12
1050 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk MAKNA DAN GAYA BAHASA REGISTER BAHASA TENTARA DI POMDAN III SILIWANGI Toni Heryadi Peneliti Balai Bahasa Jawa Barat Jalan Sumbawa nomor 11, Bandung 081320970096 [email protected] Abstrak Bahasa tentara memiliki variasi pemakaian yang berbeda dari bahasa sehari-hari. Bahasa tentara biasa kita kenal dengan istilah bahasa sandi. Salah satu tujuan bahasa sandi adalah agar percakapan mereka tidak dapat dipahami oleh orang yang bukan komunitasnya (bersifat rahasia). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan proses pembentukan, makna, dan gaya bahasa tentara di lingkungan POMDAM III Siliwangi. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode simak, sedangkan metode dalam analisis data adalah metode padan dan analisis distribusional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) proses pembentukan bahasa sandi tentara mengacu pada asosiasi benda yang akan dibandingkan. Register yang terbentuk bisa berupa kata dasar, afiksasi, reduplikasi, abreviasi, (2) makna yang terkandung dari bahasa sandi tentara dapat berubah-ubah sesuai dengan kegiatan, instansi, dan instruksi komandan, (3) gaya bahasa yang ditemukan pada sumber data adalah hiperbola, metonimia, personifikasi, sinekdok, alusi, simile, aliterasi, apizeuksis, repetisi. Kata kunci: register bahasa tentara, makna, dan gaya bahasa 1. PENDAHULUAN Secara umum bahasa memiliki fungsi sebagai (1) sarana ekspresi diri, (2) sarana berkomunikasi, (3) alat berintegrasi dan beradaptasi sosial, (4) alat kotrol sosial. Dari pengertian ini, jelaslah bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Fungsi bahasa yang tertarik untuk dikaji lebih spesifik adalah fungsi bahasa sebagai sarana komunikasi, alat berintegrasi, dan adaptasi sosial. Fungsi bahasa yang ketiga ini berkaitan dengan perkembangan dan variasi pemakian bahasa, misalnya bahasa alay, gaul, dan sandi. Fungsi-fungsi bahasa tersebut penulis kaitkan dengan perkembangan teknologi dan kebudayaan yang berada di suatu wilayah sehingga akan menghasilkan bahasa yang berbeda [1]. Sekarang ini, Perkembangan Bahasa Indonesia sangat pesat. Perkembangan berdampak positif bisa kita lihat dengan perkembangan kosa kata atau lema Bahasa Indonesia yang terus meningkat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS). Hal ini bisa dibuktikan dari jumlah lema atau enti yang terdapat pada Kamus Besar Bahasa Indonesia yang terus bertambah. Perkembangan lema kamus Bahasa Indonesia pada tahun 2010 berjumlah berkisar 90.000. Akan tetapi, sekarang lema kamus Bahasa Indonesia berkisar 102.000 lema. Diperkirakan pada tahun 2020, perkembangan lema Bahasa Indonesia akan mencapai 120.000 lema. Perkembangan lema yang paling pesat di antaranya dalam bidang Informasi dan Teknologi (IT). Perkembangan Bahasa Indonesia tidak hanya menimbulkan dampak yang positif, tetapi berdampak negatifnya pula. Perkembangan secara negatif yaitu mulai bermunculan bahasa gaul, alay, dan bahasa komunitas tertentu. Masyarakat merasa lebih nyaman berkomunikasi menggunakan bahasa gaul atau bahasa kekinian karena tidak terlalu terikat pada aturan kebahasaan. Terlebih, bahasa gaul, alay, dan bahasa komunitas tertentu serasa bahasa modern yang sedang berkembangang pada masa itu, Sebagai contoh, bahasa gaul waria yang sering kita dengarkan atau bahasa kepolisian dan tentara di NetTV dan RCTI. Pada salah satu televisi swasta nasional, NetTV, kita pernah melihat ada acara “86” yang berisikan kegiatan anggota kepolisian dalam melakukan berbagai operasi di lapangan. Bagi orang awan mungkin tidak mengetahui apa arti “Siap 86” itu sendiri. Kata “siap 86” merupakan kata selingkung yang sering dipakai dalam kemiliteran. Kata tersebut bermakna bahwa

MAKNA DAN GAYA BAHASA REGISTER BAHASA TENTARA DI …

  • Upload
    others

  • View
    17

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MAKNA DAN GAYA BAHASA REGISTER BAHASA TENTARA DI …

1050 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk

MAKNA DAN GAYA BAHASA REGISTER BAHASA TENTARA

DI POMDAN III SILIWANGI

Toni Heryadi

Peneliti Balai Bahasa Jawa Barat

Jalan Sumbawa nomor 11, Bandung

081320970096

[email protected]

Abstrak

Bahasa tentara memiliki variasi pemakaian yang berbeda dari bahasa sehari-hari. Bahasa tentara

biasa kita kenal dengan istilah bahasa sandi. Salah satu tujuan bahasa sandi adalah agar

percakapan mereka tidak dapat dipahami oleh orang yang bukan komunitasnya (bersifat rahasia).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan proses pembentukan, makna, dan gaya bahasa

tentara di lingkungan POMDAM III Siliwangi. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data

adalah metode simak, sedangkan metode dalam analisis data adalah metode padan dan analisis

distribusional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) proses pembentukan bahasa sandi tentara

mengacu pada asosiasi benda yang akan dibandingkan. Register yang terbentuk bisa berupa kata

dasar, afiksasi, reduplikasi, abreviasi, (2) makna yang terkandung dari bahasa sandi tentara dapat

berubah-ubah sesuai dengan kegiatan, instansi, dan instruksi komandan, (3) gaya bahasa yang

ditemukan pada sumber data adalah hiperbola, metonimia, personifikasi, sinekdok, alusi, simile,

aliterasi, apizeuksis, repetisi.

