Upload
agam-phon
View
432
Download
11
Embed Size (px)
DESCRIPTION
pancasila sila ke 5afafghafgadfhba n s h nshfnsfdnzhfnsfnsfh shnb srhnmxcfh sfh sfh mdfsfMakalah Pkn Tentang Pancasila 1.ketuhanan yang maha esaMakalah Pkn Tentang Pancasila 1.ketuhanan yang maha esaMakalah Pzxcbnzcnzcnkn Tentang Pancasila 1.ketuhanan yang maha esaMakalah Pkn Tentang Pancasila 1.ketuhanan yang maha esaMakalah Pkn Tentang Pancasila 1.ketuhanan yang maha esa sf hsms
Citation preview
Kata Pengantar
Puji syukur kita panjatkan kepada kehadirat Allah SWT
karena atas limpahan rahmad dan hidayahnya kami mampu
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Makalah
dengan judul “ Pancasila Sebagai Dasar Negara dan Ideologi
Nasional” disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas mata
kuliah Pendidikan Kewarganegaraan serta memberikan
pengetahuan baru bagi penulis dan pembaca mengenai
pancasila sebagaidasar negara dan ideologi nasional.
Pada kesempatan ini kami juga mengucapkan terima kasih
kepada teman dan para anggota kelompok yang telah
membantu pada pembuatan makalah ini.dan tak lupa pula kami
mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing kami ibu
Wilsa S.H M.H
Semoga makalah ini dapat membawa manfaat khususnya
bagi saya dan orang lain yang telah membaca makalah kami.
Kami menyadari bahwa makalah ini kami susun masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat kami harapkan dengan tujuan agar makalah
ini selanjutnya akan lebih baik. Semoga bermanfaat.
Langsa , 9 Desember 2013
Ketua kelompok
1
2
Daftar isiKATA PENGANTAR ………………………………………… 1
DAFTAR ISI ……………………………………………………. 2
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………… 3
A. LATAR BELAKANG ………………………………. 3
B. RUMUSAN MASALAH ……………………………. 3
BAB II PEMBAHASAN ………………………………………. 4
A. Ideologi Negara ……………………………………… 4
B. Unsur Negara ………………………………………… 5
C. Manfaat ideology bagi suatu bangsa …………….6
D. Pancasila sbg ideology bangsa Indonesia……….6
E. Sejarah pancasila …………………………………… 6
F. Landasan hukum pancasila ………………………. 9
G. Konsep dan teori pancasila ………………………. 12
H. Pancasila dlm konteks Indonesia ………………..15
I. Konsekeunsi pancasila bagi masyarakat ………..16
BAB III PENUTUP …………………………………………... 18
KESIMPULAN …………………………………………. 18
SARAN ………………………………………………….. 18
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………. 19
3
BAB IPendahuluan
A. LATAR BELAKANG
Bangsa Indonesia terkenal sebagai bangsa yang besar dan
heterogen.Disebut bangsa yang besar karena jumlah penduduknya menempati
urutan keempat terbanyak setelah RRC, Amerika Serikat dan India.Indonesia
juga bangsa yang heterogen karena terdiri atas banyak suku bangsa dengan
berbagai macam agama, budaya, bahasa dan adat istiadat.
Kita patut bersyukur bahwa bangsa yang besar dan heterogen ini dapat
bersatu dalam naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia.Banyak bangsa –
bangsa yang besar dalam sejarahnya hancur karena tidak mampu
mempertahankan semangat persatuan dan kesatuan.Contohnya adalah Uni
Soviet dan Yugoslavia.
Mengapa bangsa Indonesia mampu mempertahankan persatuan dan
kesatuan ?salah satu jawabannya adalah karena kita telah sepakat Pancasila
sebagai dasar negara dan ideologi nasional Indonesia . Nilai-nilai luhur
Pancasila merupakan kesepakatan bersama dan menjadi titik temu
antarkelompok dan golongan masyarakat Indonesia.Sebagai ideologi negara,
nilai-nilai yang terkandung di dalamnya diterima dan dijadikan acuan
bersama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.Oleh karena itu, kita perlu
memelihara dan mempertahankan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi
bangsa Indonesia.
