26
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bumi adalah planet tempat tinggal seluruh makhluk hidup beserta isinya. Sebagai tempat tinggal makhluk hidup, bumi tersusun atas beberapa lapisan bumi, bahan- bahan material pembentuk bumi, dan seluruh kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Bentuk permukaan bumi berbeda-beda, mulai dari daratan, lautan, pegunungan, perbukitan, danau, lembah, dan sebagainya. Bumi sebagai salah satu planet yang termasuk dalam sistem tata surya di alam semesta ini tidak diam seperti apa yang kita perkirakan selama ini, melainkan bumi melakukan perputaran pada porosnya (rotasi) dan bergerak mengelilingi matahari (revolusi) sebagai pusat sistem tata surya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya siang malam dan pasang surut air laut. Adapun yang ingin kami telusuri lebih dalam pada makalah ini adalah mengenai pelapukan yang terjadi pada bumi, seperti kita ketahui Pelapukan adalah proses pengerusakan atau penghancuran kulit bumi oleh tenaga eksogen. Pelapukan di setiap daerah berbeda beda tergantung unsur unsur dari daerah tersebut. Misalnya di daerah tropis yang pengaruh suhu dan air sangat dominan, 1

Makalah Pelapukan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Tugas kuliah bahasa indonesia

Citation preview

Page 1: Makalah Pelapukan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bumi adalah planet tempat tinggal seluruh makhluk hidup beserta isinya.

Sebagai tempat tinggal makhluk hidup, bumi tersusun atas beberapa lapisan bumi,

bahan-bahan material pembentuk bumi, dan seluruh kekayaan alam yang terkandung

di dalamnya. Bentuk permukaan bumi berbeda-beda, mulai dari daratan, lautan,

pegunungan, perbukitan, danau, lembah, dan sebagainya.

Bumi sebagai salah satu planet yang termasuk dalam sistem tata surya di

alam semesta ini tidak diam seperti apa yang kita perkirakan selama ini, melainkan

bumi melakukan perputaran pada porosnya (rotasi) dan bergerak mengelilingi

matahari (revolusi) sebagai pusat sistem tata surya. Hal inilah yang menyebabkan

terjadinya siang malam dan pasang surut air laut.

Adapun yang ingin kami telusuri lebih dalam pada makalah ini adalah

mengenai pelapukan yang terjadi pada bumi, seperti kita ketahui Pelapukan adalah

proses pengerusakan atau penghancuran kulit bumi oleh tenaga eksogen. Pelapukan

di setiap daerah berbeda beda tergantung unsur unsur dari daerah tersebut. Misalnya

di daerah tropis yang pengaruh suhu dan air sangat dominan, tebal pelapukan dapat

mencapai seratus meter, sedangkan daerah sub tropis pelapukannya hanya beberapa

meter saja. Menurut proses terjadinya pelapukan dapat digolongkan menjadi 3 jenis

yaitu:

a. Pelapukan mekanik atau fisik

b. Pelapukan Kimiawi

c. Pelapukan Biologis

1

Page 2: Makalah Pelapukan

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dirumuskan masalah pokok dalam

makalah ini yaitu sebagai berikut :

a) Apa yang dimaksud dengan pelapukan..?

b) Penjelasan bagaimana proses terjadinya macam – macam pelapukan tersebut...?

1.3 Tujuan Penulisan

Mengacu pada rumusan masalah diatas maka tujuan dalam penulisan makalah

ini adalah mengetahui :

1. Mengetahui pengertian pelapukan.

2. Mampu menjelaskan jenis-jenis pelapukan yang terjadi pada bumi.

3. Mampu mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya pelapukan pada bumi.

2

Page 3: Makalah Pelapukan

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pelapukan

Pelapukan atau weathering (weather) merupakan perusakan batuan pada kulit

bumi karena pengaruh cuaca (suhu, curah hujan, kelembaban, atau angin). Karena itu

pelapukan adalah penghancuran batuan dari bentuk gumpalan menjadi butiran yang

lebih kecil bahkan menjadi hancur atau larut dalam air. Pelapukan dibagi dalam tiga

macam, yaitu pelapukan mekanis, pelapukan kimiawi, dan pelapukan biologis.