Kata kunci: register bahasa tentara, makna, dan gaya bahasa

1. PENDAHULUAN

Secara umum bahasa memiliki fungsi sebagai (1) sarana ekspresi diri, (2) sarana

berkomunikasi, (3) alat berintegrasi dan beradaptasi sosial, (4) alat kotrol sosial. Dari pengertian ini,

jelaslah bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Fungsi bahasa yang tertarik

untuk dikaji lebih spesifik adalah fungsi bahasa sebagai sarana komunikasi, alat berintegrasi, dan

adaptasi sosial. Fungsi bahasa yang ketiga ini berkaitan dengan perkembangan dan variasi pemakian

bahasa, misalnya bahasa alay, gaul, dan sandi. Fungsi-fungsi bahasa tersebut penulis kaitkan dengan

perkembangan teknologi dan kebudayaan yang berada di suatu wilayah sehingga akan menghasilkan

bahasa yang berbeda [1].

Sekarang ini, Perkembangan Bahasa Indonesia sangat pesat. Perkembangan berdampak

positif bisa kita lihat dengan perkembangan kosa kata atau lema Bahasa Indonesia yang terus

meningkat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) seiring dengan perkembangan ilmu

pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS). Hal ini bisa dibuktikan dari jumlah lema atau enti yang

terdapat pada Kamus Besar Bahasa Indonesia yang terus bertambah. Perkembangan lema kamus

Bahasa Indonesia pada tahun 2010 berjumlah berkisar 90.000. Akan tetapi, sekarang lema kamus

Bahasa Indonesia berkisar 102.000 lema. Diperkirakan pada tahun 2020, perkembangan lema Bahasa

Indonesia akan mencapai 120.000 lema. Perkembangan lema yang paling pesat di antaranya dalam

bidang Informasi dan Teknologi (IT).

Perkembangan Bahasa Indonesia tidak hanya menimbulkan dampak yang positif, tetapi

berdampak negatifnya pula. Perkembangan secara negatif yaitu mulai bermunculan bahasa gaul,

alay, dan bahasa komunitas tertentu. Masyarakat merasa lebih nyaman berkomunikasi menggunakan

bahasa gaul atau bahasa kekinian karena tidak terlalu terikat pada aturan kebahasaan. Terlebih,

bahasa gaul, alay, dan bahasa komunitas tertentu serasa bahasa modern yang sedang berkembangang

pada masa itu, Sebagai contoh, bahasa gaul waria yang sering kita dengarkan atau bahasa kepolisian

dan tentara di NetTV dan RCTI. Pada salah satu televisi swasta nasional, NetTV, kita pernah melihat

ada acara “86” yang berisikan kegiatan anggota kepolisian dalam melakukan berbagai operasi di

lapangan. Bagi orang awan mungkin tidak mengetahui apa arti “Siap 86” itu sendiri. Kata “siap 86”

merupakan kata selingkung yang sering dipakai dalam kemiliteran. Kata tersebut bermakna bahwa

Page 2: MAKNA DAN GAYA BAHASA REGISTER BAHASA TENTARA DI …

Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 1051

prajurit ‘siap menerima perintah’ dari komandan atau atasan, sedangkan kata “86” itu bermakna

‘paham atau mengerti’. Jadi, arti “siap 86” itu adalah ‘siap menerima perintah dan mengerti harus

dilakukan”.

Begitu pula pada acara Bang Napi di RCTI pada beberapa tahun yang lalu, ada istilah

“Solo—Garut”. Istilah “Solo—Garut” bukan berarti kota Solo dan Garut atau jarak antara Kota Solo

sampai dengan Kota Garut. Istilah “Solo—Garut” itu merupakan bentuk kepanjangan kata dari S—

G. Selanjutnya S—G itu merupakan singkatan suku kata dari ‘Siaga’. Jadi, istilah “Solo—Garut” itu

bermakna ‘siaga’. Begitu pula dengan angka “86” yang bermakna ‘paham/mengerti’. Istilah lain,

seperti, istilah 8-1 berarti ‘suara yang diterima lemah’, kode 8-2 berarti ‘suara yang diterima baik’,

8-3 berarti ‘penerimaannya kurang jelas’, 8-4 berarti tes atau menguji penerimaan suara, sedangkan

8-8 berarti ‘ingin jumpa langsung atau kopi darat’.

Bahasa Alay yang dipopulerkan oleh Deby Sahertian pada tahun 1980-an mulai ditinggalkan

oleh pemakainya yang notabene penuturnya bencong karena komunitasnya semakin berkurang.

