadi inti revolusi di Perancis.24

Menurut Webster‟s New American Dictionary arti Tolerance

adalah liberty toward the opinions of others, patience with others. yang

kalau diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia artinya adalah

memberi kebebasan (membiarkan) pendapat orang lain, dan berlaku

sabar menghadapi orang lain.25

Pengertian toleransi secara luas yaitu

suatu sikap atau perilaku manusia yang tidak menyimpang dari aturan,

dimana seseorang menghargai atau menghormati setiap tindakan yang

orang lain lakukan.26

Sikap toleransi berarti membolehkan atau membiarkan

ketidaksepakatan dan tidak menolak pendapat, sikap, ataupu gaya hidup

yang berbeda dengan pendapat, sikap dan gaya hidup kita sendiri. Sikap

toleran dalam implementasinya tidak hanya dilakukan terhadap hal

23

Andreas A. Yewangoe, Merayakan Kebebasan Beragama: Regulasi Toleransi dan

Plurarisme Agama di Indonesia (Jakarta:ICRP, 2009), h. 80. 24

Zuhairi Misrawi, Al-Quran Kitab Toleransi (Jakarta: Pustaka Oasis, 2007), 161. 25

Mohammad Daud Ali, Islam untuk Disiplin Ilmu Hukum, Sosial dan Politik

(Jakarta: Wirabuana, 1986), h. 81. 26

Julianti, Internalisasi Nilai Toleransi Melalui Model Telling Story pada

Pembelajaran PKN untuk Mengatasi Masalah Tawuran, Jurnal Penelitian Pendidikan, Vol. 14

No. 1, April 2013, h. 3.

Page 30: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

19

spiritual dan moral yang berbeda saja, tetapi juga bisa dalam hal

ideologi dan politik.27

Dengan demikian, toleransi dapat diartikan suatu sikap untuk

membatasi kebencian, kekerasan, dan sikap fanatisme berlebihan.

Toleransi juga ditujukan agar dapat menumbuhkan rasa saling

menghormati, saling mengerti, dan saling menerima perbedaan yang

ada.

2. Unsur-unsur Toleransi Agama

Toleransi dalam kehidupan umat beragama bukanlah toleransi

dalam masalah-masalah keagamaan, melainkan perwujudan sikap

keberagaman antara pemeluk agama satu dengan agama yang lain.

Sikap keberagaman di sini adalah sikap saling menghormati dalam

masalah kemasyarakatan atau kemaslahatan umum. Menurut Masykuri

Abdullah, paling tidak ada empat unsur toleransi. Adapun unsur-unsur

tersebut adalah:

1) Memberikan kebebasan atau kemerdekaan

Setiap manusia diberikan kebebasan untuk berbuat,

bergerak maupun berkehendak menurut dirinya sendiri dan

juga di dalam memilih suatu agama atau kepercayaan.

Kebebasan tersebut diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa

sejak manusia lahir hingga ia meninggal tanpa bisa diganti

27

Ngainun Naim, Membangun Toleransi dalam Masyarakat Majemuk Telaah

Pemikiran Nurcholis Madjid, Harmoni, Jurnal Multikultural dan Makna Vol. 12 I No. 2 Mei-

Agustus 2013, h. 32.

Page 31: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

20

ataupun direbut oleh orang lain.28

Dengan memberikan

kebebasan maka secara tidak langsung juga mengakui adanya

keberagaman.

2) Mengakui Hak Setiap Orang

Suatu sikap mental yang mengakui hak setiap orang di

dalam menentukan perilaku dan nasibnya masing-masing.

Tentu saja sikap atau perilaku yang dijalankan itu tidak

melanggar hak orang lain, karena kalau demikian, kehidupan di

dalam masyarakat akan kacau.29

3) Menghormati Keyakinan Orang Lain

Salah satu sikap yang dapat membawa pada tolerensi

adalah menghormati dan membiarkan setiap pemeluk agama

untuk melaksanakan ibadah mereka menurut ajaran dan

ketentuan agama masing-masing yang diyakini tanpa ada yang

mengganggu atau memaksakan baik dari orang lain maupun

dar keluarganya sekalipun.30

Toleransi agama dipahami sebagai

bentuk pengakuan kita terhadap adanya agama-agama selain

agama yang kita yakini. Pengakuan yang dimaksud yaitu

segala bentuk sistem dan tata cara peribadatannya dan

28

Masykuri Abdullah, Plurarisme Agama dan Kerukunan dalam Keragaman (Jakarta:

Penerbit Buku Kompas, 2001), 13. 29

Masykuri Abdullah, Plurarisme Agama dan Kerukunan dalam Keragaman (Jakarta:

Penerbit Buku Kompas, 2001), 13. 30

Masykuri Abdullah, Plurarisme Agama dan Kerukunan dalam Keragaman (Jakarta:

Penerbit Buku Kompas, 2001), 13.

Page 32: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

21

memberikan kebebasan untuk menjalankan keyakinan agama

masing-masing.31

4) Saling mengerti

Sikap penuh pengertian kepada orang lain diperlukan agar

masyarakat tidak menjadi monolitik. Apalagi pluralitas

masyarakat sudah menjadi dekrit Allah dan design-Nya untuk

umat manusia. Jadi tidak ada masyarakat yang tunggal,

monolitik, sama, dan sebangun dalam segala segi. Dalam sikap

saling mengerti juga didukung dengan adanya sikap

keterbukaan yaitu kerendahan hati untuk tidak merasa selalu

benar, kemudian kesediaan mendengar pendapat orang lain

untuk diambil dan diikuti mana yang terbaik.32

Hakikat dari toleransi agama adalah adanya pengakuan kebebasan

setiap warga untuk memeluk agama yang menjadi keyakinannya dan

kebebasan menjalankan ibadahnya. Toleransi beragama meminta

kejujuran, kebesaran jiwa, kebijaksaaan dan tanggung jawab, sehingga

menumbuhkan perasaan solidaitas dan mengeliminir egoistis

golongan.33

3. Toleransi Beragama dalam Pandangan Islam

Dalam Islam menegaskan bahwa tidak boleh ada pemaksaan

dalam memeluk agama, sebagaimana juga tidak boleh ada larangan bagi

31

Muhammad Yasir, Makna Toleransi Dalam Al-Qur‟an, Jurnal Ushuluddin Vol.

XXII No. 2, Juli 2014, h. 172. 32

Ngainun Naim, Membangun Toleransi dalam Masyarakat Majemuk Telaah

Pemikiran Nurcholis Madjid, Harmoni, Jurnal Multikultural dan Makna Vol. 12 I No. 2 Mei-

Agustus 2013, h. 37. 33

Said Agil Husain Al Munawar, Fikih Hubungan Antar Agama (Jakarta: PT. Ciputat

Press, 2005), h. 17.

Page 33: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

22

seseorang dalam menjalankan ajaran agamanya. Karena salah satu

tujuan Islam adalah memberikan ketenangan jiwa bagi mereka yang

menganut ajarannya dengan jaminan kebebasan masing-masing dan

melakukan ibadahnya dengan aman dan tenang.34

Semua orang harus

bebas dan aman dalam menjalankan agamanya masing-masing.

Sebagai seorang muslim hendaknya meyakini bahwa perbedaan

manusia dalam beragama merupakan kehendak Allah SWT. Allah

menciptakan manusia memang untuk berbeda-beda. Karena itu, Allah

memberikan akal pikiran untuk memilih jalan masing-masing, seperti

dalam firman-Nya surat Huud ayat 118-119.

1) Surat Huud ayat 118-119

Artinya: “Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan

manusia umat yang satu, tetapi mereka Senantiasa berselisih

pendapat. Kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh

Tuhanmu. dan untuk Itulah Allah menciptakan mereka. kalimat

Tuhanmu (keputusan-Nya) telah ditetapkan: Sesungguhnya aku

akan memenuhi neraka Jahannam dengan jin dan manusia (yang

durhaka) semuanya.” (Q.S. Huud ayat 118-119).35

34

Nurcholis Madjid, dkk, Fiqih Lintas Agama (Jakarta: Paramadina, 2004), h. 112. 35

Al-„Alim Al-Qur‟an dan Terjemahannya Edisi Ilmu Pengetahuan Cetakan ke-10

(Bandung: Mizan Media Utama, 2011), h. 236.

Page 34: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

23

2) Surat Yunus Ayat 99-100

Artinya: “Dan Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman

semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka Apakah kamu

(hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang

yang beriman semuanya? Dan tidak ada seorangpun akan

beriman kecuali dengan izin Allah; dan Allah menimpakan

kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan

akalnya.” (Q.S. Yunus ayat 99-100).36

Allah mengutus para Rasul untuk menyampaikan agama-Nya

yang menerangkan kepada manusia mana yang baik dilakukan dan

mana yang terlarang dilakuakan. Manusia dengan akal, pikiran, dan

perasaan yang dianugerahkan Allah kepadanya dapat menilai apa yang

disampaikan para Rasul. Tidak ada paksaan bagi manusia dalam

menentukan pilihannya, baik atau buruk. Dan manusia dihukum

berdasarkan pilihannya itu.

Toleransi agama harus dimaknai sebagai sikap untuk hidup

berdampingan dengan agama lain dan memberikan kebebasan untuk

setiap pemeluk agama agar dapat menjalankan prinsip-prinsip

keagamaan masing-masing. Dalam ajaran Islam, toleransi tidak hanya

diterapkan pada segi keagaaman saja, tetapi juga dalam segi bahasa,

budaya, suku, ras, dan bangsa. Seperti dijelaskan di dalam firman Allah:

36

Al-„Alim Al-Qur‟an dan Terjemahannya Edisi Ilmu Pengetahuan Cetakan ke-10

(Bandung: Mizan Media Utama, 2011), h. 221.

Page 35: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

24

3) Surat Al-Hujuraat ayat 13:

Artinya: “Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu

dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan

kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling

kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara

kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.

Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.”

(Q.S Al-Hujuraat ayat 13).37

Semua manusia sama dari segi kemanusiaannya; jenis kelamin,

suku ras, dan keturunan buakn faktor pembeda kemanusiaan. Tujuan

perbedaan adalah untuk saling mengenal dalam rangka bantu membantu

dan saling melengkapi. Karena itu, semakin kuat pengenalan satu pihak

kepada selainnya, semakin terbuka peluang untuk saling memberi

manfaat.38

Kebiasaan orang memandang kemuliaan itu selalu ada

sangkut-pautnya dengan kebangsaan dan kekayaan. Padahal kemulyaan

manusia tidak diukur berdasarkan keturunan atau kekayaannya,

melainkan diukur berdasarkan ketaqwaan kepada Allah.

4) Surat Al-Mumtahanah ayat 8-9

37

Al-„Alim Al-Qur‟an dan Terjemahannya Edisi Ilmu Pengetahuan Cetakan ke-10

(Bandung: Mizan Media Utama, 2011), h. 516. 38

Quraish Shihab, Al-Lubab (Tangerang: Lentera Hati, 2012), h. 14.

Page 36: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

25

Artinya: “Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan

Berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu

karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu.

Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang Berlaku adil.

Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai

kawanmu orang-orang yang memerangimu karena agama dan

mengusir kamu dari negerimu, dan membantu (orang lain) untuk

mengusirmu. dan Barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan,

Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim.” (Q.S. Al-

Mumtahanah ayat 8-9).39

Ayat-ayat di atas menggariskan prinsip dasar hubungan interaksi

antara kaum muslimin dan non muslim. Dalam ayat tersebut

mengizinkan menjalin hubungan dengan non muslim selama tidak

membawa dampak negatif pada orang Islam. Allah tidak melarang

kamu berbuat baik dalam bentuk apapun kepada mereka (orang kafir)

dan tidak pula melarang kamu berlaku adil kepada mereka.40

Islam

sebagai agama yang damai dan penuh cinta, Islam bertujuan untuk

melindungi seluruh alam dengan kedamaian. Kedamaian dalam Islam

menunjukkan bahwa semua manusia dihimpun dari Panji Ilahi dalam

kedudukan sebagai saudara-saudara yang saling kenal mengenal dan

cinta mencintai.

Islam tidak datang hanya bertujuan mempertahankan

eksistensinya sebagai agama, tetap juga mengakui eksistensi agama-

agama lain, dan memberinya hak untuk hidup berdampingan sambil

menghormati pemeluk-pemeluk agama lain.41

Dengan kata lain agama

39

Al-„Alim Al-Qur‟an dan Terjemahannya Edisi Ilmu Pengetahuan Cetakan ke-10

(Bandung: Mizan Media Utama, 2011), h. 551. 40

Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Cetakan VIII (Tangerang: Lentera Hati, 2007),

h.170. 41

M. Quraish Shihab, Wawasan Alquran (Bandung: Mizan, 2005), h. 379.

Page 37: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

26

Islam telah memberikan toleransi antar pemeluk agama yang ada di

dunia ini.

4. Toleransi Beragama dalam Pandangan Hindu

Manusia ditakdirkan sebagai makhluk sosial yang membutuhkan

hubungan dan interaksi sosial dengan sesama manusia. Sebagai

makhluk sosial, manusia memerlukan kerja sama dengan orang lain

dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, baik kebutuhan material,

kebutuhan spiritual, maupun kebutuhan akan rasa aman.

Dalam berbagai pustaka suci Hindu juga banyak terdapat sloka-

sloka yang mencerminkan toleransi dan sikap yang adil. Umat Hindu

menghormati kebenaran dari mana pun datangnya dan menganggap

bahwa hakikat semua agama bertujuan sama, yaitu menuju Tuhan,

namun dengan berbagai sudut pandang dan cara pelaksanaan yang

berbeda. Hal itu diuraikan sebagai berikut:

Samo „ham sarvabhutesa, na medewsyo „sti na priyah, ye bhajanti tu

mam bhaktya, mayite besu ca‟pyaham, (Bhagavadgita IX.29).

Artinya: “Aku tidak pernah iri dan selalu bersikap adil terhadap semua

mahluk, bagi-Ku tidak ada yang paling Aku benci dan tidak ada yang

paling Aku kasihi, tetapi yang berbakti kepadaku, Dia berada pada-Ku

dan Aku bersamanya.”42

samo „ha sarva-bhūteu na me dveyo „sti na priyah

ye bhajanti tu mā bhaktyā mayi te teu cāpy aham | (Bhagawadgita,

IX:29)

Artinya:”Aku tidak pernah iri dan selalu bersikap adil terhadap semua

makhluk.Bagi-Ku tidak ada yang paling Ku-benci dan tidak ada yang

42

“Kerukunan dan Toleransi Agama Hindu”, artikel diakses pada tanggal 1 Juni 2016

dari: http://dharmagupta.blogspot.co.id/2012/12/kerukunan-dan-toleransi-umat-

beragama.html

Page 38: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

27

paling Aku kasihi. Tetapi yang berbakti kepada-Ku, dia berada pada-

Ku dan Aku bersamanya pula”.43

Ye yathā mām prapadyante tāms tathaiva bhajāmy aham,

mama vartmānuvartante manusyāh pārtha sarvaśah | (Bhagawadgita,

4:11)

Artinya: “Jalan mana pun yang ditempuh seseorang kepada-Ku,

Aku memberinya anugerah setimpal. Semua orang mencari-Ku

dengan berbagai jalan, wahai putera Partha (Arjuna).”44

Dari beberapa kutipan tersebu dapat ditarik kesimpulan bahwa

semua manusia diperintahkan untuk hidup rukun dan hidup saling

hormat mengormati, karena didalam diri manusia terdapat dzat hidup

yang merupakan percikan Tuhan yaitu Atma. Atman Brahman Aikiam

yang artinya setiap orang mempunyai inti dari percikan suci yang sama

yaitu Brahman (Tuhan Yang Maha Esa).45

Sehingga setiap orang harus

memperlakukan orang lain tidak perduli suku, ras, kebangsaan,

kepercayaan, agamanya sama seperti ia memperlakukan dirinya sendiri.

