21
ARAB PRA ISLAM MAKALAH Ditujukan untuk memenuhi tugas Sejarah Peradaban Islam Disusun Oleh : Akhmad Fauzi Hamdani 1210202014 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

MakalahSPI

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MakalahSPI

ARAB PRA ISLAM

MAKALAH

Ditujukan untuk memenuhi tugas Sejarah Peradaban Islam

Disusun Oleh :

Akhmad Fauzi Hamdani

1210202014

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2011

Page 2: MakalahSPI

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya kami dapat

menyelesaikan makalah yang berjudul “Arab pra Islam”. Makalah ini dibuat untuk

memenuhi tugas matakuliah Sejarah Peradaban Islam. Terimakasih yang setulusnya

kami sampaikan kepada semua pihak yang telah banyak membantu kami dalam

penulisan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan baik

dari kuantitas maupun kualitas, saran yang membangun dari berbagai pihak sangat

kami harapkan demi perbaikan.

Bandung, 22 Februari 2011

Penulis

Page 3: MakalahSPI

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1

A. Latar Belakang...............................................................................................................1

B. Rumusan masalah..........................................................................................................1

C. Tujuan............................................................................................................................1

BAB II ARAB PRA ISLAM....................................................................................................2

A. Letak Geografis Jazirah Arab........................................................................................2

B. Sistem Politik Dan Kemasyarakatan.............................................................................4

C. Sistem Kepercayaan Dan Kebudayaan..........................................................................5

D. Kehidupan Sosial Masyarakat Jazirah Arab..................................................................7

BAB III PENUTUP................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: MakalahSPI

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangSejarah peradaban Islam dari awal Islam terbentuk sampai sekarang merupakan

sebuah perjalanan panjang, hal ini dapat kita ketahui dengan cara mengurutkan semua

sejarah peradaban Islam dari awal hingga masa sekarang. Sejarah mencatat bahwa Islam

lahir di Jazirah Arab kemudian menyebar luas keseluruh belahan dunia. Sebagai tempat

lahirnya Islam, Jazirah Arab memiliki kebudayaan yang tentu sangat erat kaitanya dengan

peradaban Islam. Untuk itu kami mengangkat tema Jazirah Arab sebelum lahirnya Islam

untuk mengetahui peradaban tempat lahirnya Islam tersebut.

B. Rumusan masalah1. Letak geografis Jazirah Arab2. Sistem politik dan kemasyarakatan3. Sistem kepercayaan dan kebudayaan4. Kehidupan sosial masyarakat Jazirah Arab

C. TujuanDengan selesainya makalah ini, kami bertujuan untuk menjelaskan dan memaparkan tentang

sejarah sosial Arab sebelum datangnya Islam, sehingga para mahasiswa dapat memahami materi dengan baik.

Page 5: MakalahSPI

BAB IIARAB SEBELUM ISLAM

A. Letak Geografis Jazirah ArabJazirah ditinjau dari segi bahasa berarti pulau sedangkan Arab berarti gurun atau tanah

tandus yang tidak ada air dan tumbuhannya. Sehingga tanah yang di sebelah barat berbatasan dengan Laut Merah, sebelah timur berbatasan dengan teluk Arab dan Irak Selatan, sebelah selatan berbatasan dengan Laut Arab dan di utara berbatasan dengan negara-negara Syam ini disebut Jazirah Arab. Begitu pula penduduk yang tinggal di daerah ini, mereka disebut Orang Arab.1

Dilihat dari peta, Jazirah Arab berbentuk persegi panjang yang sisi-sisinya tidak sejajar.2 Batasan-batasan alam yang membatasi Jazirah Arab adalah:1. Di bagian barat: Berbatasan dengan Laut Merah. 2. Di bagian timur: Berbatasan dengan Teluk Arab. 3. Di bagian utara: Berbatasan dengan Gurun Irak dan Gurun Syam. 4. Di bagian selatan: Berbatasan dengan Samudra Hindia.

Jazirah Arab terbagi atas dua bagian3 yaitu bagian bagian tengah dan bagian tepi. Setiap bagian memiliki bentangan alam tersendiri. Bagian tengah terdiri dari daerah pegunungan yang sangat jarang dituruni hujan.di bagian tengah inilah orang Badui tinggal.

