14
1 PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM PEMBELAJARAN DAN PENGAJARAN KIMIA Oleh Jul Hasratman, S.Si Makalah Diajukan Sebagai Tugas Akhir Mata Kuliah Landasan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran Sains Dibimbing Oleh: Prof. Drs. Sutrisno, M.Sc., Ph.D. Drs. Saharudin, M.App.Sc., M.Ed., Ph.D. Ir. Bambang Hariyadi, M.Si., Ph.D. PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS JAMBI 2012

MAKALAH PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM PEMBELAJARAN DAN PENGAJARAN KIMIA

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MAKALAH PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM PEMBELAJARAN DAN PENGAJARAN KIMIA

1

PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

DALAM PEMBELAJARAN DAN PENGAJARAN KIMIA

Oleh

Jul Hasratman, S.Si

Makalah Diajukan Sebagai Tugas Akhir Mata Kuliah

Landasan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran Sains

Dibimbing Oleh:

Prof. Drs. Sutrisno, M.Sc., Ph.D.

Drs. Saharudin, M.App.Sc., M.Ed., Ph.D.

Ir. Bambang Hariyadi, M.Si., Ph.D.

PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS JAMBI

2012

Page 2: MAKALAH PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM PEMBELAJARAN DAN PENGAJARAN KIMIA

2

PENDAHULUAN

Teknologi Informasi dan Komunikasi atau TIK (bahasa Inggris : Information and Communication

Technology, disingkat ICT) dewasa ini telah dipandang sebagai suatu kebutuhan bagi banyak

manusia. Pada saat ini kita hidup di dalam masyarakat digital berbasis TIK dimana

penggunaannya telah hadir di setiap waktu dan tempat. TIK memainkan peranan yang sangat

signifikan baik di dalam urusan pribadi maupun urusan pekerjaan. Keadaan ini mendorong

semua pihak untuk hidup bersama TIK dalam segala aspek yang menuntut pola pengelolaan

yang lebih baik untuk mendapatkan manfaat positifnya.

Teknologi Informasi (TI) adalah sebuah teknologi yang dipergunakan untuk mengelola data,

termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dengan

berbagai macam cara dan prosedur guna menghasilkan informasi yang berkualitas dan bernilai

guna tinggi, sementara Teknologi Komunikasi (TK) adalah teknologi yang dipergunakan untuk

mentransfer aneka informasi sehingga tepat guna, tepat sasaran, dan memiliki nilai. Meski

dalam praktiknya, antara TI dan TK terkadang tidak dapat dipisahkan antara satu sama lain. Hal

ini disebutkan Lestari (2011) bahwa TIK adalah suatu padanan yang tidak terpisahkan yang

mengandung pengertian luas tentang segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan,

manipulasi, pengelolaan, dan transfer informasi antar media. Bila ada penggunaan TI maka

secara langsung akan terkait dengan penggunaan TK.

Secara umum TIK adalah semua aspek yang melibatkan teknologi, rekayasa, dan teknik

pengelolaan yang digunakan dalam pengendalian dan pemrosesan informasi serta

penggunaannya. Ada tiga komponen utama pembelajaran yang berbasis TIK yakni komputer,

multimedia, dan telekomunikasi. Penggunaan TIK merupakan suatu model pembelajaran yang

mendukung terwujudnya visi pendidikan global (Asyhar, 2011). Visi pendidikan global sebagai

suatu kekuata baru dalam menghadapi tantangan dunia pendidikan saat ini.

Page 3: MAKALAH PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM PEMBELAJARAN DAN PENGAJARAN KIMIA

3

Pada umumnya pembelajaran dan pengejaran kimia masih diajarkan dengan metode ceramah

dan/atau diskusi. Pada pola seperti ini, beberapa konsep kimia yang seharusnya penting

dipahami terkadang dipelajari dengan metode hafalan oleh peserta didik. Seorang pengajar

dikatakan telah berhasil hanya apabila mampu memberikan sejumlah soal-soal kimia teoritis

yang mampu dijelaskan secara lugas dan jelas oleh siswanya pada tataran defenisi.

Permasalahan ini hadir karena minimnya bahkan tidak ada sama sekali penggunaan model-

model pembelajaran dan penerapan TIK yang terlupakan.