B. RUMUSAN MASALAH
A. Bagaimanakah latar belakang historisnya pancasila ?
B. Bagaimanakah fungsi dan kedudukan pancasila ?
C. Bagaimanakah aktualisasi Pancasila ?
4
BAB II
Pembahasan
A. Ideologi Negara
1.Pengertian Ideologi
Istilah ideologi terbentuk dari kata idea dan logos .Idea berasal dari
bahasa Yunani, ideosyang artinya bentuk atau idein yang berarti
melihat .Kata idea berarti gagasan , ide, cita-cita atau konsep .Sedangkan
logos berarti i lmu. Jadi, secara harfiah ideologi berarti i lmu pengetahuan
tentang ide-ide ( the science if ideas).
Berikut ini beberapa pengetahuan tentang ideologi dari para ahli:
a. Soerjanto Poespowaedojo
Ideologi dapat dirumuskan sebagai kompleks pengetahuan dan nilai yang
secara keseluruhan menjadi landasan bagi seseorang atau masyarakat untuk
memahami jagat raya, bumi, dan seisinya serta menentukan sikap dasar untuk
mengolahnya.
b. M. Sastrapratedja
Ideologi adalah seperangkat gagasan atau pemikiran yang berorientasi pada
tindakan yang diorganisir dalam suatu sistem yang teratur.
c. A.T. Soegito
Ideology adalah serangkaian pemikiran yang berkaitan dengan tertib sosial
dan politik yang ada,serta berupaya untuk mengubah serta mempertahankan
tertib sosial politik yang bersangkutan.
5
d. Ramlan Surbakti
Ideologi dilukiskan sebagai seperangkat gagasan tentang kebaikan bersama
yang dirumuskan dalam bentuk tujuan yang hendak dicapai dan cara – cara
yang digunakan untuk mencapai tujuan itu.
e. Fransn Magnis Suseno
Ideologi dapat dibedakan dalam dua pengertian, yaitu :
1) Ideologi dalam pengertian luas
Ideologi berarti segala kelompok cita-cita luhur, nilai – nilai dasar, dan
keyakinan – keyakinan yang mau dijunjung tinggi sebagai pedoman
normative.Ideologi dalam arti luas ini selanjutnya dikatakan sebagai ideology
terbuka.
2) Ideologi dalam pengertian sempit
Ideologi adalah gagasan atau teori yang menyeluruh tentang makna
hidup dan nilai-nilai yang akan menentukan dengan mutlak bagaimana
manusia harus hidup dan bertindak. Ideologi dalam arti sempit selanjutnya
disebut sebagai ideologi tertutup.
B. Unsur Ideologi
Menurut M. Sastraprated, ideologi sebagai seperangkat gagasan
mengandung tiga unsure, yaitu:
a. Berisi penafsiran atau pemahaman terhadap suatu kenyataan, artinya orang
atau masyarakat dapat membuat penafsiran tentang keadaan berdasar ideologi.
b. Berisi nilai-nilai yang dianggap baik dan diterima oleh masyarakat sebagai
pedoman bertindak, artinya masyarakat dapat berbuat berdasarkan nilai yang
dianggap baik.
c. Memuat suatu orientasi tindakan, artinya ideologi merupakan suatu
pedoman kegiatan untuk melaksanakan nilai – nilai yang terkandung di
dalamnya
6
C Manfaat Ideologi bagi Suatu Bangsa
Dalam kehidupan suatu bangsa, adanya ideologi sangat dperlukan. Dengan
ideologi, suatu bangsa akan :
1. Mampu memandang persoalan – persoalan yang dihadapinya dan
menentukan arah serta cara bagaimana bangsa itu memecahkan persoalan –
persoalan yang dihadapi sehingga tidak terombang ambing dalam menghadapi
persoalan – persoalan besar, baik yang berasal dari dalam masyarakat sendiri
maupun dari luar
2. Memilki pegangan dan pedoman bagaimana ia memecahkan masalah –
masalah politik, ekonomi, sosial dan budaya;
3. Mempunyai pedoman bagaimana bangsa itu membangun dirinya.
Berdasarkan pada kemanfaatan tersebut maka ideologi dalam suatu
masyarakat memiliki fungsi sebagai berikut :
4. Sebagai tujuan atau cita-cita yang hendak dicapai bersama oleh suatu
masyarakat.
