25
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses organogenesis merupakan suatu proses pembentukan macam-macam organ yang berasal dari tiga lapisan germ layer yang telah terbentuk terlebih dahulu pada tahap gastrulasi. Masing-masing lapisan yaitu ektoderm, mesoderm dan endoderm akan membentuk suatu bumbung yang nantinya akan berkembang menjadi jaringan atau sistem organ tertentu yang berbeda namun berkaitan satu dengan yang lain. Pada organogenesis juga terjadi tahap pertumbuhan akhir embrio yaitu penyelesaian secara halus bentuk definitif menjadi ciri suatu individu. Pada makalah ini, penulis berusaha menjelaskan tentang organogenesis, tepatnya organogenesis turunen ektoderm beserta kelainan perkembangannya. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan induksi embrionik? 2. Bagaimana mekanisme pembentukan organ-organ derivate ektoderm? 3. Apa saja jenis kelainan pada perkembangan embrionik? 1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian induksi embrionik 1

MAKALAH SPH 2 ORGANOGENESIS: EKTODERM DAN KELAINAN PERKEMBANGAN

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ORGANOGENESIS: EKTODERM DAN KELAINAN PERKEMBANGAN

Citation preview

Page 1: MAKALAH SPH 2 ORGANOGENESIS: EKTODERM DAN KELAINAN PERKEMBANGAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proses organogenesis merupakan suatu proses pembentukan macam-

macam organ yang berasal dari tiga lapisan germ layer yang telah terbentuk

terlebih dahulu pada tahap gastrulasi. Masing-masing lapisan yaitu ektoderm,

mesoderm dan endoderm akan membentuk suatu bumbung yang nantinya akan

berkembang menjadi jaringan atau sistem organ tertentu yang berbeda namun

berkaitan satu dengan yang lain. Pada organogenesis juga terjadi tahap

pertumbuhan akhir embrio yaitu penyelesaian secara halus bentuk definitif

menjadi ciri suatu individu.

Pada makalah ini, penulis berusaha menjelaskan tentang organogenesis,

tepatnya organogenesis turunen ektoderm beserta kelainan perkembangannya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan induksi embrionik?

2. Bagaimana mekanisme pembentukan organ-organ derivate ektoderm?

3. Apa saja jenis kelainan pada perkembangan embrionik?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian induksi embrionik

2. Untuk mengetahui mekanisme pembentukan organ-organ derivat ektoderm

3. Untuk mengetahui jenis-jenis kelainan perkembangan embrionik

1

Page 2: MAKALAH SPH 2 ORGANOGENESIS: EKTODERM DAN KELAINAN PERKEMBANGAN

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Induksi Embrionik

Organogenesis adalah proses pembentukan organ-organ tubuh eksternal

dan internal. Organogenesis merupakan suatu tahap embrio yang memerlukan

waktu paling lama, dan merupakan tahap paling sensitif selama

perkembangan embrio. Organogenesis berasal dari lapisan-lapisan germinal

ektoderm, mesoderm dan endoderm yang berkembang menjadi organ-organ

internal (Wiati, 2001). Sudarwati & Sutasurya (1990), menjelaskan bahwa

pada hewan vertebrata, gastrulasi menghasilkan suatu embrio yang

mempunyai tiga lapisan lembaga, yaitu lapisan endoderm di sebelah dalam,

mesoderm di tengah, dan ektoderm di sebelah luar. Dari mesoderm terbentuk

notochord yang terletak dibawah ektoderm bagian dorsal. Dalam

perkembangan selanjutnya, ketiga lapisan lembaga ini akan membentuk

jaringan-jaringan khusus dan organ tubuh, proses ini disebut organogenesis.

