35
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang KESEHATAN merupakan salah satu aspek yang sangat menentukan dalam membangun unsur manusia agar memiliki kualitas seperti yang diharapkan, mampu bersaing di era yang penuh tantangan saat ini maupun masa yang akan datang. Pembangunan Kesehatan ini menjadi perhatian serius dalam masa kepemimpinan Gubernur , dan bahkan sektor ini merupakan salah satu agenda prioritas pembangunan selain pembangunan bidang lainnya. Mencermati aspek kesehatan dalam arti luas, maknanya tidak hanya sehat secara fisik namun juga psikis, termasuk di dalamnya kesehatan mental yang direfleksikan dalam inidikator kemampuan atau kecerdasan intelektual, emosional dan spritual.Dalam konteks ini jelas, derajat kesehatan dapat memberikan pengaruh ke berbagai aspek kehidupan masyarakat. Dan harus diakui, selama ini masih banyak permasalahan kesehatan, seperti masih rendahnya derajat kesehatan dari warga miskin, akibat rendahnya akses terhadap pelayanan kesehatan, minimnya dana yang dialokasikan untuk menunjang program kesehatan, beberapa penyakit menular, yang

makalah mtbs.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: makalah mtbs.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

KESEHATAN merupakan salah satu aspek yang sangat menentukan

dalam membangun unsur manusia agar memiliki kualitas seperti yang

diharapkan, mampu bersaing di era yang penuh tantangan saat ini maupun

masa yang akan datang.

Pembangunan Kesehatan ini menjadi perhatian serius dalam masa

kepemimpinan Gubernur , dan bahkan sektor ini merupakan salah satu agenda

prioritas pembangunan selain pembangunan bidang lainnya. Mencermati

aspek kesehatan dalam arti luas, maknanya tidak hanya sehat secara fisik

namun juga psikis, termasuk di dalamnya kesehatan mental yang direfleksikan

dalam inidikator kemampuan atau kecerdasan intelektual, emosional dan

spritual.Dalam konteks ini jelas, derajat kesehatan dapat memberikan

pengaruh ke berbagai aspek kehidupan masyarakat. Dan harus diakui, selama

ini masih banyak permasalahan kesehatan, seperti masih rendahnya derajat

kesehatan dari warga miskin, akibat rendahnya akses terhadap pelayanan

kesehatan, minimnya dana yang dialokasikan untuk menunjang program

kesehatan, beberapa penyakit menular, yang dapat menjadi ancaman utama

bagi masyarakat. Namun di masa kepemimpinan gubernur , atau selama

rentang waktu 2 (dua) tahun terakhir, periode 2006 dan semester I 2007,

secara bertahap permasalahan-permasalahan kesehatan tersebut sudah dapat

diatasi, bahkan pembangunan dalam bidang kesehatan ini telah mengalami

berbagai kemajuan yang sangat berarti. Upaya untuk mewujudkan derajat

kesehatan masyarakat dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya

manusia, Dinas Kesehatan telah melakukan langkah-langkah peningkatan

pelayanan kesehatan secara menyeluruh, terpadu dan terjangkau dengan

mengembangkan berbagai peningkatan sarana kesehatan

(Profil Kesehatan Propinsi, 2008).

Page 2: makalah mtbs.docx

1.2 Tujuan

a. Untuk mengetahui pengertian dari MTBS

b. Untuk mengetahui tentang penilaian dan klasifikasi anak sakit

c. Untuk mangetahui Proses manajemen kasus

d. Untuk mengetahui manajemen terhadap balita sakit umur 2 bln-5 thn

e. Untuk mengetahui penentuan tindakan pengobatan

f. Untuk mengetahui Pemberian konseling

g. Untuk mengetahui pemberian pelayanan dan tindakan lanjut

Page 3: makalah mtbs.docx

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian MTBS

Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) merupakan pendekatan

keterpaduan dalam tatalaksana balita sakit yang datang berobat ke fasilitas

rawat jalan pelayanan kesehatan dasar yang meliputi upaya kuratif terhadap

penyakit pneumonia, diare, campak, malaria, infeksi telinga, malnutrisi, dan

upaya promotif dan preventif yang meliputi imunisasi, pemberian vitamin A

dan konseling pemberian makan yang bertujuan untuk menurunkan angka

kematian bayi dan anak balita serta menekan morbiditas karena penyakit

tersebut (Pedoman Penerapan Manajemen Terpadu Balita Sakit di Puskesmas,

Modul-7. 2004). Balita (bawah lima tahun) yaitu anak umur 0-5 tahun (tidak

termasuk umur 5 tahun) (MTBS, Modul 1, 2004).

