14
BAB I Pendahuluan Uji duo trio merupakan salah satu metode pengujian yang banyak digunakan di dalam pengujian mutu produk terutama produk hasil perikanan. Hal ini dikarenakan selain metodenya yang mudah dan sederhana sehingga dapat dilakukan oleh semua orang. Selain itu, metode pengujian ini tergolong murah karena hanya menggunakan peralatan yang sederhana sehingga tidak memerlukan biaya yang mahal. Uji duo trio termasuk di dalam salah satu uji pembedaan yang digunakan untuk mendeteksi perbedaan yang kecil dengan menggunakan sampel pembanding. Uji ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan sifat sensorik atau organoleptik antara beberapa contoh produk. Pembedaan di dalam uji duo trio tidak terarah dan tidak perlu disertai penyataan sifat yang satu lebih dari yang lainnya namun hanya perlu menyatakan ada atau tidaknya perbedaan antara sampel yang diujikan dengan sampel kontrol yang disediakan. (Kartika, 1988).

MAKALAH ORGANOLEFTIK UJI DUO TRIO.docx

Embed Size (px)

Citation preview

BAB IPendahuluan

Uji duo trio merupakan salah satu metode pengujian yang banyak

digunakan

di dalam pengujian mutu produk terutama produk hasil perikanan. Hal ini

dikarenakan selain metodenya yang mudah dan sederhana sehingga

dapat

dilakukan oleh semua orang. Selain itu, metode pengujian ini tergolong

murah

karena hanya menggunakan peralatan yang sederhana sehingga tidak

memerlukan

biaya yang mahal. Uji duo trio termasuk di dalam salah satu uji

pembedaan yang

digunakan untuk mendeteksi perbedaan yang kecil dengan menggunakan

sampel

pembanding. Uji ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

perbedaan sifat

sensorik atau organoleptik antara beberapa contoh produk. Pembedaan di

dalam uji

duo trio tidak terarah dan tidak perlu disertai penyataan sifat yang satu

lebih dari

yang lainnya namun hanya perlu menyatakan ada atau tidaknya

perbedaan antara

sampel yang diujikan dengan sampel kontrol yang disediakan. (Kartika,

1988).

Uji duo trio termasuk dalam kelompok pengujian pembedaan (difference

test).

Pengujian pembedaan digunakan untuk menilai pengaruh macam –

macam

perlakuan modifikasi proses atau bahan dalam pengolahan pangan bagi

industri,

atau untuk mengetahui adanya perbedaan atau persamaan antara dua

produk dari

komoditi yang sama. Yang terakhir ini terutama dari segi konsumen.

Tujuan utama dari uji duo trio ini adalah :

1. Mendeteksi adanya perbedaan kecil diantara tiga contoh yang disajikan

dengan adanya sampel pembanding.

2. Menentukan produk yang berbeda dengan sampel diantara sampel

yang disajikan.

BAB IIAlat dan Bahan

1. Alat

• Alat tulis

• Lembar penilaian (scoresheet)

• Piring uji

2. Bahan

• Sampel nugget goreng (7 buah dengan merk dan rasa yang berbeda)

BAB IIICara Kerja

1. Penyaji menyiapkan 3 buah nugget goreng dengan salah satunya

sebagai

sampel R (pembanding) yang disajikan dalam piring pengujian.

Masingmasing

piring pengujian diberi kode yang terdiri dari 3 angka acak

2. Masing-masing panelis diberikan 1 gelas uji beserta scoresheet

3. Masing-masing panelis diminta menetukan salah satu sampel yang

berbeda rasanya dengan sampel pembanding

4. Mekanismenya panelis masuk ke ruangan uji dan langsung mencicipi

sampel yang disediakan dan kemudian menilai sampel manakah yang

berbeda dari segi atribut rasanya dengan sampel pembanding (R)

5. Pengujian dilakukan sebanyak 7x

BAB IVANALISA DATA

Bab VPembahasan

Uji duo trio merupakan salah satu metode pengujian yang banyak

digunakan

di dalam pengujian mutu produk terutama produk hasil perikanan. Hal ini

dikarenakan selain metodenya yang mudah dan sederhana sehingga

dapat

dilakukan oleh semua orang (Hastuti, 1988). Selain itu, metode pengujian

ini

tergolong murah karena hanya menggunakan peralatan yang sederhana

sehingga

tidak memerlukan biaya yang mahal. Uji ini relatif lebih mudah karena

adanya

contoh baku dalam pengujian. Biasanya Uji Duo-trio digunakan untuk

melihat

perlakuan baru terhadap mutu produk ataupun menilai keseragaman

mutu bahan.

Uji duo trio termasuk di dalam salah satu uji pembedaan yang

digunakan untuk mendeteksi perbedaan yang kecil (Rahardjo, 1998). Uji

ini digunakan untuk

mengetahui ada atau tidaknya perbedaan sifat sensorik atau organoleptik

antara

beberapa contoh produk dengan menggunakan sampel pembanding (R).

Pembedaan di dalam uji duo trio tidak terarah dan tidak perlu

disertai penyataan sifat yang satu lebih dari yang lainnya namun hanya

perlu menyatakan ada atau tidaknya perbedaan antara sampel yang

diujikan dengan sampel pembanding (Kartika, 1988).