Organogenesis melibatkan peristiwa induksi embrionik. Induksi embrionik

adalah peristiwa berinteraksinya dua macam jaringan pada embrio yang

menyebabkan berdiferensiasinya jaringan yang mendapat rangsangan menjadi

suatu struktur yang baru. Induksi embrionik dibagi menjadi 2 yaitu, induksi

primer dan induksi sekunder. Induksi primer adalah induksi notokord

terhadap ektoderm menghasilkan neural tube, yang akan berkembang sumbu

tubuh, sedangkan induksi sekunder adalah induksi yang terjadi setelah hasil

induksi primer (Yatim, 1990).

2.2 Pembentukan Organ Derivat Ektoderm

Ektoderm sebagai lapisan luar dari embrio terdiri atas bakal bumbung

neural, bakal pial neural, dan bakal epidermis. Bumbung neural merupakan

bakal dari sistem saraf pusat, sedang pial neural akan membentuk sistem saraf

periferi, serta ganglion, medula adrenal, sel-sel pigmen, dan kepala. Turunan

epidermis dapat dibagi menjadi dua macam: yang berasal dari penebalan

epidermis (plakoda) yaitu lensa mata, telinga dalam, puting-puting pengecap ;

sedangkan epidermis lainnya akan membentuk epidermis kulit, rambut,

2

Page 3: MAKALAH SPH 2 ORGANOGENESIS: EKTODERM DAN KELAINAN PERKEMBANGAN

tanduk, kuku, lapisan permukaan mulut dan anus, dan hipofisa anterior

(Sudarwati & Sutasurya,1990)

Menurut Yatim (1990), turunan ektoderm dibagi menjadi 4 yaitu, (1)

pembentukan sistem saraf pusat, (2) pembentukan mata, dan (3) pembentukan

kulit.

2.2.1 Organogenesis Turunan Ektoderm Amfibia

2.2.1.1 Pembentukan Saraf dan Indera

Susunan saraf mula-mula teriri dari 3 bagian yaitu Bumbung

neural, neural kress, dan plakode indra. Bumbung neural akan menjadi

otak yang terbagi dalam 3 bagian prosenceohalon, mesencephalon, dan

rhombencephalon. Sedangkan Neural kress yang akan membangun saraf

spinal. Neurilemma dan selaput schwan berasal dari spongioblast Neural

crest sedangkan durameter dari sel mesenkim (Djuhanda, 1981).

2.2.1.2 Pembentukan Mata

Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa otak terdiri dari tiga

bgian salah satunya prosencephalon. Pada prosencephalon ini terdapat

vesikula optic yang merupakan bakal mata yang tampak sebagai sepasang

penonjolan kearah latera. Vesikula optic melakukan invaginasi hingga

terbentuk cawan optic yang berdinding rangkap. Bagian dalam adalah

bakal lapisan sensoris retina dan bagian luar adalah lapisan berpigment

yang tumbuh menjadi lapisan choroid. Bersamaan dengan berkembangnya

cawan optic, plakoda lensa berinvaginasi pula dan kemudian terlepa sebagi

vesikula lensa yang dicakup oleh cawan optic. Ektoderm tempat

terlepasnya vesicular lensa kelak akan menjadi kornea mata (Djuhanda,

1981).

3

Page 4: MAKALAH SPH 2 ORGANOGENESIS: EKTODERM DAN KELAINAN PERKEMBANGAN

Gambar 2.2.1.2 Sayatan Embryo katak 1.Oral sucker of adhesive gland 3. Optic cup 4.Lens placode 5.Epidermis 6.Otic vesicle 7.Somites 8.Endodermal yolk mass

