Makalah PBL blok 11 - Metabolik Endokrin-1 Cindy Fe.docx

  • Upload
    kaizen

  • View
    226

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Tinjauan Pustaka

Penilaian Status Gizi pada Dewasa dan AntropometriCindy Feliciana10-2013-127Fakultas Kedokteran Universitas Krida WacanaJl. Arjuna Utara No 6, JakartaTelp. (021) 65703438 E-mail : [email protected] : Asupan nutrisi sangat penting sama halnya dengan status gizi. Tubuh kita merupakan mesin yang hidup. Tubuh memerlukan pangan untuk mempertahankan hidupnya. Kehidupan tidak mungkin berlangsung tanpa tersedianya bahan makanan yang dibutuhkan. Status gizi adalah status dari kandungan makanan pokok yang diperlakukan untuk kesehatan dan kekuatan fisik manusia. Status gizi dapat dinilai melalui pengukuran antropometri yang dapat dilakukan dengan mengukur Indeks Massa Tubuh/IMT, waist-to-hip ratio/ WHR, mengukur berat badan, tinggi badan, lingkar tubuh, dan pengukuran lingkar lipatan kulit. Kegiatan upaya perbaikan gizi keluarga diarahkan pada peningkatan status gizi, khususnya pada masyarakat yang rawan atau memiliki risiko tinggi terhadap kematian atau kesakitan. Kata kunci : Nutrisi, status gizi, IMT, WHRAbstract : Nutritional intake is very important as well as nutritional status. Our body is a living machine. The body needs food to survive. Life may not take place without the availability of food needed. Nutritional status is the status of the content of staple foods that are treated for human health and physical strength. Nutritional status can be assessed by anthropometric measurements that can be performed by measuring body mass index / BMI, waist-to-hip ratio / WHR, measure weight, height, body circumference, skin folds and circumference measurements. Family nutrition improvement activities directed at improving the nutritional status, especially in the vulnerable or high risk of mortality or morbidityKeywords : Nutrition, nutritional status, BMI, WHRPendahuluan Status gizi adalah status dari kandungan makanan pokok yang diperlakukan untuk kesehatan dan kekuatan fisik manusia. Oleh karena itu, status gizi erat kaitannya dengan sejauh mana suatu makanan yang dikonsumsi oleh orang perorang.1Peningkatan status gizi masyarakat merupakan bagian dari upaya untuk mendorong terciptanya perbaikan status kesehatan. Dengan pemberian gizi yang baik diharapkan pertumbuhan dan perkembangan anak akan baik pula, di samping dapat memperbaiki status kesehatan anak. Upaya tersebut dapat dilakukan melalui berbagai kegiatan, diantaranya upaya perbaikan gizi keluarga atau dikenal dengan nama UPGK. Kegiatan UPGK tersebut didorong dan diarahkan pada peningkatan status gizi, khususnya pada masyarakat yang rawan atau memiliki risiko tinggi terhadap kematian atau kesakitan. Kelompok risiko tinggi terdiri atas anak balita, ibu hamil, ibu menyusui, dan lansia yang golongan ekonominya rendah. Melalui upaya tersebut, peningkatan kesehatan akan tercangkup pada semua lapisan masyarakat khususnya pada risiko tinggi.2Pada tinjauan pustaka ini penulis akan membahas mengenai penilaian status gizi pada dewasa dan antropometri. Mengacu pada skenario, tujuan penulisan tinjauan pustaka ini adalah agar mahasiswa mengetahui berbagai macam sumber zat makanan yang mengandung karbohidrat, protein, dan lemak, memahami cara menghitung Indeks Massa Tubuh/IMT, memahami cara pengukuran Waist Hip Ratio/WHR dan agar mahasiswa untuk memahami pengukuran ketebalan kulit.Pembahasan Pemeriksaan Status GiziPenilaian status gizi ini dapat dilakukan dengan melakukan beberapa pemeriksaan, seperti pemeriksaan antropometri, yang meliputi pemeriksaan berat baan, tinggi badan, lingkar lengan atas, pemeriksaan klinis dan laboratoriumyang dapat digunakan untuk menentukan status gizi anak. Selanjutnya, dalam penilaian status gizi anak dapat disimpulkan apakah anak mengalami gizi baik, cukup, atau gizi yang kurang.2Antropometri adalah suatu parameter status nutrisi yang penting, meliputi pengukuran tinggi badan, berat badan, lingkar kepala, proporsi, ketebalan lipatan kulit, dan lingkar lengan pada anak yang lebih kecil. Tinggi dan lingkar kepala merefleksikan status nutrisi masa lalu, sedangkan berat badan, ketebalan lipatan kulit, dan lingkar lengan menggambarkan