13
MAKALAH Corak dan Ragam Hias Tenun Melayu Riau Mata Kuliah: Pendidikan Budaya Melayu Dosen Pengampu: Darmadi, S.Pd, M.Si Disusun Oleh: Alfi Rahmah Bella Iasah Henny Safitri Putri Novi Ani Sinaga Rafida Meilisa Suria Mutaqin FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Makalah Pendidikan Budaya Melayu

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Corak dan Motif Melayu Riau

Citation preview

MAKALAHCorak dan Ragam Hias Tenun Melayu RiauMata Kuliah: Pendidikan Budaya MelayuDosen Pengampu: Darmadi, S.Pd, M.Si

Disusun Oleh:Alfi RahmahBella IasahHenny SafitriPutri Novi Ani SinagaRafida MeilisaSuria Mutaqin

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANPROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGIUNIVERSITAS RIAU2015BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangMelayu Riau kaya dengan khazanah budayanya. Diantaranya yang amat menonjol adalah motif ornamen Melayunya, yang banyak dipakai untuk motif kain songket dan seni ukir. Motif atau corak dan ragi Melayu Riau ini memiliki ciri khas tersendiri walaupun di antaranya mempunyai dasar yang sama dengan daerah-daerah Melayu sekitarnya. Misalnya saja pemakaian corak dan ragi pada kain songket tenun dari Siak.Setiap kawasan budaya di Riau memiliki corak dan ragi hias tersendiri. Termasuk corak tenunan. Masyarakat Melayu Riau memiliki corak dasar yang sejak ratusan tahun menjadi khazanah budayanya. Sebagian besar corak itu dikekalkan dalam bentuk ukiran (kayu, perunggu, emas, perak, dan suasa) sebagian lain dalam bentuk tenunan kain dan sebagian lainnya dalam bentuk anyaman (rotan, pandan, dan akar-akaran).Sejak masa Kerajaan Johor-Riau dan Riau-Johor (1511-1787), tradisi bertenun sudah tumbuh subur di tengah Masyarakat Riau. Secara umum, di daratan pulau Sumatera, aktivitas bertenun berkembang sejalan dengan kebesaran kerajaan-kerajaan Melayu daratan, seperti Kerajaan Pelalawan (1530-1879), Indragiri (1658-1838), dan Kerajaan Siak Sri Indrapura (1723-1858).

1.2 Rumusan Masalah1.2.1 Apakah pengertian corak?1.2.2 Bagaimana sumber corak dan macam-macam corak Melayu Riau?1.2.3 Bagaimana makna dan filosofi dari corak Melayu Riau?

1.3 TujuanAdapun tujuan dari pembuatan makalah ini ialah untuk menambah wawasan pengetahuan mengenai corak dan ragam hias tenun Melayu Riau.BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Pengertian CorakDidalam tradisi Melayu Riau motif atau pola lazimnya disebut corak, ragi, bentuk, dasar, acuan induk, bentuk asal, atau gambar asal. Bagi para pengrajin tenun corak biasanya pula disebut pengacu, contoh acu atau acu saja. Bagi pengrajin anyaman, corak disebut contoh asal, bentuk asal, atau gambar induk. Sedangkan pengrajin ukiran menyebutnya contoh bentuk, acuan, atau reka bentuk.Sebutan lain pada umumnya adalah contoh hiasan atau bentuk hiasan. Pemakaian kata hiasan mengacu kepada salah satu fungsi corak sebagai unsure hiasan, sedangkan benda yang menjadi hiasan itu disebut perhiasan dalam arti luas.

2.2 Sumber CorakCorak yang terbanyak dipakai adalah yang bersumber pada tumbuh-tumbuhan (flora). Hal ini terjadi karena orang Melayu umumnya beragama Islam sehingga corak hewan dikhawatirkan menjurus pada hal-hal yang berbau keberhalaan. Corak hewan yang dipilih umumnya yang mengandung sifat tertentu. Corak semut misalnya disebut dengan semut beriring, digunakan karena sifat semut yang rukun saling tolong-menolong. Selain itu, benda-benda angkasa seperti bulan, bintang, matahari dan awan dijadikan corak karena mengandung nilai falsafah tertentu pula. Ada pula corak yang bersumber dari bentuk-bentuk tertentu yakni wajik, lingkaran, kubus, segi, corak kaligrafi dan lain-lain.Dalam tradisi Melayu Riau, corak-corak dasar itu dikembangkan lagi dengan beragam variasi sehingga membentuk suatu perpaduan yang serasi. Bahkan, ada yang menimbulkan nama-nama baru untuk ragam hias yang dimaksud. Corak pucuk rebung misalnya, berkembang menjadi 28 bentuk.