Karena semua mahluk hidup berasal dari Dzat yang sama, maka semua

mahluk adalah satu keluarga.

C. Tinjauan Tentang Film

1. Pengertian Film

Menurut KBBI, film adalah lakon (cerita) gambar hidup;

gambar hidup dengan suara; gambar hidup tidak bersuara; gambar

43

“Toleransi dalam Agama Hindu” Artikel diakses pada tanggal 7 Juni 2016 dari:

https://paduarsana.com/2012/05/23/toleransi-dalam-agama-hindu/ 44 “Toleransi dalam Agama Hindu” Artikel diakses pada tanggal 7 Juni 2016 dari:

https://paduarsana.com/2012/05/23/toleransi-dalam-agama-hindu/ 45

Artikel diakses pada tanggal 1 Juni 2016 dari:

http://dharmagupta.blogspot.co.id/2012/12/kerukunan-dan-toleransi-umat-

beragama.html

Page 39: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

28

hidup yang diberi berwarna.46

Effendy mendefinisikan film sebagai

gambar yang bergerak secara mekanik yaitu berbentuk gambar-gambar

yang terbuat dari seluloid yang transparan dalam jumlah yang banyak

apabila digerakkan melalui cahaya yang kuat, maka gambar tersebut

akan tampak seperti gambar hidup.47

Film ditemukan dari hasil

pengembangan pinsip-prinsip fotografi dan proyektor. Kemudian dari

proses tersebut muncullah sebuah gambar gerak yang membentuk cerita

dan menarik untuk ditonton.48

Sedangkan menurut UU 8/1992, film adalah karya cipta seni

dan budaya yang merupakan media komunikasi massa pandang-dengar

yang dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan direkam pada pita

seluloid, pita video, piringan video, dan/atau bahan hasil penemuan

teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis, dan ukuran melalui proses

kimiawi, proses elektronik, atau proses lainnya, dengan atau tanpa

suara, yang dapat dipertunjukkan dan/atau ditayangkan dengan sistem

proyeksi mekanik, elektronik, dan/atau lainnya;49

Menurut McQuail (1993: 13) film berperan sebagai sarana baru

yang digunakan untuk menyebarkan hiburan yang sudah menjadi

kebiasaan terdahulu, serta menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama,

lawak dan sajian teknis lainnya kepada masyarakat umum.

46

W.J.S. Poerwadarminta, KBBI (Jakarta: Balai Pustaka, 2003), h. 330. 47

Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: PT. Citra

Aditya Bakti, 2003), h. 178. 48

Arif Budi Prasetyo, Penonjolan Tokoh Antagonis dalam Film The Dark Knight

(Studi Semiotik Tokoh Joker dalam Film the Dark Knight), h. 73. 49

Heru Effendy, Mari Membuat Film (Yogyakarta: Panduan, 2006), h. 22.

Page 40: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

29

2. Film sebagai Media Komunikasi Massa

Komunikasi massa adalah proses penciptaan makna bersama

antara media massa dan khalayaknya.50

Ciri utama media massa adalah

bahwa media massa dirancang untuk menjangkau banyak orang.51

Komunikasi massa menyiarkan informasi, gagasan dan sikap kepada

komunikan yang beragam dalam jumlah yang banyak dengan

menggunakan media.52

Media yang dimaksud diantaranya adalah surat

kabar, televisi, film, iklan, dan radio. Media yang telah disebutkan di

atas mempunyai kesamaan yaitu sama-sama dapat menjangkau

khalayak yang luas dengan waktu yang hampir bersamaan.

Sifat film yang audiovisual gerak mampu memiliki daya

resistensi lebih kuat dibandingkan bentuk-bentuk informasi lainnya.

Dengan format tayangan dan bentuk saluran penyajiannya, film mampu

membangun opini publik pola pikir masyarakat juga dapat diubah atau

bahkan sengaja diciptakan melalui media ini.53

Film bermula pada akhir abad ke-19 sebagai teknologi baru,

tetapi konten dan fungsi yang ditawarkan masih sangat jarang. Film

kemudian berubah menjadi alat presentasi dan distribusi dari tradisi

hiburan yang lebih tua, menawarkan cerita, panggung, musik, drama,

humor, dan trik teknis bagi konsumsi populer.54

Film mampu

menjangkau populasi dalam jumlah besar dengan cepat, bahkan di

50

Stanley J. Baran, Pengantar Komunikasi Massa (Jakarta: Erlangga, 2008), h. 7. 51

Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa Edisi 6 Buku 1, (Jakarta: Salemba

Humanika, 2011), h. 61. 52

Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, h. 80. 53

Estu Miyarso, Pengembangan Multimedia Interaktif untuk Pembelajaran

Sinematografi, Thesis (Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2009), h. 2. 54

Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa Edisi 6 Buku 1, h. 35.

Page 41: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

30

wilayah pedesaan. Sebagai media massa film berperan sebagai sarana

komunikasi yang digunakan untuk penyebaran hiburan, menyajikan

cerita, peristiwa, musik, drama, dan sajian teknis lainnya.

Terdapat tiga elemen penting dalam sejarah film. Pertama,

penggunaan film untuk propaganda sangatlah signifikan, terutama jika

ditujukan untuk nasional atau kebangsaan, berdasarkan jangkauannya

yang luas, sifatnya yang riil, dampak emosional, dan popularitas. Dua

elemen lainnya adalah sejarah film yaitu munculnya sekolah film dan

munculnnya gerakan film dokumenter. 55

3. Sejarah Perkembangan Film

Film yang dibuat oleh Thomas Edison dan Lumiere bersaudara

masih berupa gambar yang diambil dalam frame (bingkai) yang statis

(kamera tidak bergerak sama sekali) dan tidak ada penyuntingan. Pada

awal kemunculan film, hal itu sudah lebih dari cukup untuk penonton

pada saat itu. Namun seiring berjalannya waktu, penonton

menginginkan hal lebih untuk uang yang telah mereka keluarkan.

Seorang pembuat film Goerge Melies, mulai membuat cerita

gambar bergerak, yaitu suatu film yang bercerita. Melies sering kali

disebut “artis pertama dalam dunia cinema” karena ia telah membawa

cerita narasi pada medium dalam bentuk kisah imajinatif seperti “A

Trip to the Moon” (1902). Film “A Trip to the Moon” sampai ke

Amerika pada tahun 1903, dan para pembuat film di Amerika tidak

55

Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa Edisi 6 Buku 1, h. 35.

Page 42: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

31

hanya meminjam ide untuk menggunakan film dalam menyampaikan

cerita, tetapi juga mengembangkannya.

Edwin S. Porter, seorang juru kamera Edison Company, melihat

bahwa film dapat menjadi alat penyampai cerita yang jauh lebih baik

dengan penggunaan dan penempatan kamera secara artistik yang

disertai dengan penyuntingan. Film berdurasi 12 menit karyanya, yang

berjudul “The great Train Robbery” (1903), adalah film pertama yang

menggunakan penyuntingan, gabungan potongan-potongan antara

adegan, dan sebuah kamera bergerak untuk menceritakan sebuah kisah

yang relatif kompleks.56

Film “The Great Train Robbery” dianggap sebagai film cerita

pertama karena teknik pembuatannya yang benar-benar mengagumkan

pada waktu itu.57

Teknik pembuatan film yang digunakan oleh Porter

adalah montase yaitu penggabungan dua gambar yang terpisah, tetapi

berkaitan dengan suatu cara yang memunculkan makna baru yang telah

dipadukan.58

Pada tahun 1913, D.W Griffith seorang penulis, aktor dan juru

kamera yang juga terkenal sebagai sutradara yang brilian, membuat

film berjudul “Birth of a Nation” dan pada tahun 1916, film

“Intolerance”, yang kedua-duanya berlangsung masing-masing

berdurasi selama kurang lebih tiga jam.59

56

Stanley J. Baran, Pengantar Komunikasi Massa, h. 215. 57

Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, h. 202. 58

Stanley J. Baran, Pengantar Komunikasi Massa, h 216. 59

Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, h. 202.

Page 43: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

32

Griffith merupakan orang pertama yang memperkenalkan

inovasi seperti latihan terjadwal dan produksi yang didasari dengan

naskah film. Griffith juga tidak mengabaikan aspek penampilan seperti

pencahayaan dan kostum, menggunakan close-up dan sudut kamera

dramatis lainnya untuk mentransmisikan emosi.60

Apabila Porter sudah

menggunakan montase untuk menyampaikan suatu cerita, maka Griffith

menggunakannya untuk menciptakan hasrat, menggerakkan emosi, dan

meningkatkan ketagangan.

Teknik perfilman hasil pemiiran Griffith kemudian

dikembangkan lagi oleh dua orang bangsa rusia yaiut Vsevold

Poduvskon dan Sergei Eisenstein. Sebuah sequance dari film karya

eisenstein yang berjudul “Kapar Tempur Potemkin” yang berlangsung

selama enam menit. Film tersebut diakui sebagai sequence yang paling

berpengaruh dalam sejarah film. Sequence tersebut menggambarkan

penduduk Odessa simpatisan pemberontakan kapal Potemkin yang

dibunuh secara kejam oleh pasukan kerajaan.61

Film tersebut adalah film bisu, tetapi cukup mempesona dan

berpengaruh dalam jiwa penonton. Pada tahun 1927 di Broadway

Amerika Serikat muncullah film bicara yang pertama walaupun dalam

keadaan yang belum sesempurna sekarang. Sejak saat itu terus

dilakukan pengembangan teknologi dan usaha untuk menyemurnakan

60

Stanley J. Baran, Pengantar Komunikasi Massa, h 216. 61

Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, h. 203.

Page 44: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

33

film bicara. Kemudian film bicara mencapai kesempurnaan pada tahun

1935.62

Setelah itu, pengembangan film selanjutnya fokus pada film

berwarna. Pengembangan film berwarna juga berhasil pada saat itu,

namun sesudah perang Dunia II muncul TV yang kemudian menjadi

ancaman besar bagi film. Sejak rumah-rumah sudah memasang pesawat

TV, pengunjung bioskop baik di Amerika maupun negara lain

mengalami kemerosotan.

Pada tahun 1952-1953 para pegiat film banyak menemukan

teknologi film yang baru. Diantaranya, “Cinerama” yaitu sebuah layar

yang besarnya enam kali lebih besar dari pada layar film biasa.

Cinerama ditemukan oleh Fred Waller ini tidak dapat digunakan secara

umum karena karena mahalnya biaya dan kesukaran tekniknya dalam

pemutaran film-film di biskop.

Temuan selanjutnya adalah “3 Dimensi” (1953) yaitu suatu

sistem yang benar-benar menimbulkan kesan mendalam karena yang

dilihat penonton tidak lagi rata melainkan menonjol ke luar seolah-olah

yang disaksikan penonton adalah nyata. Kesukaran teknik pada “3

Dimensi” juga menjadi alasan sistem ini tidak bisa disajikan kepada

publik.

Pada tahun yang sama, diperkenalkan pula “Cinemascope”

layarnya yang besar namun dapat disajikan kepada publik. Publik yang

sebelumnya terpesona dengan TV pun kembali berbondong-bondong

62

Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, h.203.

Page 45: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

34

untuk menyakiskan film di bioskop. Cinematoscope diperkenalkan oleh

perusahaan film 20th Century Fox. Selain itu, perusahaan film

Paramount juga memperkenalkan “Vista Vision” yaitu layar film yang

dapat menampilkan gambar-gambar yang tajam.

4. Unsur-unsur Pembentukan Film

Menurut Himawan (2008: 2), film terbagi atas dua unsur yaitu

unsur naratif dan unsur sinemantik. Unsur naratif adalah bahan (materi)

yang akan diolah, berhubungan dengan aspek cerita atau tema film.

Unsur naratif terdiri dari tokoh, masalah, lokasi, dan waktu. sedangkan

unsur sinematik merupakan aspek-aspek pembuatan film. Elemen-

elemen unsur sinematik antara lain:

a. Mise-en-scene, yaitu segala hal yang berada di depan kamera yang

akan diambil gambarnya dalam sebuah produki film. Mise-en-

scene terdiri atas empat aspek utama dalam sebuah produksi film.

Aspek-aspek tersebut adalah: setting (latar), kostum dan make up

(tata rias), lighting (pencahayaan), dan acting (pelakonan).63

b. Editing, yaitu transisi sebuah gambar ke gambar lainnya. Tahap

editng dimulai dengan pemilihan shot-shot yang telah diambil,

kemudian diolah dan dirangkai sehingga mennjadi suatu film yang

utuh.64

c. Sounds (Suara), yakni segala hal dalam film yang mampu kita

tangkap melalui indera pendengaran. Sounds merupakan aspek

sistematis yang tidak kalah pentingnya dengan aspek yang lain.

63

Marselli Sumarno, Dasar-Dasar Apresiasi Film (Jakarta: Gramedia Widiasarana

Indonesia, 2005), 49. 64

Himawan Pratista, Memahami Film (Yogyakarta: Homerian Pustaka, 2008), h. 123.

Page 46: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

35

Melalui sound, adegan yang terekam dalam kamera akan terasa

lebih hidup dan nyata. Sound memiliki beberapa aspek yaitu

dialog, musik, dan efek suara.65

d. Sinematografi, yaitu perlakuan terhadap kamera dan filmnya serta

hubungan kamera dengan objek yang diambil. Dalam sebuah

produksi film ketika seluruh aspek mise-en-scene telah tersedia dan

sebuah adegan telah siap diambil gambarnya, pada saat ini lah

unsur sinematografi mulai berperan. Secara umum sinematogafi

dibagi menjadi tiga aspek, yakni kamera dan film framing, serta

durasi gambar.

Kamera dan film mencakup teknik-teknik yang dapat dilakukan

melalui kamera dan stok filmnya, seperti warna, penggunaan lensa,

kecepatan gerak gambar, dan sebagainya. Framing adalah hubungan

kamera dengan objek yang akan diambil, seperti batasan wilayah

gambar atau frame, jarak, ketinggian, pergerakan kamera dan

seterusnya. Sementara durasi gambar mencakup lamanya sebuah objek

diambil gambarnya oleh kamera.

Berikut ini adalah salah satu aspek framing yang terdapat dalam

sinematografi, yakni jarak terhadap objek (type of shot). Menurut

Thompson & Bowen (2009) terdapat sembilan teknik shot kamera,

dimana setiap teknik memiliki fungsi dan makna yang berbeda, yaitu:66

65

Marselli Sumarno, Dasar-Dasar Apresiasi Film, h. 272. 66

Ari Novitasari, Grammar of Film , Artikel diakses tanggal 29 April 2016 dari:

http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-Artikel%20Jurnal%20-

%20Ari%20Novitasari%20070810657%20(AB).doc

Page 47: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

36

a) Long shoot/Wide Shot (LS/WS): Dengan teknik ini bisa diketahui

siapa, dimana dan kapan berkaitan dengan subjek. Selain itu, juga

bisa diketahui gendernya, kostum, gerakan subjek, dan ekspresi

wajah.

b) Medium shots (MS): Dengan teknik ini bisa diketahui siapa, dimana

dan kapan berkaitan dengan subjek. Selain itu, juga bisa diketahui

gendernya, kostum, gerakan subjek, dan ekspresi wajah.

c) Close-up (CU): Disebut juga intimate shot. Untuk menghasilkan

gambaran orang, objek, atau tindakan yang terlihat besar, sehingga

bisa mendapatkan informasi yang detail tentang objek, serta bisa

menunjukkan ekspresi seseorang.

d) Extreme Long Shot (XLS): Digunakan untuk menunjukkan

lingkungan urban, suburban, rural, pegunungan, gurun, laut, dan

lain-lain. Juga digunakan untuk menunjukkan siang, malam,musim

dingin, musim panas, dll.

e) Very Long Shot (VSL): Memperlihatkan lebih jelas lagi tentang

siapa dan dimana subjek berada.

f) Medium Close Up (MCU: Memberi informasi tentang cara bicara,

cara mendengarkan atau tindakan dari karakter Ekspresi wajah,

arah pandang, emosi, warna rambut, make-up tampak jelas.

g) Big Close Up (BCU): Lebih untuk memperlihatkan bagian wajah,

terutama hidung, mata dan mulut. Untuk memperlihatkan siapa

subjek itu, dan bagaimana ekspresinya (marah, sedih, terharu, dll).

