17
TUGAS MAKALAH PROFESI KEPENDIDIKAN Wawasan Bimbingan dan Konseling KELOMPOK 1 1. VivinMahatPutri 55747/2010 2. Aulia Zikri Rahman 16719/2010 3. Huma Magridoni Koling 18593/2010 4. Mira Handayani 55180/2010 5. Feni Zol Tri Yenda 04154/2008 6. Risa Mailisa 54745/2010

makalah profesi pendidikan.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: makalah profesi pendidikan.docx

TUGAS MAKALAH PROFESI KEPENDIDIKAN

Wawasan Bimbingan dan Konseling

KELOMPOK 1

1. VivinMahatPutri 55747/20102. Aulia Zikri Rahman 16719/20103. Huma Magridoni Koling 18593/20104. Mira Handayani 55180/20105. Feni Zol Tri Yenda 04154/20086. Risa Mailisa 54745/2010

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2012

Page 2: makalah profesi pendidikan.docx

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah Profesi Kependidikan ini.

Selanjutnya, rasa terima kasih yang sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada Dosen Pembimbing mata kuliah Profesi Kependidikan, yang telah membimbing kami selama perkuliahan berlangsung, dan seterusnya kepada teman – teman seperjuangan dalam matakuliah Profesi Kependidikan.

Penulis sangat menyadari sekali bahwa Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan Makalah ini kedepannya. Akhir kata penuli ucapkan terima kasih, mudah-mudahan bermanfaat bagi para pembaca.

Padang, 24 Juni 2012

(Penulis)

Page 3: makalah profesi pendidikan.docx

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Materi yang dibahas pada pokok bahasan ini mencakup proses dan pentingnya wawasan bimbingan dan konseling dikuasai oleh guru

Oleh sebab itu tujuan dari pokok pembahasan ini adalah agar mahasiswa dapat memahami masing-masing poin penting.

B. Rumusan Masalah1. Menjelaskan prinsip – prinsip Bimbingan dan Konseling2. Menjelaskan Asas – asas Bimbingan dan Konseling3. Menjelaskan Kode Etik Bimbingan dan Konseling

C. Tujuan1. Diharapkan mahasiswa dapat memahami prinsip – prinsip Bimbingan

dan Konseling2. Mengetahui Asas – asas Bimbingan dan Konseling3. Memahami Kode Etik Bimbingan dan Konseling

Page 4: makalah profesi pendidikan.docx

BAB II

PEMBAHASAN

A. Prinsip-prinsipBimbingan Dan Konseling

a. Prinsip-prinsipumum

1. Sikapdantingkahlakuindividuterbentukdariaspekkepribadian yang unukdanruet

2. Pegenalandanpemahamantentangperbedaanmerupakansuatukeharusan

3. Bimbingandiusahakanuntukdaptmengarahkanindividuuntukmenolongdirisendiri

4. Bimbinganterpusatpadaindividusiswa

b. Prinsipkhusus yang berhubungandengansiswa

1. Pelayanditunjukkanuntukseluruhsiwa

2. Ada kriteriatertentuuntukmenentukanperioritas

3. Program bimbinganharusberpusatpadasiswa

c. Prinsip yang berhubungandengan guru pebimbing

1. Guru pebimbingharusmampumelakukantujuansesuaidengankemampuan

2. Guru pebimbinghendaklahdipeliharaatasdasarkualifikasipendidikan, kepribadian,

pengalamandankemapuan

3. Guru

pebimbingharusdapatkesempatanuntukmegembangkandirinyasertakeahlianmelalui

latihandanpenataran.

d. Prinsip-prinsip yang berhubungandenganorganisasidanadmnistrasibimbingan

1. Bimbingandilakukansecaraberlanjut

2. Tersedianyakartupelayanpribadi

3. Program disesuaikandengan program sekolah

B. Azas-AzasBimbingan Dan Konseling

a. AsasKerahasiaan, yaitusegalasesuatu yang

dibicarakanpesertadidikkepadapembimbingtidakbolehdisampaikankepada orang lain.

b. AsasKesukarelaan,

yaitupelaksanaanBimbingandanKonselingberlangsungatasdasarkesukarelaandarikedua

belahpihak, baikdaripesertadidikmaupunpembimbing.

Page 5: makalah profesi pendidikan.docx

c. AsasKeterbukaan,

yaituBimbingandanKonselingdapatberhasildenganbaikjikapesertadidik yang

bermasalahmaumenyampaikanmaslah yang

dihadapikepadapembimbingdanpembimbingbersediamembantunya.

d. AsasKekinian, yaitumasalah yang

ditanganiolehBimbingandanKonselingadalahmasalahsekarangwalaupunadakaitanyade

nganmasalah yang lampaudan yang akan dating.