status nutrisi saat ini, terutama cadangan lemak dan protein.3 Sumber Zat Makanan yang Dibutuhkan TubuhTubuh kita merupakan mesin yang hidup; seperti makhluk hidup yang lain, tubuh memerlukan pangan untuk mempertahankan hidupnya. Kehidupan tidak mungkin berlangsung tanpa tersedianya bahan makanan yang dibutuhkan; oleh karena itu, untuk mempertahankan hidup, kita harus makan secukupnya. Bahan makanan yang kita butuhkan dibedakan atas: (a)makronutrien, yaitu bahan makanan yang dibutuhkan dalam jumlah cukup banyak setiap hari; (b)mikronutrien, yaitu zat-zat makanan yang dibutuhkan dalam jumlah yang sangat kecil. Karbohidrat, lemak, dan protein termasuk makronutrien, sedangkan vitamin, mineral, dan air termasuk mikronutrien. Bahan makanan dapat juga diklasifikasikan atas bahan makanan organik, yaitu karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin, dan bahan makanan kimia anorganik, yaitu mineral dan air.4 Karbohidrat merupakan sumber kalori utama bagi semua manusia. Karbohidrat berfungsi terutama sebagai bahan bakar untuk tubuh manusia. Energi yang dibutuhkan oleh otak dan sistem saraf hanya dapat diolah dari karbohidrat. Karbohidrat terdapat dalam makanan yang mengandung zat gula dan zat kanji. Semua bahan nabati mengandung karbohidrat, sebaliknya bahan hewani hanya mengandung karbohidrat dalam jumlah yang kecil pada bagian tertentu. Beras, gandum, roti, kentang, buah, dan mie merupakan sumber karbohidrat terbesar.Lemak merupakan sumber energi paling penting, dengan jumlah sekitar dua kali lebih banyak daripada energi yang disediakan oleh karbohidrat per satuan yang sama. Tubuh manusia menyediakan banyak tempat untuk menimbun lemak. Jaringan lemak di bawah kulit biasanya diisi lemak dalam jumlah besar. Berdasarkan sumbernya, lemak dibedakan menjadi dua, yaitu lemak nabati (misalnya kelapa, margarin, kacang tanah, kemiri, buah avocado, minyak goreng nabati), serta lemak hewani (misalnya daging, minyak ikan, susu, keju, mentega dan gajih atau lemak hewan).Protein merupakan zat gizi yang memasok energy seperti karbohidrat dan lemak. Selain itu, protein berperan terutama sebagai bahan pembangun sel-sel baru bagi pembangunan jaringan-jaringan tubuh dan sebagai zat pengatur. Protein terdapat dalam makanan hewani dan nabati. Perbandingan penggunaan protein sebaiknya 2/3 nabati dan 1/3 hewani. Sumber protein nabati adalah kacang, jagung, tempe, tahu, sayur berwarna hijau, dan lain-lain. Sumber protein hewani adalah susu, telur, keju, hati, ayam, ikan, udang, dan daging.Mineral adalah zat anorganik yang dalam jumlah sedikit diperlukan oleh tubuh. Berbeda dengan zat gizi, mineral tidak menyediakan energi pada tubuh, tetapi mineral tetap esensial dan harus diterima dari makanan sehari-hari. Berat badan manusia terdiri dari sekitar 4% zat mineral. Mineral diperlukan untuk proses metabolisme dan berfungsi di dalam tubuh sebagai zat pembangun dan pengatur. Ada bermacam-macam mineral yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Mineral yang paling penting adalah kalsium (Ca) untuk pembentukan tulang dan gigi (terdapat dalam produk susu dan keju); fosfor (P) untuk pembentukan tulang dan sel-sel tubuh (terdapat dalam ikan, daging, dan keju); magnesium (Mg) untuk pembentukan tulang dan gigi (terdapat dalam umbi, kentang, dan kacang); kalium (K), natrium (Na), dan klorin (Cl) yang mengatur peredaran air (terdapat dalam sayur, buah, keju, dan bahan makanan yang mengandung garam); besi (Fe) berguna untuk pembentukan sel-sel darah merah (terdapat dalam hati, daging, telur, kedelai, dan sayuran); yodium (I) dan fluor untuk mencegah penyakit gondok dan memperkuat gigi (terdapat dalam telur, ikan laut, dan teh hitam).Vitamin adalah zat organik yang tidak menyediakan energi, tetapi sangat diperlukan dalam jumlah sedikit oleh tubuh untuk proses metabolisme dan pertumbuhan yang normal (vitamin berfungsi sebagai zat pengatur). Vitamin mempunyai tugas tertentu sebagai bagian dari enzim pada pencernaan, berfungsi dalam hubungan dengan oertumbuhan badan, daya penglihatan dan pembangun zat mineral dalam jaringan tulang, dan berperan dalam pencegahan infeksi. Pada umumnya, vitamin dapat digolongkan atas vitamin yang larut dalam air dan vitamin yang larut dalam lemak.