Page 48: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

37

h) Extreme Close Up (ECU): Gambar ini biasanya digunakan untuk

film dokumenter, berkaitan dengan medis atau ilmu alam, bisa juga

digunakan untuk film naratif fiksi, atau film art.

Film umumnya dibangun dengan tanda. Tanda-tanda itu

termasuk berbagai sistem tanda yang bekerja sama dengan baik dalam

upaya mencapai efek yang diharapkan. Sistem semiotika yang lebih

penting lagi dalam film adalah digunakannya tanda-tanda ikonis, yakni

tanda-tanda yang menggambarkan sesuatu.67

Dalam setiap gambar yang

telah diambil oleh sutradara baik itu dari segi sudut pandang

pengambilan, pencahayaan, tipe lensa, ataupun yang lainnya semuanya

mempunyai arti tersendiri.68

5. Klasifikasi Film

Klasifikasi film dapat dibagimenjadi beberapa klasifikasi, yaitu

menurut jenis film, menurut genre film, dan menurut umur

penontonnya.

a. Klasifikasi Film Menurut Jenis Film

Klasifikasi film menurut jenisnya dibagi menjadi beberapa

jenis yaitu terdiri dari film cerita, film berita, film dokumenter, dan

film kartun. Berikut penjelasan dari jenis-jenis film tersebut:

1) Film Cerita (Story Film), yaitu jenis film yang menceritakan

kepada publik sebuah cerita. Sebagai cerita harus mengandung

unsur-unsur yang dapat menyentuh rasa manusia.69

Film cerita

67

Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, h. 128 68

Sri Wahyuningsih, Kearifan Budaya Lokal Madura sebagai Media Persuasif, Sosio

Didaktika: Vol. 1, No. 2 Desember 2014, h. 177 69

Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, h. 210.

Page 49: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

38

merupakan film yang biasa dipertunjukkan di bioskop-bioskop.

Pada jenis film ini, Marcel Danesi menyebutnya sebagai film

fitur, yaitu karya fiksi yang strukturnya selalu berupa narasi

dan dalam proses pembuatannya melalui tiga tahap, tahap pra

produksi, tahap produksi, dan tahap post-produksi atau yang

biasa disebut editing.

2) Film berita (Newsreel), yaitu film mengenai fakta, peristiwa

yang benar-benar terjadi. Karena sifatnya berita, maka film

yang disajikan kepada publik harus mengandung nilai bertia

(news value).70

3) Film Dokumenter (Documentary Film). Film dokumenter yaitu

film nonfiksi yang menggambrkan situasi kehidupan nyata

dengan setiap individu menggambarkan perasaannya dan

pengalamannya dalam situai yang apa adanya, tanpa persiapan,

langsung pada kamera atau pewawancara.71

4) Film Kartun atau Film Animasi. Animasi adalah teknik

pemakaian film untuk menciptakan ilusi gerakan dan

serangkaian gambaran benda dua atau tiga dimensi. Penciptaan

tradisional dari animasi gambar-bergerak selalu diawali hampir

bersamaan dengan penyusunan storyboard, yaitu serangkaian

sketsa yang menggambarkan bagian penting dari cerita.72

70

Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, h.212. 71

Marcel Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media (Yogyakarta: Jalasutra,

2010), h. 133. 72

Marcel Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media, h. 133.

Page 50: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

39

b. Klasifikasi Film Menurut Tema Film (Genre)

Klasifikasi bedasarkan genre yaitu klasifikasi dari sekelompok

film yang emiliki karakter atau pola sama (khas)73

, berikut beberapa

klasifikasi film menurut genre-nya:

1) Drama, tema drama lebih menekankan sisi human interest yang

bertujuan untuk mengajak penonton ikut merasakan kejadian yang

dialami tokohnya, sehingga penonton merasa seakan-akan berada

di dalam film tersebut. Tidak jarang penonton merasakan sedih,

senang, kecewa, bahkan ikut marah.

2) Action, tema action menyajikan adegan-adegan perkelahian,

pertempuran dengan senjata antara tokoh protagonis dan tokoh

antagonis. Hal ini ditujukan agar penonton merasakan ketegangan,

takut, was-was seperti yang terjadi di dalam film.

3) Komedi, genre komedi menyajikan adegan-adegan lucu yang

bertujuan untuk membuat penonton tersenyum atau tertawa.

4) Tragedi, film tragedi umumnya bercerita tentang kondisi atau nasib

yang dialami oleh tkoh utama pada film tersebut. Nasib yang

dialami biasanya membuat enonton merasa kasihan atau prihatin.

5) Horor, genre horor menampilkan adegan-adegan yang

menyeramkan sehingga membuat penontonnya merinding karena

perasaan takutnya. Biasanya film horor berkaitan dengan dunia

gaib/magis, yang dibuat dengan special effect, animasi, atau

langsung dari tokoh-tokoh dalam film tersebut.

73

Himawan Pratista, Memahami Film, h. 4.

Page 51: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

40

c. Klasifikasi Film Menurut Usia Penonton Film

Adapun klasifikasi film menurut umur penotonnya, sebagai

berikut74

:

a. “G” (General) :film untuk semua umur

b. “PG” (Parental Guidance) :film yang dianjurkan didampingi

orang tua

c. “PG-13” :film di bawah 13 tahun dan

didampingi orang tua

d. “R” (Restriced) :film dibawah 17 tahun, didampingi

orang dewasa

e. “X” :film untuk 17 tahun ke atas.

74

Yoyon Mudjiono, Kajian Semiotika dalam Film, Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol. 1,

No. 1, April 2011, h, 136.

Page 52: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

41

BAB III

GAMBARAN UMUM

A. Sekilas Tentang Film Bajrangi Bhaijaan

Film Bajrangi Bhaijaan merupakan film kedua hasil kerja sama

antara Salman Khan dan Kabir Khan. Film dengan genre drama-komedi ini

bercerita mengenai konflik India-Pakistan dan kehidupan beragama di

kedua negara tersebut. Ide cerita yang diangkat dalam film ini termasuk ide

cerita yang berat. Namun Kabir Khan berusaha membuat cerita dalam film

Bajrangi Bhaijaan menjadi cerita yang ringan dan mudah dicerna oleh

penonton.

Film yang disutradarai Kabir Khan menjadi film terlaris di tahun

2015 dengan raihan angka Rs 250 crore atau senilai Rp 525,7 miliar dalam

dua minggu. Angka tersebut bahkan mengalahkan film laris Amir Khan, Pk,

dalam penanyangan dua minggu pertama.1

Keuntungan yang diraih oleh film Bajrangi Bhaijaan ternyata

menyumbangkan sebagian keuntungannya untuk petani miskin India.

Dikutip dari Liputan6.com, melalui pernyataan salah satu anggota partai

BJP, Shaina NC, mengatakan bahwa pembuat film Bajrangi Bhaijaan

menawarkan untuk menyumbangkan keuntungan film kepada petani di

India.2

1 Liputan 6.com, “Mampukah Film Ajay Devgn Mengimbangi Bajrangi Bhaijaan”, artikel

ini diakses pada 23 Maret 216 dari http://showbiz.liputan6.com/read/2281077/mampukah-film-

drishyam-ajay-devgn-mengimbangi-bajrangi-bhaijaan . 2 Liputan 6.com, “Salman Khan Akan Donasikan Keuntungan Film untuk Petani”, artikel

ini diakses pada 23 Maret 2016 dari http://showbiz.liputan6.com/read/2277985/salman-khan-

akan-donasikan-keuntungan-filmnya-untuk-petani

Page 53: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

42

Karakter Chand Nawab yang diperankan oleh Nawazuddin Siddiqui

merupakan karakter nyata yang terinspirasi dari seorang jurnalis dan

pembawa berita Pakistan, Chand Nawab. Sedangkan adegan ketika Chand

Nawab sedang meliput keadaan di sekitar stasiun kereta api dan banyak

orang yang berlalu lalang di depan kamera juga kejadian nyata yang

dilakukan Chand Nawab dan videonya pernah menjadi viral di youtube pada

tahun 2008.

Pada saat syuting klimaks film Bajrangi Bhaijaan, para kru film harus

berjalan selama satu jam untuk sampai di lokasi melewati salju setiap pagi.

Pada akhir film, dikerahkan sekitar 7000 orang yang diangkut dengan bus

kemudian berjalan kaki menuju lokasi yang berada di ketinggian 10.000

kaki di bawah permukaan laut.

Dikutip dari laman twitter Kabir Khan (@kabirkhankk), beberapa

penghargaan yang telah diterima oleh film Bajrangi Bhaijaan antara lain:

1. TOIFA Dubai Awards 2016 sebagai The Best Film

2. IBNLive Movie Awards 2016 kategori Best Director dan Supporting

Actor 2015

3. Indian Television Academy Awards 2015 kategori Popular Director

dan Best Child Artist

4. Zee Cine Awards 2016 kategori The Best Film dan The Best Actor

5. Starscreen Awards 2016 Kategori The Best Film, The Best Director,

The Best Supporting Actor, The best Child Actor

6. Guild Awards 2015 Kategori The Best Film 2015

Page 54: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

43

7. Sansui Colors Stardust Awards 2015 kategori The Best Film, The Best

Director, The Best Supporting Actor, dan The best Child Actor

8. Selain itu, film Bajrangi Bhaijaan juga menjadi film pembuka dalam

International Film Festival pertama untuk penyandang disabilitas di

India.

B. Sinopsis Film Bajrangi Bhaijaan

Setelah terpisah dengan ibunya saat akan kembali ke Pakistan,

Shahida/Muni (Harshaali Malhotra) bertemu dengan Pawan

Chaturvedi/Bajrangi (Salman Khan) seorang pria penganut Dewa

Bajrangbali (Dewa Hanuman) yang baik hati. Tak tega melihat gadis kecil

yang bisu dan sendirian, Pawan berusaha untuk menolong gadis kecil

tersebut. akhirnya Pawan membawa serta Shahida kembali ke rumahnya.

Karena tidak mengetahui namanya, Pawan pun memanggil gadis tersebut

dengan nama Muni.

Ketika diketahui ternyata Muni Berasal dari Pakistan, calon mertua

Pawan tidak menghendaki Muni tinggal di rumah mereka. Pawan tidak

mempunyai pilihan lain selain mengantarkan Muni kembali ke

kekeluarganya di Pakistan. Pawan nekat mengantarkan Muni melewati jalur

ilegal dengan menyeberangi perbatasan Pakistan dan India tanpa membawa

passport dan visa. Hal itu ia terpaksa lakukan karena sebelumnya terjadi

demo di keduataan Pakistan di India yang membuat kedutaan Pakistan

ditutup untuk sementara waktu.

Page 55: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

44

Sebagai penganut Bajrangbali, Pawan tidak mau melakukan

kebohongan di dalam hidupnya. Sifat jujur pawan ternyata malah

membuatnya berhadapan dengan polisi Pakistan dan dituduh sebagai mata-

mata. Seorang wartawan lokal, Chand Nawab yang juga mengira bahwa

pawan adalah mata-mata malah balik membantu Pawan mencari orang tua

muni setelah tau pawan bukanlah mata-mata India.

Ditengah perjuangan mereka mencari orang tua muni, mereka

dipertemukan dengan seorang ustadz, Maulana Sahab. Kepada Maulana

Sahab, pawan menceritakan maksud kedatangannya ke Pakistan. Maulana

Shahab pun kemudian membantu Pawan untuk mengelabui para polisi yang

sedang mencarinya. Ketika bertemu dengan Maulana Sahab, Pawan pun

mendapat banyak pelajaran mengenai agama Islam. Tentang bagaimana

Islam memperlakukan dan menghormati orang agama lain tanpa membeda-

bedakan, tidak seperti yang ia bayangkan selama ini.

Perjuangan Pawan, Muni, dan Chand Nawab untuk mencari kedua

orang tua Muni masih terus berlanjut. Sampai pada akhirnya Pawan berniat

untuk menyerahkan diri ke polisi, dengan begitu polisi akan mencari kedua

orang tua muni. Namun Chand Nawab melarang pawan untuk melakukan

hal tersebut. Karena yang mungkin terjadi adalah Pawan akan dipenjara

tanpa seorang pun yang tahu keberadaannya dan Muni tidak akan

menemukan orang tuanya.

Ketika melihat berita di TV, Chand Nawab mendapatkan ide untuk

menyiarkan kisah muni di televisi. Chand Nawab kemudian menghubungi

Page 56: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

45

beberapa stasiun televisi yang ia kenal, namun sayang semua stasiun TV

yang ia hubungi menolak untuk menyiarkan berita tersebut. Mereka

mengatakan bahwa berita tersebut murahan dan tidak menarik.

Chand Nawab tidak kehilangan akal, berbekal kamera yang ia punya

Chand Nawab membuat sebuah video yang kemudian ia unggah ke youtube.

Dalam video tersebut Chand Nawab menjelaskan bahwa Pawan bukanlah

mata-mata India, kedatangannya ke Pakistan hanya mengantarkan Muni

kembali ke keluarganya. Dengan mengunggah video tersebut ke youtube

Chand Nawab berharap agar orang-orang yang melihat video tersebut dapat

membantu menemukan kedua orang tua muni.

Berkat video itulah mereka menemukan tempat tinggal muni.

Namun ketika mereka menuju tempat tinggal muni, terjadi pemeriksaan bus

yang dilakukan polisi untuk mencari Pawan. Chand Nawab dan Muni

berhasil melarikan diri dan bertemu dengan orang tua Muni. Sedangkan

pawan yang mengalihkan perhatian para polisi ditahan di penjara Pakistan.

Setelah ditahan polisi, Pawan disiksa agar mengaku bahwa dirinya

adalah mata-mata India. Namun setelah diselidiki oleh polisi Pakistan,

ternyata Pawan bukanlah mata-mata. Para polisi yang sudah mengetahui

bahwa pawan bukanlah mata-mata India kemudian membebaskan Pawan

karena tidak ingin melukai kesucian negaranya.

