Upload
ayuniintankaroma
View
428
Download
20
Embed Size (px)
Citation preview
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penemuan zeolit di dunia dimulai dengan ditemukannya Stilbit pada tahun
1756 oleh seorang ilmuwan bernama A. F. Constedt. Selama leebih dari 250 tahu
Zeolit telah dipelajari oleh para ahli mineral. Karena sifat unik dan kehasan dari
zeolit, maka zeolite banyak digunakan untuk berbagai aplikasi di industri diantaranya
zeolit digunakan di industri minyak bumi sebagai „cracking‟, di industri deterjen
sebagai penukar ion, pelunak air sadah dan di industri pemurnian air, serta berbagai
aplikasi lain seperi pada pertanian, peternakan, perikanan, dan energy.
Di Indonesia zeolit (Zeinlithos) atau berarti juga batuan mendidih, jumlahnya
sangat melimpah dan tersebar di berbagai daerah baik di pulau Jawa, Sumatera, dan
Sulawesi. Pemanfaatan zeolit Indonesia untuk penggunaan secara langsung belum
dapat dilakukan, karena zeolit Indonesia banyak mengandung campuran (impurities)
sehingga perlu dilakukan pengolahan terlebih dahulu untuk menghilangkan atau
memisahkannya dari kotoran-kotoran.
Selain itu, saat ini zeolit juga dikembangkan untuk berbagai keperluan. Salah
satu jenis zeolit yang tengah dikembangkan adalah jenis zeolit A.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini, yaitu:
1. Bagaimana sejarah zeolite?
2. Apa defenisi zeolite?
3. Bagaimana proses pembentukan zeolite?
2
4. Bagaimana penggolongan zeolite?
5. Bagaimana sifat fisika dan kimia mineral kimia dan struktur zeolite?
6. Apa saja aplikasi dan fungsi zeolite?
1.3. Tujuan Penulisan
1. Untuk menjelaskan bagaimana sejarah zeolite?
2. Untuk mengetahui defenisi zeolite?
3. Untuk memaparkan bagaimana proses pembentukan zeolite?
4. Untuk mengetahui bagaimana penggolongan zeolite?
5. Untuk menjelaskan apa saja sifat fisika dan kimia mineral kimia dan struktur
zeolite?
6. Untuk menjelaskan apa saja aplikasi dan fungsi zeolite?
3
BAB II
PEMBAHASAN
II. 1. Sejarah Zeolit
Semenjak awal tahun 1940-an, ilmuwan Union Carbide telah memulai
penelitiannya untuk mensintesis zeolit dan mereka berhasil mensintesis zeolit A dan
X murni pada tahun 1950. Penemuan zeolit di dunia dimulai dengan ditemukannya
Stilbit pada tahun 1756 oleh seorang ilmuwan bernama A. F. Constedt. Constedt
menggambarkan kekhasan mineral ini ketika berada dalam pemanasan terlihat seperti
mendidih karena molekulnya kehilangan air dengan sangat cepat. Sesuai dengan
sifatnya tersebut maka mineral ini diberi nama zeolit yang berasal dari dua kata
Yunani, zeo artinya mendidih dan lithos artinya batuan (Kirk Othmer, 1981).
Diberi nama zeolit karena sifatnya yaitu mendidih dan mengeluarkan uap jika
dipanaskan (Dyer, 1994).
Pada tahun 1784, Barthelemy Faujas de Saint seorang profesor geologi
Perancis menemukan sebuah formulasi yang cantik hasil penelitiannya tentang zeolit
yang dipublikasikan dalam bukunya “Mineralogie des Volcans”. Akhirnya berkat
jasanya, pada tahun 1842 zeolit baru tersebut dinamai Faujasit. Para ahli mineralogi
memperkirakan bahwa zeolit berasal dari muntahan gunung berapi yang membeku
menjadi batuan vulkanik, sedimen, batuan metamorfosa, dan selanjutnya melalui
pelapukan karena pengaruh panas dan dingin yang terjadi dalam lubang-lubang dari
batuan lava basal (traps rock) dan butiran halus dari batuan sediment piroklastik
(tuff). Pada umumnya komposisi zeolit alam mengandung klinoptilolit, mordenit,
chabazit, dan erionit. Kristal-kristalnya terbentuk dari proses hidrotermal yang
4
melibatkan reaksi antara larutan garam atau dengan aliran lava (Barrer, 1982).
II.2. Defenisi Zeolit
Zeolit merupakan senyawa alumino-silikat
hidrat terhidrasi dengan unsur utama yang terdiri
dari kation alkali dan alkali tanah terutama Ca, K
dan Na, dengan rumus umum (LaAlb Sic O2.nH2O)
dimana L adalah logam. Sifat umum dari zeolit
adalah kristal yang agak lunak dengan warna putih
coklat atau kebiru-biruan. Senyawaan kristalnya berwujud dalam sruktur tiga
dimensi yang tak terbatas dan memiliki rongga-rongga yang saling berhubungan
membentuk saluran ke segala arah dengan ukuran saluran tergantung dari garis
tengah logam alkali ataupun alkali tanah yang terdapat pada srukturnya. Dimana
rongga-rongga tersebut akan terisi oleh air yang disebut air kristal.
Jadi, zeolit merupakan senyawa alumino silikat terhidrasi yang terdiri dari
tetrahedral (Si, Al) dan dikelilingi oleh atom‐atom O dalam ikatan tiga dimensi.
Mineral zeolit yang paling umum dijumpai adalah (Na,K)2O, Al2O3. 10 SiO2. 8H2O.
Perbandingan antara atom Si dan Al yang bervariasi akan menghasilkan banyak jenis
atau spesies zeolit yang terdapat di alam. Penggunaan zeolit pada umumnya
didasarkan pada sifat-sifat kimia dan fisika zeolit, seperti penjerap, penukar kation
dan katalis.
Unit Penyusun Zeolit
5
II.3. Proses Pembentukan Zeolit
Secara geologi, zeolit ditemukan dalam batuan tufa dari reaksi antara batuan
tufa asam berbutir halus dan bersifat riolitik dengan air pori atau air meteoric (air
hujan). Zeolit terbentuk dari hasil sedimentasi debu vulkanik yang telah mengalami
proses alterasi. Ada empat proses sebagai gambaran awal terbentuknya zeolit, yaitu
proses sedimentasi debu vulkanik pada lingkungan danau yang bersifat alkali, proses
alterasi, proses diagenesis dan proses hidrotermal.
1. Proses sedimentasi
Pada tahap ini, terbentuk karena proses sedimentasi, yakni meliputi pelapukan,
dapat berupa pelapukan fisik maupun pelapukan kimia. Erosi dan transportasi
terutama dilakukan oleh media air. Proses pengendapan terjadi jika energi transport
sudah tidak mampu mengangkut detritus tersebut.