Vitamin yang larut dalam air adalah: Vitamin C untuk membantu membangun tulang, gigi, jaringan penghubung dan dinding pembuluh darah, serta mencegah banyak penyakit; terdapat dalam buah, kentang, lombok, kol, dan sayur lain; Vitamin B untuk mencegah penyakit beri-beri; terdapat dalam beras merah, jagung, kacang hijau, susu, ikan, telor, dan daging.Vitamin tersebut akan dihanyutkan di dalam air dan vitamin C yang sangat peka dapat dirusak oleh oksigen, cahaya, dan panas.Vitamin yang larut dalam lemak adalah: Vitamin A berperan dalam proses penglihatan serta pembangunan sel-sel dan kulit; terdapat dalam wortel, pisang, susu, tomat, sayuran daun hijau, dan minyak ikan; Vitamin D berpengaruh sama dengan kalsium, yaitu sebagai pembangun tulang serta mencegah penyakit tulang (rakhitis); terdapat dalam susu, telur, dan minyak ikan; Vitamin E untuk menceah kemandulan; terdapat dalam minyak nabati, kacang tanah, sayuran daun hijau, dan susu.Vitamin yang larut dalam lemak hanya dapat diterima oleh tubuh manusia jika berhubungan dengan zat lemak. Vitamin ini sangat peka terhadap cahaya.Air merupakan dasar dari seua kehidupan. Air berguna untuk melarutkan zat-zat makanan, melancarkan pencernaan makanan, membangun sel-sel baru dan mengatur suhu tubuh dengan cara berkeringat. Air membantu banyak zat sebagai persenyawaan dan sarana transportasi. Sekitar 60% dari massa tubuh manusia terdiri dari air. Dalam kondisi normal, tubuh manusia membutuhkan minimal 2.5 liter air per hari, tetapi kebutuhan ini berbeda untuk setiap orang, tergantung dari usia dan pekerjaannya. Air terdapat dalam minuman serta dalam bahan makanan beku, misalnya ketimun, semangka, jeruk, dan buah lain, tomat, terung dang sayuran serta daging sapi. Air minum yang dipilih sebaiknya yang tidak mengandung gula pasir. Jika diinginkan minuman yang manis, dipilih sari buah yang sekaligus mengandung vitamin dan zat mineral.5

Indeks Massa Tubuh / IMTBagaimana cara menilai status gizi seseorang? Beberapa cara dapat digunakan untuk menilai status gizi seseorang. Untuk orang dewasa (19-70 tahun), status gizi dapat dinilai dengan menghitung indeks massa tubuh (IMT). Rumusnya sebagai berikut.6

Gambar 1. Indeks massa tubuh.7Hasil perhitungan IMT kemudian dikategorikan sebagai berikut. Kurang: IMT < 18,5 Normal: IMT 18,5 25,0 Overweight: IMT 25,1 27,0 Obesitas: IMT > 27,0Contoh :Ny. Ana mempunyai berat badan 50 kg dan tinggi badan 160 cm. Status gizinya dapat ditentukan dengan perhitungan IMT sebagai berikut.IMT = = 19,5Dari nilai IMT sebesar 19,5 diketahui jika status gizi Ny. Ana tergolong normal.Selain itu, status gizi orang dewasa juga dapat dihitung dengan mengukur lingkar lengan atas (LILA) menggunakan pita pengukur LILA. Jika lingkar lengan atas Anda lebih atau sama dengan 23,5 cm berarti status gizi Anda normal.6

