Upload
purwani-ni-nyoman
View
366
Download
11
Embed Size (px)
DESCRIPTION
KOMPUTASI
Citation preview
MAKALAH KIMIA KOMPUTASI TERAPAN
PENETAPAN SPEKTRA IR SENYAWA ALKANAL (C1 – C10) MENGGUNAKAN
SIMULASI MOLEKULAR GAUSSIAN VIEW
OLEH:
ROSITA DWI 081214253006
IKA FITRIANI JULI PALUPI 081214253007
ANITA FLORIDA TANIK 081214253008
RAHMAWATI DEWI 081214253009
NI NYOMAN PURWANI 081214253010
UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
2013
1. TUJUAN PERCOBAAN
Untuk mengetahui spektra IR dari senyawa alkanal khususnya C1-C10
Dapat membedakan spektra IR alkanal berdasarkan teori dan hasil percobaan
menggunakan software komputasi Gausian.
Dapat mengetahui jenis-jenis vibrasi yang terdapat dalam molekul-molekul alkanal
khususnya C1-C10
2. DASAR TEORI
a. Alkanal (Aldehid)
Aldehida adalah senyawa hidrokarbon yang satu atom H nya diganti dengan gugus
aldehida pada ujung rantai atom C.
Rumus
Contoh
Rumus Nama
CH3 – CH = O Etanal
CH3 – CH2 – CH = O Propanal
CH3 – CH2 – CH2 – CH = O Butanal
2.1.1 Sifat-sifat Aldehida
a) Sifat Fisika
Suku pertama (metanal) pada suhu kamar berwujud gasyang berbau rangsang,
sedangkan ranta alkanal yang lebih panjang berwujud cair
Alkanal mempunyai bau yang harum, jika semakin panjang rantai C-nya
Ikatan rangkap antara carbon dan oksigen merupakan karakteristik dari semua
aldehid dan dikenal dengan gugus karbonil
b) Sifat Kimia
Aldehida lebih reaktif daripada alkohol dan alkana
Dapat mengalami rekasi adisi
Contoh : reaksi adisi hidrogen(hidrogenasi), reaksi reduksi, reaksi asam sianida
Dapat mengalami reaksi oksidasi
Aldehid dapat dioksidasi menjadi asam
Dapat mengalami reaksi polimerisasi
2.1.2 Pembuatan aldehid
Pembuatan aldehid di laboratorium dilakukan melalui rekasi oksidasi alkohol primer
dengan pereaksi yang bersifat oksidator. Pereaksi oksidator yang biasa digunakan adalah
KMnO4 (pada kondisi basa) dan K2Cr2O7 (pada kondisi asam). Sedangkan pembuatan aldehid
di industri dilakukan dengan :
Mereaksikan/mengoksidasi alkohol primer
RCH2OH RCOH + H2O
Mereduksi asam karboksilat menggunakan katalis Cu/Ag
Mereaksikan dengan hidrogen
2.1.3 Manfaat Aldehid
a) Larutan formaldehid 37% dalam air (fomalin) digunakan untuk mengawetkan
spesimen biologi dalam laboratorium dan museum karena dapat membunuh germ
dan desinfektan
b) Formaldehida untuk membuat palstik termos set, damar buatan serta germisida dan
disinfektisida
c) Etanal atau asetaldehid sebagai bahan untuk karet atau damar buatan. Zat warna
atau bahan organik yang penting, misalnya asam asetat, aseton dan etil asetat.
b. Infra Red Spectroscopy (Spektroskopi Sinar Infra merah)
Spektroskopi Inframerah (IR) memicu getaran molekul melalui penyinaran dengan sinar
inframerah. Sebagian besar menyediakan informasi tentang ada atau tidak adanya gugus
fungsional tertentu.
Setelah penyinaran dengan sinar inframerah, ikatan tertentu merespon dengan vibrasi
cepat. Tanggapan ini dapat dideteksi dan diterjemahkan menjadi representasi visual yang
disebut spektrum.
Radiasi infra merah sebagian besar adalah energi termal. Ini menyebabkan getaran
molekul kuat dalam ikatan kovalen, yang dapat dipandang sebagai dua massa, atau atom.
2.2.1 Mode Vibrasi
Ikatan kovalen dapat bergetar dalam beberapa mode, termasuk streching, rocking,
dan scissoring.
Band-band yang paling berguna dalam spektrum inframerah sesuai dengan
frekuensi peregangan, dan sebagian besar peneliti fokus pada hal tersebut.
2.2.2 Spectrum IR dalam Mode Absorbsi
Spektrum IR pada dasarnya adalah plot frekuensi yang ditransmisikan (atau diserap) vs
intensitas transmisi (atau penyerapan). Frekuensi muncul dalam sumbu x dalam satuan
sentimeter terbalik (wavenumbers), dan intensitas yang diplot pada sumbu y dalam satuan
persentase.
Band IR dapat diklasifikasikan sebagai kuat (s), menengah (m), atau lemah (w),
tergantung pada intensitas relatifnya dalam spektrum inframerah. Sebuah band kuat meliputi
sebagian dari sumbu y. Sebuah band menengah jatuh ke sekitar setengah dari sumbu y, dan
band yang lemah jatuh ke sekitar sepertiga atau kurang dari sumbu y.