5. Sebagai sarana pemersatu masyarakat.
D. Pancasila sebagai Ideologi Bangsa Indonesia
Indonesia sebagai sebuah bangsa tentu juga membutuhkan ideologi
nasional.Di dalam ideologi nasional itu tercantum seperangkat nilai yang
dianggap baik dan cocok bagi masyarakat Indonesia.Nilai – nilai itu diterima
dan diakui serta menjadi tujuan mulia dari bangsa Indonesia.Bangsa
Indonesia sudah sepakat bahwa nilai – nilai itu adalah nilai – nilai yang
terkandung dalam Pancasila.Pancasila adalah ideologi nasional dari bangsa
Indonesia.
E. Sejarah Pancasila
7
Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri
dari dua kata dari Sansekerta : pañca berarti l ima dan śīla berarti prinsip atau
asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan
bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Lima sendi utama penyusun
Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan
beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia, dan tercantum pada paragraf ke-4 Preambule
(Pembukaan) Undang-undang Dasar 1945 .
Pemahaman kembali sejarah lahirnya Pancasila bagi bangsa Indonesia
dimanapun merupakan hal yang penting dalam memahami makna Pancasila
sebagai sebuah ideologi.
1 Juni dan 1 Oktober di Negara Republik Indonesia merupakan dua tanggal
yang memiliki nilai histori yang berarti bagi maju berkembangnya Pancasila
sebagai ideologi Negara RI. Sesuai fakta yang ada bahwa 1 Juni diperingati
sebagai tanggal lahirnya Pancasila, betapapun bahwa sesungguhnya pada 1
Juni 1945 Bung Karno bukanlah penemu maupun pencipta Pancasila, ia
hanyalah penggali kembali ideologi yang sudah lama ada di kehidupan
masyarkat Nusantara sejak dahulu kala. Fakta ini memiliki makna bahwa
Pancasila lahir jauh sebelum 1 Juni 1945.
Jauh sebelum Republik Indonesia, Pancasila sudah dianut dan menjadi
dasar filsafat serta ideologi Kerajaan Maghada pada Dinasti Maurya sejak
dipimpin oleh raja yang gagah perkasa Ashoka (sekitar tahun 273 SM – 232
SM).Raja Ashoka merupakan penganut agama Buddha yang taat. Pancasila
sendiri merupakan ajaran yang diciptakan oleh Sang Buddha Siddharta
Gautama.
Dengan berkembangnya ajaran Buddha, termasuk ke Nusantara.Negara
kedua setelah Kerajaan Maghada yang menjadikan Pancasila sebagai dasar
negaranya yaitu Kerajaan Majapahit di pulau Jawa yang berkembang hampir
ke sepertiga Nusantara.
8
Dalam rapat BPUPKI pada tanggal 1 Juni 1945, Bung Karno
menyatakan antara lain berbunyi :” Saudara-saudara ! Dasar negara telah
saya sebutkan, lima bilangannya. Inikah Panca Dharma ?Bukan !Nama Panca
Dharma tidak tepat di sini.Dharma berarti kewajiban, sedang kita
membicarakan dasar…..Namanya bukan Panca Dharma, tetapi….saya
namakan ini dengan petunjuk seorang teman kita ahli bahasa…..namanya
ialah Pancasila.Sila artinya asas atau dasar dan diatas kelima dasar itulah
kita mendirikan negara Indonesia, kekal dan abadi. Kelima sila tadi
berurutan sebagai berikut:
(a) Kebangsaan Indonesia;
(b) Internasionalisme atau perikemanusiaan;
(c) Mufakat atau demokrasi;
(d) Kesejahteraan sosial;
(e) Ke-Tuhanan.
