Makalah Struktur Atom Fix

Embed Size (px)

DESCRIPTION

apa saja

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Atom merupakan satuan terkecil dari suatu materi dan ada juga yang menyebutkan bahwa atom adalah partikel penyusun unsur. Selama ini atom selalu mengalami perkembangan model mulai dari yang sederhana hingga yang kompleks. Untuk menggambarkan model atom, para ilmuwan mengajukan beberapa pemikirannya sehingga muncullah beberapa teori atom. Teori-teori itu pun mengalami perkembangan seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga bermunculan teori-teori baru yang melengkapi bahkan memperbarui teori sebelumnya, hinggaakhirnya model atom mengalami modifikasi menjadi model yang sekarang dikenal. Pada saat sekarang, pengambaran dari sebuah atom telah semakin sempurna dan lengkap dan semakin banyak partikel-partikelpenyusun atom yangditemukan.

Perkembangan teori atom sebelum tahun 1913, yang terdiri dari teori atom John Dalton, teori atom J.J Thomson, teori atom Rutherford, telah menemukan sifat khas atom yaitu bahwa mereka menyerap dan mengeluarkan cahaya hanya pada frekuensi tertentu saja. Akan tetapi, belum ditemukan alasan mengapa hal itu dapat terjadi serta hal apa saja yang menentukan frekuansi yang tepat dan beragam dari satu jenis atom ke atom lain. Setelah tahun 1913 telah dilakukan suatu usaha dari para ilmuwan untuk menemukan jawabannya yaitu

1

memusatkannya pada atom hidrogen, atom paling kecil dan paling sederhana yang mempunyai spektra paling sederhana. Saat itulah muncul teori atom Bohr dan teori atom Modern (mekanika kuantum). Semua teori tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing yang harus diketahui agar dapat memahami perkembangan model atom. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas struktur atom melalui penjabaran dari beberapa teori atom yang telah dikenal.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini sebagai berikut:1. bagaimanakah perkembangan teori (model) atom sebelum tahun 1913?2. bagaimanakah perkembangan teori (model) atom setelah tahun 1913?

1.3 Tujuan Makalah

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:1. mengetahui perkembangan teori (model) atom sebelum tahun 19132. mengetahui perkembangan teori (model) atom setelah tahun 1913

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Perkembangan Teori Atom sebelum Tahun 1931Seorang filsuf Yunani, Leocippus, berpendapat bahwa materi tersusun atas butiran-butiran kecil. Pendapat ini dikembangkan oleh muridnya, Democritus. Pada abad kelima SM, filsuf Yunani Democritus mengungkapkan keyakinannya bahwa semua materi terdiri atas partikel yang sangat kecil dan tidak dapat dibagi lagi, yang ia namakan atom. Istilah atom berasal dari bahasa yunani a yang artinya tidak, sedangkan tomos yang artinya dibagi. Jadi, atom artinya tidak dapat dibagi lagi. Democritus menyatakan bahwa partikel ini berada pada gerakan yang konstan, tetapi dapat bergabung membentuk suatu kombinasi yang mantap.

Akan tetapi, pendapat Democritus memang tidak didasari dengan eksperimen sehingga gagasan ini tidak dapat dikatakan sebagai teori. Selanjutnya John Dalton membuktikan gagasan Democritus dengan melakukan dua percobaan yaitu percobaan mengenai Hukum Kekekalan Massa (Lavoisier, 1743-1794) dan Hukum Perbandingan Tetap (Proust, 1754-1826). Kemudian Dalton mengemukakan postulatnya tentang atom yaitu sebagai berikut:

1. tiap unsur kimia tersusun oleh partikel-partikel kecil yang tidak bisa dihancurkan dan dibagi yang disebut atom. Selama perubahankimia, atom tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan. (Hukum Kekekalan Massa)

2. atom-atom dari suatu unsure mempunyai massa dan sifat yang sama. Atom-atom dari suatu unsure yang berbeda memiliki massa dan sifat yang berbeda.3. pembentukan senyawa dari unsure-unsurnya berlangsung melalui ikatan antar ato-atom unsure dengan perbandingan numeric yang sederhana (Hukum Perbandingan Tetap). 4. atom merupakan partikel terkecil yang tak dapat dibagi lagi dan berbentuk bola pejal.