2.2 Penilaian dan Klasifiksi Anak Sakit dalam MTBS

Penilaian dan klasifikasi anak sakit dalam MTBS dikelompokkan dalam 2

kelompok umur yaitu :

a. Penilaian dan klasifikasi anak sakit umur 2 bulan sampai 5 tahun

b. Penilaian dan klasifikasi anak sakit umur 1 hari sampai 2 bulan

Apabila anak umur 2 bulan sampai 5 tahun, pilih bagan “Penilaian dan

Klasifikasi Anak Sakit Umur 2 Bulan Sampai 5 Tahun”. Sampai 5 tahun,

berarti anak belum mencapai ulang tahunnya yang kelima. Kelompok umur ini

termasuk balita umur 4 tahun 11 bulan, akan tetapi tidak termasuk anak yang

sudah berumur 5 tahun. Apabila anak belum genap berumur 2 bulan, maka ia

tergolong bayi muda. Gunakan bagan “Penilaian Klasifikasi dan Pengobatan

Bayi Muda Umur 1 Hari Sampai 2 Bulan”.Khusus mengenai bayi muda, bagan

berlaku untuk bayi muda sakit maupun sehat. (MTBS, Modul -1, 2004).

Page 4: makalah mtbs.docx

2.3 Proses Manajemen Kasus

Proses manajemen kasus disajikan dalam satu bagan yang

memperlihatkan urutan langkah-langkah dan penjelasan cara pelaksanaanya.

Bagan tersebut menjelaskan langkah-langkah berikut ini :

a. Menilai dan membuat klasifikasi anak sakit umur 2 bulan-5 tahun

b. Menentukan tindakan dan memberi pengobatan

c. Memberi konseling bagi ibu

d. Memberi pelayanan tindak lanjut

e. Manajemen terpadu bayi mud 1 hari sampai 2 bulan.

“Menilai anak” berarti melakukan penilaian dengan cara anamnesis dan

pemeriksaan fisik. “Membuat klasifikasi” berarti membuat sebuah keputusan

mengenai kemungkinan penyakit atau masalah serta tingkat keparahanya.

Klasifikasi merupakan suatu kategori untuk melakukan tindakan, bukan

sebagai diagnosis spesifik penyakit.“Menentukan tindakan dan memberi

pengobatan “berarti menentukan tindakan dan memberi pengobatan di fasilitas

kesehatan sesuai dengan setiap klasifikasi, memberi obat untuk diminum di

rumah dan juga mengajari ibu tentang cara memberikan obat serta tindakan

lain yang harus dilakukan di rumah. “Memberi konseling bagi ibu” juga

termasuk menilai cara pemberian makan anak, memberi anjuran pemberian

makan yang baik untuk anak serta kapan harus membawa anaknya kembali ke

fasilitas kesehatan.

“Tindak lanjut” berarti menentukan tindakan dan pengobatan pada saat

anak untuk biaya ulang. “Manajemen terpadu bayi muda” meliputi : menilai

dan membuat klasifikasi, menentukan tindakan dan memberi pengobatan,

konseling dan tindak lanjut pada bayi umur 1 hari sampai 2 bulan baik sehat

maupun sakit. (MTBS, Modul -1, 2004).

2.4 Manajemen Terhadap Balita Sakit Umur 2 Bulan – 5 tahun

Pada pelaksanaan manajemen terpadu balita sakit pada umur 2 bulan

sampai dengan 5 tahun tahap pelaksanaan sama seperti pada bayi umur kurang

dari 2 bulan yaitu dengan tahap penilaian dan gejala, tahap kalisifikasi dan

Page 5: makalah mtbs.docx

tingkat kegawatan, tahap tindakan dan pengobatan, tahap pemberian konseling

dan tahap pelayanan tindak lanjut, adapun secara jelas dapat dijelaskan sebagai

berikut.

a. Penilaian Tanda & Gejala

Pada penilaian tanda & gejala pada bayi umur 2 bulan sampai

dengan 5 tahun ini yang dinilai adalah tindakannya tanda bahaya umum

(tidak bisa minum atau muntah,kejang, letargis atau tidak sadar dan

keluhan seperti batuk atau kesukaran bernafas, adanya diare, lemah,

masalah telinga, mall nutrisi, anemia dan lain-lain.

1. Penilaian pertama keluhan batuk atau sukar bernafas, tanda bahaya

umum, tarikan dinding wajah ke dalam, stridor, nafas cepat. Penentuan

frekuensi pernapasan adalah pada anak usia 2 bulan sampai 12 bulan

normal pernapasan 50 atau lebih permenit sedangkan frekuensi

pernapasan anak usia 12 bulan sampai 5 tahun adalah 40 kali permenit.

2. Penilaian kedua keluhan dan tanda adanya diare seperti letargis atau

tidak sadar, atau cenderung tidak bisa minum atau malas makan maka

turgor kulit jelek, gelisah, rewel, haus atau banyak minum adanya

darah dalam tinja (berak campur darah).