Tidak semua ikatan kovalen menampilkan band dalam spektrum IR. hanya ikatan polar
melakukannya. Ini disebut sebagai IR aktif. Intensitas band tergantung pada besarnya dipol
Saat berhubungan dengan ikatan yang dimaksud:
Ikatan sangat polar seperti gugus karbonil (C = O) menghasilkan band kuat.
Ikatan polaritas menengah dan ikatan asimetris menghasilkan band media.
Lemah ikatan polar dan ikatan simetris menghasilkan band lemah atau tidak dapat
diamati.
Bentuk Band inframerah terdapat dalam berbagai bentuk. Dua yang paling umum yaitu
sempit dan luas. Band sempit berbentuk tipis dan runcing, seperti belati, sedangkan Band
luas; lebar lebar dan halus. Sebuah contoh khas dari sebuah band yang luas adalah pada
ikatan OH, seperti yang ditemukan dalam alkohol dan asam karboksilat, seperti yang
ditunjukkan di bawah ini.
2.2.3 Informasi diperoleh dari Spektra IR
IR paling berguna dalam memberikan informasi tentang keberadaan atau adanya
gugus fungsional tertentu.
IR dapat memberikan sidik jari molekul yang dapat digunakan ketika
membandingkan sampel. Jika dua sampel murni menampilkan spektrum IR yang
sama bisa dikatakan bahwa keduanya adalah senyawa yang sama.
IR tidak memberikan informasi rinci atau bukti rumus atau struktur molekuler. Ini
memberikan informasi tentang fragmen molekul, kelompok fungsional khusus.
Oleh karena itu lingkup IR sangat terbatas, dan harus digunakan bersama dengan
teknik lain untuk memberikan gambaran yang lebih lengkap dari struktur molekul.
Rentang serapan khas IR untuk ikatan kovalen adalah 600 - 4000 cm -1. Grafik
menunjukkan daerah spektrum di mana jenis ikatan berikut biasanya menyerap. Misalnya
band tajam sekitar 2200-2400 cm-1 akan menunjukkan kemungkinan adanya C-N atau C-C
tiga ikatan.
2.2.4 Spektrum IR Aldehid
Senyawa karbonil mengandung C = O gugus fungsional. Di aldehida, gugus ini ada
pada akhir dari rantai karbon. Akibatnya, karbon di C = O ikatan aldehida adalah juga terikat
pada karbon lain dan hidrogen.
Aldehid menunjukkan band kuat, menonjol, berbentuk saham sekitar 1710 - 1720 cm-1
(tepat di tengah-tengah spektrum). Band ini disebabkan oleh ikatan C = O sangat polar.
Karena posisinya, bentuk, dan ukuran, sulit untuk lewatkan. Karena aldehida juga
mengandung ikatan CH ke karbon sp2 dari ikatan C = O, juga menunjukkan sepasang band
dengan kekuatan medium diposisikan sekitar 2700 dan 2800 cm-1. Berikut ini tampilan
contoh spektrum aldehida.
Infrared (IR) dan Raman metode berbasis spektroskopi optik yang kuat untuk
mendeteksi vibrasi dan rotasi mode molekul. Kedua spektrum IR dan Raman dapat digunakan
untuk mengidentifikasi molekul yang tidak diketahui, menentukan konsentrasi, dan
mempelajari kekuatan ikatan dalam molekul. Untuk tujuan mengidentifikasi, sebagian besar
spectrometers termasuk database spektrum IR / Raman (untuk molekul kecil), telah disusun
database on-line.
Meskipun keduanya mengukur vibrasi molekul, IR dan Raman adalah metode yang
saling melengkapi karena dua alasan; memiliki aturan seleksi yang berbeda (yaitu, beberapa
transisi hanya bisa dilihat di IR sedangkan yang lain di Raman) dan persyaratan untuk
karakteristik fisik dari sampel yang berbeda.
Karena pengembangan komputer modern, metode teoritis berdasarkan mekanika
kuantum telah menjadi semakin meningkat dan menjadi alat penting di dunia kimia modern.
Typically metode ini didasarkan pada pemecahan dari waktu-bebas Schr ¨ odinger untuk
elektron dalam atom atau molekul. Di antara sifat model komputasi yang dapat memprediksi
elektronik dasar dan keadaan tereksitasi adalah: energi molekul dan geometri, distribusi
muatan, dan berbagai optik dan spektrum resonansi magnetik. Dalam penelitian ini, metode
Hartree-Fock digunakan untuk mengoptimalkan geometri dan memprediksi frekuensi
vibartional dan IR / Raman intensitas. Metode Hartree-Fock merupakan tingkat terendah
metode prinsip pertama ("ab initio"). Hasil ini dapat dibandingkan dengan spektrum
eksperimental yang sesuai dan menetapkan puncak cara normal tertentu.
c. Mode Gaussian Gauss View
Gauss adalah program yang paling banyak digunakan dalam komunitas riset kimia
komputasi untuk melakukan perhitungan kuantum mekanik pada molekul. Pada Gaussian
03bisa melihat sifat atom, molekul, dan sistem reaktif misalnya memanfaatkan ab initio, teori
kerapatan fungsional, semi-empiris, mekanika molekul, dan metode hibrida. Selain itu juga
kita dapat memprediksi dan mengetahui Energi, Struktur, frekuensi Vibrational
Gaussian View adalah grafik antarmuka untuk Gaussian 03 yang bisa digunakan untuk :
membangun molekul atau sistem reaktif, pengaturan input file Gaussian 03, dan grafik hasil
pemeriksaan. Selain itu juga dapat dilakukan perhitungan dengan Gaussian View dan tipe-tipe
perhitungannya adalah energi titik tunggal dan sifat (electron density, momen dipol, dll),
geometri optimasi, frekuensi, jalur reaksi selanjutnya. Level teori yang tersedia dalam
Gaussian View adalah semi-empirical(AM1, PM3, MNDO, dll), density functional theory
(B3LYP, MPW1PW91, dll), ab initio (HF, MP2, CCSD, CCSD(T), dll), hybrid (G2, G3, dll).