Namun, teori atom Dalton memiliki kelemahan yaitu tidak dapat menjelaskan perbedaan unsure yang satu dengan yang lainnya serta tidak dapat menjelaskan sifat kelistrikan suatu materi (bola pejal tidak mungkin dapat menghantarkan arus listrik sedangkan listrik adalah elektron-elektron yang bergerak.

Untuk membuktikan teori atom Dalton, pada tahun 1876, Eugene Goldstein menggunakan tabung katoda. Tabung ini kemudian dimodifikasi oleh William Crookes sehingga terdiri dari tabung kaca dilengkapi dengan dua keeping logam yang masing-masing bertindak sebagai elektroda positif (anoda) dan negatif (katoda). Tabung ini berisi gas dengan tekanan sangat rendah dan dihubungkan dengan sumber listrik bertegangan sangat tinggi sehingga terjadi pancaran sinar yang diduga berasal dari katoda menuju anoda. Sinar ini disebut sinar katoda. Sinar katoda bergerak dalam garis lurus dari katoda menuju anoda, memiliki sifat materi yaitu sinar katoda berupa partikel yang memiliki massa yang berpindah dari katoda ke anoda, sinar katoda berupa partikel-partikel yang bermuatan negatif, sifat sinar katoda tidak bergantung dari bahan elektroda dan sisa gas dalam tabung. Hal itu berarti sinar katoda adalah partikel dasar yang ditemukan dalam setiap materi. Kemudian J.J Thomson melakukan percobaan lebih lanjut dan menemukan perbandingan atau rasio antara muatan electron dan massa electron sebesar -1,7 x 108 coloumb/gram. Berikut ini merupakan gambar peralatan Thomson untuk menentukan perbandingan muatan dengan massa, e/m , suatu sinar katoda.

Dalam studi permulaannya ia menentukan kecepatan sinar katoda. Menurut hasil pengukurannya, kecepatan sinar katoda jauh lebih kecil dibandingkan dengan kecepatan cahaya . Hasil percobaan J.J. Thomson menunjukkan bahwa sinar katode dapat dibelokkan ke arah kutub positif medan listrik. Hal ini membuktikan terdapat partikel bermuatan negatif dalam suatu atom.Selanjutnya pada tahun 1886, Eugene Goldstein membuktikan adanya muatan positif. Pembuktian dilakukan menggunakan tabung sinar katoda dimana plat katoda telah diberi lubang. Ia mengamati jalannya sinar katoda yang merambat menuju anoda, ternyata terdapat sinar lain yang bergerak dengan arah berlawanan melewati lubang pada plat katoda. Oleh karena arahnya berlawanan, maka sinar tersebut haruslah terdiri dari muatan positif dan selanjutnya disebut proton.Setelah ditemukannya elektron dan proton maka teori atom Dalton tidak dapat diterima lagi. Menurut Thomson, atom merupakan bola pejal yang bermuatan positif dan didalamnya tersebar muatan negatif elektron. Model atom ini dapat digambarkan sebagai jambu biji yang sudah dikelupas kulitnya. Berikut ini merupakan ilustrasi gambar model atom Thomson.Model atom Thomson diuji oleh peneliti bernama Philipp Lenaerd pada tahun 1903, Philipp Lenard mengamati bahwa sebagian besar elektron tidak dibelokkan. Hal ini membuktikan bahwa model atom Thomson yang menyatakan bahwa elektron tersebar merata dalam muatan positif atom, adalah tidak benar. Selain itu, Thomson tidak dapat menjelaskan bagaimana muatan positif dan negatif itu tersusun dalam suatu atom. Untuk menjawabnya, Rutherford melakukan eksperimen yaitu penghamburan sinar alfa terhadap lempeng tipis emas. Sebelumnya telah ditemukan adanya partikel alfa yaitu partikel yang bermuatan positif dan bergerak lurus, berdaya tembus besar sehingga dapat menembus lembaran tipis kertas. Kemudian didapatkan hasil percobaan yaitu sebagian besar partikel alfa menembus lempeng logam tanpa pembelokan, sebagian kecil (satu dari 20.000) partikel alfa mengalami pembelokkan dan bahkan ada yang berbalik sesuai dengan arah datangnya sinar alfa.