Penerapan TIK menawarkan solusi terhadap permasalahan di atas. TIK dapat menjadi alat bantu

yang sangat efektif dalam menayangkan keadaan ini. Siswa lebih mudah memahami dan

mampu membangunnya secara permanen dalam ingatan jangka panjang. Beberapa penelitian

menunjukkan bahwa dengan adanya penerapan TIK dalam pembelajaran dan pengajaran kimia

ternyata mampu memberikan dampak positif yang signifikan.

Dalam tulisan ini, penulis akan menguraikan secara singkat tentang beberapa penggunaan TIK

yang sukses diterapkan di lembaga pendidikan di luar negeri serta beberapa dampak positif

yang diperoleh dari adanya penerapan tersebut. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan

wawasan praktis dan motivasi kepada para pengajar kimia bahwa penerapan TIK adalah suatu

hal yang tidak dapat dihindarkan lagi bahkan perlu didorong dengan proses perbaikan dan

pengelolaan yang lebih mantap.

DISKUSI

Menurut Newhouse (2002), teknologi sebenarnya dikembangkan untuk memecahkan berbagai

masalah atau kendala yang dihadapi oleh manusia dengan cara-cara yang produktif. Apabila

tidak ada permasalahan, teknologi tidak dikembangkan dan tidak diadopsi. Dengan kata lain

kehadiran teknologi tidak diperlukan jika tidak ada permasalahan yang ingin dipecahkan.

Sebagai contoh permasalahan tentang jarak. Jarak yang jauh terhadap dua orang yang ingin

berkomunikasi adalah sebuah kesulitan untuk melakukan hal itu. Dengan adanya teknologi

Page 4: MAKALAH PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM PEMBELAJARAN DAN PENGAJARAN KIMIA

4

komunikasi membuat keduanya menjadi mudah dan masalah jarak dapat di atasi. Bila kendala

jarak tidak ada, sebenarnya teknologi komunikasi tidak diperlukan untuk keadaan tersebut.

Proses pembelajaran memiliki banyak pilihan untuk meraih capaian-capaian belajar.

Penggunaan unusr teknologi di dalamnya merupaka pilihan yag sangat tepat. Dengan

menggunakan teknologi maka hal ini dapat mendukung tercapainya tujuan-tujuan

pembelajaran, termasuk taksonomi (levelitas pembelajaran), pemahaman, dan beberapa

kebutuhan-kebutuhan khusus. (Shambaugh, 2006).

Ada beberapa pertimbangan positif yang dituliskan oleh Akmal (2009) terkait pemanfaatan TIK

dalam pendidikan di Indonesia yakni terkait masalah geografis meliputi masalah waktu dan

masalah sosial ekonomi Indonesia, Negara Republik Indonesia merupakan Negara kepulauan,

daerah tropis dan pegunungan hal ini akan mempengaruhi terhadap pengembangan

infrastruktur pendidikan sehingga dapat menyebabkan distribusi informasi yang tidak merata.

Lebih lanjut Akmal menuliskan bahwa akselerasi pemerataan kesempatan belajar dan

peningkatan mutu pendidikan yang sulit diatasi dengan cara-cara konvensional, peningkatan

kualitas sumber daya manusia melalui pengembangan dan pendayagunaan teknologi informasi

dan komunikasi, TIK akan membantu kinerja pendidikan secara terpadu sehingga akan terwujud

manajemen yang efektif dan efisien, transparan dan akuntabel.

Integrasi TIK dalam proses pengajaran dan pembelajaran merupakan topik yang menarik

perhatian banyak para peneliti, termasuk juga para praktisi pendidikan. Berdasarkan

penggunaan TIK dapat diaplikasikan dalam tiga ruang lingkup yang berbeda yakni: kurikulum,

topik, dan mata ajar. Wang dan Hoo (2007) menyebutkan bahwa integrasi TIK adalah sebuah

proses yang komprehensif dalam mengaplikasikan teknologi ke dalam muatan kurikulum untuk

meningkatkan proses pengajaran dan pembelajaran. Kesuksesan penggunaan TIK tidak hanya

bergantung pada ketersediaan teknologi, akan tetapi juga tergantung pada cara bagaimana

merancang sebuah pembelajaran berbasis TIK memenuhi unsur-unsur pedagogi. Faktor

Page 5: MAKALAH PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM PEMBELAJARAN DAN PENGAJARAN KIMIA

5

pendukung efektifitas penerapan TIK lain yang dikaji oleh Honey dan Carrigg pada tahun 2000

sebagaimana disebutkan di dalam Wang dan Hoo (2007) antara lain : faktor kepimimpinan,

pengembangan secara profesional, waktu, dan dan cara evaluasi.