Sementara itu, bahasa gaul anak muda sekarang terus berkembang. Bahasa gaul pemakainya anak

muda di SMP, SMA, dan mahasiswa. Bahasa gaul ini mungkin akan hilang pula jika anak muda

tersebut sudah dewasa, menikah, dan meninggalkan komunitasnya. Akan tetapi, hal tersebut tidak

bisa terjadi pada bahasa sandi register tentara karena bahasa sandi akan dipakai selama anggota

tentara itu ada dan tetap berkomunikasi. Bahkan bahasa sandi register tentara telah berkembang

menjadi beberapa jenis, misalnya sandi gunung, sandi binatang, sandi wayang, dan lain-lain.

Bahasa sandi register tentara memiliki tujuan agar bahasa komunitasnya tidak bisa dipahami

oleh orang lain, tetapi hanya bisa dipahami komunitas tentara sendiri. Dengan kata lain, informasi

yang disampaikan itu bersifat rahasia. Selain itu, bahasa sandi register tentara memiliki keunikan dan

kaidah dalam pemakiannya sehingga tidak semua orang bisa langsung memakainya walaupun orang

tersebut memahami percakapan tersebut.

Berdasarkan alasan-alasan tersebut, penulis mengembangkan penelitian terdahulu dari

bentuk, fungsi, dan makna register bahasa sandi tentara di POMDAM III Siliwangi untuk

dilanjutkan kajiannya dengan menggali diksi dan gaya bahasa yang dipakai dalam

komunikasinya. Adapaun judul yang dibahas adalah “Makna dan Gaya Bahasa Register

Bahasa Tentara POMDAM III Siliwangi.”

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai

berikut.

1. Bagaimana proses pembentukan bahasa sandi tentara di Lingkungan POMDAM III Siliwangi?

2. Bagaimana makna yang terkandung dari bahasa sandi tentara di Lingkungan POMDAM III

Siliwangi?

3. Mendeskripsikan gaya bahasa yang terdapat pada struktur kalimat percakapan sesama anggota

tentara POMDAM III Siliwangi?

2. METODE

Penenelitian ini sebenarnya merupakan penelitian lanjutan yang dilakukan pada tahun 2015.

Penelitian pertama difokuskan pada “Bentuk, Fungsi, dan Makna Register Bahasa Tentara di

POMDAM III Siliwangi: Tinjauan Sosiolinguistik. Adapun lokus penelitian ini di POMDAM III

Siliwangi, Jalan Jawa nomor 11, Bandung yang dilaksanakan selama tiga bulan. Waktu penelitian

sebenarnya lebih dari 3 bulan karena karena terkendala permasalahan administrasi dan perizinan.

Sumber data penelitian ini adalah percakapan yang berasal dari bahasa sandi di Handy Talky

dan ditunjang dengan kamus percakapan. Data percakapan tersebut diperoleh dengan cara menyimak

percakapan sesama anggota POMDAM dan turut serta dalam percakapan tersebut. Penulis terdaftar

sebagai anggota komunitas dengan kode Elang-13.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif yakni

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang

orang dan perilaku [2]. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu pendekatan

metodologis dan pendekatan teoretis. Pendekatan metodologis yang digunakan dalam penelitian ini

adalah pendekatan kualitatif dan deskriptif karena data yang digunakan berupa bahasa verbal yang

berwujud tuturan pada percakapan radio Handy Talky. Pendekatan teoretis dalam penelitian ini

menggunakan pendekatan sosiolinguistik karena data yang diteliti berupa ujaran yang terdapat pada

Page 3: MAKNA DAN GAYA BAHASA REGISTER BAHASA TENTARA DI …

1052 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk

percakapan radio Handy Talky yang difokuskan pada bentuk, fungsi, dan makna bahasa Sandi

POMDAM III Siliwangi. Teknik

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik

simak, sadap, dan dilanjutkan dengan teknik catat. Teknik simak, menurut Mahsun [3], adalah cara

yang digunakan untuk memperoleh data dengan menyimak penggunaan bahasa. Teknik ini dipakai

dengan menyimak percakapan sesama anggota POMDAM III Siliwangi pada Handy Talky.

Sedangkan teknik sadap dilakukan dengan menyadap pembicaran anngota Kodam III Siliwangi tanpa

pemberitahuan sebelumnya.

Kridalaksana [4] menjelaskan bahwa gaya bahasa adalah pemanfaatan atas kekayaan bahasa

oleh seseorang dalam bertutur atau menulis, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek

tertentu, dan keseluruhan ciri-ciri bahasa sekelompok penulis sastra. Selanjutnya, Pradopo [5]

menjelaskan gaya bahasa adalah susunan perkataan yang terjadi karena perasaan yang timbul atau

hidup dalam hati penulis. Gaya bahasa itu menghidupkan kalimat dan memberi gerak pada kalimat.

Gaya bahasa itu untuk menimbulkan reaksi tertentu, untuk menimbulkan tanggapan pikiran terhadap

pembaca. Lebih lanjut, Keraf [6] mengemukakan bahwa gaya bahasa itu keahlian seseorang untuk

menggunakan kata, istilah, frase, kalimat agar menghasilkan kalimat yang lebih indah. Jadi, dapat

penulis simpulkan bahwa gaya bahasa merupakan ciri khas seseorang dalam mengungkapkan

pikiran, perasaan, dan pengetahuannya, baik secara lisan maupun tulis, untuk menghasilkan nuansa

yang lebih indah.