3. Penilain ketiga tanda demam, disertai dengan adanya tanda bahaya

umu, kaku kuduk, dan adanya infeksi lokal seperti kekeruhan pada

kornea mata,luka pada mulut,mata bernanah adanya tanda presyok

seperti nadi lemah,ektremitas dingin,muntah darah,berak

hitam,perdarahan hidung,perdarahan bawah kulit,nyeri ulu hati dan

lain-lain.

4. Penilaian keempat tanda masalah telinga seperti nyeri pada

telinga,adanya pembengkakan,adanya cairan keluar dari telinga yang

kurang dari 14 hari,dan lain-lain

5. Penilaian kelima tanda status gizi seperti badan kelihatan bertambah

kurus,bengkak pada kedua kaki,telapak tangan pucat,status gizi dibawa

garis merah pada pemeriksaan berat badan menurut umur.

Page 6: makalah mtbs.docx

b. Penentuan klasifikasi dan tingkat kegawatan

Pada penentuan klasifikasi dan tingkat kegawatan ini dilakukan

setelah penilaian tanda dan gejala yang diklasifikasikan berdasarkan dari

kelompok keluhan atau tingkat kegawatan,adapun klasifikasinya dapat

sebagai berikut.

1. Klasifikasi pneumonia

Pada klasifikasi pneumonia ini dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu:

a) Diklasifikasi pneumonia berat apabilah adanya tanda bahaya

umum,tarikan dinding dada kedalam,adanya stridor

b) Adanya pneumonia apabila ditemukan tanda frekuensi napas yang

sangat cepat

c) Klasifikasi batuk bukan pneumonia apabilah tidak ada pneumonia

ada hanya keluhan batuk

2. Klasifikasi dehidrasi

Pada klasifikasi ini termasuk klasifikasi diare dengan dihindari

yang terbagi menjadi 3 kelompok yaitu:

a) Dehidrasi berat apabila ada tanda dan gejala seperti letargis atau

tidak sadar,mata cekung,turgor kulit jelek sekali,

b) Klasifikasi dehidrasi ringan sedang dengan tanda seperti

gelisah,rewet,mata cekung,haus,turgor jelek

c) Klasifikasi diare tanpa dehidrasi apabila tidak cukup tanda adanya

dehidrasi

3. Klasifikasi diare persisten

Untuk klasifikasi diare ini ditemukan apabila diarenya sudah lebih

dari 14 hari dengan dikelompokkan menjadi 2 kategori yaitu diare

persisten berat ditemukan adanya tanda dehidrasi dan diare persisten

apabila tidak ditemukan adanya tanda dehidrasi.

4. Klasifikasi disentri

Pada klasifikasi disentri ini juga termasuk klasifikasi diare

secara umum akan tetapi apabilah diarenya disertai dengan darah

dalam tinja atau diarenya bercampur dengan darah

Page 7: makalah mtbs.docx

5. Klasifikasi resiko malaria

Pada klasifikasi resiko malaria ini dikelompokkan menjadi

resiko tinggi rendah atau tampak resiko malaria dengan

mengidentifikasi apabila darahnya merupakan resiko terhadap malaria

ataukah pernah kedaerah yang beresiko,maka apabila terdapat hasil

klasifikasi maka dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Klasifikasi dengan resiko tinggi terhadap malaria yang

dikelompokkan lagi menjadi dua bagian yaitu klasifikasi penyakit

berat dengan demam apabila ditemukan tanda bahaya umum

disertai dengan kaku kuduk dan klasifikasi malaria apabila hanya

demam ditemukan suhu 37,5 derajat celcius atau lebih.

b. Klasifikasi rendah terhadap malaria yang dikelompokkan lagi

menjadi 3 yaitu penyakit berat dengan demam apabila ada tanda

bahaya umum atau kaku kuduk dan kalsifikasi malaria apabila

tidak ditemukan tanda demam atau campak dan klasifikasi demam

mungkin bukan malaria apabila hanya ditemukan flek atau adanya

campak atau juga adanya penyebab lain dari demam. Klasifikasi

tanpa resiko malaria diklasifikasikan menjadi 2 yaitu penyakit

berat dengan demam apabila ditemukan tanda bahaya umum dan

kaku kuduk serta klasifikasi demam bukan malaria apabila tidak

ditemukan tanda bahaya umum dan tidak ada kaku kuduk.

