Upload
rizki-aulia
View
136
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
MAKALAH BISNIS INTERNASIONAL
OLEH:
Aditya Heidy Rosari 1006712122
Rachel Christy P 1006774852
Rahadian Aji 1006696636
Rosita Nuriana 1006712596
Universitas Indonesia
Fakultas Ekonomi
Depok
2013
Statement of Authorship
“Kami yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa makalah terlampir adalah
murni hasil pekerjaan kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang kami gunakan
tanpa menyebutkan sumbernya.
Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalah/tugas pada
mata ajaran lain kecuali kami menyatakan dengan jelas bahwa kami menyatakan
menggunakannya.”
Kami memahami bahwa tugas yang kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau
dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.”
Nama NPM Tanda Tangan
Aditya Heidy Rosari 1006712122
Rachel Christy P 1006774852
Rahadian Aji 1006696636
Rosita Nuriana 1006712596
Mata Ajaran : Bisnis Internasional
Judul Makalah : Makalah Bab 18-19
Tanggal : 26 Mei 2013
Dosen : Evony Silvino Violita
Chapter 18
INTERNATIONAL FINANCIAL MANAGEMENT
Di berbagai transaksi bisnis sering terjadi beberapa kasus antara lain waktu
penerimaan barang dengan pembayaran yang tidak bertepatan. Walaupun pelanggan telah
membayar barang dengan cek tetapi dapat pula terjadi tidak dapat dicairkannya cek akibat
jumlah dana tidak mencukupi atau kasus lainnya yang dapat terjadi terkait dengan proses
pembayaran oleh pelanggan. Oleh karena itulah kegiatan transaksi keuangan dan kepercayaan
merupakan masalah yang cukup besar bagi bisnis nasional maupun internasional. Perbedaan
hukum, budaya, praktik keuangan serta perubahan mata uang diantara beberapa negara
merupakan hal-hal yang harus diketahui oleh home country dan negara lain yang melakukan
hubungan bisnis. Sebuah perusahaan juga harus membutuhkan informasi kredit yang spesifik
dan informasi terkait cara pembayaran dengan perusahaan asing yang akan bekerjasama
dengannya untuk mempermudah proses pembayaran dan transaksi yang dilakukan.
Financial Issues in International Trade
Di dalam transaksi keuangan, penjual dan pembeli harus bernegosiasi dan membuat
perjanjian tentang berbagai hal seperti harga, jumlah barang, dan tanggal pengiriman barang.
Di dalam transaksi yang menghubungkan pembeli dan penjual menimbulkan beberapa isu
antara lain adalah :
1. Choice of Currency
Pemilihan jenis mata uang merupakan hal yang sering timbul dalam transaksi
keuangan. Eksportir dan importir biasanya akan memiliki kecenderungan untuk memilih
mata uang yang akan digunakan tergantung dengan keuntungan yang akan didapatkan.
Eksportir akan lebih memilih untuk menggunakan mata uang sesuai dengan negaranya
sehingga ia akan dapat mengetahui secara pasti berapakah jumlah uang yang akan
didapatkannya dari importir. Sedangkan importir juga akan lebih memilih untuk
membayar menggunakan mata uang yang berlaku di negaranya sehingga ia akan
mengetahui jumlah yang harus dibayarkannya. Namun biasanya solusi yang diambil
adalah eksportir dan importir akan mengambil jalan tengah yaitu dengan menggunakan
mata uang pihak ketiga. Sebagai contohnya apabila mata uang kedua negara bernilai
cukup lemah maka mereka akan menggunakan mata uang yang cukup stabil di dunia
seperti Yen ataupun U.S Dollar. Hal ini dilakukan untuk mempermudah pembayaran dan
memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak tanpa merugikan salah satu pihak lain.
2. Credit Checking
Hal yang penting di dalam perdagangan internasional adalah reabilitas dan
kepercayaan dari pembeli. Apabila importir memiliki keuangan yang sehat dan
merupakan perusahaan reliabel serta memiliki catatan yang baik dalam setiap transaksi
yang dilakukan sebelumnya maka eksportir tidak akan segan-segan untuk memberikan
perpanjangan kredit bagi importir karena merasa bahwa importir dapat dipercaya. Namun
apabila importir memiliki masalah finansial dan memiliki resiko kredit yang besar terkait
dengan pembayaran transaksi yang pernah dilakukan terdahulu maka eksportir akan
meminta dokumen terkait pembayaran untuk mengurangi resiko tersebut.
Di dalam sebuah transaksi akan sangat penting untuk mengecek rating kredit dari
pelanggan. Hal ini bisa dilakukan dengan cara menanyakan credit reference atau
menanyakan informasi yang terkait kepada bank lokal yang memiliki hubungan dengan
pelanggan. Hal ini dilakukan untuk meyakinkan agar pelanggan tidak memiliki
permasalahan dalam hal pembayaran kredit atas barang yang akan dikirim. Apabila
sebuah perusahaan tidak melakukan hal ini maka akan dapat menimbulkan suatu
permasalahan dalam hal pembayaran kredit karena pelanggan dapat memiliki riwayat
pembayaran kredit yang buruk sehingga dapat mengalami masalah dalam pembayaran
seperti menunda atau tidak melakukan pembayaran sehingga hal ini akan dapat
merugikan eksportir.
3. Method of Payment
Pihak yang melakukan transaksi internasional dapat saling bernegosiasi untuk
menentukan metode pembayaran yang akan dilakukan berdasarkan riwayat kredit importir
serta aturan yang berlaku di dalam industri mereka. Ada beberapa cara pembayaran yang
setiap jenisnya akan memberikan tingkat resiko dan biaya pelaksanaan yang berbeda.
Beberapa jenis metode pembayaran yang ditawarkan adalah sebagai berikut :
a. Payment in Advance
Pembayaran di awal merupakan metode pembayaran paling aman bagi eksportir
karena ia akan menerima pembayaran di awal sebelum melakukan pengiriman barang
sehingga pembayaran akan terjamin tanpa akan ada masalah terkait pembayaran.