Page 57: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

46

C. Profil Sutradara Film Bajrangi Bhaijaan

Gambar 2.1. : Kabir Khan

Kabir Khan adalah seorang sutradara, penulis latar, senimatografer,

dan saat ini menjadi filmmaker Bollywood tersukses di India. Dia

merupakan lulusan University Kirori Mal College, Delhi. Setelah lulus dari

sekolah film, ia menjadi asisten jurnalis sekaligus filmmaker, Saeed Naqvi

dan berkeliling lebih dari 60 negara.3 Kabir Khan memulai karirnya dengan

membuat film-film dokumenter dan dikenal karena kemampuan

sinematografinya yang hebat. Debut filmnya sebagai sinematografer yaitu

“Beyond the Himalayas”. Sedangkan film “The Forgotten Army” (1999)

adalah debut pertamanya sebagai sutradara. Pada tahun 2001, Kabir Khan

kembali membuat film yang hebat lainnya seperti seperti “ Taliban Years

and Beyond” dan The Titanic Sinks in Kabul”. Pada tahun 2006, Kabir

Khan membuat film "Kabul Express" dan film “New York” pada tahun

2009.4

Film Bajrangi Bhaijaan merupakan kerja sama yang dilakukan Kabir

Khan dengan Salman Khan untuk kali kedua. Sebelumnya mereka bekerja

sama di film Ek Tha Tiger yang rilis pada tahun tahun 2012. Prestasi film

3“Bollywood Legends: India trough the Lens of Director Kabir Khan” dari:

www.greavesindia.com/blog/posts/2015/october/bollywood-legends-india-trough-the-lens-of-

director-kabir-khan artikel diakses pada tanggal 5 Mei 2016 pukul: 15.00 WIB 4 Imdb, “Kabir Khan”, dari: http://www.imdb.com/name/nm1203138/bio?ref_=nm_ql_1

artikel diakses pada tanggal 29 April 2016

Page 58: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

47

Bajrangi Bhaijaan yang ia garap ternyata diluar perkiraan. Karena

sebelumnya naskah Bajrangi Bhaijaan ditolak oleh beberapa sutradara dan

aktor. Namun dengan tangan dinginnya Bajarangi Bhaijaan bisa meraih

sukses yang luar biasa. Penghargaan yang telah diterima oleh Kabir Khan

antara lain:

1. IBNLive Movie Awards 2016 kategori Best Director

2. Indian Television Academy Awards 2015 kategori Popular Director

3. Starscreen Awards 2016 Kategori The Best Director

4. Sansui Colors Stardust Awards 2015 kategori The Best Film Director

5. Zee Cine Awards 2013 Special Award (Power Club - Box Office

Award) untuk film Ek Tha Tiger (2013)

6. Asian First Film Festival 2007 Kategori Best Director (Kabul Express)

(2006)

7. Film South Asia 1999 kategori Jury Award (The Forgotten Army)

(1999)

D. Tim Produksi Film Bajrangi Bhaijaan

Sutradara : Kabir Khan

Screenplay : Kabir Khan, Parveez Shaikh,

V. Vijayendra Prasad

Dialog : Kabir Khan

Cast : Salman Khan

Kareena Kapoor Khan

Harshaali Malhotra

Page 59: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

48

Nawazuddin Siddiqui

Om Puri

Executive Producer : Rajaan Kapoor

Co-Producer : Amar Butala

Director of Photography : Asees Mishra

Associate Producers : Garima Mehta, Rajeesh Bhat

Produced by : Salma Khan, Salman Khan, dan

Rockline Venkatesh

Productions Designers : Rajnaish Hedoo, Sumit Basu, dan

Snigdha Basu

Casting Director : Mukesh Chabra

Sound Designers : Julius Packiam

Action Director : Sham Kaushal

Editor : Rameshwar S. Bhagat

Musik : Pritam

E. Profil Pemain Film Bajrangi Bhaijaan

1. Salman Khan

Gambar 2.2. : Salman Khan

Page 60: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

49

Salman Khan bernama asli Abdul Rashid Salim Salman Khan,

dia dilahirkan di Indore, Madhya Pradesh, India pada tanggal 27

Desember 1965. Salman Khan merupakan putra dari penulis terkenal,

Salim Khan. Salman Khan mulai berkenalan dengan dunia akting lewat

perannya di film Biwi Ho To Aisi yang dirilis pada tahun 1988.5 Peran

kecil dalam film ini berlanjut dengan dipercayanya dia untuk menjadi

pemeran utama film Maine Pyar Kiya satu tahun berikutnya.

Maine Pyar Kiya ini ternyata cukup sukse di pasaran dan

membuat popularitas Salman Khan makin bersinar. Setelah peran

tersebut, Salman Khan mulai banyak tawaran untuk menjadi pemeran

utama di film-film yang ia bintangi. Dalam film, Salman tak pernah

terpaku pada satu karakter saja. Ia bisa menjadi tokoh yang sensitif,

lucu, bahkan agresif. Kepiawaian Salman berakting pun sering

mendapat pujian dari para kritikus film.6 Sejak memulai debut

pertamanya pada tahun 1988, Salman khan terhitung sudah berperan

lebih dari 90 film. Beberapa penghargaan yang pernah diraih Salman

Khan antara lain:7

a. Zee Cine Awards 2016 kategori The Best Actor

b. Star Box Office India Awards 2014 kategori Mr. Money Bags (

Male lead who clocked the maximum cumulative collections during

the year).

5 Kapan lagi, “Salman Khan”, artikel ini diakses pada tanggal 29 Maret 2016

dari http://www.kapanlagi.com/bollywood/s/salman_khan/

6 IMDb, “Salman Khan”, artikel ini diakses pada tanggal 29 Maret 2016.

http://www.imdb.com/name/nm0006795/awards?ref_=nm_ql_2

7 “Salman Khan Awards” Artikel diakses pada tanggal 28 Maret 2016 dari:

http://www.imdb.com/name/nm0006795/awards?ref_=nm_ql_2

Page 61: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

50

c. Zee Cine Awards 2013 Kategori Best Actor (Dabangg 2), Best Use

of Social Media (Ek Tha Tiger, Dabangg 2)

d. The Ghanta Awards 2013 Kategori Worst Actor (Ek Tha Tiger,

Dabangg 2)

e. The Ghanta Awards 2012 Kategori Worst Actor (Bodyguard,

Ready)

f. People Choice Awards India 2012 kategori Favorite Movie Actor

(Ek Tha Tiger), Favorite Action Movie Star (Ek Tha Tiger).

g. Stardust Awards India 2012 kategori Star of the Year- Male

(Ready, Bodyguard)

h. Screen Weakly Awards 2011 kategori Best Actor (Dabangg)

i. Awards of the International Indian Film Academy 2010 kategori

Habitat Humanity Ambassadorship Award

j. Filmfare Awards 1999 kategori Best Supporting Actor (Kuch Kuch

Hota Hai).

2. Kareena Kapoor Khan

Gambar 2.3. : Kareena Kapoor

Kareena Kapoor lahir pada tanggal 21 September, 1980.

Kareena mulai mengasah bakat aktingnya di sekolah akting di Mumbai

Page 62: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

51

dibawah pengawasan Kishore Namit Kapoor, yang merupakan bagian

dari Institut Film dan Televisi India (FTII). Kareena Kapoor merupakan

anak terakhir dari pasangan artis Randhir Kapoor dan Babita. Kakak

perempuannya adalah artis Karisma Kapoor yang juga salah satu artis

terkenal di India. Suaminya adalah aktor berbakat, Saif Ali Khan.8

Debut film pertamanya yaitu pada tahun 2000, Refugee yang

dibintang dengan anak amitabh Bachchan, Abhishek. Aktingnya dalam

film Refugee mendapatkan pujian dari para pengkritik film. Kareena

Kapoor sudah berperan lebih dari 56 film sejak debut pertamanya dan

mendapatkan lebih dari 12 penghargaan dari 28 nominasi selama ia

berkarir. Penghargaan yang pernah diraih Kareena Kapoor antara lain:9

a. Filmfare Awards 2011 Kategori Best Supporting Actress (We Are

family)

b. Awards of The Film India Academy 2010 kategori Best Actress in

Leading Role (3 Idiots)

c. Screen Weakly Awards 2008 Kategori Best Actress (Jab We Met)

d. Apsara Film Producers Guild Awards 2008 Kategori Best Actress

(Jab We Met)

e. Filmfare Awards 2008 Kategori Best Actress (Jab We Met), Best

Actress Critics (Omkara)

f. HT Cafe Film Awards 2007 Kategori Best Actress (Jab We Met)

8“Kareena Kapoor” artikel diakses pada tanggal 22 April 2016 pukul 16.52 WIB

http://www.filmyfolks.com/celebrity/bollywood/kareena-kapoor.shtml 9 “Kareena Kapoor Awards” artikel diakses pada tanggal 29 Maret 2016

http://www.imdb.com/name/nm0004626/awards?ref_=nm_ql_2

Page 63: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

52

g. Filmfare Awards 2005 Kategori Best Actress Critics (Dev)

h. Filmfare Awards 2004 for her performance (Chameli)

i. Awards of The Film India Academy 2004 kategori Samsung Diva

j. Zee Cine Awards 2002 as Queen of Hearts Awards

k. Awards of The Film India Academy 2001 kategori Best Female

Debut (Refugee)

l. Filmfare Awards 2001 Kategori Best Newcomer Female (Refugee)

3. Harshaali Malhotra

Gambar 2.4 : Harshaali Malhotra

Harshaali Malhotra lahir pada tanggal 6 Maret 2008 di Mumbai,

Maharashtra, India. Film Bajrangi Bhaijaan merupakan film pertama

Harshali sejak ia memulai karirnya pada tahun 2014. Debut film

pertamanya ini ternyata membawa Harshaali mendapatkan penghargaan

sebagai Artis Cilik Terbaik dalam ajang Stardust Awards 2015, Indian

Television Academy Awards, dan Starscreen Awards 2016.

Harshaali Malhotra harus bersaing dengan lebih dari 5000 anak

yang mengikuti audisi pemeran tokoh Shahida. Sebelumnya Harshaali

berperan di serial TV Qubool Hai (Zee TV) dan Laut Aoo Trisha ( Life

OK TV).

Page 64: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

53

4. Nawazuddin Siddiqui

Gambar 2.5 : Nawazuddin Siddiqui

Nawazuddin Siddiqui lahir pada 19 Mei 1974 di Budhana, Uttar

Pradesh, India. Sebelum menjadi aktor, Nawazuddin Siddiqui pernah

menjadi satpam di salah satu perusahaan di Delhi. Pada tahun 1996,

Nawazuddin lulus dari Sekolah Drama Nasional, New Delhi. Kemudian

ia bergabung dengan Grup Teater Sakshi dan ia pun pernah bekerja

dengan beberapa aktor seperti, Manoj Bajpai dan Saurabh Shukla.10

Nawazuddin Siddiqui memulai debut pertamanya pada tahun

1999 dengan peran kecil di film “Sarfarosh”. Dia membuat film pendek

“The Bypass” pada tahun 2003, saat itu dia muncul bersama aktor

Irrfan Khan. Kemunculannya di “Black Friday”, 2004 menjadi jalan

pembuka untuk peran yang lebih besar di film-film setelahnya. Filmya

yang berjudul Patang yang rilis di Amerika Serikat dan Kanada telah

menyita banyak perhatian dari New York Times, Los Angeles Times, dan

Roger Ebert.

10

“Nawazuddin Siddiqui” artikel diakses pada tanggal 22 April 2016 pukul 16.55

WIB dari: http://www.filmyfolks.com/celebrity/bollywood/nawazuddin-siddiqui.php

Page 65: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

54

Sejak debutnya pada tahun 1999 Nawazuddin Siddiqui telah

memerankan sekitar 49 karakter film. Penghargaan yang pernah diraih

Nawazuddin Siddiqui antara lain:11

a. Starscreen Awards 2016 Kategori The Best Supporting Actor.

b. IBNLive Movie Awards 2016 kategori The Best Supporting Actor

2015

c. Sansui Colors Stardust Awards 2015 kategori The Best Supporting

Actor

d. Apsara Film Producers guild Awards 2014 as Best Actor in

Suporting Role (Dabba)

e. Filmfare Awards 2014 as Best Supporting Actor (Dabba)

f. Asia-Pasific Flm Festival 2013 as Best Supporting Actor (Dabba)

g. Asian Film Awards 2013 as Best Supporting Actor (Talaash)

h. National Film Awards India 2013 as special jury Award (Kahaani,

Gangs of Wasseypur, Dekh Indian Sircus, Talaash)

i. Stardust Awards 2013 as Best Supporting Actor (Kahaani)

j. Zee Cine Awards 2013 as Best Supporting Role (Talaash)

k. GQ Awards India 2012 as Breaktrough Personality of The Year

11

“Nawazuddin Sidduiqui Awards” artikel diakses pada tanggal 29 Maret 2016 dari:

http://www.imdb.com/name/nm1596350/awards?ref_=nm_ql_2

Page 66: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

55

5. Om Puri

Gambar 2.6 : Om Puri

Om Puri lahir di Ambala, India pada tanggal 18 Oktober 1948.

Istrinya bernama Nandita dan mereka mempunyai satu orang anak laki-

laki, Nandita Puri adalah seorang kolumnis. Om Puri belajar di Sekolah

Drama Nasional di New Delhi dan Institut Film di Pune.

Om Puri merupakan salah satu aktor yang paling dihormati dan

mempunyai banyak karya. Ia sudah banyak bekerja di film-film India.

Pada tahun 1976 dia membuat debutnya di film Ghashiram Kotwal.

Dia sudah bermain lebih dari 140 film selama karirnya. Film-film

tersebut termasuk film yang diproduksi di Inggris dan Amerika

Serikat.12

Pada pertengahan tahun 1980 membuat dua kesuksesan film

Punjabi, yakni “Chan Pardesi” dan “Long Da Lishkara”. Setelah 19

tahun, Om Puri kembali bermain film punjabi yang berjudul “Baghi”

12

Filmbeat, “ Om Puri” dari:http://www.filmibeat.com/celebs/om-puri/biography.html.

Artikel di akses pada tangal 1 Juni 2016 pukul 15.00 WIB.

Page 67: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

56

pada tahun 2005. Ia juga membintangi film “Gurdas Mann's Yaariyan”

pada tahun 2008.

Om Puri mendapatkan banyak pujian dari penampilannya di

banyak peran di luar kebiasaannya, seperti film Aakrosh (1980),

manager Jimmy di “Disco Dancer” (1982), Inspektur Polisi di “Ardh

Satya” (1982), dan masih banyak lagi. Om Puri mulai dikenal secara

internasional sejak ia berperan di film “My Son the Fanatic” (1997) ),

“East is East” (1999), dan “The Parole Officer” (2001).13

Beberapa film Hollywood yang pernah diperankan Om Puri

diantaranya “City of Joy” (1992), Wolf (1994), “The Ghost and the

Darkness” (1996). Pada tahun 2007, ia berperan sebagai Jenderal Zia-

Ul-Haq di film “Charlie Wilson's War” yang dibintangi Tom Hanks dan

Julia Roberts.

13

Filmibeat, “ Om Puri” dari: http://www.filmibeat.com/celebs/om-puri/biography.html.

Artikel di akses pada tangal 1 Juni 2016 pukul 15.00 WIB

Page 68: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

57

BAB IV

TEMUAN DAN ANALISIS DATA

A. Makna Denotasi, Konotasi, dan Mitos

Sejak awal perkembangnnya, film sudah menjadi media yang efektif

dalam menyampaikan pesan lewat cerita yang terkandung di dalamnya. Pesan

yang terkandung dalam film disampaikan melalui adegan-adegan yang

diperankan oleh para aktor. Namun hal itu juga didukung dengan unsur-unsur

lainnya, seperti penyuguhan gambar, ide cerita, skenario, audi-visual, dan

masih ada beberapa proses yang harus dilalui sampai akhirnya film dapat

dinikmati oleh para penonton.

Dalam film Bajrangi Bhaijaan terdapat beberapa adegan yang

mengandung makna toleransi agama. Adapun makna toleransi agama yang

disampaikan dalam film tersebut berupa Berikut adalah analisis peneliti

dalam film Bajrangi Bhaijaan. Dengan menggunakan analisis semiotik

Roland Barthes pada film Bajrangi Bhaijaan ditemukan bebarapa makna

denotasi, konotasi, dan mitos toleransi agama.

A. Scene 1

Visual Dialog Type of Shot

(Tidak ada dialog)

(Tidak ada dialog)

Medium Close Up:

Objek diambil dari

jarak dekat hanya

separuh badan.

Long Shot: Gambar

diambil dari jarak jauh,

sehingga objek dan

Page 69: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

58

latar belakangnya

nampak jelas.

Pawan: Munni, dia itu

orang Islam. Apa kau

perhatikan cara dia

makan ayam tadi

malam? Di dalam sana

di menutup kepalanya

dengan selendang dan

berdoa.

Medium Close Up:

Objek diambil dari

jarak dekat hanya

separuh badan.

Rasika: Pawan, di

mana Munni sekarang? Medium Close Up:

Objek diambil dari

jarak dekat hanya

separuh badan.

Pawan: Apa kata

ayahmu nanti? Dia

menipu kita.