Menurut Tarigan, [7] gaya bahasa terdapat menjadi empat bagian yaitu, (1) gaya bahasa

perulangan yang terbagi menjadi sepuluh gaya bahasa, (2) gaya bahasa pertentangan yang terbagi

menjadi enam belas, (3) gaya bahasa pertautan yang terbagi menjadi empat belas, dan (4) gaya bahasa

perulangan yang terbagi menjadi dua belas. Gaya bahasa yang menjadi fokus penelitian mengunakan

teori Keraf [8] membagi gaya bahasa menjadi (1) gaya bahasa berdasarkan pilihan kata, (2) gaya

bahasa berdasarkan pilihan nada, (3) gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat, (4) gaya bahasa

berdasarkan langsung tidaknya makna.

Gaya Bahasa berdasarkan struktur kalimat, menurut Keraf [9] terbagi menjadi gaya bahasa

(1) klimaks, (2) antiklimaks, (3) paralelisme, (4) antesis, (5) repetisi. Gaya bahasa klimaks adalah

gaya bahasa yang diturunkan dari kalimat yang bersifat periodik. Gaya bahasa seperti ini memiliki

pola urutan yang bertahap semakin tinggi atau kompleks. Gaya bahasa antiklimaks merupakan

kebalikan dari gaya bahasa klimaks, yaitu gaya bahasa yang memaparkan urutan gagasan yang

diuraikan secara bertahap semakin menurun atau tidak penting. Gaya bahasa paralelisme adalah gaya

bahasa yang memaparkan kata-kata secara sejajar atau sama bentuknya. Gaya bahasa antitesis adalah

gaya bahasa yang mendukung gagasan-gagasan yang bertentangan denan menggunakan kata-kata

yang berlawanan. Gaya bahasa repetisi adalah perulangan bunyi,suku kata, kata, atau bagian kalimat

yang dianggap penting untuk memberikan penekanan terhadap yang dipentingkan.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Proses Pembentukan Hasil penelitian register bahasa tentara di POMDAM III Siliwangi berdasarkan alfabetis.

No Lema Arti Contoh

1 Abu Kendaraan Ada abu yang terbakar di

jalan Jakarta

2 Akar Tujuan akhir Mohon izin untuk menuju

akar

3 Ambon Demak Angkatan Darat

Loreng Ambon Demak

sedang mencangkul di

ladang. (Tentara AD sedang

melapor di markas

4 Ambon Lombok Angkatan Laut

Loreng Ambon Lombok

sedang mencangkul di

ladang. (Tentara AL sedang

melapor di markas

Page 4: MAKNA DAN GAYA BAHASA REGISTER BAHASA TENTARA DI …

Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 1053

5 Ambon Pati Anggota Polri

Mohon izin Gagak 5 untuk

kenduri dengan Ambon Pati

.

6 Ambon Pati

Medan Anggota POM

Ambon Pati Medan

dimohon kehadirannya untuk

acara kenduri di Klampis 5.

(Anggota POM ada rapat di

Mako Denpon III Siliwangi)

7 Ambon Ungaran Angkatan Udara

Loreng Ambon Ungaran

sedang mencangkul di

ladang. (Tentara AU sedang

melapor di markas

8 Awan Cuaca

Bagaimana awan di Klampis

(Bagaimana cuaca/suasana

di Mako)

9 Badai Perampokan

Telah terjadi badai di sekitar

Antapani (Telah terjadi

perampokan di daerah

Antapani)

10 Badut Mahasiswa

Badut-badut sedang kontes

di Gurug 1 (Mahasiswa

sedang berunjuk rasa di

Gedung Sate)

11 Bah Banjir Telah terjadi Bah di Bogor

12 Bandung2 Padat Makan Lagi ada Bandung—

Bandung Padat di Klampis

13 Bandung—

Bandung Barang bukti

Bandung—Bandung,

bagaimana kondisinya

(Barang buktinya

bagaimana)

14 Bangau Petugas lalin

Ada bangau siap mematok

(Petugas Lalu lintas sedang

bertugas di jalan)

15 Bima Wakil presiden

Solo—Garut, Bima sedang

mampir (Mohon Siaga

sedang ada Wakil Presiden)

16 Buntut tikus Antena pendek

(HT)

Buntut Tikusnya patah

(antenenya patah)

17 Cangkulan Kantor/tempat

kerja

Anggota Loreng sedang

mencangkul.

18 Cokelat Anggota polisi

Baju cokelat sedang monitor

(Anggota Polisi sedang

berjaga)

19 Cubit Pindah chanel

Mohon cubit dulu naik 5

gelombang (Mohon pindah

chanel 5 angka ke atas)

20 Demak-demak Orkes dangdut

Ambon Pati Medan sedang

kenduri dan Demak-Demak

(Anggota sedang kumpul

dan nyanyi dangdut)

21 Di sungai Dalam perjalanan

Kami sedang ada di sungai

menuju gunung (saya sedang

di perjalanan menuju rumah)

22 Disco Rapat gelap

Badut-badut sedang

berdisco (Mahasiswa sedang

rapat gelap)

Page 5: MAKNA DAN GAYA BAHASA REGISTER BAHASA TENTARA DI …

1054 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk

23 Gajah Derek

Mohon dikirim gajah ke

klampis (Mohon dikirim

mobil derek)

24 Gunung Kediaman

Kami sedang ada di sungai

menuju gunung (saya

sedang di perjalanan menuju

rumah)

25 Gurug 1 Gedung sate

Badut-badut sedang kontes

di Gurug 1 (Mahasiswa

sedang berunjuk rasa di

Gedung Sate)

26 Gurug 2 Gedung pakuan

Badut-badut sedang kontes

di Gurug 2 (Mahasiswa

sedang berunjuk rasa di

Gedung Pakuan)

27 Hijau Aman

Jalan Diponegoro dalam

keadaan hijau (Jalan

Diponegoro dalam keadaan

aman)

28 Hinggap Tiba di tempat

Gagak 5 baru hinggap.

