11
1. Stan da r Sarana da n Prasarana untuk Sekolah Da sar/Madrasah Ibtidaiyah Pada Satu Sekolah Dasar /Madrasah Ibti da iy ah (SD/ MI) me mi li ki min imu m 6 rombonga n bel ajar dan mak simum 24 rombon gan bel ajar . Satu SD/MI dengan enam rombongan belajar melayani maksimum 2 ji!a. "#abila  #enduduk lebih dari 2 ji!a$ maka dilakukan #enambahan rombongan belajar di sekola h ya ng tel ah ada $ dan bil a rombon gan bel ajar lebih dari 24 dil akukan  #embangunan SD/MI baru. Satu desa/kelurahan dilayani oleh minimum satu SD/ MI. Sat u kel om# ok #er muk ima n #er man en dan ter #en %il den gan jumlah  #enduduk lebih dari & ji!a dilayani oleh satu SD/MI dalam jara k tem#uh bagi  #eserta didik yang berjalan kaki maksimum tiga kilometer (' km) melalui lintasan yang tidak membahayakan. ah an ya ng dig una kan unt uk memban gun #ra sarana sekola h ber u#a  bangunan gedung dan tem#at bermain atau berolahraga harus memenuhi bebera#a kriteria berikut &) uas lahan memili ki rasi o minimu m terh ada# #eserta didik dan untu k SD/ MI yang memiliki rombongan belajar dengan jumlah #eserta didik kurang dari ka#asitas maksimum kelas. 2) la ha n te rhin da r da ri #otens i ba ha ya yang me ng an %am keseha ta n dan keselamatan ji!a$ serta memiliki akses untuk #enyelamatan dalam keadaan darurat* ') kemi rin gan lah an rata+rata kuran g dari &,-$ ti dak berada di dalam gari s sem#adan sungai dan jalur kereta a#i* 4) lahan ter hin dar dari gangguan #en %emaran air$ kebi singan$ dan #en% ema ran udara* ,) lahan sesuai dengan #eru ntu kan loka si yang diat ur dalam Perat ura n Daerah tentang en%ana ata uang 0ilayah 1abu#aten/1ota atau ren%ana lain yang le bi h ri n% i da n me ng ikat$ da n me nd a# at i in #e ma n3 aata n ta na h da ri  #emerintah daerah setem#at* 6) lahan memiliki sta tus hak ata s tanah$ da n/atau memilik i iin #ema n3aatan da ri  #emegang hak atas tanah sesuai ketentuan #eraturan #erundang+undangan yang berlaku untuk jangka !aktu minimum 2 tahun. a ng unan ge du ng untuk SD/Mi ha rus me me nuhi ke te nt ua n rasio minimum luas lantai terhada# #eserta didik se#erti ditunjukkan oleh abel 2.' dan abel 2.4 untuk SD/MI yang memiliki rombongan belajar dengan jumlah #eserta didik kurang dari ka#asitas maksimum kelas. 1etentuan tata bangunan adalah koe3 isi en dasar ba ngunan ma ksimum '-$ koe3 isi en lan tai bangunan da n ketinggian maksimum bangunan gedung yang diteta#kan dalam #eraturan daerah$  jarak bebas bangunan gedung meli#uti garis sem#adan bangunan gedung dengan as jal an$ te#i sungai $ te#i #an tai$ jal an ker eta a#i $ dan/atau jari nga n teg ang an tinggi$ jarak antara ban gunan gedung deng an batas+batas #ersil$ dan jarak antara as jalan dan #agar halaman yang diteta#kan dalam Peraturan Daerah. Persyaratan keselamatan bangunan gedung harus memiliki struktur yang st abil dan kukuh sam #ai dengan kondisi #e mbebanan maksimum dalam men duk ung beb an muatan hid u# dan beb an muata n mat i$ sert a unt uk dae rah tertentu kemam#uan untuk menahan gem#a dan kekuatan alam lainnya. Selain itu dil en gka #i den gan #rote ksi #a si 3 da n/ at au ak ti 3 un tu k men%e ga h da n

Makalah Standar Sarana Dan Prasarana April 2014

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Makalah Standar Sarana Dan Prasarana April 2014