Medium Close Up:

Objek diambil dari

jarak dekat hanya

separuh badan

Rasika: Menipu? Dia

hanya anak umur enam

tahun, jauh dari orang

rumah. Jauh dari orang

tua. Anak malang itu

tidak bisa bicara.

Pawan: Bagaimana

dengan ayahmu? Dia

orang Islam

Rasika: Pawan jangan

bersikap bodoh. Kau tau

aku mencintaimu?

Karena hatimu yang

baik. Soal kasta dan

agama itu semuanya

omong kosong. Jangan

buang waktumu untuk

urusan sepele. Aku tak

bisa jelaskan ini pada

Medium Close Up:

Objek diambil dari

jarak dekat hanya

separuh badan.

Medium Close Up: Objek diambil dari

jarak dekat hanya

separuh badan.

Medium Close Up: objek diambil dari jarak

dekat hanya separuh

badan.

Page 70: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

59

ayah, tapi setidaknya

aku bisa jelaskan

padamu. Ayo Muni

sendirian di dalam.

(tidak ada dialog)

Pawan: Munii!

(Tidak ada dialog)

(Tidak ada dialog)

Medium Long Shot:

gambar diambil

setengah badan dari

jarak jauh, namun objek

tetap terlihat jelas

beserta latar

belakangnya.

Long Shot: Gambar

diambil dari jarak jauh,

sehingga objek dan

latar belakangnya

nampak jelas.

Medium Close Up:

objek diambil dari jarak

dekat hanya separuh

badan.

Medium Long Shot:

Gambar diambil

setengah badan dari

jarak jauh, namun objek

tetap terlihat jelas

beserta latar

belakangnya.

1. Denotasi

Pada gambar pertama, Pawan mengintip dari balik lubang dinding

pembatas masjid. Gambar kedua, Muni sedang berdoa dengan

mengadahkan kedua tangannya dan menggunakan selendang sedagai

jilbabnya. Gambar ketiga, menampilkan Pawan dengan raut muka yang

Page 71: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

60

ketakutan sedang berbicara kepada Rasika dengan masjid sebagai latar

belakangnya.

Gambar keempat, menampilkan Rasika yang sedang bertanya

kepada Pawan dengan wajah yang serius dengan latar belakang kuil Dewa

Bajrangbali. Gambar kelima, keenam, ketujuh dan kedelapan, masih

menampilkan Pawan dan Rasika terlibat percakapan yang serius dengan

masjid sebagai latar belakang Pawan dan kuil Dewa Bajrangbali sebagai

latar belakang Rasika. Gambar kesembilan, Pawan mencari Muni di area

masjid. Gambar selanjutnya, terlihat Muni yang sedang memeluk Pawan

dengan wajah tersenyum, dan gambar terakhir menampilkan Rasika berada

di samping Pawan yang sedang memeluk Muni.

Makna denotasi dari adegan ini adalah adanya toleransi dalam segi

kebebasan atau kemerdekaan dalam beragama hal ini dibuktikan

memperlihatkan masjid dan kuil yang berhadap-hadapan sebagai latarnya.

Kemudian sikap saling mengerti yang ditunjukkan dialog Rasika serta

adegan Pawan yang memeluk Muni pada adegan terakhir.

2. Konotasi

Adegan di atas menampilkan Pawan yang ketakutan setelah

mengetahui bahwa Muni adalah orang Islam dan merasa bahwa Muni telah

menipu dirinya. Pawan menyadari jika Muni beragama Islam saat melihat

cara Muni menggunakan selendang sebagai penutup kepala serta cara

berdoa Muni yang mengadahkan kedua tangannya di dalam masjid.

Page 72: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

61

Rasika sangat marah saat mendengar perkataan Pawan bahwa Muni

telah menipu mereka. Menurut Rasika, Muni hanyalah gadis kecil yang

malang karena terpisah dari keluarganya di tempat yang sama sekali tidak

ia kenal. Rasika tidak melihat Muni sebagai orang lain yang berbeda

agama dengan dia, tetapi sebagai anak kecil yang tersesat dan

membutuhkan pertolongannya. Hal ini dibuktikan dengan dialog Rasika

yang mengatakan “Menipu? Dia hanya anak umur enam tahun, jauh dari

orang rumah. Jauh dari orang tua. Anak malang itu tidak bisa bicara”.

Pada gambar terakhir menampilkan Pawan yang memeluk Muni

sedangkan Rasika tersenyum di sampingnya. Hal ini menunjukkan bahwa

walau pada awalnya Pawan takut dan khawatir namun akhirnya Pawan

dapat mengerti dan bisa menerima latar belakang Muni. Saat memeluk

Muni, Pawan seolah mengatakan pada dirinya sendiri jika Muni tidak bisa

disalahkan dengan latar belakangnya yang beragama Islam, karena saat ini

Muni tetaplah anak kecil yang membutuhkan pertolongannya.

Sedangkan makna konotasi dari dua tempat ibadah dalam satu area

menunjukkan bahwa adanya kebebasan dalam memilih keyakinan bagi

setiap orang tanpa adanya paksaan maupun tekanan dari siapapun. Selain

itu, perbedaan agama dapat hidup berdampingan dan antar umat saling

menghormati dalam hak-hak beragama.

3. Mitos

Hidup dalam keberagaman membuat manusia mempunyai pilihan

masing-masing di dalam kehidupannya. Untuk itu setiap orang harus

Page 73: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

62

memberikan kebebasan dan adanya saling pengertian agar dapat menerima

perbedaan tersebut. Dengan memberikan kebebasan beragama berarti

menjamin keamanan dan kedamaian hidup antar umat bergama. Perbedaan

seharusnya disyukuri dan dijadikan sarana untuk melatih diri untuk

menjadi lebih rendah hati. Berbeda latar belakang tidak menghalangi

seseorang untuk berbuat kebaikan termasuk tolong-menolong.

Sikap saling tolong-menolong tanpa mempersoalkan perbedaan

keyakinan merupakan salah satu ciri toleransi. Tolong-menolong sebagai

bagian dari inti toleransi, menjadi prinsip yang sangat kuat di dalam Islam.

Sikap tolong menolong didasarkan pada rasa kemanusiaan. Oleh sebab itu

ketika berat menolong seseorang karena sebuah perbedaan, maka

setidaknya kita bisa menolong orang tersebut sebagai sesama manusia

yang membutuhkan pertolongan. Jika perbedaan yang ada disikapi dengan

bijak maka akan membawa kedamaian dan kerukunan untuk semua pihak.

B. Scene 2

Visual Dialog Type of Shot

(Tidak ada dialog) Medium Close Up: Dari jarak yang dekat

objek diambil hanya

separuh badan.

Tentara: kau tidak

mempedulikan dirimu,

tapi setidaknya pikirkan

dia Pawan: Pak, aku

bisa saja pergi sebelum

anda kembali, tapi aku

pengikut Bajrangbali

Full Shot:

Pengambilan gambar

objek secara penuh dari

kepala hingga kaki.

Page 74: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

63

Tentara 2: Ya paham,

kau itu orang yang jujur

dan kau sudah

bersumpah. Tapi kau

terus-terusan di sini.

Medium Long Shot:

Gambar diambil

setengah badan dari

jarak jauh, namun

objek tetap terlihat jelas

beserta latar

belakangnya.

Pawan: Aku sudah

berjanji padamu, aku

akan kembali ke India

saat sudah kutemukan

orang tua Munni. Tapi

Pak, kumohon beri aku

ijin.

Tentara: sudah

kubilang pergilah,

kenapa kau tak

mengerti?

Pawan: itu bukan izin

pak, itu tetap

menyelinap.

Medium Long Shot:

Gambar diambil

setengah badan dari

jarak jauh, namun

objek tetap terlihat jelas

beserta latar

belakangnya.

Medium Long Shot:

Gambar diambil

setengah badan dari

jarak jauh, namun

objek tetap terlihat jelas

beserta latar

belakangnya.

(tidak ada dialog)

Tentara: Baiklah

pergilah. Jika kau benar

pengikut Bajrangbali,

kau pasti akan kembali.

Medium Close Up: Dari jarak yang dekat

objek diambil hanya

separuh badan.

Long Shot: Gambar

diambil dari jarak jauh

sehingga objek dan

latar belakangnya

nampak jelas.

Pawan: Aku janji Pak. Long Shot: Gambar

diambil dari jarak jauh

sehingga objek dan

latar belakangnya

nampak jelas.

Pawan: Jai Sri Ram Long Shot: Gambar

diambil dari jarak jauh

sehingga objek dan

latar belakangnya

nampak jelas.

Page 75: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

64

1. Denotasi

Gambar 1, di kanan dan kiri Pawan ada dua senjata tentara.

Gambar 2, Pawan berhadapan dengan para tentara Pakistan yang siap

untuk menembaknya dengan latar gurun pasir. Gambar ketiga,

menampilkan seorang tentara yang sedang berbicara kepada Pawan dengan

menodongkan senjata. Gambar keempat dan kelima Pawan sedang

berbicara dengan kepala tentara sedangkan tentara yang lainnya siap untuk

menembak Pawan. Gambar keenam, menampilkan Muni yang memegang

lengan Pawan. Gambar ketujuh, Pawan terlihat meninggalkan

segerombolan tentara dan gambar kedelapan, kepala tentara mengingatkan

Pawan untuk menepati janjinya, dan gambar terakhir, Pawan dan Muni

membungkuk mengucapkan terima kasih kepada tentara.

2. Konotasi

Sebagai penganut dewa Hanuman yang selalu mengutamakan

kejujuran, Pawan tidak mau menyelinap memasuki negara lain sehingga

bersikukuh untuk meminta izin kepada tentara Pakistan yang menjaga

perbatasan. Walaupun tidak mudah, Pawan terus meyakinkan para tentara

Pakistan tersebut agar diberikn kesempatan untuk mengantarkan Muni

kembali ke keluarganya. Pawan berjanji untuk segera kembali ke India

setelah menemukan keluarga Muni. Melihat kesungguhan dan niat baik

Pawan untuk menyatukan Muni dengan keluarganya, akhirnya kepala

tentara itu pun mengizinkan Pawan untuk ke Pakistan dengan syarat ia

harus menepati janjinya.

Page 76: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

65

Dari adegan di atas menunjukkan bahwa toleransi yang diberikan

oleh kepala tentara Pakistan kepada Pawan karena niat baik Pawan untuk

mencari kedua orang tua Muni. Niat baik Pawan tentunya membawa pada

kemaslahatan, yaitu Muni bisa berkumpul lagi dengan keluarganya karena

alasan itulah kepala tentara mengizinkan Pawan untuk memasuki negara

Pakistan. Kepala tentara menyadari bahwa Pawan telah melakukan

tindakan ilegal yaitu memasuki perbatasan tanpa mempunyai surat-surat

resmi. Namun, hal itu dilakukan Pawan karena keadaan Pawan yang tidak

mempunyai pilihan selain menyelamatkan Muni kembali ke keluarganya.

3. Mitos

Toleransi beragama bukan hanya sekedar hidup berdampingan

yang pasif saja akan tetapi lebih dari itu yaitu berbuat baik dan berlaku adil

antara satu sama lain. Bagi umat Islam maupun agama lainnya seharusnya

perbedaan agama atau latar belakang lainnya tidak menghalangi untuk

berbuat baik dan berlaku adil terhadap sesama manusia tanpa diskriminasi

agama dan kepercayaan.1 Dalam agama islam diperbolehkan untuk berbuat

baik dengan non-muslim selama non-muslim tersebut juga berbuat baik

terhadap orang-orang Islam. Hal ini dijelaskan dalam surat Al-

Mumtahanah ayat 8 :

1 Said Agil Husain Al Munawar, Fiqih Hubungan Antar Agama ( Tangerang: Ciputat Press, 2005),

h. 16.

Page 77: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

66

Artinya: “Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan

Berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena

agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya

Allah menyukai orang-orang yang Berlaku adil.” (Q.S. Al-

Mumtahanah ayat 8).

Sebuah kebaikan harus disambut dengan baik karena kebaikan bisa

datang dari siapapun tanpa memandang latar belakang. Kebaikan yang

terjalin antara muslim dan non-muslim dapat mengantarkan pada

harmonisasi antara kehidupan beragama dan bermasyarakat.

C. Scene 3

Visual Dialog Type of Shot

Pawan: Dia dari

pakistan. Entah

bagaimana ia tersesat di

India sendirian. Dia

mungkin terpisah dari

orang tuanya. Dia tidak

dapat bicara, tapi dia

tau tempat ini. Aku

yakin dia dari daerah

ini. (sambil

menunjukkan gambar

pegunungan di

kalender).

Medium Close Up:

gambar diambil dari

jarak dekat objek

diambil hanya separuh

badan.

Kondektur: Kau dari

India?

Pawan: Ya

Kondektur: Kok bisa?

Medium Close Up:

gambar diambil dari

jarak dekat objek

diambil hanya separuh

badan.

Pawan: Kau tau

perbatasan itu?

Pagarnya aku

merangkak di

bawahnya. Tapi aku

sudah meminta izin.

Medium Close Up:

gambar diambil dari

jarak dekat objek

diambil hanya separuh

badan.

Kondektur: Jauh-jauh

dari India ke Pakistan

hanya untuk mencai

orang tuanya?

Pawan: Ya. Kenapa?

Medium Close Up:

gambar diambil dari

jarak dekat objek

diambil hanya separuh

badan.

Page 78: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

67

Kondektur: itu luar

biasa. Jika banyak

orang sepertimu di

negara kita berdua pasti

sangat luar biasa. Coba

kulihat gambarnya.

Kondektur: ada yang

tau tempat ini?

Long Shot: Gambar

diambil dari jarak jauh,

sehingga objek dan

latar belakangnya

nampak jelas.

1. Denotasi

Pada gambar pertama menampilkan Pawan dan Muni yang sedang

duduk di dalam bus, Pawan bertanya kepada kondektur bus tempat yang

ada di dalam gambar yang ditunjukkan Pawan. Gambar kedua, kondektur

bus bertanya balik kepada Pawan dari mana asalnya.

Gambar ketiga, Muni melarang Pawan untuk menjawab pertanyaan

kondektur bus, tetapi Pawan menggeleng dan akhirnya menjawab

pertanyaan kondektur bus. Gambar keempat, menampilkan ekspresi

kagum kondektur bus terhadap keberanian Pawan. Pada gambar terakhir

terlihat kondektur bus membantu Pawan dengan menunjukkan gambar

pegunungan kepada seluruh penumpang bus yang lain.

2. Konotasi

Di tengah perjalanan Chand Nawab menyadari bahwa Pawan

bukanlah mata-mata India setelah mendengar penjelasan Pawan kepada

kondektur bus. Pawan mengatakan bahwa ia datang ke Pakistan dengan

tujuan untuk mengantarkan Muni kembali ke keluarganya. Setelah tahu

Page 79: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

68

Pawan berasal dari negara India dan cara Pawan masuk ke negara Pakistan

kondektur bus tersebut tidak langsung menghakimi bahwa Pawan adalah

seorang penjahat. Bahkan kondektur bus itu kagum dengan perjuangan

Pawan yang datang jauh-jauh dari India hanya untuk mengantarkan gadis

kecil ke keluarganya. Sang kondektur bus memuji keberanian dan

kabaikan Pawan yang rela mengorbankan dirinya demi seorang anak kecil.

3. Mitos

Setiap pribadi manusia berharga sebagai makhluk Tuhan yang

bertanggung jawab langsung kepada-Nya, tidak seorang pun yang

dibenarkan mengingkari hak-hak asasi pribadi yang lain.2 Memberikan

kesempatan untuk menyampaikan pendapat maupun suatu pemikiran

merupakan hak setiap manusia. Karena setiap orang mempunyai hak untuk

didengar dan menyatakan pikirannya. Islam sendiri merupakan agama

yang menjunjung tinggi hak asasi manusia.