Kerangka tektonik pada suatu proses sedimentasi adalah sebagai kombinasi
antara adanya penurunan (subsiding), keadaan stabil dan pengangkatan (rising) dari
elemen-elemen tektonik di daerah batuan asal dan daerah pengendapan.
2. Alterasi
Alterasi merupakan perubahan komposisi mineralogi batuan (dalam keadaan
padat) karena pengaruh suhu dan tekanan yang tinggi, dan tidak dalam kondisi
6
isokimia menghasilkan mineral lempung, kuarsa, oksida atau sulfida logam. Proses
alterasi merupakan peristiwa sekunder pembentukan batuan. Alterasi terjadi pada
intrusi batuan beku yang mengalami pemanasan dan pada struktur tertentu yang
memungkinkan masuknya air meteoric untuk dapat mengubah komposisi mineralogy
batuan (Kaharmen, 2008).
3. Proses Diagenesis
Diagenesis merupakan proses fisika, kimia dan biologi yang secara umum
mengubah sedimen menjadi batuan sedimen. Diagenesis kemungkinan berlanjut
bekerja setelah sedimen menjadi batuan, mengubah tekstur dan mineraloginya.
Proses diagenesis material organik yang diakibatkan oleh proses biologis lebih
dominan terjadi dalam sedimen yang baru terendapkan (recently deposited) dan biasa
terjadi pada kedalaman hingga 2 km serta temperatur maksimal 75oC Proses
diagenesis.
a. Kompaksi
Kompaksi adalah proses yang menyebabkan volume sedimen berkurang. Ini
dihasilkan oleh tekanan penutup (overburden), yang diakibatkan oleh berat dari
sedimen dan batuan di atasnya. Tekanan ini mengakibatkan penyusunan kembali
butiran dan pengeluaran fluida, hal ini menghasilkan pengurangan porositas batuan
sedimen. Kemungkinan tingkat kompaksi merupakan fungsi dari ukuran butir,
bentuk butir, pemilahan, porositas awal dan jumlah fluida yang terdapat dalam
sedimen.
b. Rekristalisasi dan pelarutan
Rekristalisasi adalah proses dimana kondisi fisika dan kimia menyebabkan
7
pengorientasian kembali kristal lattice pada butir mineral. Rekristalisasi bekerja
melalui pelarutan dan presipitasi dari fase mineral yang terdapat pada batuan. Ketika
fluida melewati batuan atau sedimen, komponen pada sedimen yang tidak stabil
karena tekanan, pH, dan temperatur akan mengalami pelarutan. Kemudian material
yang terlarut itu akan mengalami transportasi dan akan terpresipitasi pada pori-pori
sedimen yang memiliki kondisi yang berbeda.
c. Sementasi
Sementasi adalah proses di mana terjadi presipitasi kimia pada pembentukan
kristal baru, terbentuk didalam pori-pori sedimen atau batuan yang mengikat satu
butir dengan butir lainnya. Semen yang umum yaitu kuarsa, kalsit dan hematit.
d. Autigenisasi
Autigenesis (neocrystalitation) adalah proses saat fase mineral baru mengalami
kristalisasi di dalam sedimen atau batuan selama proses diagenesis maupun
setelahnya. Mineral baru terbentuk melalui reaksi di dalam fase yang terdapat dalam
sedimen atau batuan, dan juga muncul karena presipitasi dari material yang masuk
melalui fase fluida, atau dihasilkan dari kombinasi sedimen primer dan material yang
masuk. Beberapa yang tergolong dalam fase autogenesis, silikat seperti kuarsa,
carbonat seperti kalsit dan dolomite, evaporate mineral seperti gypsum dan oksida
seperti hematite.
e. Replacement
Replacementyaitu proses ketika mieral baru menggantikan (secara kimia dan
fisika) kondisi dalam pada endapan mineral. Replacement mungkin bersifat :
a. Neomorphic, yang mana butiran yang baru memiliki fase yang sama
8
dengan asalnya atau polimorpisme dari fase asalnya.
b. Pseudomorfic yang mana fase baru merupakan tiruan dari bentuk eksternal
dari fase yang digantikan tetapi fasenya berbeda,
c. Allomorphic yaitu replacement dalam bentuk fase baru yang biasanya
berbeda bentuk kristalnya dan menggantikan sepenuhnya fase sediment
asal.
Fase replacement sama beragamnya dengan fase autigenesis, tetapi fase
replacement yang penting yaitu dolomite, opal, kuarsa dan ilite.
f. Bioturbasi
Bioturbasi adalah aktifitas biologis yang terjadi dekat permukaan, termasuk
burrowing, boring dan pencampuran sedimen oleh organisme. Pada beberapa kasus
proses ini dapat meningkatkan kompaksi, menghancurkan laminasi dan perlapisan.
Selama proses bioturbasi beberapa organisme mempresipitasikan material yang
berfungsi sebagai semen.
(Geofact, 2010)
4. Proses hidrotermal
Produk akhir dari proses diferensiasi magmatik adalah suatu larutan yang
disebut larutan magmatik yang mungkin dapat mengandung konsentrasi logam yang
dahulunya berada dalam magma. Larutan magmatik ini yang juga disebut larutan
hidrotermal banyak mengandung logam-logam yang berasal dari magma, yang
sedang membeku dan diendapkan di tempat-tempat sekitar magma yang sedang
membeku tadi. Larutan yang makin jauh dari magma, akan makin kehilangan
panasnya.
9
Dalam perjalanan menerobos batuan, larutan hidrotermal akan mendepositkan
mineral-mineral yang dikandungnya di rongga-rongga batuan dan membentuk
deposit celah (cavity filling deposit) atau melalui proses metasomatik membentuk
deposit pergantian (replacement deposit). Berikut adalah penjelasan umum tentang
macam – macam deposit;
a. Deposit hipotermal.
Secara umum deposit hipotermal atau deposit replasemen terjadi pada kondisi
suhu dan tekanan tinggi, pada daerah lebih dekat dengan batuan intrusifnya.
b. Deposit epitermal.
Deposit epitermal atau deposit celah adalah deposit yang lebih banyak terjadi di
daerah dengan suhu dan tekanan rendah yang terletak agak jauh dari batuan
intrusifnya.