(anggota POM baru tiba di

tempat)

29 Irian Berita (ada irian dari Badak 1) Ada

berita dari Mako

30 Jagung Amunisi/Jihandak Minta jagung bakar (minta

amunisi tambahan)

31 Jarum berapa Sampai jam

berapa

Jarum berapa kita

merumput? (pukul berita kita

makan?)

32 Jaya 65 Kebakaran Anggota Jaya 65 diminta

segera beraksi

33 Kaleng Radio HT

Saya hubungi lewat kaleng

(Saya hubungi melalui radio

HT)

34 Kampung Kelurahan

Baju Loreng ada di

kampung (anggota Tentara

di Kelurahan)

35 Karpet Lapangan sepak

bola

Ambon Pati Medan sedang

bermain di lapangan karpet

(Anggota POM sedang

berjaga di Lapangan Sepak

Bola)

36 Kawat Telepon Mohon hubungi lewat kawat

37 Kedai Pasar/supermarket

Ambon Pati Medan

memonitor kijang di kedai

(Anggota POM sedang

mengawasi tersangka di

supermarket)

38 Kekuatan Radio chek Klampis, bagaimana

kekuatannya? 53?

39 Kelabu Mendung Ada kelabu di gunung?

40 Kelana Tugas mengawal

Ambon Pati Medan bersama

Jawa 11 ada kelana Kresna.

(Anggota POM dan Kasat

Lalin Poltabes sedang

mengawal Presiden)

Page 6: MAKNA DAN GAYA BAHASA REGISTER BAHASA TENTARA DI …

Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 1055

41 Kendal Cepu KeCamatan Ada kenduri di Kendal

Cepu

42 Kendal Lombok KeLurahan Ada kenduri di Kendal

Lombok

43 Kenduri Kumpul/rapat

Ambon Pati Medan dimohon

kehadirannya untuk acara

kenduri di Klampis 5.

(Anggota POM ada rapat di

Mako Denpon III Siliwangi)

44 Kereta Mobil Banyak kereta yang

berkeliaran

45 Kereta merah Ran Pemadang

kebakaran

Kereta merah siap hinggap

di lokasi

46 Kereta putih Kendaraan

ambulan

Mohon bantunnya kereta

putih untuk datang.

47 Klampis Mako POMDAM

III/SLW

Ambon Pati Medan dimohon

kehadirannya untuk acara

kenduri di Klampis .

(Anggota POM ada rapat di

Mako POM DAM III

Siliwangi)

48 Klampis 5 Mako Denpon

III/5

Ambon Pati Medan dimohon

kehadirannya untuk acara

kenduri di Klampis 5.

(Anggota POM ada rapat di

Mako Denpon III Siliwangi)

49 Kolong Kampus

Anak kolong sedang

berkontes (anak kampus

sedang berdemontrasi)

50 Kontes Unjuk rasa

Badut-badut sedang kontes

di Gurug 1 (Mahasiswa

sedang berunjuk rasa di

Gedung Sate)

51 Kresna presiden

Ambon Pati Medan bersama

Jawa 11 ada kelana Kresna.

(Anggota POM dan Kasat

Lalin Poltabes sedang

mengawal Presiden)

52 Kristal Pom bensin

Badut mau kontes di depan

kristal (Mahasiswa berunjuk

rasa di depan POM Bensin)

53 Kuda Sepeda motor Gagak 3 meluncur dengan

kuda besi

54 Kupang Ambon Kereta Api Kijang sedang di sungai

dalam Kereta Ambon

55 Kupang

Rembang KendaRaan

Gagak 3 meluncur dengan

Kupang Rembang

56 Ladang Lanud husen Posisi Elang 5 sedang

mencangkul di Ladang

57 Laka Kecelakaan Kanit Laka, Jawa 11

58 Lalat Mahasiswa

Mohon bantuan, banyak

Lalat berdisko (Banyak

mahasiswa berkumpul)

Page 7: MAKNA DAN GAYA BAHASA REGISTER BAHASA TENTARA DI …

1056 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk

59 Lampiran/Ambon Istri Kenduri ini mohon disertai

lampiran

60 Lemah Sakit/tidak sehat Garuda sedang lemah

61 Loncat Lepas landas

Bima sudah loncat dari

Ladang (Wakil Presiden

sudah terbang dari Lanud

Husen)

62 Loreng Anggota TNI Anggota Loreng sedang

mencangkul

63 Lorong Mengintai

Harimau ada di lorong

kijang (anggota sedang

mengintai tersangka)

64 Medan opak Monitor

Mohon izin untuk Medan

Opak kijang (Mohon izin

untuk mengawasi tersangka)

65 Mencangkul Laporan giat

Loreng Ambon Demak

sedang mencangkul di

ladang. (Tentara AD sedang

melapor di markas

66 Menghadap lapor Badak 1 siap menghadap

Harimau 1.