Ajaran kemanusiaan yang suci membawa kita untuk melihat

sesama manusia secara optimal dan positif dengan menerapkan prasangka

baik, bukan prasangka buruk kecuali untuk keperluan kewaspadaan

seperlunya.3 Sebagai manusia, kita harus memandang setiap orang

memiliki potensi untuk menjadi benar dan baik. Dengan konsep pemikiran

seperti ini dapat menumbuhkan rasa penghormatan dan adanya saling

2 Nurcholish Madjid, Islam, Doktrin, dan Peradaban, Membangun Makna dan Relevansi

Doktrin Islam dalam Sejarah (Jakarta: Paramadina, 2005), h. 103. 3 Ngainun Naim, Membangun Toleransi Masyarakat Majemuk: Telaah Pemikiran

Nurcholis Madjid, Jurnal Multikultural & Multireligius Vol 12, h. 2.

Page 80: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

69

menghargai antar sesama baik dalam kehidupan perorangan maupun

bermasyarakat.

D. Scene 4

Visual Dialog Type of Shot

Maulana Sahab:

Assalamualaikum. Ada

apa nak? Kau baik-baik

saja? Tampaknya kau ada

masalah.

Medium Close Up:

gambar diambil dari

jarak dekat objek

diambil hanya separuh

badan.

Pawan: kenapa

denganku? Aku baik-baik

saja.

Medium Close Up:

gambar diambil dari

jarak dekat objek

diambil hanya separuh

badan.

Maulana Sahab: kenapa

berdiri di sini? Ayo

masuk.

Medium Close Up:

gambar diambil dari

jarak dekat objek

diambil hanya separuh

badan.

Pawan: Aku tidak bisa

masuk. Aku bukan orang

Islam.

Medium Close Up:

gambar diambil dari

jarak dekat objek

diambil hanya separuh

badan.

Maulana Sahab: Terus

kenapa saudaraku?

Tempat ini terbuka bagi

semua orang. Itu

sebabnya, kami tidak

pernah mengunci masjid

kami, ayo.

Medium Close Up:

gambar diambil dari

jarak dekat objek

diambil hanya separuh

badan.

1. Denotasi

Pada gambar pertama, menampilkan Maulana Sahab sedang

menyapa Pawan yang duduk di luar di luar masjid. Pada gambar kedua

menampilkan Pawan yang sedang duduk di depan masjid dengan latar

Page 81: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

70

belakang sebuah tulisan nama masjid “Jamiatul Huda”. Gambar ketiga,

Pawan sedang bercakap-cakap dengan Maulana Sahab. Maulana Sahab

mempersilahkan Pawan untuk memasuki masjid.

Gambar keempat. Menampilkan Pawan yang berdiri di depan

masjid, Pawan menolak ajakan Maulana Sahab karena ia bukan orang

Islam. Gambar kelima menampilkan Maulana Sahab yang tersenyum

mendengar jawaban Pawan, Maulana Sahab kemudian menjelaskan bahwa

masjid terbuka untuk semua orang dan gambar terakhir memperlihatkan

ekspresi Pawan saat mendengarkan penjelasan Maulana Sahab.

2. Konotasi

Dalam adegan ini, Maulana shaab mempersilahkan Pawan untuk

memasuki Masjid. Namun sebagai penganut Dewa Bajrangbali, Pawan

menolak dan mengatakan bahwa ia bukanlah orang Islam. Dengan

tersenyum bijaksana, Maulana Sahab menjelaskan bahwa masjid terbuka

untuk siapapun tidak ada peraturan bahwa orang non-muslim dilarang

memasuki masjid.

Dalam adegan ini pula Maulana Sahab memanggil Pawan dengan

sebutan “saudaraku”. Maulana Sahab menganggap Pawan sebagai saudara

sesama makhluk Tuhan, tanpa membeda-bedakan agama. Karena seluruh

manusia adalah makhluk dan keluarga Allah SWT, seperti dalam sebuah

hadits Nabi yang mengatakan “seluruh manusia itu keluarga Allah, dan

Page 82: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

71

Allah paling mencintai mereka yang paling banyak memberi manfaat

kepada yang lain”.4

Dengan adanya kesadaran persamaan setiap orang akan

menciptakan hubungan kekeluargaan antar manusia yang kemudian dapat

menumbuhkan kasih sayang dan kecintaan antar sesama yang tentu lebih

luhur dari sikap toleran dan kerukunan hidup beragama.

3. Mitos

Rumah ibadat merupakan tempat suci atau tempat sakral bagi umat

beragama. Setiap agama mempunyai rumah ibadatnya masing-masing dan

mempunyai sebutan berbeda untuk rumah ibadat mereka. Masjid untuk

agama Islam, kuil untuk agama Hindu, gereja untuk agama Kristen dan

Katolik, dan masih banyak lagi. Pada dasarnya semua rumah ibadat adalah

sama ia dibangun sebagai tempat pengabdian kepada Tuhan Yang Maha

Esa.

Dalam Islam terdapat ketentuan untuk non-muslim memasuki

masjid. Jika ada di antara non-muslim yang memasuki masjid dengan

tujuan menodai atau merusak masjid, maka larangan tidak boleh memasuki

masjid dapat diberlakukan.5 Sebaliknya, jika non-muslim yang memasuki

dengan niat yang baik dan tidak mengancam ketenangan dan keamanan

umat Islam, maka non-muslim tersebut diperbolehkan memasuki masjid.

4 Muhammad Hasan Qadrdan Qaramaliki, Al-Qur’an dan Pluralisme Agama (Jakarta: Sadra Press,

2011), h. 88. 5 Nurcholis Madjid, dkk, Fikih Lintas Agama (Jakarta: Paramadina, 2004), h.120.

Page 83: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

72

Untuk itu, dalam adegan ini Maulana Sahab mengatakan bahwa masjid

terbuka untuk siapa pun.

Sedangkan bagi umat Islam sendiri tidak ada kendala teologis

masuk ke rumah ibadah agama lain. Karena dalam ajaran Islam semua

permukaan bumi ini, asalkan suci dari najis, dijadikan Allah untuk tempat

sujud dan menyembah kepada-Nya.6

E. Scene 5

Visual Dialog Type of Shot

Maulana Sahab:

Berhenti di situ!

Kumohon letakkan

senjatamu kalian dulu.

Medium Long Shot:

Gambar diambil

setengah badan dari

jarak jauh, namun objek

tetap terlihat jelas

beserta latar

belakangnya.

Polisi: Apa anda

melihat orang asing di

sekita sini, maulana

sahab?

Medium Long Shot:

Gambar diambil

setengah badan dari

jarak jauh, namun objek

tetap terlihat jelas

beserta latar

belakangnya.

Maulana Sahab: Tak

ada orang asing di

tempat ibadah.

Medium Long Shot:

Gambar diambil

setengah badan dari

jarak jauh, namun objek

tetap terlihat jelas

beserta latar

belakangnya.

Polisi: Orang-orang ini

berbahaya. Seorang

mata-mata India.

Medium Long Shot:

Gambar diambil

setengah badan dari

jarak jauh, namun objek

tetap terlihat jelas

beserta latar

belakangnya.

6 Nurcholis Madjid, dkk, Fikih Lintas Agama, h.121.

Page 84: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

73

Maulana Sahab:

Menurutmu dia akan

kemari untuk mencuri

formula bom atom?

Polisi: Segeralah

hubungi kami jika anda

melihat orang itu di

sekitar sini.

Medium Long Shot:

Gambar diambil

setengah badan dari

jarak jauh, namun objek

tetap terlihat jelas

beserta latar

belakangnya.

1. Denotasi

Gambar pertama menampilkan Maulana Sahab yang keluar dari

dalam masjid, Maulana Sahab menghentikan para polisi yang berusaha

untuk menggeledah masjid. Gambar kedua, menampilkan beberapa polisi

yang menanyakan apakah Maulana Sahab melihat ada orang asing di

sekitar masjid dengan latar belakang jalan raya.

Pada gambar ketiga, dengan tenang Maulana Sahab menjawab

tidak ada orang asing di rumah ibadah dengan latar belakang pintu masjid.

Gambar keempat, para polisi itu sedang meykinkan Maulana Sahab

bahwa orang asing tersebut merupakan mata-mata India yang berbahaya.

Pada gambar terakhir, Maulana Sahab tersenyum, lalu bertanya “apakah

orang tersebut akan kemari (masjid) untuk mencuri formula bom atom?”.

2. Konotasi

Beberapa polisi mendatangi masjid untuk mencari Pawan, Chand

Nawab, dan Muni. Namun, Maulana Sahab mencegah para polisi tersebut

dengan mangatakan bahwa tidak ada orang asing di tempat ibadah.

Maulana Sahab juga mengatakan agar mereka menurunkan senjatanya

demi menghormati tempat ibadah yang ia datangi.

Page 85: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

74

Pada adegan di atas menampilkan Maulana Sahab yang melindungi

Pawan dari kejaran polisi. Maulana Sahab melakukan hal tersebut karena

sebelumnya terjadi kesalahpahaman antara polisi yang menuduh bahwa

Pawan adalah seorang mata-mata India. Padahal tujuannya datang ke

Pakistan adalah baik, yaitu mengantarkan Muni kembali ke keluarganya.

Dari adegan di atas menunjukkan toleransi yang dilakukan oleh

Maulana Sahab. Maulana Sahab yang mengetahui tujuan Pawan yang

sebenarnya, melindungi Pawan dari kejaran polisi. Sehingga Pawan bisa

melanjutkan niat baknya untuk mengembalikan Muni ke kedua orang

tuanya.

3. Mitos

Tidak dibenarkan untuk menghakimi seseorang sebagai seorang

penjahat hanya karena berbeda latar belakangnya. Adanya konflik antar

negara tidak serta merta bahwa orang yang berasal dari negara yang

sedang berkonflik dengan negara kita adalah penjahat. Diperlukan

penjelasan dan juga bukti-bukti untuk menetapkan seseorang sebagai

tersangka kejahatan. Padahal bisa saja kedatangan orang tersebut ke

negara lawannya untuk niat yang baik. Maka dari itu, memberikan

kesempatan untuk menjelaskan maksud dan tujuan sangat diperlukan demi

menghindari kesalahpahaman yang fatal.

Page 86: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

75

F. Scene 6

Visual Dialog Type of Shot

Maulana Sahab: akan

ada banyak polisi di

jalan ini. Kalian lewat

saja ladang ini kalian

akan sampai di

Khanewal

Medium Close Up:

Gambar diambil dari

jarak dekat objek

diambil hanya separuh

badan.

Pawan: terima kasih Medium Long Shot:

Gambar diambil

setengah badan dari

jarak jauh, namun objek

tetap terlihat jelas

beserata latar

belakangnya.

Maulana Sahab: Kau

melakukan tugas mulia.

Aku berdoa pada Allah

agar orang tuanya

segera ditemukan.

Medium Close Up:

gambar diambil dari

jarak dekat objek

diambil hanya separuh

badan.

1. Denotasi

Pada gambar pertama, menampilkan Pawan yang memakai cadar

sedang memperhatikan penjelasan Maulana Sahab dengan latar belakang

kebun yang gersang. Gambar kedua, Pawan mengulurkan tangannya untuk

mengucapkan terima kasih kepada Maulana Sahab karena telah banyak

membantunya. Gambar ketiga, Maulana Sahab tidak menerima uluran

tangan Pawan, tapi memeluk Pawan.

2. Konotasi

Maulana Sahab menolong Pawan, Chand Nawab, dan Muni untuk

mengelabui polisi. Karena banyak polisi yang sedang mencari mereka,

Page 87: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

76

akhirnya Maulana Sahab mengusulkan agar mereka memakai cadar

kemudian Maulana Sahab mengantarkan mereka ke tempat yang aman

dari polisi. Sehingga mereka bisa melanjutkan perjalanan untuk mencari

orang tua Muni. Maulana Sahab kemudian mengantarkan mereka sampai

di sebuah kebun dan menyuruh mereka melewati kebun itu saja menuju

jalan raya agar aman dari kejaran polisi.

Sebelum pergi, Pawan hendak menyalami Maulana Sahab sebagai

ucapan terima kasih karena telah banyak menolongya. Namun, Maulana

Sahab tidak menerima uluran tangan Pawan, tetapi langsung memeluk

Pawan. Maulana Sahab mengatakan bahwa Pawan telah melakukan tugas

yang mulia. Maulana Sahab kemudian berdoa kepada Allah agar Pawan

segera menemukan kedua orang tua Munni.

3. Mitos

Doa adalah cara yang dilakukan manusia untuk berkomunikasi

dengan Tuhan. Doa adalah cara untuk mengingat Tuhan dan memohon

pertolongan kepada-Nya. Dalam Islam doa adalah “Seruan, permintaan,

dan permohonan pertolongan, dan ibadah kepada Allah SWT supaya

terhindar dari bahaya dan mendapatka manfaat”7

Terkait dengan mendoakan non-muslim, dalam sebuah hadits yang

diriwayatkan oleh Bukhari melalui Abu Hurairoh dan Jabir ibn Abdillah

memberitahukan kita bahwa Nabi Muhammad memberi tahu kematian

Raja Negus, Raja Etiopia, kepada para sahabat pada hari wafatnya dan

7Nurcholis Madjid, dkk, Fiqih Lintas Agama (Jakarta: Paramadina, 2004), h. 93.

Page 88: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

77

beliau pergi keluar bersama mereka menyalatkan Raja itu dengan empat

takbir8

Boleh atau larangan berdoa untuk orang-orang non-muslim dalam

al-Qur‟an dan hadits-hadits, semuanya demi tujuan syariah yaitu sebuah

kemaslahatan.9 Bentuk dari kemaslahatan selalu berkaitan dengan konteks

kultural dan sosial.

G. Scene 7

Visual Dialog Type of Shot

Maulana Sahab:

Assalamualaikum.

Pawan: (tidak

menjawab).

Medium Long Shot:

Gambar diambil

setengah badan dari

jarak jauh, namun

objek tetap terlihat

jelas beserta latar

belakangnya.

Maulana Sahab:

bagaimana caramu

mengatakannya?

Medium Close Up:

gambar diambil dari

jarak dekat objek

diambil hanya separuh

badan.

Chand nawab: Jai Sri

Ram, bukan?

Pawan: Jai Sri Ram

Medium Long Shot:

Gambar diambil

setengah badan dari

jarak jauh, namun

objek tetap terlihat

jelas beserata latar

belakangnya.

Maulana Sahab: Jai Sri

Ram

Full Shot:

Pengambilan gambar

objek secara penuh

dari kepala hingga

kaki.

8 Nurcholis Madjid, dkk, Fiqih Lintas Agama, h. 101.

9 Nurcholis Madjid, dkk, Fiqih Lintas Agama, h. 102.

Page 89: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

78

(Tidak ada dialog)

Medium Long Shot:

Gambar diambil

setengah badan dari

jarak jauh, namun

objek tetap terlihat

jelas beserta latar

belakangnya.

1. Denotasi

Pada gambar pertama, menampilkan Pawan yang menggunakan

sedang menangkupkan kedua tangannya untuk mengucapkan salam.

Gambar kedua, Maulana Sahab bertanya kepada Pawan bagaimana ia biasa

mengucapkan salam? Gambar ketiga, menampilkan Pawan, Chand Nawab

dan Maulana Sahab. Pawan menangkupkan kedua tangannya dan berkata

“Jai Sri Ram”. Gambar keempat, Maulana Sahab mengangkat tangannya

dan mengucapkan “Jai Sri Ram” sebelum ia pergi. Gambar terakhir,

Pawan yang masih menangkupkan kedua tangannya dan memandang

Maulana Sahab yang pergi.