Citation preview

1. Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah

Pada Satu Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) memiliki minimum 6 rombongan belajar dan maksimum 24 rombongan belajar. Satu SD/MI dengan enam rombongan belajar melayani maksimum 2000 jiwa. Apabila penduduk lebih dari 200 jiwa, maka dilakukan penambahan rombongan belajar di sekolah yang telah ada, dan bila rombongan belajar lebih dari 24 dilakukan pembangunan SD/MI baru. Satu desa/kelurahan dilayani oleh minimum satu SD/MI. Satu kelompok permukiman permanen dan terpencil dengan jumlah penduduk lebih dari 1000 jiwa dilayani oleh satu SD/MI dalam jarak tempuh bagi peserta didik yang berjalan kaki maksimum tiga kilometer (3 km) melalui lintasan yang tidak membahayakan.Lahan yang digunakan untuk membangun prasarana sekolah berupa bangunan gedung dan tempat bermain atau berolahraga harus memenuhi beberapa kriteria berikut:1) Luas lahan memiliki rasio minimum terhadap peserta didik dan untuk SD/MI yang memiliki rombongan belajar dengan jumlah peserta didik kurang dari kapasitas maksimum kelas.2) lahan terhindar dari potensi bahaya yang mengancam kesehatan dan keselamatan jiwa, serta memiliki akses untuk penyelamatan dalam keadaan darurat;

3) kemiringan lahan rata-rata kurang dari 15%, tidak berada di dalam garis sempadan sungai dan jalur kereta api;

4) lahan terhindar dari gangguan pencemaran air, kebisingan, dan pencemaran udara;

5) lahan sesuai dengan peruntukan lokasi yang diatur dalam Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota atau rencana lain yang lebih rinci dan mengikat, dan mendapat izin pemanfaatan tanah dari pemerintah daerah setempat;

6) lahan memiliki status hak atas tanah, dan/atau memiliki izin pemanfaatan dari pemegang hak atas tanah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk jangka waktu minimum 20 tahun.

Bangunan gedung untuk SD/Mi harus memenuhi ketentuan rasio minimum luas lantai terhadap peserta didik seperti ditunjukkan oleh Tabel 2.3 dan Tabel 2.4 untuk SD/MI yang memiliki rombongan belajar dengan jumlah peserta didik kurang dari kapasitas maksimum kelas. Ketentuan tata bangunan adalah: koefisien dasar bangunan maksimum 30%, koefisien lantai bangunan dan ketinggian maksimum bangunan gedung yang ditetapkan dalam peraturan daerah, jarak bebas bangunan gedung meliputi garis sempadan bangunan gedung dengan as jalan, tepi sungai, tepi pantai, jalan kereta api, dan/atau jaringan tegangan tinggi, jarak antara bangunan gedung dengan batas-batas persil, dan jarak antara as jalan dan pagar halaman yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah.Persyaratan keselamatan bangunan gedung harus memiliki struktur yang stabil dan kukuh sampai dengan kondisi pembebanan maksimum dalam mendukung beban muatan hidup dan beban muatan mati, serta untuk daerah tertentu kemampuan untuk menahan gempa dan kekuatan alam lainnya. Selain itu dilengkapi dengan proteksi pasif dan/atau aktif untuk mencegah dan menanggulangi bahaya kebakaran dan petir. Persyaratan kesehatan bangunan gedung mempunyai fasilitas secukupnya untuk ventilasi udara dan pencahayaan yang memadai; memiliki sanitasi di dalam dan di luar bangunan gedung untuk memenuhi kebutuhan air bersih, pembuangan air kotor dan/atau limbah, kotoran dan tempat sampah, serta penyaluran air hujan; bahan bangunan aman bagi kesehatan pengguna bangunan dan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. Bangunan gedung menyediakan fasilitas dan aksessibilitas yang mudah, aman, dan nyaman termasuk bagi penyandang cacat.

Bangunan gedung mampu meredam getaran dan kebisingan yang mengganggu kegiatan pembelajaran, setiap ruangan memiliki temperatur dan kelembapan yang tidak melebihi kondisi di luar ruangan, dan dilengkapi lampu penerangan. Bangunan gedung bertingkat maksimum terdiri dari tiga lantai dan dilengkapi tangga yang mempertimbangkan kemudahan, keamanan, keselamatan, dan kesehatan pengguna. Bangunan gedung dilengkapi instalasi listrik dengan daya minimum 900 watt. Pembangunan gedung atau ruang baru harus dirancang, dilaksanakan, dan diawasi secara profesional. Kualitas bangunan minimum permanen kelas B sesuai dengan PP No.19 Tahun 2005 Pasal 45 dan mengacu pada Standar PU. Bangunan gedung sekolah baru dapat bertaha minimum 20 tahun. Pemeliharaan bangunan meliputi pemeliharaan ringan (pengecatan ulang, perbaikan sebagian pintu dan jendela, penutup lantai/atap, plafon, instalasi air dan listrik) dilakukan minimum sekali dalam 5 tahun dan pemeliharaan berat (penggantian rangka atap/plafon/kayu/kusen/semua penutup atap) dilakukan minimum sekali dalam 20 tahun. Bangunan gedung harus dilengkapi izin mendirikan bangunan dan izin penggunaan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.Sebuah SD/Mi sekurang-kurangnya memiliki prasarana sebagai berikut: ruang kelas, ruang perpustakaan, laboratorium IPA, ruang pimpinan, ruang guru, tempat beribadah, ruang UKS, jamban, gudang, ruang sirkulasi, dan tempat bermain/berolahraga. Berikut ini deskripsi standar untuk masing-masing prasarana dan sarana di dalamnya.1. Ruang kelas