Pelapukan merupakan tenaga perombak (pengkikisan) oleh media

penghancur. Proses pelapukan dapat dikatakan sebagai proses penghancuran massa

batuan melalui media penghancuran, berupa:

1. Sinar matahari

2. Air

3. Gletser

4. Reaksi kimiawi

5. Kegiatan makhluk hidup (organisme)

Pelapukan dibagi dalam tiga macam, yaitu pelapukan fisik atau mekanik,

pelapukan kimiawi, dan pelapukan biologis.

3

Page 4: Makalah Pelapukan

2.2 Macam-macam Pelapukan

2.2.1 Pelapukan Mekanik atau Fisik

Pelapukan mekanik atau sering disebut pelapukan fisik adalah

penghancuran batuan secara fisik tanpa mengalami perubahan kimiawi.

Penghancuran batuan ini bisa disebabkan oleh akibat pemuaian, pembekuan

air, perubahan suhu tiba-tiba, atau perbedaan suhu yang sangat besar antara

siang dan malam.

Pelapukan fisika (pelapukan mekanik) merupakan proses perubahan

batuan menjadi fragmen batuan yang berukuran lebih kecil, tanpa merubah

komposisi kimia atau mineralnya. Proses pelapukan fisika biasanya terjadi

bersama-sama dengan pelapukan kimia, kecuali pada daerah beriklim

dingin dan sangat kering. Adapun yang termasuk proses pelapukan fisika

antara lain frost wedging, pengembangan dan penyusutan, dan pelepasan

beban pada batuan.

4

Page 5: Makalah Pelapukan

Frost Wedging, disebabkan oleh pembekuan air di dalam rekahan

batuan. Proses ini merupakan proses pelapukan fisika yang terpenting

pada daerah yang iklimnya memungkinkan adanya proses pencairan

dan pembekuan batuan yang berulang-ulang. Volume air akan

meningkat sekitar 9% apabila mengalami pembekuan. Peningkatan

volume ini memungkinkan untuk menjadikan rekahan batuan menjadi

lebih besar.

Pengembangan dan penyusutan, Proses ini sering terjadi pada daerah

yang perbedaan temperatur antara siang dan malam relatif besar. Pada

siang hari, karena panas, batuan akan mengembang, sedang pada malam

hari temperatur turun dan batuan mengalami penyusutan. Proses

pengembangan dan penyusutan yang terjadi berulang kali menyebabkan

batuan akan pecah.

Pelepasan beban. Proses ini terjadi karena adanya pengikisan lapisan

penutup batuan (overburden). Pelepasan beban ini menyebabkan terjadi

rekahan pada batuan yang sejajar dengan topografi. Proses ini akan

membentuk rekahan batuan seperti perlapisan, sehingga sering disebut

sheeting. Proses ini sering terjadi pada batuan yang homogen seperti

granit.

Pelapukan mekanik juga merupakan penghancuran masa batuan yang

disebabkan oleh faktor fisik. Faktor penyebabnya antara lain perubahan

suhu, insolasi, perbedaan warna, mineral, pengisian celah batuan oleh

air, dan pengelupasan.

Penyebab terjadinya pelapukan mekanik yaitu:

1. Adanya perbedaan temperatur yang tinggi.

Peristiwa ini terutama terjadi di daerah yang beriklim kontinental atau

beriklim Gurun di daerah gurun temperatur pada siang hari dapat

mencapai 50 Celcius. Pada siang hari bersuhu tinggi atau panas.

5

Page 6: Makalah Pelapukan

Batuan menjadi mengembang, pada malam hari saat udara menjadi

dingin, batuan mengerut. Apabila hal itu terjadi secara terus menerus

dapat mengakibatkan batuan pecah atau retak-retak.

2. Pembekuan air di dalam batuan

Jika air membeku maka volumenya akan mengembang. Pengembangan

ini menimbulkan tekanan, karena tekanan ini batu- batuan menjadi

rusak atau pecah pecah. Pelapukan ini terjadi di daerah yang beriklim

sedang dengan pembekuan hebat.

6

Page 7: Makalah Pelapukan

3. Berubahnya air garam menjadi kristal

Jika air tanah mengandung garam, maka pada siang hari airnya

menguap dan garam akan mengkristal. Kristal garam ini tajam sekali

dan dapat merusak batuan pegunungan di sekitarnya, terutama batuan

karang di daerah pantai.

4. Pembasahan dan pengeringan

Batuan yang berada dipermukaan basah terkena hujan dan kemudian

dikeringkan oleh panas sinar matahari, proses tersebut berulang secara

kontinyu sehingga batuan menjadi terlapuk.