2.3 Macam-macam Corak dan FilosofinyaRagam motif Melayu mengandung makna dan falsafah yang mengacu kepada sifat asal dari setiap sumber, dipadukan dengan nilai kepercayaan dan budaya, disampaikan dengan nilai luhur agama Islam.

1. Corak Pucuk RebungCorak dasar: Pucuk RebungVariasi: Rebung Bersiku KeluangFilosofi:Pucuk rebung bersiku keluangDipakai untuk tenun dan tekatLaba menuntung muka belakang Sampailah pinta terkabul niat Kemakmuran hidup lahiriah dan bathiniah, murah rezeki dan berkembang usaha, yang ujungnya mewujudkan kehidupan yang aman dan damai merupakan kandungan nilai kesuburan. Ragam motif Pucuk Rebung dan segala variasinya sangat mencerminkan nilai ini.Motif Pucuk Rebung pada umumnya terdapat di daerah melayu, namun setiap di daerah melayu memilki motif Pucuk Rebung yang berbeda dengan daerah lainnya. 2. Corak Awan LaratCorak dasar: Awan LaratVariasi: Kembang BeraturFilosofi:Awan Larat kembang beratur Ulur- ulur gelar adatnyaKasih lekat hiduppun akurSampai ke kekubur tali ikatnyaAgar hidup salalu akur

Awan larat merupakan rangkaian dari motif yang tersusun rapi berdampingan dan berhubungan. Awan larat berilham daripada alam yaitu awan yang bergerak apabila ditiup angin. Ada pula mengatakan bahwa nama ini diambil sempena nama seorang anak kecil bernama Awang yang menggaris tanah hingga melarat-larat menjadi bentuk yang cantik. Kebiasaannya pengukir menciptakan daun, buah dan bunga hasil ilhamnya sendiri. Awan larat ini corak yang paling dimuliakan dalam apresiasi seni ukir Melayu Klasik.

3. Corak Itik SekawanCorak dasar : Itik- itikVariasi : Itik SekawanFilosofi : Hiasan bernama itik sekawanDundun- berdundun kemana pergiBersopan santun mulialah budi

Menggambarkan tingkah laku hewan Itik yang selalu berjalan beriringan ketika petang hari akan pulang ke kandang. Tingkah laku berjalan beriringan serasi, bersahabat, kompak, bersama-sama, menjadi contoh bagi manusia akan arti kehidupan. Hal ini pun lalu digambarkan dan menjadi suatu corak motif untuk tenun, tekat, ukir dan songket dengan namaMotif Itik Pulang PetangatauMotif Itik Sekawan.

4. Corak Sirih RajaCorak dasar: Bintang-bintangVariasi: Sirih RajaFilosofi:Bintang-bintang sirih RajaTempatnya diatur oleh adat Berkasih saying seiya sekata Sejahtera hidup dunia akhirat Orang Melayu Riau adalah penganut agama Islam yang mana nilai-nilai itu mempengaruhi budaya. Dalam ungkapan adat dikatakan "Berpijak pada Yang Satu" atau "Hidup berselimut adat, mati berkafan iman". Ini tercermin dalam ragam motif bintang-bintang, kaligrafi, dan lain-lain.

5. Corak Tampuk ManggisCorak dasar: Tampuk ManggisVariasi: Pucuk Rebung Kuntum DewaFilosofi: Tampuk Manggis bunga HutanDitekat menjadi bunga bertaburElok manis barang kelakuanDiingat orang sampai ke kubur

Tampuk manggis menampilkan penampang buah manggis yang terbelah pada bagian tengahnya sehingga menampakkan kulit luar, daging kulit dan isi buah secara keseluruhan. Ini menggambarkan kebaikan budi pekerti dan kehalusan hati seseorang tidak bisa dilihat dari kulit luarnya saja.