6. Klasifikasi Campak

Pada klasifikasi campak ini dikelompokkan menjadi 3 yaitu :

a. Campak dengan komplikasi berat apabila ditemukan adanya tanda

bahaya umum terjadi kekeruhan pada kornea mata, adanya luka

pad daerah mulut yang dalam & luas serta adanya tanda umum

campak seperti adanya ruang kemerahan dikulit yang menyeluruh,

adanya batuk, pilek, atau mata merah.

b. Campak dengan komplikasi pada mata atau mulut apabila

ditemukan tanda mata bernanah serta luka dimulut dan ketiga

Page 8: makalah mtbs.docx

klasifikasi campak apabila hanya khas campak yang tidak disertai

tanda klasifikasi diatas.

7. Klasifikasi Demam Berdarah Dengue

Pada klasifikasi ini apabila terdapat demam yang kurang dri 7 hari,

yaitu :

a. DBD apabila ditemukan tanda seperti adanya tanda bintik

perdarahan dikulit (ptkie) adanya tanda syok seperti extermitas

peraba dingin, nadi lemah, atau tidak teraba, muntah bercampur

darah, perdarahan hidung atau gusi, adanya tourniquet positif.

b. Kalsifikasi mungkin DBD apabila adanya tanda nyeri ulu hati atau

gelisah, bintik perdarahan bawah kulit dan uji tourniquet negatif

jika ada sedikit ptkie

c. Klasifikasi terakhir adalah klasifikasi demam mungkin bukan

DBD apabila tidak ada tanda seperti diatas hanya ada demam.

8. Klasifikasi Masalah Telinga

Pada klasifikasi masalah telinga ini dikelompokkan menjadi 4

bagian, yaitu :

a. Klasifikasi mastoiditis apabila ditemukan adanya pembengkakan &

nyeri di belakang telinga,

b. Klasifikasi infeksi telinga akut apabila adanya cairan atau nanah

yang keluar dari telinga dan telah terjadi kurang dari 14 hari serta

adanya nyeri telinga

c. Klasifikasi infeksi telinga kronis apabila ditemukan adanya cairan

atau nanah yang keluar dari telinga dan terjadi 14 hari lebih

d. Klasifikasi tidak ada infeksi telinga apabila tidak ditemukan gejala

seperti di atas

9. Klasifikasi Status Gizi

Klasifikasi status gizi pada penentuan klasifikasi ini dibagi

menjadi 3 bagian yaitu :

Page 9: makalah mtbs.docx

a. Klasifikasi gizi buruk dan atau anemia berat apabila adanya bengkak

pada kedua kaki serta pada telapak tangan ditemukan adanya

kepucatan.

b. Klasifikasi bawah garis merah dan atau anemia apabila ditemukan

tanda sebagai berikut: apabila lapak tangan agak pucat, berat badan

menurut umur di bawah garis merah

c. Klasifikasi tidak bawah garis merah dan tidak anemia apabila tidak ada

tanda seperti di atas.

2.5 Penentuan Tindakan & Pengobatan

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah menentukan tindakan dan

pengobatan setelah diklasifikasikan berdasarkan kelompok gejala yang ada.

1. Pneumonia

Tindakan yang dpat dilakukan pada maslah pneumonia dalam

manajemen terpadu balita sakit sebagai berikut.

Apabila didapatkan pneumonia berat atau penyakit sangat berat maka

tindakan yang pertama adalah :

a. Berikan dosis petama antibiotika

Pilihan pertama kontrimoksazol (Trimetoprim + sulfametoksazol)

dan pilihan kedua adalah amoksilin

b. Lakukan rujukan segera

2. Dehidrasi

Pada klasifikasi dehidrasi tindakan dapat dikelompokkan berdasarkan

derjat dari dehidrasi, apabila klasfikasinya dehidrasi berat maka

tindakannya adalah sbb:

a. Berikan cairan intravena secepatnya, apabila anak dapat minum

berikan oralit melalui mulut sambil infus dipersiapkan, berikan 100

ml/kg ringer laktat atau NaCl

b. Lakukan monitoring setiap 1-2 jam tentang status dehidrasi, apabila

belum membaik berikan tetesan intravena

Page 10: makalah mtbs.docx

c. Berikan oralit (kurang dari 5 ml/kg/jam) segera setelah anak mau

minum

d. Lakukan monitoring kembali sesudah 6 jam pada bayi atau pada anak

sesudah 3 jam dan tentukan kembali status dehidrasi kemudian

ditentukan status dehidrasi dan lakukan sesuai dengan derjat dehidrasi

e. Anjurkan untuk tetap memberikan ASI

3. Klasifikasi diare pesisten

Pada klasifikasi ini tindakan ditentukan oleh derajat dehidrasi,

kemudian apabila ditemukan adanya klorea maka pengobatan yang adapat

dianjurkan adalah : pilihan pertama antibiotika kotrimokzasol dan pilihan

kedua adalah tetrasiklin.

