Upload
jea-ayu-putri
View
85
Download
10
Embed Size (px)
Citation preview
MAKALAH KOMUNIKASI
“MENCIPTAKAN MEDIA KOMUNIKASI”
Disusun oleh :
Arnolda Nengyosepha (P27834113001)
Rahel Rahayu Pratiwi (P27834113002)
Dhiar Janna Ayu S.P. (P27834113003)
Intan Rosita Maharani (P27834113004)
Ria Rosalina Faby (P27834113019)
Fitri Junitasari (P27834113020)
Moch. Kevin Rizaldy (P27834113040)
Sefita Shilmy Prastica (P27834113047)
Suci Izzati Nafsi Sulaiman (P27834113048)
Rahmad Hidayat (P27834113050)
PROGRAM STUDI D4
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SURABAYA
TAHUN AJARAN 2015 – 2016
DAFTAR ISI
Daftar Isi ............................................................................................................. i
Kata Pengantar ...................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN
Latar Belakang ....................................................................................................... 1
Rumusan Masalah .................................................................................................. 2
Tujuan .................................................................................................................... 2
Manfaat ................................................................................................................. 2
BAB II : LANDASAN TEORI
Definisi Komunikasi Kesehatan ……………………………………................. 3
Memilih Media Dalam Komunikasi Kesehatan ………….................................. 4
Manfaat Dan Tujuan Penggunaan Media Dalam Komunikasi Kesehatan .......... 4
Klasifikasi Media Komunikasi Kesehatan ......................................................... 5
Macam atau Jenis Media Komunikasi Kesehatan ............................................... 7
Langkah-Langkah Penetapan Media Kesehatan ............................................ 13
Pesan Dalam Media ............................................................................................ 14
BAB III : PEMBAHASAN
Media Komunikasi Efektif ................................................................................ 16
Mekanisme penentukan tindakan perencanaan penyuluhan
dan menciptakan media komunikasi .................................................................. 22
BAB IV : PENUTUP
Kesimpulan ....................................................................................................... 38
Saran ................................................................................................................. 38
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 39
i
Kata Pengantar
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Menciptakan Media Komunikasi” dengan baik
meskipun masih ada kekurangan di dalamnya. Kami juga berterima kasih kepada Ibu Indah
Lestari, SE, S.Si, M.Kes selaku dosen mata kuliah Komunikasi yang telah memberikan tugas
ini kepada kami.
Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kami mengenai Menciptakan Media Komunikasi. Semoga makalah ini dapat
dipahami bagi yang membacanya dan dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata – kata yang
kurang berkenan.
Kami menyadari bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Surabaya, Desember 2015
Penyusun
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Upaya mewujudkan kesehatan masyarakat di Indonesia terutama dilakukan
dengan melakukan perubahan perilaku kesehatan melalui komunikasi kesehatan.
Komunikasi kesehatan meliputi kegiatan pendidikan kesehatan disertai
pemberdayaan masyarakat. Komunikasi kesehatan memiliki tujuan utama
mengubah pengetahuan masyarakat agar terbentuk perilaku sehat sesuai yang
diharapkan. Peningkatan pengetahuan kesehatan masyarakat diharapkan memicu
sikap mendukung perilaku sehat. Proses komunikasi kesehatan merupakan proses
transfer informasi tentang kesehatan yang diharapkan melalui suatu media
komunikasi kepada masyarakat. Komponen komunikasi tersusun atas pengirim dan
penerima pesan, isi pesan, media dan efek dari pesan.
Media promosi kesehatan yang baik adalah media yang mampu memberikan
informasi atau pesan-pesan kesehatan yang sesuai dengan tingkat penerimaan
sasaran, sehingga sasaran mau dan mampu untuk mengubah perilaku sesuai dengan
pesan-pesan yang disampaikan. Promosi kesehatan di sekolah misalnya, merupakan
langkah yang strategis dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat, khususnya
dalam mengembangkan perilaku hidup sehat (Notoatmodjo, 2005). Menurut
Suhardjo (2003), media sebagai sarana belajar mengandung pesan atau gagasan
sebagai perantara untuk menunjang proses belajar atau penyuluhan tertentu yang
telah direncanakan.
Menurut Notoatmodjo (2005), Komunikasi kesehatan tidak dapat lepas dari
media karena melalui media, pesan-pesan disampaikan dengan mudah dipahami
dan lebih menarik. Media juga dapat menghindari kesalahan persepsi, memperjelas
informasi, mempermudah pengertian. Disamping itu, dapat mengurangi komunikasi
yang verbalistik dan memperlancar komunikasi. Dengan demikian sasaran dapat
mempelajari pesan tersebut dan mampu memutuskan mengadopsi perilaku sesuai
dengan pesan-pesan yang disampaikan.