Bagian tengah dari Jazirah Arab terbagi menjadi dua bagian yang lebih kecil yaitu:bagian utara yang disebut Najed dan bagian selatan yang disebut Al-Ahqaf. Bagian selatan penduduknya amat sedikit. Karenanya bagian ini disebut Ar-Rab'ul Khali (tempat yang sunyi).

Jazirah Arab bagian tepi merupakan sebuah pita kecil yang melingkari Jazirah Arab. Pada bagian tepi ini, hujan yang turun cukup teratur. Bagian tepi inilah yang didiami oleh orang atau penduduk kota .

Sedangkan ahli –ahli ilmu purba membagia Jazirah Arab menjadi tiga bagian: • Arab Petrix, yaitu daerah-daerah yang terletek di sebelah barat daya lembah Syam. • Arab Deserta, yaitu daerah Syam sendiri. • Arab Felix,yaitu negeri Yaman yang terkenal dengan sebutan “Bumi Hijau”.

Ketika membicarakan wilayah geografis yang didiami bangsa Arab sebelum Islam,

biasanya orang membatasi pembicaraan hanya pada Jazirah Arab, padahal bangsa Arab

juga mendiami daerah-daerah disekitar Jazirah.4 Jazirah Arab memang merupakan

kediaman mayoritas bangsa Arab kala itu. Jazirah Arab terbagi menjadi dua bagian besar,

yaitu bagian tengah dengan bagian pesisir. Disana tidak ada sungai yang mengalir tetap,

yang ada hanya lembah-lembah berair dimusim hujan. Sebagian besar daerah Jazirah

1 A. Syalabi. Sejarah dan Kebudayaan Islam I (Jakarta: Pustaka al-Husna Baru, 2003), 28.2 Supriyadi, dedi . Sejarah Peradaban Islam.( Bandung: CV Puastaka Setia, 2008)3 Hasan Ibrahim Hasan. Sejarah dan Kebudayaan Islam I (Jakarta: Kalam Mulia, 2001), 6-74 Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada,2010), hlm. 9

Page 6: MakalahSPI

adalah padang pasir Sahara yang terletak ditengah dan memiliki keadaan dan sifat yang

berbeda-beda, karena itu bisa dibagi menjadi tiga bagian5 :

1. Sahara Langit memanjang 140mil dari Utara ke Selatan dan 180mil dari Timur ke

Barat, disebut juga Sahara Nufud. Oase dan mata air sangat jarang, tiupan angin

seringkali menimbulkan kabut debu yang mengakibatkan daerah ini sukar ditempuh.

2. Sahara Selatan yang membentang menyambung Sahara Langit ke arah Timur sampai

Selatan Persia. Hampir seluruhnya merupakan dataran keras, tandus, dan pasir

bergelombang. Daerah ini juga disebut dengan al-Arub’ al-Khali (bagian yang sepi)

3. Sahara Harrat, sesuatau daerah yang terdiri dari tanah liat yang berbatu hitam

bagaikan terbakar. Gugusan batu-batu hitam itu menyebar keluasan Sahara ini,

seluruhnya mencapai 29 buah.

5 Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada,2010), hlm.10

Page 7: MakalahSPI

B. Sistem Politik Dan KemasyarakatanPenduduk Sahara sangat sedikit terdiri dari suku-suku Badui yang mempunyai gaya

hidup pedasaan dan nomadik, berpindah dari satu daerah kedaerah lain guna mencarai air

dan padang rumput untuk gembalaan mereka, kambing, dan unta.6

Adapun daerah pesisir, bila dibandingkan dengan Sahara sangat kecil, bagaikan

selembar pita yang mengelilingi Jazirah. Penduduk sudah hidup menetap dengan mata

pencaharian bertani dan berniaga. Karena itu, mereka sempat membina berbagai macam

budaya bahkan kerajaan.7

Bila dilihat dari asal-usul keturunan, penduduk Jazirah Arab dapat dibagi menjadi

dua golongan besar8, yaitu Qahthaniyun (keturunan Qahthan) dan Adnaniyun (keturunan

Islamil ibn Ibrahim). Pada mulanya wilayah utara diduduki golongan ‘Adnaniyun, dan

wilayah selatan didiami golongan Qahthaniyun. Akan tetapi, lama kelamaan kedua

golongan itu membaur karena perpindahan-perpindahan dari Utara ke Selatan atau

sebaliknya.

