18
MAKALAH REAKSI PASAR MODAL TERHADAP LAPORAN KEUANGAN Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah : Teori Akuntansi Dosen Pengampu : Usamah, SE. M.Si Oleh : 1. Rifat Sauqi Baiquni 2011001086 2. … 3. … 4. … 5. … 6. … 7. … 8. … 9. … SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI

Makalah Reaksi Pasar Modal

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah Reaksi Pasar Modal

MAKALAH

REAKSI PASAR MODAL

TERHADAP LAPORAN KEUANGAN

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah : Teori Akuntansi

Dosen Pengampu : Usamah, SE. M.Si

Oleh :

1. Rifat Sauqi Baiquni 2011001086

2. …

3. …

4. …

5. …

6. …

7. …

8. …

9. …

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI

(STIE) MUHAMMADIYAH PEKALONGAN

2013

Page 2: Makalah Reaksi Pasar Modal

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Akuntansi keuangan dan keputusan pengungkapan memberi dampak pada

pengguna laporan keuangan. Laba yang dilaporkan bergantung pada banyak keputusan

akuntansi keuangan. Manager mempunyai banyak pertimbangan dalam memilih antara

metode akuntansi alternatif dan asumsi akuntansi. Oleh karena itu, salah satu implikasi

dari pengambilan keputusan tersebut adalah dampak informasi terhadap harga saham

(riset pasar modal).

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian riset pasar modal?

2. Bagaimanakah hubungan laba dengan harga saham?

3. Apa saja hasil riset pasar modal terhadap laporan keuangan?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian riset pasar modal.

2. Mengetahui hubungan laba dengan harga saham.

3. Mengetahui hasil riset pasar modal terhadap laporan keuangan.

Page 3: Makalah Reaksi Pasar Modal

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Riset Pasar Modal

Riset pasar modal adalah suatu riset yang mengeksplorasi peran akuntansi dan

informasi keuangan lainnya dalam pasar modal. Riset ini melibatkan pemeriksaan

hubungan statistik antara informasi keuangan dengan harga saham atau return.

Kesimpulan tentang reaksi pasar terhadap kejadian atau informasi tertentu secara umum

berdasar pada bukti yang berasal dari sejumlah besar perusahaan dengan rentang data

beberapa tahun. Berbeda dengan riset perilaku, yang menganalisa reaksi individu terhadap

pelaporan keuangan, riset pasar modal menilai dampak pelaporan keuangan secara

agregat, terutama pelaporan akuntansi pendapatan, bagi investor. Dengan menganalisa

reaksi harga saham terhadap informasi keuangan, sejumlah keputusan individu investor

dapat ditangkap secara agregat. Perbedaan penting lainnya dari kedua riset ini adalah

bahwa perhatian riset pasar modal hanya investor, sementara riset perilaku biasanya

digunakan untuk memeriksa keputusan yang dibuat oleh tipe pengguna laporan keuangan

lainnya, seperti manager bank, pemberi pinjaman, atau auditor. Riset pasar modal

berdasarkan pada asumsi bahwa pasar modal adalah efisien. Efisiensi pasar, didefinisikan

sesuai dengan Hipotesis Pasar Efisien (Efficient Market Hypothesis/ EMH), sebagai pasar

yang menyesuaikan secara cepat dan mengumpulkan informasi secara penuh ke dalam

harga saham ketika informasi tersebut diluncurkan. Asumsi efisiensi pasar merupakan inti

dari riset pasar modal.

B. Informasi Laba

Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa informasi laba berhubungan dengan

perubahan harga sekuritas. Karena teori keuangan modern mengusulkan bahwa harga

saham dapat ditentukan sebagai jumlah perkiraan arus kas masa depan dari deviden, yang

dikurangi dengan present value menggunakan rate of return sepadan dengan tingkat resiko

perusahaan. Jika arus kas berhubungan dengan akuntansi laba, maka harga saham dapat

diformulasikan sebagai berikut :

Karena perubahan harga saham mempengaruhi return kepada investor, return

merupakan fungsi keuntungan atau kerugian, selain deviden maka dapat dirumuskan

sebagai berikut :

Page 4: Makalah Reaksi Pasar Modal

Model pasar, yang berasal dari Capital Asset Pricing Model (CAPM), digunakan

untuk memisahkan antara pergerakan harga saham perusahaan dari pergerakan pasar

secara keseluruhan. Model pasar tersebut digambarkan sebagai berikut :

Riset pasar modal melakukan analisa hubungan laba/ return dengan pergerakan

harga perusahaan tertentu (return abnormal) pada saat laba diumumkan. Return abnormal

tersebut digunakan sebagai indikator isi informasi pengumuman tersebut.