Ruang kelas berfungsi sebagai tempat kegiatan pembelajaran teori, praktek yang tidak memerlukan peralatan khusus atau peralatan khusus yang mudah dihadirkan. Jumlah minimum ruang kelas sama dengan jumlah rombongan belajar, kapasitas maksimum ruang kelas 28 peserta didik. Ruang kelas memiliki fasilitas pencahayaan yang memadai dan aksesibilitas yang baik. 2. Ruang perpustakaan

Ruang perpustakaan berfungsi sebagai tempat kegiatan peserta didik dan guru memperoleh informasi dari berbagai jenis bahan pustaka dan sekaligus tempat petugas mengelola perpustakaan. Luas minimum ruang perpustakaan sama dengan luas minimum ruang kelas dengan lebar minimum lima meter (5 m). Ruang perpustakaan dilengkapi jendela untuk memberi pencahayaan yang cukup untuk membaca buku dan berada di bagian sekolah yang mudah dicapai.

3. Laboratorium IPALaboratorium IPA dapat memanfaatkan ruang kelas dengan sarana yang harus dilengkapi. Sarana laboratorium IPA berfungsi sebagai alat bantu pendukung kegiatan dalam bentuk percobaan.4. Ruang pimpinan

Ruang pimpinan berfungsi sebagai tempat melakukan kegiatan pengelolaan sekolah, pertemuan dengan sejumlah kecil guru, orang tua murid, unsur komite sekolah, petugas dinas pendidikan, atau tamu lainnya. Luas minimum 12 m2 dan lebar minimum 3 m, mudah diakses oleh guru dan tamu sekolah, dan dapat dikunci dengan baik. Sarana yang harus ada di dalam ruang pimpinan adalah meja dan kursi pimpinan, meja dan kursi tamu, lemari, papan statistik, simbol kenegaraan, tempat sampah, mesin ketik/komputer, filling cabinet, brankas, dan jam dinding.

5. Ruang guru

Ruang guru berfungsi sebagai tempat guru bekerja dan istirahat serta menerima tamu, baik peserta didik maupun tamu lainnya. Rasio minimum luas ruang guru 4 m2/pendidik dan luas minimum 32m2. Ruang guru mudah dicapai dari halaman sekolah ataupun dari luar lingkungan sekolah dan dekat dengan ruang pimpinan. Sarana yang harus ada di ruang guru adalah meja dan kursi kerja, lemari, papan statistik, papan pengumuman, tempat sampah, tempat cuci tangan, jam dinding, dan penanda waktu.6. Tempat beribadah

Tempat beribadah berfungsi sebagai tempat warga sekolah melakukan ibadah yang diwajibkan oleh agama masing-masing pada waktu sekolah. Jumlah tempat beribadah disesuaikan dengan kebutuhan sekolah dengan luas minimum 12 m2. Sarana yang harus dilengkapi di tempat beribadah adalah lemari/rak, perlengkapan ibadah, dan jam dinding.

7. Ruang UKS

Ruang UKS berfungsi sebagai tempat untuk penanganan dini peserta didik yang mengalami gangguan kesehatan di sekolah. Ruang UKS dapat dimanfaatkan sebagai ruang konseling dengan luas minimum 12 m2. Sarana yang harus dilengkapi dalam ruang UKS adalah tempat tidur, lemari, meja, kursi, catatan kesehatan peserta didik, perlengkapan P3K, tandu, selimut, tensimeter, termometer badan, timbangan badan, pengukur tinggi badan, tempat sampah, tempat cuci tangan, dan jam dinding.