Masyarakat, baik nomadik maupun yang menetap, hidup dalam budaya kesukuan

badui. Organisasi dan identitas sosial berakar pada keanggotaan dalam suatu rentang

komunitas yang luas. Kelompok beberapa keluarga membentuk kabilah (clan). Beberapa

kelompok kabilah membentuk suku (tribe) dan dipimpin oleh seorang syaikh. Mereka

sangat menekankan hubungan kesukuan, sehingga kesetiaan atau solidaritas kelompok

menjadi sumber kekuatan bagi suatu kabilah atau suku.9 Bahkan mereka rela mati demi

membela kaluarga atau kabilahnya. Mereka juga rela mati demi membela sukunya.

Mereka suka berperang. Karena itu, peperangan antarsuku sering sekali terjadi. Sikap

ini tampaknya telah menjadi tabiat yang telah mendarah daging dalam diri orang Arab.

Dalam masyarakat yang suka berperang tersebut, nilai wanita menjadi sangat rendah.

Situasi seperti ini terus berlangsung sampai agama Islam lahir. Dunia Arab ketika itu

merupakan kancah peperangan terus menerus.

Pada sisi lain, meskipun masyarakat Badui mempunyai pemimpin, namun mereka

hanya tunduk kepada syaikh atau amir (ketua kabilah) itu dalam hal yang berkaitan dengan

peperangan, pembagian harta rampasan dan pertempuran tertentu. Diluar itu, syaikh atau

amir tidak kuasa mengatur anggota kabilahnya.

6 Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada,2010), hlm. 107 Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada,2010), hlm. 108 Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada,2010), hlm. 109 Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada,2010), hlm. 11

Page 8: MakalahSPI

C. Sistem Kepercayaan Dan KebudayaanPada mulanya sebagian besar penduduk Jazirah Arab memenuhi seruan dakwah Nabi

Ismail AS. Yang mengajak mereka untuk mengikuti agama Ayahnya, yaitu Ibrahim AS.

Mereka menyembah Allah SWT dan mengesakannya. Namun dengan berjalannya waktu

dan lamanya masa fatrah, mereka mulai mencampur adukkkan antara yang hak dan bathil.

Maka masuklah ajaran kemusyrikan dan mereka mulai menyembah berhala. Akhirnya

berkembanglah polytheisme.10

Waktu terus bergulir sekian lama, hingga banyak diantara mereka yang melalaikan

ajaran yang pernah disampaikan kepada mereka. Sekalipun begitu masih ada sisa-sisa tauhid

dan beberapa syiar dari agama Ibrahim, hingga muncul Amr Bin Luhay (Pemimpin Bani

Khuzaah). Dia tumbuh sebagai orang yang dikenal baik, mengeluarkan shadaqah dan respek

terhadap urusan-urusan agama, sehingga semua orang menyukainya dan hampir-hampir

mereka menganggapnya sebagai ulama besar dan wali yang disegani.

Kemudian Amr Bin Luhay mengadakan perjalanan ke Syam. Disana dia melihat

penduduk Syam menyembah berhala dan ia menganggap hal itu sebagai sesuatu yang baik

dan benar. Sebab menurutnya, Syam adalah tempat para rasul dan diturunkanya kitab. Maka

dia pulang dengan membawa Hubal dan meletakanya di Kabah11. Setelah itu dia mengajak

penduduk Mekkah untuk membuat persekutuan terhadap Allah. Orang-orang Hijaz banyak

yang mengikuti penduduk Mekkah, karena mereka dianggap sebagai pengawas Kabah dan

penduduk tanah suci.

Pada saat itu, ada tiga berhala yang paling besar yang ditempatkan mereka ditempat-

tempat tertentu, seperti :

1. Manat, mereka tempatkan di Musyallal ditepi Laut Merah dekat Qudaid.

2. Lata, mereka tempatkan di Thaif.

3. Uzza, mereka tempatkan di Wady Nakhlah.

Setelah itu, kemusyrikan semakin merebak dan berhala-berhala yang lebih kecil

bertebaran disetiap tempat di Hijaz. Yang menjadi fenomena terbesar dari kemusyrikan

bangsa Arab kala itu yakni mereka menganggap dirinya berada pada agama Ibrahim.