2. Konotasi

Sebelum berpisah, Maulana Sahab mengucapkan salam

“Asalamualaikum” kepada Pawan, Chand Nawab, dan Muni. Namun

Pawan ragu dan tidak menjawab salam Maulana Sahab. Maulana Sahab

kemudian bertanya bagaimana biasanya dia mengucapkan salam, Pawan

menjawab “Jai Sri Ram” maulana Sahab mengucapkan “Jai Sri Ram”

kemudian pergi meninggalkan Pawan, Chand Nawab dan Munni.

Page 90: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

79

3. Mitos

Artinya: “Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah)

orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila

orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang

mengandung) keselamatan.” (Q.S. Al-Furqaan ayat 63).10

Ayat ini menyatakan dengan tegas bahwa mengucapkan salam

kepada orang-orang non-muslim, meskipun kata-kata mereka tidak sopan ,

adalah ciri-ciri hamba Allah yang taat. Ayat ini menampilkan wajah Islam

yang ramah dan lembut.11

Ini menunjukkan bahwa agama Islam

mengajarkan kedamaian, persaudaraan, dan keramahan.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Muslim melalui

Abdullah ibn Amru menceritakan bahwa seorang laki-laki bertanya kepada

Rasulullah SAW tentang Islam yang mana yang terbaik. Nabi menjawab:

“Memberikan makanan dan membaca salam kepada siapa yang engkau

kenal dan siapa yang tidak engkau kenal”.12

Dari hadits tersebut dapat

dipahami bahwa hendaklah mengucapkan salam dan memberi rasa aman

dan keselamatan bagi siapa saja yang ditemuinya baik orang yang kenal

ataupun tidak dikenal.13

Ada beberapa pendapat mengenai mengucapkan salam kepada

orang non muslim, ada pendapat yang memperbolehkan ada pula yang

10

Al-„Alim Al-Qur‟an dan Terjemahannya Edisi Ilmu Pengetahuan Cetakan ke-10

(Bandung: Mizan Media Utama, 2011), h. 366. 11

Nurcholish Madjid, dkk, Fiqih Lintas Agama ( Jakarta: Paramadina, 2004), h. 77. 12

Nurcholish Madjid, dkk, Fiqih Lintas Agama ( Jakarta: Paramadina, 2004), h. 72. 13

Nurcholish Madjid, dkk, Fiqih Lintas Agama, h. 73.

Page 91: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

80

melarang. Adanya hukum memperbolehkan maupun larangan

mengucapkan salam ini mempunyai beberapa ketentuan, jika salam yang

diucapkan dengan memahami dan menghayati ucapan tersebut maka

mengucapkan salam itu dilarang. Sedangkan jika mengucapkan salam

untuk pergaulan dalam bermasyarakat seperti “selamat pagi” maka itu

diperbolehkan.14

Adanya perbedaan hukum tersebut keduanya ditujukan untuk suatu

kemaslahatan. Yang dimaksud kemaslahatan di sini adalah menghindari

penghinaan yang dilakukan oleh orang non muslim. Misalnya, saat

mengucapkan salam kepada orang-orang yang memusuhi Islam. Jika

salam yang yang diberikan kepada orang non-muslim mendapat balasan

caci maki, maka mengucapkan salam kepada non-muslim tersebut

dilarang. Sedangkan pendapat yang memperbolehkan mengucapkan salam

kepada orang non-muslim yaitu untuk menumbuhkan persaudaraan dan

kerukunan antara non-muslim yang mempunyai hubungan baik dan

bersahabat dengan orang-orang Islam.

H. Scene 8

Visual Dialog Type of Shot

Chand Nawab: Pawan

Kumar Caturvedi alias

Bajrangi Bhaijaan

adalah orang India yang

mengorbankan

hidupnya untuk mencari

orang tua gadis cilik

dari Pakistan. Kenapa

Medium Long Shot:

Gambar diambil

setengah badan dari

jarak jauh, namun

objek tetap terlihat jelas

beserta latar

belakangnya.

14

Nurcholis Madjid, dkk, Fiqih Lintas Agama, h. 84.

Page 92: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

81

dia melakukan ini?

Demi uang? Demi

ketenaran? Demi

kekayaan? Bukan! Dia

melakukannya karena

hatinya yang mulia. Dia

melakukan ini karena

dia tak memandang

Shahida sebagai orang

Pakistan, melainkan

seorang manusia biasa.

Sayangnya, dia terjebak

karena permusuhan

anatara dua negara.

Permusuhan ini

menyebabkan Bajrangi

di penjara di Pakistan

sekarang. Ayo kita

akhiri permusuhan ini.

Dan kita harus lakukan

ini. Kita rakyat dari

kedua negara yang ingin

membesarkan anak kita

dengan penuh cinta

bukan kebencian. Jadi

ayo semua kita akhiri

kebencian dan

permusuhan ini

bersama. Besok pagi,

kita semua pergi ke pos

perbatasan Narowal.

Biarkan jutaan orang

dari kedua negara

memastikan takkan ada

yang mengehentikan

Bajrangi Bhaijaan untuk

menyeberang

perbatasan.

Knee Shot: Pengambilan gambar

objek dari kepala

hingga lutut.

Medium Long Shot:

Gambar diambil

setengah badan dari

jarak jauh, namun

objek tetap terlihat jelas

beserta latar

belakangnya.

Medium Close Up:

gambar diambil dari

jarak dekat objek

diambil hanya separuh

badan.

Medium Close Up:

gambar diambil dari

jarak dekat objek

diambil hanya separuh

badan.

Medium Close Up:

gambar diambil dari

jarak dekat objek

diambil hanya separuh

badan.

Medium Long Shot:

Gambar diambil

setengah badan dari

jarak jauh, namun

objek tetap terlihat jelas

beserta latar

belakangnya.

Page 93: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

82

1. Denotasi

Pada gambar pertama menampilkan Chand Nawab yang berada di

dalam sebuah viedo di televisi. Gambar kedua, keluarga Rasika sedang

menonton video Chad Nawab yang disiarkan di televisi di dalam rumah

mereka. Terlihat Rasika sedang menangis saat menyaksikan video

tersebut. Gambar ketiga menampilkan seorang agen perjalanan dengan

tangannya yang terluka karena dihajar oleh Pawan. Gambar keempat

menampilkan tiga orang, salah satunya merupakan pegawai di kedutaan

Pakistan yang dulu pernah menolak membantu Pawan memulangkan Muni

ke Pakistan.

Pada gambar keempat, terlihat Chand Nawab dalam sebuah video

di televisi. Gambar kelima, memperlihatkan kepala tentara yang sedang

duduk dan mencukur jenggotnya. Dia merupakan kepala tentara yang dulu

mengizinkan Pawan untuk menyeberangi perbatasan Pakistan. Gambar

terakhir menampilkan tiga polisi yang sedang berdiri, mereka merupakan

polisi yang dulu menangkap Pawan dan menuduh Pawan sebagai mata-

mata India.

2. Konotasi

Chand Nawab mengunggah sebuah video ke youtube untuk

menuntut keadilan bagi Pawan. Dalam video tersebut Chand Nawab

memberitahukan kepada seluruh masyarakat Pakistan maupun India bahwa

Pawan bukanlah mata-mata India. Video itu berisi tentang perjalanan yang

dilalui Pawan dan Muni dalam mencari kedua orang tua Muni.

Page 94: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

83

Video tersebut ditonton oleh seluruh rakyat Pakistan dan India

termasuk orang-orang yang menyaksikan langsung perjuangan Pawan. Di

video Chand Nawab mengatakan siapa Pawan sebenarnya dan apa

tujuannya ke Pakistan. Sebagai orang yang menyaksikan langsung

perjuangan Pawan, Chand Nawab sengaja mengunggah video tersebut

untuk membantu Pawan agar mendapatkan keadilan, karena saat itu ia

ditahan oleh polisi Pakistan. Di video itu juga Chand Nawab mengajak

masyarakat Pakistan untuk mengantarkan Pawan kembali ke India.

Pada adegan di atas video yang diunggah Chand Nawab

membukakan mata orang-orang ynag dulu salah sangka terhadap Pawan.

Hal ini terbukti dengan gambar terakhir yang menampilkan polisi yang

dulu menuduh Pawan sebagai mata-mata hanya karena Pawan berasal dari

negara India.

3. Mitos

Seorang muslim harus meyakini, bahwa keadilan Allah SWT bagi

seluruh hamba-hamba-Nya, baik muslim maupun non-muslim seperti

firman Allah dalam surat Al-Maaidah ayat 8:

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu Jadi

orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah,

menjadi saksi dengan adil. dan janganlah sekali-kali kebencianmu

Page 95: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

84

terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk Berlaku tidak adil.

Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan

bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui

apa yang kamu kerjakan.” (Q.S Al-Maaidah ayat 8).15

Semua perbuatan hamba-Nya akan ditimbang dengan neraca

keadilan. Perbuatan buruk akan dibalas dengan balasan yang setimpal dan

perbuatan baik akan dibalas dengan pahala yang berlipat ganda. Dengan

demikian, seorang muslim tidak dibenarkan untuk berbuat tidak adil

kepada siapapun, termasuk orang yang dibencinya. Seorang muslim

hendaknya memberikan hak kepada yang memilikinya dan juga harus

selalu membela kebenaran tanpa membeda-bedakan dari segi apapun.

I. Scene 9

Visual Dialog Type of Shot

Rakyat Pakistan: “

Bajrangi Bhaijaan!!”

Extra long Shot:

Gambar diambil dari

jarak yang sangat jauh

sehinga objek terlihat

kecil dan latar terlihat

sangat jelas.

Tentara: Saya

ditugaskan untuk

memberhentikan anda

Pak.

Polisi: jika pria ini

mengorbankan hidupnya

untuk menemukan

putrimu yang hilang kau

masih tak mau buka

gerbangnya?

Tentara: Anda tau kalau

saya tidak bisa

membuka gerbangnya

ini.

Polisi: kau dengar suara

Extra Long Shot:

Gambar diambil dari

jarak yang sangat jauh

sehinga objek terlihat

kecil dan latar terlihat

sangat jelas.

Long Shot: gambar

15

Al-„Alim Al-Qur‟an dan Terjemahannya Edisi Ilmu Pengetahuan Cetakan ke-10 (Bandung:

Mizan Media Utama, 2011), h. 109.

Page 96: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

85

itu? Itu suara rakyat

Pakistan. Jika dia bisa

membedakan mana yang

benar dan mana yang

salah, lalu kenapa kau

tak bisa? Kau itu

seorang tentara!

diambil dari jarak jauh,

sehingga objek dan

latar belakangnya

terlihat jelas.

(Tidak ada dialog)

(Tidak ada dialog)

(Tidak ada dialog)

Extra Long Shot:

Gambar diambil dari

jarak yang sangat jauh

sehinga objek terlihat

kecil dan latar terlihat

sangat jelas.

Medium Long Shot:

gambar diambil

setengah badan dari

jarak yang jauh, namun

objek tetap terlihat

jelas.

Medium Long Shot:

gambar diambil

setengah badan dari

jarak yang jauh, namun

objek tetap terlihat

jelas beserta latar

belakangnya.

Munni: Jai Sri Ram,

Paman!

Medium Long Shot:

gambar diambil

setengah badan dari

jarak yang jauh, naum

objek tetap terlihat

jelas beserta latar

belakangnya.

1. Denotasi

Gambar pertama menampilkan ribuan rakyat India dibalik pagar

perbatasan India dan Pakistan. Gambar kedua menampilkan beberepa

tentara yang menjaga perbatasan dan ribuan rakyat Pakistan yang

mendatangi perbatasan Narowal untuk mengantarkan Pawan, latar

belakang dalam gambar tersebut adalah pegunungan salju. Gambar ketiga

Page 97: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

86

adalah menampilkan kepala polisis yang meminta tentara untuk membuka

pintu gerbang dengan berlatar belakang ribuan rakyat Pakistan.

Gambar keempat, kelima, dan kelima menampilkan Pawan yang

sedang mengucapkan salam di depan rakyat Pakistan. Gambar ketujuh,

menampilkan Muni yang berada dibalik gerbang perbatasan, mengangkat

tangannya dan mengucapkan salam “ Jai Sri Ram” kepada Pawan.

2. Konotasi

Ribuan orang datang ke perbatasan Narowal untuk mengantarkan

Pawan kembali ke India. Pawan datang dengan muka yang babak belur

karena sebelumnya ia dipaksa untuk mengakui sebagai mata-mata India.

Para polisi yang tahu bahwa Pawan tidak bersalah dan bukan mata-mata

India kemudian membebaskan Pawan dari penjara. Masyarakat Paskitan

juga turut mengantarkan kepulangan Pawan. Seruan “Bajrangi Bhaijaan”

mengiri langkah Pawan kembali ke negaranya, India.

Namun, para tentara yang menjaga perbatasan mengatakan bahwa

mereka telah diperintahkan untuk mencegah Pawan. Kepala polisi

kemudian, mengatakan bahwa Pawan tidak bersalah. Sebelum kembali ke

India, Pawan mengucapkan salam kepada masyarakat Pakistan sebagai

bentuk terima kasih karena telah mempercayainya bahwa ia bukanlah

mata-mata India sehingga ia mendapatkan keadilan. Pada saat sudah

berada di tengah sungai, Muni tiba-tiba berteriak mengucapkan salam “

Paman, Jai Sri Ram” kepada Pawan.

Page 98: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

87

3. Mitos

Dalam menetapkan suatu hukum prinsip-prinsip tentang keadilan

menegakkan hukum dan peradilan harus selalu ditegakkan tanpa memihak

siapapun. Seperti yang dijelaskan dalam firman Allah Al-Qur‟an Surat

An-Nisa ayat 105:

Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab kepadamu

dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia

dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah

kamu menjadi penantang (orang yang tidak bersalah), karena

(membela) orang-orang yang khianat”.(Q.S. An-Nisaa Ayat 105).16

Sikap toleran dalam implementasinya tidak hanya dilakukan

terhadap hal-hal yang berkaitan dengan aspek spiritual dan moral yang

berbeda, tetapi juga harus dilakukan terhadap aspek yang luas, termasuk

aspek ideologi dan politik yang berbeda.17

16

Al-„Alim Al-Qur‟an dan Terjemahannya Edisi Ilmu Pengetahuan Cetakan ke-10

(Bandung: Mizan Media Utama, 2011), h. 96. 17

Muhammad Ali, Teologi Pluralis-Multikultural: Menghargai Kemajemukan, Menjalin

Kebersamaan (Jakarta: Kompas, 2003), h. 147.

Page 99: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

88

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kesimpulan dari penelitian ini merupakan hasil dari pengamatan dan

juga analisis data pada bab sebelumnya dengan mengacu pada permasalahan

yang ada. Toleransi agama dalam film Bajrangi Bhaijaan disampaikan

melalui adegan, dialog, dan karakter yang diperankan para tokoh dalam film

tersebut. Adapun kesimpulan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Makna Denotasi

Analisis makna toleransi agama dalam film Bajrangi Baijhaan

jika dilihat dari makna denotasi adalah sebagai film yang

menggambarkan bagaimana perjuangan karakter Pawan penganut Dewa

Bajrangbali yang taat dalam menolong Muni untuk kembali ke

keluarganya. Perjuangan Pawan dalam mencari orang tua Muni

mendapatkan banyak bantuan dari orang-orang Pakistan. Tak hanya

bantuan, Pawan juga mendapatkan dukungan dan perlindungan.

Di sisi lain, bantuan yang diterimanya membuat Pawan

merasakan tingginya toleransi agama Islam terhadap non-Islam. Ia

mendapatkan dukungan, perlindungan, pertolongan, juga keadilan atas

niat baiknya mengembalikan Muni ke kedua orang tuanya. Pawan juga

mendapatkan banyak pelajaran tentang bagaimana menyikapi perbedaan

dari orang-orang yang telah membantunya. Sebagai orang asing di negara

Page 100: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

89

Pakistan, ternyata banyak orang yang membantu Pawan tanpa melihat

latar belakangnya. Dari situ Pawan belajar bagaimana bersikap dengan

orang yang tidak seagama dengan dia. Dari adegan-adegan yang

ditampilkan dalam film Bajrangi Bhaijaan menunjukkan bahwa agama

Islam adalah agama yang membawa kedamaian.