4. Klasifikasi Resiko Malaria

Penanganan tindakan dan pengobatan pada klasifikasi resiko malaria

dapat ditentukan dari tingkat klasifikasi, adapun tindakannya adalah sbb :

a. Pemberian kinin (untuk malaria dengan penyakit berat) secara intra

muscular

b. Pemberian obat anti malaria oral (untuk malaria saja) dengan pilihan

pertama adalah klorokuin + primakuin dan pilihan kedua adalah

sulfadoksin primetamin + primakuin (untuk anak ≥ 12 bulan) dan

tablet kina (untuk anak ≤ 12 bulan)

c. Setelah pemberian maka lakukan pengamatan selama 30 menit sesudah

pemberian klorokuin dan apabila dalam waktu tersebut terdapat

muntah maka ulangi pemberian klorokuin

5. Klasifikasi Campak

Pada klasifikasi campak dapat dilakukan tindakan sebagai berikut :

Apabila campak dijumpai dengan komplikasi berat maka tindakannya

adalah pemberian vitamin A, antibiotik yang sesuai, saleo mata tetrasiklin

atau kloramefnikol apabila dijumpai kekeruhan pada kornea, pemberian

paracetamol apabila disertai demam tinggi (38,5 derajat celcius),

kemudian apabila campak disertai komplikasi mata dan mulut

ditambahkan dengan gentian violet dan apabila hanya campak saja tidak

Page 11: makalah mtbs.docx

ditemukan penyakit atau komplikasi lain maka tindakannya hanya

diberikan vitamin A.

6. Klasifikasi Demam Berdarah Dengue

Pada klasifikasi demam berdarah dengue tindakan yang dapat

dilakukan antara lain apabila ditemukan maka segera berikan cairan intra

vena, pertahankan kadar gula darah, apabila dijumpai demam tinggi maka

berikan paracetamol dan berikan cairan atau oralit apabila dilakukan

rujukan selama perjalanan.

Ketentuan pemberian cairan pra rujukan pada demam berdarah

a. Benrikan cairan ringer laktak apabila memungkinkan beri glukosa 5%

kedalam ringer laktak melalui intra vena apabila tidak diberikan cairan

oralit atau cairan peroaral selama perjalan.

b. Apabila tidak ada berikan cairan NaCL 10-20 ml/kgbb dalam 30 menit

c. Monitor selama setelah 30 menit dan apabila nadi teraba berikan cairan

intra vena dengan tetesan 10 ml/kgbb dalam 1 jam dan apabila nadi

tidak teraba berikan cairan 15-20 ml/kgbb dalam /1 jam

7. Klaifikasi masalah telinga

Tindakan dan pengobatan pada klasifikasi masalah telingah dapat

dilakukan antara lain berikan dosis pertam untuk antkbiotika yang sesuai

pemberian parasetamol apabila kronis ditambah dengan mengeringkan

telingh dengan kain penyerap.

8. Klasifikasi status gizi

Pada kalsifikasi statu gizi dapat dilakukan tindakan pemberian vitamin

A apabilaa anak kelihatan sangat kurus dan bengkak pada kedua kaki dan

apabila dijumpai aadanya anemia maka dapat dilakukan pemberian zat

besi dan pabila daerah resiko tinggi malaria dapat diberikan anti malaria

oral piratel pamoat hanya diberikan anak berumur 4 bulan atau lebih dan

belum pernah diberikan dalam 6 bulan terakhir serta hasil pemeriksaan

tinja positif

Page 12: makalah mtbs.docx

2.6 Pemberian Konseling

Pada pemberian konseling yang dilakukan manajemen terpadu balita

sakit umur 2 bulan sampai dengan 5 tahun pada umumnya adalah konseling

tentang:

1. Konseling pemberian makan pada anak

a. Lakukan evaluasi tentang cara memberikan makanan pada anak

menyatakan cara meneteki anak, berapa kali sehari apakah pada malam

hari menetek, kemudian anak mendapat makan atau minum lain,

apabila anak berat badan berdasarkan umur sangat rendah menyatakan

berapa banyak makan atau minum yang diberikan pada anak apakah

anak dapat makan sendiri dan bagaimana caranya apakah selama sakait

makan ditambah dan lain-lain.

b. Menganjurkan cara pemberian makan pada ibu

2. Konseling pemberian cairan selama sakit

Pada konseling ini kasusnya setiap anak sakit dilakukan dengan cara

menganjurkan ibu agar memberi ASI lebih sering dan lebih lama setiap

meneteki serta meningkatkan kebututhan cairan seperti memberikan kua

sayur, air tajin atau air matang.

3. Konseling kunjungan ulang

Pada pemberian konseling tentang kunjungan ilang yang harus

dilakukan pada ibu atau keluarga apabila ditemukan tanda-tanda

klasifikasi berikut dalam waktu yang ditentukan ibu harus segera

kepetugasan kesehatan.