8. Jamban

Jamban berfungsi sebagai tempat buang air besar dan/atau kecil. Minimum terdapat 1 unit jamban untuk setiap 60 peserta didik pria, 1 unit jamban untuk setiap 50 peserta didik wanita, dan 1 unit jamban untuk guru. Banyak minimum jamban setiap sekolah 3 unit. Luas minimum 1 unit jamban 2 m2. Jamban harus berdinding, beratap, dapat dikunci, dan mudah dibersihkan. Tersedia air bersih di setiap unit jamban. Sarana yang harus ada dalam setiap jamban adalah kloset jongkok, tempat air, gayung, gantungan pakaian, dan tempat sampah.9. Gudang

Gudang berfungsi sebagai tempat menyimpan peralatan pembelajaran di luar kelas, tempat menyimpan sementara peralatan sekolah yang tidak/belum berfungsi di satuan pendidikan, dan tempat menyimpan arsip sekolah yang telah berusia lebih dari 5 tahun. Luas minimum gudang 18 m2. Gudang dapat dikunci dan memiliki sarana seperti lemari dan rak.10. Ruang sirkulasi

Ruang sirkulasi horizontal berfungsi sebagai tempat penghubung antar ruang dalam bangunan sekolah dan sebagai tempat berlangsungnya kegiatan bermain dan interaksi sosial peserta didik di luar jam pelajaran, terutama pada saat hujan ketika tidak memungkinkan kegiatan-kegiatan tersebut berlangsung di halaman sekolah. Ruang sirkulasi horizontal berupa koridor yang menghubungkan ruang-ruang di dalam bangunan sekolah dengan luas minimum 30% dari luas total seluruh ruang pada bangunan, lebar minimum 1,8 m, dan tinggi minimum 2,5 m. 11. Tempat bermain/berolahraga

Tempat bermain/berolahraga berfungsi sebagai area bermain, berolahraga, pendidikan jasmani, upacara, dan kegiatan ekstrakurikuler. Rasio minimum luas tempat bermain/berolahraga 3 m2/peserta didik. Untuk satuan pendidikan dengan banyak peserta didik kurang dari 167, luas minimum tempat bermain/berolahraga 500 m2. Di dalam luasan tersebut terdapat ruang bebas untuk tempat berolahraga berukuran 20 m x 15 m. 2. Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah

Satu Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) memiliki minimum 3 rombongan belajar dan maksimum 24 rombongan belajar. Satu SMP/MTs dengan tiga rombongan belajar melayani maksimum 2000 jiwa. Apabila penduduk lebih dari 200 jiwa, maka dilakukan penambahan rombongan belajar di sekolah yang telah ada, dan bila rombongan belajar lebih dari 24 dilakukan pembangunan SMP/MTs baru. Satu kecamatan dilayani oleh minimum satu SMP/MTs yang mampu menampung semua lulusan SD/MI di kecamatan tersebut. Satu kelompok permukiman permanen dan terpencil dengan jumlah penduduk lebih dari 1000 jiwa dilayani oleh satu SMP/MTs dalam jarak tempuh bagi peserta didik yang berjalan kaki maksimum enam kilometer (6 km) melalui lintasan yang tidak membahayakan.Kriteria lahan untuk membangun bangunan sekolah SMP/MTs sama dengan kriteria untuk SD/MI, hanya berbeda dalam hal rasio luas lahannya. Kriteria bangunan sekolah SMP/MTs sama dengan kriteria untuk SD/MI, hanya berbeda dalam hal rasio luas lantai bangunannya.

Sebuah SMP/MTs minimum memiliki prasarana berupa ruang kelas, ruang perpustakaan, ruang laboratorium IPA, ruang pimpinan, ruang guru, ruang tata usaha, tempat beribadah, ruang konseling, ruang UKS, ruang organisasi kesiswaan, jamban, gudang, ruang sirkulasi, dan tempat bermain/berolahraga. Berikut ini adalah penjelasan tentang ketentuan masing-masing prasarana tersebut dan sarana yang harus dimiliki di dalamnya.1. Ruang kelas

Fungsi ruang kelas adalah tempat kegiatan belajar teori dan praktek yang tidak memerlukan alat khusus atau alat khusus yang mudah dihadirkan. Jumlah ruang kelas sama dengan jumlah rombel dengan kapasitas maksimum 32 peserta didik. Rasio minimum 2 m2/peserta didik, untuk rombel dengan jumlah peserta didik kurang dari 15 orang maka luas minimumnya 30 m2 dan lebar 5 m. Ruang kelas memiliki fasilitas yang memungkinkan pencahayaan yang memadai dan aksesibilitas yang baik.

3 Ruang perpustakaan

Ketentuan ruang perpustakaan SMP/MTs sama dengan ketentuan perpustakaan SD/MI, sarana yang harus dimiliki di dalamnya pun sama, hanya berbeda pada jumlah eksemplar buku pengayaan dan jumlah kursi-meja baca. Buku pengayaan terdiri dari 70% non-fiksi dan 30% fiksi, jumlah minimum eksemplarnya: 1000 untuk 3-6 rombel, 1500 untuk 7-12 rombel, 2000 untuk 13-18 rombel, dan 2500 untuk 19-24 rombel. Jumlah kursi-meja baca adalah minimal 15 buah/ruang.