Rumusan Pancasila ini kemudian dituangkan ke dalam bentuk Pancasila
(lebih dikenal dengan Pancasila I) dan selanjutnya diubah lagi menjadi
Pancasila II.Rumus Pancasila II ini atau lebih dikenal dengan Pancasila
menurut Piagam Jakarta tanggal 22 Juni 1945, baik mengenai sistematikanya
maupun redaksinya sangat berbeda dengan Rumus Pancasila I atau lebih
dikenal dengan Pancasila Bung Karno tanggal 1 Juni 1945.Pada rumus
pancasila I, Ke-Tuhanan yang berada pada sila kelima, sedangkan pada
Rumus Pancasila II, ke-Tuhanan ada pada sila pertama, ditambah dengan anak
kalimat – dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-
pemeluknya”. Kemudian pada Rumus Pancasila I, kebangsaan Indonesia yang
berada pada sila pertama, redaksinya berubah sama sekali menjadi Persatuan
Indonesia pada Rumus Pancasila II, dan tempatnyapun berubah yaitu pada sila
ketiga. Demikian juga pada Rumus Pancasila I, Internasionalisme atau peri
kemanusiaan, yang berada pada sila kedua, redaksinya berubah menjadi
Kemanusiaan yang adil dan beradab. Selanjutnya pada Rumus Pancasila I,
Mufakat atau Demokrasi, yang berbeda pada sila ketiga, redaksinya berubah
sama sekali pada Rumus Pancasila II, yaitu menjadi Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
9
permusyawaratan perwakilan dan menempati sila keempat. Dan juga
pada Rumus Pancasila I, kesejahteraan sosial yang berada pada sila keempat,
baik redaksinya, maka Pancasila pada Rumus II ini, tentunya mempunyai
pengertian yang jauh berbeda dengan Pancasila pada Rumus I.
Namun isi dari Piagam Jakarta selanjutnya juga diubah pada sila
pertama dengan menghilangkan anak kalimat “ dengan kewajiban menjalankan
syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” .
F. Landasan Hukum Pancasila sebagai Ideologi Nasional Indonesia
Kedudukan Pancasila sebagai ideology bangsa tercantum dalam ketetapan
MPRNo.XVIII/MPR/1998 tentang Pencabutan Ketetapan MPR RI
No.II/MPR/1978 tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamatan Pancasila
(Eka Prasetya Pancakarsa) dan penetapan tentang penegasan Pancasila
sebagai dasar negara.
Berdasarkan pada ketetapan MPR tersebut, secara jelas menyatakan bahwa
kedudukan Pancasila dalam kehidupan bernegara Indonesia adalah sebagai:
1. Dasar Negara
Adapun makna Pancasila sebagai dasar negara sebagai berikut:
1) Sebagai dasar menegara atau pedoman untuk menata negara merdeka
Indonesia. Arti menegara adalah menunjukkan sifat aktif daripada
sekedar bernegara;
2) Sebagai dasar untuk aktivitas negara. Diartikan bahwa aktivitas dan
pembangunan yang dilaksanakan negara berdasarkan peraturan
perundangan yang merupakan penjabaran dari prinsip – prinsip yang
terkandung dalam Pancasila dan UUD 1945;
3) Sebagai dasar perhubungan anatar warga negara yang satu dengan
warga negara yang lainnya. Diartikan bahwa penerimaan Pancasila oleh
masyarakat yang berbeda – beda latar belakangnya menjalin interaksi
dan bekerja sama dengan baik
2. Ideologi Nasional
Ideologi nasional mengandung makna ideologi yang memuat cita-cita
tujuan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
10
Pancasila merupakan ideologi yang terbuka, bukan ideologi tertutup.
Pancasila memenuhi syarat sebagai ideologi terbuka karena:
a. Nilai-nilai Pancasila bersumber dari bangsa Indonesia sendiri.
b. Nilai-nilai dari Pancasila tidak bersifat operasional dan langsung dapat
diterapkan dalam kehidupan.
Menurut Dr. Alfian, seorang ahli politik Indonesia, Pancasila memenuhi
syarat sebagai ideologi terbuka yang sifatnya luwes dan tahan terhadap
perubahan zaman karena di dalamnya memnuhi tiga dimensi ideologi, yaitu:
1) Dimensi Realitas
Nilai – nilai ideologi itu bersumber dari nilai-nilai yang riil hidup di
dalam masyarakat Indonesia.Kelima nilai dasar Pancasila itu kita temukan
dalam suasana atau pengalaman kehidupan masyarakat bangsa kita yang
bersifat kekluargaan, kegotong-royongan atau kebersamaan.
2) Dimensi Idealitas
Suatu ideologi perlu mengandung cita-cita yang ingin dicapai dalam
berbagai bidang kehidupan.Nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi
Pancasila merupakan nilai-nilai yang di cita-citakan dan ingin diwujudkan.
