Upload
melaniehap
View
686
Download
86
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Petrokimia, Polietilene
Citation preview
MAKALAH PROSES PETROKIMIA
“Polietilena”
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
2012
1 Makalah Proses Petrokimia-Polietilene
Anggota :
Aditya Sigit P. 0906489366
Gabriella Andini 0906489416
Melanie Hapsari 0906489422
A. Definisi PolietilenaPolietilena adalah polimer yang terdiri dari rantai panjang monomer etilena dan
merupakan bahan thermoplastic sebagai bahan baku plastic. Polietilena dibentuk melalui
polimerisasi dari etena, seperti yang ditunjukkan gambar berikut :
Gambar 1. Polimerisasi Polietilena
Terdapat 2 jenis polietilena, yaitu polietilena dengan rantai liniear dan polietilena
dengan rantai bercabang.
Gambar 2. Polietilena rantai linear
Sumber : http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/makromolekul/sifat-%E2%80%93-
sifat-polimer/
Gambar 3. Polietilena rantai bercabang
Sumber : http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/makromolekul/sifat-%E2%80%93-
sifat-polimer/
2 Makalah Proses Petrokimia-Polietilene
B. Sifat Fisik Polietilena
Titik leleh polietilen sangat bervariasi bergantung pada tipe polietilena. Pada tingkat
komersil, polietilena berdensitas menengah dan tinggi, titik lelehnya berkisar 120oC
hingga 135oC. Titik leleh polietilena berdensitas rendah berkisar 105oC hingga 115oC.
Kebanyakan LDPE, MDPE, dan HDPE mempunyai tingkat resistansi kimia yang
sangat baik dan tidak larut pada temperatur ruang.
Polietilena umumnya bisa dilarutkan pada temperatur yang tinggi dalam hidrokarbon
aromatik seperti toluena atau xilena, atau larutan terklorinasi seperti trikloroetana atau
triklorobenzena .
C. Sejarah Pembuatan Polietilena
Polietilena pertama kali disintesis oleh ahli kimia Jerman bernama Hans von
Pechmann yang melakukannya secara tidak sengaja pada tahun 1899 ketika sedang
memanaskan diazometana.
Kegiatan sintesis polietilena secara industri pertama kali dilakukan, lagi-lagi,
secara tidak sengaja, oleh Eric Fawcett dan Reginald Gibson pada tahun 1933 di fasilitas
ICI di Northwich, Inggris. Ketika memperlakukan campuran etilena dan benzaldehida
pada tekanan yang sangat tinggi, mereka mendapatkan substansi yang sama seperti yang
didapatkan oleh Pechmann.
Kegiatan sintesis polietilena secara industri pertama kali dilakukan, lagi-lagi,
secara tidak sengaja, oleh Eric Fawcett dan Reginald Gibson pada tahun 1933 di fasilitas
ICI di Northwich, Inggris. Ketika memperlakukan campuran etilena dan benzaldehida
pada tekanan yang sangat tinggi, mereka mendapatkan substansi yang sama seperti yang
didapatkan oleh Pechmann. Reaksi diinisiasi oleh keberadaan oksigen dalam reaksi
sehingga sulit mereproduksinya pada saat itu. Namun, Michael Perrin, ahli kimia ICI
lainnya, berhasil mensintesisnya sesuai harapan pada tahun 1935, dan pada tahun 1939
industri LDPE pertama dimulai.
3 Makalah Proses Petrokimia-Polietilene
D. Klasifikasi Polietilena
Polietilena terdiri dari berbagai jenis berdasarkan kepadatan dan percabangan
molekul. Sifat mekanis dari polietilena bergantung pada tipe percabangan, struktur
kristal, dan berat molekulnya.
Klasifikasi Polietilena berdasarkan massa molekul
Polietilena bermassa molekul sangat tinggi (Ultra high molecular weight
polyethylene) (UHMWPE)
Massa molekul sangat tinggi hingga jutaan.
Membentuk struktur kristal yang tidak efisien.