3. Ruang laboratorium IPA

Ruang laboratorium IPA berfungsi sebagai tempat kegiatan pembelajaran IPA secara praktek yang memerlukan peralatan khusus. Ruang ini harus dapat menampung minimum satu rombel dengan luas minimum 2,4 m2/peserta didik, untuk rombel kurang dari 20 orang maka luas minimumnya 48 m2 termasuk ruang penyimpanan dan ruang persiapan 18 m2, lebar minimum 5 m. Ruang ini dilengkapi fasilitas pencahayaan yang baik dan tersedia air bersih. 4. Ruang pimpinan, ruang guru, ruang UKS, ruang sirkulasi dan tempat beribadahRuang pimpinan, ruang guru, ruang UKS, ruang sirkulasi dan tempat beribadah di SMP/MTs memiliki ketentuan yang sama dengan ketentuan di SD/MI.

5. Ruang tata usaha

Ruang tata usaha berfungsi sebagai tempat kerja petugas untuk mengerjakan administrasi sekolah. Rasio minimum 4 m2/petugas dengan luas minimum 16 m2. Ruang ini hendaknya mudah dicapai dari halaman sekolah atau lingkungan luar sekolah dan dekat dengan ruang pimpinan. Sarana yang harus ada dalam ruang tata usaha adalah kursi-meja kerja, lemari, papan statistik, mesin ketik/komputer, filling cabinet, brankas, telepon, jam dinding, soket listrik, penanda waktu, dan tempat sampah.6. Ruang konseling

Ruang konseling berfungsi sebagai tempat peserta didik mendapatkan layanan konseling dari konselor berkaitan dengan pengembangan pribadi, sosial, belajar dan karir. Luas minimum 9 m2 dan mampu memberikan suasana nyaman serta privasi bagi peserta didik. Sarana yang harus ada dalam ruang konseling adalah meja-kursi kerja, kursi tamu, lemari, papan kegiatan, instrumen konseling, buku sumber, media pengembangan kepribadian, dan jam dinding.7. Ruang organisasi kesiswaan

Ruang organisasi kesiswaan berfungsi sebagai tempat melakukan kegiatan kesekretariatan pengelolaan organisasi kesiswaan. Luas minimum 9 m2 dengan sarana yang harus dilengkapi adalah meja, kursi, papan tulis, lemari, dan jam dinding.8. Jamban

Jamban berfungsi sebagai tempat buang air besar dan/atau kecil. Minimum terdapat 1 unit jamban untuk setiap 40 peserta didik pria, 1 unit untuk setiap 30 peserta didik wanita, dan 1 unit untuk guru. Luas minimum 1 unti jamban 2 m2. Sarana dan ketentuan lain sama dengan ketentuan di SD/MI.

9. Gudang

Gudang berfungsi sebagai tempat menyimpan peralatan pembelajaran di luar kelas, tempat menyimpan sementara peralatan sekolah yang tidak/belum berfungsi di satuan pendidikan, dan tempat menyimpan arsip sekolah yang telah berusia lebih dari 5 tahun. Luas minimum gudang 21 m2. Gudang dapat dikunci dan memiliki sarana seperti lemari dan rak.

10. Tempat bermain/berolahraga

Tempat bermain/berolahraga berfungsi sebagai area bermain, berolahraga, pendidikan jasmani, upacara, dan kegiatan ekstrakurikuler. Rasio minimum luas tempat bermain/berolahraga 3 m2/peserta didik. Untuk satuan pendidikan dengan banyak peserta didik kurang dari 334, luas minimum tempat bermain/berolahraga 1000 m2. Di dalam luasan tersebut terdapat ruang bebas untuk tempat berolahraga berukuran 30 m x 20 m. Tempat bermain/berolahraga yang berupa ruang terbuka sebagian ditanami pohon penghijauan. Tempat bermain/berolahraga diletakkan di tempat yang tidak mengganggu proses pembelajaran di kelas. Tempat bermain/berolahraga tidak digunakan untuk tempat parkir. Ruang bebas yang dimaksud di atas memiliki permukaan datar, drainase baik, dan tidak terdapat pohon, saluran air, serta benda-benda lain yang mengganggu kegiatan olahraga. Sarana yang harus ada dalam tempat bermain/berolahraga di SMP/MTs sama dengan di SD/MI.

3. Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah

Satu SMA/MA memiliki minimum 3 rombongan belajar dan maksimum 27 rombongan belajar. Satu SMA/MA dengan tiga rombongan belajar melayani maksimum 6000 jiwa. Untuk pelayanan penduduk lebih dari 6000 jiwa dapat dilakukan penambahan rombongan belajar di sekolah yang telah ada atau pembangunan SMA/MA baru. Kriteria lahan untuk membangun SMA/MA berbeda dengan kriteria untuk SD/MI dan SMP/MTs. Kriteria bangunan sekolah SMA/MA berbeda dengan kriteria untuk SD/MI dan SMP/MTs, hanya berbeda dalam hal rasio luas lantai bangunannya. Sebuah SMA/MA minimum memiliki prasarana berupa ruang kelas, ruang perpustakaan, ruang laboratorium biologi, ruang laboratorium fisika, ruang laboratorium kimia, ruang laboratorium komputer, ruang laboratorium bahasa, ruang pimpinan, ruang guru, ruang tata usaha, tempat beribadah, ruang konseling, ruang UKS, ruang organisasi kesiswaan, jamban, gudang, ruang sirkulasi, dan tempat bermain/berolahraga. Berikut ini adalah penjelasan tentang ketentuan masing-masing prasarana tersebut dan sarana yang harus dimiliki di dalamnya.1. Ruang KelasFungsi ruang kelas adalah tempat kegiatan pembelajaran teori, praktek yang tidak memerlukan peralatan khusus, atau praktek dengan alat khusus yang mudah dihadirkan. Banyak minimum ruang kelas sama dengan banyak rombongan belajar dengan kapasitas maksimum ruang kelas 32 peserta didik. Rasio minimum luas ruang kelas 2 m2/peserta didik. Untuk rombongan belajar dengan peserta didik kurang dari 15 orang, luas minimum ruang kelas 30 m2. Lebar minimum ruang kelas 5 m.Ruang kelas memiliki fasilitas yang memungkinkan pencahayaan yang memadai untuk membaca buku dan untuk memberikan pandangan ke luar ruangan. Ruang kelas memiliki pintu yang memadai agar peserta didik dan guru dapat segera keluar ruangan jika terjadi bahaya, dan dapat dikunci dengan baik saat tidak digunakan.2. Ruang PerpustakaanKetentuan ruang perpustakaan SMA/MA sama dengan ketentuan perpustakaan SMP/MTs, sarana yang harus dimiliki di dalamnya pun sama, hanya berbeda pada jumlah eksemplar buku referensi dan sumber belajar lain. Rasio buku referensi dan sumbur belajar lain untuk satuan SMA/MA yaitu 30 judul/sekolah.

3. Ruang Laboratorium BiologiRuang laboratorium biologi berfungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran biologi secara praktek yang memerlukan peralatan khusus.Ruang laboratorium biologi dapat menampung minimum satu rombongan belajar.Rasio minimum ruang laboratorium biologi 2,4 m2/peserta didik. Untuk rombongan belajar dengan peserta didik kurang dari 20 orang, luas minimum ruang laboratorium 48 m2 termasuk luas ruang penyimpanan dan persiapan 18 m2. Lebar minimum ruang laboratorium biologi 5 m. Ruang laboratorium biologi memiliki fasilitas yang memungkinkan pencahayaan memadai untuk membaca buku dan mengamati obyek percobaan. 4. Ruang Laboratorium FisikaRuang laboratorium fisika berfungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran fisika secara praktek yang memerlukan peralatan khusus. Ketentuan ruang laboratorium fisika sama dengan laboratorium biologi.

5. Ruang Laboratorium KimiaRuang laboratorium kimia berfungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran kimia secara praktek yang memerlukan peralatan khusus. Ketentuan ruang laboratorium kimia sama dengan laboratorium biologi. 6. Ruang Laboratorium KomputerRuang laboratorium komputer berfungsi sebagai tempat mengembangkan keterampilan dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi. Ruang laboratorium komputer dapat menampung minimum satu rombongan belajar yang bekerja dalam kelompok @ 2 orang. Rasio minimum luas ruang laboratorium komputer 2 m2/peserta didik. Untuk rombongan belajar dengan peserta didik kurang dari 15 orang, luas minimum ruang laboratorium komputer 30 m2. Lebar minimum ruang laboratorium komputer 5 m. 7. Ruang Laboratorium BahasaRuang laboratorium bahasa berfungsi sebagai tempat mengembangkan keterampilan berbahasa, khusus untuk sekolah yang mempunyai Jurusan Bahasa. Ruang laboratorium bahasa dapat menampung minimum satu rombongan belajar. Ketentuan ruang laboratorium bahasa sama dengan ruang laboratorium komputer.8. Ruang pimpinan, ruang guru, ruang UKS, ruang sirkulasi dan tempat beribadah