3) Dimensi Fleksibilitas
Nilai dasar Pancasila adalah fleksibel karena dapat dikembangkan dan
disesuaikan dengan tuntutan perubahan.
3. Nilai – nilai yang Terkandung dalam Pancasila
a. Pengertian Nilai
Nilai atau value berarti harga, guna.Nilai pada hakikatnya merupakan
sesuatu yang berharga, berguna.Nilai dalam bidang filsafat menunjuk pada
kata benda asbtrak yang artinya keberhargaan dan kebaikan.Sesuatu itu
bernilai, berarti sesuatu itu berguna, berharga, bermanfaat atau penting bagi
kehidupan manusia.
Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak bias lepas dari nilai. Nilai akan
selalu berada di sekitar manusia dan melingkupi kehidupan manusia dalam
segala bidang. Nilai amat banyak dan selalu berkembang. Adapun tingkatan
nilai ada tiga, yaitu :
11
a) Nilai Dasar, yaitu asas-asas yang kita terima sebagai dalil yang
bersifat sedikit banyak mutlak. Kita menerima nilai dasar itu sebagai
sesuatu yang benar dan tidak perlu dipertanyakan lagi. Semangat
kekeluargaan kita sebut nilai dasar, sifatnya mutlak dan tidak berubah
lagi.
b) Nilai Instrumental, yaitu pelaksanaan umum dari nilai dasar. Umumnya
berbentuk norma sosial dan norma hukum yang selanjutnya akan
terkristalisasi dalam peraturan dan mekanisme lembaga-lembaga
negara.
c) Nilai Praktis, yaitu nilai yang sesungguhnya kita laksanakan dalam
kenyataan. Nilai praktis sesungguhnya menjadi batu ujian apakah nilai
dasar dan nilai instrumental itu benar-benar hidup dalam masyarakat.
4. Nilai – nilai Dasar yang Terkandung dalam Ideologi Pancasila
Adapun makna dari masing – masing nilai Pancasila adalah sebagai
berikut:
1. Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa
Mengandung arti adanya pengkuan dan keyakinan bangsa terhadap
adanya Tuhan sebagai pencipta alam semesta.Nilai ini menyatakan bangsa
Indonesia adalah bangsa yang religius bukan bangsa yang ateis.
2. Nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Mengandung arti kesadaran sikap dan perilaku yang sesuai dengan
nilai-nilai moral dalam hidup bersama atas dasar tuntutan hati nurani dengan
memperlakukan sesuatu hal sebagaimana mastinya.
3. Nilai Persatuan Indonesia
Mengandung makna usaha keras bersatu dalam kebulatan rakyat untuk
membina rasa nasionalisme dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia.Persatuan Indonesia sekaligus mengakui dan menghargai
sepenuhnya terhadap keanekaragaman yang dimiliki Indonesia.
4. Nilai Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan
Mengandung makna suatu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan
untuk rakyat dengan cara musyawarah mufakat melalui lembaga-lembaga
12
perwakilan. Berdasarkan nilai ini maka diakui paham demokrasi yang lebih
mengutamakan pengambilan keputusan melalui musyawarah mufakat.
5. Nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Mengandung makna sebagai dasar sekaligus tujuan, yaitu tercapainya
masyarakat Indonesia yang adil dan makmur secara lahiriah maupun
batiniah.Berdasarkan pada nilai ini maka keadilan adalah nilai yang amat
mendasar yang diharapkan oleh seluruh bangsa.
G. Konsep dan Teori Pancasila
1. Ideologi Pancasila
Pancasila dijadikan ideologi dikerenakan, Pancasila memiliki nilai-nilai
falsafah mendasar dan rasional.Pancasila telah teruji kokoh dan kuat sebagai
dasar dalam mengatur kehidupan bernegara.Selain itu, Pancasila juga
merupakan wujud dari konsensus nasional karena negara bangsa Indonesia ini
adalah sebuah desain negara moderen yang disepakati oleh para pendiri
negara Republik Indonesia kemudian nilai kandungan Pancasila dilestarikan
dari generasi ke generasi.Pancasila pertama kali dikumandangkan oleh
Soekarno pada saat berlangsungnya sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan Republik Indonesia (BPUPKI).