Kepadatan lebih rendah dari HDPE.
Digunakan sebagai bahan onderil pada mesin pembawa kaleng dan botol,
roda giig, bahan anti peluru.
Polietilena bermassa molekul sangat rendah (Ultra low molecular weight
polyethylene) (ULMWPE atau PE-WAX)
Polietilena bermassa molekul tinggi (High molecular weight polyethylene)
(HMWPE)
Klasifikasi Polietilena berdasarkan densitas
Tabel 1. Polietilen Berdasarkan Densitas
Jenis Densitas
[g/cm 3 ]
Karakteristik
HDPE >= 0.941 memiliki derajat rendah dalam percabangannya dan
memiliki kekuatan antar molekul yang sangat tinggi dan
kekuatan tensil
MDPE 0.926–0.940 ketahanan yang baik terhadap tekanan dan kejatuhan .
Untuk pipa gas
LDPE 0.910–0.940 memiliki derajat tinggi terhadap percabangan rantai
4 Makalah Proses Petrokimia-Polietilene
panjang dan pendek, yang berarti tidak akan berubah
menjadi struktur kristal. Ini juga mengindikasikan
bahwa LDPE memiliki kekuatan antar molekul yang
rendah
LLDPE 0.915–0.925 polimer linier dengan percabangan rantai pendek dengan
jumlah yang cukup signifikan. kekuatan tensil yang
lebih tinggi dari LDPE, dan memiliki ketahanan yang
lebih tinggi terhadap tekanan
VLDPE 0.880–0.915 polimer linier dengan tingkat percabangan rantai pendek
yang sangat tinggi
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Polietilena
E. Kegunaan Polietilena
Polietilena digunakan pada berbagai benda untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari,
seperti :
Kantong palstik, botol plastik, film, cetakan
Pembungkus kabel modern
Pembungkus makanan beku
Berbagai turunan polietilena juga banyak diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari,
diantaranya ;
5 Makalah Proses Petrokimia-Polietilene
Tabel 2. Berbagai turunan
Polietilena dan
Turunannya. (lingkaran
merah)
Gambar 4. Aplikasi Polietilena
F. Reaksi Polimerisasi Polietilen
Polimerisasi adalah penggabungan molekul-molekul pendek atau monomer
menjadi molekul yang sangat panjang. Berdasarkan peristiwa yang terjadi selama reaksi,
maka polimerisasi dibagi menjadi tiga jenis yaitu: polimerisasi adisi dan polimer
kondensasi. Jenis polimerisasi yang terjadi pada pembentukan polietilen adalah
polimerisasi adisi.
Polimerisasi adisi terjadi pada monomer-monomer yang sejenis dan mempunyai
ikatan tak jenuh (rangkap). Proses polimerisasi diawali dengan pembukaan ikatan
rangkap dari setiap monomernya, dilanjutkan dengan penggabungan monomer-
monomernya membentuk rantai yang lebih panjang dengan ikatan tunggal.
Mekanisme polimerisasi adisi dari pembentukan polietilena terdiri dari tiga tahap:
Inisiasi, Propagasi, dan Terminasi.
a. Inisiasi.
Untuk tahap pertama ini dimulai dari penguraian inisiator dan adisi molekul monomer
pada salah satu radikal bebas yang terbentuk. Bila kita nyatakan radikal bebas yang
terbentuk dari inisiator sebagai R’, dan molekul monomer dinyatakan dengan CH2 =
CH2, maka tahap inisiasi dapat digambarkan sebagai berikut:
6 Makalah Proses Petrokimia-Polietilene
b. Propagasi
Dalam tahap ini terjadi reaksi adisi molekul monomer pada radikal monomer yang
terbentuk dalam tahap inisiasi
Bila proses dilanjutkan, akan terbentuk molekul polimer yang besar, dimana ikatan
rangkap C= C dalam monomer etilen akan berubah menjadi ikatan tunggal C – C
pada polimer polietilen
c. Terminasi
Dapat terjadi melalui reaksi antara radikal polimer yang sedang tumbuh dengan
radikal mula-mula yang terbentuk dari inisiator atau antara radikal polimer yang
sedang tumbuh dengan radikal polimer lainnya, sehingga akan membentuk polimer
dengan berat molekul tinggi.