Dengan menggunakan metode ini maka eksportir akan mengurangi resiko kredit dan
akan dapat menerima pembayaran secara tepat waktu. Namun hal ini merupakan jenis
pembayaran yang membuat importir merasa tidak aman karena ia harus menyerahkan
uang sebelum menerima barang dari eksportir sehingga akan meningkatkan resiko
apabila eksportir gagal dalam melakukan pengiriman barang sesuai dengan kontrak
yang telah disepakati. Eksportir yang hanya menerapkan jenis pembayaran seperti ini
akan menjadi kalah bersaing dengan eksportir yang dapat menawarkan metode
pembayaran lain yang lebih menguntungkan bagi importir.
b. Open Account
Jenis pembayaran ini akan menguntungkan bagi importir karena barang akan
dikirim oleh eksportir dan akan diterima oleh importir sebelum dilakukannya
pembayaran. Eksportir akan menetapkan dan menagih biaya kepada importir dalam
jangka waktu tertentu atas pengiriman barang yang telah dilakukan. Open account
dapat digunakan sebagai alat pemasaran karena dapat menawarkan pembeli potensial
pembiayaan jangka pendek. Namun jenis metode pembayaran ini akan menimbulkan
resiko tidak dipenuhinya pembayaran oleh importir karena pembayaran dilakukan
setelah pengiriman barang dilakukan. Selain itu transaksi yang menggunakan metode
ini tidak mengikutsertakan pihak ketiga seperti bank yang dapat membantu proses
pembayaran sehingga resiko yang dihadapi oleh eksportir akan menjadi lebih besar.
Metode pembayaran ini akan lebih tepat digunakan untuk pembiayaan jangka panjang
bagi perusahaan besar yang telah memiliki reputasi yang bagus dalam hal pembayaran
kewajiban.
c. Documentary Collection
Bank akan berperan sebagai agen yang akan memfasilitasi proses pembayaran
dari importir kepada eksportir. Untuk memulai pembayaran dengan metode ini,
eskportir akan menyiapkan dokumen yang disebut draft yang berisi tentang rincian
pembayaran yang disebut dengan sight draft serta dokumen yang berisi jangka waktu
pembayaran atau disebut dengan time draft. Selain itu draft juga disertai dokumen
pendukung lainnya seperti rincian transportasi pengiriman yang digunakan yang
disebut dengan bill of lading. Setelah mendapatkan dokumen dari eksportir maka
bank dari eksportir akan menghubungi bank koresponden di negara importir yang
akan menghubungkan dan membantu proses pembayaran. Dengan menggunakan
metode ini maka eksportir akan mendapat beberapa keuntungan seperti biaya bank
yang memfasilitasi akan lebih murah karena bank bertindak sebagai agen, bank juga
akan membantu ke arah jalur hukum apabila importir tidak dapat memenuhi
pembayaran yang telah dijanjikan di awal, bank juga akan membantu meringkas
proses pembayaran sehingga akan sangat membantu baik bagi eksportir maupun
importir, selain itu karena bank merupakan bank lokal maka hal ini akan membuat
importir menjaga nama baik perusahaan di lingkungan dengan cara membayar tepat
waktu sesuai dengan perjanjian yang telah ditentukan.
d. Letter of Credit
Untuk menghindari beberapa kesulitan eksportir dapat meminta digunakannya
letter of credit. Dokumen ini diterbitkan oleh bank dan berisi perjanjian bahwa
importir akan melakukan pembayaran apabila eksportir telah memenuhi semua
kewajibannya dalam melakukan pengiriman barang kepada importir. Karena
difasilitasi dan telah dijanjikan oleh bank maka hal ini akan memberikan tingkat
resiko yang lebih rendah bagi eksportir. Dengan menggunakan metode ini maka akan
dapat memberikan keuntungan bagi eksportir karena eksportir akan dapat mengetahui
kelayakan kredit importir karena sebelum bank menyetujui permintaan letter of credit,
bank akan terlebih dahulu mengecek keadaan importir dalam hal pembayaran kredit
dan mengecek transaksi yang akan dilakukan. Ada beberapa dokumen yang harus
disiapkan oleh eksportir yaitu invoice, bill of lading, packing list serta dokumen
terkait lainnya. Selain itu untuk menerbitkan surat maka bank dari pihak importir juga
akan meminta beberapa dokumen pendukung tambahan kepada eksportir seperti
export licences yang diterbitkan oleh agensi dari eksportir, certificates of product
origin yang akan memastikan bahwa barang yang dikirim merupakan barang yang
dibuat di negara eksportir, serta inspection certificate untuk memberikan asuransi
bahwa barang yang dikirim telah dicek kelayakannya dan telah sesuai dengan standar
suatu produk.
Setelah menerbitkan letter of credit maka bank dari pihak importir akan
mengirimkannya kepada bank dari pihak eksportir yang dilengkapi dengan dokumen
pendukung lainnya yang disertai dengan saran atas term kredit yang kemudian akan
membentuk advised letter of credit. Namun eksportir dapat meminta bank untuk
menambahkan garansi atas pembayaran letter of credit yang kemudian akan
membentuk sebuah confirmed letter of credit. Tipe ini akan timbul apabila perusahaan
sangat memikirkan resiko politik yang dapat terjadi. Namun dalam menerima letter of
credit, eksportir harus teliti dan mencocokkan isinya agar sesuai dan tidak terjadi
kesalahan. Metode pembayaran ini dapat digunakan apabila eksportir tidak terlalu
mengenal importir dan apabila importir memiliki catatan kredit yang baik kepada
bank lokal yang akan memfasilitasi proses pembayaran.
e. Credit Cards
Untuk transaksi internasional yang kecil yang terjadi antara international
merchants dan foreign retail customer, pembayaran dapat dilakukan dengan
menggunakan credit card seperti American Express, VISA, dan Master Card. Untuk
dapat melakukan pembayaran dengan credit card tentu saja perusahaan harus
menggunakan credit card yang terpercaya. Dengan menggunakan credit card maka
akan dikenakan biaya charge sebesar dua hingga empat persen dari merchant.
Kemudian perusahaan akan mengenakan biaya charge sebesar satu hingga tiga persen
untuk perubahan mata uang.
f. Countertrade
Metode pembayaran countertrade akan terjadi apabila sebuah perusahaan
menerima pembayaran selain dengan menggunakan uang atas barang atau jasanya.
Countertrade dapat berupa barter, counterpurchase, buy-back, atau offset purchase.
Barter merupakan pertukaran suatu barang dengan barang lain yang telah disepakati
antara kedua belah pihak. Sedangkan counterpurchase adalah suatu perusahaan
menjual produknya pada suatu waktu dan akan mendapatkan kompensasi berupa
produk lain di beberapa waktu kemudian. Hal ini juga sering disebut sebagai parallel
barter. Buy back merupakan penjualan barang yang dilakukan kepada perusahaan
kedua yang kemudian akan mendapatkan kompensasi berupa barang output yang
dihasilkan oleh perusahaan itu. Sedangkan offset purchase merupakan sebuah bagian
dari barang yang diekspor yang dihasilkan di negara impor, contohnya merupakan
peralatan militer. Untuk melakukan countertrade digunakan clearinghouse account
yang akan memfasilitasi terjadinya transaksi ini.