13

2.2.1.3 Pembentukan Insang dan Telinga

Setelah janin memanjang lalu lipatan neural akan menutup dan

berubah menjadi bumbung. Penutupan dari lipatan neural dimulai

ditengah-tengah janin dan berangsur ke anterior dan posterior. Selain itu

terjadi pembentukan lengkung insang yang akan berubah menjadi tunas

insang dan insang serta alat pendengaran dari katak. Pembentukanya

sendiri terjadi pada bagian plat anterolateral dimana ectoderm mengalami

penebalan dari ectoderm menjadi plat indera. Plat indera ini mengalami

pelengkungan sebanyak 6 lengkung. Pelengkungan dimulai dari bagian

anterior dan berlanjut menuju posterior. Diantara Lengkung/ lipatan insang

ke 3 sampai 6 ini, akan terbentuk lekuk insang dan kantong faring dan

diantara lekuk insang dan kantong faring ini akan terbentuk celah insang

sebanyak lima pasang celah yang pertama akan menjadi rongga telinga dan

saluran eustachius. Selain itu celah insang ini juga akan berubah menjadi

tunas insang dan akan berubah menjadi insang-insang luar pada

Sedangkan bagian dalam penebalan ectoderm dari pelat indera merupakan

primodial dari nerves Vagus dan cabang-cabang insang (Djuhanda, 1981).

2.2.1.4 Pembentukan Hidung

Pembentukan hidung merupakan organ indera terakhir yang

dibentuk dibandingkan mata dan telinga. Bakal hidung tampak berupa

lekuk hidung yang berasal dari plakoda hidung yang berinvaginasi pada

ectoderm dari daerah telensefalon (Yatim, 1994).

2.2.1.5 Pembentukan Kulit

Kulit terbentuk dari bumbung ectoderm awalnya terdiri dari selapis

sel epidermis kemudian tumbuh menjadi dua lapis sel yaitu periderm

berupa sel gepeng berada disebelah luar dan stratum germanitivum berupa

sel kubus berada disebelah dalam. Lapisan sebelah luar menanduk dan

4

Page 5: MAKALAH SPH 2 ORGANOGENESIS: EKTODERM DAN KELAINAN PERKEMBANGAN

mengelupas terus menerus disebut stratum corneum.Warna kulit berasal

dari chromatophore yang dihasilkan dari Neural crest (Djuhanda, 1981).

2.2.2 Organogenesis Turunan Ektoderm Aves

2.2.2.1 Sistem Intergumen

Periderm ditemukan pada semua embrio amniota sebagai sarana

adaptasi. Epidermis berlapis tiga. Bakal lapisan basal aktif berprofilerasi,

akan membentuk lapisan intermedier. Dimulai dari bulan ke lima. Sel-sel

bawah lapisan intermedier mulai membentuk granul-granul kerathohalin

yang dikenali pada stratum granulosum. Kemudian lapisan periderm

terkelupas karena gelembung-gelembung berisi glikogen pecah. kejadian

tersebut bersamaan dengan diferensiasi stratum korneum (Lestari dkk,

2013).

Gambar 2.2.2.1.1: Intergumen burung area berbulu dan tidak berbulu (dari : Chuong et

al. 2000)

Gambar 2.2.2.1.2: Penampang melalui kulit burung atau mamalia (dari Lilly white 2006).

5

Page 6: MAKALAH SPH 2 ORGANOGENESIS: EKTODERM DAN KELAINAN PERKEMBANGAN

Gambar 2.2.2.1.3: Mikrograf lintas-bagian kulit dari Crested Caracara , spesies dengan daerah tidak berbulu di kepala. (A) Daerah tidak berbulu pada wajah, dan (B) bulu yang tertutup area pada kepala. Skala : 25 pm . e , epidermis ; c , kolagen ; er , eritrosit ; bv , pembuluh darah. (dari: Negro et al. 2006).

2.2.2.2 Sistem Saraf Pusat

Sistem saraf pusat terdiri atas spinal cold dan otak, disusun oleh

beberapa sel, yaitu neuroepitelium, sebagai sumber dari beberapa sel

lainnya, neuroblas, glioblas yang kemudian akan berdiferensiasi menjadi

sel oligodendroglia dan astrosit, dan sel-sel ependim. Ektoderm lipatan

neural dan bumbung neural awal berupa epitel berlapis banyak semu yang

tebal. Sel-sel neuroepitel memiliki aktivitas mitosis ysng tinggi dan

diketahui bahwa inti sel tersebut berada pada posisi yang berbeda-beda

selam hidupnya. Sintesis DNA terjadi pada inti yang teletak dekat

membran kemudian inti bergerak ke lumen bumbung neural dan sel

melnjutkan pembelahan mitosis (Lestari dkk, 2013).

