18
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam menjalankan setiap roda kehidupan tidak terlepas dari hubungan antara manusia dengan manusia. Hubungan antara manusia dengan manusia tersebut bisa dilakukan dengan pelaksanaan muamalah (perdagangan). Perdagangan dalam Islam diatur sedemikian rupa, sehingga antara pihak penjual dan pihak pembeli mempunyai manfaat terhadap pelaksanaan jual beli tersebut. Dalam pelaksanaan perdagangan ataupun jual beli ada sesuatu hal yang diharamkan oleh Allah dalam praktik jual beli tersebut yaitu Riba. Riba merupakan pertambahan atau kelebihan salah satu dari dua barang sejenis yang dipertukarkan tanpa ada imbalan atas kelebihan itu. B. Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah : 1. Untuk memenuhi salah satu tugas pada Mata Kuliah Fiqih Pendidikan Pada Jurusan PAI, STIT YAPTIP Kampus II Ujung Gading. i

Makalah Riba

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Makalah

Citation preview

Page 1: Makalah Riba

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam menjalankan setiap roda kehidupan tidak terlepas dari

hubungan antara manusia dengan manusia. Hubungan antara manusia dengan

manusia tersebut bisa dilakukan dengan pelaksanaan muamalah

(perdagangan).

Perdagangan dalam Islam diatur sedemikian rupa, sehingga antara

pihak penjual dan pihak pembeli mempunyai manfaat terhadap pelaksanaan

jual beli tersebut.

Dalam pelaksanaan perdagangan ataupun jual beli ada sesuatu hal yang

diharamkan oleh Allah dalam praktik jual beli tersebut yaitu Riba. Riba

merupakan pertambahan atau kelebihan salah satu dari dua barang sejenis

yang dipertukarkan tanpa ada imbalan atas kelebihan itu.

B. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :

1. Untuk memenuhi salah satu tugas pada Mata Kuliah Fiqih Pendidikan

Pada Jurusan PAI, STIT YAPTIP Kampus II Ujung Gading.

2. Untuk mengetahui lebih jelasnya mengenai teori-teori yang berhubungan

dengan Riba

i

Page 2: Makalah Riba

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Riba

Riba secara bahasa bermakna : ziyadah (tambahan). Dalam pengertian

lain, secara linguistik, riba  juga berarti tumbuh dan membesar. Adapun

menurut istilah teknis, riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok

atau modal secara batil. Ada beberapa pendapat dalam menjelaskan riba,

namun secara umum terdapat benang merah yang menegaskan bahwa riba

adalah perigambilan tambahan, baik dalam transaksi jual beli maupun pinjam-

meminjam secara batil atau bertentangan dengan prinsip muamalah dalam

Islam. 1

Mengenai hal ini, Allah SWT mengingatkan dalam firman-Nya

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah

kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu; Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. (QS. An-Nisa’ : 29)

Pengertian senada juga disampaikan oleh jumhur ulama sepanjang

sejarah Islam dari berbagai mazhab fiqhiyyah. Di antaranya sebagai berikut 2 :

1. Badr ad-Din al-Ayni, Pengarang Umdatul Qari Syarah Shahih al-Bukhari.

"Prinsip utama dalam riba adalah penambahan. Menurut syariah, riba

berarti penambahan atas harta pokok tanpa adanya transaksi bisnis riil.”

2. Imam Sarakhsi dari Mazhab Hanafi. "Riba adalah tambahan yang

disyaratkan dalam transaksi bisnis tanpa adanya iwadh (atau padanan)

yang dibenarkan syariah atas penambahan tersebut.”

1 Helmi Karim, Fiqih Muamalah, (Jakarta : Gema Insani, 2000), h.75 2Abdullah bin Muhammad Ath-Thayyar, Abdullah bin Muhammad Al-Muthlaq dan

Muhammad bin Ibrahim, Fiqih Muamalah, (Muktabah Al-Harf : 2009),

i

Page 3: Makalah Riba

3. Raghib al-Asfahani. "Riba adalah penambahan atas harta pokok"

4. Imam an-Nawawi dari Mazhab Syafi'i. adalah : penambahan atas harta

pokok karena unsur waktu. Dalam dunia perbankan, hal tersebut dikenal

dengan bunga kredit sesuai lama waktu pinjaman.