67 Menyanyi Mimbar bebas

Badut sedang bernyanyi di

Gurug 1 (mahasiswa

berdemo dan mimbar bebas

di Gedung sate

68 Merah Tidak aman Lokasi sedang merah

69 Merumput Makan Badak sedang merumput

(angota sedang makan)

70 Metro 1 Kapolda Kereta kelana Metro 1

(mobil pengawal Kapolda)

71 Nila Hotel

Kijang sedang merumput di

Nila (tersangka sedang

beraksi di hotel

72 Ombak Perkelahian

Lalat dan semut sedang

berdisko menimbulkan

ombak besar. (mahasiswa

dan pelajar berunjuk rasa dan

ada perkelahian)

73 Ombak besar Tawuran Semut semut sedang kenduri

untuk kontes ombak besar

74 Opak Pati Solo Derek Mohon dikirim Opak Pati

Solo

75 Panah Perinntah

Ada panah dari Klampis (ini

perintah dari Mako

DENPOM)

76 Pasien Tersangka Pasien sedang lemah

(tersangka sakit)

77 Pasir Posisi Pasir gunung (posisi di

rumah kediaman)

78 Pasrah Sembahyang Macan pasrah (anggota

sedang sembahyang)

Page 8: MAKNA DAN GAYA BAHASA REGISTER BAHASA TENTARA DI …

Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 1057

79 Pati Ambon

Medan Pengamanan

Ambon Pati Medan sedang

berkelana (Anggota POM

bertugas mengawal dan

pengamanan)

80 Pati Medan Polisi Militer Ada kenduri di Pati Medan

(ada rapat di Polisi Militer)

81 Permadani Lapangan golf

Pati Medan berada di

permadani dan kapet

(Anggota PM berada di

Lapangan Golf dan sepak

bola)

82 Petir Bahaya

Ada petir menyambar Dago

(Kawasan Dago dalam

keadaan bahaya)

83 Praja Kecamatan

Praja menghadap

wastukencana (Camat-camat

berkumpul di walikota)

84 Rasi Koordinasi

85 Rayap Kelompok ektrem

Rayap berkumpul di Gurug 2

( kelompok ekstremis

berkumpul gedung Pakuan)

86 Rembang Pati Rupiah Mohon dikirim Rembang

Pati

87 Rembang Solo Rumah Sakit Macan 3 ada di Rembang

Solo

88 Rembang Timor RT

Rembang Timor Solo--Garut

menghadap Wastukencana

(Para Ketua RT berkumpul

di Balaikota)

89 Rembang Wilis RW

Rembang Wilis Solo--Garut

menghadap Wastukencana

(Para Ketua RW berkumpul

di Balaikota)

90 Rembulan Ngantuk Mohon izin, macan

dihinggapi rembulan

91 Rimba Tempat hiburan Ada tombak di rimba (ada

kerusuhan di tempat hiburan)

92 Rontok Hujan Kota Bandung mulai rontok

(kota Bandung mulai hujan)

93 Roti keras Berita jelas Roti keras dari Irian

(informasinya jelas)

94 Roti kukus Berita tidak jelas

Roti kukus dari Klampis

(beritanya tidak terdengar

jelas)

95 Sabit Target operasi

Pati Medan siap untuk sabit

kijang (anggota POM siap

menangkap target operasi)

96 Sarang capung IPTN/PT DI

Bima akan terbang ke

sarang capung. (Wakil

Presiden akan mampir ke

IPTN)

97 Sarang lebah PT Pindad

Solo—Garut, Kresna segera

meluncur ke sarang lebah.

(Siap, Presiden RI dalam

Page 9: MAKNA DAN GAYA BAHASA REGISTER BAHASA TENTARA DI …

1058 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk

perjalanan menuju PT

Pindad)

98 Selokan Stasiun KA

Baju loreng di selokan mau

sungai (anggota tentara di

Stasiun dalam perjalanan

pulang)

99 Semi Reda/tidak hujan

pegunungan sedang bersemi

(tempat tinggal/kediaman

sudah tidak hujan lagi)

100 Semut Pelajar

Solo—Garut, elang 7 sedang

di lorong semut semut

(Bersiap siaga, anggota

sedang mengintai pelajar)

101 Semut-semut Anak sekolah

Semut semut sedang

kenduri di hutan rimba

(anak-anak sekolah sedang

kumpul di tempat hiburan)

102 Setra Patroli

Mohon petunjuk, tim elang

siap ke Sentra-sentra

(menunggu perintah,

anggota siap berpratoli)

103 Sinar Situasi

Sinar di TKP berwarna

hijau. (Situasi di TKP sudah

aman)

104 Sumbu Battery

Mohon izin, sumbu kaleng

sudah menipis (Mohon izin

berpamitan, battery

Handytalky sudah habis)

105 Sungai Jalan

Ambon Pati Medan sedang

meluncur berada di sungai

(Anggota POMDAM sedang

dalam perjalanan)

106 Tempayan Terminal bis Siap, Ambon Pati Medan

monitor kijang di tempayan

107 Tiarap Mendarat

Solo—Garut, Bima bersiap

untuk tiarap (mohon

perhatian untuk siaga,

Presiden akan mendarat)