Ada beberapa contoh tradisi dan penyembahan berhala yang mereka lakukan, seperti:

10 Safi al-Rahman al-Mubarakfuri. Al-Rahiq al-Makhtum; Bahth fi al-Sirah al-Nabawiyah (Beirut: Mu’assasah al-Risa>lah, 1999), 3511 Muhammad Sa’id Ramadan al-Buthi. Fiqh al-Sirah al-Nabawiyah Ma’ Mujaz li Tarikh al-Khulafa al-Rashidah. (Kairo: Dar al-Salam, 1990), 37-38

Page 9: MakalahSPI

1. Mereka mengelilingi berhala dan menandatanganinya, berkomat kamit

dihadapanya, meminta pertolongan tatkala kesulitan, berdoa untuk memenuhi

kebutuhan, dengan penuh keyakinan bahwa berhala-berhala itu bisa

memberikan syafaat disisi Allah dan mewujudkan apa yang dia kehendaki.

2. Mereka menunaikan Haji dan Thawaf disekeliling berhala, merunduk dan

bersujud dihadapanya

3. Mereka mengorbankan hewan sembelihan demi berhala dan menyebut

namanya.

Banyak lagi tradisi penyembahan yang mereka lakukan terhadap berhala-berhalanya,

berbagai macam yang mereka perbuat demi keyakinan mereka pada saat itu. Bangsa Arab

juga berbuat seperti itu terhadap berhala-berhalanya, dengan disertai keyakinan bahwa hal

itu bisa mendekatkan mereka kepada Allah dan menghubungkan mereka kepada-Nya. Selain

itu orang Arab juga mempercayai pengundian nasib dengan anak panah dihadapan berhala

Hubal. Mereka juga percaya kepada perkataan peramal, orang pintar dan ahli nujum.

Dikalangan mereka ada juga yang percaya dengan ramalan nasib sial dengan sesutau. Ada

juga diantara mereka yang percaya bahwa orang yang mati terbunuh, jiwanya tidak tentram

jika dendamnya belum dibalaskan, ruhnya bisa menjadi burung hantu yang berterbangan

dipadang seraya berkata , “Berilah aku minum, berilah aku minum !” jika dendamnya sudah

dibalaskan maka ruhnya akan menjadi tentram.

Walaupun demikian, masyarakat Arab jahiliyah tidak meninggalkan ajaran Ibrahim,

seperti mengagungkan Kabah, thawaf disekelilingnya , haji, umrah, wuquf di Arafah dan

Muzdalifah, namun hal-hal baru dalam pelaksanaanya. Semua gambaran agama dan

kebiasaan ini adalah syirik dan penyembahan terhadap berhala menjadi kegiatan sehari-hari,

yakin terhadap hayalan dan khurafat sealu menyelimuti kehidupan mereka. Begitulah agama

dan kebiasaan mayoritas bangsa Arab masa itu, sementara sebelum itu sudah ada agama

Yahudi, Masehi, Majusi dan Shabiah yang masuk kedalam masayarakat Arab. Tetapi itu

hanya sebagian kecil oleh penduduk Arab. Karena kemusyrikan dan penyesatan aqidah

terlalu berkembang pesat.

Itulah agama-agama dan tradisi yang ada pada saat detik-detik kedatangan Islam.

Namun agama-agama itu sudah banyak disusupi penyimpangan dan hal-hal yang merusak.

Orang-orang musyrik yang mengaku pada agama Ibrahim, justru keadaanya jauh sekali dari

perintah dan larangan syariat Ibrahim.

D. Kehidupan Sosial Masyarakat Jazirah Arab

Page 10: MakalahSPI

 Ada dua cara dalam mempelajari syair Arab dimasa Jahiliyah, kedua cara itu sangat

besar faedahnya :

Mempelajari syair itu sebagai suatu kesenian, yang oleh bangsa Arab sangat

dihargai.

Mempelajari syair itu dengan maksud, supaya kita dapat mengetahui adat istiadat dan

budi pekerti bangsa Arab.

 Syair adalah salah satu seni yang paling indah yang amat dihargai dan dimulyakan

oleh bangsa Arab. Mereka amat gemar berkumpul mengelilingi penyir-penyair, untuk

mendengarkan syair-syair mereka.