Berdasarkan hasil percobaannya tersebut, Rutherford mengusulkan model atom yang menyatakan bahwa atom terdiri dari inti atom yang sangat kecil dan bermuatan positif. Seluruh massa atom terpusat pada inti dan sebagian besar atom merupakan ruang hampa. Menurutnya elektron beredar mengelilingi inti pada jarak yang relatif jauh (ukuran jari-jari atom = 108 cm, inti atom = 10-13. Jumlah elektron yang beredar sama dengan muatan inti sehingga atom bersifat netral. Selain itu, menurut Rutherford gaya tarik inti elektron akan diimbangi oleh gaya sentrifugal yang dihasilkamn dari gerakan putaran elektron mengelilingi inti. Bila kecepatan elektron mengelilingi inti besar, maka gaya sentrifugal yang dihasilkan akan kuat untuk mengimbangi gaya tarik elektrostatistika dari inti terhadap elektron sehingga elektron tetap mengelilingi inti atau tidak jatuh ke inti. Akan tetapi, teori in I bertentangan dengan teori elektrodinamika klasik dari Maxwell yaitu setiappartikel bermuatan listrik yang bergerak menurut lintasan lengkung, sebagian besar energi kinetiknya akan diubah menjadi energi radiasi sehingga energi kinetik elektron akan berkurang terus menerus, kecepatan elektron akan berkutang dan akhirnya elektron akan jatuh ke inti. Ketika ini terjadi, frekuensi radiasi elektromagnetik yang dipancarkan akan berubah.2.2 Perkembangan Teori (Model) Atom setelah Tahun 1913Pada akhir abad 19, beberapa percobaan menunjukkan bahwa loncatan bunga api listrik yang dilalukan dalam suatu gas bertekanan rendah di dalam sebuah tabung hampa akan membuat atom-atom gas memancarkan cahaya (yang berarti radiasi elektromagnetik) dalam frekuensi-frekuensi tetap yang diskret.

Berdasarkan percobaan-percobaan tentang radiasi elektromagnetik tersebut, diketahui bahwa cahaya memiliki perilaku sebagai gelombang. Dalam kondisi tertentu juga memungkinkan untuk menggambarkan cahaya sebagai suatu partikel atau foton. Menurut ide yang di presentasikan oleh Max Planck pada tahun 1900, masing-masing foton cahaya memiliki jumlah tertentu (kuantum) energi. Jumlah energi yang dimiliki oleh foton tergantung pada frekuensi cahaya. Energy dari foton cahaya diberika oleh persamaan Planck:E = hv atau E = Dimana h adalah tetapan Planck = 6,626076 x 10-34 Js.Kemudian pada tahun 1905, Einstein menerapkan teori kuantum Planck untuk menerangkan efek fotolistrik. Sebuah fenomena dimana electron dikeluarkan dari permukaan logam tertentu yang terkena cahaya minimal dengan frekuensi minimum, yang disebut frekuensi ambang. Jumlah jumlah elektron yang dikeluarkan sebanding dengan intensitas atau kecerahan cahaya, tetapi energy dari elektron tidak dilepaskan. Dibawah frekuensi ambang batas tersebut tidak ada elektron yang dikeluarkan berapapun intensitas cahaya yang diberikan.Pengamatan berikut merupakan ciri dari efek fotolistrik:

1. untuk cahaya dengan frekuensi yang lebih rendah daripada frekuensi ambang batas, tidak ada elektron yang dipancarkan dan tidak bergantung pada intensitas cahaya.2. untuk cahaya dengan frekuensi lebih besar dari frekuensi ambang batas , jumlah elektron yang dipancarkan meningkat dengan intebsitas cahaya.3. untuk cahaya dengan frekuensi lebih besar dari frekuensi ambang, energy kinetic, dari elektron yang dipancarkan meningkat secara linear dengan meningkatnya frekuensi cahaya.Einstein mengemukakan bahwa cahaya/ radiasi terdiri atas kuntum kuantum energy disebut foton.

