2
Penelitian kuantitatif vs kualitatif Leo Sutrisno Ada pertanyaan pembaca yang disampaikan secara langsung, mana yang lebih unggul penelitian kuantitatif atau penelitian kualitatif. Maaf, pertanyaan ini merupakan pertanyaan standar bagi para peneliti pemula di seluruh dunia. Sebenarnya, baik k uantitatif maupun kualitatif hanyalah sebagai ’pisau’ analisis yang digunakan para ahli untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan sendiri tentang suatu realita. Karena itu, pertanyaan seperti itu harus di-reformat menjadi, ”kalau saya mempunyai masalah yang seperti ini, mana yang lebih cocok digunakan, penelitian kuantitatif atau penelitian kualitatif.” Sebagai pisau analisis, keduanya memiliki serangkaian kerangkan berpikir yang berbeda satu dengan yang lain. Kerangkan pikir itu mencakup asumsi dasar, tujuan, serta metode yang digunakan. Penelitian kuantitatif Mari kita mulai dengan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif mempunyai asumsi dasar yang menyatakan bahwa semua kejadian di alam semesta ini tunduk pada suatu hukum yang bersifat universal. Karena itu, penelitian kuantitatif bertujuan untuk menemukan suatu hukum yang bersifat universal itu. Agar sungguh bersifat universal maka hukum tersebut harus dapat dinyatakan dalam bentuk matematika. Salah satu sifat matematika adalah sederhana. Peneliti kuantitatif harus menemukan hubungan matematis tentang masalah yang ditelitinya dalam bentuk yang paling sederhana. Bentuk yang paling sederhana itu menyatakan hal yang paling esensial dari realita yang sedang dipelajari. Hubungan matematika yang bersifat sederhana itu menunjukkan inti sari dari realita yang ditelaah. Siapa pun yang melakukan, pada ujungnya tentu akan menemukan hubungan matematis itu. Jika demikian, hukum yang ditemukan sungguh bersifat universal. Untuk mencapai tingkat ini, peneliti kuantitatif juga berpendapat bahwa setiap kejadian itu pasti ada penyebabnya. Sebab dan akibat dalam suatu kejadian selalu dapat dipisahkan dengan jelas. Dengan demikian, sebab dan akibat tersebut dapat diamati dan dapat diukur. Data dan informasi yang diperoleh dapat diwujudkan dalam bentuk bilangan, dapat dinyatakan secara numerik. Seorang peneliti kuantitatif memulai peneliti annya dengan mengajukan suatu hipotesis yang dapat menjelaskan apa yang terjadi dalam suatu realita yang sedang ditelaah. Hipotesis i ni dibangun berdasarkan hasil penelusuran literatur. Hipotesis ini kemudian diuji kebenarannya secara statistik berdasarkan karakteristik data yang dikumpulkannya dari sampel. Hipotesis yang telah terbukti kebenarannya inilah yang dicari oleh seorang peneliti kuantitatif. Dengan memilih sampel yang representatif, maka hukum yang ditemukan itu dipercaya bersifat universal.

Makin Profesional Lewat Penelitian 7 Kuantitatif vs Kualitatif

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makin Profesional Lewat Penelitian 7 Kuantitatif vs Kualitatif

8/7/2019 Makin Profesional Lewat Penelitian 7 Kuantitatif vs Kualitatif

http://slidepdf.com/reader/full/makin-profesional-lewat-penelitian-7-kuantitatif-vs-kualitatif 1/2

Penelitian kuantitatif vs kualitatif 

Leo Sutrisno

Ada pertanyaan pembaca yang disampaikan secara langsung, mana yang

lebih unggul penelitian kuantitatif atau penelitian kualitatif. Maaf, pertanyaan ini

merupakan pertanyaan standar bagi para peneliti pemula di seluruh dunia.

Sebenarnya, baik kuantitatif maupun kualitatif hanyalah sebagai ’pisau’

analisis yang digunakan para ahli untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang

mereka ajukan sendiri tentang suatu realita. Karena itu, pertanyaan seperti itu

harus di-reformat menjadi, ”kalau saya mempunyai masalah yang seperti ini, mana

yang lebih cocok digunakan, penelitian kuantitatif atau penelitian kualitatif.”

Sebagai pisau analisis, keduanya memiliki serangkaian kerangkan berpikir

yang berbeda satu dengan yang lain. Kerangkan pikir itu mencakup asumsi dasar,

tujuan, serta metode yang digunakan.

Penelitian kuantitatif 

Mari kita mulai dengan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif 

mempunyai asumsi dasar yang menyatakan bahwa semua kejadian di alam semesta

ini tunduk pada suatu hukum yang bersifat universal.