II.4. Penggolongan Zeolit
Zeolit tidak dapat diidentifikasi hanya berdasarkan analisa komposisi kimianya
saja, melainkan harus dianalisa strukturnya. Zeolit hanya dapat diidentifikasi
berdasarkan Unit Bangun Sekunder (UBS) Tetrahedra alumina dan silika (TO4) pada
struktur kristal zeolit. Mineral zeolit yang paling umum dijumpai adalah klinoptirotit,
yang mempunyai rumus kimia (Na3K3)(Al6Si30O72).24H2O. Ion Na+dan K
+
merupakan kation yang dapat dipertukarkan, sedangkan atom Al dan Si merupakan
struktur kation dan oksigen yang akan membentuk struktur tetrahedron pada zeolit.
10
Berikut adalah beberapa contoh jenis mineral zeolit beserta rumus kimianya :
Nama Mineral Rumus Kimia Gambar
Analsim Na16(Al16Si32O96). 16H2O
Kabasit (Na2,Ca)6(Al12Si24O72)40.H2O
Klipnoptolotit (Na4K4)(Al8Si40O96). 24H2O
Erionit (Na,Ca5K) (Al9Si27O72). 27H2O
Ferrierit (Na2Mg2)(Al6Si30O72).18H2O
Heulandit Ca4(Al8Si28O72). 24H2O
11
Laumonit Ca(Al8Si16O48). 16H2O
Mordenit Na8(Al8Si40O96). 24H2O
Filipsit (Na,K)10(Al10Si22O64). 20H2O
Natrolit Na4(Al4Si6O20). 4H2O
Wairakit Ca(Al2Si4O12). 12H2O
Penggolongan zeolit antara lain :
1. Berdasarkan cara dan lingkungan terbentuknya zeolit
a. Zeolit yang terbentuk pada temperatur yang tinggi, dimana pada
masing- masing temperatur tertentu akan terbentuk jenis zeolit tertentu
pula. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah akibat dari proses
magmatik primer, proses metamorfosa kontak, hidrotermal, dan
12
regional.
b. Zeolit yang terbentuk didekat permukaan lingkungan sedimentasinya
dengan perubahan proses kimia merupakan faktor utama. Yang
termasuk kelompok ini adalah sebagai akibat pengaruh pergerakan air
tanah, pelapukan ataupun karena sifat alkalin.
c. Zeolit yang terbentuk pada suhu rendah pada lingkungan pengendapan
laut.
d. Zeolit yang terbentuk sebagai akibat dari terbentuknya craters di
lingkungan dasar laut yang menghasilkan fase hidrotermal.
(Sukandarrumidi, 2004)
2. Berdasarkan rasio Si/Al
a. Zeolit silika rendah dengan perbandingan Si/Al adalah 1:5, memiliki
konsentrasi kation paling tinggi, dan mempunyai sifat adsorpsi yang
optimum, contoh zeolit silika rendah adalah zeolit A dan X
b. Zeolit silika sedang, yang mempunyai perbandingan Si/Al adalah 2:5,
contoh zeolit jenis ini adalah Mordernit, Erionit, Klinoptilolit, zeolit Y
c. Zeolit silika tinggi, dengan perbandingan kadar Si/Al antara 10:100,
bahkan lebih, contohnya adalah ZSM-5.
3. Berdasarkan bahan baku pemanfaatannya
a. Zeolit alam merupakan jenis jenis zeolit yang tersedia di alam. Pada
saat ini dikenal sekitar 40 jenis zeolit alam, meskipun yang mempunyai
nilai komersial ada sekitar 12 jenis, diantaranya klinoptilolit, mordernit,
13
filipsit, kabasit dan erionit.
b. Zeolit sintetik adalah suatu senyawa kimia yang mempunyai sifat fisik
dan kimia yang sama dengan zeolit yang ada di alam, dibuat dari bahan
lain dengan proses sintetis, dimodifikasi sedemikian rupa sehingga
menyerupai zeolit yang ada di alam.
(Kusumaningtyas, 2003)
II.5. Sifat fisik dan kimia mineral zeolit dan struktur zeolit
Sifat-sifat unik zolit meliputi dehidrasi, adsorben dan penyaring molekul,
katalisator dan penukar ion dan katalis. Penjabarannya adalah sebagai berikut :
a. Sifat fisik
Morfologi
Mineral zeolit yang terdapat di batu-batuan dapat berupa kristal tunggal
(single crystal) dengan ukuran beberapa mm.
dense pollycrystalline aggregate; tahan dengan segala perubahan cuaca
Zeolit yang terpisah dikenal sebagai serpihan
Mineral zeolit ditemukan pada batuan sedimen
Kristal berbutiran halus (fine grain)
Sulit diindetifikasi dari sifat-sifat optisnya dan baru dapat diamati setelah
ditemukan XRD untuk powder
14
Zeolit sintesis Umumnya berbentuk polikristalin
Ukuran pori
Jumlah tetrahedra (Si / Al penyusun cincin): 4MR, 8MR,12MR
Selektif berdasarkan ukuran pori (size selective _molecular sieve)
Sifat zeolit sebagai adsorben dan penyaring molekul dimungkinkan karena
struktur zeolit yang berongga, sehingga zeolit mampu menyerap sejumlah besar
molekul yang berukuran lebih kecil atau sesuai dengan ukuran rongganya. Selain itu
kristal zeolit yang telah terdehidrasi merupakan adsorben yang selektif dan
mempunyai efektivitas adsorpsi yang tinggi.
Densitas / Kerapatan
Kerapatan zeolit cukup rendah, berkisar antara 1,9 – 2,3 g/ml.
Dipengaruhi oleh keterbukaan kerangka dan jenis kation
Meningkat bila dilakukan pertukaran kation dengan ion logam yang berat
Ba→Zeolit 2,8 g/ml
Diamond
Warna
Pada keadaan murni (pure state), mineral zeolit tidak berwarna →
Colourless
Berwarna (bila ada pengotor logam-logam transisi)
Besi berwarna pink pada Chabazite
15
Bubuk dari zeolit sintesis: Putih (umumnya)
Pertukaran kation : Golongan IA atau IIA ditukar dengan logam transisi
dapat memberikan warna pada zeolit yang bergantung dari tingkat hidrasi
dari kation tersebut
Ni-zeolite: lilac (terhidrasi) berwarna light green (dehidrasi)
Co-zeolite: pink (terhidrasi) dan biru (dehidrasi)
Perubahan warna pada zeolite dapat digunakan sebagai indikator adanya
uap air
Daya hantar listrik
Dipengaruhi oleh kehadiran kation dan molekul air dalam rongga
(cavities)
Hantaran listrik pada zeolit bersifat ionik, disebabkan oleh perpindahan
kation-kation
b. Sifat Kimia
Air dalam zeolit
Zeolit mempunyai beberapa sifat antara lain mudah melepas air akibat
pemanasan, tetapi juga mudah mengikat kembali molekul air dalam udara lembab.