6. Corak Naga Corak dasar: Naga-nagaVariasi: Kuntum BermainFilosofi: Naga-naga kuntum bermainHiasan untuk kaum bangsawanBerjaga-jaga sebelum bermainTidakkan tunduk kepada lawan

Orang Melayu menjunjung tinggi nilai-nilai kepahlawanan seperti dalam ungkapan "esa hilang dua terbilang, tak Melayu Hilang di bumi", "sekali layar terkembang, pantang berbalik pulang", atau "sekali masuk gelanggang, pantang berbalik belakang". Nilai ini juga bermanfaat untuk pemberi semangat dan menaikkan keberanian. Disimpai dalam ragam motif naga berjuang, naga bertangkup, garuda menyambar, ayam jantan, dan lain-lain.

7. Corak Siku-sikuCorak dasar: Siku-sikuVariasi: Kuntum SudutFilosofi:Siku-siku berkuntum sudutDi tepi-tepi konon letaknyaTahu malu menjaga mulut Hati bersih pada layaknya Siku keluang, akar berjalin menjadi cerminan dari sifat bertanggung jawab orang Melayu dalam kehidupannya sehari-hari.

8. Corak Bunga CengkehCorak dasar: Bunga CengkehVariasi: Bunga Cengkeh BersusunFilosofi: Hiasan bunga cengkeh bersusunDipakai orang dimana sajaHarum nama bersopan santunPerangai terbilang hati mulia

Sayang menyayangi, hormat menghormati, lemah lembut dan bersih hati menjadi acuan dalam budaya Melayu Riau. Umumnya dilambangkan dalam ragam motif berbentuk bunga seperti bunga bakung, bunga sekuntum, bunga cengkih, bunga mentimun, bunga kundur, bunga kuntum setaman, bunga berjurai, dan lain-lain. Motif bunga dan kuntum menjadi "mahkota" dalam hiasan.

9. Bunga JerujuCorak dasar: Bunga JerujuVariasi: Kuntum Bersanding duaFilosofi: Kalau memakai Bunga Jeruju Mendapat jodoh sama Sejudu Niat terkabul sampalah Tuju Kasih bertambah sayang terpadu

Bila memakai bunga Jeruju, melambangkan doa agar mendapat jodoh yang baik, dan sepadan dengan yang diinginkan

10. Corak Pucuk Rebung Kuntum Dewa Corak dasar: Pucuk RebungVariasi: Pucuk Rebung Kuntum DewaFilosofi: Pucuk Rebung Kuntum DewaTanda Hidup Berhati Mulia Tuah mengikat kasih terbawa Disitu tempat saudara mara

Bermakna kekeluargaan, dimana rasa kasih sayang membuat sanak famili senantiasa berkumpul bersama

BAB IIIPENUTUP

3.1KesimpulanDari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa corak dan ragam hias tenun Melayu Riau mempunyai makna dan falsafah tertentu. Adapun sumber corak yaitu berasal dari tumbuhan, hewan, benda angkasa, dan bentuk-bentuk tertentu yang mempunyai makna pula. Pemanfaatan corak dan ragam hias berupa tenunan Melayu pada saat ini yaitu sebagai pakaian untuk pertemuan acara resmi, upacara adat,sebagai pakaian adat perkawinan Melayu, pakaian untuk tarian Melayu,sebagai kain samping bagi pria,tanjak dan juga selendang.

3.2SaranDengan adanya corak dan ragam hias tenun Melayu sebagai khazanah kebudayaan Melayu Riau hingga saat ini, penulis mengharapkan kita semua dapat menjaga dan melestarikan kerajinan ini serta dapat mengamalkan segala nasihat yang terdapat dalam filosofi corak tenun tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Malik.2009. Memelihara Warisan yang Agung. Penerbit;Akar Indonesia. Yogyakarta

Abdul Malik.2012. Menjemput Tuah Menjunjung Marwah.Penerbit; Pemerintah kota Tanjungpinang Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Tanjungpinang

Drs. H. Abdul Malik, M.Pd.2003.Corak dan Ragi Tenun Melayu Riau.Penerbit; Balai Kajian dan Pengembangan Buday Melayu.Yogyakarta