Pemanfaatan TIK juga dalam hal mencari bahan belajar dari sumber-sumber yang asli dan

diakui. Dalam menemukan artikel dari jurnal internasional, para peserta didik dapat

memperolehnya hanya dengan duduk di depan komputer yang terhubung dengan jaringan

internet. Semua informasi tentang ilmu sains dapat tersaji dalam waktu cepat hanya dengan

menggunakan fasilitas internet. Bahan belajar yang sudah diperoleh kemudian disalin dan

dipindahkan ke dalam USB, dapat juga dengan dicetak langsung sehingga dapat digunakan

sebagai bahan pembelajaran.

TIK memainkan peranan yang sangat penting dalam mengelola pendidikan sains menjadi lebih

relevan, memiliki daya tarik, dan mampu memberikan motivasi terhadap siswa. TIK juga

menawarkan sebuah peluang untuk menghubungkan jurang pemisah antara masyarakat umum

dan kalangan akademisi. Siswa melalui TIK mampu belajar bagaimana menemukan data,

menginterpretasikan sebuah model, dan sumber-sumber rujukan dari internet yang

mengantarkan mereka menjadi sukses baik di sekolah maupun di tempat bekerja. Salah satu

keampuhan TIK dalam mengantarkan kesuksesan seorang siswa terkait dalam pelajaran sains

adalah bahwa TIK mampu merangsang aspek teoritis dan praktikal dalam pengajaran dan

pembelajaran sains (Mork, 2005).

Menurut beberapa kesimpulan dari beberapa peneliti di dalam disertasi Mork (2005), kehadiran

TIK mampu memunculkan dampak positif yakni: 1) Sistem pembelajaran yang kompleks dapat

disimulasikan, 2) Kurikulum dapat dipusatkan pada permasalahan otentik, paralel dengan

kehidupan nyata, 3) Pemodelan dan visualisasi dapat digunakan untuk menjembatani antara

pengalaman dan abstraksi, 4) topic-topik kontroversial dapat didiskusikan dengan para ahlinya

di luar ruang kelas). Lebih lanjut Mork menuliskan bahwa gagasan penggunaan TIK mampu

meningkatkan motivasi belajar siswa.

Page 6: MAKALAH PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM PEMBELAJARAN DAN PENGAJARAN KIMIA

6

Ada beberapa pembuktian yang telah dilakukan bahwa pencapaian pendidikan di Eropa secara

positif disebabkan oleh adanya penerapan TIK di dalam dunia pendidikannya, tetapi kesimpulan

ini tidak hanya di dalam ruang lingkup penggunaan di sekolah. Hal ini juga tergantung

bagaimana TIK dikelola dan digunakan di dalam institusi pendidikan. TIK digunakan sebagai alat

untuk mendukung dan meningkatkan eksistensi proses pembelajaran serta mendukung

administrasinya. TIK tetap dipandang bukan untuk sebuah revolusi pembelajaran dan

pengajaran (Punie, 2008).

Penggunaan TIK juga mampu menciptakan lingkungan belajar yang positif. Dalam penggunaan

TIK, lingkungan belajar lebih terkesan sebagai “learner-centred”, dimana siswa sebagai pusat

pembelajaran. Proses pembelajaran konvensional umumnya lebih mengarahkan kepada

lingkungan dimana guru sebagai pusat lingkungan, disebut “teacher-centred”. Selain itu,

pemanfaatan TIK juga mendorong sebuah lingkungan yang berpusat pada pengetahuan

(knowledge-centred). Masing-masing punya akses yang sama terhadap ilmu pengetahuan

sehingga tidak ada hal-hal yang ditutup-tutupi atau tidak diajarkan. TIK juga menawarkan

sebuah lingkungan belajar yang berpusat pada penilaian dan berpusat pada komunitas, yakni

adanya kerja sama dan kooperasi (Newhouse, 2002).