Financing Trade
Jangka waktu pembayaran merupakan hal yang penting di dalam perdagangan
internasional. Setiap barang akan memiliki jangka waktu pembayaran antara 30 hari hingga
180 hari yang ditawarkan oleh penjual. Sedangkan untuk transaksi yang lebih kompleks
biasanya hal terkait pembayaran akan lebih rumit karena dapat terdiri dari uang muka,
pembayaran denda atas keterlambatan pembayaran serta pembayaran bunga. Namun
seorang eksportir akan dapat memiliki keuntungan kompetitif apabila dapat menawarkan
kemudahan bagi pelanggan yang memiliki tingkat keuangan yang rendah. Tentu saja resiko
tidak dibayarnya barang akan semakin besar sehingga sebelum untuk memperpanjang kredit
atau kemudahan bagi pelanggan, eksportir harus menghitung trade off antara keuntungan
dari peningkatan penjualan dengan resiko tidak terbayarnya kredit oleh pelanggan.
Managing Foreign Exchange Risk
Terdapat tiga exposure yang dapat mempengaruhi suatu perusahaan yang melakukan
transaksi internasional antara lain adalah sebagai berikut :
1. Transaction Exposure
Sebuah perusahaan akan menghadapi transaction exposure ketika keuntungan
finansial dan biaya transaksi dipengaruhi oleh pergerakan nilai tukar mata uang yang
selalu bergerak setiap saat. Ada beberapa jenis transaksi bisnis internasional yang
dapat menyebabkan terjadinya transaction exposure seperti : Purchase of goods,
services, or assets, Sales of goods, services, or assets., Extension of credit, Borrowing
of money
Misalkan Sacks Fifth Avenue akan melakukan pembelian barang dari Swiss dengan
menggunakan mata uang franc Swiss pada lima bulan mendatang. Maka Sacks akan
mengalami suatu resiko atas nilai tukar mata uang yang dapat berubah sewaktu-
waktu. Untuk menghadapi hal ini maka dapat dilakukan beberapa cara antara lain
sebagai berikut :
A. Go naked
Sacks dapat tidak memperdulikan exposure yang mungkin terjadi dengan
hanya melakukan pembelian mata uang sesuai dengan kebutuhan pada waktu
pembayaran. Diharapkan dalam kurun waktu tersebut terjadi kenaikan nilai mata uang
home country terhadap mata uang asing tersebut sehingga akan membuat harga
barang tersebut menjadi lebih murah. Namun apabila terjadi penurunan nilai mata
uang maka hal ini akan dapat menyebabkan kerugian.
B. Buy Swiss francs forward
Sacks dapat melakukan pembelian terhadap mata uang asing terlebih dahulu
untuk pembayaran di masa mendatang. Dengan dilakukannya hal ini maka akan
melindungi pengusaha dari kemungkinan melemahnya mata uang US Dollar terhadap
mata uang asing. Namun hal ini juga dapat menimbulkan kerugian akibat hilangnya
kesempatan kenaikan nilai mata uang US Dollar.
C. Buy Swiss franc currency options
Sacks dapat membuat kontrak terkait dengan pembelian mata uang terkait.
Dengan membuat kontrak maka dapat terlindung dari melemahnya nilai dollar
terhadap mata uang asing sesuai dengan isi perjanjian yang telah dibuat sebelumnya
sehingga tidak akan mengeluarkan jumlah uang melebihi isi kontrak. Sacks dapat
melanjutkan kontrak apabila terjadi penurunan nilai mata uang dollar terhadap mata
uang asing tetapi ia juga dapat membiarkan kontrak menjadi expired apabila terjadi
kenaikan nilai mata uang dollar terhadap mata uang asing sehingga ia dapat
memanfaatkan kenaikan tersebut karena dapat membayar dengan jumlah yang lebih
sedikit. Namun metode ini juga memiliki kerugian antara lain karena biaya yang akan
ditimbulkan akan lebih besar dibandingkan dengan metode yang lain.
D. Acquire an offsetting asset
Metode lain yang dapat digunakan oleh Sacks adalah dengan mendapatkan aset
pengganti yang senilai dengan jumlah uang dalam mata uang asing yang digunakan.
Sebagai contohnya dengan mendapatkan certificate of deposit dengan bunga yang
apabila diperkirakan akan senilai dengan uang yang harus dibayarkan pada bulan
Oktober. Dengan adanya aset pengganti ini maka akan menghindarkan Sacks dari
resiko penurunan nilai mata uang dollar. Namun metode ini juga memiliki kekurangan
yaitu adanya biaya lebih yang harus dikeluarkan dalam mendapatkan certificate of
deposit tersebut dan akan kehilangan kesempatan apabila terdapat kenaikan nilai
mata uang dollar terhadap mata uang asing.
2. Translation Exposure
Masalah lain yang mungkin timbul bagi MNC yang memiliki anak perusahaan adalah
ketika laporan keuangan dilaporkan oleh anak perusahaan di foreign country dengan mata
uang asing dibandingkan dengan mata uang domestik. Translation exposure adalah dampak
fluktuasi nilai tukar terhadap laporan keuangan konsolidasi yang dapat mengubah nilai
foreign subsidiaries ketika diukur dengan mata uang yang digunakan oleh parent company.
Efek dari translation exposure dapat dikurangi dengan menggunakan balance sheet
hedge. Balance sheet hedge diciptakan ketika perusahaan internasional menyesuaikan asetnya
pada denominasi mata uang tertentu dengan utangnya menggunakan denominasi mata uang
yang sama. Kontroversi terjadi mengenai translation exposure bahwa banyak ahli yang
berpendapat perusahaan lebih baik melindungi diri dari transaction exposure daripada
translation exposure karena transaction exposure dapat menimbulkan kerugian kas yang
nyata.
3. Economic Exposure
Economic exposure adalah dampak terhadap nilai perusahaan karena adanya
perubahan nilai tukar mata uang yang tidak terduga (tidak terantisipasi). Dari sudut pandang
strategis, masalah ini pantas mendapatkan banyak perhatian oleh perusahaan karena
dampaknya yang menyeluruh terhadap seluruh kegiatan operasional perusahaan.
Salah satu cara yang digunakan untuk mengatasi dampak ini dengan memanfaatkan
operational hedge, yaitu dengan mencoba menyesuaikan penerimaan pada denominasi mata
uang tertentu dengan aliran biaya yang ekuivalen. Contohnya, Sony mengurangi dampak
economic exposure dengan cara melokalisasi proses manufaktur serta riset dan
pengembangannya.
Untuk mampu mengantisipasi dampak ini, perusahaan harus mampu menganalisis
kemungkinan perubahan tingkat nilai tukar mata uang baik melalui kebijakan moneter suatu
negara, kinerja neraca pembayaran, ataupun tingkat inflasi dalam suatu negara.