Sebelum bumbung neural menutup, inti dan sel anakan kembali

bergerak ke arah membrane dan mulai mensintesis DNA dan mengulangi

siklus germinatif dengan menutupnya bumbung neural, sel-sel neuroepitel

berimigrasi dari lumen menuju membrane dan akan membuat juluran-

juluran hungga terbentuk akson dan dendrit (Lestari dkk, 2013).

2.2.2.3 Organ Indra

Pembentukan organ indra dimulai dengan penebalan dinding plakoda

ektodermal, sehingga hasil induksi sekunder dari wilayah sistem saraf

pusat yang sedang berkembang. Mata berasal dari ektoderm dan

mesoderm, dibagian sefalik embrio. Perkembangan awal dari berbagai

komponen mata tergantung pada interaksi induktif antar komponen dengan

6

Page 7: MAKALAH SPH 2 ORGANOGENESIS: EKTODERM DAN KELAINAN PERKEMBANGAN

komponen lainnya. Hal ini diikuti dengan fase diferensiasi intraseluler,

dimana dimulai dengan terjadinya mitosis dan kemudian sintesis RNA

yang mengarah pada pembentukan protein intrasluler spesifik serta serabut

matriks ekstraseluler. Pada perkembangan mata pengaruh matriks

ekstraseluler dengan migrasi sel berperan sangat penting (Lestari dkk,

2013).

Telinga dalam berasal dari vesikula otik yang merupakan interaksi

wilayah otak mielensefalon dengan ectoderm di atasnya. Telinga tengah

berasal dari hasil interaksi endoderm kantung faring pertama dengan

ektoderm bagian dasar letak insang pertama. Telinga luar dibentuk dari

pertumbuhan jaringan mesenkim dibentuk insang pertama (Lestari dkk,

2013).

2.2.3 Organogenesis Turunan Ektoderm Mamalia

2.2.3.1 Pembentukan Otak

Diferensiasi bumbung neural menjadi 3 wilayah bakal sistem saraf

pusat yaitu otak dan medula spinalis, terjadi secara simultan. Bumbung

neural mengalami konstriksi sehingga terbentuk tiga ruang. Pada tingkatan

jaringan, bumbung neural akan berdiferensiasi membentuk jaringan

fungsional otak dan medula spinalis, sedangkan pada tingkatan sel, sel

neuroepitelial akan berdiferensiasi menjadi neuron dan sel glia (Lestari

dkk, 2013).

Bagian anterior bumbung neural, terbagi menjadi tiga wilayah yaitu

otak depan (prosensefalon), otak bagian tengah (mesensefalon) dan otak

belakang (rombensefalon). Pada waktu bagian bumbung neural posterior

tertutup, tonjolan vesikula optik yang akan menjadi retina, berkembang

sepanjang sisi lateral otak depan. Prosensefalon dibagi lagi menjadi,

bagian anterior yaitu telensefalon dan di bagian kauda disebut diensefalon.

Telensefalon akan membentuk hemispher serebrum, sedangkan

diensefalon akan mementuk vesikula optik yang merupakan bakal retina,

terbentuk pula bakal talamus dan hipotalamus, sedangkan mesensefalon

tidak terbagi namun lumennya menjadi saluran serebral. Rombensefalon

berkembang menjadi dua wilayah, yaitu mielensefalon dan metensefalon.

Mielensefalon yang akan membentuk medulla oblongata kemudian

7

Page 8: MAKALAH SPH 2 ORGANOGENESIS: EKTODERM DAN KELAINAN PERKEMBANGAN

berdiferensiasi menjadi neuron saraf pusat, dan bertanggung jawab

terhadap rasa nyeri di daerah kepala dan leher. Metensefalon akan

berkembang menjadi otak kecil, yang mengkoordinasi gerakan

keseimbangan dan postur tubuh (Lestari dkk, 2013).