2.7 Pemberian Pelayanan dan Tindak Lanjut

1. Pnemonia

Pemberian tindak lanjut pada masalah dilakukan sesudah 2 hari

dengan melakukan pemeriksaan tentang tanda adanya gejala pnemonia

apabila didapatkan tanda bahaya umum atau tarikan dinding dada ke

dalam maka berikan 1 dosis antibiotika pilihan kedua atau suntikan

kloramfenikol dan segara lakukan rujukan, namun apabila frekuensi nafas

Page 13: makalah mtbs.docx

atau nafsu makan tidak menunjukkan perbaikan gantilah antibiotika

pilihan ketiga kemudianapabila nafas melambat atau nafsu makan

membaik lanjutkan pemberian antibiotika sampai 5 hari.

2. Diare persistem

Pada tindak lanjut masalah ini dilakukan sesudah 5 hari dengan cara

mengevaluasi diare apabila diare belum berhenti maka pelayanan tindak

lanjut adalah memberikan obat yang diperlukan dan apabila sudah berhenti

maka makan sesuai umur.

3. Disentri

Pelayanan tindak lanjut untuk disentri dilakukan sesudah 2 hari

dengan mengevaluasi jumlah darah dalam tinja berkurang tentang tanda

disentri apabila anak masi mengalami disentri maka lakukan tindakan

sesuai tindaka dehidrasi berdasarkan derajatnya.

4. Resiko malaria

Pelayan tindak lanjut pada resiko malaria dilkukan sesudah 2 hari

apabila demam lagi dalam 14 hari dengan melakukan penilaian sebagai

berikut: apabila ditemukan malaria oral pilihan kedua bahaya umum atau

kakuk kuduk maka lakukan tindakan sesuai protap.

5. Campak

Pelayanan tindak lanjut pada klasifikasi campak ini dilakukan

sesudah 2 hari dengan mengevaluasi atau memperhatikan tentang gejala

yang pernah dimilikinya apabila mata masi bernanah maka lakukan

evaluasi kepada keluarga atau ibu dengan menjelaskan cara mengobati

infeksi mata jika sudah benar lakukan rujukan dan apabila kurang benar

maka ajari dengan benar.

6. Demam berdarah

Pada klasifikasi pelayanan tindak lanjut dilakukan sesudah 2 hari

dengan melakukan evaluasi tanda dan gejala yang ada,apabila ditemuakan

tanda bahaya umum dan adanya kaku kuduk maka lakukan tindakan sesui

dengan pedoman tindakan pada penyakit demam berdarah dengan

penyakit berat,akan tetapi apabila ditemukan penyebab lain dari demam

Page 14: makalah mtbs.docx

berdarah maka berikan pengobatan yang sesuai dan apabila masih ada

tanda demam berdarah maka lakukan tindakan sebagaimana tindakan

demam berdarah dan dalam waktu 7 hari masi ditemukan demam lakukan

pemeriksaan lebih lanjut.

7. Masalah telinga

Pada pelanyanan tindak lanjut masalah telinga ini dilakukan sesudah 5

hari dengan mengetahui nana evaluasi tanda dan gejala yang ada,apabilah

pada waktukunjungan didapatkan pembengkakan dan nyeri dibelakang

telinga dan demam tinggi maka segera lakukan rujukan,dan apabilah

masih terdapat nyeri dan keluarkan cairan atau nana maka lakukan

pengobatan antibotika selama 5 hari dengan mengerinkan bagian

telinga,apabila sudah benar anjurkan tetap mempertahankan apabila masih

kurang ajari tentang cara mengeringkannya,kemudian apabila keadaan

telinga sudah tidak timbul nyeri atau tidak keluar cairan maka lanjutkan

pengobatan antibiotika sampai habis.

Page 15: makalah mtbs.docx

BAB III

PENUTUP

3.1Kesimpulan

Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) adalah suatu pendekatan

pelayanan terhadap balita sakit yang dikembangkan oleh WHO.Dengan MTBS

dapat ditangani secara lengkap kondisi kesehatan balita pada tingkat pelayanan

kesehatan dasar, yang memfokuskan secara integrative aspek kuratif, preventif

dan promotif termasuk pemberian nasihat kepada ibu sebagai bagian dari

pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan kesehatan anak.Pemberian

antibiotika sangat selektif sesuai klasifikasi dan dapat dan dapat membatasi

beberapa klasifikasi yang akhirnya dapat menekan biaya pengobatan.Melihat

keunggulan tersebut maka dapatlah dimengerti mengapa Indonesia termasuk

salah satu pengguna dini dari pendekatan MTBS ini, bahkan Indonesia

sekarang sudah sampai tahap pemantapan implementasi.