Sedangkan Basis Set yang tersedia adalah Pople-type (3-21G, 6-31G, 6-311G(d,p), dll),
Dunning (cc-pVDZ, aug-cc-pVTZ, dll), Huzinaga dan lainnya (MIDIX, dll), dan User-
defined.
Selain itu juga Gaussian View dapat digunakan untuk menggambar molekul dan
Langkah-langkah untuk membentuk (building):
Pilih atom atau fragmen
Pilih lokasi fragmen yang akan ditempelkan molekul kita
Pilih/tambah fragmen kedalam molekul kita
Ulangi
Dan akan muncul tampilan sebagai berikut:
Berdasarkan tipe kerja, melihat berbagai pilihan perhitungan - kita akan fokus pada
perhitungan optimasi, frekuensi, energi . Pilih Optimasi untuk menghitung geometri optimal.
Sekarang Anda harus memilih metode komputasi. Gaussian menyediakan Anda dengan
berbagai pilihan di bawah menu Metode
Sekarang pergi ke tab Link0. Di sinilah Anda memberitahu Gaussian di mana untuk
menempatkan file Anda dan berapa banyak memori yang digunakan. Kecuali Anda diberitahu
sebaliknya, mengatur memori pada 12 MW (mega-kata).
Sekarang tekan submit untuk mengirim perhitungan dari Gauss View untuk Gaussian.
Anda akan diminta untuk nama file lain. Karena memiliki ekstensi yang berbeda (bukan gjf.
Chk.). Katakanlah yes ketika ditanya apakah Anda benar-benar ingin melakukan ini, dan
perhitungan dimulai. Anda akan dapat melihat kemajuan perhitungan di jendela baru yang
muncul.
Tiap frekuensi Getaran dan IR Spectra dari molekul dapat dibaca oleh GaussView dari
setiap file output Gaussian dihasilkan dari perhitungan Frekuensi vibrasi. Ini berarti berupa
file dengan ekstensi .out atau. Log dapat digunakan dengan langkah-langkah:
Buka GaussView
Pilih File | Open
Cari file output dari perhitungan Gaussian (. Keluar atau log.)
Molekul akan muncul di jendela baru
Pilih Hasil | Getaran
Sebuah jendela baru berjudul "Getaran Tampilan" akan muncul
Pilih Frekuensi dan klik Start
Molekul sekarang akan menghidupkan getaran terkait frekuensi yang dipilih. Anda
dapat mengubah frekuensi setiap saat selama animasi hanya dengan mengklik pada frekuensi
lain dalam "Getaran Tampilan" jendela. Tidak ada cara mudah untuk menangkap getaran dari
GaussView. Namun, ada pilihan untuk menampilkan vektor perpindahan, yang menampilkan
panah menunjuk ke arah setiap atom bergerak. Ini bisa berguna untuk menampilkan online
kertas atau untuk menggambarkan. Untuk melihat vektor perpindahan, cukup klik "show
perpindahan vektor" kotak centang di "Getaran Tampilan" jendela disebutkan sebelumnya.
Demikian pula, Spektrum inframerah dapat dilihat dengan mengklik "Spectrum" tombol
di "Getaran Tampilan" jendela. Bagian dari Spectrum IR dapat diperbesar dengan memilih
jendela Spectrum inframerah, mengklik dan menyeret kotak di sekitar daerah yang
diinginkan. Setelah memilih suatu daerah, Anda dapat kembali ke spektrum penuh dengan
mengklik kanan di jendela dan memilih "Zoom Out".
3. METODOLOGI
3.1. Penggambaran Gugus Aldehid dari C1 hingga C10
Untuk menggambar gugus senyawa aldehid dari C1 hingga C10 menggunakan program
Gaussian View. Berikut ini merupakan langkah-langkahnya:
Buka Program Gaussian View
Klik Select R-Group Fragment
Klik gugus formil
Klik gugus karbon sesuai yang diinginkan
Selanjutnya lakukan Running untuk mendapatkan spektra IR seperti tutorial di
bawah ini.