2. Makna Konotasi

Makna konotasi yang terkandung dalam film Bajrangi Bhaijaan

adalah menggambarkan sikap toleransi muslim maupun penganut agama

Hindu terhadap orang-orang non-agama mereka. Sikap penganut agama

Hindu di India yang masih mengedepankan kasta dan adanya fanatisme

agama, namun dalam menghadapi hal kemanusiaan mereka dapat

melunak.

Sedangkan makna konotasi toleransi agama dari sudut pandang

agama Islam adalah sikap muslim terhadap non-muslim yang

digambarkan mempunyai toleransi yang tinggi. Sikap toleransi yang

terhadap non muslim tersebut antara lain berlaku adil kepada semua

orang, menghormati dan menghargai orang non muslim yang juga berbua

baik kepada orang-orang muslim.

Film Bajrangi Bhaijaan menunjukkan bahwa Islam adalah agama

yang memiliki toleransi yang tinggi dalam menghadapi perbedaan.

Perbedaan agama maupun perbedaan bangsa bukanlah sebuah alasan

untuk seseorang melupakan sisi kemanusiaan. Menghormati dan

“memanusiakan manusia” adalah hal yang utama yang selalu diajarkan

Page 101: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

90

agama Islam dalam menjalin hubungan dengan sesama makhluk Allah

SWT.

3. Makna Mitos

Makna mitos yang terkandung dalam film Bajrangi Bhaijaan ialah

Islam mengajarkan bagaimana cara untuk menjalin hubungan sosial

dengan orang-orang non-muslim. Sikap toleransi yang tinggi sangat

diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat. Munculnya sikap toleransi

diawali dengan adanya sikap mengakui perbedaan.

Dalam Islam sendiri mengajarkan agar setiap orang dapat

menerima perbedaan. Sikap toleran dapat diterapkan baik itu toleran dari

segi agama, politik maupun ideologi. Tujuan dari adanya sikap toleransi

adalah untuk membuka pintu kemaslahatan yaitu kedamaian dan

kerukunan dalam bermasyarakat.

B. SARAN

Saran untuk sutradara adalah untuk lebih banyak membuat film-

film dengan tema serupa, sebagai bentuk salah satu persuasi untuk

membantu meredakan konflik India dan Pakistan. Dengan adanya film-

film seperti film Bajrangi Bhaijaan diharapkan dapat menyampaikan pesan

perdamaian untuk kedua negara tersebut.

Sedangkan saran untuk para penonton adalah agar dapat bersikap

kritis dalam menonton film. Penonton harus mengetahui maksud dan

tujuan dibuatnya sebuah film, sehingga penonton dapat memahami isi dan

Page 102: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

91

makna yang disampaikan dalam film tersebut. Dengan begitu, penonton

dapat mengambil pesan yang disampaikan secara efektif.

Page 103: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

92

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Masykuri. (2001). Plurarisme Agama dan Kerukunan dalam

Keberagaman. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.

Al Munawar, Said Agil Husain. (2005). Fikih Hubungan Antar Agama.

Tangerang: Ciputat Press.

Ali, Mohammad Daud. (1986). Islam untuk Disiplin Ilmu Hukum, Sosial dan

Politik. Jakarta: Wirabuana.

Al-'Alim Al-Qur'an dan Terjemahannya Edisi Ilmu Pengetahuan Cetakan ke 10.

(2011). Bandung: Al-Mizan Publishing House.

Baran, Stanley J. (2008). Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Erlangga.

Bungin, Burhan. (2008). Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus

Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana.

Danesi, Marcel. (2010). Pengantar Memahami Semiotika Media. Yogyakarta:

Jalasutra.

Effendy, Heru. (2006). Mari Membuat Film. Yogyakarta: Panduan.

Effendy, Onong Uchjana. (2003). Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung:

Citra Aditya Bakti.

Kriyantono, Rahmat. (2007). Teknis Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana.

Littejohn, Stephen W. (2009). Teori Komunikasi. Jakarta: Salemba Humanika.

Madjid, Nurcholish. dkk. (2004). Fiqih Lintas Agama. Jakarta: Paramadina.

McQuail, Denis. (2011). Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Salemba Humanika.

Misrawi, Zuhairi. (2007). Al-Qur'an Kitab Toleransi. Jakarta: Pustaka Oasis.

Morrisan. (2014). Teori Komunikasi: Individu Hingga Massa. Jakarta: Kencana

Premedia group.

Muhtadi, Asep S. dan Sri Handayani. (2000). Dakwah Kontemporer: Pola

Alternatif Dakwah Melalui TV. Bandung: Pusdai Press.

Page 104: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

93

Piliang, Yasraf A. (2003). Hipersemiotika: Tafsir Cultural Studies Atas Matinya

Makna. Yogyakarta: Jalasutra.

Pratista, Himawan. (2008). Memahami Film. Yogyakarta: Homeian Pustaka.

Purwadinata, W. J. S. (2003). KBBI. Jakarta: Balai Pustaka.

Qaramaliki, Muhammad Hasan Qadrdan. (2011). Al-Qur'an dan Pluralisme

Agama. Jakarta: Sandra Press.

Shihab, Quraish. (2005). Wawasan Al-Qur'an. Bandung: Mizan.

Shihab, Quraish. (2007). Tafsir Al-Misbah Cetakan VIII. Tangerang: Lentera Hati.

Shihab, Quraish. (2012). Al-Lubab. Tangerang: Lentera Hati.

Sobur, Alex. (2009). Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis

Wacana, Analisis Semiotik dan Analisis Framing. Bandung: Rosdakarya.

Sobur, Alex. (2009). Semiotika Komunikasi. Bandung: Rosdakarya.

Sumarno, Marselli. (2005). Dasar-Dasar Apresiasi Film. Jakarta: Gramedia

Widiasarana Indonesia.

Wibowo, Indiwan S. (2013). Semiotika Komunikasi- Alikasi Praktis Bagi

Penelitian dan Skripsi Komunikasi. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Yewangoe, Andreas A. (2009). Merayakan Kebebasan Beragama: Regulasi

Toleransi dan Plurarisme Agama di Indonesia. Jakarta: ICRP.

Jurnal dan Penelitian

Naim, Ngainun. (2013). Membangun Toleransi Masyarakat Majemuk: Telaah

Pemikiran Nurcholis Madjid. Jurnal Multikural & Multireligius Vol 12, 2.

Julianti. (2013). Internalisasi Nilai Toleransi Melalui Model Telling Story pada

Pembelajaran PKN untuk Mengatasi Masalah Tawuran, Jurnal Penelitian

Pendidikan Vol. 14 No. 1, 3.

Kusumastutie, Naomi Srie dan Faturochman. (2004). Semiotika untuk Analisis

Gender pada Iklan Televisi. Buletin Psikologi Tahun XII, No. 2, 106.

Miyarso, Estu. (2009). Pengembangan Multimedia Interaktif untuk Pembelajaran

Sinematografi. Thesis: Universitas Negeri Yogyakarta.

Page 105: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

94

Mudjiono, Yoyon. (2011). Kajian Semiotika dalam Film. Jurnal Ilmu Komunikasi

, 136.

Prasetya, Arif Budi. (2012). Penonjolan Tokoh Antagonis dalam Film The Dark

Night, Jurnal Ilmu Komunikasi I Makna Vol. 2 No. 2, 75.

Yasir, Muhammad. (2014). Makna Toleransi Dalam Al-Qur’an. Jurnal

Ushuluddin Vol. XXII No. 2, 172.

Wahyuningsih, Sri. (2014). Kearifan Budaya Lokal Madura sebagai Media

Persuasif, Sosio Didaktika: Vol. 1, No. 2, 177.

Sumber Lain

Greavesindia. Bollywood Legends: India trough the Lens of Director Kabir Khan.

Artikel diakses pada tanggal 5 Mei 2016 pukul: 15.00 WIB dari:

www.greavesindia.com/blog/posts/2015/october/bollywood-legends-india-trough-

the-lens-of-director-kabir-khan.

Imdb. Kabir Khan. Artikel diakses pada tanggal 29 April 2016 dari:

http://www.imdb.com/name/nm1203138/bio?ref_=nm_ql_1.

Imdb. Salman Khan. Artikel ini diakses pada tanggal 29 Maret 2016.

http://www.imdb.com/name/nm0006795/awards?ref_=nm_ql_2.

Imdb. Salman Khan Awards. Artikel diakses pada tanggal 28 Maret 2016 dari:

http://www.imdb.com/name/nm0006795/awards?ref_=nm_ql_2.

Filmyfolks. Kareena Kapoor. Artikel diakses pada tanggal 22 April 2016 pukul

16.52 WIB http://www.filmyfolks.com/celebrity/bollywood/kareena-

kapoor.shtml.

Imdb. Kareena Kapoor Awards. Artikel diakses pada tanggal 29 Maret 2016

http://www.imdb.com/name/nm0004626/awards?ref_=nm_ql_2.

Filmyfolks. Nawazuddin Siddiqui. Artikel diakses pada tanggal 22 April 2016

pukul 16.55 WIB dari:

http://www.filmyfolks.com/celebrity/bollywood/nawazuddin-siddiqui.php.

Imdb. Nawazuddin Sidduiqui Awards. Artikel diakses pada tanggal 29 Maret 2016

dari: http://www.imdb.com/name/nm1596350/awards?ref_=nm_ql_2.

Page 106: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

95

Kapan lagi. Salman Khan. Artikel ini diakses pada tanggal 29 Maret 2016 dari:

http://www.kapanlagi.com/bollywood/s/salman_khan/

Liputan 6.com. Mampukah Film Ajay Devgn Mengimbangi Bajrangi Bhaijaan.

Artikel ini diakses pada 23 Maret 216 dari

http://showbiz.liputan6.com/read/2281077/mampukah-film-drishyam-ajay-devgn-

mengimbangi-bajrangi-bhaijaan.

Liputan 6.com. Salman Khan Akan Donasikan Keuntungan Film untuk Petani.

Artikel ini diakses pada 23 Maret 2016 dari

http://showbiz.liputan6.com/read/2277985/salman-khan-akan-donasikan-

keuntungan-filmnya-untuk-petani.

Liputan 6.com. Salman Khan Penonton Adalah Sebuah Penghargaan Bagiku.

Artikel ini diakses pada 23 Maret 216 dari

http://showbiz.liputan6.com/read/2292087/salman-khan-penonton-adalah-sebuah-

penghargaan-bagiku.

Liputan 6.com. Berjaya, Bajrangi Bhaijaan Menang Besar di Stardust Awards.

Artikel ini diakses pada 23 Maret 2106 dari:

http://www.kapanlagi.com/showbiz/bollywood/berjaya-bajrangi-bhaijaan-

menang-besar-di-stardust-awards-2015-588385.html.

Liputan 6.com. Salman Khan Penonton Adalah Sebuah Penghargaan Bagiku.

Artikel ini diakses pada 23 Maret 216 dari:

http://showbiz.liputan6.com/read/2292087/salman-khan-penonton-adalah-sebuah-

penghargaan-bagiku.

Novitasari, Ari. Grammar of Film. Artikel diakses tanggal 29 April 2016 dari:

http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-Artikel%20Jurnal%20-

%20Ari%20Novitasari%20070810657%20(AB).doc.

Page 107: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

KEMENTERIAN AGAMAUNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

F'AKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

Jl. lr. H. Juanda No. 95 Ciputat 15412 IndonesiaWebsite : www.fdkuiniakarta.ac.id

Telp./Fax : (62-21) 74327281 74703580Email: [email protected]

Nomor : Un.O1/F5/PP.00 .9 17 1 5 1201 6Lamp : 1 (satu) bundelHal : Bimbingan Skripsi

NamaNomor PokokJurusan/Konsentrasi

SemesterTelp.Judul Skripsi

Devi Feria Artikal l 1205 10000s9Komunikasi dan Penyiaran IslamVIII (Delapan)082227170620Makna Toleransi Agama dalam Film Bajrangi Bhaiiaan.

lakarta, 14 Maret 201 6

Kepada Yth.Drs. Jumroni, M,Si.Dosen Fakultas IImu Dakwah dan Ilmu KomunikasiUIN Syarif Hidayatullah Jakafia

A s salamu' alaikum 14 r. ll b.

Bersama ini kami sampaikan outline dan naskah proposal skipsi yang diajukan olehmahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakartasebagai bedkut,

Kami mohon kesediaannya untuk membimbing mahasiswa tersebut dalampenyusunan dan penyelesaian skripsinya selama 6 (enam) bulan dari tanggal l4 Maret 2016s.d. 14 September 2016.

Demikian, atas perhatian dan kesediaannya kami sampaikan terima kasih.

Wassal am u' a lai kum Wr. lYb.

an.Dekan,Wakil Dekan Bidang Akademik

Tembusan :

L Dekan2. Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI)

x{.Ed, Ph.D 10330 199803 \

Page 108: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

PROPOSAL SKRIPSI 4,4/fla

MAKNA T,LERANSI AGAMA DALAM ,,,/* I*,*NGI BIIAIJAAN

Universitas lslam NegeriSYARIF H I DAYATU LLAH JAKARTA

Disusun oleh:

DeviFeriaArtika (1112051000059)

FAKIILTAS ILMU DAI(WAH DAN ILMU KOMUNIKASI

JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

TINIVERSTTAS ISLAM NEGERI ST'ARIF HIDAYATITLLAH JAKARTA

I TIL\III I

2016

Page 109: MAKNA TOLERANSI AGAMA DALAM FILM BAJRANGI BHAIJAAN

KEMENTERIAN AGAMAUNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

Jl. k H. JuandaNo.95 Ciputat 15412 IndonesiaWebsite : wwwfdkuinjakarta.ac.id

Telp./Far : (62-21) 7432728/ 74703580Email: [email protected]

NomorLampiranHal

: un.o1lFs/PP.oo.s 760 2016: 1(satu) Berkas Skripsi: Ujian Skripsi

Kepada Yth. :

1. Dr. Hj. Roudhonah, MA2. Dedi Fakhrudin, M.lkom3. H. Zakaria, MA4. Siti Nurbaya, M.Si5. Drs. Jumroni, lt4.SidiJakarta

Jakarta, Juni 2016

Assal amu' al a i kunt Wr. Wb.

Dekan Fakultas llmu Dakwah dan llmu Komunikasi UIN Syarif HidayatullahJakarta menunjuk Bapak/lbu sebagai Tim Penguji Skripsi mahasiswa/i di FakultasIlmu Dakwah dan llmu Komunikasi,

: Devi Feria Artika: Pati, 23 Desember 1994: 1 1 12051000059: Komunikasi dan Penyiaran lslam (KPl): Makna Toleransi Agama dalam Film BajrangiBhaijaan.

Ujian tersebut akan dilaksanakan pada :

Ketua/PengujiSekretarisPengujiPengujiPembimbing

NamaTempat Tanggal lahirNIMJurusanJudul Skripsi

Hari/TanggalWaktuTempat

Tembusan1. Dekan2. Kasubbag. UmumFakuitas llmu Dakwah dan llmu Komunikasi

Ajkd/MI

: Jum'at, 17 Juni 2016: Pk. 10.00 s.d. 1 1.00 WIB: Ruang Munaqasyah Lt 78

Untuk menunjang kelancaran ujian dimaksud, bersama ini kami kirimkan

naskah skripsi yang akan diuiikan, guna dipelajari/diteliti sebagaimana mestinya

Demikian penunjukan ini disampaikan. Alas perhatian Bapak/lbu, kami

ucapkan terima kasih

Wassalam,

a.n,Dekan,