3.2 Saran

Dengan mempelajari makalah mengenai manajemen terpadu balita sakit

(MTBS), diharapkan mahasiswa khususnya perawat dapat mengurangi angka

kematin anak mengetahui hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan jika

seorang dan memberikan asuhan keperawatan yang sesuai dengan kebutuhan

anak.

Page 16: makalah mtbs.docx

DAFTAR PUSTAKA

Aprilia Asri R, S. Kep, Ners. Diktat Kuliah Keperawatan Anak 1. 2011

Dr. Soedjatmiko, SpA (K), Msi, 2009, Materi presentase pada “Pelatihan

Program Kesehatan Balita Bagi Penanggung Jawab Program Kesehatan

Anak”. Bogor. 2009. Stimulasi , Deteksi dan Intervensi Dini Gangguan

Tumbuh Kembang Balita.

http://www.asuhan-keperawatan.co.cc/2010/01/kti-kebidanan-pelaksanaan-

manajemen_04.html

http://www. Klikdokter.com/

Soetjiningsih, (1998), Tumbuh Kembang Anak, EGC, Jakarta.

Page 17: makalah mtbs.docx

ROLE PLAY

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT

1. PEMAIN

a. Pian Sopian sebagai Perawat B

b. Nurika sebagai Perawat A

c. Asri sebagai Ibu Pasien

2. SKENARIO

Di sebuah Puskesmas di daerah Cianjur, terdapat

seorang pasien bernama By. Dede yang dibawa oleh

ibunya, Ibu Nida. Kedatangan klien adalah untuk

mengkonsultasikan keadaan anaknya yang berumur

sekitar 1 tahun. By. Dede sudah beberapa hari ini BAB

mencret disertai batuk dan susah napas disertai demam.

Setelah Ibu Nida mendaftar di pendaftaran, tibalah

giliran By. Dede dipanggil petugas. Dengan sigap,

perawat yang bertugas datang melayani Ibu Nida.

Perawat B : By. Dede, silahkan masuk.

Ibu Nida : Oh iya Pak.

Perawat B : Silahkan bu masuk. Sebelumnya anaknya

ditimbang terlebih dahulu di sini.

Ibu Nida : Oh iya Pak. De, ditimbang dulu, ga usah

nangis ya, tenang..

By. Dede menangis….

Perawat B : Sebentar kok de, ngga akan lama.

Ibu Nida : Sudah belum Pak?

Perawat B : Oh iya sudah, berat badannya 11 kg bu.

Page 18: makalah mtbs.docx

Ibu Nida : Waduh, kemarin2 saya timbang anak saya

beratnya 12 kg Pak.

Perawat B : Baiklah kalau begitu, silahkan ibu duduk

terlebih dahulu. Pak, Kurnia tolong periksa

By. Dede. Saya akan mengambil format

MTBS terlebih dahulu.

Perawat A : Oh iya Pak. (kemudian terjadilah tanya

jawab)

Perawat B : Ini Pak formatnya.

Perawat A : Oh iya Terima kasih.

Perawat B : Sebelumnya saya akan menanyakan

beberapa hal terlebih dahulu. Nama Ade ini

umurnya berapa tahun Bu?

Ibu Nida : 1 tahun Pak.

Perawat B : Saya ukur panjang bayi Ibu ya. (diukur

dengan meteran). Maaf Bu, sekarang

tangan kanan anak ibu diangkat terlebih

dahulu, kita ukur suhu tubuh adenya.

Perawat A : Bu, Ade ini sakit apa?

Ibu Nida : Begini Pak, sudah beberapa hari ini anak

saya BAB mencret. Terus dikasih minum

juga susah disertai batuk, susah napas dan

disertai demam.

Perawat B : Kira-kira berapa hari tepatnya Bu?

Ibu Nida : Hm, 3 harian lah Pak.

Perawat A : Oh iya. Bu, ini kunjungan ibu yang

pertama ke Puskesmas ini?

Ibu Nida : Iya Pak.

Page 19: makalah mtbs.docx

Perawat B : (Termometer bunyi) Kita lihat suhunya bu.

Suhu ade normal bu, 36,3 C. Bayi ibu tidak

demam.

Ibu Nida : Alhamdulillah, Pak.

Perawat A : Kata ibu tadi adenya dikasih minum

susah, kalau menyusu bagaimana? Lancar?

Ibu Nida : Alhamdulillah Pak, anak saya menyusu

terus. Tapi kadang juga dikasih minum

ngga mau, kadang mau.

Perawat B : Apa keadaan anak ibu ini, pernah kejang?

Ibu Nida : Belum pernah Pak.

Perawat A : Apakah anak ibu ada masalah di

pernafasannya? Kadang tampak cepat

nafasnya?

Perawat B : Coba saya periksa dengan stetoskop.

Ibu Nida : Kalo nafasnya sih normal-normal saja Pak.

