Upload
zebri-yandi
View
223
Download
11
Embed Size (px)
DESCRIPTION
pbl
Citation preview
Meningkatkan Derajat Kesehatan di Masyarakat
Zebriyandi*
10-2010-102
B7
6 Desember 2010
Pendahuluan
Tingkat kesehatan masyarakat pada saat ini sangat memprihatinkan. Gaya hidup yang tidak sehat
yang sudah membudaya di masyarakat menambah buruknya tingkat kesehatan di masyarakat
Indonesia. Gaya hidup yang tidak sehat bukan hanya ada pada masyarakat miskin, tetapi juga ada
pada masyarakat menengah ke atas. Pola makan yang tidak teratur dan tidak sehat dengan
mengkonsumsi fastfood yang menjadi tren masa kini menimbulkan banyak penyakit. Pelayanan
kesehatan di masyarakat juga kurang mendapat perhatian, salah satunya adalah kegiatan
posyandu yang tidak efektif. Hal ini tentu saja membuat tingkat kesehatan masyarakat menurun.
Penyakit pneumonia dan ISPA tinggi karena kurangnya keefektifan dari kegiatan posyandu.
Untuk mengantisipasi hal ini masyarakat harus mengetahui bagaima pola hidup yang sehat dan
mencegah datangnya penyakit. Dengan makalah ini penulis ingin menginformasikan bagaimana
cara meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.
*Mahasiswa semester 1 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Alamat Korespondensi :
Zebriyandi
Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Krida Wacana
jl. Terusan Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510
No. telp 021 05694 Email: [email protected]
Paradigma Sehat
Paradigma sehat merupakan suatu model kebijakan pembangunan kesehatan baru yang bersifat
holistic, melihat masalah kesehatan yang dipengaruhi oleh banyak factor yang bersifat lintas
sector dan upayanya lebih diarahkan kepada pemeliharaan, peningkatan, perlindungan kesehatan,
(promotif), dan pencegahan terhadap ancaman penyakit, (preventif), bukan hanya penyembuhan
oaring sakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan setelah sembuhdari penyakit (rehabilitative).1
Secara makro, berarti bahwa pembangunan semua sector harus memperhatikan dampaknya
terhadap bidang kesehatan, paling tidak harus memberikan kontribusi positif bagi
pengembanagan perilaku dan lingkungan sehat.1,5
Secara mikro, paradigma sehat merupakan pembangunan kesehatan lebih menekankan upaya
promotif dan preventif tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitative.
Kebijakan upaya pelayanan kesehatan senantiasa berubah sesuai dengan pemahaman dari
pembuat kebijakan tentang peran kesehatan sebagai modal dasar “human capital” yang sanat
penting untuk tercapainya kemandirian dan ketahanan bangsa agar mampu bersaing dalam era
globalisasi. Berdasarkan pemahaman tersebut, maka dapat disebutkan bahwa factor-faktor yang
mendorong perlunya paradig,a sehat adala :
1. Pelayanan kesehatan yang berfokus pada pelayanan orang sakit yang tidak efektif.
2. Konsep sehat mengalami perubahan, dimana dalam arti sehat terkandung dalam unsur
sehat produktif secara social dan ekonomis.
3. Adanya transisi epidemiologis dari penyakit kronik-degeneratif, dimana pencegahannya
sangat diperlukan perubahan perilaku.
4. Adanya transisi demografis, yaitu semakin meningkatnya jumlah penduduk usia lanjut
yang memerlukan pendekatan yang berbeda dalam penanganannya.