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana media komunikasi yang efektif untuk menyampaikan pesan kesehatan
kepada masyarakat?
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan media komunikasi yang efektif untuk menyampaikan pesan
kesehatan kepada masyarakat
1.4 Manfaat
1. Menambah pengetahuan penulis dan pembaca tentang media komunikasi efektif
dalam menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat.
2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Definisi Komunikasi Kesehatan
Komunikasi Kesehatan adalah Usaha yang sistematis untuk mempengaruhi
secara positif perilaku kesehatan masyarakat, dengan menggunakan berbagai
prinsip dan metode komunikasi baik menggunakan komunikasi interpersonal,
komunikasi kelompok maupun komunikasi massa.
Komunikasi kesehatan adalah proses penyampaian pesan kesehatan oleh
komunikator melalui saluran/media tertentu kepada komunikan dengan tujuan
untuk mendorong perilaku manusia tercapainya kesejahteraan sebagai kekuatan
yang mengarah kepada keadaan (status) sehat utuh secara fisik, mental (rohani), dan
sosial.
Kesehatan komunikasi dapat didefinisikan sebagai "Seni dan teknik
pemberitahuan, mempengaruhi, dan memotivasi penonton individu, kelembagaan,
dan publik tentang isu-isu kesehatan penting. Ruang lingkup komunikasi kesehatan
meliputi pencegahan penyakit, promosi kesehatan, kebijakan kesehatan, dan bisnis
perawatan kesehatan serta peningkatan kualitas hidup dan kesehatan individu dalam
masyarakat "- People Sehat 2010, hal 11-20 .
Kata media berasal dari bahasa latin “medius” yang berarti tengah, perantara,
atau pengantar. Secara harfiah dalam bahasa Arab, media berarti perantara atau
pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Media atau alat peraga dalam
Komunikasi kesehatan dapat diartikan sebagai alat bantu promosi kesehatan yang
dapat dilihat, didengar, diraba, dirasa atau dicium, untuk memperlancar komunikasi
dan Penyebarluasan informasi.
Media Komunikasi kesehatan adalah semua sarana atau upaya menampilkan
pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik melalui media
cetak, elektronika, dan media luar ruang, sehingga pengetahuan sasaran dapat
meningkat dan akhirnya dapat mengubah perilaku ke arah positif terhadap
kesehatan (Soekidjo, 2005).
3
2.2 Memilih Media Dalam Komunikasi Kesehatan
Upaya mewujudkan kesehatan masyarakat di Indonesia terutama dilakukan
dengan melakukan perubahan perilaku kesehatan melalui Komunikasi kesehatan.
Komunikasi kesehatan memiliki tujuan utama mengubah pengetahuan masyarakat
agar terbentuk perilaku sehat sesuai yang diharapkan. Peningkatan pengetahuan
kesehatan masyarakat diharapkan memicu sikap mendukung perilaku sehat, bila
didukung faktor pemungkin dan pendorong akan membentuk perilaku sehat.
Memilih media sebagai saluran menyampaikan pesan kesehatan dipengaruhi
metode yang digunakan. Beberapa metode Komunikasi kesehatan dikenal antara
lain metode Komunikasi perorangan, kelompok dan massa. Metode Komunikasi
perorangan dapat berupa bimbingan dan penyuluhan (konseling) serta wawancara.
Metode Komunikasi kelompok dapat dilakukan dengan ceramah, diskusi kelompok,
curah pendapat, metode bola salju, permainan peran dan permainan simulasi.
Metode Komunikasi massa umumnya bersifat tidak langsung (satu arah) seperti
ceramah umum, pidato di media massa, simulasi, sinetron, tulisan di media massa,
spanduk, poster, dan lain-lain.
Media dalam Komunikasi kesehatan pada hakekatnya alat bantu pendidikan
kesehatan. Menurut fungsi sebagai saluran pesan media komunikasi kesehatan
dapat dikelompokkan atas media cetak, media elektronik dan media papan
(billboard). Beberapa media cetak dikenal antara lain booklet, leaflet, selebaran
(flyer), lembar balik (flip chart), artikel atau rubrik, poster dan foto. Media
elektronik dapat berupa televisi, radio, video, slide, film strip dan sekarang dikenal
internet. Media papan berupa baliho biasanya dipasang di tempat-tempat umum
yang menjadi pusat kegiatan masyarakat.
Alat peraga digunakan secara kombinasi, misalnya menggunakan papan tulis
dengan foto dan sebagainya. Tetapi dalam menggunakan alat peraga, baik secara
kombinasi maupun tunggal, ada dua hal yang harus diperhatikan, yaitu alat peraga
harus mudah dimengerti oleh masyarakat sasaran dan ide atau gagasan yang
terkandung didalamnya harus dapat diterima oleh sasaran.