7 Makalah Proses Petrokimia-Polietilene
Pembuatan LDE, HDPE, LLDPE
LDPE dihasilkan dari gas etilen dengan proses bertekanan tinggi (1000-3000 bar) pada
suhu 80-300°C.
HDPE dihasilkan dari gas etilen dengan proses bertekanan rendah (10-80 bar) pada suhu
70-300°C.
.
LLDPE dihasilkan dari gas etilen dengan proses bertekanan rendah (10-80 bar) pada suhu
70-300°C dengan tambahan monomer lain seperti butena, heksena, atau oktena.
Dengan butena:
Dengan heksena:
Dengan oktena:
8 Makalah Proses Petrokimia-Polietilene
Tabel 3. Perbandingan LDPE, HDPE, dan LLDPE
LDPE HDPE LLDPE
Bahan baku etilena etilena etilena
+ butena/ heksena/
oktena
Struktur
Jenis rantai cabang pendek &
panjang
cabang pendek cabang pendek
Densitas (g/cm3) 0.910–0.940 >= 0.941 0.915–0.925
Tekanan operasi
(bar)
tinggi
1000-3000
rendah
10-80
rendah
10-80
Proses produksi proses tekanan
tinggi (ICI)
solution, gas, slurry solution, gas, slurry
Aplikasi plastik
pembungkus
bahan pembuat
tas dan jaket
insulasi untuk
kabel
terpal
botol deterjen
botol susu
Tupperware
tangki
pipa
plastik pembungkus
kantong plastic
pembungkus kabel
tegangan rendah
kursi plastic
ember
gelas dan piring
plastik
G. Proses Sintesis Polietilena di Industri
Sebagian besar proses produksi PE memiliki beberapa kesamaan umum.
Kemiripan antara proses tersebut mengikuti diagram polimerisasi olefin yang
ditunjukkan pada diagram dibawah ini:
9 Makalah Proses Petrokimia-Polietilene
Bahan baku dan aditif harus dimurnikan dan bahan katalis harus disiapkan
terlebih dahulu. Untuk kasus proses pada tekanan yang tinggi, gas harus dikompresi
dalam beberapa tahap. Polimerisasi terjadi baik di fase gas (fluidized bed atau CSTR),
fase cair (suspensi atau larutan), atau dalam tekanan tinggi. Polimerisasi adalah jantug
proses, pada setiap satu unit, hanya satu dari tiga proses digunakan. Polimer partikel ini
kemudian dipisahkan dari monomer dan pelarut, kemudian dibentuk pelet, dikeringkan
dan dikirim. Monomer dan pelarut di recovery kembali kedalam feed.
1. Polimerisasi Fase Gas
Proses polimerisasi fase gas pertama kali ditemukan oleh Union Carbide pada
tahun 1977, dan dipatenkan dengan nama Unipol process. Teknologi polimerisasi
fase gas juga dikembangkan oleh British Petroleum Company. Teknologi ini hemat
secara ekonomi, fleksibel, dan memiliki kisaran yang luas dalam penggunaan katalis
padat [Kirk Othmer, et al. 1998]. Berikut adalah diagram proses pembuatan polietilen
dengan proses Unipol:
Gambar 5. Polimerisasi fasa gas ( Union Carbide)
10 Makalah Proses Petrokimia-Polietilene
Proses Unipol menggunakan reaktor fluidized bed dengan bentuk silinder dan ada
bagian yang mengembang dibagian atas reaktor untuk menurunkan kecepatan gas
sehingga memungkinkan entrained particles polymer jatuh kembali ke dalam unggun
(bed).
Tinggi reaktor dapat mencapai 25 meter,
Reaktor beroperasi pada tekanan 1,5-2,5 MPa (15-25 atm)
Temperatur operasi 70 sampai 95 oC.