C. Hasil Riset Pasar Modal Terhadap Laporan Keuangan

1) Pendapatan dengan model nilai historis digunakan oleh investor

Ball dan Brown (1968), dalam publikasi pertama riset pasar modal utama

dalam akuntansi, menyelidiki kegunaan laba akuntansi dalam model nilai historis.

Ball dan Brown melihat perlunya bukti empiris tentang bagaimana laba akuntansi,

dihitung menggunakan prinsip nilai historis, menyediakan informasi berguna bagi

investor.

Mereka menemukan bukti untuk menyarankan bahwa informasi dalam

laporan tahunan digunakan dalam pembuatan keputusan investasi, meskipun

terdapat keterbatasan dalam sistem akuntansi nilai historis. Sejak penelitian awal

Ball dan Brown, penelitian ini telah diulangi beberapa kali dengan menggunakan

data dan metode riset yang bermacam-macam. Hasil yang muncul

mengonfirmasikan kegunaan pendapatan nilai historis terhadap investor.

2) Sebelum pelepasan laba, investor memperoleh banyak informasi yang

mereka butuhkan dari sumber lain

Selain mengonfirmasi kegunaan model akuntansi nilai historis, Ball dan

Brown menemukan bahwa sebagian besar informasi dalam pengumuman laba

(sekitar 85 – 90%) telah diantisipasi oleh investor. Antisipasi perubahan laba oleh

investor mengindikasikan bahwa investor memperoleh banyak informasi yang

berguna untuk pembuatan keputusan investasi dari sumber selain pengumuman

laba tahunan (kemungkinan dari media, analis, tren penjualan, dan sebagainya).

Hal tersebut disebabkan karena sumber informasi alternatif tersebut secara umum

lebih tepat waktu daripada laporan tahunan, yang diterbitkan beberapa minggu

setelah tanggal penutupan dan kurang banyak dibandingkan sumber informasi

alternatif.

Page 5: Makalah Reaksi Pasar Modal

3) Informasi yang terdapat dalam pengumuman laba bergantung pada

keberadaan sumber informasi alternatif

Riset mengindikasikan bahwa informasi laba berbeda-beda antar negara

dan antar perusahaan dalam satu negara. Sebagai contoh, Brown (1970)

menemukan bahwa jika dibandingkan dengan pasar Amerika, pasar Australia

menyesuaikan diri lebih lambat ketika pengumuman laba. Hasil ini

mengimplikasikan bahwa laporan tahunan merupakan sumber informasi yang

lebih penting bagi pasar modal Australia daripada Amerika karena terdapat sumber

informasi alternatif yang lebih sedikit bagi perusahaan Australia.

4) Dampak pasar modal terhadap perubahan laba tak terduga bergantung pada

apakah perubahan tersebut diduga akan permanen atau temporer

Berdasarkan temuan Ball dan Brown bahwa arah dari perubahan laba tak

terduga berhubungan positif dengan arah return abnormal, riset lebih lanjut

dilakukan terhadap hubungan antara besarnya perubahan laba tak terduga dengan

besarnya return abnormal. Hubungan ini sering disebut sebagai koefisien respon

laba (earnings response coefficient). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ini

bukan merupakan hubungan satu dengan satu. Seperti menurut Beaver, Lambert,

dan Morse (1980), riset menunjukkan bahwa return abnormal rata-rata yang

diasosiasikan dengan 1% perubahan laba tidak terduga hanya 0,1 sampai 0,15%.

Hubungan ini berbeda-beda bergantung pada apakah perubahan laba tersebut

diduga akan permanen atau temporer. Menurut Easton dan Zmijewski (1989),

perubahan permanen diduga akan berdampak pada peningkatan deviden, demikian

juga dengan arus kas masa depan, dan ini berdampak pada perubahan nilai

perusahaan. Sebaliknya, perubahan temporer akan diabaikan, karena tidak diduga

akan mempunyai dampak yang sama terhadap deviden masa depan.