 Ada beberapa pasar tempat penyair-penyair berkumpul, yaitu : Pasar Ukaz, Majinnah,

dan Zul Majas. Dipasar-pasar itu penyir-penyair memperdengarkan syairnya yang telah

disiapkannya untuk maksud itu, dengan di kelilingi oleh warga sukunya; yang memuji dan

merasa bangga dengan penyair-penyair mereka. Dipilihlah diantara syair-syair itu yang

terbagus, lalu digantungkan di Kabah tidak jauh dari patung dewa-dewa pujaan

mereka.Seorang penyair mempunyai kedudukan yang sangat amat tinggi dalam masyarakat

bangsa Arab.Salah satu pengaruh dari syair pada bangsa Arab ialah bahwa syair itu dapat

meninggikan derajat seorang yang tadinya hina, atau sebaliknya, dapat menghina-dinakan

seseorang yang tadinya mulia.

 Sebagai contoh dapat kita sebutkan disini Abdul Uzza Ibnu Amir, dia adalah seorang

yang hidupnya melarat dan putri-putrinya banyak, akan tetapi tidak ada pemuda-pemuda

yang mau memperistri mereka. Kemudian dia dipuji oleh al Asya seorang penyair ulung.

Syair al Asya yang berisi pujian itu tersiar kemana-mana. Dengan demikian menjadi

masyhurlah Abdul 'Uzza itu; penghidupanya menjadi baik, maka berebutlah pemuda-

pemuda meminang putri-putrinya. Itulah syair dan demikianlah pengaruhnya, syair itu

sebagai suatu seni yang telah menggambarkan kehidupan, budi pekerti, dan adat istiadat

bangsa Arab.

    Syair-syair dari penyair-penyair yang hidup dimasa Jahiliyah menjadi sumber yang

terpenting bagi sejarah bangsa Arab sebelum Islam. Syair-syair dapat menggambarkan

kehidupan bangsa Arab dimasa Jahiliyyah. Orang yang membaca syair Arab, akan melihat

kehidupan bangsa Arab tergambar dengan jelas pada syair itu. Dia akan melihat padang

pasir kemah-kemah tempat permainan dan sumber-sumber air. Dia akan mendengar tutur

kata pemimpin-pemimpin laki-laki dan wanita. Di akan mendengar bunyi kuda dan

gemerincingan pedang. Syair itu akan mengisahkan kepadanya peperangan-peperangan,

Page 11: MakalahSPI

adat istidat dan budi pekerti bangsa Arab, dan banyak lagi hal-hal lain yang syair Arab

Jahiliyah itu adalah sumber untuk mengetahuinya.

Menurut Musthafa Sa’id Al-Khinn dalam buku Dirasat Tarikhiyyat Li al-Fiqh wa

Ushulih wa al-lati zaharat fihima yang dikutip Jaih Mubarok, bahwa bangsa Arab para

Islam menjadikan adat sebagai hukum dengan berbagai bentuknya. Dalam perkawinan

mereka mengenal beberapa maca, diantaranya :

1. Istibla, yaitu seorang suami meminta kepada isterinya supaya berjimak

dengan laki-laki yang dipandang mulia atau memiliki kelebihan tertentu

seperti keberanian dan kecerdasan. Selama isterinya “bergaul” dengan laki-

laki tersebut, suami menahan diri dengan tidak berjimak dengan Isterinya

ebelum terbukti bahwa isterinya hamil. Tujuan perkawinan semacam ini

adalah agar isteri melahirkan anak yang memiliki sifat yang dimiliki oleh

laki-laki yang menyetubuhinya yang tidak dimiliki suaminya. Seperti seorang

suami merelakan issterinya berjimak dengan raja sampai terbukti hamil agar

memperoleh anak yang berasal dari orang terhormat.

2. Maqhtu, yaitu seorang laki-laki yang menikahi ibu tirinya setelah bapaknya

meninggal dunia. Jika seorang anak mengawini ibu tirinya, dia

menginginkanya; sementara ibu tirinya tidak memiliki kewenangan untuk

menolak. Jika anak laki-laki tersebut masih kecil, ibu tiri diharuskan

menunggu sampai anaknya itu dewasa. Setelah dewasa, anak tersebut berhak

memilih untuk menjadikanya sebagai isteri atau melepaskanya.