Pada umumnya struktur kerangka zeolit akan menyusut. Tetapi kerangka dasarnya
tidak mengalami perubahan secara nyata. Disini molekul H2O seolah-olah
mempunyai posisi yang spesifik dan dapat dikeluarkan secara reversibel.
1. Bila merupakan bagian dari pembentuk kerangka berikatan hidrogen dengan
O atau Si-OH:
16
Bila dipanaskan secara mendadak dapat meyebabkan kerangka rusak
Proses hidrasi/dehidrasi kadang irreversible
2. Bila bukan merupakan bagian dari pembentuk kerangka:
Ikatan dengan kerangka lemah membentuk ikatan Van der Waals
Bila dipanaskan dapat terusir seluruhnya
Proses reversible : Σ air keluar = Σ air masuk
Pengaruh pertukaran kation
Keberadaan atom aluminium ini secara keseluruhan akan menyebababkan
zeolit memiliki muatan negatif. Muatan negatif inilah yang menyebabkan zeolit
mampu mengikat kation. Sifat zeolit sebagai penukar ion karena adanya kation
logam alkali dan alkali tanah. Kation tersebut dapat bergerak bebas di dalam rongga
dan dapat dipertukarkan dengan kation logam lain dengan jumlah yang sama. Akibat
struktur zeolit berongga, anion atau molekul berukuran lebih kecil atau sama dengan
rongga dapat masuk dan terjebak. Pertukaran kation biasanya diikuti dengan
perubahan yang dramatis pada kestabilan termal, sifat adsorpsi, selektivitas dan
aktivitas katalisis.
Contoh pertukaran kation
Pertukaran kation untuk memperoleh H-zeolit:
Na, K – Zeolite + NH4+→ NH4– Zeolite + Na
+, K
+
NH4- Zeolite → H - Zeolite (dilakukan pada T tinggi, terjadi thermolysis/
penguraian NH3)
NH4- Zeolite → H - Zeolite + NH3(g)
17
Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat pertukaran kation pada zeolite:
Kation: jenis, ukuran (terhidrat / anhidrat)
Suhu mempengaruhi kinetika reaksi
Konsentrasi kation dalam larutan
Anion yang berpasangan dengan kation tersebut dalam larutan
Pelarut (sebagian besar pertukaran ion dilakukan dalam pelarut air, aqueous)
Kemampuan sebagai katalis
Kemampuan zeolit sebagai katalis berkaitan dengan tersedianya pusat- pusat
aktif dalam saluran antar zeolit. Pusat-pusat aktif tersebut terbentuk karena adanya
gugus fungsi asam tipe Bronsted maupun Lewis. Perbandingan kedua jenis asam ini
tergantung pada proses aktivasi zeolit dan kondisi reaksi. Pusat-pusat aktif yang
bersifat asam ini selanjutnya dapat mengikat molekul-molekul basa secara kimiawi.
Sifat katalitis zeolit disebabkan kation pada atom Al zeolit yang dapat dipertukarkan
dengan ion H dan aktif sebagai katalisis reaksi.
Kelimpahan Zeolit di Alam
Sampai saat ini lebih dari 50 mineral pembentuk zeolit alam sudah diketahui,
tetapi hanya sembilan diantaranya yang sering ditemukan, yaitu klinoptilolit,
mordenit, analsim, khabasit, erionit, ferierit, heulandit, laumonit dan filipsit. Dari
hasil penyelidikan yang pernah dilakukan, jenis mineral zeolit yang terdapat di
Indonesia adalah modernit dan klipnoptilolit.
Daerah-daerah yang telah diketahui banyak mempunyai sumber daya endapan
zeolit adalah Jawa Barat, Jawa Timur, dan Lampung. Berbagai mineral zeolit
18
tersebut telah dikenal dengan sifat adsorben dan kemampuan pertukaran ion yang
dimilikinya. Di provinsi Jawa Barat dan Banten, sebaran zeolit terdapat dibeberapa
kabupaten, antara lain : Kabupaten Lebak, Sukabumi, Bogor dan Tasikmalaya.
Eksplorasi Zeolit Alam
Mineral zeolit telah dikenal sejak tahun 1756 oleh cronsted ketika menemukan
stilbite yang bila dipanaskan sepertii batuan mendidih (boiling stone) karena
dehidrasi molekul air yang dikandungnya.
Tahun 1954 zeolit diklasifikasikan sebagai mineral tersendiri yang saat itu
dikenal sebagai molecular sieve materials. Zeolit alam, pertama kali diperkenalkan
oleh seorang ahli mineralogy swedia A.F.,Cronsted pada tahun 1976.(Iqmal Tahir).
Zeolit alam merupakan jenis mineral zeolt yang diperoleh langsung dari alam.
Umumnya zeolit alam digunakan untuk pupuk, penjernihan air, dan diaktifkan
untuk dimanfaatkan sebagai katalis dan absorban.
Untuk mendapatkan zeolit alam diperlukan adanya penambangan. Dalam
proses penambangan ada tiga hal utama yang dilakukan yaitu eksplorasi, eksploitasi
dan pemrosesan.
1. Eksplorasi merupakan proses pencarian mineral berharga
Eksplorasi dapat dilakukan dengan melakukan pencarian lokasi, pengambilan
sample dan identifikasi sample batuan tambang yang diduga mengandung mineral
zeolit. Identifikasi ini dapat dilakukan dengan mengguakan alat difraktometer sinar-x
pada
terserap tidak yang kadar awal mentilen kadar Rumusnya= %
awal kadar
19
sample zeolit alam yang telah diaktifkan. zeolit diktifasi dengan cara pemanasan
batuan sampel pada suhu ±200oC selama 3 jam. Kemudian melakukan uji daya serap
terhadap mentilen. Uji ini melibatkan zeolit 600 mg yang disuspensikan kedalam
100mi aquades yang telah ditambahkan mentilen (zat warna biru) pada konsenterasi
6 ppm, dikocok dengan sheker pada suhu 370oC. setelah satu jam zeolit alam
dipisahkan dengan centrifugsi. Selanjutnya filtrate diukur serapannya menggunakan
spektro uv-vispada panjang gelombang 664,5 nm. Daya serap zeolit alam terhadap
mentilen dapat diketahui dengan menghitung kadar awal dikurangi kadar yang tidak
terserap zeolit alam dibagi kadar awal x 100%.
Selain menggunakan mentilen zeolit alam juga dapat diuji dengan kuinin HCL.