5) Ketahanan laba bergantung pada besaran relatif kas dan komponen akrual

laba berjalan

Sloan (1996) mengadakan riset untuk melihat jika perilaku harga saham

seperti jika investor secara sederhana “terpaku” pada laba yang dilaporkan tanpa

memperdulikan bagaimana angka-angka itu ditentukan (mengacu pada metode

akuntansi apa yang diterapkan). Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Sloan

(1996, p.291) sebagai berikut :

A meaningful test of whether stock prices fully reflect available information

requires the specification of an alternative ‘naive’ expectation model, against

Page 6: Makalah Reaksi Pasar Modal

which to test the null of market efficiency. The naive model employed in this study

is that investors ‘fixate’ on earnings and fail to distinguish between the accrual

and cash flow component of current earnings. This naive earnings expectation

model is consistent with the functional fixation hypothesis, which has receive

empirical support in capital market, behavorial, and experimental research.

Sloan menyediakan bukti bahwa perusahaan dengan hubungan akrual yang

besar terhadap arus kas saat ini tidak mungkin mempunyai ketahanan laba tinggi,

karena akrual membalik tiap waktu, mengurangi laba masa depan. Namun, harga

saham diketahui bereaksi seperti jika investor secara sederhana ‘terpaku’ pada laba

dilaporkan, dengan demikian gagal untuk diperhitungkan dalam besaran relatif kas

dan komponen akrual laba berjalan (keterpakuan berdampak pada derajat

inefisiensi pasar).

6) Pengumuman laba perusahaan lain dalam industri yang sama mempunyai

muatan informasi

Ketika perusahaan mengumumkan laba tahunannya, hasil secara umum

dalam return abnormal tidak hanya diperhatikan oleh perusahaan, tetapi juga

perusahaan lain dalam industri yang sama (Foster, 1981). Fenomena ini, dikenal

sebagai “transfer informasi”, mengurangi elemen kejutan (ketidaktahuan) dalam

pengumuman laba perusahaan lain dalam industri yang memilih untuk

mengumumkan laba mereka kemudian. Arah reaksi pasar modal berhubungan

dengan apakah berita yang terdapat dalam pengumuman menggambarkan

perubahan kondisi untuk keseluruhan industri atau perubahan dalam pasar saham

relatif dalam industri. Karena informasi diperoleh dari pengumuman perusahaan

serupa, informasi tentang penjualan dan laba merubah hasil reaksi pasar untuk

perusahaan lainnya dalam industri, sama seperti perusahaan yang

mengumumkannya (Freeman dan Tse, 1992).

Firth (1976) menyelidiki isu ‘transfer informasi’. Dia melihat pada

“penyelidikan dampak pengumuman hasil perusahaan kepada publik terhadap

perilaku harga saham perusahaan pesaing”. Hasilnya mengindikasikan bahwa

ketika ‘kabar baik’ diumumkan, harga saham perusahaan lain dalam industri yang

sama bereaksi cepat yang ditunjukkan dengan peningkatan signifikan secara

statistik. Yang menarik adalah tidak terlihat return abnormal pada hari sebelum

(antisipasi terbatas) atau sesudah pengumuman. Hasil yang sama juga ditemukan

dalam reaksi terhadap ‘kabar buruk’ pengumuman laba.

Page 7: Makalah Reaksi Pasar Modal

Oleh karena itu, muncul perkiraan jika sejumlah perusahaan

mengumumkan informasi laba, dimana hal-hal lainnya seimbang, reaksi harga

saham terbesar mungkin dihasilkan oleh perusahaan yang membuat pengumuman

pertama. Sedangkan perusahaan yang mengumumkan terakhir secara relatif

memberi dampak kecil pada harga saham (Clinch dan Sinclair, 1987).

7) Peramalan Laba mempunyai muatan informasi

Pengumuman peramalan laba oleh manajemen maupun analis sekuritas

diasosiasikan dengan return saham. Sama seperti pengumuman laba, peramalan

laba diasosiasikan dengan return pasar, baik arah maupun besarnya (Penman,

1980; Imhoff dan Lobo, 1984). Hasil ini tidaklah mengejutkan karena peramalan

laba diduga memuat informasi baru yang dapat digunakan dalam prediksi laba

masa depan. Peramalan ini muncul sebagai jalan efektif untuk

mengkomunikasikan informasi ke pasar saham, juga peramalan buruk tentang laba

masa depan yang lebih rendah berguna untuk mencegah tuntutan hukum

pemegang saham potensial (Skinner, 1997). Baginski (1987) membuat hasil yang

menunjukkan bahwa harga saham perusahaan dalam industri yang sama yang tidak

menyediakan peramalan laba berkorelasi positif dengan perubahan perkiraan laba

yang diindikasikan oleh peramalan laba oleh manager perusahaan lain dalam

industri yang sama.