7

Page 8: Makalah Pelapukan

5. Pelepasan beban

Batuan yang terkubur dibawah permukaan terkena tekanan yang tinggi

oleh lapisan batuan diatasnya. Jika batuan yang diatasnya tererosi maka

tekanan yang dialami oleh batuan tadi akan berkurang dan batuan akan

“melambung” ke atas.

6. Pelapukan Kulit Bawang

Pelapukan berskala kecil pada masa batuan yang berbentuk kubik,

dipotong oleh rekahan2 yang saling berhubungan, yang menyebabkan

lapisan-lapisan atau "kulit"-nya terkelupas sehingga menghasilkan inti

spheriodal/bagian tengahnya berbentuk spheroidal. Perubahan dari

dingin menjadi panas menyebabkan retak mendatar. Sebaliknya, dari

panas menjadi dingin menyebabkan retak-retak menyebar pada batuan.

8

Page 9: Makalah Pelapukan

2.2.2 Pelapukan Kimiawi

Pelapukan kimiawi adalah pelapukan yang terjadi akibat peristiwa

kimia. Biasanya yang menjadi perantara air, terutama air hujan. Tentunya

Anda masih ingat bahwa air hujan atau air tanah selain senyawa H2O, juga

mengandung CO2 dari udara. Oleh karena itu mengandung tenaga untuk

melarutkan yang besar, apalagi jika air itu mengenai batuan kapur atau

karst.

Batuan kapur mudah larut oleh air hujan. Oleh karena itu jika Anda

perhatikan pada permukaan batuan kapur selalu ada celah-celah yang

arahnya tidak beraturan. Hasil pelapukan kimiawi di daerah karst biasa

menghasilkan karren, ponor, sungai bawah tanah, stalagtit, tiang-tiang

kapur, stalagmit, atau gua kapur.

Berikut ini adalah contoh gambar dari pelapukan kimiawi :

Pada pelapukan ini batu batuan mengalami perubahan kimiawi yang

umumnya berupa pelarutan. Pelapukan kimiawi tampak jelas terjadi pada

pegunungan kapur (Karst). Pelapukan ini berlangsung dengan batuan air

dan suhu yang tinggi. Air yang banyak mengandung CO2 (Zat asam arang)

dapat dengan mudah melarutkan batu kapur (CACO2). Peristiwa ini

merupakan pelarutan dan dapat menimbulkan gejala karst.

9

Page 10: Makalah Pelapukan

Di Indonesia pelapukan yang banyak terjadi adalah pelapukan

kimiawi. Hal ini karena di Indonesia banyak turun hujan. Air hujan inilah

yang memudahkan terjadinya pelapukan kimiawi.

Proses pelapukan kimia adalah proses pelapukan yang dapat

merubah komposisi kimia dan mineral dari batuan. Mineral penyusun

batuan akan mengalami perubahan karena persentuhannya dengan air,

oksigen dan karbon dioksida yang terdapat dalam atmosfer. Beberapa unsur

penyusun mineral akan bereaksi dan berubah menjadi larutan. Larutan

tersebut dapat mengkristal kembali dan membentuk mineral sekunder.

Jenis – jenis pelapukan kimiawi :

Hidrolisis, merupakan reaksi kimia yang penting antara mineral silikat

dengan air yang menyebabkan terlepasnya kation logam dan silikat.

Mineral yang mengandung aluminium akan menghasilkan mineral

lempung selain ion logam dan silikat. Mineral ortoklas akan

menghasilkan kaolinit, sedang albit akan menghasilkan mineral kaolinit

atau montmorilonit.

Hidrasi, adalah proses penambahan molekul air pada mineral untuk

membentuk mineral baru. Contohnya adalah penambahan molekul air

pada hematit yang membentuk gutit, atau pada anhidrit yang

membentuk gipsum.

Oksidasi, terutama terjadi pada mineral silikat yang mengandung besi

seperti biotit dan piroksin. Proses ini akan membentuk mineral oksida

besi.

Pelarutan, Proses ini terutama terjadi pada mineral yang mudah larut

oleh air yang mengandung CO2 seperti kalsit, dolomit, dan gipsum.

Pertukaran ion, Proses pelapukan ini sangat penting pada perubahan

jenis mineral lempung menjadi jenis yang berbeda. Proses ini

merupakan pertukaran antara ion-ion di dalam mineral. Contohnya

adalah pertukaran antara ion Na dan Ca yang terdapat dalam mineral.