5. Makin jelasnya pemahaman tentang factor-faktor yang mempengaruhi kesehatan
masyarakat.2
Di dalam kehidupan sehari-hari tentunya kita sering mendengar istilah sehat. Menurut UU. No
23 Th. 1992 sehat merupakan suatu keadaan sehat jasmani, rohani, dan social yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social dan ekonomi. Menurut (Blum,
1974)Kesehatan itu sendiri dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu :
1. Keturunan (genetic)
2. Lingkungan
3. Perilaku
4. Pelayanan kesehatan
Upaya Kesehatan yang Ada
Upaya kesehatan yang berorientasi pada penanggulangan penyakit, indicator yang sering
digunakan adalah cakupan pelayanan, ratio ketersediaan dokter, banyaknya rumah sakit dan
puskesmas dan sebagainya. Sebenarnya apabila kita pikirkan secara lebih kritis, banyaknya
dokter , rumah sakit atau puskesmas tidak menjamin masyarakat menjadi sehat. Upaya kesehatan
dengan pendekatan penyembuhan terhadap penyakit membuat upaya kesehatan tersebut dinilai.3
Kebijakan Kesehatan Baru
Dengan kebijakan baru dalam upaya dalam pembangunan kesehatan yaitu paradigma sehat,
maka diharapkan benar-benar merupakan titik balik kebijakan depkes dalam menangani
kesehatan penduduk yang lebih baik dan menitikbertatkan kepada pembinaan kesehatan bangsa
dan bukan hanya sekedar penyembuhan penyakit.4
Tenaga kesehatan
Peranan dokter, dokter gigi, perawat dalam upaya kesehatan yang menenkankan pengobatan
penyakit adalah sangat penting. Mereka semua merupakan tulang punggung upaya pelayanan
kesehatan medis. Namun untuk pengelolalaan upaya kesehatan dan pembinaan bangsa yang
sehat, tenaga kesehatan tersebut ternyata tidak cukup. Membina kesehatan bangsa memerlukan
pendekatan holistic yang lebih luas, menyeluruh, dan dilakukan kepada masyarakat secara
kolektif tidak individual. Intervensi yang utama adalah membina lingkungan yang menggalakkan
upaya promotif, preventif; memperbaiki dan meningkatkan pelayanan kesehatan agar lebih
efektif dan efisien; menyusun peraturan perundangan yang mendukung terciptanya upaya
pembinaan kesehatan. Untuk menangani kegiatan-kegiatan tersebut, disamping itu tenaga
kesehatan yang telah ada diperlukan pula tenaga kesehatan yang memiliki wawasan ,
keterampialn dan ilmu pengetahuan yang berbeda dari sekedar dokter, dokter gigi, bidan, dan
perawat. Oleh karena itu tenaga kesehatan yang ada tersebut harus dilengkapi dengan disiplin
ilmu yang berbasis community dan dapat membina dan mengembangkan serta merubah perilaku
masyarakat. Disiplin ilmu yang dimaksud adalah kesehatan masyarakat dan psikologi.4
Promosi Kesehatan
Kesehatan merupakan totalitas dari factor lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, dan factor
keturunan yang saling mempengaryhi satu sama lain. Lingkungan merupakan factor terbesar,
selain langsung mempengaruhi perilaku, begitu pula sebaliknya, perilaku juga mempengaruhi
lingkungan dan factor-faktor lainnya (pelayanan kesehatan dan keturunan). Status kesehatan
akan tercapai secara optimal, jika keempat factor secara bersama-sama memiliki kondisi yang
optimal pula.
Promosi kesehatan meliputi dan merangkum pengertian dari istilah pendidikan kesehatan,
penyuluhan kesehatan, komunikasi, informasi dan edukasi (KIE). Promosi kesehatan merupakan
proses pemberdayaan atau memandirikan masyarakat agar dapat memelihara dan meningkatkan
kesehatannya.5
Ada tujuh area kegiatan promosi kesehatan, antara lain program pendidikan kesehatan,
pelayanan kesehatan preventif, kegiatan berbasis masyarakat, pengembangan organisasi,
kebijakan public yang sehat, tindakan kesehatan berwawasan lingkungan, kegiatan ekonomi, dan
bersifatperaturan.
1. Program pendidikan kesehatan
Program pendidikan kesehatan adalah kesempatan yang direncanakan untuk belajar
tentang kesehatan, dan melakukan perubahan-perubahan secara sukarela dalam tingkah
laku. Program ini dapat juga termasuk penyediaan informasi, mengeksplorasi nilai dan
sikap, membuat keputusan kesehatan dan mempelajari keterampilan yang memungkinkan
terjadi perubahan tingkah laku.5,7
2. Pelayanan kesehatan preventif
Ada tiga tahap untuk mengatasi masalah kesehatan. Hali ini meliputi pencegahan primer,
pencegahan sekunder, dan pencegahan tersier.5,7
Pencegahan primer dilakukan saat individu belum menderita sakit, meliputi hal-
hal berikut:
Promosi keshatan (health promotion) yang ditujukan untuk menigkatkan daya
tahan tubuh terhadap masalah kesehatan.