Gas ethylene, comonomer (1-butene) dan hidrogen dimasukkan ke dalam reaktor
melalui perforated distribution plate di bagian bawah reaktor yang sebelumnya telah
melewati tahapan pemurnian terlebih dahulu. Katalis diumpankan ke dalam reaktor
melalui catalyst feeder yang terletak disamping reaktor. Katalis padat yang digunakan
adalah katalis TiCl4 digabungkan dengan Co-catalyst TEAL (Try Ethyl Alumunium)
sehingga membentuk katalis Ziegler-Natta. Partikel katalis tinggal dalam reaktor
selama 2.5 sampai 4 jam. Aliran Gas dari bawah dan katalis dari samping akan
menyebabkan terjadinya fluidisasi, sehingga diharapkan akan terjadi reaksi
polimerisasi yang akan membentuk resin polyethylene dalam bentuk yang hamper
eragam. Pada saat start-up digunakan benih resin untuk membantu mempercepat
proses polimerisasi, diharapkan dengan adanya benih resin tersebut proses fluidisasi
dapat berlangsung sempurna. Panas yang dihasilkan dari reaksi polimerisasi ditransfer
ke dalam Cycle Gas Cooler dengan bantuan air pendingin untuk menjaga kestabilan
temperatur di reaktor. Jika diperlukan, sebagian dari aliran Cycle Gas dibuang ke
flare melalui Product Purge Bin untuk menjaga kestabilan tekanan reaktor dapat juga
ditambahkan condensing agent untuk membantu transfer panas di Cooler. Kecepatan
Superficial Cycle Gas yang masuk ke dalam reaktor berkisar antara 0.68-0.72 m/s,
kecepatan ini dianggap dapat memfluidisasi resin dengan sempurna untuk membantu
mempercepat proses polimerisasi.
Reaktor yang digunakan dilengkapi dengan dua sistem pengeluaran produk yang
dapat bekerja secara bergantian (Cross tie mode) dalam keadaan normal. Cara
kerjanya berdasarkan perbedaan ketinggian unggun di dalam reaktor pada Control Set
Reactor. Karena setiap terbentuk resin polyethylene baru, akan memberikan variabel
11 Makalah Proses Petrokimia-Polietilene
naiknya ketinggian unggun hingga ketinggian tertentu. Setelah Level Set mendeteksi
ketinggian tertentu yang telah ditetapkan dan ketinggian tersebut telah mencapai
delay time yang telah ditetapkan biasanya selama 5 detik, maka terjadi pengeluaran
produk secara otomatis. Jika Level Set telah dicapai namun delay time belum
terpenuhi maka pengeluaran produk tidak akan terjadi. Resin polyethylene yang
berupa powder (Ø= 500-900 μm, tergantung tipe katalis yang digunakan) dikeluarkan
dari reaktor menuju Pruduct Chamber untuk selanjutnya ditranfer lagi ke Product
Blow Tank (PBT), dari PBT di transfer ke Pruduct Purge Bin (PPB). Keseluruhan
sistem pengeluaran sistem kemudian disebut Product Discharge System (PDS) [Kirk
Othmer, et al. 1998].
Pada proses Unipol, reaktor polimerisasi fluidized bed dioperasikan tanpa zona
pengurangan kecepatan atau cyclone untuk memisahkan partikel yang bagus dari gas,
ternyata memiliki beberapa keuntungan. Keuntungan yang pertama adalah
pembentukan lembaran yang curam di dinding atau kerak pada zona transisi dapat
dihilangkan. Hasilnya akan mengurangi shutdown pada reaktor. Keuntungan yang
kedua adalah kedalaman dari area bed polimerisasi dapat divariasikan sehingga
output reaktor dapat ditingkatkan dengan kondisi operasi yang bagus pula.
Pada proses polimerisasi fase gas untuk teknologi BP (British Petroleum), katalis
Ziegler-Natta dan metallocene dimasukan dalam reaktor fluidized-bed.