Berkaitan dengan pendidikan sains, secara khusus Webb (2008) menyatakan bahwa lingkungan

belajar sains yang diperkaya dengan TIK mampu: 1) Meningkatkan perkembangan aspek

kognitif, 2) Memampukan pengalaman secara lebih luas, sehingga siswa dapat menghubungkan

sains dengan pengalaman pribadi dan pengalaman nyata mereka, 3) Meningkatkan manajemen

diri siswa serta memampukan mereka untuk melacak tingkat kemajuan belajar, sehingga guru

leluasa memusatkan perhatian pada hal-hal yang mendukung pembelajaran untuk

memampukan para siswa, dan 4) Memfasilitasi koleksi data dan presentasi data tersebut,

sehingga dapat membantu siswa dalam memahami dan menginterpretasikan data tersebut.

Page 7: MAKALAH PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM PEMBELAJARAN DAN PENGAJARAN KIMIA

7

Dari hasil tinjauan literatur oleh La Velle et al (2002), disebutkan secara detail bahwa Watson et

al (1993) menyatakan penelitiannya tentang dampak TIK terhadap prestasi siswa mata

pelajaran sains (di antara mata pelajaran lain). Watson juga menyediakan bukti bahwa siswa

dengan menggunakan TIK akan melewatkan waktu lebih banyak dalam tugas pelajaran. Ada

perubahan dalam perilaku dan motivasi siswa dalam belajar serta peningkatan dalam hal

ketertarikan dan kecenderungan menikmati aktivitas belajarnya. Pada tahun 1993, Morrison et

al juga menunjukkan bukti adanya peningkatan prestasi bagi siswa yang menggunakan laptop

selama setahun pada semua kurikulum, termasuk sains. McFarlane and Friedler (1998) juga

memperlihatkan bukti yang jelas peningkatan proses pembelajaran menggunakan logging data.

Adanya peningkatan penggunaan TIK telah memperkenalkan sebuah pendekatan pedagogi

yang baru, termasuk di dalamnya pembelajaran Berbasis Sumber atau Resource Based Learning

(RBL) dimana pembelajaran ini memerlukan aset pendukung TIK. Secara khusus, mata pelajaran

sains secara ekstrim memperoleh dampak positif dari kehadiran RBL yang berkaitan dengan

penggunaan TIK. Implementasi teknologi yang didukung oleh inquiry-kolaboratif mendorong

guru sains untuk mendesain pendidikan sebagai suatu sistem terpadu yang menyediakan

sejumlah peralatan relevan kepada siswa, mengarahkan mereka untuk berkolaborasi secara

efektif, dan meningkatkan secara epistemologi tingkat dan cara bekerja dengan ilmu

pengetahuan (Givannini et al, 2010).

Mengajarkan kimia adalah sebuah pola pengajaran yang terdiri dari adanya input dan proses.

Input berasal dari adanya kondisi permulaan yang berpengaruh pada proses pengajaran. Input

dapat dibedakan atas dua kategori yakni aspek pedagogi dan fitur teknologi. Sebagaimana

disebutkan di atas, bahwa salah satu hal yang tidak boleh dilupakan dalam menggunaka

teknologi adalah harus memenuhi unsur-unsur pedagogi. Berdasarkan studi yang dilakukan

oleh peneliti (2009), pengajaran kimia melalui komputer memerlukan beberapa pengembangan

lebih lanjut dalam aspek fitur teknologi dan aspek pedagogi. Ketidak-adaan salah satu aspek

tersebut akan memberikan pengaruh pada pencapaian tidak sempurna pengajaran kimia.

Dalam kajian yang dilakukannya, fitur teknologi yang memerlukan pengembangan tersebut

Page 8: MAKALAH PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM PEMBELAJARAN DAN PENGAJARAN KIMIA

8

antara lain : situs web, laboratorium komputer, koordinator TIK, penasehat TIK, sofware

pendidikan kimia, jaringan, media penyimpanan informasi dan media komunikasi, akses

intranet, pedukung online, proyektor LCD, alat pemindai (scanner), akses komputer di rumah,

laptop, dan lain-lain.