Bertitik tolak dari model atom Rutherford dan Teoti kuantum Planck, pada 1913 Niels Bohr mengusulkan anggapannya yaitu sebagai berikut1. elektron-elektron bergerak di dalam orbit-orbit dan memiliki momentum yang dapat dihitung, dan dengan demikian energi dapat dihitung. Ini berarti tidak setiap orbit, melainkan hanya beberapa orbit spesifik yang dimungkinkan ada yang berada pada jarak yang spesifik dari inti. Orbit yang diizinkan adalah orbit dimana momentum sudut electron merupakan kelipatan dari (h = tetapan Planck). Lintasan ini disebut lintasan kuantum.2. elektron-elektron tidak akan kehilangan energi secara perlahan-lahan sebagaimana elektron bergerak di dalam orbit, melainkan akan tetap stabil di dalam sebuah orbit yang tidak meluruh

Arti penting model ini terletak pada pernyataan bahwa hukum mekanika klasik tidak berlaku pada gerak elektron di sekitar inti. Bohr mengusulkan bahwa satu bentuk mekanika baru, atau mekanika kuantum, menggambarkan gerak elektron di sekitar inti. Bila electron berpindah dari tingkat energy E1 ke tingkat energy E2 yang lebih kecil dari E1 maka akan terjadi radiasi energi. Tetapi bila E2 lebih besar dari E1 maka electron akan mengabsorbsi energi radiasi. Kulit atom

Adapun jika terdapat sampel gas hydrogen yang menerima percikan energy tinggi, maka molekul H2 akan menyerap energi, dan ikatan H H akan putus. Hasilnya atom atom hydrogen yang tereksitasi yaitu atom atom hydrogen yang mengandung kelebihan energy dan energi untuk menghasilkan spectrum emisi atom hydrogen.

Untuk memahami arti dari spectrum emisi hidrogen, pertama kita harus menggambarkan spectrum kontinu yang gterjadi ketika cahaya putih melewati prisma. Spektrum ini seperti pelangi yang dihasilkan ketika sinar matahari tersebar oleh air hujan, yang berisi semua panjang gelombang cahaya tampak. Sebaliknya, ketika spectrum emisi hydrogen di daerah tampak dilewatkan melalui prisma, seperti ditunjukkan pada Gambar 10(b), kita melihat spectrum hanya beberapa baris, masing masing sesuai dengan panjang gelombangnya (diskrit). Spectrum emisi hydrogen ini disebut spectrum garis.

Perubahan energi antara tingkat energi diskrit pada atom hidrogen akan menghasilkan panjang gelombang tertentu dari cahaya yang dipancarkan, dan dihitung dengan persamaan Planck: E = Perbedaan antara energy dari keadaan awal (E1) dan keadaan akhir (Ef) menurut Bohr dapat dihitung dengan persamaan:E = E1 EfE = RH ( + )dimana n = tingkat enrgi atau bilangan kuantum dan RH adalah tetapan Rydberg yang besarnya 2,18 x 10-18 J.jika foton yang diemisikan ni > nf, maka E adalah negatif (energi dilepaskan ke lingkungan sekitarnya). Ketika energi diserap, ni < nf , maka E adalah positif.Spektrum emisi atom hydrogen mencakup berbagai panjang gelombang dari mulai daerah inframerah sampai ultraviolet, table berikut berisi daftar serangkaian transisi dalam spectrum atom hydrogen, transisi transisi diberi nama sesuai penemunya.Table. Macam macam seri dalam Spectrum Atom HidrogenSerinfniDaerah spektrum