Gambar 2.2.3.1: Diagram memperlihatkan peristiwa seluler pada bumbung neural. Ketika mula-mula terbentuk, bumbung neural merupakan epithelium berlapis banyak semu dengan membrane luar sebgai basal dan puncak sel disaluran tengah sebagai apeks. Nukleus sel-sel neuroepitel mulai mensintesis DNA di area basal. (a) kemudian berimigrasi di dalam sitoplasma menuju bagian apikal dari sel. (b) Nukleus sel anak kembali ke membran luar, di mana sel mulai berdiferensiasi sebagai meuroblas. (c) atau kembali ke kumpulan sel-sel neuroepitelium yang berpoliferasi. (dikutip dari buku Perkembangan Hewan oleh Dr.Tien Wiati S. 2001: hal 7.3).

Gambar 2.2.2.3.2: Diagram menggambarkan jalur utama diferensiasi sel pada bumbung neural. (dikutip dari buku Perkembangan Hewan oleh Dr.Tien Wiati S. 2001: hal 7.3)

8

Page 9: MAKALAH SPH 2 ORGANOGENESIS: EKTODERM DAN KELAINAN PERKEMBANGAN

2.2.3.2 Pembentukan Kulit

Kulit merupakan salah satu dari turunan ektoderm. Pada awalnya

epidermis hanya selapis sel yang selanjutnya berkembang menjadi dua

lapis.

a. Lapisan Luar membentuk periderm yang akan menjadi lapisan sel

yang berpengaruh pada diferensiasi lapisan sel dibagian dalam

b. Lapisan Dalam disebut lapisan basal atau stratum germinativum

yang terdiri atas lapisan sel bakal epidermis yang akan melketa

pada membran basal (merupakan hasil sintesis lapisan basal).

Pada perkembangan selanjutnya, lapisan dalam membelah secara

asimetris menghasilkan sel anak yang tetap melekta pada membrane basal,

dan berfungsi sebagai sel induk (stem cell) sedangkan sel anak yang

berada di atasnya akan memulai berdiferensiasi dengan mensintesis keratin

(terdiri atas protein dan lipid yang bersifat kedap air), yang bentuknya

semakin memanjang menjadi suatu filament intermediat, sel penghasil

keratin ini dinamakan keratinosit, dengan membrannya saling terikat satu

sama lain dengan keratinosit lainnya. Dalam perkembangan selanjutnya,

sel-sel bakal akan terus menerus membelah sehingga akan mendorong sel

bagian atasnya menuju kea rah permukaan kulit. Setelah lapisan sel

(keratiosit) mensintesis keratin, aktivitas transkripsi mengalami kematian

dengan ciri protein keratin memipih dan mendorong nukleus kebagian

perifer, lapisan sel demikian ini disebut stratum korneum (Lestari dkk,

2013).

9

Page 10: MAKALAH SPH 2 ORGANOGENESIS: EKTODERM DAN KELAINAN PERKEMBANGAN

Gambar 2.2.3.2.1: Tahap-tahap histogenesis kulit manusia. (a) 1 bulan (b) mendekati 2 bulan (c) 2,5 bulan (d) 4 bulan (e) 6 bulan (f) kulit dewasa. (dikutip dari buku Perkembangan Hewan oleh Dr.Tien Wiati S. 2001: hal 7.5).

Gambar 2.2.3.2.2: Lapisan epidermis kulit manusia. Sel bagian basal aktif bermitosis, sedangkan bagian permukaan sel-selnya mati dengan banyak mengandung keratin. Pigmen yang terdapat pada keratinosit berasal teransport melanosom dari melanosit yang terdapat dibagian basal .

