23
MAKALAH SOSIOLOGI “Sejarah Perkembangan Sosiologi” KELOMPOK 1 : Fariz Kusuma (0806349434) Nadzira Afiani (1206318546) Triamy Verdita (1206318672)

Makalah Sosiologi Kelompok I (Ekstensi Fiskal 2012)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah Sosiologi Kelompok I (Ekstensi Fiskal 2012)

MAKALAH SOSIOLOGI“Sejarah Perkembangan Sosiologi”

KELOMPOK 1 :

Fariz Kusuma (0806349434)

Nadzira Afiani (1206318546)

Triamy Verdita (1206318672)

Ekstensi Administrasi Fiskal

Universitas Indonesia

Page 2: Makalah Sosiologi Kelompok I (Ekstensi Fiskal 2012)

Sejarah Perkembangan Sosiologi

A. Awal Kemunculan Sosiologi

Masyarakat merupakan kumpulan dari kelompok-kelompok sosial yang

membentuk suatu struktur negara dimana setiap individu harus menghadapi ancaman-

ancaman terhadap hal yang selama ini dianggap sebagai hal yang memang benar sudah

seharusnya demikian atau yang disebut threats to the taken-for-granted world.1 Pada

akhir abad ke-18, ancaman terhadap tatanan sosial yang dihadapi oleh setiap individu

membuahkan pemikiran bahwa masyarakat dapat dipelajari, sehingga sosiologi

kemudian muncul sebagai ilmu sosial yang diakui eksistensinya sekitar abad ke-19 di

benua Eropa. Seorang ahli filsafat dari Perancis, Auguste Comte, mencetuskan pertama

kali sociology yang berasal dari kata Romawi yaitu socius yang berarti “kawan” dan kata

Yunani yaitu logos yang berarti “kata” atau “berbicara” sehingga sosiologi berarti

“berbicara mengenai masyarakat”. Menurut Ritzer, ada beberapa kekuatan sosial yang

mendorong pertumbuhan sosiologi seperti:2

1. Revolusi politik

2. Revolusi industri dan munculnya kapitalisme

3. Munculnya sosialisme

4. Urbanisasi

5. Perbahan keagamaan

6. Pertumbuhan Ilmu

Banyak ahli sepakat bahwa faktor yang melatarbelakangi kelahiran sosiologi

adalah karena adanya krisis-krisis yang terjadi di dalam masyarakat. Sejak awal

kelahirannya, sosiologi banyak dipengaruhi oleh filsafat sosial, namun berbeda dengan

filsafat sosial yang banyak dipengaruhi ilmu alam dan memandang masyarakat sebagai

“mekanisme” yang dikuasai hukum-hukum mekanis karena sosiologi lebih menempatkan

warga masyarkat sebagai individu yang relatif bebas.3 Sosiologi hadir sebagai ilmu yang

mempelajari perilaku dan interaksi kelompok, menelusuri hal asal-usul pertumbuhannya,

serta menganalisis pengaruh kegiatan kelompok terhadap anggotanya.

1 Karmanto Sunarto, Pengantar Sosiologi (Jakarta:2000) hal. 12 Ibid3 J.Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto, Sosiologi: Teks Pengantar dan Terapan, (Jakarta: 2011) hal.5

1

Page 3: Makalah Sosiologi Kelompok I (Ekstensi Fiskal 2012)

B. Sosiologi Sebagai Ilmu Pengetahuan

Ilmu pengetahuan merupakan pengetahuan yang tersusun secara sistematis dengan

penggunaan kekuatan pemikiran, dimana pengetahuan tersebut selalu dapat diperiksa dan

ditelaah dengan kritis. Tujuan ilmu pengetahuan adalah untuk lebih mengetahui dan

mendalami segala segi kehidupan. Sosiologi merupakan ilmu sosial dengan masyarakat

sebagai objek dan sebagai ilmu yang berdiri sendiri karena telah memenuhi segenap

unsur-unsur ilmu pengetahuan dengan ciri-ciri utama:4

1. Sosiologi bersifat empiris Ilmu pengetahuan tersebut didasarkan pada observasi

terhadap kenyataan dan akal sehat serta hasilnya tidak bersifat spekulatif.