lyman12, 3, 4, Ultraviolet

balmer23, 4, 5, Visibel dan ultraviolet

paschen34, 5, 6, inframerah

brackett45, 6, 7, inframerah

Model atom Bohr dapat menjelaskan kesetabilan atom dan spectrum atom hydrogen . namun, model Bohr ini mempunyai beberapa kelemahan antara lainhanya dapat menjelaskan spectrum atom hydrogen dengan akurat namun belum dapat menjelaskan spectrum atom yang lebih kompleks. Lalu asumsi electron mengelilingi inti atom dalam lintasan lingkaran itu belum tentu benar dapat saja berbentuk elips. Kemudian belum dapat menjelaskan adanya garis halus pada spectrum atom hidrogen.

Oleh karena itu, pada tahun 1926, seorang ahli dari Jerman, Werner Heisenberg mengembangkan teori mekanika kuantum yang dikenal dengan prinsip ketidakpastian yaitu Tidak mungkin untuk menentukan kedudukan dan momentum suatu partikel seperti elektron secara tepat pada saat bersamaan, yang dapat ditentukan adalah kebolehjadian menemukan elektron pada jarak tertentu dari inti atom. Bila pengukuran momentum atau kecepatanya dilakukan dengan tepat, maka kedudukannya tidak akan diketahui dengan tepat dan sebaliknya.

x : ketidakpastian kedudukan p : ketidakpastian momentumPersamaan :x p Dalam pengukuran sub-atomik terdapat ketidakpastian sedemikian sehingga hasil kali ketidakpastian dalam kedudukan (x) dengan ketidakpastian momentum (p) adalah sama atau lebih besar dari Daerah ruang disekitar inti dengan kebolehjadian untuk mendapatkan elektron disebut orbital. Selanjutnya, Erwin Schrodinger memcahkan suatu persamaan untuk mendapatkan fungsi gelombang dalam menggambarkan batas kemungkinan ditemukannya elektron.Persamaan Schrodinger:

Fungsi gelombang dibagi menjadi dua yaitu komponen radial Rn.l (r) dan komponen sudut l.ml (.

Model atom dengan orbital lintas elektron ini disebut model atom modern atau model atom mekanika kuantum yang berlaku sampai saat ini, seperti terlihat pada Gambar berikut:

Awan elektron disekitar inti menunjukkan tempat kebolehjadian elektron. Orbital menggambarkan tingkat energi elektron. Orbital orbital dengan tingkat energy yang sama atau hamper sama akan membentuk sub kulit.Ciri khas model atom mekanika gelombang:1. Gerakan elektron memiliki sifat gelombang, sehingga lintasannya (orbitalnya) tidak stasioner seperti model atom Bohr, tetapi mengikuti penyelesaian kuadrat fungsi gelombang yang disebut orbital (bentuk tiga dimensi dari kebolehjadian paling besar ditemukannya elektron dengan keadaan tertentu dalam suatu atom).2.Bentuk dan ukuran orbital bergantung pada harga dari ketiga bilangan kuantumnya. (elektron yang menempati orbital dinyatakan dalam bilangan kuantum tersebut)3. Posisi elektron sejauh 0,529 Angstrom dari inti H menurut Bohr bukannya sesuatu yang pasti, tetapi boleh jadi merupakan peluang terbesar ditemukannya elektron.

Berdasarkann teori mekanika kuantum, elektron elektron dalam atom tersusun dalam berbagai tingkat energi, sub-tingkat energi, dan orbital. Dalam model mekanika kuantum, setiap tingkat energy tersebut tersusun atas sub sub tingkat energy yang disimbolkan dengan huruf s, p, d, f. subtingkat energy s memiliki energy yang lebih rendah dibanding subtingkat energy p dan seterusnya. Setiap sub-tingkat energy terdiri atas satu atau lebih orbital, dimana setiap orbital dalam satu sub-tingkat energy mempunyai energy yang sama.Tabel. Tingkat Energi Sub-Tingkat Energy, Dan Jumlah Orbital Pada 4 Kulit Pertama.Kulit (Bohr) / Tingkat EnergiSub-tingkat energiJumlah Orbital (Mekanika Kuantum)