Karena itu, penelitian kuantitatif bertujuan untuk menemukan suatu hukum

yang bersifat universal itu. Agar sungguh bersifat universal maka hukum tersebut

harus dapat dinyatakan dalam bentuk matematika.

Salah satu sifat matematika adalah sederhana. Peneliti kuantitatif harus

menemukan hubungan matematis tentang masalah yang ditelitinya dalam bentuk 

yang paling sederhana.

Bentuk yang paling sederhana itu menyatakan hal yang paling esensial darirealita yang sedang dipelajari. Hubungan matematika yang bersifat sederhana itu

menunjukkan inti sari dari realita yang ditelaah.

Siapa pun yang melakukan, pada ujungnya tentu akan menemukan

hubungan matematis itu. Jika demikian, hukum yang ditemukan sungguh bersifat

universal.

Untuk mencapai tingkat ini, peneliti kuantitatif juga berpendapat bahwa

setiap kejadian itu pasti ada penyebabnya. Sebab dan akibat dalam suatu kejadian

selalu dapat dipisahkan dengan jelas. Dengan demikian, sebab dan akibat tersebut

dapat diamati dan dapat diukur. Data dan informasi yang diperoleh dapat

diwujudkan dalam bentuk bilangan, dapat dinyatakan secara numerik.

Seorang peneliti kuantitatif memulai penelitiannya dengan mengajukansuatu hipotesis yang dapat menjelaskan apa yang terjadi dalam suatu realita yang

sedang ditelaah. Hipotesis ini dibangun berdasarkan hasil penelusuran literatur.

Hipotesis ini kemudian diuji kebenarannya secara statistik berdasarkan

karakteristik data yang dikumpulkannya dari sampel. Hipotesis yang telah terbukti

kebenarannya inilah yang dicari oleh seorang peneliti kuantitatif. Dengan memilih

sampel yang representatif, maka hukum yang ditemukan itu dipercaya bersifat

universal.

Page 2: Makin Profesional Lewat Penelitian 7 Kuantitatif vs Kualitatif

8/7/2019 Makin Profesional Lewat Penelitian 7 Kuantitatif vs Kualitatif

http://slidepdf.com/reader/full/makin-profesional-lewat-penelitian-7-kuantitatif-vs-kualitatif 2/2

Penelitian kualitatif 

Para peneliti kualitatif menolak anggapan yang dikembangkan oleh peneliti

kuantitatif. Setiap kejadian di alam semesta ini akan dimaknai secara individual

oleh setiap orang. Karena itu, tidak ada satu hukum pun yang dapat diberlakukanpada semua orang.

Para peneliti kualitatif beranggapan bahwa kebenaran yang sesungguhnya

berada pada pelakunya sendiri. Peneliti bertugas menginterprestasikan sikap dan

perilaku para pelaku kejadian itu.

Hasil interpretasi ini lebih sistematis, lebih luas, lebih mendalam, dan lebih

lengkap daripada yang dirasakan dan dilakukan oleh pelakunya sendiri.

Jadi, tugas peneliti kualitatif adalah mentafsirkan sikap dan perilaku para

pelaku kejadian. Karena berupa interpretasi maka kebenarannya harus

dikonfirmasi oleh pelakunya.

Hasil penelitian kualitatif bukan berupa kesimpulan umum tetapi suatu

deskripsi yang sistematif dan lengkap tentang makna suatu kejadian pada parapelakunya. Karena itu, hasil penelitian kualitatif bersifat situasional. Sehingga,

tidak dapat digeneralisasi.

Para penelitian kualitatif tidak menyusun hipotesis di awal penelitian.

Setelah bolak-balik ke lapangan, diperolehlah data yang cukup tinggi validitasnya.

Interpretasi yang dibuat berdasarkan data itulah yang dapat disebut hipotesis,

karena masih perlu dikonfirmasikan pada pelakunya.

Karena kebenarannya ditetapkan oleh pengakuan pelakunya sendiri bukan

penelitinya maka hasil penelitian kualitatif tidak dapat digeneralisasi. Hasil

penelitian kualitatif bersifat situasional.

Nah, membandingkan kerang berpikir kedua panelitian ini tidak mungkin

kita menetapkan yang mana yang lebih unggul. Masing-masing memiliki

kekhususan. Yang satu lebih cocok untuk masalah yang ini, yang lain cocok untuk 

masalah itu. Pilihan tergantung masalah yang akan diselesaikan dengan penelitian.

Kepada pembaca yang melontarkan pertanyaan ini disarankan mengubah

pertanyaan menjadi ”Saya akan menjawab pertanyaan ...., mana yang lebih cocok 

digunakan, penelitian kuantitatif atau penelitian kualitatif”. Semoga!