2. Sosiologi bersifat teoretis Ilmu pengetahuan tersebut selalu berusaha untuk

menyusun abstraksi dari hasil-hasil observasi. Abstraksi tersebut merupakan

kerangka unsur-unsur yang tersusun secara logis serta bertujuan untuk menjelaskan

hubungan-hubungan sebab akibat, sehingga menjadi teori.

3. Sosiologi bersifat kumulatif Teori-teori sosiologi dibentuk atas dasar teori-teori

yang sudah ada dalam arti memperbaiki, memperluas serta memperhalus teori-teori

yang lama.

4. Sosiologi bersifat nonetis Yang dipersoalkan bukanlah buruk-baiknya fakta

tertentu, tetapi tujuannya adalah untuk menjelaskan fakta tersebut secara analitis.

Sosiologi memusatkan perhatiannya pada segi-segi masyarakat yang bersifat

umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum. Pada dasarnya manusia adalah

makhluk sosial yang memiliki kemampuan beradaptasi, sehingga sosiologi digunakan

sebagai wadah masyarakat mempelajari kelompok-kelompok sosial agar mampun

bertahan hidup dalam memenuhi berbagai kebutuhannya.

C. Definisi Sosiologi

1. Pitirim Sorokin:5

Sosiologi mengatakan bahwa sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari:

Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala-gejala sosial

(misalnya: gejala ekonomi dengan agama, keluarga dengan moral, dsb)

Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala-gejala

nonsosial (misalnya: gejala geografis, dsb)

4 Prof.Dr. Soerjono Soekanto, Sosiologi: Suatu Pengantar , (Jakarta 2012) hal. 135 Terjemahan bebas dari Pitirim Sorokin, Contemporary Sociological Theories, (New York: 1928) hal.760-761

2

Page 4: Makalah Sosiologi Kelompok I (Ekstensi Fiskal 2012)

Ciri-ciri umum semua jenis gejala-gejala sosial.

2. Roucek & Warren:6

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam

kelompok-kelompok.

3. Selo Soemardjan dan Soeleman Soemardi:7

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial

termasuk perubahan sosial. Struktur sosial adalah keseluruhan jalinan antara unsur-

unsur sosial yang pokok, yaitu kaidah-kaidah sosial, lembaga-lembaga sosial,

kelompok-kelompok, serta lapisan sosial. Sedangkan proses sosial adalah

pengaruh timbal balik antara pelbagai segi kehidupan bersama.

4. Max Weber:8

Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan perhatiannya pada pemahaman

interpretatif atas tindakan sosial dan pada penjelasan kausal atas proses dan

konsekuensi dari tindakan tersebut.

5. Paul B. Horton:9

Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan penelaahan pada kehidupan kelompok dan

produk kehidupan kelompok tersebut.

6. Allan Jhonson:10

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari kehidupan dan perilaku, terutama dalam

kaitannya dengan suatu sistem sosial dan bagaimana sistem tersebut mempengaruhi

orang dan bagaimana pula orang yang terlibat didalamnya mempengaruhi sistem

tersebut.

D. Sosiologi Menurut Pandangan Tokoh-Tokohnya

Zaman sebelum Auguste Comte (Abad 18) :

Teori adalah serangkaian bagian atau variabel, definisi, dan dalil yang saling

berhubungan yang menghadirkan sebuah pandangan sistematis mengenai fenomena

dengan menentukan hubungan antar variabel, dengan menentukan hubungan antar

variabel, dengan maksud menjelaskan fenomena alamiah.11 Pengetahuan yang teoritis

6 Terjemahan bebas dari Roucek & Warren, Sociology: An Introduction (New Jersey :1962) hal.37 J. Dwi Narwoko & Bagong Suyanto, Sosiologi: Teks Pengantar dan Terapan (Jakarta:2011) hal.48 Jonathan H.Turner & Leonard Beeghley & Charles H.Powers, The Emergence Of Sociological Theory hal.1719 http://putracenter.net/2009/04/15/definisi-definisi-ilmu-sosiologi-menurut-para-ahli/ diakses pada tanggal 5 Oktober 2012, jam 13.0010 Ibid11 http://id.wikipedia.org/wiki/Teori diakses pada tanggal 5 Oktober 2012, jam 12.00