Pengukuran Waist Hip Ratio / WHRUkuran antropometrik lainnya yang didasarkan pada lingkar tubuh juga digunakan di bidang ini. Salah satu ukuran tersebut adalah rasio lingkar pinggang terhadap lingkar panggul (waish/hip ratio [WHR]) yang lebih merupakan indikator distribusi lemak ketimbang jumlah total lemak tubuh. WHR tampaknya sulit diinterpretasikan, khususnya pada populasi yang berusia lanjut. WHR yang tinggi pada manula dapat mencerminkan lingkar pinggang yang besar tetapi juga dapat merefleksikan lingkar panggul yang mengecil. Lingkar panggul dapat mengecil sebagai konsekuensi penurunan lean body mass yang sering kali terlihat pada penuaan. WHR sering ditafsirkan secara keliru sebagai ukuran lemak perut saja. Jumlah lemak perut dapat diperkirakan sengan ketepatan yang lebih tinggi melalui pengukuran lingkar pinggang saja. Sebagai periset mengusulkan action level (tingkat pengambilan tindakan) berdasarkan ukuran lingkar pinggang yang besar dan bukan IMT serta WHR.

Gambar 2. Cara mengukur WHR.8Lingkar pinggang diukur melalui titik tengah garis yang menghubungkan Iga paling bawah dengan krista iliaka (bagian lateral sebelah atas dari tulang panggul/os pelvis) sementara orang yang diukur berada dalam posisi berdiri. Korelasi antara lingkar pinggang dan posisi berdiri tidak dapat mengabaikan penyesuaian dengan tinggi badan dalam kategori usia 20-60 tahun. Action level tampaknya tepat untuk mengidentifikasikan orang yang memiliki faktor risiko kardiovaskular, diabetes tipe 2 atau pun keluhan napas terasa pendek ketika menaiki anak tangga. Namun demikian, sebagian periset mencatat bahwa kriteria yang melandasi waist action level adalah berdasarkan tingkat WHR yang disepakati dan bahwa evaluasi dengan memperhitungkan faktor risiko adalah berdasarkan data cross-sectional. Oleh karena itu, nilai cut off (atau action level) untuk klasifikasi lingkaran perut masih diperdebatkan. Idealnya, konsesus yang berkaitan dengan action level harus dicapai dengan menggunakan data longitudinal yang menghubungkan tingkat lingkar pinggang dengan angka mortalitas, morbiditas dan disabilitas yang minimal. Arena pengenalan kemungkinan digunakannya lingkar pinggang relatif masih baru, maka hasil-hasil analisis semacam itu masih belum banyak tersedia.9 Rasio pinggang-pinggul atau WHR adalah teknik yang berfokus pada distribusi lemak tubuh. Lemak di pinggang dan perut (bentuk apel) lebih aktif secara metabolik dan berhubungan dengan risiko lebih tinggi untuk penyakit dan kematian dini daripada lemak di paha, pinggul, dan bokong (bentuk pir). Semakin tinggi rasio pinggang-pinggul pengukuran, semakin besar risikonya. Laki-laki cenderung adalah apel, dan kebanyakan perempuan pir. Perempuan cenderung bentuk pir karena lemak disimpan untuk tujuan khusus seperti kehamilan dan menyusui. Lemak ini lebih sulit untuk hilang. Untuk menentukan rasio pinggang-pinggul, pengukuran lingkar pinggang dibagi dengan pengukuran lingkar terluas di sekitar pinggul. Pinggang-panggul = lingkar pinggang lingkar pinggul Untuk laki-laki rasio ini harus kurang dari 0,95, dan untuk perempuan rasio harus kurang dari 0,80. Rasio yang lebih tinggi menunjukkan risiko yang lebih tinggi. Untuk pria dan wanita, 1,0 atau lebih tinggi dianggap "berisiko" atau di zona bahaya dan menunjukkan konsekuensi kesehatan seperti penyakit jantung dan penyakit lain yang terkait dengan kelebihan berat badan. Tabel 10.3 menunjukkan risiko penyakit sesuai dengan rasio pinggang-pinggul. Tabel 10.3 Risiko Penyakit Menurut Waist-to-Hip Ratio.10WAIST-TO-HIP RATIO