Management of Working Capital
Mengatur working capital sebuah MNC lebih sulit dibandingkan perusahaan domestik karena
manager harus mengatur neraca setiap anak perusahaan dengan mata uang yang berbeda-
beda. Oleh karena itu, manager harus mampu menyeimbangkan tiga corporate financial
goals yaitu:
1. Minimizing Working Capital Balances
Perusahaan memerlukan working capital paling tidak untuk dua alasan: 1) untuk
memfasilitasi transaksi harian dan 2) untuk berjaga-jaga jika ada permintaan yang tak
terduga terhadap kas. Memegang sejumlah working capital membutuhkan opportunity
cost karena working capital hanya menghasilkan rate of return yang kecil dibandingkan
melakukan investasi lainnya. Untuk meminimalisasi pemegang kas perusahaan secara
luas, diperlukan adanya centralized cash management, dimana manager berkoordinasi
dengan seluruh bagian keuangan anak perusahaan untuk mengumpulkan seluruh
laporan arus kas setiap cabang/anak perusahaan. Manager akan mengumpulkan seluruh
dana dan menyalurkan kembali ke anak perusahaan jika ada kebutuhan yang mendesak.
Selain itu, centralized cash manager juga berfungsi untuk mencari investasi jangka
pendek terbaik untuk menghasilkan tingkat pengembalian yang paling menguntungkan.
2. Minimizing Currency Conversion Costs
Bisnis internasional melibatkan banyak kesulitan yang harus dihadapi oleh MNC.
Terkadang anak perusahaan melakukan transaksi dengan anak perusahaan lain di luar
negeri dengan mata uang yang berbeda sehingga menimbulkan adanya conversion cost
karena adanya perbeda mata uang yang digunakan. Untuk mengurangi biaya tersebut,
perusahaan dapat menerapkan bilateral netting untuk dua negara atau multilateral
netting bagi tiga negara atau lebih.
3. Minimizing Foreign-Exchange Risk
Untuk mengurangi akibat dari nilai tukar yang fluktuatif, MNC sering menerapkan
leads and lags strategy dimana financial officers mencoba mengurangi aset lancar
(leading) dan menambah utang lancar jangka pendek (lagging) ketika nilai suatu mata
uang akan diprediksikan turun dan sebaliknya. Bagian keuangan MNC harus
memastikan kecukupan kas masing-masing anak perusahaan untuk memenuhi
kebutuhan transaksi harian dengan tetap merespon secara aktif setiap perubahan nilai
tukar yang terjadi.
International Capital Budgeting
Tugas lain yang harus dihadapi oleh financial officers sebuah MNC yaitu memastikan dana
yang terbatas cukup digunakan untuk investasi dan setiap proyek yang hendak dikerjakan.
Oleh karena itu diperlukan metode evaluasi untuk terhadap proyek investasi yang dibuat
dengan beberapa pendekatan yang sering digunakan yaitu: net present value, internal rate of
return, dan payback period.
1. Net Present Value
Prinsip dasar NPV yaitu jumlah uang yang dipegang hari ini akan lebih besar nilainya
dibandingkan hari ke depannya. NPV digunakan untuk menilai apakah sebuah proyek
investasi tetap menghasilkan cash flow yang positif untuk masa mendatang. Ada beberapa
faktor yang harus dipertimbangkan untuk menyetujui sebuah proyek internasional yaitu:
- Risk Adjustment: proyek internasional akan lebih berisiko dibandingkan proyek
domestik maka financial officers harus memastikan proyeksi cash flow yang dibuat
sudah menyesuaikan dengan risiko yang akan dihadapi.
- Choice of Currency: proyek internasional pasti melibatkan berbagai jenis mata uang
dan bergantung pada dampak investasi tersebut apakah pada home country atau di
negara lokasi anak perusahaan. Financial officers juga harus mengestimasikan adanya
perubahan nilai tukar terhadap mata uang yang digunakan dalam proyeksi cash flow.
- Whose perspective: parent’s or project’s? Financial officers harus bisa memastikan
apakah proyek ini akan lebih bermanfaat bagi induk perusahaan atau anak perusahaan
agar laba yang diproyeksikan dapat disesuaikan dengan keadaan perusahaan yang
berhubungan.
2. Internal Rate of Return
Internal rate of return adalah tingkat bunga ketika NPV dari sebuah proyek sama
dengan nol. Setelah itu internal rate of return yang telah ditemukan disamakan dengan
hurdle rate – nilai minimal rate of return yang diterima untuk sebuah investasi modal –
proyek akan disetujui jika tingkat internal rate of return lebih tinggi dari hurdle rate.
3. Payback Period
Payback period adalah metode untuk menilai jumlah waktu yang diperlukan sebuah
investasi untuk dapat mengembalikan modal awal investasi. Proyek yang diterima yaitu
proyek yang dapat menghasilkan laba yang tinggi dan seiring waktu laba akan berkurang
namun secara perlahan.
Sources of International Investment Capital
1. External Sources of Investment Capital
Untuk mencapai kebutuhan dana untuk sebuah proyek, diperlukan aktivitas
pembiayaan baik melalui debt-financing ataupun equity-financing. Sumber pembiayaan dari
pihak eksternal dapat berasal dari investment bankers dan financial intermediaries untuk
aktivitas meningkatkan equity balance. Untuk aktivitas debt-financing, MNC dapat
meminjam dana dengan tingkat bunga tertentu baik untuk jangka panjang maupun jangka
pendek.
Hal yang perlu diperhatikan bagi pasar modal internasional yaitu swap market, dimana dua
perusahaan dapat saling menukarkan obligasi mereka. MNC biasanya memilih currency
swaps untuk menukar bunga dan obligasi yang dibayarkan berdasarkan mata uang yang
diminati. Pasar ini juga dinilai aman karena bank internasional terus menjalankan perannya
untuk mengawasi transaksi yang terjadi.
2. Internal Sources of Investment Capital
Selain memperoleh dana dari pihak eksternal, perusahaan juga dapat memperoleh dana
untuk membiayai proyek dari cash flow yang dihasilkan oleh internal atau perusahaan itu
sendiri. Bagi MNC, yang memiliki banyak anak perusahaan, dana dapat diperoleh baik dari
induk perusahaan atau dari sister companies melalui pinjaman,kepemilikan saham, atau
melalui transfer pricing strategy.
Transfer price adalah harga barang atau jasa yan dibayarkan yang terjadi secara
intracorporate antara anak perusahaan dengan cabang perusahaan lain dalam satu keluarga
perusahaan yang sama. Transfer prices dihitung dengan dua cara yaitu market-based method
dan nonmarket-based method.