3. Badal, yaitu tukar menukar tanpa bercerai terlebih dahulu dengan tujuan

untuk memuaskan hubungan seks dan menghindari kebosanan.

4. Shighar, yaitu seorang wali menikahi anak atau saudara perempuanya kepada

seoarang laki-laki tanpa mahar.

Disamping tipe perkawinan diatas, Abdul Karim Khalil mengemukakan analisis

Fyzee yang mengutip pendapat Abdur Rahim dalam buku Kasf Ghumma, bahwa beberapa

perkawinan lain yang terjadi pada bangsa Arab sebelum datanya Islam yaitu :

1. Bentuk perkawinan yang diberi sanksi oleh Islam, yakni seseorang yang

meminta kepada orang lain untuk menikahi saudara perempuan atau budak

dengan bayaran tertentu (mirip kawin kontrak)

2. Prostitusi sudah dikenal. Biasanya dilakukan kepada para pendatang / tamu di

tenda-tenda dengan cara mengibarkan bendera tanda memenggil. Jika

Page 12: MakalahSPI

wanitanya hamil, maka ia akan memilih diantara laki-laki yang

mengencaninya itu sebagai bapak dari anak yang dikandung.

3. Mutah adalah praktik yang umum dilakukan bangsa Arab sebelum Islam.

Meskipun pada awalnya Nabi Muhammad saw. Mentolelir, namun akhirnya

melarang. Hanya kelompok syiah Itsna Ashhariah yang mengizinkan

perkawinan bangsa Arab.

Sedangkan dalam bidang muamalat, Subhi Mahmashshani sebagaimana yang

dikutip Jain Mubarok mengatakan bahwa diantara kebiasaan mereka adalah kebolehan

transaksi mubadalat (barter), jual beli, kerjasama pertanian (Muzara’at) dan riba. Selain itu,

terdapat jual beli yang bersifat spekulatif seperti bay al-munabadzat., diantara ketentuan

hukum keluarga Arab Pra Islam adalah berpoligami dengan perempuan dengan jumlah tanpa

batas, serta anak kecil dan perempuan tidak dapat menerima harta pusaka atau harta

peninggalan.

Page 13: MakalahSPI

BAB IIIPENUTUP

A. KesimpulanJazirah ditinjau dari segi bahasa berarti pulau sedangkan Arab berarti gurun atau tanah

tandus yang tidak ada air dan tumbuhannya. Bila dilihat dari asal-usul keturunan, penduduk

Jazirah Arab dapat dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu Qahthaniyun (keturunan

Qahthan) dan Adnaniyun (keturunan Islamil ibn Ibrahim). Mereka membentuk kelompok-

kelompok atau suku-suku dan mereka suka berperang antara satu dan lainya.

Ditinjau dari segi kepercayaan, bangsa Arab sebelum Islam telah mengikuti ajaran

agama Nabi Ibrahim As. Namun lama kelamaan praktik ibadah yang mereka lakukan jauh

dari ajaran Ibrahim dan mereka malah menggunakan berhala sebagai sarna untuk meminta

dan memohon pertolongan kepada Allah. Jika ditinjau dari kehidupan sosial masyarakat,

mereka sangat merendahkan derajat perempuan.

B. Saran-saran

Dengan mengetahui sejarah sosial Arab sebelum datangnya Rosulullah SAW, penulis

menyarankan agar ini bisa menjadi cermin bagi kita dan motivasi untuk bisa lebih maju

dalam memahami sejarah peradaban islam dan melanjutkan perjuangan Nabi Muhammad

SAW.

Page 14: MakalahSPI

DAFTAR PUSTAKA

Yatim, Badri. 2010. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada

Suntiah, Ratu dan Maslani. 2010. Sejarah Peradaban Islam. Bandung: Insan Mandiri

Supriyadi, dedi. 2008. Sejarah Peradaban Islam. Bandung: CV Puastaka Setia

A. Syalabi. 2003. Sejarah dan Kebudayaan Islam I. Jakarta: Pustaka al-Husna Baru

Hasan Ibrahim Hasan. 2001. Sejarah dan Kebudayaan Islam I. Jakarta: Kalam Mulia