Salah satu cabang ilmu sains kimia yang memanfaatkan TIK dimana ilmu ini sedang berkembang

pesat saat ini adalah ilmu kimia komputasi. Seorang peneliti kimia komputasi tidak akan bekerja

dengan zat-zat kimia di laboratorium yang beberapa di antaranya berbahaya bagi tubuh apabila

terpapar dalam waktu yang lama dan dengan konsentrasi paparan yang tinggi. Seorang peneliti

kimia komputasi akan berkutat dengan gambar-gambar struktur menggunakan komputer dan

beberapa aplikasi penunjang penelitian kimia komputasi.

Kimia dapat juga berkolaborasi dengan ilmu biologi dan ilmu informatika membentuk suatu

cabang ilmu yang dinamai bioinformatika. Cabang ilmu kimia ini adalah ilmu yang mempelajari

penerapan teknik komputasional untuk mengelola dan menganalisis informasi biokimia. Bidang

ini mencakup penerapan metode-metode matematika, statistika, dan informatika untuk

memecahkan masalah-masalah biologis, terutama dengan menggunakan sekuens DNA dan

asam amino serta informasi yang berkaitan dengannya. Contoh topik utama bidang ini meliputi

basis data untuk mengelola informasi biologis, penyejajaran sekuens (sequence alignment),

prediksi struktur untuk meramalkan bentuk struktur protein maupun struktur sekunder RNA,

analisis filogenetik, dan analisis ekspresi gen (Wikipedia, 2012).

Menurut Onwu dan Ngamo (2005), penerapan TIK dalam kimia meliputi beberapa hal yaitu

penggunaan simulasi (animasi multimedia) dan laboratorium virtual, pelaksanaan perkuliahan

menggunakan cara online (jarak jauh), penggunaan software pemodelan kimia, penggunaan

sumber dan media lainnya seperti kamera digital, peralatan kimia sensor, e-mikroskop, dan

sebagainya. Sementara Gulińska (2005) menyebutkan bahwa penggunaan TIK dalam

pembelajaran kimia meliputi : penggunaan buku teks berbasis multimedia, penggunaan animasi

yang menarik, dan aspek pengelolaan pelayanan TIK.

Page 9: MAKALAH PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM PEMBELAJARAN DAN PENGAJARAN KIMIA

9

Dalam riset yang dilakukan Schmid, et al (2009), tim peneliti ini menentukan format yang paling

efektif dalam menentukan modul pembelajaran kimia secara online untuk meningkatkan

kualitas pembelajaran kimia. Studi yang telah dilakukan menunjukkan bahwa siswa memiliki

berbagai pilihan belajar serta lebih tertantang dengan adanya animasi dan versi interaktif

menggunakan modul pembelajaran kimia online yang telah dirancang oleh peneliti

dibandingkan dengan modul statis yang sebelumnya digunakan. Hanya saja ada faktor yang

menjadi pertimbangan dalam investigasi ini berupa latar belakang pemahaman kimia siswa

yang rata-rata sudah baik. Seharusnya dilakukan terhadap berbagai tingkat pemahaman kimia

untuk mendapatkan kesimpulan yang lebih baik lagi.

Suatu pandangan yang optimis bahwa laboratorium komputer layaknya sebagai kelas tempat

belajar, sebagai tempat siswa dan guru bertemu dan saling bertukar pikiran. Interaksi sosial,

diskusi, dan aktivitas praktikum merupakan aspek yang sangat penting dalam proses pendidikan

yang secara kuat mendukung penerapan TIK. Komputer tidak lagi berjarak dengan siswa,

berada di tempat yang jauh pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung melainkan

sebagai hadir sebagai penguat dan melengkapi proses pembelajaran. Ini sangat penting

dilakukan untuk mengidentifikasi sisi positif dan sisi negatif dari peralatan TIK secara individu,

pengawasan secara mudah dilakukan di dalam kelas belajar, juga untuk mengevaluasi kriteria

dan mempertajam hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam penggunaan perangkat lunak

(sofware) pembelajaran (Rogers, 2004).