3.2. Penentuan spektrum IR untuk gugus aldehid dengan C1 hingga C10
Setelah gugus aldehid digambar selanjutnya dapat dilakukan prediksi bentuk spektrum
IR dari C1 hingga C10 menggunakan program GaussView dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
Klik calculate, pilih Gaussian calculation setup
Pada job type pilih frequency dan klik save
Klik submit dan tunggu hingga runningnya selesai
Selanjutnya klik file dan pilih open
Pilih files of type yaitu Gaussian output files (*.out,*.log)
Klik result dan pilih vibration
Klik spectrum dan spektrumnya disimpan dalam format .jpg
Selanjutnya untuk C2 hingga C10 caranya sama seperti pada C1
4. PEMBAHASAN
Ketika kita melakukan reaksi di laboratorium atau ketika kita mengisolasi senyawa dari
alam, salah satu tugas utama kita adalah untuk mengidentifikasi senyawa yang kita dapat
tersebut. Karakterisasi senyawa dilakukan untuk mengetahui struktur suatu senyawa. Struktur
senyawa tersebut dapat digunakan untuk merancang mekanisme dari suatu reaksi. Ada
beberapa teknik yang digunakan untuk mengidentifikasi senyawa salah satunya adalah dengan
menggunakan radiasi elektromagnetik pada frekuensi antara 4000 – 400 cm-1 yang sering
dikenal dengan radiasi inframerah (IR). Radiasi inframerah ini didasarkan pada vibrasi
molekul / ikatan.
Atom di dalam molekul tidaklah statis, namun bervibrasi pada posisi kesetimbangannya,
bahkan pada molekul berbentuk padat. Setiap atom bervibrasi dengan frekuensi yang
bergantung pada massa atom komponen penyusunnya dan juga panjang serta kuat ikatannya.
Hanya vibrasi yang mengakibatkan perubahan momen dipol dan memiliki resonansi frekuensi
di wilayah spectrum inframerah, yang akan menyerap radiasi inframerah. Beberapa vibrasi
jenis tertentu selalu muncul pada frekuensi yang hampir sama, sehingga perlu dipetakan
frekuensi karakteristik serapan yang dibutuhkan pada saat menentukan struktur.
Pada spketrum inframerah ada beberapa tren umum yang sering muncul yaitu, frekuensi
vibrasi ulur lebih tinggi dibandingkan dengan frekuensi vibrasi tekuk (lebih mudah menekuk
daripada mengulur atau memendekkan ikatan); ikatan terhadap hidrogen memiliki frekuensi
ulur yang lebih tinggi dibandingkan atom yang lebih berat. Contohnya Jika salah satu atom
yang terikat (m1 atau m2) adalah hidrogen (massa atom = 1), misalnya C-H; N-H atau O-H,
maka ikatan ini akan memiliki frekuensi ulur yang lebih tinggi dibandingkan dengan ikatan
terhadap atom yang lebih berat; ikatan rangkap tiga memiliki frekuensi ulur lebih tinggi
dibandingkan dengan ikatan rangkap dua, yang tentunya memiliki frekuensi yang lebih tinggi
dibandingkan ikatan tunggal (kecuali untuk ikatan terhadap hidrogen).
Fakta bahwa gugus fungsi memberikan serapan pada frekuensi tertentu dapat digunakan
untuk menunjukkan kemurnian dari suatu sampel. Kontaminasi karena residu pelarut atau
karena produk samping akan memunjukkan serapan yang tidak teramati pada senyawa murni.
Penyerapan akibat adanya deformasi seperti memutar, menggunting dan menekuk bergantung
pada kombinasi ikatan dalam molekul. Bagian dari spektrum ini untuk masing-masing
komponen berbeda-beda serta unik dan sering disebut dengan daerah fingerprint. Daerah ini
jarang digunakan untuk mengidentifikasi gugus fungsi tertentu, namun dapat membantu
mengidentifikasi molekul tertentu karena antara senyawa satu dan yang lainnya tidak akan
memiliki pola serapan yang sama.
3600-2700 cm -1 daerah X-H stretch
3600-3300 cm-1
Alcohol O-H
Amine atau Amide N-H
Alkana C-H
alcohol OH stretch biasanya lebar dan
menyerap kuat didaerah mendekati 3400.
NH stretch tidak seluas dan sekuat OH,
dalam kasus NH2 mungkin akan muncul
dua puncak. Ujung alkuna C-dikonfirmasi
oleh ikatan rangkap tiga CC stretch
mendekati 2150 cm-1
3300-2500 cm-1 Asam O-H Normalnya signal yang yang berpusat
ditengah mendekati 3000 cm-1 sangat luas
3200-3000 cm-1 Aromatik (sp2) =C-H
Alkena (sp2) =C-H
aromatik CH's biasanya muncul sebagai
sejumlah absorpsi lemah, sedangkan
alkena C-H muncul sebagai absorpsi kuat
satu atau double.
3000-2800 cm-1 Alkyl (sp3) C-H
Hampir semua senyawa organic
mempunyai alkyl CH. Bagaimanapun
intensitas dari puncak ini relative terhadap
puncak lainnya yang memberikan ukuran
dari gugus alkilnya
2850 and 2750 cm-1 Aldehyde C-H
Dua puncak dengan intensitas medium
pada bahu kanan menunjukkan alkil. Lihat
pada bagian pengkonfirmasi gugus
karbonil
2300-2100 cm -1 daerah C=X stretch
2260-2210 cm-1
Puncak tajam dan medium. Carbon Dioksida di
atmosfer mungkin hasil dari absorpsi pada area ini
jika tidak .
2260-2100 cm-1
Intensitas puncak bervariasi mulai dari medium
sampai tidak muncul sama sekali.karena intensitas
berhubungan dengan momen dipol, alkil simetri akan
menunjukkan intensitas lemah atau tidak muncul
sama sekali.