Transfer price dengan menggunakan harga yang ditentukan oleh keseimbangan pasar
memiliki dua manfaat. Pertama, menghindari konflik karena menggunakan standar harga
yang sama. Kedua, dengan menggunakan harga pasar, penjualan dapat dihitung dengan
efektif sehingga laba yang dihasilkan mencerminkan kegiatan penjualan perusahaan
sebenarnya. Atas, perusahaan akan lebih cenderung menghitung transfer pricing dengan
harga pasar. Namun ada barang atau jasa dimana tidak ada pasar aktif sehingga tidak ada
harga yang dapat merefleksikan barang atau jasa tersebut. Oleh karena itu, transfer pricing
dihitung menggunakan nonmarket-based method dimana harga ditetapkan berdasarkan
persetujuan kedua belah pihak yang terkait. Kerugian menggunakan metode ini yaitu adanya
kemungkinan menghabiskan waktu hanya untuk bernegosiasi terhadap harga yang tepat dan
harga dari metode ini tidak mencerminkan efisiensi penjualan meski di neraca konsolidasi
inefisiensi ini tidak nampak. Namun, metode ini tetap memiliki kelebihan yaitu mengurangi
pajak dan biaya tariff yang dibayarkan. Manfaat paling signifikan dari metode ini adalah
mengurangi pajak penghasilan yang dibayarkan oleh perusahaan.
Tax Havens
Salah satu keuntungan menjadi MNC yaitu adanya kemampuan untuk mengurangi beban
pajak yang dibayarkan melalui strategi transfer pricing karena adanya tax havens yaitu
negara-negara yang membebankan pajak penghasilan sangat rendah bahkan tidak
membebankan sama sekali. Strategi ini dijalankan oleh MNC dengan mendirikan wholly
owned subsidiary di sebuah tax haven. Beberapa negara atau wilayah dengan tax haven yaitu
Cayman Island, The Bahamas, Liechtenstein, dan the Netherlands Antilles. Negara dengan
tax haven tidak hanya harus membebankan income tax yang rendah tetapi juga menyediakan
stabilitas politik dan iklim usaha yang dapat menarik perhatian pengusaha untuk mendirikan
perusahaan di negara-negara tersebut.
Chapter 19
INTERNATIONAL HUMAN RESOURCE MANAGEMENT AND
LABOR RELATIONS
Case: HRM Greek Style
Yunani telah menjadi anggota penuh Uni Eropa sejak tahun 1980, namun dalam hal
teknik manajemen dan manajemen sumber daya manusia, Yunani masih memiliki
karakteristik yang digunakan oleh negara berkembang. 95 persen dari seluruh bisnis privat
mempekerjakan kurang dari seratus orang. 14 persen dari perusahaan manufaktur memiliki
lebih dari seratus orang dan dari 14 persen tersebut hanya 2 persen diantaranya yang
mempekerjakan lebih dari 500 orang. Mayoritas dari seluruh bisnis merupakan kepemilikan
keluarga dan pemiliknya mewakili beberapa otoritas.
Yunani belum memulai proses industrialisasinya sampai sekitar 50 tahun yang lalu.
Pada saat itu, banyak bisnis yang dilindungi dari kompetisi luar dan justru menghasilkan
praktek yang tidak efisien. Kemudian terjadilah banyak perubahan dalam beberapa dekade
terakhir, manajemen lebih modern dan manajemen sumber daya manusia masuk ke dalam
bisnis manufaktur dan bisnis jasa yang lebih besar.
Hubungan industri dan pasar tenaga kerja Yunani telah bertransformasi seiring negara
tersebut mengadopsi regulasi dan perintah Uni Eropa. Pasar tenaga kerja menjadi lebih
fleksibel dan penawaran kolektifnya lebih desentralisasi. Upah minimum telah ditetapkan,
sejalan dengan aturan pelatihan, kesehatan dan keamanan. Trade unions secara tradisional
ikut terlibat tidak hanya dalam hubungan ketenagakerjaan tetapi juga masalah politik dan
memiliki pengaruh terhadap partai politik di Yunani.
Manajemen sumber daya manusia sedang dalam tahap perkembangan di Yunani. 10
persen dari perusahaan Yunani yang mempunyai ratusan karyawan memiliki departemen
SDM. 11 persen memiliki strategi perencanaan sumber daya manusia. Jika dibandingkan
dengan perusahaan multinasional di Yunani yang memiliki 52 persen, angka yang dimiliki
perusahaan Yunani tersebut relatif kecil. Hal itu menunjukan bahwa manajemen SDM di
perusahaan-perusahaan Yunani masih dianggap rendah prioritasnya.
Hal-hal tersebut yang membedakan perusahaan Yunani dengan perusahaan subsidiari
multinasional. Lokal bisnis kebanyakan tidak memiliki strategi, atau hanya memiliki verbal
strategi saja. Hanya 54 persen bisnis tradisional Yunani yang memiliki strategi SDM tertulis,
bandingkan dengan perusahaan subsidiari multinasional yang mencapai 77 persen.
Manajer SDM di Yunani memberikan apresiasi berdasarkan senioritas dan loyalitas.
Mereka kurang memiliki keinginan untuk memindahkan orang dari satu pekerjaan ke
pekerjaan lainnya, atau dari satu tempat ke tempat lainnya. Hal ini mengakibatkan
pekerjaannya mengalami kesulitan dalam menghadapi permintaan yang tak diduga dan
perubahan lingkungan eksternal. Manajemen SDM secara perlahan bergerak ke arah
modernisasi, terutama di kota besar seperti Athena. Terjadi transfer ide antara perusahaan
tradisional Yunani dengan perusahaan multinasional. Kombinasi tersebut berhasil membuat
banyak bisnis milik family-owned di Yunani lebih kompetitif.
Hasilnya, seperti yang diduga, manajemen SDM di Yunani maju tidak hanya
berdasarkan praktek tradisional, gaya manajemen dan struktur serta kepemilikan bisnis itu
saja, tetapi juga dipengaruhi faktor eksternal, terutama dari perusahaan multinasional dan dari
manajemen pendidikan dan pelatihan. Pengalaman Yunani ini adalah contoh utama dari
internasionalisasi praktek bisnis terutama dalam manajemen SDM untuk dapat bergerak
dalam pasar yang kompetitif, seperti Uni Eropa.
The Nature of International Human Resource Management
Human resource management/manajemen sumber daya manusia (HRM) adalah
sekumpulan aktivitas yang secara langsung menarik, mengembangkan dan
menjaga/memelihara efektivitas tenaga kerja yang penting untuk meraih tujuan perusahaan.
Tugas HRM ini termasuk untuk merekrut dan memilih manajer dan non-manajer,
menyediakan training dan pengembangan karyawan, penilaian kinerja, dan menyediakan
kompensasi dan benefit. Seorang manajer HR, baik di bekerja di perusahaan domestik
maupun internasional harus mengembangkan prosedur dan kebijakan untuk menyelesaikan
tugasnya.