Ks1

Ls1

p3

Ms1

p3

d5

Ns1

p3

d5

f7

Adapun untuk menerangkan kedudukan elektron di dalam atom, Schrodinger telah menyusunpersamaan matematik yang cukup rumit. Penyelesaian persamaan tersebut untuk atom H dapat memberikan informasi mengenai orbital orbital atom, yaitu tentang bentuknya dan kedudukannya dalam ruang. Informasi ini dapat diperoleh melalui penyelesaian persamaan Schrodinger tersebut. Setiap penyelesaian persamaan tersebut menghasilkan suatu kumpulan bilangan yang terdiri atas tiga bilangan kuantum, yaitu bilangan kuantum utama (n), bilangan kuantum azimuth (l), dan bilangan kuantum magnetik (m). Untuk membedakan elektron dalam suatu orbital berdasarkan arah putarannya (berlawanan) adalah dengan bilangan kuantum spins (s).

Bilangan kuantum utama merupakan bilangan bulat positif yang harganya n= 1, 2, 3, 4, bilangan ini mewakili kulit elektron K, L, M, N, bilangan kuantum azimuth (l) bergantung pada harga bilangan kuantum utama, yaitu l= 0, 1, 2, 3, 4,.. bilangan kuantum azimuth ini mewakili subkulit s, p, d, f. selanjutnya bilangan kuantum magnetik (m) harganya ditentukan oleh bilangan kuantum azimuth, yaitu m= mulai dari l sampai dengan + l. setiap harga m menunjukkan orbitalnya. Bilangan kuantum spins menunjukkan arah putaran elektron. Ada dua kemungkinan arah putaran elektron, yaitu searah jarum jam dinyatakan dengan s = + dan berlawanan arah dengan jarum jam harganya dinyatakan dengan s = - . Karena hanya terdapat dua arah perputaran, maka didalam setiap orbital hanya terdapat maksimum 2 elektron.

Setiap orbital mempunyai bentuk geometri yang khas, yaitu:1. orbital s berbentuk bola sebab setiap orbital s adalah simetri bulat. Selain itu adanya simpul radial pada orbital s ini yaitu permukaan bulat dimana terjadi perubahan (tentu saja 2 = 0).2. orbital p berbentuk seperti balon terpilin yaitu setiap orbital p terdiri atas cuping positif sepanjang sumbu positif cartesius dan cuping negative sepanjang sumbu negatifnya.3. orbital d berbentuk agak rumit. Orbital dz2 simetris di sekeliling sumbu z, orbital-orbital dxy, dyz, dan dzx sangat mirip kecuali bahwa mereka mempunyai amplitude maksimum berturut-turut pada bidang xy, yz, dan zx, kemudian orbital dx2-y2 mempunyai bentuk tepat sama dengan orbital dxy, tetapi diputar 45o pada sumbu z sedemikian hingga cupingnya terarah sepanjang sumbu x dan y. 4. orbital f bentuknya sangat rumit sehingga sulit digambarkan

Penyusunan elektron yang paling mungkin ke dalam orbital dinamakan konfigurasi electron. Dalam menentukan konfigurasi electron dari suatu atom, harus diikuti aturan Aufbau, aturan Hund, dan larangan Pauli. Menurut aturan Aufbau, electron menempati orbital sedemikian rupa untuk meminimumkan energi atom. Dengan demikian prinsip pengisian electron pada orbital harus dimulai dari orbital dengan tingkat energi yang lebih rendah terlebih dahulu.

Adapun menurut aturan Hund, pada sekumpulan orbital yang memliki energy sama, masuknya electron kedua ke dalam suatu orbital tidak akan terjadi sebelum semua orbital pada subkulit yang bersangkutan terisi masing-masing satuelektron. Akibatnya, sejumlah atom memiliki electron yang tak berpasangan.