1850-1500 cm -1 daerah C=O stretch
1850-1750 cm-1 Anhydrida C=O
cincin anggota 4 C=O
Anhydrides mempunyai dua absorpsi, satu
dekat 1830-1800 dan satu dekat 1775-1740.
Frekuensi absorpsi meningkat dengan
menurunnya ukuran cincin. Sebagai contoh:
cyclohexanon=1715, cyclopentanon=1745,
cylobutanon=1780, cyclopropanon=1850.
1750-1700 cm-1
Aldehyde C=O
Ketone C=O
Ester C=O
Asam C=O
Biasanya absorpsi yang paling intens dalam
spektrum
1700-1640 cm-1 Amida C=O
konjugasi C=O
Pelemahan gugus C=O karena resonansi,
amida dan karbonil terkonju’gasi sedikit
lebih rendah intensitasnya dibandingkan C=O
“normal. Umumnya konjugasi melemahkan
absorpsi sekitar 20-50 cm-1.
1680-1620 cm-1 Alkena C=Cabsorpsi ini tidak seintens seperti yang
terlihat pada C=O. .
1600-1400 cm-1 Aromatik C=C
Pola puncak bervariasi tergantung pola
substitusi. Biasanya ada satu puncak disekitar
1600 and dan beberapa pada bilangan
gelombang yang lebih rendah.
1500-400 cm -1 Fingerprint Region
1300-1000 cm-1 C-O Absorpsi kuat
1500-400 cm-1 Macam-
macam
Interpretasi dari peak ini pada daerah fingerprint
agak rumit karena sejumlah besar vibrasi yang
berbeda terjadi disini
Karakterisasi suatu senyawa dapat dimodelkan menggunakan software komputasi
tertentu seperti Gaussian. Gausian 09 adalah versi terakhir dari seri program struktur
elektronik Gaussian. Digunkan oleh kimiawan, biokimia, teknisi, dan fisikawan di seluruh
dunia. Didasari oleh hukum fundamental tentang kuantum mekanik, Gausiian 09 memprediksi
energy, struktur molecular dan frekuensi vibrasi dan property molecular dari molekul dan
reaksinya dalam lingkup lingkungan kimia yang sangat luas. Model Gaussian 09 dapat
diaplikasikan baik untuk spesies yang stabil maupun untuk senyawa yang susah atau tidak
mungkin untuk diamati secara eksperimental.
Software ini bisa digunakan untuk mengetahui vibrasi molekul dan spektrum
inframerah yang dihasilkan. Tidak hanya spektrum inframerah saja yang bisa diketahui dari
vibrasi molekul, tetapi juga spektrum aktivitas raman, P-depolarisasi dan U-depolarisasi.
Namun pada makalah ini akan lebih spesifik membahas spektrum inframerah saja. Kegunaan
dari software ini adalah membandingkan hasil perhitungan komputasi dengan data
eksperimen yang telah ada. Dari kedua hasil tersebut, nantinya akan dapat disimpulkan
apakah hasil perhitungan komputasi telah sesuai dengan data yang telah ada ataukah tidak.
Untuk perhitungan komputasi kali ini, diambil contoh senyawa-senyawa alkanal /
aldehid dengan jumlah atom C mulai dari C1 hingga C10. Adapun tahapan dalam
menggunakan software Gaussian sampai diperoleh spectrum IR adalah sebagai berikut:
Membuat struktur molekul dalam hal ini aldehid (alkanal) dapat langsung menggunakan
Gaussian maupun menggunakan software lain, dalam hal ini kami menggunakan Gaussian
dengan menggunakan template struktur yang sudah disediakan di software
Selanjutnya masuk ke menu calculate, klik kiri pada pilihan Gaussian calculation set up,
pilih frequency pada job typenya (job type menentukan pilihan data akhir yang kita
inginkan, dalam hal ini spectra IR yang dipengaruhi oleh frequency)
Klik submit dan simpan data pada direktori test degan format gif, proses pengolahan data
selesai diatndai dengan tampilan berikut
Untuk melihat spectra dari senyawa yang kita inginkan, klik kiri pada menu file, open pilih
format output.log kembali ke menu awal, klik kiri pada result, vibration, spectra
Kesemua tahap diatas diulangi untuk setiap atom karbon dari C1-C10 dari alkanal
Senyawa C1 adalah metanal / formaldehid (CH2O). Bentuk spektrum inframerah dari
senyawa ini adalah sebagai berikut
Kemudian hasil spektrum IR senyawa ini dibandingkan dengan spektrum IR data
eksperimen berikut
Jika hasil komputasi dibandingkan dengan hasil eksperimen maka ada perbedaan pada
daerah vibrasi ulur C=O dan C-H. Hasil komputasi menunjukkan serapan vibrasi ulur C=O
pada daerah 1830 cm-1 dengan puncak yang tidak tajam dan vibrasi ulur C-H pada daerah
2900-2975 cm-1. Sedangkan jika berdasarkan data eksperimen, vibrasi ulur untuk karbonil
aldehid adalah 1750 cm-1 dengan puncak serapan yang sangat tajam dan puncak doblet C-H di
daerah 2785-2850 cm-1. Namun ada serapan yang frekuensinya hampir sama yaitu pada
daerah 1485 cm-1 yang menunjukkan vibrasi tekuk C-H. Secara keseluruhan gugus-gugus
fungsi untuk formaldehid hasil komputasi telah muncul, namun memiliki frekuensi yang
sedikit berbeda dengan data eksperimen, kemungkinan hal ini dipengaruhi oleh adanya
pelarut yang digunakan pada eksperimen.