Ruang pimpinan, ruang guru, ruang UKS, ruang sirkulasi dan tempat beribadah di SMA/MA memiliki ketentuan yang sama dengan ketentuan di SMP/MTs. Hanya saja pada ruang guru terdapat 1 set kursi tamu. 9. Ruang tata usaha

Ruang tata usaha berfungsi sebagai tempat kerja petugas untuk mengerjakan administrasi sekolah. Rasio minimum 4 m2/petugas dengan luas minimum 16 m2. Ruang ini hendaknya mudah dicapai dari halaman sekolah atau lingkungan luar sekolah dan dekat dengan ruang pimpinan. Sarana yang harus ada dalam ruang tata usaha di SMA/MA sama dengan di SMP/MTs.

10. Ruang beribadah

Tempat beribadah berfungsi sebagai tempat warga sekolah melakukan ibadah yang diwajibkan oleh agama masing-masing pada waktu sekolah. Banyak tempat beribadah sesuai dengan kebutuhan tiap satuan pendidikan, dengan luas minimum 12 m2. Tempat beribadah dilengkapi sarana lemari, perlengkapan ibadah, dan jam dinding.

11. Ruang konseling

Ruang konseling berfungsi sebagai tempat peserta didik mendapatkan layanan konseling dari konselor berkaitan dengan pengembangan pribadi, sosial, belajar dan karir. Ketentuan dan sarana prasarana yang ada pada ruang konseling sama dengan di SMP/MTs.

12. Ruang UKS

Ruang UKS berfungsi sebagai tempat untuk penanganan dini peserta didik yang mengalami gangguan kesehatan di sekolah. Luas minimum ruang UKS 12 m2. Ruang UKS dilengkapi sarana tempat tidur, lemari, meja, kursi, catatan kesehatan peserta didik, perlengkapan P3K, tandu, selimut tensimeter, termometer badan, timbangan badan, pengukuran tinggi badan, tempat sampah, tempat cuci tangan, dan jam dinding.13. Ruang organisasi kesiswaan

Ruang organisasi kesiswaan berfungsi sebagai tempat melakukan kegiatan kesekretariatan pengelolaan organisasi kesiswaan. Luas minimum 9 m2 dengan sarana yang harus dilengkapi adalah meja, kursi, papan tulis, lemari, dan jam dinding.

14. Jamban

Jamban berfungsi sebagai tempat buang air besar dan/atau kecil. Minimum terdapat 1 unit jamban untuk setiap 40 peserta didik pria, 1 unit untuk setiap 30 peserta didik wanita, dan 1 unit untuk guru. Luas minimum 1 unti jamban 2 m2. Sarana dan ketentuan lain sama dengan ketentuan di SMP/MTs.15. Gudang

Gudang berfungsi sebagai tempat menyimpan peralatan pembelajaran di luar kelas, tempat menyimpan sementara peralatan sekolah yang tidak/belum berfungsi di satuan pendidikan, dan tempat menyimpan arsip sekolah yang telah berusia lebih dari 5 tahun. Luas minimum gudang 21 m2. Gudang dapat dikunci dan memiliki sarana seperti lemari dan rak.

16. Ruang sirkulasi

Ruang sirkulasi horizontal berfungsi sebagai tempat penghubung antar ruang dalam bangunan sekolah dan sebagai tempat berlangsungnya kegiatan bermain dan interaksi sosial peserta didik di luar jam pelajaran, terutama pada saat

hujan ketika tidak memungkinkan kegiatan-kegiatan tersebut berlangsung di halaman sekolah. 17. Tempat bermain/berolahraga

Tempat bermain/berolahraga berfungsi sebagai area bermain, berolahraga, pendidikan jasmani, upacara, dan kegiatan ekstrakurikuler. Rasio minimum luas tempat bermain/berolahraga 3 m2/peserta didik. Untuk satuan pendidikan dengan banyak peserta didik kurang dari 334, luas minimum tempat bermain/berolahraga 1000 m2. Di dalam luasan tersebut terdapat ruang bebas untuk tempat berolahraga berukuran 30 m x 20 m.4. Permasalahan Terkait dengan Standar Sarana dan Prasarana Sekolah/Madrasah yang Terjadi di Pulau Jawa

Secara umum, berdasarkan telaah kasus dari berbagai media dan berita televisi, serta hasil observasi secara sampel di lembaga pendidikan yang telah dilakukan oleh Kemendikbud (2012), diperoleh beberapa permasalahan sarana prasarana, antara lain adalah sebagai berikut.