2. Eksploitasi merupakan proses penambangan mineral tersebut
Umumnya bahan galian industri terdapat di dekat permukaan tetapi juga ada
yang terdapat dan terkumpul dibawah pemukaan tanah yang relative agak dalam,
selain itu bahan galian tersebut ada yang keras, lunak dan kompak. Biasanya bahan
galian industri ditambang dengan cara digali, disemprot dengan pompa tekanan
tinggi, dan disedot dengan pompa hisap.
Berdasarkan tempatnya, eksploitasi dapat pula dilakukan dengan cara
Tambang terbuka yaitu semua aktifitas penambangan dilakukan di
permukaan bumi.(kauri)
Tambang bawah tanah dan
Peledakan
Untuk bahan galian zeolit, Kebanyakan zeolit yang mempunyai nilai ekonomi,
terletak didekat permukaan. Oleh karenanya penambangan dilakukan dengan system
20
kauri baik dengan mengunakan alat mekanik semi mekanik ataupun peralatan
sederhana.
Penambangan dengan system kauri dapat dilakukan beberapa tahap yaitu:
Pengupasan tanah penutup (landclearing)
Gambar suasana di pertambangan Zeolit, di DIY
Bagian tanah penutup yang subur setelah dikupas, dapat dipindahkan ke
tempat penimbunan.
3. Pemprosesan
Sedangkan pemrosesan merupakan kegiatan memisahkan mineral berharga dari
partikel partikel lain yang menyatu dengan mineral tersebut dengan tujuan
meningkatkan mutu dan kualitas zeolit.
21
Bagan alir pengolahan mineral zeolit.
Pada prinsipnya pengolahan dilakukan dengan 2 tahap yaitu tahap preparasi
dan tahap aktifasi.
aliran bawah
Zeolit (minimal 30 % klinoptit atau 60 %
zeolit berukuran 15 cm)
- Ukuran 3
cm
Mesin pemecah batu/dengan palu
Penambangan aliran
atas
Mesin giling
Pengayakan tenaga
manusia Siklun -siklun
Pertanian
aliran bawah
Fraksi – fraksi ukuran zeolit
Pengaktifan
Pereaksi kimia
NaOH dan H2SO4
Pemanasan
(oven)
Pengantongan siap
dipasarkan
Perikanan Pengolahan Air Pengolahan Air
Peternakan
22
Tahap preparasi
Dengan mempertimbangkan zeolit mempunyai tingkat kekrasan yang rendah
maka preparasi dengan menggunakan mesin giling (mill) yang mampu memproduksi
sampai ukuran lebih kecil dari 100 mesh dan menkombinasikan dengan siklun (alat
sentrifugasi) untuk dapat mengelompokkan fraksinya. Umpan untuk mesin giling ini
dapat berupa hasil pemecahan secara manual yang berukuran 3 cm ataupun dapat
dilakukan dengan mesin pemecah. Ketidak mampuan siklun dalam memisahkan
menjadi fraksi menyebabkan masih diperlukannya pengayakan. Jika berhasil maka
dapat dilakukan aktifasi.
Proses aktifasi
Proses ini dilakukan dengan pemanasan atau dengan pereaksi zat yang
digunakan sebagai pereaksi adalah NaOH dan H2SO4 selanjutnya siap diaplikasikan
sesuai dengan keinginan.
(Sukandarrumidi, 2004)
Singkapan zeolit di daerah Pasirgombong, Lebak
23
Contoh gambar ekplorasi zeolit:
Lokasi Endapan Zeolit di Provinsi Jawa Barat dan Banten
Zeolit Sintetik
1. Karakteristik Zeolit Sintetik
Zeolit alam sudah banyak dimanfaatkan sehingga jumlahnya semakin
berkurang. Selain itu mineral zeolit alam sulit dipisahkan dari batuan induknya.
Mengingat begitu pentingnya peranan zeolit dalam kehidupan, maka perlu
dilakukan usaha untuk mendapatkan zeolit dengan daya guna yang lebih
sebanding zeolit alam (Sutarti & Rachmawati, 1994).
Untuk mengatasai semakin berkurangnya zeolit alam, maka telah
dikembangkan zeolit sintetik yang memiliki kemampuan yang sama dengan
Singkapan zeolit di daerah Kec. Cipatujah, Kab. Tasikmalaya
24
zeolit alam. Zeolit sintetis adalah suatu senyawa kimia yang mempunyai sifat
fisik dan kimia yang sama dengan zeolit yang ada di alam. Zeolit sintetis ini
dibuat dari bahan lain dengan proses sintetis, yang dibuat sedemikian rupa
sehingga menyerupai zeolit yang ada di alam (Kusumaningtyas, 2003).
Perbedaan terbesar antara zeolit sintesis dengan zeolit alam adalah:
a. Zeolit sintetis dibuat dari bahan kima dan bahan-bahan alam yang
kemudian diproses dari tubuh bijih alam.
b. Zeolit sintetis memiliki perbandingan silika dan alumina yaitu 1:1 dan
sedangkan pada zeolit alam hingga 5:1.
c. Zeolit alam tidak terpisah dalam lingkungan asam seperti halnya zeolit
sintetis
(Saputra, R, 2006).
Zeolit sintetik sudah banyak digunakan di industri. Namun di Indonesia belum
banyak diproduksi dan umumnya diperoleh dari impor. Untuk memenuhi kebutuhan
zeolit ini, maka para ahli melakukan penelitian sehingga didapatkan berbagai macam
zeolit sintetik. Indonesia banyak membutuhkan zeolit sintetik untuk proses-proses
kimia di industri kimia seperti sebagai katalis, ion exchanger, dan adsorbent dalam
pengolahan limbah. Untuk itu dibutuhkan zeolit sintetik yang mempunyai kemurnian
tinggi dan kualitas baik. Bahan baku pembuatan zeolit adalah bahan yang
mengandung silika dan alumunium. Kedua bahan baku ini jika diambil dari alam dan
bahan logam tentunya mahal, namun dalam bentuk senyawa banyak diperoleh dan
harganya murah. Silika dapat diperoleh dari bahan gelas/water glass, dan alumunium
25
dapat diperoleh dari tawas, dan masih banyak bahan yang dapat digunakan untuk
pembuatan zeolit sintetik (Ulfah, dkk, 2006).
2. Pembuatan Zeolit Sintetik
Pembuatan Zeolit X
Jika dilihat dari manfaatnya, zeolit X dapat digunakan sebagai katalis,
adsorbent, separasi gas, ion-exchanger, petrochemical, dan dapat pula digunakan
sebagai deterjen (Bell, R.G., 2001). Pada penelitian sebelumnya pembuatan zeolit X
dilakukan dengan proses hidrogel, dengan bahan baku larutan natrium aluminat,
yang dicampur dengan larutan KOH dan NaOH, kemudian ke dalam campuran
tersebut ditambahkan larutan natrium silikat. Namun dapat pula mengganti larutan
natrium aluminat dengan bahan lain yang memiliki kandungan unsur-unsur yang
sama yaitu tawas. Dan waterglass digunakan sebagai alternatif pengganti larutan
natrium silikat. Penggunaan bahan baku water glass ini didasari oleh alasan bahwa
kandungan silikat dalam water glass besar dan harganya relatif murah.