3

Page 5: Makalah Sosiologi Kelompok I (Ekstensi Fiskal 2012)

dalam sosiologi memberikan kemungkinan-kemungkinan untuk mengadakan proyeksi

sosial, yaitu usaha untuk dapat mengetahui ke arah mana masyarakat akan berkembang

atas dasar fakta yang diketahui pada masa lampau dan pada dewasa ini. Sebelum

sosiologi mulai diakui eksistensinya pada masa Auguste Comte, beberapa filsuf Barat

telah memberikan perhatian-perhatian terhadap permasalahan dalam masyarakat seperti:

1. Plato Menelaah masyarakat secara sistematis dengan merumuskan teori organis

tentang masyarakat yang mencakup bidang kehidupan ekonomi dan sosial.

2. Aristoteles Melakukan analisis terhadap lembaga-lembaga politik dalam

masyarakat.

3. Ibn Khaldun Mengemukakan beberapa prinsip pokok untuk menafsirkan

kejadian sosial dan peristiwa dalam sejarah.

4. Zaman Renaissance Tercatat nama-nama Thomas More dan Campanella

mengenai masyarakat ideal. N. Machiavelly mengemukakan mengenai bagaimana

cara mempertahankan kekuasaan.

5. Hobbes Menulis mengenai keadaan alamiah manusia yang didasari pada

keinginan-keinginan mekanis sehingga manusia selalu saling berkelahi (kontrak

sosial).

6. John Locke dan JJ Rousseau Menulis mengenai kontrak sosial.

7. Saint Simon Menulis tentang manusia yang hendaknya dipelajari dalam

kehidupan berkelompok.

Zaman Auguste Comte (Abad 19) :

Setiap ilmu memiliki tokoh-tokoh atau pemikir tertentu yang dianggap sebagai

perintis baik melalui teori atau pemikiran-pemikiran yang dicetuskan. Sosiologi memiliki

beberapa tokoh penting dalam perkembangannya di kehidupan bermasyarakat seperti:

1. Auguste Comte (1798-1857)

Comte berasal dari Perancis dan merupakan pencetus dari ilmu sosial yang dikenal

hingga kini yaitu sosiologi. Solidaritas merupakan produk dari bekerjanya

mekanisme integratif sistem sosial. Titik terminasi mekanisme sosial integratif

tersebut, menurut Auguste Comte (1973), adalah agama kemanusiaan (religion of

humanity). Agama kemanusiaan merujuk pada aras dimana seluruh kehidupan

manusia tertib dan tentram dalam relasi natural satu sama lain, dimana nalar dan

4

Page 6: Makalah Sosiologi Kelompok I (Ekstensi Fiskal 2012)

emosi hadir dalam keseimbangan dan integrasi.12 Pada tahun 1830-1842 yang terbit

sebanyak enam jilid. Dalam buku ini, Auguste Comte mengemukakan teori baru

yang diberi nama fisika sosial atau sosiologi. Comte berpendapat bahwa jika

manusia itu merupakan hasil dari evolusi. Maka, sejarahnya tentu berhubungan erat

dengan hukum-hukum evolusi dan kehidupan manusia dapat diselidiki dengan

metode yang juga dipakai untuk menyelidiki ilmu pengetahuan alam (Arif

Purnomo: Filsafat Sejarah, halaman 29). Namun Referensinya pada fisika

menunjukkan keinginannya untuk memuat sebuah ilmu yang sejati dan sungguh-

sungguh berusaha menemukan hukum, bertumpu pada data atau masukan yang

memang solid serta dilandaskan atas kenampakannya pada eksa.13 Comte

mengemukakan pandangannya mengenai “hukum kemajuan manusia” atau

“hukum tiga tahap” yaitu pandangan mengenai tiga jenjang yang akan dilewati

oleh sejarah manusia:

Tahap Teologi Pada jenjang ini manusia mencoba menjelaskan gejala di

sekitarnya dengan mengacu pada kekuatan yang dikendalikan roh dewa-dewa

maupun Tuhan Yang Maha Kuasa.

Tahap Metafisika Pada jenjang ini manusia mengacu pada kekuatan

metafisik atau abstrak.