Ada suatu hal yang menarik di dalam penelitian yang dilakukan oleh Lerman dan Morton

(2009), mereka menggunakan seni tari dan animasi komputer untuk membuat pelajaran kimia

menjadi mudah diterima. Metode pengajaran ini telah dibuktikan pada seluruh tingkat

pembelajaran di beberapa lembaga pendidikan di Amerika Serikat. Evaluasi yang dihasilkan

menunjukkan bahwa diperoleh peningkatan prestasi 20 % lebih tinggi dari sebelumnya.

Page 10: MAKALAH PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM PEMBELAJARAN DAN PENGAJARAN KIMIA

10

Laboratorium pengajaran sains di masa depan sangat menjanjikan dalam hal penyediaan akses

terhadap berbagai sumber belajar secara luas. Banyak sumber bahan belajar yang sangat cocok

diambil dari internet, meskipun dari sekolah juga menyediakan bahan belajar selain internet

(Rogers, 2004). Pembelajaran dengan bantuan komputer dapat memvisualisasikan materi-

materi kimia yang umumnya dalam tataran mikroskopis. Media pembelajaran berbasis

komputer dapat membantu guru mengemas pembelajaran dengan menarik, menyampaikan

konsep laju reaksi secara lebih konkrit dan meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajar

siswa. Di sini akan tercipta suatu pemahaman yang utuh yang tidak hanya sebatas penyampaian

materi secara konvensional.

Hal yang paling membantu dalam penggunaan TIK adalah penyajian proses kimia yang cukup

berbahaya melalui laboratorium virtual. Sebelum siswa melakukan kegiatan praktikum kimia

secara langsung di dunia nyata, perlu pengenalan secara virtual, seolah-seolah mereka berada

di dunia nyata. Peranan TIK dalam menyediakan fasilititas belajar virtual adalah sebagai sarana

untuk memperkaya pemahaman siswa. Melakukan praktikum kimia berkali-kali untuk

pemantapan adalah sebagai sesuatu yang mahal, maka dengan adanya laboratorium virtual

dapat membantu meringankan biaya yang dikeluarkan tanpa kehilangan materi yang ingin

disajikan.

Perlu diingat bahwa penggunaan laboratorium virtual sebaiknya dijadikan sebagai pengayaan,

bukan satu-satunya pilihan yang meniadakan model pembelajaran kimia yang lain. Ini sesuai

dengan pendapat Punie (2008) bahwa TIK tetap dipandang bukan untuk sebuah revolusi.

Revolusi dapat diartikan sebagai perubahan secara total yang meniadakan cara-cara

sebelumnya. Jika TIK dianggap sebagai sebuah revolusi maka beberapa fungsi positif kehadiran

TIK aka kehilangan maknanya. Laboratorium nyata (non-virtual) adalah tetap menjadi sebuah

keharusan disebabkan oleh ada hal-hal yang tidak diperoleh secara sempurna bila hanya

memakai model virtual.

Page 11: MAKALAH PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM PEMBELAJARAN DAN PENGAJARAN KIMIA

11

Untuk mengoptimalisasikan penggunaan TIK, kadang-kadang metode pembelajaran

menggunakan TIK juga perlu dipadukan dengan metode tradisional (konvensional) untuk

mengekspoitasi manfaat dari setiap cara yang digunakan, misalnya siswa menggunakan

komputer untuk menghasilkan teks-teks yang atraktif dan diagram pada sebuah poster

pembelajaran. Akan tetapi dalam penyajian ini, cara tradisional masih diperlukan berupa

keterampilan untuk memilih, mengevaluasi, dan memvalidasi setiap informasi yang

ditampilkan menggunakan komputer tersebut (Rogers, 2004).

Dari kajian literatur yang dilakukan penulis, ada beberapa pendapat lain menyebutkan tentang

dampak negatif penggunaan TIK dalam pendidikan sains. Akan tetapi menurut analisis yang

dilakukan oleh penulis, suatu permasalahan memiliki dampak bila pengaruhnya secara luas dan

berlangsung dalam jangka panjang. Dampak negatif itu muncul sebagai kesalahan yang terjadi

akibat tidak cekatan dalam memanfaatkan sebuah peluang menjadi sebuah hal yang positif.