Beberapa faktor yang mempengaruhi pada perkembanngan

epidermis adalah BMPs (Bone Morphogenetic Proteins) yang menginisiasi

transkripsi gen p63 pada sel basal. Protein p63 dibutuhkan proliferasi dan

diferensiasi keratinosit, juga untuk merangsang produksi ligan Notch.

10

Page 11: MAKALAH SPH 2 ORGANOGENESIS: EKTODERM DAN KELAINAN PERKEMBANGAN

Pembentukan kelenjar keringat dan rambut membutuhkan suatu interaksi

antara mesenkim dermal dengan epitelium ektodermal, yang menghasilkan

epithelium menebal disebut plakoda yang berfungsi sebagai prekusor

folikel rambut. Daerah epidermal yang akan mengalami penebalan, terjadi

sekresi protein Wnt dan terjadi signaling Wnt untuk inisiasi perkembangan

folikel rambut (Lestari dkk, 2013).

Pada mamalia, indikasi bagian epidermal akan membentuk rambut

adalah dengan adanya agregasi dengan fibroblas yang terletak di dermis,

hasilnya bentuk sel epidermal memenjang, membelah dan bergerak masuk

kelapisan dermis. Fibroblas merespon ingresi ini sehingga terbentuk nodus

kecil disebut papilla dermis, yang selanjutnya induksi sel epidermal untuk

membelah secara cepat dan berdiferensiasi membentuk sel-sel batang

rambauut yang mengalami keratinasi (Lestari dkk, 2013).

Gambar 2.2.3.2.3: Tahap-tahap utama pembentukan rambut manusia. (a) primordium rambut umur 12 minggu (b) tonjolan rambut awal 15-16 minggu (c) bulbus folikel rambut 18 minggu (d) rambut dewasa. (dikutip dari buku Perkembangan Hewan oleh Dr.Tien Wiati S. 2001: hal 7.5).

2.2.3.3 Organ Indra

Pembentukan organ indra dimulai denngan penebalan plakoda

ektodermal, sebagai hasil induksi sekunder dari beberapa wilayah sistem

saraf pusat yang sedang berkembang. Organ indra vertebrata yang paling

komplek adalah mata dan telinga. Mata vertebrata berasal dari ektoderm

dan mesoderm, dibagian sefalik embrio. Telinga mamalia dewasa dibagi

11

Page 12: MAKALAH SPH 2 ORGANOGENESIS: EKTODERM DAN KELAINAN PERKEMBANGAN

menjadi tiga bagian, yaitu telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam.

Primordium labirin membran, atau telinga dalam adalah bagian pertama

telinga yang dibentuk. pembentukan vesikula otik distimulasi oleh induksi

otak belakang pada ektoderm diatasnya (Wiati, 2001).

2.3 Kelainan Pembentukan Organ Derivat Ektoderm

Perkembangan pada pembentukan organ-organ derivat ektoderm adalah

kulit dan turunannya, dijelaskan proses pembentukan periderm yang

dilanjutkan dengan pembentukan kulit terutama bagian epidermis.

Pembentukan organ indera yang dijelaskan pembentukan mata dan telinga.

Mata merupakan turunan ectoderm dari wilayah otak diensefalon sedangkan

telinga dari mielensefalon.

2.3.1 Kulit Dan Turunannya

Pada semua mamalia epidermis mengalami diferensiasi yang khas

selama hidup embrionik. Satu lapisan ectoderm berkembang menjadi

struktur epidermal berlapis dua yang berupa lapisal sel periderm pipih di

permukaan tubuh. Periderm ditemukan pada semua embrio amniota,

termasuk reptile sebagai sarana adaptasi embrio. Terdapat tiga jenis sel

yang berinvasi masuk kedalam epidermis embrio dan tetap terdapat selama

hidup individu dewasa yang pertama adalah melanoblas. Diferensiasi

melanoblas menjadi melanosit berhubungan dengan pembentukan granul-

granul pigmen dari premelanosom. Terdapat perbedaan rasial yang besar

dalam pigmentasi kulit disebabkannya jumlah melanosit dalam kulit.