Tahap Positif Pada jenjang ini penjelasan gejala alam maupun sosial

dilakukan dengan mengacu pada deksripsi ilmiah-didasarkan pada hukum

ilmiah. Tahap Positif menggunakan realitas dengan kuantitatif dan statistik.

Comte mencoba menjelaskan bahwa suatu ilmu pengetahuan bersifat positif,

apabila ilmu pengetahuan tersebut memusatkan perhatian pada gejala-gejala yang

nyata dan kongkret, tanpa ada halangan dari pertimbangan lainnya.14 Comte

menilai bahwa sosiologi merupakan studi positif tentang hukum-hukum dasar dari

gejala sosial. Comte kemudian membedakan antara sosiologi menjadi dua, yaitu:

Sosiologi Statis Memusatkan perhatian pada hukum-hukum sosial statis yang

menjadi dasar dari adanya masyarakat (tatanan sosial dan dinamika sosial).

Sosiologi statis menekankan pada struktur sosial.

12 http://politik.kompasiana.com/2011/05/27/agama-kemanusiaan-dan-politik-negara/ diakses pada tanggal 15 Oktober 2012, jam 07:3013 14 Prof.Dr. Soerjono Soekanto, Sosiologi: Suatu Pengantar (Jakarta 2012) hal. 31

5

Page 7: Makalah Sosiologi Kelompok I (Ekstensi Fiskal 2012)

Sosiologi Dinamis Teoru tentang perkembangan dalam arti pembangunan

(kemajuan dan perubahan sosial). Sosiologi dinamis memusatkan pada proses

sosial.

2. Karl Marx (1818-1883)

Marx dikenal sebagai seorang tokoh sejarah ekonomi, ahli filsafat, dan aktivis

asal Jerman yang mengembangkan teori mengenai sosialisme yang kemudian

dikenal dengan nama Marxisme. Marx berpandangan bahwa sejarah masyarakat

manusia merupakan sejarah perjuangan kelas. Menurut Marx perkembangan

pembagian kerja dalam kapitalisme menumbuhkan dua kelas berbeda yaitu:

Kelas yang terdiri atas orang yang menguasai alat produksi (kaum

bourgeoisie).

Kelas yang tidak memiliki alat produksi (kaum proletar).

Akibat pembagian kerja yang dirancang oleh Marx ini, munculah pemikiran-

pemikiran mengenai stratifikasi sosial dan konflik oleh sejumlah besar ahli

sosiologi.

3. Emile Durkheim (1858-1917)

Durkheim merupakan ilmuwan Perancis yang mengemukakan bahwa di bidang

perekonomian seperti di bidang industri modern terjadi penggunaan mesin serta

konsentrasi modal dan tenaga kerja yang mengakibatkan pembagian kerja dalam

bentuk spesialisasi dan pemisahan okupasi yang semakin rinci. Durkheim mengkaji

mengenai suatu gejala pembagian kerja dalam masyarakat dengan tujuan

memahami fungsi pembagian kerja tersebut serta untuk mengetahui faktor

penyebabnya. Durkheim membedakan dua tipe utama solidaritas yaitu:15

Solidaritas Mekanik Tipe solidaritas yang didasarkan pada persamaan dan

masih ditemui pada masyarakat yang sederhana. Pada masyarakat seperti ini

belum terdapat pembagian kerja yang berarti apa yang dilakukan oleh seorang

anggota masyarakat biasanya dapat dilakukan pula oleh orang lain, tidak

terdapat ketergantungan antar kelompok berbeda karena masing-masing

kelompok dapat memenuhi kebutuhannya sendiri, dan masing-masing kelompok

pun terpisah satu dengan yang lain.

15 Karmanto Sunarto, Pengantar Sosiologi (Jakarta:2000) hal. 5

6

Page 8: Makalah Sosiologi Kelompok I (Ekstensi Fiskal 2012)

Solidaritas Organik Tipe solidaritas yang merupakan kebalikan dari tipe

Solidaritas Mekanik dimana masyarakatnya tidak lagi memenuhi semua

kebutuhannya sendiri melainkan ditandai oleh kesalingtergantungan yang besar

dengan orang atau kelompok lain.