10

Page 11: Makalah Pelapukan

Chelation, merupakan pengabungan ion logam dengan molekul organik

yang mempunyai struktur cincin.

Gejala Karst yang timbul akkibat pelapukan kimiawi antara lain :

1. Karren

Di daerah kapur biasanya terdapat celah-celah atau alur-alur sebagai

akibat pelarutan oleh air hujan. Gejala ini terdapat di daerah kapur yang

tanahnya dangkal. Pada perpotongan celah-celah ini biasanya terdapat

lubang kecil yang disebut karren.

2. Ponor

Ponor adalah lubang masuknya aliran air ke dalam tanah pada daerah

kapur yang relatif dalam. Ponor dapat dibedakan menjadi 2 macam

yaitu dolin dan pipa karst. Dolin adalah lubang di daerah karst yang

bentuknya seperti corong.

Dolin ini dibagi menjadi 2 macam, yaitu dolin korosi dan dolin terban.

Dolin korosi terjadi karena proses pelarutan batuan yang disebabkan

oleh air. Di dasar dolin diendapkan tanah berwarna merah (terra rossa).

Sedangkan dolin terban terjadi karena runtuhnya atap gua kapur

(perhatikan gambar).

11

Page 12: Makalah Pelapukan

( Dolin Korosi )

( Dolin Terban )

3. Pipa karst

Pipa karst yang bentuknya seperti pipa. Gejala ini terjadi karena

larutnya batuan kapur oleh air. Karena terjadi proses pelarutan batuan,

maka disebut pipa karst korosi atau disebut juga aven-type. Namun jika

terjadi karena tanah terban, pipa karst itu disebut pipa karst terban atau

disebut juga yama-type.

12

Page 13: Makalah Pelapukan

( Aven-type )

( Yama-type )

4. Gua kapur

Jika Anda berkunjung ke daerah kapur, biasanya di daerah ini banyak

terdapat gua. Pada gua ini sering dijumpai stalaktit dan stalakmit.

Stalaktit adalah endapan kapur yang menggantung pada langit-langit

gua (atas). Bentuknya biasanya panjang, runcing dan tengahnya

mempunyai lubang rambut. Sedangkan stalakmit adalah endapan kapur

yang terdapat pada lantai gua (bawah).

13

Page 14: Makalah Pelapukan

Bentuknya tidak berlubang, berlapis-lapis, dan agak tumpul. Jika

stalaktit dan stalakmit bisa bersambung, maka akan menjadi tiang kapur

(pillar)

Gua Kapur

Stalaktit dan Stalakmit

14

Page 15: Makalah Pelapukan

2.2.3 Pelapukan Biologis

Mungkin Anda pernah melihat orang sedang memecahkan batu.

Batu yang besar itu dihantam dengan palu menjadi kerikil-kerikil kecil yang

digunakan untuk bahan bangunan. Atau mungkin Anda pernah melihat

burung atau binatang lainnya membuat sarang pada batuan cadas, lama

kelamaan batuan cadas itu menjadi lapuk. Dua ilustrasi ini merupakan

contoh pelapukan biologis.

Pelapukan biologis atau disebut juga pelapukan organis terjadi

akibat proses organis. Pelakunya adalah mahluk hidup, bisa oleh tumbuh-

tumbuhan, hewan, atau manusia. Akar tumbuh-tumbuhan bertambah

panjang dapat menembus dan menghancurkan batuan, karena akar mampu

mencengkeram batuan. Bakteri merupakan media penghancur batuan yang

ampuh. Cendawan dan lumut yang menutupi permukaan batuan dan

menghisap makanan dari batu bisa menghancurkan batuan tersebut

Berikut ini adalah contoh gambar pelapukan biologis :

15

Page 16: Makalah Pelapukan

Pelapukan biologis disebabkan oleh makhluk hidup yang memecah

batu baik secara fisik maupun kimia. Makhluk hidup penyebab pelapukan

ini mencakup berbagai macam organisme dari bakteri hingga tanaman dan

hewan. Misalnya, lumut memainkan peran penting dalam pelapukan karena

mereka kaya akan agen chelating, yang menangkap unsur-unsur logam dari

batuan yang lapuk. Beberapa lumut hidup di permukaan batu (epilithic),

beberapa aktif hingga menembus permukaan batuan / dalam batuan

(endolithic), dan yang lain hidup di cekungan dan retakan di batu

(chasmolithic).