Penambahan NaOH 50% dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh NaOH
sebagai sumber gugus aktif Na+yang berfungsi sebagai kation-exchange dalam
penjerapan logam. Ada empat tahap dalam pembuatan zeolit X, yaitu penyiapan
bahan baku, pembuatan zeolit X, pengaktifan produk zeolit X, dan pengujian produk
zeolit X sebagai penjerap logam berat misalnya Fe.
Bahan-bahan yang dipersiapkan terlebih dahulu adalah Al(OH)3 dan silika,
sebagai bahan baku utama zeolit. Al(OH)3diperoleh dengan melarutkan tawas
(Al2(SO4)3.K2SO4.24H2O) dalam larutan NaOH. Sedangkan silika diperoleh dengan
mengkalsinasi waterglass (Na2SiO3). Pembuatan zeolit X diawali dengan mencampur
26
Al(OH)3dengan larutan NaOH 50% dan aquades dalam labu leher tiga. Campuran
tersebut dipanaskan sampai suhu 800C dengan pengadukan selama 30 menit. Lalu ke
dalam campuran tersebut ditambahkan silika dan aquades, campuran ini diaduk
selama 2 jam tanpa pemanasan. Setelah itu pengadukan dihentikan, dilanjutkan
dengan pemanasan campuran selama 30 menit. Kemudian campuran tersebut
disaring dan diambil endapannya. Endapan dicuci dengan aquades lalu dikeringkan
dalam oven pada suhu 1200C selama 2 jam. Setelah itu dilanjutkan dengan tahap
pengaktifan produk zeolit X dengan proses kalsinasi dalam furnace pada suhu 550oC
selama 4 jam. Produk zeolit X yang diperoleh diuji daya jerapnya terhadap logam Fe
yang terdapat dalam larutan FeSO4. Kadar Fe yang masih terdapat dalam larutan
FeSO4 dianalisa dengan Atomic Absorption Spectrometry. Secara ringkas prosedur
percobaan ini dapat dilihat dalam skema:
27
Preparasi sampel
Al2O3.3H2O + aquades + NaOH 50 %
800C, 0.5 jam pengadukan
Penambahan silika
Water glass + aquades 180 ml
Suhu kamar, 2 jam pengadukan
Pengadukan dihentikan
Pemanasan campuran
0,5 jam tanpa pengadukan
Penyaringan
Filtrat
Endapan aluminium
dan silika
Pencucian
Dengan aquades
Pengeringan
Suhu1200C, 2 jam
Kalsinasi
Suhu 5500C, 4 jam
Zeolit X
28
Rangkaian alat :
Keterangan gambar :
1. Statif
2. Klem
3. Pendingin balik sebagai tempat terjadinya reaksi
4. Termometer
5. Labu leher tiga
6. Bawah labu leher tiga diletakkan seperangkat magnetic stirrer
(Ulfah, dkk, 2006)
II.6. Aplikasi Zeolit dan Fungsi Zeolit
a. Aplikasi Zeolit
Secara umum zeolit alam maupun zeolit sintetis memiliki nilai ekonomi yang
29
bisa dikatakan tinggi, hal ini mengingat dari mineral zeolit yang jika diolah lebih
lanjut akan dapat dimanfaatkan secara optimum. Zeolit mempunyai banyak
kegunaan, dimana setiap kegunaan yang dimiliki tentunya tidak terlepas dari sifat –
sifat unik yang dimilikinya, sifat-sifat unik tersebut meliputi dehidrasi, adsorben,
penyaring molekul, katalisator dan penukar ion. Adapun kegunaan dari zeolit adalah,
untuk peningkatan unsur hara tanah, penjernih air, pembersih limbah pabrik, pakan
ternak, dll. Berikut ini disajikan ulasan tentang pemanfaatan zeolit di berbagai
bidang.
1. Bidang pertanian dan perkebunan
Berdasarkan kepada Kapasitas Pertukaran Kation dan retensivitas terhadap air
yang tinggi, zeolit sekarang ini telah banyak digunakan untuk memperbaiki sifat
tanah atau untuk efisiensi unsur hara pada pupuk ataupun pada tanah itu sendiri,
misalnya saja pada tanah latosol. Berdasarkan kriteria penilaian sifat kimia tanah,
tanah latosol mempunyai pH sangat masam (4.44), KTK tanah termasuk rendah,
kejenuhan basa sangat rendah, C organik sedang, N total sangat rendah dan
kejenuhan alumunium tinggi. Secara keseluruhan tanah ini mempunyai tingkat
kesuburan rendah.
Padahal kita ketahui bahwa tanaman darat dapat tumbuh baik pada tanah yang
gembur dan subur, maka agar tanaman dapat tumbuh baik pada tanah latosol, perlu
dilakukan usaha untuk meningkatkan kesuburan tanah. Salah satu usaha yang
dilakukan antara lain dengan penambahan bahan amelioran seperti zeolit.
Penambahan zeolit dapat meningkatkan jumlah unsur K, Ca, Mg dan Na serta
meningkatkan KTK tanah. Hal ini bisa terjadi karena zeolit memiliki kemampuan
30
mempertukarkan kation – kation. Prinsipnya adalah, kation – kation yang dimiliki
berupa alkali dan alkali tanah pada struktur zeolit dapat bergerak bebas, sehingga
dengan adanya dorongan keluar oleh ion H+, kation seperti K, Ca, Mg dan Na dapat
berpindah dari zeolit ke medium tanah yang dapat menyebabkan suplai basa – basa.
Selain itu zeolit mengandung unsur-unsur hara makro dan mikro yang dapat
disumbangkan ke dalam tanah. Penambahan zeolit dapat memperbaiki agregasi tanah
sehingga meningkatkan pori-pori udara tanah yang berakibat merangsang
pertumbuhan akar tanaman. Luas permukaan akar tanaman menjadi bertambah yang
berakibat meningkatnya jumlah unsur hara yang dapat diserap oleh tanaman.
Untuk memperoleh manfaat tersebut zeolit dapat digunakan dengan bebagai
cara, di antaranya adalah dengan cara ditebarkan langsung ke tanah sebagai bahan
pembenah tanah, dicampur dengan pupuk untuk meningkatkan efisiensinya, atau
dapat juga dicampurkan langsung pada media tumbuh tanaman.