Menurut Durkheim, pembagian kerja meningkatkan solidaritas dan tidak

mengakibatkan disintegrasi karena masyarakat menjadi saling tergantung. Dalam

hal sosiologi, Durkheim memaparkan bahwa sosiologi harus mempelajari fakta

sosial yang merupakan cara bertindak, yang telah baku ataupun tidak, yang dapat

melakukan pemaksaan dari luar terhadap individu. Durkheim memberikan contoh

dari konsep fakta sosial yaitu:

Sejak bayi seorang anak diwajibkan makan, minum, tidur pada waktu tertentu,

diwajibkan taat, dan menjaga kebersihan serta ketenangan, diharuskan tenggang

rasa terhadap orang lain, menghormati adat dan kebiasaan.

Meningkatnya angka bunuh diri bukan disebabkan oleh faktor pribadi

melainkan bersumber pada masyarakat sehingga gejala bunuh diri merupakan

suatu fakta sosial.

Apabila Comte dan ahli sosiologi yang mengikutinya membagi sosiologi menjadi

statika sosial dan dinamika sosial, maka Durkheim dan teman-temannya

memperkenalkan pembagian lain berdasarkan pokok bahasannya menjadi sosiologi

umum, sosiologi agama, sosiologi hukum dan moral, sosiologi kejahatan dan

statistik moral, sosiologi ekonomi, morfologi sosial, dan sejumlah pokok bahasan

yang mencakup sosiologi estetika, teknologi, dan perang.16

4. Max Weber (1864-1920)

Weber merupakan ilmuwan Jerman yang mengkaji mengenai konsep dasar

sosiologi. Weber menyebutkan bahwa sosiologi adalah ilmu yang berupaya

memahami tindakan sosial, namun tidak semua tindakan manusia dapat dianggap

sebagai tindakan sosial. Suatu tindakan sosial apabila tindakan tersebut dilakukan

dengan mempertimbangkan perilaku orang lain, dan berorientasi pada perilaku

orang lain.17 Contoh: Bunuh diri akibat gangguan jiwa tidak dapat dikategorikan

sebagai tindakan sosial, namun bunuh diri karena terdorong rasa malu setelah

melakukan kesalahan merupakan tindakan sosial.

16 Karmanto Sunarto, Pengantar Sosiologi (Jakarta:2000) hal. 617 Karmanto Sunarto, Pengantar Sosiologi (Jakarta:2000) hal. 12

7

Page 9: Makalah Sosiologi Kelompok I (Ekstensi Fiskal 2012)

Zaman Setelah Auguste Comte (Abad 20) :

Setelah sosiologi berkembang menjadi ilmu pengetahuan, munculah teori-teori

yang mengembangkan sosiologi ke ilmu-ilmu pengetahuan lainnya yang dikelompokan

dalam enam mazhab seperti:

1. Mazhab Geografi dan Lingkungan

Masyarakat bisa berkembang bila ada tempat berpijak dan tempat untuk hidup

(Edward Bukle dan Le Plag).

2. Mazhab Organis dan Evolusioner

Melakukan analogi antara masyarakat manusia dengan organisme manusia

(Herbert Spencer).

Mengenai kebiasaan sosial yang timbul secara tak sadar dalam masyarakat (W.G.

Summer).

3. Mazhab Formal

Untuk menjadi warga masyarakat perlu megnalami proses individualisasi dan

sosialisasi (Georg Simmel).

Sosiologi memusatkan perhatian pada hubungan antara manusia tanpa mengaitkan

dengan tujuan/kaidah (Leopold Von Wiese).

4. Mazhab Psikologi

Menjelaskan gejala sosial dalam kerangka reaksi psikis seseorang (Gabriel Tarde).

Mengembangkan konsep primary group (Richard H.Cooley).

Memusatkan perhatian pada kondisi psikologis kehidupan sosial (L.T Hob House).

5. Mazhab Ekonomi

Mempergunakan metode sejarah dan filsafat untuk membangun suatu teori

perubahan (Karl Marx).

Mengungkapkan tentang empat tipe ideal aksi sosial (M.Weber).

6. Mazhab Hukum

Hukum yang dihubungkan dengan jenis-jenis solidaritas dalam masyarakat

(Durkheim).