Perlindungan khusus (specipic protection) berupaya uoaya spesifik untuk
mencegah terjadinya penularan penyakit tertentu, misalnya melakukan imunisasi,
peningkatan keterampilan remaja untuk mencegah ajakan menggunakan narkotik,
penanggulangan stress.
Pencegahan sekunder dilakukan pada masa individu mulai sakit meliputi hal-hal
berikut.
Diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment).
Tujuan utama tindkan ini adalah mencegah penyebaran penyakit menular,
mengobati dan menghentikan proses penyakit, menyembuhkan orang sakit dan
mencegah terjadinya komplikasi dan cacat.
Pembatasan kecacatan (diability limitation). Pada tahap ini, cact yang terjadi
diatasi, terutama [enyalit tidak berkelanjutan hingga nmengarah pada cacat yang
lebih buruk.
Pencegahan tersier (rehabilitasi). Pada proses ini, diusahakan agar cacat yang
diderita tidak menjadi hambatan sehingga individu yang menderita dapat berfungsi
optimal secara fidik, mental, dan social.
3. Kegiatan berbasis masyarakat
Hal ini mencakup pengembangan masyarakat, yang intinya adalah masyarakat
mengidentifikasikan kebutuhan-kebutuhan kesehatan mereka sendiri dan mengambil
tindakan untuk mengatasinya.
Kegiatan-kegiatan semacam ini dapat berupa pembentukan kelompok swabantu dan
kelompok pendorong/motivator serta mengembangkan fasilitas dan pelayanan local yang
mendukumg kesehatan.6
4. Pengembangan organisasi
Pengembangan organisasi berhubungan dengam pengembangan dan pelaksanaan
kebijakan dalam organisasi-organisasi yang berupaya meningkatkan kesehatan para staf
dan pelanggan mereka.
5. Kebijakan public yang sehat
Upaya ini melibatkan badan resmi atau sukarela, kelompok professional, dan masyarakat
umum yang bekerja sama mengembangkan perubahan-perubahan dalam kondisi dan
situasi kehidupan. Implikasi-implikasi kesehatan dalam kebijakan meliputi persamaan
kesempatan, perumahan, lapangan pekerjaan, transportasi, dan hiburan.
6. Tindakan kesehatan berwawasan lingkungan
Upaya menjadikan lingkungan fisik penunjang kesehatan, baik di rumah, tempat kerja
atau tempat-tempat umu.8
7. Kegiatan-kegiatan ekonomi dan yang bersifat peraturan
Kesimpulan
Paradigma sehat merupakan pembangunan kesehatan lebih menekankan upaya promotif dan
preventif tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitative. Menurut (Blum, 1974)
Kesehatan itu sendiri dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu :
1. Keturunan (genetic)
2. Lingkungan
3. Perilaku
4. Pelayanan kesehatan
Untuk meningkatkan derajat kesehatan hal-hal yang harus diperhatikan adalah upaya kesehatan
yang baru, kebijakan kesehatan baru, tenega kesehatan, dan promosi kesehatan. Dalam
mengatasi msalah kesehatan ada tiga tahap yaitu, health promotion, specific protection, early
diagnosis and prompt treatment, disability limitation, rehabilitation.
Daftar Pustaka
1. Pembangunan berkelanjutan dalam peningkatan derajat kesehatan, di unduh dari
http://ratih13.multiply.com/journal/item/7/Peran_Puskesmas_/. 10 Agustus 2009.
2. Peran puskesmas dan pemberdayaan masyarakat dalam meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat melalui program kesehatan berbasis masyarakat. Diunduh dari
http://ratih13.multiply.com/journal/item/7/. 10 Agustus 2010.
3. Pedoman kerja puskesmas 1997/1998. Untuk keperluan Departeman Kesehatan Republik
Indonesia.
4. Azwar A. Pengantar administrasi kesehatan. Jakarta: Bina Rupa Aksara, 2006: 40-3.
5. Maulana HD. Promosi kesehatan. Jakarta: ECG, 2009:27-34.
6. Syafrudin. Kebidanan komunitas. 1st ed. Jakarta: EGC, 2008.
7. Natoatmodjo S. Promosi kesehatan dan ilmu pengetahuan. Jakarta: Rineka Cipta, 2007.
8. Effendi F, Fudil M. Keperawakan kesehatan. Jakarta: Salemba Medika,2009.