Sebagai contoh adanya fasilitas “copy and paste” dalam aplikasi komputer. Ini tentu saja

membuka kesempatan semakin mudahnya proses plagiat dilakukan. Akan tetapi dalam

masalah ini penulis berpikir bahwa fasilitas copy paste itu sebenarnya sebagai peluang untuk

dijadikan sebagai dampak positif, yakni semakin cepatnya proses pemindahan data.

Dampak negatif yang diianggap berimplikasi terhadap kepercayaan diri guru, sebagaimana

disebutkan Newhouse (2002) bahwa dengan penggunaan TIK, siswa mampu belajar di luar

keahlian dan kemampuan guru. Dalam kondisi ini siswa dapat saja melebihi wawasan guru

apabila guru tersebut tidak mampu mengimbanginya dengan hal yang serupa. Akan tetapi jika

dikelola dengan baik, sebenarnya ini adalah potensi positif untuk menjadikan porses

pembelajaran menjadi dinamis.

Dampak negatif lain juga timbul akibat penggunaan TIK kurang terimplementasi dengan baik.

Beberapa tantangan yang perlu dihadapi dalam hal mengimplementasikan penggunaan TIK

antara lain : kurang lengkapnya hardware, infrastruktur, akses yang memadai terhadap

software pendidikan, serta kelemahan guru dalam melaksanakan pendidikan berbasis TIK.

Page 12: MAKALAH PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM PEMBELAJARAN DAN PENGAJARAN KIMIA

12

(Mork, 2005). Adanya beberapa dampak negatif yang ‘diduga’ muncul dalam pemanfaatan TIK,

maka perlu diantisipasi melalui pengelolaan penggunaan TIK secara baik. Apabila suatu dampak

yang sebelumnya dipandang negatif, apabila diantisipasi dengan baik maka akan melahirkan

potensi positif bahkan dapat dikategorikan sebagai dampak positif.

Onwu dan Ngamo (2005) menyebutkan permasalah seperti yang dituliskan Galanouli & Gardner

pada tahun 2004 bahwa tidak semua pengajar yakin bahwa penerapan TIK harus menjadi

bagian yang tidak terpisahkan dari strategi pengajaran mereka. Ini disebabkan oleh faktor

resistensi terhadap perubahan pola pikir beberapa pengajar yang merupakan salah satu

hambatan yang signifikan dalam mencapai efektivitas penerapan TIK.

Dampak negatif yang selama ini dianggap hadir sebagai implikasi TIK adalah internet yang

membuka peluang bebas bagi setiap penggunanya, atau bahkan mungkin ada opini yang

menyebutkan pada masa lampau bahwa komputer hanyalah cocok digunakan anak laki-laki

yang tidak menarik bagi seorang anak perempuan (Onwu dan Ngamo, 2005). Persepsi-persepsi

ini layak diseminarkan atau diperdebatkan di depan publik untuk mematahkan opini negatif TIK.

Perlu adanya pemaparan solusi untuk menangkal isu negatif sehingga resistensi pengajar dalam

menerapkan TIK dapat terbantahkan.

KESIMPULAN

Pemanfaatan TIK dalam pendidikan sains dewasa ini tidak dapat dihindarkan lagi untuk

mengikuti perkembangan global. Secara khusus ada beberapa penelitian yang dilakukan oleh

peneliti pendidikan kimia menunjukkan bahwa TIK memiliki dampak positif terhadap proses

pembelajaran dan pengajaran kimia. Meskipun sebagian menyatakan ketidakyakinannya

tentang dampak ini. Beberapa sumber menyebutkan bahwa TIK memiliki dampak negatif

terhadap pendidikan yang sebenarnya dapat diarahkan menjadi dampak yang positif,

tergantung pola pengelolaan pada saat penggunaannya.

Page 13: MAKALAH PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM PEMBELAJARAN DAN PENGAJARAN KIMIA

13

Penerapan TIK di dalam pengajaran dan pembelajaran kimia mencakup beberapa hal seperti

penggunaan animasi komputer, belajar jarak jauh, penggunaan animasi pemodelan kimia, dan

sebagainya. Semua penerapan itu akan semakin efektif bila didukung dengan adanya

manajemen yang profesional, ketersediaan fitur teknologi yang memadai, ketersediaan waktu,

dan cara evaluasi.