Pada pidato tersebut, Soekarno menekankan pentingnya sebuah dasar
negara .Istilah dasar negara ini kemudian disamakan dengan fundamen,
filsafat, pemikiran yang mendalam, serta jiwa dan hasrat yang mendalam,
serta perjuangan suatu bangsa senantiasa memiliki karakter sendiri yang
berasal dari kepribadian bangsa.Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa
Pancasila secara formal yudiris terdapat dalam alinea IV pembukaan UUD
1945.Di samping pengertian formal menurut hukum atau formal yudiris maka
Pancasila juga mempunyai bentuk dan juga mempunyai isi dan arti (unsur-
unsur yang menyusun Pancasila tersebut). Tepat 64 tahun usia Pancasila,
sepatutnya sebagai warga negara Indonesia kembali menyelami kandungan
nilai-nilai luhur tersebut.
13
Ketuhanan (Religiusitas)
Nilai religius adalah nilai yang berkaitan dengan keterkaitan individu
dengan sesuatu yang dianggapnya memiliki kekuatan sakral, suci, agung dan
mulia.Memahami Ketuhanan sebagai pandangan hidup adalah mewujudkan
masyarakat yang beketuhanan, yakni membangun masyarakat Indonesia yang
memiliki jiwa maupun semangat untuk mencapai ridha Tuhan dalam setiap
perbuatan baik yang dilakukannya.
Kemanusiaan (Moralitas)
Kemanusiaan yang adil dan beradab, adalah pembentukan suatu kesadaran
tentang keteraturan, sebagai asas kehidupan, sebab setiap manusia mempunyai
potensi untuk menjadi manusia sempurna, yaitu manusia yang beradab.
Manusia yang maju peradabannya tentu lebih mudah menerima kebenaran
dengan tulus, lebih mungkin untuk mengikuti tata cara dan pola kehidupan
masyarakat yang teratur, dan mengenal hukum universal.
Persatuan (Kebangsaan) Indonesia
Persatuan adalah gabungan yang terdiri atas beberapa bagian, kehadiran
Indonesia dan bangsanya di muka bumi ini bukan untuk bersengketa.Bangsa
Indonesia hadir untuk mewujudkan kasih sayang kepada segenap suku bangsa
dari Sabang sampai Marauke.Persatuan Indonesia, bukan sebuah sikap
maupun pandangan dogmatik dan sempit, namun harus menjadi upaya untuk
melihat diri sendiri secara lebih objektif dari dunia luar.
Permusyawaratan dan Perwakilan
Prinsip-prinsip kerakyatan yang menjadi cita-cita utama untuk
membangkitkan bangsa Indonesia, mengerahkan potensi mereka dalam dunia
modern, yakni kerakyatan yang mampu mengendalikan diri, tabah menguasai
diri, walau berada dalam kancah pergolakan hebat untuk menciptakan
perubahan dan pembaharuan. Hikmah kebijaksanaan adalah kondisi sosial
yang menampilkan rakyat berpikir dalam tahap yang lebih tinggi sebagai
bangsa, dan membebaskan diri dari belenggu pemikiran berazaskan kelompok
dan aliran tertentu yang sempit.
Keadilan Sosial
Nilai keadilan adalah nilai yang menjunjung norma berdasarkan ketidak
berpihakkan, keseimbangan, serta pemerataan terhadap suatu hal.
14
Mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan cita-
cita bernegara dan berbangsa.Segala usaha diarahkan kepada potensi rakyat,
memupuk perwatakan dan peningkatan kualitas rakyat, sehingga
kesejahteraan tercapai secara merata.
2. Arti dan Makna Pancasila
Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan sistem
filsafat . Yang dimaksud dengan sistem adalahsuatu kesatuan bagian-bagian
yang saling berhubungan, saling bekerjasama untuk satu tujuan tertentudan
secara keseluruhanmerupakan suatu kesatuan yang utuh .Isi sila-sila
Pancasila pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan.
Sebagai suatu sistem filsafat landasan sila-sila Pancasila itu dalam hal isinya
menunjukkan suatu hakikat makna yang bertingkat, serta ditinjau dari
keluasannya memiliki bentuk piramidal.Pancasila sebagai suatu sistem
filsafat pada hakikatnya juga merupakan suatu sistem pengetahuan. Pancasila
dalam pengertian seperti yang demikian ini telah menjadi suatu sistem cita-
cita atau keyakinan-keyakinan yang telah menyangkut praktis, karena
dijadikan landasan bagi cara hidup manusia atau suatu kelompok masyarakat
dalam berbagai bidang kehidupan.