Pengendalian terhadap sifat propertis produk, seperti titik lebur dan densitas
dilakukan oleh komposisi gas proses dan kondisi operasi. Reaktor didesain agar
terjadi mixing yang sempurna dan temperatur yang seragam.
12 Makalah Proses Petrokimia-Polietilene
Gambar 6.
polimerisasi fasa
gas (BP process)
Kondisi tekanan operasi pada bed adalah 20 bar
Temperatur operasi antara 75 sampai 100 °C
Partikel polimer terbentuk di reaktor fluidized bed dimana campuran gas
ethylene, comonomer, hydrogen dan nitrogen terfluidiskan. Partikel polimer yang
bagu akan meninggalkan reaktor bersama gas yang tertangkap oleh cyclone, yang
merupakan keunikan dari proses BP, yang akan direcycle kembali kedalam reaktor.
Cyclone berfungsi juga untuk mencegah terkontaminasinya produk pada saat transisi.
Gas yang tidak bereaksi didinginkan dan dipisahkan dari berbagai cairan, dikompes
kemudian dikembalikan kedalam reaktor. Produk yang dihasilkan memiliki
spesifikasi yaitu densitasnya 0,919 g/cm3, titik leleh 1,0 g/10 menit, dan ketebalan
0,038 mm. Polimer berbentuk powder yang kemudian ditambahkan zat addiktif dan
kemudian disimpan dalam storage [Petrochemical Procesess. 2005].
2. Polimerisasi Larutan
Proses larutan telah dikembangkan oleh beberapa perusahaan meliputi Du Pont,
Dow, dan Mitsui untuk membuat LLDPE. Keuntungannya adalah dapat dengan
mudah menangani banyak jenis dari comonomer dan densitas produk tergantung
katalis yang dipakai.
Gambar 7. Polimerisasi larutan (Du Pont)
13 Makalah Proses Petrokimia-Polietilene
Penjelasan flowsheet proses Du Pont yaitu Ethylene dilarutkan dalam pelarut
(diluent) seperti heksana atau sikloheksana, kemudian dipompakan ke dalam reaktor
pada tekanan 10 MPa. Tahapan reaksi merupakan proses adiabatis dan temperatur
reaksinya adalah sekitar 200-300 oC. Umpan mengandung ethylene sebesar 25 wt%
dimana 95% terkonversi menjadi polyethylene dalam reaktor. Waktu tinggal dalam
reaktor selama 2 menit. Katalis yang dipakai yaitu campuran dari VOCl3 dan TiCl4
diaktifasi oleh kokatalis alkylaluminum, Larutan polyethylene yang meninggalkan
reaktor diolah dengan zat deaktifasi dan kemudian campurannya melewati alumina
dimana residu dari katalis yang sudah dideaktifasikan diadsorb. Pelarut dan
comonomer yang tidak bereaksi diuapkan dalam tahap depressurization. Setelah
ekstrusi menjadi pellet, penghilangan pelarut dilakukan dengan melewatkan aliran gas
panas melewati tumpukan pellet. Kelemahan dari proses ini yaitu terdapatnya tahapan
penghilangan katalis sehingga memperbesar biaya proses.
3. Polimerisasi suspensi (slurry Polimeryzation)
Teknologi ini merupakan teknologi yang paling tua dalam pembuatan
polyethylene. Philips Petroleum Company telah mengembangkan proses slurry yang
efisien untuk memproduksi LLDPE. Reaktor dibangun menyerupai “large folder
loop” yang mengandung serangkaian pipa dengan diameter 0.5 sampai 1 meter.
Gambar 8. Polimerisasi suspensi (Phillips Petroleum)
14 Makalah Proses Petrokimia-Polietilene
Reaktor berbentuk double loop diisi dengan suatu pelarut ringan (biasanya
isobutene), dan mengelilingi loop dengan kecepatan tinggi secara kontinyu. Reaktor
double loop bekerja pada:
Tekanan 3,5 MN/m2
Temperatur 85 sampai 100°C
Waktu tinggal rata-rata adalah 1,5 jam.