Manajer HR internasional menghadapi tantangan yang lebih sulit dibanding manajer
di perusahaan domestik. Terutama masalah perbedaan budaya, tingkat pertumbuhan ekonomi,
dan sistem legal di setiap negara tempat perusahaan tersebut beroperasi, di mana hal tersebut
dapat memengaruhi program perekrutan, pemecatan, pelatihan dan pemberian kompensasi.
Biasanya masalah muncul ketika konflik tumbuh antara budaya dan hukum di home country
dan host country. Misalnya, pemrotesan mengenai diskriminasi gender di Amerika Serikat di
mana hukum menerangkan mengenai kesempatan kerja yang sama bagi pria dan wanita tidak
sejalan dengan hukum dan adat yang berlaku di Arab Saudi terkait mengenai peranan wanita.
Konflik terjadi ketika MNC Amerika Serikat menginginkan eksekutif wanitanya untuk
menerima tugas ke luar negeri sama halnya dengan eksekutif prianya.
Perusahaan internasional juga harus menentukan, variasi karyawan yang harus mereka
rekrut, berapa dari home country, host country, atau negara ketiga. Gabungan optimal di
antara ketiganya bergantung pada lokasi dimana perusahaan tersebut beroperasi. Penentuan
gabungan ketiganya juga dipengaruhi oleh hukum lokal yang berlaku di host country.
Bisnis internasional juga menghadapi tantangan mengenai pelatihan dan
pengembangan yang lebih rumit. Misalnya, manajer SDM harus menyediakan cross-cultural
training kepada eksekutif yang diberi tugas ke luar negeri. Pelatihan yang diberikan kepada
pekerja operasional juga harus disesuaikan dengan pendidikan yang diberikan sistem sekolah
lokal. Selain itu, kondisi dan biaya hidup yang berbeda-beda antar negara membuat manajer
SDM harus mengatur sistem kompensasi yang memenuhi kebutuhan pasar tenaga kerja host
country. Mereka harus memperhatikan hukum yang berlaku mengenai penetapan upah
minimum, dan benefit-benefit lain misalnya bonus, asuransi kesehatan, dan lain-lain.
Strategic Significance of HRM
Gambar di atas memperlihatkan elemen dasar dari proses manajemen sumber daya
manusia internasional. Pertama yang harus dilihat adalah keterkaitan antara strategi
perusahaan dengan strategi sumber daya manusianya itu sendiri. Jika perusahaan menerapkan
strategi cost leadership dan berusaha mengalahkan kompetitor dengan strategi yang agresif
mengenai harga, maka perusahaan harus memutuskan bahwa mencari suppliers dengan harga
termurah atau memindahkan produksinya ke negara yang memiliki biaya tenaga kerja yang
murah seperti Cina dan Indonesia. Keputusan perusahaan ini akan memengaruhi proses kerja
manajer SDM untuk memenuhi tujuan bersama perusahaan.
International Managerial Staffing Needs
Masalah staffing yang dihadapi manajer SDM dapat dibagi ke dalam dua kategori.
Pertama, merekrut, melatih, dan retaining karyawan manajerial dan eksekutif. Sementara
yang kedua merekrut, melatih, dan retaining karyawan nonmanajerial.
Scope of Internationalization
Mulai dari proses perekrutan, pelatihan, dan retaining. Ukuran seberapa besar tugas-
tugas ini bergantung pada ruang lingkup perusahaan dalam lingkungan internasional.
Misalnya perusahaan MNC tentu saja lebih rumit dibandingkan dengan indirect exporting
company.
1. Export department: sebuah perusahaan yang berkecimpung dalam bisnis internasional
biasanya juga melakukan kegiatan ekspor meskipun dalam skala yang kecil. Aktifitas
internasional tersebut diurus oleh export department, di mana manajer melaporkan
kepada eksekutif perusahaan, misalnya wakil presiden marketing. Manajer yang
menempati posisi ini biasanya merupakan warga negara home country perusahaan
tersebut. Dalam departemen ini dibutuhkan staf yang ahli, biasanya staf ahli tersebut
direkrut dari bank internasional, perusahaan pengangkutan internasional, perusahaan
manajemen ekspor.
2. International division: Umumnya, divisi internasional sebuah perusahaan bertempat
di home country dan diketuai oleh warga negara home country untuk memudahkan
komunikasi dan koordinasi antara operasional domestik dan internasional. Kepala
perusahaan subsidiaris melaporkan kepada wakil presiden divisi internasional.
Manajer foreign subsidiaries ini bisa dari home country atau host country. Kedua
manajer dari ke dua divisi tersebut saling berkomunikasi dan berkoordinasi untuk
saling berbagi latar belakang budaya dan pendidikannya.
3. Global organization: sebuah perusahaan yang berada dalam proses internasionalisasi
biasanya mengadopsi pola perusahaan global. Untuk mencapai kesuksesan,
perusahaan membutuhkan tim yang terdiri dari manajer yang ahli dan memiliki
pengetahuan mengenai:
Product line perusahaan: manajer produksi harus peduli faktor-faktor seperti
teknik manufaktur, peluang penelitian dan pengembangan, dan strategi
kompetitor.
Functional skills (accounting, logistik, marketing, manajemen manufaktur,
dll) penting untuk menghadapai kompetisi global.
Individual country markets, manajer harus memahami faktor-faktor seperti
hukum lokal, budaya, kompetitor, sistem distribusi dan media periklanan.
Global strategy, top eksekutif harus membuat formula strategi global bagi
perusahaan untuk meyakinkan bahwa strategi yang dijalankan perusahaan saat
ini telah diimplementasikan dengan baik.
Centralization versus Decentralization of Control
Keputusan perusahaan mengenai sentralisasi dan desentralisasi dalam pengambilan
keputusan memengaruhi manajer SDM dalam mengambil keputusan. Perusahaan yang
melakukan sentralisasi biasanya mempekerjakan manajer dari home country, sementara jika
perusahaan melakukan desentralisasi biasanya mereka mempekerjakan manajer dari host
country.
Staffing Philosophy
Terkait dengan masalah sentralisasi dan desentralisasi, dan filosofi berdasarkan
kewarganegaraan international managers, perusahaan dapat merekrut dari tiga grup: parent
country nationals, host country nationals, third-country nationals.
Parent country nationals (PCNs), resident untuk home country. penggunaan PCN ini
memilik keuntungan, karena mereka berbagi budaya umum dan latar belakang pendidikan
dengan staf. Jika strategi global perusahaan mengembangkan teknologi dan teknik bisnis baru
di home country, maka perusahaan akan menerapkan inovasi tersebut di host country juga.
Namun, PCN juga memiliki kelemahan, yaitu kurangnya pengetahuan mengenai hukum yang
berlaku di host country, budaya, kondisi ekonomi, struktur sosial, dan proses politik.