108 Tikar Lapangan tenis

Ambon Pati Medan, ada

kenduri di tikar (anggota

PM berkumpus di lapangan

tenis

109 Timur Bandung 1 Kapolri

Timur Bandung 1 meluncur

di Sungai Jakarta—Bandung

(Kapolri dalam perjalanan di

jalan Jakarta)

110 TKP TKP Tempat Kejadian Perkara

111 Tongkat panjang Senapan

Ambon Pati Medan mohon

bawa tongkat panjang

(semua angagota PM

diharuskan membawa

senapan)

Page 10: MAKNA DAN GAYA BAHASA REGISTER BAHASA TENTARA DI …

Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 1059

112 Tongkat pendek Pistol

Ambon Pati Medan mohon

bawa tongkat pendek

(semua angagota PM

diharuskan membawa pistol)

Tabel 1: data hasil penelitian

Proses pembentukan kata sandi register tentara mengacu pada benda atau kosep yang

diperbandingkan secara langsung, misalnya,

cuaca dimaknai dengan ‘suasana atau keadaan di lokasi’

sarang capung dimaknai dengan ‘PT Dirgantara Indonesia yang merupakan tempat pembuatan pesawat’

coklat dimaknai dengan ‘anggota polisi yang biasanya berseragam baju coklat’

hijau dimaknai dengan ‘aman seperti lampu lalu lintas’

merah dimaknai dengan ‘bahaya’ atau ‘ tidak aman seperti lampu lalu lintas’

tiarap dimaknai dengan ‘mendarat seperti kebiasaan tentara dalam latihan kemiliteran’

loncat dimaknai dengan ‘terbang seperti kebiasaan latihan tentara suka loncat-loncat’

tongkat pendek dimaknai denga ‘pistol karena ukurannya yang pendek’

tongkat panjang dimaknai dengan ‘senapan karena ukurannya yang panjang’.

Register bahasa tentara yang terbentuk diperoleh melalui

a. Kata dasar seperti abu, akar, awan, badai, badut, bangau, bima, cubit, coklat, cubit,disco, gaja,

gunung, hijau, hinggap, irian, jagung, kaleng, kampung, karpet, kawat, kedai, kelabu, kelana,

kenduri, kereta, klampis, kalong, kontes, kresna,

b. Afiksasi (penambahan imbuhan)

Proses afiksasi dpat dilhat dari kata-kata beriku, seperti: cangkulan, kekuatan, lampiran,

menghadap, menyanyi, merumput.

c. Reduplikasi (pengulangan kata), seperiti: bandung-bandung, demak-demak, semut-semut,

badut-badut.

d. Abreviasi (penambhan kata) seperti: gurug 1, gurug 2, jarum berapa, kereta merah, kereta putih,

ombak besar, roti kukus, roti keras, sarang capung, sarang lebah, tongkat panjang, tongkat

pendek.

e. Menegeja secara alfbetis awal kata, sepert: Ambon Demak, Ambon Lombok, Ambon Pati,

Ambon Pati Medan, Ambon Ungaran,

f. Mengeja konsonan pada kata, seperti Demak-Demak menjadi DD yang artinya DangDut,

Rembang Pati menjadi RP yang artinya rupiah, Kendal Cepu menjadi KC yang artinya

KeCamatan, Kendal Lombok menjadi KL yang artinya KeLurahan, Kupang Ambon manjadi

KA yang artinya kereta api, Kupang Rembang menjadi KR yang artinya KendaRaan. Medan

Opak menjadi MO yang artinya monitor.

3.2 Makna

Makna dan kata sandi register bahasa tentara akan berbeda-beda setiap instansi kemiliteran.

KODAM, POMDAM, DENPOM, Brigif, Kodiklat, Pusenif, SESKOAD, dan lain-lain memiliki

register bahasa tentara tersendiri atau bisa disebut gaya selingkung. Misalnya,

Monitor bisa jadi Medan Opak atau MO yang artinya ‘memantau’ (Kodam III Siliwangi)

Monitor bisa jadi Medan Timor atau MT yang berarti ‘memantau’ (Kodam V Brawijaya)

Monitor yang diucapkan [monitor] berarti ‘mengawasi tersangka’ (tentara secara umum)

Monitor bisa jadi 8-1-1 dalam kamus kepolisian yang bearti ‘memantau’.

Jadi, pada dasarnya setiap instansi kemiliteran memiliki gaya selingkung dalam register bahasa

sandi tentara. Tidak semua tentara bisa memahami bahasa sandi instansi militer lainnya.

Register bahasa tentara POMDAM III Siliwangi akan berubah sesuai dengan jenis kegiatan,

waktu, dan instruksi komandan. Misalnya, penulis memiliki nama panggilan di radio Handy Talky

atau samaran “elang 13”, tetapi bisa pula jadi ‘galunggung 5”.

3.3 Gaya Bahasa

Gaya bahasa bedasarkan struktur kalimat, menurut Keraf [6] terbagi atas lima jenis, yaitu

klimaks, antiklimaks, paralelisme, antitesis, dan repetisi. Gaya bahasa tersebut tidak semuanya ada

Page 11: MAKNA DAN GAYA BAHASA REGISTER BAHASA TENTARA DI …

1060 SENASPRO 2017 | Seminar Nasional dan Gelar Produk

dalam register bahasa tentara di POMDAM III Siliwangi. Gaya bahasa yang ada dalam register

bahasa tentara di POMDAM III Siliwangi hanya ada gaya bahasa repetisi atau gaya bahasa yang

berupa pengulangan bunyi bahasa, suku kata, kata, frase, atau bagian kalimat.