Mengenai empat tipe ideal hukum (M.Weber).

Sosiologi Hukum (L.M Friedman & Daniel S.Lev).

Selain pengaplikasian dalam ilmu pengetahuan lain, beberapa tokoh penting di

abad ke-20 mencoba memberikan pandangan-pandangannya terhadap sosiologi seperti:

1. C. Wright Mills

8

Page 10: Makalah Sosiologi Kelompok I (Ekstensi Fiskal 2012)

Mills berpandangan bahwa untuk dapat memahami apa yang terjadi di dunia

maupun apa yang ada dalam diri sendiri, manusia memerlukan apa yang

dinamakannya imajiansi sosiologi (sociological imagination).18 Imajinasi sosiologi

ini memungkinkan kita untuk memahami sejarah masyarakat, riwayat hidup

pribadi, dan hubungan antara keduanya. Dalam melakukan imajinasi sosiologi

diperlukan dua peralatan pokok yaitu:

Troubles Of Milieu

Menurut Mills, trouble merupakan masalah pribadi dan merupakan ancaaman

terhadap nilai yang didukung pribadi.

Public Issues Of Social Structure

Menurut Mills, issues di pihak lain merupakan hal yang berada di luar

lingkungan setempat individu dan di luar jangkauan kehidupan pribadinya.

2. Peter Berger

Berger memberikan beberapa pandangan yang lebih luas dibanding ahli sosiologi

lainnya karena bahasannya mengenai citra yang harus dimiliki oleh seorang

sosiologi, daya tarik dari sosiologi, dan pandangan konsep masalah sosiologi itu

sendiri. Bagi Berger, bahwa seorang sosiolog adalah seseorang yang peduli dengan

pemahaman masyarakat dalam sebuah ajaran. Sifat alami dari ajaran ini adalah

ilmiah.19 Seorang ahli sosiologi bertujuan untuk memahami masyarakat, maka

pandangan ahli sosiologi harus mampu menembus tembok-tembok penghalang

yang menutupi struktur sosial. Berger beranggapan bahwa masalah yang menjadi

pokok perhatian ahli sosiologi tidak sama dengan suatu masalah sosial karena

masalah sosiologi menyangkut pemahaman terhadap interaksi sosial. Contohnya

bagaimana perceraian ataupun kebahagiaan dapat menjadi masalah dalam

sosiologi.

E. Metode-Metode Dalam Sosiologi

Mempelajari sesuatu membutuhkan cara-cara tertentu agar mencapai tujuan dari

pembelajaran tersebut. Dalam mempelajari sosiologi dengan masyarakat sebagai

objeknya, diperlukan metode-metode atau cara kerja yang juga dipergunakan oleh ilmu

18 Karmanto Sunarto, Pengantar Sosiologi (Jakarta:2000) hal. 1319 Terjemahan bebas dari Karmanto Sunarto, Pengantar Sosiologi (Jakarta:2000) hal. 14

9

Page 11: Makalah Sosiologi Kelompok I (Ekstensi Fiskal 2012)

pengetahuan lainnya. Terdapat beberapa cara kerja atau metode untuk mempelajari

sosiologi yaitu:20

1. Metode Kualitatif Mengutamakan bahan yang sukar dapat diukur dengan

angka-angka atau dengan ukuran lain yang bersifat eksak, walaupun bahan tersebut

terdapat dengan nyata dalam masyarakat. Dalam metode ini termasuk ke dalamnya

Metode Historis yang digunakan menganalisis peristiwa masa silam dan Metode

Komparatif yang menggunakan perbandingan dari berbagai macam masyarakat

beserta bidangnya untuk memperoleh perbedaan, persamaan, serta sebab-sebabnya.

2. Metode Kuantitatif Mengutamakan bahan keterangan dengan angka-angka,

seghingga gejala-gejala yang diteliti dapat diukur dengan mempergunakan skala-

skala, indeks, tabel, dan formula-formula yang semuanya mempergunakan ilmu

pasti atau matematika. Dalam metode ini termasuk ke dalamnya Metode

Sociometry yang berusaha meneliti hubungan antarmanusia dalam masyarakat

dengan mempergunakan skala dan angka serta Metode Statistik yang berusaha

menelaah gejala sosial secara sistematis.