2. Bidang Peternakan
Dalam bidang ini, zeolit telah digunakan secara komersial , terutama di negara-
negara Eropa dan Jepang. Di Indonesia zeolit telah digunakan sebagai tambahan
dalam makanan ternak domba dan sapi hingga sekarang ini masih dalam tahap
penelitian. Penggunaan zeolit dalam bidang peternakan didasarkan kepada dua sifat
zeolit yang penting, yaitu kapasitas pengikat ion NH4+yang berasal dari ammonia
sangat besar dan afinitas zeolit terhadap ion-ion yang bersifat racun. Sifat zeolit
sebagai penukar ion masih berperan dalam kegunaannya di bidang ini. Selain itu
mineral zeolit yang banyak mengandung Ca, K, Mg dan Na juga baik bagi tubuh
hewan dengan kadar tertentu. Tambahan zeolit pada pakan ternak hewan – hewan
31
ruminensia juga diketahui dapat mereduksi penyakit lembuhg yang dideritanya.
3. Bidang Perikanan
Zeolit disini berfungsi sebagai pengontrol kandungan ion NH4+di dalam air.
Kandungan amonia yang tinggi dalam kolam bisa jadi berasal dari kotoran ikan,
bakas pakan ikan yang membusuk, atau karena sirkulasi air kolam yang kurang baik.
Tingginya kadar amonia dalam kolam akan sangat tidak baik bagi ikan ataupun
hewan tambak lainnya.
Oleh karena kemampuannya sebagai penukar kation, zeolit dapat dimanfaatkan
untuk mengikat kation NH4+,cara yang digunakan biasanya hanya dengan
menebarkan serbuk zeolit ke dalam kolam. Reaksi antara zeolit dengan ion amonium
sebagai berikut :
Sehingga ion amonium yang telah terikat dengan zeolit akan terperangkap di
dalam rongga yang dimiliki zeolit, dan air kolam kondisinya akan semakin baik
karena kadar amoniumnya berkurang.
4. Bidang pengolahan air
Pada bidang pengolahan air, zeolit bisa dimanfaatkan untuk penghilangan
kesadahan air. Dalam hal ini zeolit dimanfaatkan sebagai media filter dan media
adsorpsi. Air sadah adalah air yang banyak mengandung mineral kalsium atau
magnesium di dalamnya. Air sadah sukar digunakan untuk mencuci karena senyawa
kalsium dan magnesium bereaksi dengan sabun membentuk endapan dan mencegah
terjadinya busa dalam air. Oleh karena senyawa-senyawa kalsium dan magnesium
relatif sukar larut dalam air, maka senyawa-senyawa itu cenderung untuk memisah
NH4++ Na, K – Zeolit NH4– Zeolit
32
dari larutan dalam bentuk endapan atau presipitat yang akhirnya menjadi kerak.
Untuk memperoleh air bersih yang layak dikonsumsi diperlukan suatu cara
untuk mengatasi kasadahan air tersebut. Salah satu cara yang bisa adigunakan adalah
filtrasi, dan dengan sifat yang dimiliki zeolit dapat berperan baik sebagai penyaring
air sadah untuk memperoleh air bersih. Tidak semua zeolit bisa digunakan, dipilih
zeolit yang kationnya bukan merupakan penyebab kesadahan air, untuk hal ini zeolit
jenis klinoptilolit yang kationnya adalah Na dapat digunakan. Zeolit yang diletakkan
sebagai filter dan akaa dileati oleh air sadah akan bereaksi kontinu sesuai persamaan
reaksi berikut :
Dari reaksi di atas terliihat bahwa antara kation Ca dan Na dipertukarkan.
5. Bidang pengolahan limbah
Zeolit yang telah diaktifkan baik secara fisika dengan pemanasan maupun
secara kimia dengan penambahan asam atau basa mampu meredam / menurunkan
kandungan logam Fe, Mn, Zn, dan Pb yang terdapat dalam air tanah. Selain itu juga
mampu menurunkan kandungan amoniak dalam air buangan. Zeolit yang telah
diaktifkan atau didehidrasi sehingga kehilangan molekul airnya menyebabkan rongga
yang ada akan lebih efektif untuk menjerap logam – logam berat yang ada pada
limbah.
Na – Zeolit + CaCl2 Ca – Zeolit + 2NaCl
33
b. Fungsi Zeolit
- Zeolit sebagai agen pendehidrasi
Kristal zeolit normal mengandung molekul air yang berkoordinasi dengan
kation penyeimbang. Zeolit dapat didehidrasi dengan memanaskannya. Pada
keadaan inikation akan berpindah posisi, sering kali menuju tempat dengan
bilangan koordinasi lebih rendah. Zeolit terdehidrasi merupakan bahan
pengering (drying agents) yang sangat baik. Penyerapan air akan membuat
kation kembali menuju keadaan koordinasi tinggi. Contohnya yaitu :
1. Mengingat sifat zeolit yang dapat menyerap gas CO2, maka zeolit dapat
dimanfatkan untuk hal pencemaran udara dan air. Pencemaran tidak hanya
terjadi karena adanya partikel yang tidak diinginkan tetapi dapat
disebabkan pula oleh kadar oksigen yang menurun.
- Zeolit sebagai penukar ion
Kation Mn+ pada zeolit dapat ditukarkan oleh ion lain yang terdapat pada
larutan yang mengelilinginya. Dengan sifat ini zeolit-A dengan ion Na+ dapat
digunakan sebagai pelunak air (water softener) dimana ion Na+ akan
digantikan oleh ion Ca2+ dari air sadah. Zeolit yang telah jenuh Ca2+ dapat
diperbarui dengan melarutkannya ke dalam larutan garam Na+ atau K+ murni.
Contohnya yaitu:
1. Zeolit-A sekarang ditambahkan ke dalam deterjen sebagai pelunak air
menggantikan polipospat yang dapat menimbulkan kerusakan ekologi.
2. Zeolit juga digunakan untuk mengurangi tingkat pencemaran logam berat
seperti Pb, Cd, Zn, Cu2+,
Mn2+
, Ni2+
pada lingkungan. Modifikasi zeolit
34
sebagai adsorben anion seperti NO3-, Cl
-, dan SO4
- telah dikembangkan
melalui proses kalsinasi zeolit-H pada suhu 5500C.
- Zeolit sebagai adsorben
Zeolit yang terdehidrasi akan mempunyai struktur pori terbuka dengan internal
surface area besar sehingga kemampuan mengadsorb molekul selain air
semakin tinggi. Ukuran cincin dari jendela yang menuju rongga menentukan
ukuran molekul yang dapat teradsorb. Sifat ini yang menjadikan zeolit
mempunyai kemampuan penyaringan yang sangat spesifik yang dapat
digunakan untuk pemurnian dan pemisahan. Contohnya yaitu:
1. Zeolit dapat digunakan sebagai adsorben zat warna brom dan untuk
pemucatan minyak sawit mentah.