Katalis chromium/titanium.
Katalis disuspensikan oleh pelarut dan diumpankan ke dalam reaktor. Aliran
campuran mengandung ethylene dan comonomer (1-butene, 1-hexene, 1-oktene, atau
4-methyl-1-pentene), dikombinasikan dengan diluent hasil recycle dan suspensi
katalis, diumpankan ke dalam reaktor. Dalam reaktor tersebut kopolimer etilen
membentuk partikel-partikel yang tumbuh berlainan disekitar partikel katalis.
Temperatur merupakan variabel operasi yang paling kritis dan harus selalu
dikontrol untuk menghindari terjadinya swelling (pengembangan) dari polimer.
Setelah melewati waktu tinggal antara 1.5 sampai 3 jam, resin mengendap secara
singkat dalam tahap pengendapan di tepi bawah loop dan dilepaskan menuju ke flash
tank. Akhirnya pelarut dan monomer yang terpisah masuk ke dalam sistem recovery
pelarut untuk pemurnian dan recycling.
H. Kebutuhan dan Kapasitas Produksi
Konsumsi poliolefin di dunia pada tahun 2009 adalah sebagai berikut:
Tabel 4. Konsumsi poliolefin di dunia pada tahun 2009
Jenis Poliolefin Persentas
e
LDPE 16%
LLDPE 17%
HDPE 27%
PP 40%
I.
15 Makalah Proses Petrokimia-Polietilene
LDPE16%
LLDPE17%
HDPE27%
PP40%
Global Polyolefin Consumption 2009
Gambar 9. Konsumsi poliolefin di dunia pada tahun 2009
Sumber: Chemsystems. 2010. “Global Polyolefins Market Dynamics”
Penggunaan polietilen di dunia pada tahun 2010 adalah sebagai berikut:
Tabel 5. Penggunaan polietilen di dunia pada tahun 2010
Aplikasi Persentas
e
Fiber 1%
Rotomolding 2%
Raffia 2%
Wire & Cable 2%
Extrusion Coating 3%
Pipe & Profile 7%
Blow Molding 12%
Injection Molding 13%
Film & Sheet 51%
Other 7%
16 Makalah Proses Petrokimia-Polietilene
Fiber1%
Rotomolding2%
Raffia2% Wire & Cable
2%Extrusion Coating
3%Pipe & Pro-
file7%
Blow Molding12%
Injection Molding13%
Film & Sheet51%
Other7%
World 2010 Total PE Demand by End Use
Gambar 9. Penggunaan polietilen di dunia pada tahun 2010
Sumber: Rappaport, Howard. 2011. “Ethylene & Polyethylene Global Overview”
Produksi polietilen di Indonesia pada tahun 2011 adalah sebagai berikut:
Tabel 6. Produksi polietilen di Indonesia pada tahun 2011
Perusahaan Persentas
e
Chandra Asri 55%
Titan Kimia 31%
Impor 14%
17 Makalah Proses Petrokimia-Polietilene
Chandra Asri55%Titan Kimia
31%
Impor14%
Produksi Polietilena di Indonesia (2011)
Gambar 10. Produksi polietilen di Indonesia pada tahun 2011
Sumber: Departemen Riset IFT
Diperlukannya impor polietilen disebabkan oleh kapasitas produksi dalam negeri
yang tidak mencukupi konsumsi masyarakat Indonesia, yaitu 800000 ton/tahun. PT.
Chandra Asri memproduksi polietilen sekitar 450000 ton/tahun, sementara PT. Titan
Kimia memproduksi polietilen sebesar 250000 ton/tahun. Rinciannya adalah sebagai
berikut:
Konsumsi ±800000 ton
Produksi dalam negeriChandra Asri ±450000 ton
Titan Kimia ±250000 ton
Impor ±100000 ton
I. Produk Polietilen Dalam Negeri
PT. Chandra Asri memasarkan produk polietilen-nya dengan merek ASRENE.