3. Metode Studi Kasus (Case Study) Bertujuan untuk mempelajari sedalam-

dalamnya salah satu gejala nyata dalam kehidupan masyarakat. Alat-alat yang

dipergunakan dapat berupa interview, questionnaires, maupun participant observer

technique.

4. Metode Deduktif Berdasarkan hal-hal yang bersifat umum kemudian ditarik ke

hal-hal yang lebih khusus.

5. Metode Induktif Berdasarkan hal-hal khusus kemudian diambil

generalisasinya.

Dalam melakukan penelitian, para ahli sering kali menggunakan lebih dari satu

metode untuk menyelidiki objeknya karena metode tersebut sifatnya saling melengkapi.

Metode-metode tersebut diperkuat dengan konsep untuk menganalisis masalah-masalah

yang terdapat dalam lapangannya.

F. Pembagian Sosiologi

Para ahli banyak memberikan pandangan-pandangan yang berbeda mengenai

pokok bahasan dari sosiologi sendiri, meskipun dikemukakan dengan nama yang berbeda

namun maksud dari klasifikasinya adalah sama. Ada sejumlah ahli sosiologi yang

20 Prof.Dr. Soerjono Soekanto, Sosiologi: Suatu Pengantar (Jakarta 2012) hal. 43

10

Page 12: Makalah Sosiologi Kelompok I (Ekstensi Fiskal 2012)

mengklasifikasikan pokok bahasan sosiologi ke dalam dua bagian, ada pula yang

membagi dalam tiga bagian seperti:21

Tahun 1965: Inkeles membedakan menjadi hubungan sosial, institusi, dan masyarakat.

Tahun 1973: Jack Douglas membedakan antara perspektif makrososial dan perspektif

mikrososial.

Tahun 1977: Broom&Selznick membedakan antara tatanan makro dan tatanan mikro.

Tahun 1981: Doyle Paul Johnson membedakan antara jenjang makro dan jenjang mikro.

Tahun 1981: Randall Collins membedakan antara makrososiologi dan mikrososiologi.

Tahun 1985: Gerhard Lenski membedakan antara tiga jenjang analisis mikrososiologi,

mesosiologi, dan makrososiologi.

Mikrososiologi (Microsociology)

Melibatkan analisis terinci mengenai apa yang dilakukan, dikatakan, dan dipikirkan

manusia dalam laju pengalaman sesaat.

Mempelajari dampak sistem sosial dan kelompok primer pada individu.

Objeknya individu dan kelompok kecil.

Pokok bahasannya cenderung terdiri atas apa yang terjadi dalam jangka waktu

pendek.

Contoh: Mempelajari bagaimana adanya keluarga memberikan dampak bagi individu.

Makrososiologi (Macrosociology)

Melibatkan analisis proses sosial berskala besar dan berjangka panjang.

Mempelajari ciri masyarakat secara menyeluruh serta sistem masyarakat dunia.

Objeknya adalah pengelompokan individu yang lebih besar seperti kerumunan atau

organisasi, komunitas, dan masyarakat teritorial.

Pokok bahasannya cenderung terdiri gejala sosial yang berlangsung dalam jangka

waktu yang lebih panjang.

Contoh: Mempelajari bagaimana kesenjangan sosial pada masyarakat dapat terjadi di

berbagai daerah

Mesosiologi (Mesociology)

Bagian sosiologi yang tertarik pada insitusi khas dalam masyarakat.

21 Karmanto Sunarto, Pengantar Sosiologi (Jakarta:2000) hal. 19

11

Page 13: Makalah Sosiologi Kelompok I (Ekstensi Fiskal 2012)

Objeknya lebih terbatas daripada masyarakat teritorial tetapi lebih luas daripada

perseorangan atau kelompok.

Pokok bahasannya cenderung dalam jangka waktu terbatas karena tidak sepanjang

usia masyarakat.

Contoh: Mempelajari hubungan antara direktur, manajer, serta karyawan dalam

sebuah perusahaan.