Pada kulit albino terdapat melanosit dengan jumlah yang normal

tetapi gagal mengakumulasi pigment karena kekurangan enzim tirorsinase

yang mengubah asam amino tirorsin menjadi melanin. Pada ras yang

12

Page 13: MAKALAH SPH 2 ORGANOGENESIS: EKTODERM DAN KELAINAN PERKEMBANGAN

banyak terpigmentasi melanosit memasuki epidermis embrionik lebih awal

daripada yang lain.

2.3.2 Sistem Saraf Pusat

Badan otak merupakan suatu wilayah yang sangat dekat dengan

bumbung neural. Wilayah ini adalah tempat yang dilalui oleh jalur

serabut saraf yang menuju atau berasal dari otak, tumbuh kearah bawah

dan masuk spinal cord. Melalui keeping alar, kelompok serabut saraf

sensoris bergerak ke atas dan memasuki wilayah otak.

Kelainan pada perkembangan otak yaitu:

1) Gangguan pada induksi dorsal

2) Gangguan pada induksi ventral

3) Gangguan pada proliferasi sel

4) Gangguan pada migrasi saraf

2.3.2.3 Organ Indera

Pembentukan organ indera dimulai dengan penebalan plakoda

ektodermal, sebagai hasil induksi sekunder dari beberapa wilayah

sistem saraf pusat yang sedang berkembang. Organ indera vertebrata

yang paling penting dan paling kompleks adalah mata dan telinga.

Mata

Mata vertebrata adalah organ yang sangat kompleks, berasal dari

ectoderm dan mesoderm, dibagian sefalik embrio. Perkembangan awal

dari berbagai komponen mata tergantung pada interaksi induktif antara

satu komponen dengan komponen lainnya.

Pada embrio, sel-sel lapisan ganglion pertama kali berdiferensiasi.

Diferensiasi lapisan-lapisan yang lain terjadi berikutnya, dengan lapisan

batang dan kerucut berdiferensiasi paling akhir. Apabila terdapat

kelainan saat diferensiasi, sel kerucut dan sel batang tidak berkembang.

Telinga

13

Page 14: MAKALAH SPH 2 ORGANOGENESIS: EKTODERM DAN KELAINAN PERKEMBANGAN

Telinga terdiri dari tiga bagian yaitu telinga dalam, telinga tengah

dan telinga luar. Telinga luar dibentuk oleh pertumbuhan jaringan

mesenkim di lekuk insang pertama pada embrio muda. Selama bulan

kedua beberapa nodul membesar, beberapa nodul berasal dari jaringan

lengkung mandibular dan yang lain berasal dari lengkung hyoid

sepanjang tepi kaudal lekuk insang. Pada telinga luar terdapat kelainan

yang disebut mikrotia. Pada Mikrotia, daun telinga bentuknya lebih

kecil dan tidak sempurna. Mikrotia adalah kelainan kongenital berupa

malformasi daun telinga yang memperlihatkan kelainan bentuk dengan

derajat kelainan dari ringan sampai berat, daun telinga

berukuran kecil sampai tidak terbentuk sama sekali (anotia).Pada

kelainan ini daun telinga mengandung sisa kartilago yang tidak

terbentuk dengan baik yang melekat pada jaringan lunak lobul dan

posisinya tidak sesuai dengan telinga normal.

14

Page 15: MAKALAH SPH 2 ORGANOGENESIS: EKTODERM DAN KELAINAN PERKEMBANGAN

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Induksi embrionik adalah peristiwa berinteraksinya dua macam jaringan

pada embrio yang menyebabkan berdiferensiasinya jaringan yang

mendapat rangsangan menjadi sutu struktur yang baru. Induksi embrionik

dibagi menjadi 2 yaitu, induksi primer dan induksi sekunder.