2.3 Manfaat Dan Tujuan Penggunaan Media Dalam Komunikasi Kesehatan
A. Manfaat Penggunaan Media Dalam Komunikasi Kesehatan
1. Membantu dalam mengatasi banyak hambatan dalam pemahaman
4
2. Mencapai sasaran
3. Merangsang sasaran untuk meneruskan pesan yang diterima kepada orang
lain
4. Mempermudah penyampaian informasi
5. Menimbulkan minat sasaran pendidikan
B. Tujuan Media Dalam Komunikasi Kesehatan
1. Menciptakan iklim bagi penerimaan dan perubahan nilai, sikap dan perilaku
kesehatan.
2. Mengajarkan keterampilan mendengarkan, membaca, menulis hal-hal yang
berkaitan dengan kesehatan dan lain-lain.
3. Pengganda sumber daya pengetahuan, kenikmatan dan anjuran tidakan
kesehatan.
4. Membentuk pengalaman baru terhadap perilaku hidup sehat dari statis ke
dinamis.
5. Meningkatkan aspirasi dibidang kesehatan.
6. Mengajarkan masyarakat menemukan norma dan etika penyebarluasan
informasi di bidang kesehatan atau layanan komunikasi kesehatan.
7. Berpartisipasi dalam keputusan atas hal-hal yang berkaitan dengan
kesehatan
8. Mengubah struktur kekuasaan antara produsen dan konsumen di bidang
kesehatan.
9. Menciptakan rasa kebanggaan/kesetiaan terhadap produk, dll.
2.4 Klasifikasi Media Komunikasi Kesehatan
Umar Hamalik, Djamarah dan Sadiman dalam Adri (2008), mengelompokkan
media promosi kesehatan menjadi 2 kelompok, yaitu:
1. Berdasarkan jenisnya, yaitu:
Media auditif, yaitu media yang hanya mengandalkan kemampuan suara
saja, seperti tape recorder.
5
Media visual, yaitu media yang hanya mengandalkan indra penglihatan
dalam wujud visual, seperti tv, layar plasma, dll.
Media audiovisual, yaitu media yang mempunyai unsur suara dan unsur
gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, dan media
ini dibagi ke dalam dua jenis, yaitu:
- Audiovisual diam, yang menampilkan suara dan visual diam, seperti film
sound slide
- Audiovisual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara
dan gambar yang bergerak, seperti film, video cassete dan VCD.
2. Berdasarkan fungsinya
a) Media cetak
Media cetak yaitu suatu media statis dan mengutamakan pesan-pesan
visual. Pada umumnya terdiri atas gambaran sejumlah kata, gambar, atau
foto dalam tata warna. Contohnya poster, leaflet, brosur, majalah, surat
kabar, lembar balik, stiker, dan pamflet. Fungsi utamanya adalah memberi
informasi dan menghibur. Kelebihan yang dimiliki media cetak antara lain
tahan lama, mencakup banyak orang, biaya tidak terlalu tinggi, tidak perlu
energi listrik, dapat dibawa, mempermudah pemahaman, dan meningkatkan
gairah belajar. Kelemahannya tidak dapat menstimulasi efek suara dan efek
gerak serta mudah terlipat.
b) Media elektronik
Media elektronik aitu suatu media bergerak, dinamis, dapat dilihat,
didengar, dan dalam menyampaikan pesannya melalui alat bantu
elektronika. Contohnya televisi, radio, film, kaset, CD, VCD, DVD, slide
show, CD interaktif, dan lain-lain. Kelebihan media elektronik antara lain
sudah dikenal masyarakat, melibatkan semua pancaindra, lebih mudah
dipahami, lebih menarik karena ada suara dan gambar, adanya tatap muka,
penyajian dapat dikendalikan, janagkauan relatif lebih besar/luas, serta dapat
diulang-ulang jika digunakan sebagai alat diskusi. Kelemahannya yaitu
biaya lebih tinggi, sedikit rumit, memerlukan energi listrik, diperlukan alat
6
canggih dalam proses produksi, perlu persiapan matang, peralatan yang
selalu berkembang dan berubah, perlu keterampilan penyimpanan, dan perlu
keterampilan dalam pengoprasian.
c) Media luar ruang / media papan (billboard)
Media luar ruang yaitu suatu media yang penyampaian pesannya di
luar ruang secara umum melalui media cetak dan elektronik secara statis.
Contohnya papan reklame, spanduk, pameran, banner, TV layar lebar, dan
lain-lain. Kelebihan media luar ruang diantaranya sebagai informasi umum
dan hiburan, melibatkan semua pancaindra, lebih menarik karena ada suara
dan gambar, adanya tatap muka, penyajian dapat dikendalikan, jangkauan
relatif lebih luas. Kelemahannya yaitu biaya lebih tinggi, sedikit rumit, ada
yang memerlukan listrik atau alat canggih, perlu kesiapan yang matang,
peralatan yang selalu berkembang dan berubah, perlu keterampilan
penyimpanan.