G. Sosiologi di Indonesia

Pada zaman penjajahan Belanda sosiologi dianggap sebagai ilmu pembantu bagi

ilmu-ilmu yang lainnya atau belum dianggap cukup penting dan cukup dewasa untuk

dipelajari dan dipergunakan sebagai ilmu pengetahuan. Pada saat itu Sekolah Tinggi

Hukum (Rechtshogeschool) di Jakarta memberikan kuliah sosiologi sebagai pelengkap

namun dihapuskan karena dianggap belum penting untuk dipelajari tersendiri.

Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, seorang sarjana Indonesia yaitu

Soenario Kolopaking mulai memberikan kuliah sosiologi di Akademi Ilmu Politik di

Yogyakarta. Dalam perkembangan sosiologi di dalam perguruan tinggi, buku Hassan

Shadily memenuhi keperluan mahasiswa yang baru memulai belajar sosiologi. Dalam

mengembangkan ilmu sosiologi di Indonesia, maka para sarjana dan mahasiswa dikirim

ke luar negeri untuk memperdalam ilmu sosiologi. Perubahan pesat kemudian terjadi

dengan diterbitkannya buku sosiologi Djody Gondo Kusumo yang memuat beberapa

pengertian sosiologi yang bersifat teoritis dan filsafat dan kemudian sosiologi

berkembangan dalam dunia pendidikan di Indonesia hingga sekarang.

Sosiologi sendiri telah menjadi mata kuliah wajib fakultas di beberapa universitas

karena dianggap memiliki peranan penting bagi individu untuk dapat mempelajari

proses-proses sosial, interaksi sosial, serta gejala sosial yang terjadi dalam kelompok,

komunitas, hingga masyarakat.

12

Page 14: Makalah Sosiologi Kelompok I (Ekstensi Fiskal 2012)

Tambahan manfaat mempelajari sosiologi bagi kelompok kami (mahasiswa &

mahasiswi jurusan ilmu administrasi fiskal)

Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari mengenai masyarakat, baik proses-proses sosial

maupun pola-pola dalam masyarakat, sehingga sosiologi dapat membantu kami sebagai

mahasiswa & mahasiswi administrasi berupa:

- Membantu dalam mempelajari bagaimana interaksi itu dapat terbentuk sehingga pada

saat dunia kerja kami dapat memahami pola-pola interaksi dalam perusahaan.

- Dalam sosiologi terdapat gejala-gejala sosial yang dapat dipelajari sehingga ketika

kami ada di dalam suatu situasi yang melibatkan individu maupun kelompok sosial

lainnya, kami dapat menganalisisnya melalui ilmu sosiologi.

- Sosiologi membantu kami memahami bagaimana interaksi sosial dapat muncul

bersama pertentangan di tengah-tengah kelompok, komunitas, maupun masyarakat.

- Dalam sosiologi dikatakan bahwa tindakan masyarakat umumnya sudah terpola

sehingga melalui pola-pola yang telah ada, kami dapat mempelajari bagaimana

menempatkan diri sebagai individu di tengah-tengah kumpulan individu yang lainnya.

- Sebagai ilmu yang membicarakan masyarakat maka pembelajaran mengenai proses-

proses interaksi sosial dan tindakan sosial yang terjadi di dalamnya, sosiologi dapat

membantu kami dalam mengambil keputusan baik dalam hidup bermasyarakat

maupun berkeluarga.

13

Page 15: Makalah Sosiologi Kelompok I (Ekstensi Fiskal 2012)

DAFTAR PUSTAKA:

Sumber Buku:

Karmanto Sunarto, Pengantar Sosiologi (Jakarta:2000)

Prof.Dr. Soerjono Soekanto, Sosiologi: Suatu Pengantar (Jakarta 2012)

J. Dwi Narwoko & Bagong Suyanto, Sosiologi: Teks Pengantar dan Terapan (Jakarta:2011)

Jonathan H.Turner & Leonard Beeghley & Charles H.Powers, The Emergence Of Sociological

Theory

Pitirim Sorokin, Contemporary Sociological Theories, (New York: 1928)

Sumber Website:

http://id.wikipedia.org/wiki/Teori

http://putracenter.net/2009/04/15/definisi-definisi-ilmu-sosiologi-menurut-para-ahli/

14