Susunan isi arti Pancasila meliputi tiga hal, yaitu:
Isi arti Pancasila yang umum universal, yaitu hakikat sila-sila Pancasila
yang merupakan inti sari Pancasila sehingga merupakan pangkal tolak dalam
pelaksanaan dalam bidang kenegaraan dan tertib hukum Indonesia serta dalam
realisasi praksis dalam berbagai bidang kehidupan konkrit.
Isi arti Pancasila yang umum kolektif, yaitu isi arti Pancasila sebagai
pedoman kolektif negara dan bangsa Indonesia terutama dalam tertib hukum
Indonesia.
Isi arti Pancasila yang bersifat khusus dan konkrit, yaitu isi arti Pancasila
dalam realisasi praksis dalam berbagai bidang kehidupan sehingga memiliki
sifat khusus konkrit serta dinamis
15
H. Pancasila dalam Konteks Indonesia
Sebagai suatu cita-cita, nilai-nilai Pancasila diambil dimensi
idealismenya.Sebagai nilai-nilai ideal, penyelenggara Negara hendaknya
berupaya bagaimana menjadikan kehidupan bernegara di Indonesia semakin
dekat dengan nilai-nilai tersebut.
Pancasila sebagai nilai integratif, sebagai sarana pemersatu dan prosedur
penyelesaian konflik perlu pula dijabarkan dalam praktik kehidupan
bernegara.Pancasila sebagai sarana pemersatu dalam masyarakat dan prosedur
penyelesaian konflik itulah yang terkandung dalam nilai integratif
Pancasila.Pancasila sudah diterima oleh masyarakat Indonesia sebagai suatu
kesepakatan bersama bahwa nilai-nilai yang terkandung di dalamnya disetujui
sebagai milik bersama.Pancasila menjadi semacam social ethies dalam
masyarakat yang heterogen.
Nilai dalam etika sosial memainkan peranan fungsional dalam Negara dan
berupaya membatasi diri pada tindakan fungsional. Jadi, dengan etika sosial
Negara bertindak sebagai penengah di antara kelompok masyarakatnya,
Negara tidak perlu memaksakan kebenaran suatu nilai, Negara tidak
mengurusi soal benar tidaknya satu agama dengan agama lain melainkan yang
menjadi urusannya adalah bagaimana konflik dalam masyarakat, misal, soal
kriteria kebenaran dapat didamaikan dan integrasi antarkelompok dapat
tercipta.
Pancasila adalah kata kesepakatan dalam masyarakat bangsa. Kata
kesepakatan ini mengandung makna pula sebagai konsensus bahwa dalam hal
konflik maka lembaga politik yang diwujudkan bersama akan memainkan
peran sebagai penengah. Fungsi Pancasila disini adalah bahwa dalam hal
pembuatan prosedur penyelesaian konflik, nilai-nilai Pancasila menjadi acuan
normatif bersama.
16
I. Konsekuensi Pancasila Bagi Masyarakat Bangsa dan Negara
Pancasila dapat dianalogikan seperti halnya air yang mutlak perlu
dalam kehidupan kita.Namun ada perbedaan mendasar.Air mampu
menjelmakan dirinya dalam bermacam bentuk, sedangkan Pancasila tidak.
Pancasila tidak bisa menjelmakan diri, akan tetapi penjelmaannya dalam
bentuk-bentuk pelaksanaan yang dilaksanakan oleh segenap bangsa Indonesia.
Pertanyaannya sekarang, apakah kita selaku bangsa Indonesia sudah
mengamalkan nilai-nilai Pancasila itu dengan sebaik-baiknya?Dalam
pelaksanaan pengamalan nilai-nilai Pancasila itu kita bisa mempertimbangkan
factor-faktor pendorong pengamalannya. Untuk menegaskan kepada diri kita
sendiri, maka hal-hal yang dikenal sebagai pendorong pelaksanaan Pancasila
itu adlah:
Bahwa revolusi kemerdekaan kita, kita mulai dengan jiwa, hasrat
sedalam-dalamnya di atas suatu filsafat fundamental, yaitu Pancasila.