Pembentukan organ-organ derivat ektoderm

Sistem Saraf Pusat

Amfibia

Bumbung neural akan menjadi otak yang terbagi dalam 3 bagian

prosenceohalon, mesencephalon, dan rhombencephalon

Aves

Sistem saraf pusat terdiri atas medula spinalis dan otak, disusun oleh

beberapa sel, yaitu neuroepitelium, sebagai sumber dari beberapa sel

lainnya, neuroblas, glioblas yang kemudian akan berdiferensiasi menjadi

sel oligodendroglia dan astrosit, dan sel-sel ependim

Mamalia

Diferensiasi bumbung neural menjadi 3 wilayah bakal sistem saraf pusat

yaitu otak dan medula spinalis. Bagian anterior bumbung neural, terbagi

menjadi otak depan (prosensefalon), otak bagian tengah (mesensefalon)

15

Page 16: MAKALAH SPH 2 ORGANOGENESIS: EKTODERM DAN KELAINAN PERKEMBANGAN

dan otak belakang (rombensefalon). Prosensefalon dibagi menjadi, bagian

anterior yaitu telensefalon dan di bagian kauda disebut diensefalon.

Rombensefalon berkembang menjadi dua wilayah, yaitu mielensefalon dan

metensefalon

Sistem Organ Indera

Amfibia

Prosencephalon terdapat vesikula optic yang merupakan bakal mata.

Penutupan dari lipatan neural terjadi pembentukan lengkung insang yang

akan berubah menjadi tunas insang dan insang serta alat pendengaran dari

katak. Bakal hidung tampak berupa lekuk hidung berasal dari plakoda

hidung yang berinvaginasi pada ectoderm dari daerah telensefalon.

Aves

Mata berasal dari ektoderm dan mesoderm, dibagian sefalik embrio.

Mamalia

Pembentukan organ indra dimulai denngan penebalan plakoda ektodermal,

sebagai hasil induksi sekunder dari beberapa wilayah sistem saraf pusat

yang sedang berkembang.

Sistem Integumen

Amfibia

Kulit terbentuk dari bumbung ectoderm awalnya terdiri dari selapis sel

epidermis kemudian tumbuh menjadi dua lapis sel yaitu periderm berupa

sel gepeng berada disebelah luar dan stratum germanitivum berupa sel

kubus berada disebelah dalam.

Aves

Epidermis berlapis tiga. Lapisan intermedia - stratum granulosum - stratum

korneum.

Mamalia

Lapisan Luar membentuk perid, lapisan dalam disebut lapisan basal atau

stratum germinativum.

Kelainan perkembangan

Kulit albino terdapat melanosit dengan jumlah yang normal tetapi

gagal mengakumulasi pigment karena kekurangan enzim

tirorsinase yang mengubah asam amino tirorsin menjadi melanin

16

Page 17: MAKALAH SPH 2 ORGANOGENESIS: EKTODERM DAN KELAINAN PERKEMBANGAN

Kelainan pada sistem saraf pusat: gangguan pada induksi dorsal,

gangguan pada induksi ventral, gangguan pada proliferasi sel,

gangguan pada migrasi saraf

Kelainan pada mata saat diferensiasi, sel kerucut dan sel batang

tidak berkembang. Pada telinga luar terdapat kelainan yang disebut

mikrotia

DAFTAR RUJUKAN

Djuhanda, Tatang. 1981. Embriologi Perbandingan. Bandung: Armico

Lestari, Umie; Tenzer, Amy; Handayani, Nursasi; Gofur, Abdul. 2013. Struktur

Perkembangan Hewan II. Malang: UM Press.

Sudarwati, Sri dan Sutasurya, Lien, A. 1990. Dasar-Dasar Perkembangan

Hewan. Bandung: FMIPA ITB.

Wiati, Tien, Surjono. 2001. Perkembangan Hewan. Pusat Penerbitan Universitas

Terbuka

Yatim, Wildan. 1990. Reproduksi dan Embriologi. Bandung: Tarsito

Yatim, Wildan. 1994. Reproduksi dan Embriologi. Bandung: Tarsito

17