Kemudian selanjutnya untuk senyawa C2 adalah etanal / asetaldehid (C2H4O), dengan
spektrum inframerah sebagai berikut
Dibandingkan dengan spektrum inframerah data eksperimen sebagai berikut
Hasil komputasi spektrum IR untuk senyawa asetaldehid memiliki frekuensi vibrasi ulur
C=O dan C-H yang berbeda dengan data eksperimen. Untuk hasil komputasi vibrasi C=O
muncul didaerah 1810 cm-1 dengan puncak yang cukup tajam dan vibrasi C-H muncul di
daerah 2940 cm-1 dengan puncak singlet. Sedangkan berdasarkan spektrum IR data
eksperimen vibrasiC=O muncul di daerah 1727 cm-1dengan puncak serapan tajam, dan vibrasi
C-H muncul di daerah 2733-2846 cm-1 dengan puncak doblet.Ada beberapa serapan yang
muncul dengan frekuensi hampir sama dengan hasil komputasi yaitu di daerah 1179cm-1 dan
3432 cm-1. Perbedaan ini kemungkinan juga dipengaruhi oleh pelarut yang digunakan.
Selanjutnya digunakan senyawa C3 yaitu propanal / propaldehid (C3H6O) dengan
spektrum inframerah hasil komputasi sebagai berikut
Kemudian hasil ini dibandingkan dengan spektrum IR data eksperimen berikut
Frekuensi vibrasi ulur C=O hasil komputasi tidak jauh berbeda dengan data eksperimen
yaitu muncul pada daerah 1780 cm-1 dengan puncak yang tajam, dimana data eksperimen
muncul di daerah 1750 cm-1. Kemudian untuk vibrasi C-H muncul di daerah 2870 cm-1
dengan puncak singlet yang tidak tajam, sedangkan data eksperimen muncul di daerah 2720-
2810 cm-1 dengan puncak doblet yang tajam. Untuk C-H alkil (sp3) muncul di daerah 2910-
2930 cm-1, dimana tidak jauh berbeda dengan data eksperimen yaitu 2920-3000 cm-1.
Perbedaan frekuensi kemungkinan disebabkan oleh adanya konjugasi, konjugasi akan
menggeser serapan ke frekuensi yang lebih rendah. Namun secara keseluruhan spektra IR
hasil komputasi hampir sama dengan data eksperimen.
Senyawa C4 yang digunakan adalah butanal / butil aldehid (C4H8O) dengan spektrum IR
hasil komputasi sebagai berikut
Kemudian dibandingkan dengan spektrum IR data eksperimen sebagai berikut
Untuk hasil komputasi, vibrasi ulur C=O muncul di daerah 1785 cm-1 dengan puncak
tajam, dan vibrasi ulur C-H aldehid muncul di daerah 2830-2870 cm-1 dengan puncak doublet
yang tidak tajam. Kemudian C-H alkil (sp3) muncul di daerah 2920-2940 cm-1. Hasil ini
hampir mirip dengan data eksperimen dimana vibrasi ulur C=O muncul di daerah 1731 cm -1,
C-H aldehid muncul di daerah 2725-2827 cm-1, dan C-H alkil muncul di 2976 cm-1. Puncak
doublet yang teramati untuk vibrasi ulur C-H digunakan untuk membedakan aldehid dengan
senyawa yang mengandung gugus karbonil lainnya seperti keton. Maka secara keseluruhan
spektrum hasil komputasi tidak jauh beda dengan spektrum data eksperimen.
Selanjutnya senyawa C5 yang digunakan adalah pentanal / valeraldehid (C5H10O)
dengan spektrum IR hasil komputasi sebagai berikut
Kemudian dibandingkan dengan spketrum IR data eksperimen, sebagai berikut
Untuk hasil komputasi, vibrasi ulur C=O berada di daerah 1725-1695 cm-1 dengan
puncak tajam, sedangkan untuk C-H aldehid berada di daerah 2720-2830 cm-1 dengan puncak
doublet. Sedangkan spektrum data eksperimen menunjukkan serapan C=O di daerah 1750 cm-
1 dan C-H aldehid di daerah 2710-2810 cm-1. Spektrum hasil komputasi dengan data
eksperimen menunjukkan kemiripan, sehingga secara keseluruhan kedua spektrum ini adalah
sama.
Senyawa C6 yang digunakan adalah heksanal (C6H12O) dengan spektrum IR hasil
komputasi sebagai berikut
Kemudian dibandingkan dengan data eksperimen sebagai berikut
Dengan metode komputasi didapatkan data spectra sebagai berikut, untuk C-H aldehid
berada di daerah 2700-2940 cm-1 dengan puncak doublet dan tajam menunjukkan bahwa dia
terikat dengan gugus akil, vibrasi ulur C=O berada di daerah 1750 cm-1 dengan puncak tajam
gugus alkil stretch ditandai dengan adanya puncak pada daerah 2950-3000 cm-1. Sedangkan
spektrum data eksperimen menunjukkan serapan C=O di daerah 1750 cm-1 dengan puncak
tajam pula seperti pada gaussian dan C-H aldehid di daerah 2600-2800 cm-1 sedangkan alkil
hampir semua senyawa organic mempunyai gugus alkil dan biasa muncul disekitar 2800-3000
cm-1 dengan puncak yang tidak begitu tajam seperti pada metode komputasi kemungkinan hal
ini dipengaruhi oleh pelarut yang digunakan. Spektrum hasil komputasi dengan data
eksperimen menunjukkan kemiripan, sehingga secara keseluruhan kedua spektrum ini adalah
sama.