Host country nationals (HCNs), resident untuk host country. Keuntungannya,
memahami hukum lokal, budaya, dan kondisi ekonomi. Kedua, perusahaan mengurangi biaya
terkait dengan manajer ekspatriat. Tetapi HCNs ini juga memiliki kekurangan, HCN mungkin
kurang familiar dengan budaya dan praktek dari perusahaan itu sendiri.
Third-country nationals (TCNs), yang bukan merupakan warga baik dari host
country maupun home country. Seperti halnya PCNs, TCNs biasanya digunakan untuk posisi
level atas. TCNs dan PCNs biasa juga dikenal dengan sebutan ekspatriat.
Ada beberapa sistematika yang dapat digunakan untuk memilih apakah memakai
PCNs, HCNs, atau TCNs. Ethnocentric staffing model, pemakaian metode ini mengambil
perspektif bahwa home office perspective lebih dibutuhkan dibanding local perspective.
Polycentric staffing, menggunakan HCNs dengan asumsi bahwa mereka mengetahui pasar
lokal lebih baik. Geocentric staffing model, memosisikan PCNs, HCNs, dan TCNs selevel.
Perusahaan akan memilih orang terbaik yang tersedia, tanpa melihat individu tersebut berasal
dari mana.
Recruitment and Selection
Ruang lingkup internasionalisasi perusahaan, level sentralisasi, dan filosofi stafing
membantu memutuskan kemampuan apa yang dibutuhkan seorang manajer internasional.
Kemampuan tersebut di bagi ke dalam dua kelompok. Pertama, kemampuan yang dibutuhkan
untuk mengerjakan pekerjaan dan kedua kemampuan yang dibutuhkan untuk bekerja di
lokasi yang asing.
Recruitment of Managers
Recruitment of experienced managers, perusahaan merekrut manajer berpengalaman
dengan berbagai cara. Cara paling umum adalah mencari dari dalam perusahaan itu sendiri,
bisa dari home country ataupun host country, yang dipersiapkan untuk tugas internasional.
Cara lainnya adalah perusahaan mencari manajer prospektif dari perusahaan lain. Untuk top
level manajer cara seperti ini biasanya disebut dengan headhunters. Bias juga perusahaan
merelokasi fasilitasnu=ya untuk lebih dekat dengan karyawan yang qualified.
Recruitment of younger managers, ini jarang dilakukan oleh MNC untuk merekrut
fresh graduate sebagai manajer dan diberikan tugas internasional. Biasanya fresh graduate
ini dikirim ke luar negeri dalam jangka pendek, kemudian kembali lagi dan diberi tugas
domestik. Beberapa perusahaan mulai peduli dengan pengembangan jangka panjang manajer-
manajer muda.
Selection of Managers
Setelah mengidentifikasi manajer yang prospektif, manajer SDM harus memutuskan
orang mana yang memenuhi kualifikasi untuk diberikan tanggung jawab. Individu tersebut
harus memenuhi karakteristik:
Kompetensi manajerial (kemampuan kepemimpinan dan teknis, pengetahuan
mengenai budaya perusahaan)
Pelatihan yang memadai ( pendidikan formal, pengetahuan mengenai host market,
budaya serta bahasanya)
Adaptasi dengan situasi baru
Hal yang harus diperhatikan juga adalah ketika merekrut manajer ekspatriat. Karena
biaya perusahaan akibat expatriate failure sangatlah tinggi. Expatriate failure adalah
pemulangan manajer ekspatriat lebih awal akibat ketidakmampuan dalam mengerjakan tugas
di luar negeri. Alasan utama terjadinya hal tersebut adalah ketidakmampuan mereka dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungan lokal.
Phases In Acculturation
Expatriation and Repatriation Issues
Bekerja dalam budaya asing akan mengantarkan pada culture shock. Sebuah
fenomena psikologi yang mengantarkan pada perasaan takut, membutuhkan pertolongan,
terluka, dan disorientasi. Ekspatriat baru mungkin akan merasakan rasa kehilangan
lingkungan mereka yang lama. Culture shock mengurangi efektifitas dan produktifitas
ekspatriat. Salah satu solusi paling mudah adalah menyediakan pelatihan budaya dan bahasa
pada ekspatriat, sehingga mereka dapat memahami dan mengantisipasi terhadap penyesuaian
budaya yang terjadi. Repatriation, adalah membawa kembali manajer kembali ke rumah
setelah menyelesaikan semua tugasnya.
Pelatihan dan Pengembangan
Pelatihan ialah intsruksi yang ditujukan untuk mengembangkan keahlian dan
kemampuan terkait pekerjaan. Contohnya ialah program pelatihan yang didesain untuk
manajer dalam rangka mempelajari bahasa asing, menggunakan peralatan baru atau untuk
mengimplementasikan prosedur manufaktur yang baru. Pengembangan ialah edukasi umum
yang difokuskan untuk menyiapkan manajer dalam menghadapi tugas baru dan atau posisi
yang lebih tinggi. Contohnya ialah program pengembangan yang diberikan kepada manajer
untuk meningkatkan kemampuan dalam mengambil keputusan atau untuk memotivasi
bawahan untuk bekerja lebih maksimal.
Menilai Kebutuhan Pelatihan
Sebelum perusahaan menjalankan pelatihan, perusahaan harus menilai
kebutuhan terkait pelatihan dan pengembangan. Penilaian ini meliputi penentuan
perbedaan antara manajer dan karyawan dapat lakukan dan apa yang perusahaan
harapkan mereka dapat laksanakan. Contohnya ialah perusahan menjalakan operasi
bisnis di Amerika Latin oleh karena itu perusahaan menginginkan karyawan dapat
berbicara bahasa Spanyol dengan lancar. Jika hanya sedikit karyawan yang tidak
berbicara bahasa Spanyol, pelatihan yang dibutuhkan minimal. Namun jika banyak
karyawan yang tidak bisa berbicara bahasa Spanyol maka pelatihan yang mendalam
perlu dilakukan.
Metode dan Prosedur Dasar Pelatihan
Isu pertama yang dihadapi oleh perusahaan internasional ialah apakah
perencanaan pelatihan dan pengembangan mengikuti program standar atau
mengembangkan program terkustomisasi. Program standar umumnya lebih murah
dibandingkan dengan program yang dibuat sesuai kebutuhan. Namun program standar
terkadang tidak cocok dengan kebutuhan perusahaan. Pada akhirnya banyak
peruahaan membuat program sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Menurut
Sanjyot Dunnung, presiden Atma Global, salah satu innovator di area ini, MNC
cenderung mengembangkan program yang konsisten secara global namun tetap
fleksibel dalam pelaksanaannya sehingga dapat memenuhi kebutuhan di daerah yang
berbeda.