Selainitujugahendaknyapembimbingsesegerahmungkinmenanganimasalahpesertadidi

k.

e. AsasKemandirian, yaituBimbingandanKonselingmembantu agar

pesertadidikdapatmandiriatautidaktergantungbaikkepadapembimbingatau orang lain.

f. AsasKegiatan,

yaituBimbingandanKonselingharusdapatmembantumembangkitkanpesertadidik agar

berusahamelakukankegiatan yang diperlukanuntukmenyelesaikanmasalah yang

dihadapi.

g. AsasKedinamisan,

yaituBimbingandanKonselinghendaknyadapatmembantuterjadinyaperubahan yang

lebihbaikdanmampukearahpembaruanpadadiripesertadidik.

h. AsasKeterpaduan,

yaituBimbingandanKonselinghendaknyadapatmemadukanaspekkepribadianpesertadid

ikdan proses layanan yang dilakukan.

i. AsasKenormatifan, yaituusahaBimbingandanKonselingharussesuaidengannorma-

norma yang berlaku, baiknorma agama, norma adapt, norma hokum atau Negara,

normailmu, dannormakebiasansehari-hari.

j. AsasKeahlian, yaituBimbingandanKonselingadalahlayanan professional

sehinggaperludilakukanolehahli yang khususdididikuntukmelakukantugasini.

k. Asas Ali Tangan,Bilausaha yang dilakukantelah optimal

tetapibelumberhasilataumasalahnyadiluarkewenangannya.

l. AsasTutwuriHandayani,

yaituBimbingandanKonselinghendaknyasecarakeseluruhandapatmemberikan rasa

aman, mengembangkanketeladanan,

memberirangsangandandorongansertakesempatanseluas-

luasnyakepadapesertadidikuntukmajusesuaidenganpotensinya.

Page 6: makalah profesi pendidikan.docx

C. KodeEtikBimbingandanKonseling

Untukmenyatakanpandangantentang kode etik jabatan, berikut ini dikemukakan suatu rumusan dari Winkel (1992): “Kode etik jabatan ialah pola ketentuan/aturan/tata cara yang menjadi pedoman dalam menjalankan tugas dan aktivitas suatu profesi.” Sehubungandenganitu, BimoWalgito (1980) mengemukakanberapabutirrumusankodeetikbimbingandankonselingsebagaiberikut:

1. Pembimbingataupejabatlain yang memegang jabatan dalam bidang bimbingan dan penyuluhan harusmemegangteguhPrinsip-prinsipbimbingandankonseling.

2. Pembimbingharusberusahasemaksimal mungkin untuk dapat mencapai hasil yang sebaik-baiknya, dengan membatasi diri pada keahliannya atau wewenangnya. Karena itu, pembimbing jangan sampai mencampuri wewenang serta tanggun jawab yang bukan wewenang serta tanggung jawabnya. Seorangpembimbingharus :

a. Dapatmemegangataumenyimpanrahasiakliendengansebaik-baiknya.b. Menunjukkansikaphormatkepadaklien.c. Menunjukkanpenghargaan yang samakepadabermacam-macamklien.d. Memintabantuanahlidalambidanglain di

luarkemampuanataudiluarkeahliannyaataupun di luar keahlian stafnya yang diperlukandalammelaksanakanbimbingandankonseling.

e. Pembimbingharusselalumenyadariakan tanggung jawabnya yang berat yang memerlukanpengabdianpenuh.

KodeEtikBimbingandanKonseling IndonesiaMerupakanlandasan moral dan pedoman tingkah laku profesional yang dijunjung tinggi, diamalkan dan diamankan olehsetiapprofesionalBimbingandanKonseling IndonesiaLandasanKodeEtik:

Pancasila, mengingatprofesibimbingan dan konseling merupakan usaha pelayanan terhadap sesama manusia dalam rangka ikut membina warga negara Indonesia yang bertanggungjawab

Tuntutanprofesi, yang mengacu pada kebutuhan dan kebahagiaan klien sesuai denagn norma-norma yang berlaku 

Kualifikasi Dan Kegiatan Profesional Konselor:

1. Memilikinilai, sikap, ketrampilan, pengetahuan dan wawasandalambidangprofesibimbingandankonseling:

Page 7: makalah profesi pendidikan.docx

Konselorwajibterus-menerusberusahamengembangkandanmenguasaidirinya

Konselorwajibmemperlihatkansifat-sifat sederhana, rendah hati, sabar, menepati janji, dapatdipercaya, jujur, tertibdanhormat

Konselorwajibmemeiliki rasa tanggung jawab terhadap saran ataupun peringatan yang diberikan kepadanya, khususnya dari rekan seprofesi yang berhubungandgnpelaksanaanketentuantingkahlakuprofessional

Konselorwajibmengusahakanmutu kerja yang tinggi dan tidak mengutamakan kepentingan pribaditermasuk material, finansialdanpopularitas

Konselorwajibtrampildlmmenggunakantekhnikdanprosedurkhususdgnwawasanluasdankaidah-kaidahilmiah

2. Memperolehpengakuanataskemampuan dan kewenangan sebagai konselor:

Pengakuan Keahlian - Kewenangan oleh organisasi profesiatasdasarwewenangygdiberikankepadanya.

PROSES PADA PELAYANAN1. HubungandalamPemberianpada Pelayanan

b. Konselorwajibmenanganikonseli selama ada kesempatan dalam hubungan antara konseli dengan konselor.Dalam konseling harus ada kesepakatan terlebih dahulu antara konselor dan konseling kapan dan dimana konseling akan dilangsungkan. Hal itu berarti bahwa konseling dilakukan ketika kedua belah pihak, yaitu konselor dan konseli memiliki kesempatan waktu untuk bertemu untuk melangsungkan proses konseling.

 c. Konselisepenuhnyaberhakuntuk mengakhiri hubungan dengan konselor, meskipun

proses konseling belum mencapai suatu hasil yang kongkret. Sebaliknya konselor tidak akan melanjutkan hubungan apabila konseli ternyatatidakmemperolehmanfaatdarihubunganitu.Objekutamadalamkonseling adalah konseli, maka pantas ketika seorang konseli lebih banyak dapat mengatur jalannya konseling. Namun bukan berarti hanya konseli yang dapat mengatur jalannya konseling, seorang konselor juga dapat memberhentikan proses konseling ketika dirasa proses konselingitutidakmembawamanfaatkepadakonseli.

2. HubungandenganKonseli

a. Konselorwajibmenghormati, harkat, martabat, integritas, dankeyakinankonseli.Konselidalamkonselingadalah unsur yang sangat penting karena objek utama konseling adalah konseli.Sehingga seorang konselor dituntut agar dapat menghargai dan

Page 8: makalah profesi pendidikan.docx

menghormati harkat, martabat, integritas, dan keyakinan konseli.Konselor tidak dibenarkan memaksakan sesuatu yang berkaitan dengan keyakinan seseorang kepada konseli karena keyakinanadalahhaksetiapmanusiauntukmemilikinya.

b. Konselorwajibmenempatkankepentingankonselinya di ataskepentinganpribadinya.Dalamkonselingmemangseorang konselor dituntut untuk selalu mementingkan kepentingan konseli terlebih dahulu di atas kepentingan pribadinya.Hal ini dimaksudkan agar bimbingan atau pertolongan yang diberikan konselor kepada konseli dapat segera dilakukanuntukmenghindarikemungkinan-kemungkinan yang tidakdiinginkan.Tetapidalampelaksanaannya, seorang konselor perlu juga untuk mementingkan kepentingan pribadinya selain kepentingan konseli. Seorang konseli juga seyogianya dapat berempati dengan kesibukan seorang konselor agar proses konseling yang dilakukan dapatberjalandenganefektifdantanpabeban.

c. Dalammenjalankantugasnya, konselor tidak mengadakan pembedaan konselor atas dasar suku, bangsa, warnakulit, agama atau status sosialekonomi.Pernyataan di atassejalan dengan prinsip bimbingan dan konseling lintas budaya dimana seorang konselor harus dapat menempatkan dirinya dimana ia berada dan latar belakang dari konseli yang ditanganinya. Selain tidak diperkenankan membedakan suku atau latar belakang konseli, seorang konselor juga seyogianya sedikit mengerti budaya konseli agar terjadi keselarasan dalam proses konseling. Hal ini juga dimaksudkan agar konselor memahami maksud-maksud tertentu dari konseli mana kala seorang konseli menunjukkanbahasaataukebiasaandaribudayanyasendiri.