- Zeolit sebagai katalis
Aktivitas katalitik dari zeolit terdeionisasi dihubungkan dengan keberadaan
situs asam yang muncul dari unit tetrahedral [AlO4] pada kerangka. Situs
asam ini bisa berkarakter asam Bronsted maupun asam Lewis. Zeolit sintetik
biasanya mempunyai ion Na+ yang dapat dipertukarkan dengan proton secara
langsung dengan asam, memberikan permukaan gugus hidroksil (situs
Bronsted). Jika zeolit tidak stabil pada larutan asam, situs Bronsted dapat
dibuat dengan mengubah zeolit menjadi garam NH4 + kemudian
memanaskannya sehingga terjadi penguapan NH3 dengan meninggalkan
proton. Contohnya yaitu:
1. Zeolit digunakan sebagai katalisator pada proses gasifikasi batubara,
terutama batubara yang berkadar belerang dan atau nitrogen tinggi.
Penggunaan zeolit dapat membantu untuk memperoleh gas batubara yang
35
bersih karena zeolit tersebut dapat menyerap unsur-unsur pengotor. Cara
lain dalam proses gasifikasi batubara, terutama batubara insitu, yaitu
dengan menghembuskan gas oksigen (oksigen cair) ke dalam endapan
tersebut.
(Prayitno, 1989)
-
36
BAB III
PENUTUP
III.1. Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini yaitu:
1. Sejarah zeolite dimulaai semenjak awal tahun 1940-an, ilmuwan Union Carbide
telah memulai penelitiannya untuk mensintesis zeolit dan mereka berhasil
mensintesis zeolit A dan X murni pada tahun 1950. Penemuan zeolit di dunia
dimulai dengan ditemukannya Stilbit pada tahun 1756 oleh seorang ilmuwan
bernama A. F. Constedt. Pada tahun 1784, Barthelemy Faujas de Saint seorang
profesor geologi Perancis menemukan sebuah formulasi yang cantik hasil
penelitiannya tentang zeolit yang dipublikasikan dalam bukunya “Mineralogie
des Volcans”. Akhirnya berkat jasanya, pada tahun 1842 zeolit baru tersebut
dinamai Faujasit.
2. Zeolit merupakan senyawa alumino silikat terhidrasi yang terdiri dari tetrahedral
(Si, Al) dan dikelilingi oleh atom‐atom O dalam ikatan tiga dimensi.
3. Ada empat proses sebagai gambaran awal terbentuknya zeolit, yaitu proses
sedimentasi debu vulkanik pada lingkungan danau yang bersifat alkali, proses
alterasi, proses diagenesis dan proses hidrotermal.
4. Penggolongan zeolite dibagi menjadi 3, yaitu:
a. Berdasarkan cara dan lingkungan terbentuknya zeolit
b. Berdasarkan rasio Si/Al
c. Berdasarkan bahan baku pemanfaatannya
37
5. Sifat fisik zeolite dibagi menjadi 4, yaitu:
a. Morfologi
b. Densitas/kerapatan
c. Warna
d. Daya hantar listrik
Sifat kimia zeolite dibagi menjadi 3, yaitu:
a. Air dalam zeolite
b. Pengaruh pertukaran kation
c. Kemampuan sebagai katalis
Struktur zeolit dapat digambarkan seperti sarang lebah dengan saluran-saluran
dan rongga-rongga yang dihasilkan oleh sambungan-sambungan kaku
tetrahedral. Dengan rumus sebagai berikut:
Mx/n[{AlO2}x{SiO2}y]. zH2O
6. Aplikasi dari zeolite yaitu zeolit mempunyai banyak kegunaan, dimana setiap
kegunaan yang dimiliki tentunya tidak terlepas dari sifat – sifat unik yang
dimilikinya, sifat-sifat unik tersebut meliputi dehidrasi, adsorben, penyaring
molekul, katalisator dan penukar ion.
7. Fungsi dari zeolite, yaitu:
Zeolit sebagai agen pendehidrasi, Zeolit sebagai penukar ion, Zeolit sebagai
adsorben, dan Zeolit sebagai katalis.
III.2. Saran
Makalah ini tentunya tidak luput dari kekurangan, itulah sebabnya pembaca dapat
memberikan kritik dan saran agar makalah ini lebih baik lagi.
38
DAFTAR PUSTAKA
Bell, R.G., 2001, “Promoting The Science of Nanoporous Materials”, British Zeolite
Association Publications, London
Christine Elizabeth Kaharmen. 2008. http://kuningtelorasin.wordpress.com/batuan-
macam-dan-pembentukannya/
Flanigen, E.M., 1991, “Zeolite and Molecular Sieves An Historical Perspective”,
Elsevier Science Publishers B.V., New York
Geofact, 2010. http://www.geofacts.co.cc/2008/11/provenance-proses-dan-
diagenesis.html
Kusumaningtyas, Ayu Endarti. 2003. “Pemanfaatan Zeolit Sebagai Adsorben Untuk
Mengolah Limbah Industri dan Radioaktif”. Malang : Universitas Negeri
Malang.
Saputra, R. 2006. Pemanfaatan Zeolit Sintesis Sebagai Alternatif Pengolahan
Limbah Industri.(http://pdf-search-engine.com/katalis)
Sukandarrumidi, 2004. Bahan Galian Industri. Yogyakarta : UGM Press.
Sutarti, M dan Rachmawati,M. 1994. Zeolit Tinjauan Literatur, Pusat Dokumentasi
dan Informasi Ilmiah LIPI: Jakarta.
Ulfah, Eli Maria, Fani Alifia Yasnur, dan Istadi. 2006. “Optimasi Pembuatan Katalis
Zeolit X dari Tawas, NaOH dan Water Glass Dengan Response Surface
Methodology”. Semarang : Universitas Diponegoro
http://iqmal.staff.ugm.ac.id/wp-content/2004-ijc-iqmal-4-2-04-10-132-138-
39
dwiretno.pdf
http://mputantular.tripod.com/pra.html
http://darsono-sigit.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/04/zeolit1.pdf
http://openpdf.com/ebook/sifat-kimia-zeolit-pdf.html
http://openpdf.com/ebook/pengolahan-zeolit-pdf.html
http://www.dim.esdm.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=493&
itemid=395
http://www.nesmd.com/shtml/33181.shtml
http://www.dim.esdm.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=199&
Itemid=236