Mengembangkan Manajer Muda
Globalisasi bisnis mendorong banyak MNC memahami pentingnya
internasionalisasi manajer pada awal karir. Hingga pada akhir tahun 1980 kebanyakan
MNC di U.S menunda memberikan tugas baru di luar negeri kepada manajer mereka
apabila manajer tersebut belum berkarier selama 7 atau 10 tahun di perusahaan
mereka. Namun belakangan ini MNC mulai memahami bahwa mereka membutuhkan
tugas-tugas internasional yang terintegrasi dengan career plan. Contohnya GE
menyediakan pelatihan bahasa kepada staff professionalnya yang bahkan belum
direncanakan untuk ditugaskan ke luar negeri.
Performance Appraisal dan Kompensasi
Menilai Performa di Bisnis Internasional
Peformance appraisal ialah proses penilaian akan seberapa efektif sumber daya
manusia melaksanakan tugasnya. Tujuan dari performance appraisal ialah menyediakan
feedback kepada individual akan seberapa baik performa mereka, memberikan reward
kepada karyawan yang memberikan performa baik, mengindentifkasi area yang masih
membutuhkan pelatihan dan pengembangan tambahan dan untuk mengidentifikasi masalah
yang mungkin membutuhkan adanya perubahan dalam pemberian tugas.
Menentukan Kompensasi di Bisnis Internasional
Isu penting lainnya di bidang sumber daya manusia ialah mementukan kompensasi.
Agar dapat selalu kompetitif, perusahaan harus menyediakan paket kompensasi bagi
manajernya sesuai dengan pasar yang ada. Paket ini meliputi gaji dan hal-hal diluar gaji.
Contohnya di Jerman, karyawannya dapat mengganti biaya mobil para esekutifnya dan
esekutif di Jepang pada umumnya mendapatkan tunjangan dalam jumlah yang besar,
Kompensasi manajerial antara lain ialah cost of living allowance, kompensasi ini
dimaksudkan untuk membayar biaya hidup baik di negara asal maupun di negara asing.
Hardship premium atau foreign service premium merupakan supplement yang dibutuhkan
sebagai insentif bagi manajer agar bersedia ditugaskan di lokasi yang kurang diinginkan. Tax
equalization system ialah bentuk kompenasisi yang ditujukan agar penerimaan sesudah
dipotong pajak sama dengan yang diterimaa saat bekerja di negara asalnya.
Selain itu perusahaan juga harus memperhatikan tunjangan-tunjangan yang diberikan
kepada manajer ekspatriat. Tunjangan dalam bentuk khusus perlu diberikan tidak hanya
sekedar asuransi kesehatan dan tunjangan liburan. Tunjangan dapat berupa rumah, edukasi,
perawatan kesehatan, pembayaran biaya untuk kembali ke negara asal, dan club
memberships. Tunjangan ini disesuaikan dengan kebutuhan manajer ekspatriat.
Perusahaan juga harus memperhatikan permasalahan ekuitas. Contohnya jika suatu
perusahaan internasional U.S mentransfer esekutifnya yang berasal dari Venezuela ke negara
Peru, gaji esekutif tersebut sebaiknya dibayar dengan sesuai standar Peru, Venezuela atau
US? Hal ini harus dipertimbangkan secara cermat oleh perusahaan untuk memastikan gaji
dan kompensasi yang diberikan telah sesuai.
Retention and Turnover
Elemen yang penting lainnya dalam SDM internasional ialah retention dan turnover.
Retention merupakan bagaimana perusahaan dapat mempertahankan karyawan yang berharga
dan turnover adalah tingkat karyawan meninggalkan perusahaan. Karyawan meninggalkan
perusahaan dengan berbagai macam alasan, contohnya ketidakpuasan akan gaji dan peluang
untuk promosi atau adanya tawaran yang lebih baik di perusahaan lain.
Isu SDM untuk Karyawan Non Manajerial
Recruitment and Selection
Dalam perusahaan internasional umumnya karyawan non manajer merupakan
HCN dikarenakan HCN cenderung lebih murah dibandingkan PCN atau TCN.
Perusahaan harus memahami hukum dan peraturan yang berlaku di negara asal.
Training and Development
Manajer SDM juga harus memberikan pelatihan dan pengembangan kepada
karyawan non manajer. Di negara yang kurang berkembang, pelatihan akan lebih
dibutuhkan agar kualitas tetap terjaga.
Compensation and Performance Appraisal
Kompensasi dan performance appraisal juga berbeda-beda di setiap negara.
Contohnya di United States fokus pada apresiasi pencapaian individual sedangkan di
Jepang fokus pada pencapaian grup.
Hubungan dengan Buruh
Comparative Labor Relations
Hubungan dengan buruh di negara asal sering kali merefleksikan hukum,
budaya, struktur sosial dan kondisi ekonomi. Contohnya keanggotaan dalam serikat
buruh US menuruh dalam beberapa tahun terakhir dan hanya meliputi 15% dari
angkatan kerja. Hal ini dikarenakan serikat buruh di US diatur secara ketat oleh
hukum. Setiap negara memiliki regulasi yang berbeda terkait serikat buruh oleh
karena itu perusahaan internasional harus memperhatikan hal ini untuk menghindari
kejadian yang tidak diinginkan.
Collective Bargaining
Collective bargaining ialah proses yang ditujukan untuk membuat kesepakatan
antara manajemen dan serikat buruh. Di US hal ini diatur secara ketat. Representatif
dari serikat buruh dan manajemen bertemu dan menegosiasikan kontrak. Kontrak
akan diperbaharui ketika masa berlakunya habis. Pemerintah US cenderung bersikap
pasif mengenai hal ini sedangkan di negara lainnya umumnya pemerintah bersikap
lebih aktif dimana pejabat pemerintah juga ikut dalam pertemuan antara manajemen
dan serikat buruh.
Pengaruh Serikat Buruh dan Codetermination
Pengaruh serikat buruh bisa berwujud dalam berbagai macam hal dari
keanggotaan hingga demonstrasi. Codetermination adalah hasil dari hukum Jerman
tahun 1947 yang mengharuskan perusahaan di industry batu bara dan baja
memberikan hak suara bagi karyawannya untuk memberikan input tentang bagaimana
menjalankan perusahaan. Hukum ini telah diubah beberapa kali dan saat ini berlaku
pada semua peruahaan Jerman yang memiliki lebih dari 2.000 karyawan. Serikat Uni
Eropa juga berusaha menetapkan standar dalam pengaturan buruh, hal ini diwujudkan
dalam social charter atau kadang disebut social policy yang fokus pada hal-hal seperti
cuti hamil, pelatihan, dan dana pensiun.
DAFTAR PUSTAKA
Griffin, Ricky W., and Pustay, Michael W. International Business: A Managerial
Perspective. 6th Edition, Prentice Hall. 2010