a. Infrastruktur masih kurang untuk menjangkau layanan pendidikan terutama di daerah pedesaan dan daerah khusus (terdepan, terdalam, dan terpencil). Contohnya, tidak ada jalan yang layak, tidak ada jembatan penyeberangan, tidak ada transportasi umum dan transportasi individu untuk menuju ke sekolah.

b. Kelayakan bangunan gedung lembaga pendidikan tidak merata. Di wilayah tertentu (terutama perkotaan dan masyarakat dengan ekonomi elit) terdapat bangunan dengan fasilitas yang sangat lengkap dan modern. Namun, di sisi lain, masih sangat banyak bangunan lembaga pendidikan yang rusak, tidak layak huni sebagai lembaga pendidikan, bahkan tidak memiliki tempat/bangunan, tetapi terjadi aktivitas layanan pendidikan.

c. Ketidaklengkapan dan kurang merata kepemilikian fasilitas belajar yang layak seperti perabot (furnitur), sumber belajar (baik cetak maupun noncetak), perangkat kurikulum tidak lengkap, tidak memiliki perpustakaan, tidak memiliki komputer dan layanan administrasi. Namun, di sisi lain terdapat lembaga pendidikan dengan kelengkapan fasilitas sangat layak dan modern.

d. Kepemilikan laboratorium dan peralatannya yang belum merata untuk menunjang pelaksanaan belajar dalam lembaga pendidikan. Di sisi lain, terdapat lembaga pendidikan dengan kondisi kepemilikan laboratorium sangat lengkap dan modern.

e. Kondisi sanitasi lingkungan lembaga pendidikan belum semuanya memenuhi kriteria lembaga pendidikan sehat. Ruangan sempit, kurang ventilasi, kelengkapan dan ketercakupan fasilitas toilet, kelayakan halaman. Namun, di sisi lain terdapat lembaga pendidikan yang sangat mewah.

f. Belum ada lingkungan lembaga pendidikan yang memenuhi tuntutan aksesabilitas secara ideal, sehingga dapat memberikan layanan orientasi mobilitas sesuai kebutuhan individu.

g. Belum meratanya implementasi regulasi tentang pengembangan sarana pendidikan, masih terbatasnya akses kebijakan tersebut, artinya baru dapat dinikmati oleh lembaga pendidikan yang mudah terjangkau oleh informasi (contoh penambahan ruang kelas, gedung, yang tidak dapat diakses oleh daerah khusus).

Beberapa solusi untk menyelesaikan permasalahan ketidak sesuaian sarana dan prasarana yang ada di sekolah Indoensia diantara adalah sebagai berikut.

a. Solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah pemerintah sebelum membangun sebuah sekolah atau lembaga pendidikan perlu memperhatikan peraturan dan syarat yang sudah ditetapkan karena apabila mamiliki sarana dan prasarana yang kurang lengkap siswa tidak memilih untuk sekolah di sekolah tersebut.b. Pemerintah dalam hal ini Dinas Pendidikan harus mengambil kebijakan yang cepat dan tepat yakni dengan memusatkan pemberian anggaran pembangunan pada sekolah yang saran dan prasarananya minim. Selain itu, penyediaan tenaga pengajar ataupun kekurangan guru pada mata pelajaran yang perlu diperhatikan oleh pemerintah. Basis data sekolah dapat di perbaharui agar informasi tentang pendidikan di suatu daerah dapat terperinci dan terbarukan.

c. Pemerintah harus melakukan survei mendalam tentang profil sarana dan prasarana lembaga pendidikan dan menentukan peta permasalahannya secara periodik (5 tahun) sesuai dengan daya tahan pemakaian sarana prasarana.

d. elaksanaan regulasi peningkatan kualitas sarana prasarana tidak selalu ditawarkan melalui kompetisi yang dan mudah mengakses informasi. Bagi lembaga yang tertinggal dan sangat tertinggal harus dikeluarkan regulasi secara langsung dengan model pendampingan dalam implementasinya agar arah pengembangan sarana dan prasarana jelas.

e. Perencanaan dan pengadaan aksesabilitas lingkungan pendidikan dilakukan sesuai kebutuhan layanan pendidikan baik sarana prasarana indoor maupun outdoor dan infrastruktur.

f. Diperlukan adanya kerjasama antara Kemdikbud dengan lembaga atau kementerian yang lain dalam pengadaan dan pemeliharaan sarana dan parasarana pendidikan.

g. Perlu dilakukan pengawasan proses pengelolaan pendidikan dengan tolok ukur capaian pengelolaan pendidikan yang jelas. Selama ini tolok ukur lebih bersifat administratif dan kurang menggambarkan kualitas proses dan tanggung jawab serta komitmen pelaku pengelola