Jenis polietilen yang dihasilkan adalah LLDPE dan HDPE. Produk LLDPE dijual dalam
bentuk film dan injection. Produk HDPE dijual dalam bentuk blow molding, film, pipe,
injection, dan monofilament.
18 Makalah Proses Petrokimia-Polietilene
PT. Titan Kimia memasarkan produk polietilen-nya dengan merek TITANVENE.
Jenis polietilen yang dihasilkan adalah LLDPE dan HDPE. Produk LLDPE dijual dalam
bentuk film serta wire & cable. Produk HDPE dijual dalam bentuk blow molding, film,
pipe, dan tape/ filament.
Tabel 7. Produk polietilen dalam negeri
Perusahaan Chandra Asri Titan Kimia
Trademark Brand ASRENE TITANVENE
Produk Polietilena
LLDPE Film
Injection
Film
Wire & cable
HDPE
Blow molding
Film
Pipe
Injection
Monofilament
Blow molding
Film
Pipe
Tape/filament
19 Makalah Proses Petrokimia-Polietilene
DAFTAR PUSTAKA
Anonym. “Polietilena”. http://id.wikipedia.org/wiki/Polietilena. (diakses tanggal 23 April 2012, pukul 19.35 WIB).
Brydson, J.A. 1982. Plastics Materials. London: Butterworth Scientific.
Billmeyer, Fred. 1994. Textbook of Polymer Sciene. Singepore: John Wiley & Sons (SEA) pte. Ltd
Chandra Asri Petrochemical. “Polyethylene Products”. http://www.chandra-asri.com/products_polyethylene.php (diakses 23 April 2012, 22.00 WIB)
Karina, Sandra. “Butuh USD300 Juta Bangun Industri Hulu Polietilen”. http://techno.okezone.com/read/2010/11/22/320/395821/butuh-usd300-juta-bangun-industri-hulu-polietilen (diakses 23 April 2012, 22.00 WIB)
Kementrian Perindustrian Republik Indonesia. “Industri Petrokimia: Chandra Asri Petrochemical Resmi Beroperasi”. http://www.kemenperin.go.id/artikel/1470/Industri-Petrokimia:-Chandra-Asri-Petrochemical-Resmi-Beroperasi (diakses 23 April 2012, 22.00 WIB)
Lepoutre, Priscilla. “The Manufacture of Polyethylene”. http://nzic.org.nz/ ChemProcesses/polymers/10J.pdf (diakses 23 April 2012, 22.00 WIB)
Rachman, Vicky & Adi Teguh. “Titan Kimia Anggarkan Belanja Modal US$ 7 Juta”. http://www.indonesiafinancetoday.com/read/6569/Titan-Kimia-Anggarkan-Belanja-Modal-US-7-Juta (diakses 23 April 2012, 22.00 WIB)
Siemens AG. 2007. Process Analytics in Polyethylene (PE) Plants. www.industry.usa. siemens.com [diakses 7 April 2012, Pkl. 19.30]
Teguh, Adi & Rukmi Hapsari. “Utilisasi Produksi Petrokimia Bisa Capai 90% di 2012”. http://www.indonesiafinancetoday.com/read/20616/Utilisasi-Produksi-Petrokimia-Bisa-Capai-90-di-2012 (diakses 23 April 2012, 22.00 WIB)
Titan Kimia Nusantara. “Products”. http://www.pttitan.com/Product/Products.asp (diakses 23 April 2012, 22.00 WIB)
Siemens AG. 2007. Process Analytics in Polyethylene (PE) Plants. www.industry.usa. siemens.com [diakses 7 April 2012, Pkl. 19.30]
Zulfikar. 2010. Sifat-sifat Polimer. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/makromolekul/sifat-%E2%80%93-sifat-polimer/ (diakses 23 April 2012, pukul 18:34 WIB).
20 Makalah Proses Petrokimia-Polietilene