Perawat A : Oh iya Bu. Selanjutnya, tadi kan ibu bilang

anak ibu BAB mencret selama 3 hari,

apakah di kotorannya ada darahnya bu?

Ibu Nida : Tidak ada Pak.

Perawat B : Maaf Bu, saya lihat mata anak ibu.

(cekung atau tidak?) Baju anak ibu dibuka

sedikit, saya akan coba cubit kulit perut

anak ibu. (lebih dari 2 detik? lambat)

Perawat A : Benar, anak ibu terkena diare.

Ibu Nida : Oh begitu ya Pak.

Perawat B : Dari pemeriksaan suhu tadi, anak Ibu

demam. Kemudian ada tanda-tanda susah

Page 20: makalah mtbs.docx

napas dan batuk. Tidak ada luka dimulut.

Dan sepertinya tidak ada masalah pada

telinga anak ibu (sambil memeriksa

telinga). Kemudian anak ibu tidak pucat

Perawat A : Bu, apakah imunisasinya sudah lengkap?

Ibu Nida : Sudah pak. 2 bulan yang lalu anak saya

immunisasi terakhir, campak kan Pak?

Perawat A : Oh iya Bu. Berarti anak ibu immunisasinya

lengkap.

Perawat B : APakah anak ibu memiliki masalah lainnya

Bu?

Ibu Nida : Oh tidak Pak, yang tadi sya ceritakan saja.

Perawat A : baiklah kalau begitu Bu. Bisa saya

simpulkan, anak ibu termasuk Diare dan

terkena pneumonia.

Ibu Nida : Oh iya Pak, saya usahakan.

Perawat B : Jika diarenya terus berlanjutnya, ibu

datang kembali setelah 5 hari. Jadi

kunjungan ulang 5 hari jika diare masih

tidak tertangani.

Ibu Nida : Oh iya Pak. akan saya lakukan, demi anak

saya pasti saya akan lakukan yang terbaik.

Perawat A : Baiklah kalau begitu, silahkan ibu ambil

obatnya di ruang Obat di sana. Oh iya bu,

nanti kami juga akan adakan bimbingan

dan konseling di rumah. Agar nanti anggota

keluarga yang lain tidak mengalami diare

yang sama. Bisa jadi penyebab diare ini

Page 21: makalah mtbs.docx

karena lingkungan dan pola kebiasaan

keluarga. Silahkan ibu ini resepnya. :)

Ibu Nida : Baiklah kalau begitu, terima kasih Pak

atas pemeriksaannya. Assalaamulaikum..

Perawat : Waalaikumsalam..

Setelah Ibu Nida mendapat pengarahan, Ibu Nida

mengambil obat di ruang obat dan akan memberikan

obatnya sesuai yang dianjurkan oleh Perawat. Dan jika

sampai 5 hari belum sembuh, Ibu Nida akan membawa

By. Dede kembali ke Puskesmas.

- TAMAT –

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT

(MTBS)

MAKALAHDiajukan untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah

Keperawatan Anak

Page 22: makalah mtbs.docx

Disusun Oleh :

Nurika

Pian Sopiandi

PEMERINTAH KABUPATEN CIANJUR

AKADEMI KEPERAWATAN

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD)

Jalan Pasir Gede Raya No. 19.Telp.(0263) 267206 Fax. 270953 Cianjur

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan hikmah dan hidayah-Nya atas terselesaikannya penulisan makalah ini

yang berjudul “Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)” Makalah ini disusun

untuk memenuhi tugas Keperawatan Anak.

Dalam penulisan makalah ini penulis banyak mengalami hambatan dan

kesulitan. Namun, berkat bantuan semua pihak, penulis dapat menyelesaikan

makalah ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang

telah membantu dan memberi pengarahan serta dukungan semangat kepada

penulis.

Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat banyak

kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saya menerima segala

kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini.

ii

Page 23: makalah mtbs.docx

Akhirnya, dengan segala keterbatasan tersebut, saya berharap makalah ini

dapat bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya untuk proses pembelajaran.

Cianjur, Februari 2015

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................1

1.1 Latar Belakang.....................................................................................1

1.2 Tujuan..................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3

2.1 Pengertian MTBS...............................................................................3

2.2 Penilaian dan Klasifiksi Anak Sakit dalam MTBS............................3

2.3 Proses Manajemen Kasus...................................................................4

2.4 Manajemen Terhadap Balita Sakit Umur 2 Bulan – 5 tahun..............4

2.5 Penentuan Tindakan & Pengobatan....................................................9

2.6 Pemberian Konseling.........................................................................12

i

Page 24: makalah mtbs.docx

2.7 Pemberian Pelayanan dan Tindak Lanjut..........................................12

BAB III PENUTUP........................................................................................15

3.1 Kesimpulan........................................................................................15

3.2 Saran..................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................16

ii