Bandung-Bandung merupakan singkatan dari BB yang berarti ‘barang bukti’ hasil dari

tindakan kejahatan atau kriminal.

Demak-demak merupakan singkatan dari DD yang berarti kepanjangan DangDut.

Semut-semut merupakan pengualangan utuh dari semut yang berarti pelajat-pelajar.

Pemakaian kata semut untuk menggatikan ‘pelajar’ mengandung konotasi bahwa pelajar sekolah itu

biasanya banyak dan suka berkerumun di suatu tempat sehingga diasosiasikan dengan semut. Semut

pun terbagi menjadi semut merah, biru, dan hitam. Semut merah untuk pelajar SD, semut biru untuk

SMP, dan semut hitam untuk pelajar SMA. Hal ini mengacu pada seragam sekolah yang dipkainya.

Namun, berbeda dengan semut hitam untuk pelajar SMA. Pelajar SMA seharusnya disebut semut

abu-abu bukan semut hitam. Semut hitam ini dipakai untuk panggilan pelajar SMA atau SMP yang

sering melakukan tindakan kejahatan atau kriminal.

Badut-badut merupakan pengulangan kata secara utuh untuk mahasiswa-mahasiswa yang

sering melakukan demontrasi atau unjuk rasa di jalanan.

Gaya bahasa retoris ada dua belas jenis, tetapi gaya bahasa yang ada dalam register bahas

tentara PMDAM III Siliwangi, yaitu gaya bahasa eufimisme, hiperbola. Gaya bahasa eufimisme

diantaranya kata badai menggantikan perampokan, bah menggantikan banjir. Gaya bahasa hiperbola,

yaitu kata disko yang berarti rapat gelap, gunung yang berarti kediaman, kenduri yang berarti

kumpul, kontes yang berarti unjuk rasa, lemah ayang berarti tidak sehat, bernyanyi yang berarti

mimbar bebas, ombak yang berarti perkelahian, ombak besar yang berarti tawuran, pasrah yang

berarti sembahyang.

Gaya bahasa kiasan terdapat enam belas jenis gaya bahasa. Gaya bahasa kiasan yang ada

dalam register bahasa tentara POMDAM III Siliwangi adalah gaya bahasa metafora seperti: anggota

kepolisian seperti coklat karena warna baju seragamnya berwarna coklat, mendung seperti awan yang

kelabu.

Gaya bahasa personifikasi ada dalam register bahasa tentara seperti: cubit yang berarti pindah

chenel. Tentara menganggap bahwa radio Handy Talky itu seperti kulit manusia sehingga bisa

dicubit ke atas dua kali atau dicubit ke bawah 3 kali.

Gaya bahasa personifikasi pada register bahas tentara dapat dilihat pada data loncat yang

berarti terbang, tiarap yang berarti mendarat. Hal ini menganggap bahwa pesawat terbang itu seperti

binatang yang bisa loncat atau tiarap.

4. PENUTUP

4.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat penulis simpulkan sebagai berikut.

1. Proses pembentukan bahasa sandi tentara mengacu pada asosiasi benda yang akan

dibandingkan. Register yang terbentuk bisa berupa kata dasar, alfabetis, afiksasi, reduplikasi,

abreviasi.

2. Makna yang terkandung dari bahasa sandi tentara dapat berubah-ubah sesuai dengan

kegiatan, instansi, dan instruksi komandan.

3. Gaya bahasa yang ditemukan pada register bahasa tentara POMDAM III Siliwangi adalah

repetisi, eufimisme, metafora, hiperbola, metonimia, personifikasi, sinekdok, alusi, simile,

aliterasi, apizeuksis, repetisi.

4.2 Saran

Ada beberapa saran yang penulis berikan kepada pembaca yang lain, yaitu:

1. Penelitian ini dapat dikaji dari sudut yang lain seperti sintaksis kalimat karena kalimatnya

pendek dan tidak beraturan.

2. Data yang penulis peroleh hanya data yang bersifat umum karena banyak dipakai di

lingkungan Kodam III Siliwangi dengan POMDAM III Siliwangi.

Page 12: MAKNA DAN GAYA BAHASA REGISTER BAHASA TENTARA DI …

Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2017 1061

DAFTAR PUSTAKA

[1] Heryadi, Toni. 2017. “Bentuk, Fungsi, dan Makna Register Bahasa Tentara di POMDAM

III Siliwangi: Tinjauan Sosiolinguistik”. Makalah Seminar Tahunan Linguistik Indonesia

Universitas Pendididkan Indonesia. Bandung.

[2] Djajasudarma, T. Fatimah. 2010. Metode Linguistik : Ancangan Metode Penelitian dan

Kajian. Bandung : PT. Refika Aditama.

[3] Mahsun. 2012. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

[4] Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Lingustik. Jakarta: Gramedia.

[5] Pradopo, Rachmat Djoko. 2007. Pengkajian Puisi. Yokyakarta : Gajah Mada University

Press.

[6] Tarigan, Henry Guntur. 2009. Pengajaran Gaya Bahasa. Bandung: angkasa.

[7] Keraf, Gorys, 2010. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT Gramedia.