d. Konselortidakakanmemaksa untuk memberikan bantuan kepada seseorangtanpaizindari orang yang bersangkutan.Hal inimerupakanhalwajar dalam konseling karena proses konseling itu sendiri dilakukan dalam keadaan sadar. Hal itu berarti proses konseling terjadi karena ada kesepakatan terlebih dahulu dari kedua belah pihak, yaitu konselor dan konseli. Pernyataan di atas juga dimaksudkan agar proses konseling berjalan tanpa ada paksaan dari pihak manapun. Jika proses konseling dilandasi dengan adanya paksaan, maka tentunya konseling bukan merupakan wahana untuk membantu konseli melainkan menjadi wahan penyiksaan bagi konselikarenamerasadirinyadipaksaolehkonselor.

e. Konselorwajibmemberikanpelayanan kepada siapapun lebih-lebih dalam keadaan daruratatauapabilabanyak orang yang menghendaki.Seorangkonselorperlujuga untuk mementingkan kepentingan pribadinya terlebih dahulu, tetapi hal itu tidak berlaku jika konselor berada pada keadaan darurat.Konselor wajib memberikan pelayanan kepada seseorang yang memang sangat memerlukan sekali pelayanan tersebut agar hal-hal yang tidakdiinginkantidakterjadipadakonseli.

f. Konselorwajibmemberikanpelayananhinggatuntas, sepanjangdikehendakikonseli.Hal initentusajadimaksudkan agar tujuan konseling yang disepakati dapat tercapai dengan baik.Pelayanana hingga tuntas bukan berarti melayani seorang konseli hanya sekali pertemuan saja, melainkan beberapa kali pertemuan secara tuntas dengankesepakatan yang telahdisepakatisebelumnya.

Page 9: makalah profesi pendidikan.docx

g. Konselorwajibmenjelaskankepada konseli sifat hubungan yang sedang dibina dan batas-batastanggungjawabmasing-masingdalamhubunganprofesional.Hal inidimaksudkan agar konseli dapat memahami sejauh mana konselor dapat membantunya, dan ranah-ranah mana saja yang tidak dapat dibantu oleh konselor.Hal ini juga dimaksudkan agar tidak terjadi hal-hal buruk yang diakibatkan oleh ketidakadaannyakesepakatansebelumnyaantarakonselordankonseli.

h. Konselorwajibmengutamakanperhatian terhadap konseli, apabila timbul masalah dalam soal kesetiaan ini, maka wajib diperhatikan kepentingan pihak-pihak yang terlibatdanjugatuntutanprofesinyasebagaikonselor.Hal iniberkaitanjugadengan poin f dimana seorang konselor harus memberikan pelayanan sepanjang dikehendaki oleh konseli.Dengan adanya keharusan untuk menuntaskan pelayanan maka secara otomatis perhatian dari seorang konselor tidak beloh lepas dari konseli yang sedang dihadapinya agar perkembangan yang ditunjukkan oleh konselidapatdiamatidenganseksamaolehkonselor.

i. Konselortidakdapatmemberikan bantuan profesional kepada sanakkeluarga, teman-temankaribnya, sepanjanghubunganprofesional.Seorangkonselortidakboleh memberikan bantuan profesional kepada sanak keluarga dan teman-temannya karena dikhawatirkan masuknya unsur-unsur emosi kekeluargaan atau pertemanan ke dalam konseling. Tentunya hal ini dapat menghambat jalannya proses konseling yang sedang berlangsung karena perhatian dalam konseling sudahberalihkepadahubunganpertemanandankekeluargaan.

D. ParadigmaParadigmaBimbingandankonselingmengacukepadapelayanan yang bersifat piko paedagogis dalam bingkai budaya dan religius.

II. Arah kegiatan Bimbingan dan Konseling

A. Mekanisme penanganan siswa bermasalah di sekolah

B. Kegiatan Bimbingan dan KonselingKegiatan Bimbingan dan konseling diarahkan kepada :

Terpenuhinyatugas-tugasperkembanganpesertadidik di setiaptahapperkembanganmereka

Dalamupayamewujudkantugas-tugas perkembangan itu, kegiatan bimbingan dan konseling mendorong peserta didik mengenal diri dan lingkungan, mengembangkan diri dan sikap positifmengembangkanarahkarirdanmasadepan.