5. Qatadah, "Riba jahiliah adalah seseorang yang menjual barangnya secara

tempo hingga waktu tertentu. Apabila telah datang saat pembayaran dan si

pembeli tidak mampu membayar, ia memberikan  bayaran tambahan atas

penangguhan."

6. Ziad bin Aslam.”yang dimaksud dengan riba jahiliah yang berimplikasi

pelipatgandaan sejalan dengan waktu adalah seseorang yang memiliki

piutang atas mitranya. Pada saat jatuh tempo, ia berkata, 'Bayar sekarang

atau tambah.”

7. Mujahid., "Mereka menjual dagangannya dengan tempo. Apabila telah

jatuh tempo dan (tidak mampu bayar), si pembeli memberikan 'tambahan'

atas tambahan waktu.”

8. Ja'far ash-Shadiq dari Kalangan Syi'ah. Ja'far ash-Shadiq berkata ketika

ditanya mengapa Allah SWT mengharamkan riba, "Supaya orang tidak

berhenti berbuat kebajikan. Hal ini karena ketika diperkenankan untuk

mengambil bunga atas pinjaman, seseorang tidak berbuat makruf lagi atas

transaksi pinjam-meminjam dan sejenisnya, padahal qard bertujuan untuk

menjalin hubungan yang erat dan kebajikan antar manusia.”

9. Imam Ahmad bin Hanbal, Pendiri Mazhab Hanbali. Ketika Imam Ahmad

bin Hanbal ditanya tentang riba, ia menjawab, "Sesungguhnya riba itu

adalah seseorang memiliki utang maka dikatakan kepadanya apakah akan

melunasi atau membayar lebih. Jikalau tidak mampu melunasi, ia harus

menambah dana (dalam bentuk bunga pinjam) atas penambahan waktu

yang diberikan.”

i

Page 4: Makalah Riba

B. Dasar Hukum Yang Mengharamkan Riba

Riba hukumnya adalah Haram.

Firman Allah dalam Surat Al-Baqarah ayat 275

… … Artinya : “Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”

Kemudian Allah juga berfirman dalam Surat Ali Imran ayat 30 :

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah

kamu memakan Riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan.

C. Jenis-jenis Riba

Adapun jenis-jenis Riba yaitu :

1. Riba Fadhil :

Yaitu menukarkan dua barang sejenis tetapi tidak sama ukurannya.

2. Riba Gardhi

Yaitu utang piutang dengan syarat adanya keuntuntan atas bunga bagi

yang mengutanginya

3. Riba Yad

Yaitu meninggalkan temat akad jual belum sebelum serah terima.

4. Riba Nasa

Yaitu pertukaran barang dengan barang lain yang disyaratkan terlambat

salah satunya.3

3 Ibid

i

Page 5: Makalah Riba

D. Bank

1. Bunga Bank

Bank adalah : suatu lembaga atau badan hukum yang didirikan

untuk mengelola keuangan, baik milik pemerintah (negara) maupun

swasta yang telah mendapat izin dari pemerintah. Bagi mereka yang

menyimpan uangnya di bank dalam bentuk apapun, maka pihak bank akan

memberikan tambahan kepadanya sebesar yang telah ditetapkan dalam

peraturan bank tersebut.4

2. Pendapat Ulama Mengenai Bunga Bank

Mengenai kedudukan hukum bunga Bank terdapat tiga macam

yaitu :

a. Haram

Karena telah memungut riba.

b. Halal

Asalkan bank-bank itu berdiri dan menjalankan peraturannya

berdasarkan undang-undang atau peraturan pemerintah.

c. Subhat

Belum jelas halal atau haram bunga bank tersebut.

Pendapat ini mengambil alasan apa yang pernah terjadi pada masa

Rasulullah SAW :

: صلى النبي أتبت قال عنه الله جابررضي عن

بى فقض دين عليه لى وكان وسلم عليه الله

وذدنىArtinya : Dari Jabir ra, berkata, “Saya pernah datang kepada Nabi

SAW dan beliau membayar dan memberi tambahan” (HR Bukhari dan Muslim).5

4Rozalinda, Fiqh Mu’amalah dan Aplikasinya pada Perbankan Syari’ah, (Padang : Hayka Press, 2005)

5 Ibid

i

Page 6: Makalah Riba

E. Sebab Diharamkan Riba

Adapun sebab-sebab diharamkannya riba adalah :