Bahwa Pancasila adalah landasan idiil untuk merealisasikan dasar dan
tujuan revolusi kita, yaitu membebaskan Indonesia dari imperialism dan
menegakkan NKRI dalam suatu kesatuan masyarakat yang adil dan
makmur secara materil dan spiritual.
Bahwa penyelenggaraan kehidupan Negara kita berdasarkan atas suatu
hukum dasar Negara yang mengandung cita-cita hukum yang
mewajibkan penyelenggara Negara, pemimpin pemerintahan, dan juga
warga Negara lainnya untuk memiliki semangat yang dinamis guna
memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur dan memegang teguh
cita-cita moral rakyat yang luhur untuk merealisasikan cita-cita hukum
seperti tertuang dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945 yang
berpusat pada Pancasila.
Bahwa kita setiap orang Indonesia diharapkan menjadi manusia
sosialis-Indonesia yang mendasarkan cipta, rasa, karsa dan karya kita
atas Pancasila.
17
Adapun pengamalan Pancasila dalam kehidupan bernegara dapat dilakukan
dengan cara:
1. Pengamalan secara objektif
Pengamalan secara objektif adalah dengan melaksanakan dan menaati
peraturan perundang-undangan sebagai norma hukum Negara yang
berlandaskan Pancasila.
2. Pengamalan secara subjektif
Pengamalan secara subjektif adalah dengan menjalankan nilai-nilai
Pancasila yang berwujud norma etik secara pribadi atau kelompok dalam
bersikap dan bertingkah laku pada kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pengamalan secara objektif membutuhkan dukungan kekuasaan Negara
dalam mewujudkannya. Seorang warga Negara atau penyelenggara Negara
yang berperilaku menyimpang dari aturan perundang-undangan yang berlaku
akan mendapatkan sanksi. Pengamalan secara objektif bersifat memaksa serta
adanya sanksi hukum. Adanya pengamalan objektif ini adalah konsekuensi
dari mewujudkan nilai dasar Pancasila sebagai norma hukum negara.
Selain pengamalan objektif, pengamalan subjektif juga mesti
diterapkan.Dalam rangka pengamalan subjektif ini, Pancasila menjadi sumber
etika dalam bersikap dan bertingkah laku. Melanggar norma etik tidak
mendapatkan sanksi hukum tapi sanksi dari personal. Adanya pengamalan
subjektif ini adalah konsekuensi dari mewujudkan nilai dasar Pancasila
sebagai norma etik berbangsa dan bernegara.
18
BAB III
Penutup
KESIMPULAN
Pancasila sebagai dasar filsafat negara, secara obyektif diangkat dari
pandangan hidup dan filsafat hidup bangsa Indonesia yang telah ada dalam
sejarah bangsa sendiri.Dan Pancasila sebelum disahkan menjadi dasar negara,
nilai-nilai pancasila sudah ada dalam kehidupan sehari-hari, baik sebagai
pandangan hidup maupun filsafat hidup bangsa Indonesia.Oleh karena itu
fungsi pokok Pancasila adalah sebagai dasar negara.
Pancasila sebagai ideologi merupakan bagian terpenting dari fungsi dan
kedudukannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.Pancasila sebagai
Ideologi juga menjadi pijakan bagi pengembangan pemikiran-pemikiran baru
tentang berbagai kehidupan bangsa.Pancasila dalam kedudukannya sebagai
ideologi negara, diharapkan mampu menjadi filter dalam menyerap pengaruh
perubahan zaman di era globalisasi ini.Keterbukaan Ideologi pancasila
terutama ditujukan dalam penerapannya yang berbentuk pola pikir yang
dinamis dan konseptual.
SARAN
Pancasila begitu penting bagi kehidupan berbangsa dan bernegara, dan
hendaknya kita terapkan norma – norma pancasila dalam kehidupan kita
sehari – hari.
19
Daftar PustakaPriyanto, Supriyo.tahun.judul,edisi.tempat:penerbit
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2105602-makna-pancasila-
sebagai-dasar-negara/#ixzz1r9l3A5fQ
http;//Ippkb.wordpress.com/2009/03/23/pancasila-6
20