Uji duo trio bertujuan untuk mencari perbedaan yang kecil. Setiap

panelis

disajikan tiga contoh (dua contoh dari produk yang sama dan satu contoh

dari

produk yang berbeda). Uji duo trio hampir sama dengan uji segitiga,

tetapi dalam uji

ini dari awal sudah ditentukan pembanding yang dibandingkan dengan

kedua contoh

lainnya. Dalam penyajiannya, contoh ketiganya disajikan bersamaan.

Panelis

diminta untuk memilih satu diantara 2 contoh lain yang beda dengan

pembanding

(reference).

Pengujian dengan metode uji duo trio memiliki teknik yang

sederhana

sehingga mudah dan dapat diterapkan di masyarakat dengan mudah.

Prinsip

pengujian dengan metode duo trio adalah memberikan 3 sampel dimana

1 dari 3

sampel tersebut merupakan sampel pembanding (R) sedangkan 2 sampel

yang lain

salah satunya memiliki intensitas parameter uji yang sama sama dengan

R dan

yang salah satu yang lainnya berbeda dengan R sehingga diharapkan

ketika

dilakukan pengujian, panelis dapat membedakan sampel mana yang

paling berbeda

dengan sampel pembanding. Uji ini digunakan untuk mengetahui ada

tidaknya

perbedaan antara sampel makanan yang disajikan berdasarkan

parameter yang

dijujikan (Soekarto, 1985).

Praktikum mengenai uji duo trio ini difokuskan untuk parameter

rasa dari

sampel nugget goreng. Pengujian ini memiliki beberapa tahapan kerja.

Yang

pertama dilakukan adalah mempersiapkan semua alat dan bahan yang

digunakan

untuk proses pengujian. Setelah semua alat dan bahan siap, praktikan

masuk ke

dalam ruangan pengujian dan mengikuti pengarahan dari para petugas

pengujian.

Panelis yang melakukan pengujian harus menebak sampel mana yang

berbeda

sebanyak 7 kali ulangan.

Berdasarkan data hasil pengamatan yang diperoleh selama

kegiatan

praktikum, terdapat 24 orang panelis yang melakukan pengujian duo trio

dan

didapatkan hasil 9 orang panelis yang tidak menjawab hasil pengujian

secara

sempurna. 9 panelis tersebut tidak menjawab dengan benar dari 7 sampel

yang

disediakan. Panelis tersebut benar 6 (Kun, Indah, Dika, Fadli, Chatarina, ),

5

(Yashinta, Nova, Ari Akbar) dan 4 (Anlia) dari 7 sampel yang disediakan

sehingga

persentase benar 9 panelis tersebut tidak 100%. Hasil pengamatan

menunjukkan

hanya terdapat 9 orang panelis tidak terlatih sedangkan sisanya panelis

terlatih.

Panelis terlatih merupakan panelis yang mampu menjawab benar 7 dari 7

sampel

(100%) sedangkan panelis tidak terlatih hanya mampu menjawab <7 dari

7 sampel

yang disediakan. Hal ini dikarenakan di dalam proses menentukan

seorang panelis

terlatih atau tidak digunakan statistic chart (tabel statistik) 1 dengan

number of tester

(banyaknya ulangan uji) sebanyak 7x dan digunakan signifikansi (tingkat

kepercayaan) 1% sehingga berdasarkan tabel tersebut panelis dapat

dikatakan

terlatih apabila jumlah jawaban benarnya 7 sedangkan jika jawaban

benarnya < 7

maka panelis tersebut masuk ke kategori tidak terlatih.

BAB VIKesimpulan dan Saran

Kesimpulan

1. Uji duo trio termasuk di dalam salah satu uji pembedaan yang

digunakan

untuk mendeteksi perbedaan yang kecil dengan menggunakan sampel

pembanding.

2. Panelis yang digolongkan di dalam kategori terlatih merupakan panelis

yang mampu menjawab benar 7 dari 7x uji sedangkan panelis yang tidak

terlatih merupakan panelis yang jumlah jawaban benarnya < 7 dari 7x uji.

3. Panelis yang melakukan uji sebanyak 24 orang dan terdapat 9 orang

panelis yang tidak terlatih sedangkan sisanya terlatih.

Saran

Sebaiknya ketika dilakukan pengujian, kondisi di tempat pengujian

(laboratorium) lebih kondusif sehingga tidak mengganggu konsentrasi

panelis.

Selain itu sebaiknya asisten lab lebih bisa mengontrol emosi dan

memberikan

pengarahan kepada praktikan dengan baik tidak dengan marah-marah.

BAB VIIDaftar Pustaka

Anonim, 2013. Pengujian Organoleptik (Evaluasi Sensori) dalam Industri

Pangan.Ebook Pangan.

Kartika, B., B. Hastuti., W. Supartono. 1988. Pedoman Uji Inderawi Bahan

Pangan. PAU Pangan dan Gizi UGM. Yogyakarta

Soekarto, Soewarno. 1985. penilaian organoleptik. PT. Bhratara Karya

Aksara:Jakarta.

Hastuti., W. Supartono. 1988. Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan.

PAUPangan

dan Gizi UGM. Yogyakarta.

Rahardjo, J. T. M. 1998. Uji Inderawi. Fakultas Pertanian Universitas

Jenderal

Soedirman, Purwokerto.

D

I

S

U

S

U

N

OLEH

KELOMPOK C1.1

Ade Rosa Faisal

Ahmad Fadli Jamil

Andi Anugrah Indah Pratiwi

Gamalie Rante L

Kelas 3C