Senyawa C7 yang digunakan adalah heksanal (C7H14O) dengan spektrum IR hasil
komputasi sebagai berikut
Kemudian bandingkan dengan data hasil eksperimen
vibrasi ulur C=O yang diperoleh dari dengan metode komputasi Gaussian menunjukkan
serapan kuat pada daerah 1750 cm-1 dengan puncak tajam, sedangkan untuk C-H aldehid
berada di daerah 2700-2940 cm-1 dengan puncak doublet dan tajam menunjukkan bahwa dia
terikat dengan gugus akil, gugus alkil stretch ditandai dengan adanya puncak pada daerah
2950-3000 cm-1. Sedangkan spektrum data eksperimen menunjukkan serapan C=O di daerah
1720 cm-1 dengan puncak tajam pula seperti pada gaussian dan C-H aldehid di daerah 2600-
2800 cm-1 sedangkan alkil hampir semua senyawa organic mempunyai gugus alkil dan biasa
muncul disekitar 2800-3000 cm-1 dengan puncak yang tidak begitu tajam dan relative
berdekatan tidak seperti pada metode komputasi diman puncak terpisah dengan baik dan
tajam kemungkinan hal ini dipengaruhi oleh pelarut yang digunakan.
Senyawa C8 yang digunakan adalah heksanal (C78H16O) dengan spektrum IR hasil
komputasi sebagai berikut
Kemudian bandingkan dengan data hasil eksperimen
Data eksperimen menunjukkan menunjukkan serapan C=O di daerah 1750 cm-1 dengan
puncak tajam dan serapan untuk C-H aldehid di daerah 2600-2800 cm-1 meskipun tidak begitu
jelas sedangkan alkil hampir semua senyawa organic mempunyai gugus alkil, muncul
disekitar 2800-3000 cm-1 dengan puncak tajam sebagai pengkonfirmasi adanya gugus aldehid,
sedangkan data spectra IR untuk metode komputasi vibrasi ulur C=O yang diperoleh dari
dengan metode komputasi Gaussian menunjukkan serapan kuat pada daerah 1750 cm-1 dengan
puncak tajam, sedangkan untuk C-H aldehid berada di daerah 2700-2800 cm-1 dengan puncak
doublet dan tajam menunjukkan bahwa dia terikat dengan gugus akil, gugus alkil stretch
ditandai dengan adanya puncak pada daerah 2800-3000 cm-1. Terdapat sedikit perbedaan pada
serapan gugus C-H aldehid hasil eksperimen dengan metode Gaussian kemungkinan hal ini
dipengaruhi oleh sumber dari senyawa yang dianalisa dan preparasi waktu pengerjaan dengan
alat FT-IR.
Senyawa C9 yang digunakan adalah heksanal (C9H18O) dengan spektrum IR hasil
komputasi sebagai berikut
Dibandingkan dengan data hasil eksperimen, yaitu sebagai berikut
Data eksperimen menunjukkan menunjukkan serapan C=O di daerah 1750 cm-1 dengan
puncak tajam dan serapan untuk C-H aldehid di daerah 2600-2800 cm-1 dengan puncaktjam
dan singlet dan puncak serapan untuk gugus alkil (CH2 stretch) yang terikat dengan aldehid
yang muncul disekitar 2800-3000 cm-1 dengan puncak tajam sedangkan data spectra IR untuk
metode komputasi vibrasi ulur C=O yang diperoleh dari dengan metode komputasi Gaussian
menunjukkan serapan kuat pada daerah 1750 cm-1 dengan puncak tajam, sedangkan untuk C-
H aldehid berada di daerah 2700-2800 cm-1 dengan beberapa puncak dan tajam menunjukkan
bahwa dia terikat dengan gugus akil beberapa gugus alkil dalam hal ini rantai karbon C9,
gugus alkil stretch ditandai dengan adanya beberapa puncak terutama 2 puncak tajam pada
daerah 2800-3000 cm-1. Terdapat sedikit perbedaan pada serapan gugus C-H aldehid hasil
eksperimen dengan metode Gaussian kemungkinan hal ini dipengaruhi oleh sumber dari
senyawa yang dianalisa dan preparasi waktu pengerjaan dengan alat FT-IR.