PRIAWANITARISIKO PENYAKIT

0.950.80Sangat rendah

0.96-0.990.81-0.84Rendah

1.000.85Tinggi

Pemeriksaan Ketebalan Lipatan KulitTinggi dan berat tubuh sebetulnya hanya merupakan petunjuk umum untuk mengetahui bahwa tubuh seseorang berada dalam kondisi normal, kurus, maupun gemuk. Sebetulnya ada faktor lain yang perlu dipertimbangkan untuk mengatakan bahwa seseorang berada dalam kondisi kurus atau gemuk.11Ketebalan lipatan kulit adalah suatu pengukuran kandungan lemak tubuh karena sekitar separuh dari cadangan lemak tubuh total terdapat langsung di bawah kulit. Lingkar lengan atas berhubungan dengan pengukuran total massa otot. Karena otot bertindak sebagai cadangan terbesar protein tubuh, pengukuran ini dipertimbangkan sebagai suatu indeks penyimpanan protein tubuh.3Terkadang seseorang tidak terlihat gemuk walaupun menurut perhitungan seperti rumus yang disebutkan sebelumnya termasuk kelebihan berat tubuh. Hal ini terjadi karena kerangka setiap orang tidak sama, ada yang besar da nada yang kecil. Demikian pula faktor kepadatan tulang dalam kerangka tersebut mempengaruhi penampilan tubuh seseorang. Sebagai contoh, tulang seorang pria biasanya lebih besar dan berat. Oleh karena itu, kelebihan berat badan seseorang dapat berupa kelebihan massa otot seperti yang dapat dilihat pada binaragawan. Demikian sebaliknya, seorang dapat kelihatan gemuk walaupun berat badannya telah sesuai dengan rumus atau bahkan kurang. Mereka dapat tterlihat gemuk disebabkan kerangka tubuhnya lebih kecil daripada kerangka pada umumnya. Selain itu, jaringan lemaknya tebal atau tinggi tubuh relative pendek.Disamping cara tersebut di atas masih ada cara lain yang digunakan sebagai perkiraan kndisi seseorang termasuk kelompok gemuk atau kurus. Cara tersebut dikenal dengan istilah tes cubit. Cara ini dilakukan atas dasar pengukuran ketebalan jaringan lemak di bawah kulit seseorang dengan alat yang mirip dengan alat bengkel yang dikenal dengan istilah kakaktua. Alat tersebut dikenal dengan nama skinfold calipers.11