Penulis menyarankan kepada para pengajar sains khususnya kimia agar senantiasa melakukan

proses perbaikan dan pengelolaan yang mantap di dalam menggunakan TIK sehingga dampak

positifnya dapat diraih. Penyebaran opini tentang pentingnya pemanfaatan TIK dalam

pembelajaran dan pengajaran kimia dipandang perlu untuk mendukung percepatan

keseragaman persepsi antara para pengajar kimia, yakni dengan melakukan seminar, diskusi

publik, bahkan bila memungkinkan dengan menggunakan debat ilmiah.

DAFTAR PUSTAKA

Akmal, Khoirul (2009). Kecenderungan Global dalam Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Pendidikan diIndonesia. http://www.scribd.com. Diakses 14 Januari 2012. Anonim. Bioinformatika. http://www.wikipedia.com. Diakses 14 Januari 2012. Asyhar, Rayandra (2011). Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Gaung Persada (GP) Press Jakarta. Giovannini, Maria Lucia., Hunya, Márta., Lakkala, Minna., Moebius, Sibylle., Raymond, Cyrille., Simonnot, Brigitte., Traina, Ivan (2005). Fostering the Use of ICT in Pedagogical Practices in Science Education. (http://www.elearningpapers.eu diakses 14 Januari 2012). Gulińska, H (2005). Using New Technologies in Teaching Chemistry. Lecture Notes. Gupta-Bhowon, M., et al. (2009). Chemistry Education in the ICT Age. DOI 10.1007/978-1-4020-9732-4_5, Springer Science + Business Media B.V. Kargiban, Zohreh Abedi., Siraj, Saedah (2009). The Utilization and Integrating of ICT in Chemistry Teaching in Iranian High Schools. World Applied Sciences Journal 6 (11): 1447-1456, IDOSI Publications. La Velle, Linda B., McFarlane, Angela., Brawn, Richard (2002). Knowledge transformation tThrough ICT in Science Education. Graduate School of Education, University of Bristol.

Page 14: MAKALAH PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM PEMBELAJARAN DAN PENGAJARAN KIMIA

14

Lerman, Z. M., Morton, D. (2009). Using the Arts and Computer Animation to Make Chemistry Accessible to All in the Twenty-First Century. DOI 10.1007/978-1-4020-9732-4_5, Springer Science + Business Media B.V. Lestari, Umi (2011). Dampak Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Terhadap Aktivitas Pendidikan. Makalah Tugas Mata Kuliah ICT, Program Pascasarjana UHAMKA. (http://umilestari67.wordpress.com diakses 14 Januari 2012). Mork, Sonja M (2005). Design and Implementation of the Web-Based Viten Program Radioactivity. University of Oslo Dissertation. Newhouse, Paul (2002). A Framework to Articulate the Impact of ICT on Learning in Schools. Specialist Educational Services, Perth, Western Australia. Onwu, Gilbert Oke., Ngamo, Salomon Tchameni (2005). ICT Integration In Chemistry. African Virtual university. Punie, Yves., Zinnbauer, Dieter., Cabrera, Marcelino (2008). A Review of the Impact of ICT on Learning, Working Paper prepared for DG EAC, October 2006. Luxembourg: Office for Official Publications of the European Communities. Rogers, Laurence (2004). Integrating ICT into Science Education and the Future Teaching Secondary Science With Ict (New Ways of Working in Science Education, p.139-154). Open University Press, McGraw-Hill Education (www.openup.co.uk). Shambaugh, Neal., Magliaro, Susan G (2006). Instructional Design : A Systematic Approach for Reflective Practice. Pearson Education, Inc. United States of America. S. Schmid, A. Yeung, A. V. George, and M. M. King (2009). Designing Effective E-Learning Environments – Should We Use Still Pictures, Animations or Interactivity? DOI 10.1007/978-1-4020-9732-4_5, Springer Science + Business Media B.V. Wang, Q., & Woo, H. L.. (2007). Systematic Planning for ICT Integration in Topic Learning. Educational Technology & Society, 10 (1), 148-156.