8) Terdapat keuntungan yang diasosiasikan dengan pengungkapan informasi

secara sukarela

Pengungkapan informasi tambahan, melebihi yang diperlukan oleh

peraturan akuntansi, mempunyai keuntungan dalam pasar modal. Sebagai contoh,

Lang dan Lundholm (1996) menunjukkan bahwa perusahaan dengan kebijakan

pengungkapan informasi lebih banyak mempunyai analisa yang mengikuti lebih

besar dan analisa peramalan laba lebih akurat. Lebih jauh, Botosan (1997)

menunjukan bahwa peningkatan pengngkapan sukarela dalam laporan tahunan

diasosiasikan dengan pengurangan biaya modal kapital.

9) Pengakuan dirasakan berbeda daripada pengungkapan footnote sederhana

Pengakuan item dengan mencatat dalam laporan keuangan dan termasuk

jumlah numeriknya dirasakan berbeda daripada pengungkapan jumlah secara

sederhana di footnote laporan. Contohnya, Aboody (1996) menemukan bahwa

dimana perusahaan di industri minyak dan gas Amerika mengakui kurang saji

dalam laporan keuangan mereka, dampak harga negatif adalah signifikan, namun

Page 8: Makalah Reaksi Pasar Modal

ketika perusahaan dalam industri yang sama mengungkapan secara sederhana di

footnote, dampak harga adalah tidak signifikan. Lebih jauh, Cotter dan Zimmer

(1999) menunjukan bahwa pengungkapan sederhana nilai sekarang dari tanah dan

bangunan mengindikasikan jumlah tersebut kurang diperhatikan ketika

dibandingkan dengan nilai sekarang yang diakui di laporan posisi keuangan

melalui revaluasi aktiva.

10) Ukuran

Terdapat bukti bahwa hubungan antara pengumuman laba dan pergerakan

harga saham berbanding terbalik dengan ukuran perusahaan. Dengan kata lain,

pengumuman laba secara umum mempunyai dampak yang lebih besar terhadap

harga saham perusahaan yang lebih kecil daripada perusahaan yang lebih besar.

D. Apakah Harga Saham Saat Ini Mengantisipasi Pengumuman Laba Masa Depan?

Terdapat suatu pendapat yang menyatakan bahwa untuk perusahaan yang lebih

besar, dapat dikatakan bahwa harga saham mengantisipasi pengumuman laba di masa

depan. Pendapat ini sesuai dengan pernyataan Brown (1994) yaitu, jika kita mengambil

sudut pandang bahwa harga saham mengantisipasi pengumuman laba, maka kita secara

efektif ‘melihat kembali jalan lain’ dari sudut pandang tradisional yang mengasumsikan

bahwa pengumuman laba mempengaruhi perubahan harga saham. Fokus riset pasar modal

saat ini menyelidiki seberapa baik informasi akuntansi, seperti laba tahunan, menangkap

informasi yang relevan bagi investor. Hal ini mempunyai fokus yang berbeda dari riset

sebelumnya, karena pengumuman laba tidak menyajikan informasi bagi investor, tetapi

merefleksikan informasi yang telah digunakan oleh investor dalam pengambilan

keputusan.

Harga saham dan return diakui oleh beberapa periset menyediakan patokan yang

berguna untuk menentukan apakah informasi akuntansi relevan untuk pembuatan

keputusan investor. Harga saham dianggap merepresentasikan ukuran patokan untuk nilai

perusahaan (per saham), sedangkan return merepresentasikan ukuran patokan untuk

kinerja perusahaan (per saham). Patokan-patokan tersebut digunakan untuk

membandingkan kegunaan metode akuntansi dan pengungkapan alternatif.

Area riset ini berdasarkan pada kerangka kerja teoritis yang diambil dari premis

bahwa nilai pasar dan nilai buku mengukur nilai perusahaan (simpanan kekayaan),

meskipun nilai buku mengukur dengan beberapa error. Error ini mengacu pada sifat

konservatif alami sistem akuntansi. Jika diformulasikan, maka didapat formula :

Page 9: Makalah Reaksi Pasar Modal

Jika nilai pasar dan nilai buku perusahaan dianggap sebagai ‘simpanan’ kekayaan,

maka perubahan masing-masing besaran kekayaan antara dua titik waktu dapat dianggap

sebagai ‘arus’ kekayaan. Sehingga dapat dirumuskan sebagai

Perubahan nilai pasar adalah perbedaan secara sederhana dalam kapitalisasi pasar

perusahaan antara dua titik waktu. Jika didasarkan pada ‘per saham’, maka dinyatakan

sebagai berikut :

Perubahan nilai buku adalah perbedaan antara total ekuitas pemegang saham awal

dan akhir. Namun, jika diasumsikan tidak terdapat tambahan kontribusi modal dalam

periode, maka dapat diukur dengan dengan memperhatikan perubahan laba ditahan

periode.