1. Riba dapat menimbulkan permusuhan batin (baik langsung maupun tidak

langsung)

2. Riba menimbulkan mental pemboros malas kerja

3. Riba merupakan salah satu bentuk penjajahan bagi peminjam

F. Manfaat Diharamkan Riba

Semua ajaran agama, baik yang berupa perintah maupun larangan

untuk kebaikan manusia. Adapun manfaat diharamkannya riba adalah :

1. Bagi Rentenir (Pemilik Uang) dapat :

a. Selamat dari sifat serakah atau tamak terhadap harta yang bukan

haknya

b. Terindari dari sikap hidup malas karena mengharapkan bunga uang

yang dipinmamkan

c. Terhindar dari perbuatan aniaya karena memeras kaum yang lemah

d. Selamat dari ancaman Allah SWT dan laknat Rasulullah.

2. Peminjam dapat :

a. Selamat dari pemerasan yang dilakukan oleh rentenir

b. Memenuhi kebutuhan hidup dengan tenang

3. Kedua belah pihak (rentenir dan peminjam) dapat menjalin hubungan

kasih sayang sebab rib merusak hubungan batin diantara mereka kerena

satu pihak memaksa pihak lain.

i

Page 7: Makalah Riba

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Menurut Bahasa Riba adalah kelebihan atau tambahan. Sedangkan

menurut Syara’ Riba adalah pertambahan atau kelebihan salah satu dari dua

barang sejenis yang dipertukarkan tanpa ada imbalan atas kelebihan itu. Riba

hukumnya adalah Haram. Adapun jenis-jenis Riba yaitu : Riba Fadhil , Riba

Gardhi, Riba Yad dan Riba Nasa

Bank adalah : suatu lembaga atau badan hukum yang didirikan untuk

mengelola keuangan, baik milik pemerintah (negara) maupun swasta yang

telah mendapat izin dari pemerintah. Bagi mereka yang menyimpan uangnya

di bank dalam bentuk apapun, maka pihak bank akan memberikan tambahan

kepadanya sebesar yang telah ditetapkan dalam peraturan bank tersebut.

B. Saran

Kami sebagai penulis dari makalah ini mengharapkan serta menerima

kritikan dan saran dari mahasiswa/ mahasiswi demi memperbaiki isi makalah

ini, dengan mengucapkan terima kasih kami kepada Dosen yang telah

memberi bimbingan kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini dengan

baik dan benar.

i

Page 8: Makalah Riba

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Abdullah bin Muhammad Ath-Thayyar, Abdullah bin Muhammad Al-Muthlaq dan Muhammad bin Ibrahim, Fiqih Muamalah, Muktabah Al-Harf : 2009

Karim Helmi, Fiqih Muamalah, Jakarta : Gema Insani, 2000

Rozalinda, Fiqh Mu’amalah dan Aplikasinya pada Perbankan Syari’ah, Padang : Hayka Press, 2005

i

Page 9: Makalah Riba

KATA PENGANTAR

Puji sukur kita ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmad dan karunianya kepada kita semua dan dengan rahmad-Nya jualah

pemakalah dapat menyusun makalah ini dengan sedemikian rupa.

Salawat berangkai salam penulis mohon kepada Allah untuk rasulnya

muhammad SAW, semoga dengan adanya uswatun hasanah, makalah ini

bermanfaat bagi kita semua.

Selanjutnya penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada dosen

pembimbing yang telah banyak memberikan sumbangan pemikiran kepada kita

semua dan tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada rekan-rekan

mahasiswa yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis sudah membuatnya dengan baik,

namun apabila masih ada kekurangan penulis mengharapkan kritik dan saran guna

kesempurnaan makalah ini

Ujung Gading, Januari 2012

Penulis

(Kelompok XI )

DAFTAR ISI

i

Page 10: Makalah Riba

KATA PENGANTAR.................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.......................................................................... 1

B. Tujuan Penulisan...................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Riba........................................................................ 2

B. Dasar Hukum Yang Mengharamkan Riba............................... 4

C. Jenis-jenis Riba........................................................................ 4

D. Bank......................................................................................... 5

E. Sebab Diharamkanya Riba...................................................... 6

F. Manfaat Diharamkannya Riba................................................. 6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................... 7

B. Saran.......................................................................................... 7

DAFTAR KEPUSTAKAAN

i