Kegiatanbimbingandankonselingmeliputibimbinganpribadi, sosial, belajar, dankarir

Page 10: makalah profesi pendidikan.docx

o PelayananBimbingandanKonseling di sekolah

Secara konkrit diarahkan kepada pengembangan berbagai kompetensi peserta didik. Kompetensi yang akan dikembangkan itu dirumuskan melalui langkah-langkah sebagai berikut :1) Tugas Perkembangan2) Bimbingan Pribadi, sosial, belajar, dan karir3) Kompetensi4) Materi bimbingan dan konseling5) Kegiatan bimbingan dan konseling, meliputi : layanan, pendukung, penilaian

III. Kegiatan Pokok Bimbingan dan Konseling

A. Program BimbingandanKonseling

o Program BimbingandanKonseling di sekolah yang perlu disusun adalah program

tahunan yang mencakup program semesteran dan laporan bulanan. Laporan bulanan mencakup rekap agenda mingguan yang selanjutnyadijabarkanmenjadi agenda kegiatanharian.

o Unsur-unsur Program Bimbingandan Konseling meliputi kebutuhan peserta didik,

jumlah siswa yang menjadi tanggung jawab guru pembimbing, bidang-bidang bimbingan, jenis layanan dan kegiatan pendukung, volume dan frekuensi layanan, waktu (kapan dan lamanya) kegiatansertaperkiraanpenggunaandana/ prasara

o Tahap-tahappelaksanaan program adalah tahap perencanaan, pelaksanaan, penilaian,

analisis hasil penilaian, dan tindak lanjut. 

B. Muatanpendidikanbimbingankonselingpendidikannilai-nilaidalamBimbingandanKonselingSecaralangsungpelayananBimbingandanKonselingmemuatmateripendidikanbimbingankonseling:

o bimbingankonselingdiperlukandalam semua bidang kehidupan, yaitu kehidupan

pribadi, social, bermasyarakat, berbangsa, bernegara, danberagamao Program BimbingandanKonselingmengadopsi materi pendidikan bimbingan

konseling. Sebagaimana dituntutdalampencapaiantugas-tugasperkembanganpesertadidik.

o Setiaplayananbimbingandan konseling mengintegrasikan di dalamnya materi

pendidikan bimbingan konseling, berupa suasana yang menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan dan suasana normatif dalam proses pelayanan. Di samping itu layanan tertentu dalam bimbingan dan konseling dapat dimuati secara khusus materi pendidikan budi pekerti yang dikehendaki. Lebih jauh,pelaksana bimbingan dan konseling di sekolahharusmenjaditeladanbagipesertadidiknya.

C. PengelolaanBimbingandanKonseling di YayasanPeguruanHarapanMandiri

Page 11: makalah profesi pendidikan.docx

o Manajemenbimbingandankonseling di sekolah diselenggarakan oleh suatu organisasi

dengan guru pembimbing (di SMA) sebagai pelaksana utamanya. Dalam organisasi tersebut selain ada guru pembimbing, ada pula pimpinan sekolah, koordinator bimbingan dan konseling, guru mata pelajaran/praktik, wali kelas, dan stafadministrasi yang masing-masingmemilikiperannyasendiri.

o Pengelolaanbimbingandankonseling dilengkapi fasilitas yang diperlukan, yaitu ruang

kerja, peralatan instrumentasi, peralatanadministrasidansaranapendukunglainnya.o Karenabimbingandankonseling merupakan sumber / bank data yang mendukung

semua kegiatan pembelajaran di sekolah, makadapatdidukungdengantenagaadministratif.

o Dalampengelolaanbimbingandankonseling,

kegiatankepengawasansecarakhususdiselenggarakanolehpengawassekolahbidangbimbingandankonseling

o Pengelolaan yang efektifdiarahkan kepada terwujudnya akuntabilitas yang tinggi dari

kegiatan bimbingandankonselingsecaramenyeluruhdanpengembangannya.

Page 12: makalah profesi pendidikan.docx

BAB III

PENUTUP

KESIMPULANDalam proses perkembanhganpeserta didik membutuhkan lebih banyak

interaksi positif dalam usianya. Kegiatan bimbingan dan konseling merupajkan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar mengajar secara keseluruhan. Kegiatan bimbingan dan konseling pada prinsipnya adalah usaha guru pembimbing bersama siswa untuk mencapai kemandirian dalam proses kehidupan, baik sebagaia individu, anggota kelompok, keluarga dan masyarakat pada umumnya.

Page 13: makalah profesi pendidikan.docx

DAFTAR PUSTAKA

Nata wijaya, Rochman Dkk. 1986. Pengantar bimbingan dan penyuluhan modul UT/ 1/ 3. Jakarta : Depdikbud.

Prayitno Dkk. 1997. Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah. Jakarta : PT. Ikrar Mandiri Abadi.