Larangan atau prinsip Pauli menyatakan bahwa dalam suatu atom yang sama tidak mungkin ada dua electron dengan keempat bilangan kuantum yang sama. Oleh sebab itu, suatu orbital hanya dapat diisi maksimum oleh dua electron.

Setiap atom, ion, atau molekul yang memiliki satu atau lebih elektron tidak berpasangan adalah paramagnetic, artinya bahwa ia atau setiap materi dimana ia berada, akan ditarik ke dalam medan magnet. Sedangkan zat-zat yang tidak mengandung elektron tidak berpasangan adalah diamagnetic, artinya mereka sedikit ditarik oleh medan magnet. Jadi, pengukuran paramagnetisme dapat merupakan sarana yang baik untuk mendeteksi keberadaan dan banyaknya elektron tidak berpasangan dalam unsur dan senyawaan kimia.

Kekuatan pengukuran magnetik berasal dari fakta bahwa besarnya susceptibilitas magnetik, yang merupakan ukuran gaya yang dikeluarkan oleh medan pada satuan massa contoh, dihubungkan dengan banyaknya elektron tidak berpasangan yang ada dalam setiap satuan bobot dan karenanya dalam setiap mol.

Terdapat kasus-kasus penting dimana peran spins begitu menonjol sehingga harga susceptibilitas yang terukur dapat diartikan sebagai petunjuk berapa banyak elektron berpasangan yang ada. Pertalian ini paling baik dinyatakan dengan menggunakan besaran yang disebut momen magnetik, , yang dapat dihitung dari susceptibilitas per mol yang terukur, M. Sebaiknya menggunakan Mcorr, yaitu diterapkannya suatu koreksi terhadap M terukur, untuk menyertakan efek diamagnetic yang selalu ada dan yang dapat ditaksir daripengukuran pada zat-zat serupa tanpa adanya atom atau ion yang mempunyai elektron elektron tidak berpasangan.

Kira-kira 70 tahun lampau ditunjukkan oleh Pierre Curie bahwa sebagian besar zat paramagnetic, susceptibiltas magnetiknya berubah secara terbalik dengan suhu mutlak. Dengan kata lain hasil kali Mcorr x T adalah suatu tetapan yang disebut dengan tetapan Curie bagi zat. Dari teori polarisasi elektrik dan magnetic dapat ditunjukkan bahwasusceptibilitas magnetik disebabkan oleh adanya atom-atom atau ion-ion paramagnetik yang bebas dalam zat, masing-masing dengan momen dipol magnetik, , persamaan berikut berlaku: = 2,84

tampak bahwa pernyataan ini termasuk dalam hukum Curie.Sekarang dapat ditunjukkan dari teori kuantum mengenai atom (dan ion) bahwa momen magnetik yang semata-mata disebabkan oleh n elektron tidak berpasangan pada atom atau ion diberikan oleh

= 2

dimana S sama dengan banyaknya spin dari semua elektron tidak berpasangan, yaitu n x . Dari persamaan = 2 mudah dihitung bahwa bagi 1 sampai 5 elektron tidak berpasangan, momen magnetic bernilai seperti dalam table berikut, dimana satuan momen magnetic atom adalah Bohr magneto, BM.Tabel momen magneticJumlah elektron tidak berpasangans (BM)

11,73

212,83

33, 87

424,90

55,92

Keelektronegatifan

Kelektronegatifan adalah ukuran empiris mengenai kecenderungan atom dalam molekul untuk menarik elektron. Dengan sendirinya ia akan berubah dengan tingkat oksidasi atom, dan karena beberapa alasan, harga numeric yang diperuntukkan tidak usah diartikan secara harfiahKelektronegatifan sebagian ditentukan oleh kecenderungan atom mengikat elektron tambahan dan sebagian oleh kecenderungannya memegang elektron yang sangat dimilikinya. Namun skala keelektronegatifan yang lengkap tidak dapat dibuat dengan menggunakan gagasan Mulliken, bila tidak karena alasan lain kecuali bahwa HEA hanya dikenal untuk beberapa atom saja.

BAB IIIPENUTUP

3.1 Kesimpulan3.2 Saran