Senyawa C10 yang digunakan adalah heksanal (C10H20O) dengan spektrum IR hasil
komputasi sebagai berikut
Dan dibandingkan dengan data eksperimen sebagai berikut
Data eksperimen menunjukkan menunjukkan serapan C=O di daerah 1750 cm-1
dengan puncak tajam namun dengan relative transmitan yang lebih kecil dibandingkan atom
C yang lebih pendek dan serapan untuk C-H aldehid di daerah 2600-2800 cm-1 meskipun
tidak begitu terpisah dengan baik dengan puncak serapan untuk gugus alkil (CH3) yang
muncul disekitar 2800-3000 cm-1 dengan puncak tajam, sedangkan data spectra IR untuk
metode komputasi vibrasi ulur C=O yang diperoleh dari dengan metode komputasi Gaussian
menunjukkan serapan kuat pada daerah 1750 cm-1 dengan puncak tajam, sedangkan untuk C-
H aldehid berada di daerah 2700-2800 cm-1, gugus alkil stretch ditandai dengan adanya
puncak pada daerah 2800-3000 cm-1 dengan beberapa puncak dan terutama 2 puncak tajam
untuk mengkonfirmasi keterikatannya dengan gugus C-H aldehid. Terdapat sedikit perbedaan
pada serapan gugus C-H aldehid hasil eksperimen dengan metode Gaussian kemungkinan hal
ini dipengaruhi oleh sumber dari senyawa yang dianalisa dan preparasi waktu pengerjaan
dengan alat FT-IR.disamping itu kondisi pada waktu percobaan dengan metode komputasi
tidak sama, seperti kemungkinan juga terjadi sedikit human error metode komputasi adalah
penggambaran sempurna tanpa adanya pengaruh dari kesalahan baik dari segi preprasi
senyawanya maupun dari dari segi human error.
5. KESIMPULAN
Dari percobaan menggunakan software Gaussian (metode komputasi) diketahui bahwa,
pada alkanal C1 menunjukkan serapan vibrasi ulur C=O pada daerah 1830 cm-1 dengan puncak
yang tidak tajam dan vibrasi ulur C-H pada daerah 2900-2975 cm-1. Pada alkanal C2 memiliki
vibrasi C=O muncul didaerah 1810 cm-1 dengan puncak yang cukup tajam dan vibrasi C-H
muncul di daerah 2940 cm-1 dengan puncak singlet. Pada alkanal C3 terdapat vibrasi ulur C=O
pada daerah 1780 cm-1 dengan puncak yang tajam, vibrasi C-H muncul di daerah 2870 cm-1
dengan puncak singlet yang tidak tajam, dan C-H alkil (sp3) muncul di daerah 2910-2930 cm-
1. Pada alkanal C4 vibrasi ulur C=O muncul di daerah 1785 cm-1 dengan puncak tajam, dan
vibrasi ulur C-H aldehid muncul di daerah 2830-2870 cm-1 dengan puncak doublet yang tidak
tajam. Kemudian C-H alkil (sp3) muncul di daerah 2920-2940 cm-1. Pada alkanal C5 vibrasi
ulur C=O berada di daerah 1725-1695 cm-1 dengan puncak tajam, sedangkan untuk C-H
aldehid berada di daerah 2720-2830 cm-1 dengan puncak doublet. Pada alkanal C6 C-H
aldehid berada di daerah 2700-2940 cm-1 dengan puncak doublet dan tajam menunjukkan
bahwa dia terikat dengan gugus akil, vibrasi ulur C=O berada di daerah 1750 cm-1 dengan
puncak tajam gugus alkil stretch ditandai dengan adanya puncak pada daerah 2950-3000 cm -1.
Pada alkanal C7 vibrasi ulur C=O pada daerah 1750 cm-1 dengan puncak tajam, sedangkan
untuk C-H aldehid berada di daerah 2700-2940 cm-1 dengan puncak doublet dan tajam
menunjukkan bahwa dia terikat dengan gugus akil, gugus alkil stretch ditandai dengan adanya
puncak pada daerah 2950-3000 cm-1. Pada alkanal C8 vibrasi ulur C=O diperoleh pada daerah
1750 cm-1 dengan puncak tajam, sedangkan untuk C-H aldehid berada di daerah 2700-2800
cm-1 dengan puncak doublet dan tajam menunjukkan bahwa dia terikat dengan gugus akil,
gugus alkil stretch ditandai dengan adanya puncak pada daerah 2800-3000 cm-1. Pada alkanal
C9 vibrasi ulur C=O terdapat pada daerah 1750 cm-1 dengan puncak tajam, sedangkan untuk
C-H aldehid berada di daerah 2700-2800 cm-1 dengan beberapa puncak dan tajam
menunjukkan bahwa dia terikat dengan gugus akil beberapa gugus alkil dalam hal ini rantai
karbon C9, gugus alkil stretch ditandai dengan adanya beberapa puncak terutama 2 puncak
tajam pada daerah 2800-3000 cm-1. Dan untuk alkanal C10 vibrasi ulur C=O kuat pada daerah
1750 cm-1 dengan puncak tajam, sedangkan untuk C-H aldehid berada di daerah 2700-2800
cm-1, gugus alkil stretch ditandai dengan adanya puncak pada daerah 2800-3000 cm-1 dengan
beberapa puncak dan terutama 2 puncak tajam untuk mengkonfirmasi keterikatannya dengan
gugus C-H aldehid.
Adanya perbedaan antara metode komputasi dan hassil ekperimen (literatur)
kemungkinan disebabkan oleh perbedaan keadaan preparasi dan pelarut serta kinerja alat yang
digunakan pada hasil eksperimen.
6. DAFTAR PUSTAKA
Tomberg, Anna., Gaussian 09W Tutorial., An Introduction To Computational Chemistry
Using G09w And Avogadro Software
Experiment 5: IR/Raman spectroscopy and molecular modeling., 2010
Keller, John., 2008, Introduction to Gaussian, Department of Chemistry & Biochemistry
University of Alaska Fairbanks