Formula ini berdasar pada konsep laba ‘surplus bersih’, yang mengasumsikan

bahwa semua peningkatan nilai buku melalui kinerja laporan keuangan. Sehingga dapat

dirumuskan sebagai berikut :

Dengan sedikit manipulasi, persamaan tersebut dapat diekspresikan untuk

menghubungkan return ke laba. Pertama, menambah Deviden pada kedua sisi persamaan

dan membaginya :

Karena sisi kiri persamaan merupakan persamaan dari return, maka persamaan

tersebut dapat berubah menjadi :

Persamaan inilah yang menunjukan hubungan return dengan laba per saham.

Beaver, Lambert, dan Morse (1980) adalah penelitian paling awal yang

menyelidiki bagaimana data tentang harga saham secara efisien digunakan periset untuk

memperkirakan laba akuntansi masa depan. Mendukung pendapat Beaver, Lambert, dan

Morse (1980) dan Beaver, Lambert, dan Ryan (1987) tentang ukuran perusahaan, Collins,

Kothari, dan Rayburn (1987) menemukan bukti yang mendukung pandangan tersebut,

dengan harga saham sebagai indikator yang lebih baik untuk laba masa depan dalam

perusahaan yang lebih besar.

Page 10: Makalah Reaksi Pasar Modal

Dechow (1994) menyelidiki bagaimana baiknya laba akuntansi merefleksikan

return pasar. Dia juga menyadari ukuran kinerja lainnya, berdasarkan arus kas,

menghubungkan lebih baik ke return daripada laba berdasarkan sistem akuntansi akrual.

Laba diprediksi menjadi lebih berguna untuk mengukur kinerja perusahaan dibandingkan

arus kas karena diprediksikan lebih tepat waktu dan sedikit masalah pencocokan.

Penelitian-penelitian lain juga mengindikasikan secara konsisten pandangan bahwa

harga pasar telah dipandang merefleksikan nilai aktiva perusahaan saat ini. Sehingga

disarankan bahwa investor dapat memperkirakan informasi nilai saat ini yang sebelumnya

diungkapkan dalam laporan keuangan. Oleh karena itu, ketika informasi nilai saat ini tidak

menyediakan informasi baru kepada investor, maka merefleksikan informasi yang

digunakan oleh investor dalam membuat keputusan investasi mereka.

Page 11: Makalah Reaksi Pasar Modal

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Riset pasar modal adalah suatu riset yang mengeksplorasi peran akuntansi dan

informasi keuangan lainnya dalam pasar modal. Riset ini melibatkan pemeriksaan

hubungan statistik antara informasi keuangan dengan harga saham atau return.

Kesimpulan tentang reaksi pasar terhadap kejadian atau informasi tertentu secara

umum berdasar pada bukti yang berasal dari sejumlah besar perusahaan dengan

rentang data beberapa tahun.

2. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa informasi laba berhubungan dengan

perubahan harga sekuritas. Karena teori keuangan modern mengusulkan bahwa harga

saham dapat ditentukan sebagai jumlah perkiraan arus kas masa depan dari deviden,

yang dikurangi dengan present value menggunakan rate of return sepadan dengan

tingkat resiko perusahaan.

3. Hasil Riset Pasar Modal Terhadap Laporan Keuangan

1) Pendapatan dengan model nilai historis digunakan oleh investor

2) Sebelum pelepasan laba, investor memperoleh banyak informasi yang mereka

butuhkan dari sumber lain

3) Informasi yang terdapat dalam pengumuman laba bergantung pada keberadaan

sumber informasi alternatif

4) Dampak pasar modal terhadap perubahan laba tak terduga bergantung pada apakah

perubahan tersebut diduga akan permanen atau temporer

5) Ketahanan laba bergantung pada besaran relatif kas dan komponen akrual laba

berjalan

6) Pengumuman laba perusahaan lain dalam industri yang sama mempunyai muatan

informasi

7) Peramalan Laba mempunyai muatan informasi

8) Terdapat keuntungan yang diasosiasikan dengan pengungkapan informasi secara

sukarela

9) Pengakuan dirasakan berbeda daripada pengungkapan footnote sederhana

10) Ukuran