Gambar 3. Skinfold Caliper.12Penggunaan skinfold calipers ini dengan cara dicubitkan ke empat bagian anggota tubuh yang banyak menyimpan lemak, tetapi tidak banyak dipakai bergerak, yaitu lengan bagian depan (bisep), lengan bagian belakang (trisep), bagian bawah bahu (subscapular), dan pinggang bagian depan (suprailium). Alat itu dilengkapi dengan ukuran yang menunjukkan ketebalan jaringan lemak di lipatan kulit yang tercubit dalam skala mm.11Pengukuran lipatan triseps dimaksudkan untuk menentukan status lemak tubuh. Kurang lebih separuh jaringan adiposa tubuh terdapat dalam jaringan bawah kulit (subkutan) sehingga pengukuran status lemak tubuh dapat dilakukan pada lipatan kulit triseps, subskapuler, abdominal, panggul, serta paha. Namun, untuk kemudahannya, pengukuran ini biasanya dilakukan pada bagian triseps. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa penilaian lemak subkutan lewat pengukuran lipatan kulit merupakan cara yang cukup akurat. Pengukuran lipatan triseps dilakukan dengan menggunakan caliper oleh ahli gizi atau perawat yang sudah terlatih dalam teknik pengukuran antropometrik.Cara pengukuran. Lengan yang lipatan triseps akan diukur dibiarkan bergantung bebas di sisi tubuh. Peganglah lipatan kulit tersebut seperti menjepitnya dengan ibu jari dan telunjuk tangan Anda sedikit di atas titik tengah lengan atas yang sudah ditandai. Gunakan caliper untuk mengukur tebalnya, tunggu 2 hingga 3 detik, kemudian bacalah hasil pengukuran tersebut pada 1,0 mm yang terdekat. Ulangi prosedur pengukuran ini dua kali lagi; jumlahkan ketiga hasil pengukuran tersebut, lalu bagi 3, dan catatlah hasil pengukuran rata-rata.Nilai normal bagi penduduk Indonesia belum ada sampai saat ini. Bagi orang Kaukasian (kulit putih), nilai normalnya: 90% standar = 11,3 mm untuk laki-laki, 14,9 mm untuk wanita.Lingkaran lengan atas / LLA. Ukuran lingkaran lengan atas / LLA menentukan massa otot dan jaringan subkutan. Biasanya cara ini digunakan pada anak-anak kendati dapat pula dipakai untuk mengukur Lingkaran otot lengan atas / LOLA pada orang dewasa.Cara pengukuran. Gunakan pita pengukur yang tidak mulur (sebaiknya pita pengukur produksi Ross Laboratories, Columbus, OH untuk memudahkan pembacaannya) dan lingkarkan pita tersebut pada titik tengah lengan atas yang non-dominan (lengan kiri; pada orang kidal, lengan kanan) di antara poncak prosesus akromialis scapula dan prosesus olecranon os ulna sementara lengan bawah difleksikan 90. Dengan lengan dalam posisi bergantung bebas, kencangkan pita pengukur yang telah dipasang melingkari titik tengah lengan atas tanpa menimbulkan penekanan pada jaringan lemak. Lakukan pembacaan pada centimeter terdekat.Nilai normal bagi penduduk Indonesia dewasa belum ada sampai saat ini, namun bagi orang Kaukasian (kulit putih), nilai normalnya: 90% standar = 26,3 cm untuk laki-laki, 25,7 cm untuk wanita .13Mengacu pada skenario 6, dokter di perkebunan karet akan melakukan penilaian status gizi kepada laki-laki penyadap karet. Anggaran hanya cukup untuk pengukuran antropometri dan alat yang tersedia hanya pengukur berat badan, tinggi badan, lingkar tubuh, serta tebal lipatan kulit. Sebagai persiapan survey dilakukan pelatihan petugas lapangan untuk bagian pengukuran. Pada kasus ini dokter telah melakukan upaya perbaikan gizi keluarga. Upaya Perbaikan Gizi Keluarga ini dokter tersebut lakukan dengan cara penilaian status gizi dan antropometri. Antropometri dapat dilakukan dengan berbagai pengukuran, meliputi pengukuran tinggi badan, berat badan, lingkar kepala pada balita, ketebalan lipatan kulit, dan lingkar lengan. Dalam kasus ini terdapat keterbatasan alat yang digunakan oleh dokter sehingga membutuhkan waktu yang lebih. Kesimpulan Dari pembahasan, kita telah mengetahui bahwa tubuh kita membutuhkan asupan nutrisi yang terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan terutama air. Asupan nutrisi sangat penting sama halnya dengan status gizi. Status gizi dapat dinilai melalui pengukuran antropometri yang dapat dilakukan dengan cara mengukur tinggi badan, berat badan,Indeks massa tubuh, waist-to-hip ratio, lingkar kepala pada balita, ketebalan lipatan kulit, dan lingkar lengan. Upaya Perbaikan Gizi Keluarga/ UPGK ini dokter tersebut lakukan dengan tujuan peningkatan status gizi masyarakat terutama untuk masyarakat ekonomi menengah kebawah. Oleh karena itu, asupan nutrisi harus tetap kita kontrol agar perubahan zaman, makanan instant, pola makan, kebiasaan kurang bergerak/kurang olah raga, dan pekerjaan yang sibuk bukan menjadi alasan kita tidak memperhatikan asupan nutrisi kita dan menjadi risiko penyakit di masa yang akan datang. Daftar Pustaka 1. Purba J. Pengelolaan lingkungan sosial.Jakarta:Yayasan Obor Indonesia.p.134;20052. Hidayat A A A. Pengantar ilmu kesehatan anak untuk pendidikan kebidanan.Jakarta:Salemba Medika.p.4,72;20083. Wong D L,dkk.Buku ajar keperawatan pediatric.Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC.p.166;20094. Sumardjo D.Pengantar kimia;buku panduan kuliah mahasiswa kedokteran dan program strata I fakultas bioeksakta.Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC.p.23;20095. Widmer P.Pangan,papan, dan kebun berguna.Yogyakarta:Kanisius.p.11-3;20066. Wibisono H, Dewi A B F K. Solusi sehat seputar kehamilan. Tangerang:Agro Media.p.61-2; 20097. Diunduh dari http://bikin-resep.blogspot.com/2014/07/gemuk-atau-kurus-ketahui-cara-mengukur.html pada 25 Oktober 20148. Diunduh dari http://klinikandrologi.blogspot.com/2011/06/waist-to-hip-ratio-whr.html pada 26 Oktober 20149. Gibney M J,dkk.Gizi kesehatan masyarakat.Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran.p.203-4;200910. Floyd P A,dkk.Personal health perspectives and lifestyles ed 4.United States:Thomson Learning.p.337;200811. Mursito B. Ramuan tradisional untuk pelangsing tubuh.Depok:Penebar Swadaya.p.17-9;2003 12. Diunduh dari http://www.slatergartrellsports.com.au/index.php/equipment-2/human-physiology/skin-fold-caliper.html pada 26 Oktober 201413. Hartono A.Terapi gizi dan diet rumah sakit ed 2.Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC.p.98-0;200612