Sering kali terjadi kebingungan dalam membedakan antara erosi dan

pelapukan. Meskipun pada dasarnya terlihat seperti peristiwa atau proses

yang sama, sering kali hal ini yang berakibat menyamakan erosi dengan

pelapukan. Hal sebenarnya adalah ada perbedaan yang sangat mendasar

antara erosi dan pelapukan. Erosi terjadi pada saat partikel batuan (pada

umumnya terlepas oleh peristiwa pelapukan) berpindah dari batuan asalnya.

Hal ini dapat diakibatkan ole gravitasi, udara (angin), air, atau es.

Pelapukan sendiri merupakan peristiwa yang menyebabkan partikel

– partikel batuan terlepas. Salah satu cara yang paling mudah untuk

mengingat perbedaan pelapukan dan erosi adalah jika gaya fisika atau kimia

menyebabkan terlepasnya partikel batuan dan partikel tersebut masih berada

ditempat ia jatuh, maka peristiwa tersebut pelapukan. Akan tetapi bila

partikel tersebut mulai bergerak atau berpindah, peristiwa perpindahan

tersebut adalah erosi.

Pelapukan ini juga disebabkan oleh intervensi binatang, tumbuhan

dan manusia. Binatang yang dapat melakukan pelapukan antara lain cacing

tanah, serangga.

16

Page 17: Makalah Pelapukan

Lumut menghancurkan batuan

Akar pohon menghancurkan batuan

17

Page 18: Makalah Pelapukan

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang didapatkan dari hasil pembahasan adalah :

1. Pelapukan atau weathering (weather) merupakan pengerusakan batuan pada kulit

bumi karena pengaruh cuaca (suhu, curah hujan, kelembaban, atau angin).

Karena itu pelapukan adalah penghancuran batuan dari bentuk gumpalan

menjadi butiran yang lebih kecil bahkan menjadi hancur atau larut dalam air.

2. Pelapukan dibagi dalam tiga macam, yaitu pelapukan mekanis, pelapukan

kimiawi, dan pelapukan biologis.

3. Pelapukan batuan disebabkan 3 faktor :

Pelapukan biologi : pelapukan yg disebabkan oleh kegiatan makhluk hidup,

misalnya oleh lumut, akar tanaman.

Pelapukan kimia : proses pelapukan yg disertai perubahan struktur kimia

batuan, misalnya proses oksidasi (oleh oksigen) dan proses hidrolis (oleh

air).

Pelapukan fisika : proses pelapukan tanpa disertai perubahan komposisi,

misalnya pengaruh sinar matahari, perubahan temperatur (pemanasan &

pendinginan).

3.2 Saran

Saran kepada para pembaca agar dapat memahami isi dari makalah ini secara

mnyeluruh dan tersistematis agar ilmu yang didapatkan lebih baik, serta bermanfaat

bagi orang lain

18

Page 19: Makalah Pelapukan

DAFTAR PUSTAKA

Holmes Arthur (1978). Principles of Physical Geology(edisi ke-3rd). Wiley. hlm. 640-641.

ISBN 0471072516.

1958: The tectonic approach to continental drift. In: S. W. Carey (ed.): Continental Drift –

A Symposium. University of Tasmania, Hobart, 177-363 (expanding Earth from p. 311 to

p. 349)

Korgen Ben J (1995). "A Voice From the Past: John Lyman and the Plate Tectonics Story"

(PDF).Oceanography 8 (1): 19–20.

Spiess Fred, Kuperman William (2003). "The Marine Physical Laboratory at Scripps"

(PDF). Oceanography16 (3): 45–54.

http://www.google.co.id/imghp?hl=id&tab=wi

http://fikarsul10.blogspot.com/2012/02/makalah-pelapukan.html

http://www.google.co.id/search?q=pelapukan&ie=utf-8&oe=utf-

8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-a

http://geochimpunk.blogspot.com/2012/03/pelapukan-weathering.html

http://www.google.co.id/url?

sa=t&rct=j&q=pelapukan&source=web&cd=10&ved=0CHUQFjAJ&url=http%3A%2F

%2Fimages.putseerdjmount2009.multiply.multiplycontent.com%2Fattachment

%2F0%2FS3Tz2QooCH4AAHCTcsI1%2FPELAPUKAN.doc%3Fkey

%3Dputseerdjmount2009%3Ajournal%3A24%26nmid

%3D317203488&ei=9amrT_qqL8O8rAe7_-

39Dw&usg=AFQjCNFfpPz_4thBnNggSdZH36ncgmZ5bA&cad=rja

19