2.5 Macam atau Jenis Media Komunikasi Kesehatan
Alat-alat peraga dapat dibagi dalam empat kelompok besar :
1. Benda asli.
Benda asli adalah benda yang sesungguhnya, baik hidup maupun mati. Jenis
ini merupakan alat peraga yang paling baik karena mudah dan cepat dikenal
serta mempunyai bentuk atau ukuran yang tepat. Kelemahan alat peraga ini
tidak selalu mudah dibawa kemana-mana sebagai alat bantu mengajar.
Termasuk dalam alat peraga, antara lain benda sesungguhnya (tinja dikebun,
lalat di atas tinja, dan lain-lain), spesimen (benda yang telah diawetkan seperti
cacing dalam botol pengawet, dan lain-lain), sampel (contoh benda
sesungguhnya untuk diperdagangkan seperti oralit, dan lain-lain).
2. Benda tiruan
Benda tiruan memiliki ukuran yang berbeda dengan benda sesungguhnya.
Benda tiruan bisa digunakan sebagai media atau alat peraga dalam promosi
7
kesehatan karena benda asli mungkin digunakan (misal, ukuran benda asli yang
terlalu besar, terlalu berat, dan lain-lain). Benda tiruan dapat dibuat dari
bermacam-macam bahan seperti tanah, kayu, semen, plastik, dan lain-lain.
3. Gambar atau media grafis
Grafis secara umum diartikan sebagai gambar. Media grafis adalah penyajian
visual (menekankan persepsi indra penglihatan) dengan penyajian dua dimensi.
Media grafis tidak termasuk media elektronik. Termasuk dalam media grafis
antara lain, poster, leaflet, reklame, billboard, spanduk, gambar karikatur,
lukisan, dan lain-lain.
a. Poster
Poster adalah sehelai kertas atau papan yang berisikan gambar-gambar
dengan sedikit kata-kata. Poster merupakan pesan singkat dalam bentuk
gambar dnegan tujuan memengaruhi seseorang agar tertarik atau
bertindakan pada sesuatu. Makna kata-kata dalam poster harus jelas dan
tepat serta dapat dengan mudah dibaca pada jarak kurang lebih 6 meter.
Poster biasanya ditempelkan pada suatu tempat yang mudah dilihat dan
banyak dilalui orang misalnya di dinding balai desa, pinggir jalan, papan
pengumuman, dan lain-lain. Gambar dalam poster dapat berupa lukisan,
ilustrasi, kartun, gambar atau foto.
Poster terutama dibuat untuk memengaruhi orang banyak dan
memberikan pesan singkat. Oleh karena itu, cara pembuatannya harus
menarik, sederhana, dan hanya berisikan satu ide atau satu kenyataan saja.
Poster yang baik adalah poster yang mempunyai daya tinggal lama dalam
ingatan orang yang melihatnya serta dapat mendorong untuk bertindak.
Poster tidak dapat memberi pelajaran dengan sendirinya karena
keterbatasan kata-kata. Poster lebih cocok digunakan sebagai tindak lanjut
dari suatu pesan yang sudah disampaikan beberapa waktu yang lalu.
Dengan demikian poster bertujuan untuk mengingatkan kembali dan
mengarahkan pembaca ke arah tindakan tertentu sesuai dengan apa yang
diinginkan oleh komunikator.
Berdasarkan isi pesan, poster dapat disebut sebagai thematic poster,
tactical poster, dan practical poster. Thematic poster yaitu poster yang
8
menerangkan apa dan mengapa, tactical poster menjawab kapan dan
dimana; sedangkan practical poster menerangkan siapa, untuk siapa, apa,
mengapa, dan dimana.
Syarat-syarat yang perlu diperhatikan dalam pembuatan poster :
1) Dibuat dalam tata letak yang menarik, misal besarnya huruf,
gambar, dan warna yang mencolok.
2) Dapat dibaca (eye cather) orang yang lewat.
3) \Kata-kata tidak lebih dari tujuh kata.
4) Mengunakan kata yang provokatif, sehingga menarik perhatian.
5) Dapat dibaca dibaca dari jarak enam meter.
6) Harus dapat menggugah emosi, misal dengan menggunakan
faktor ini, bangga, dan lain-lain.
7) Ukuran yang besar: 50 x 70 cm, kecil : 35 x 50 cm.
Dimana tempat pemasangan poster :
1) Poster biasanya dipasang ditempat-tempat umum dimana orang
sering berkumpul, seperti halte bus, dekat pasar, dekat
toko/warung.
2) Persimpangan jalan desa, kantor kelurahan, balai desa,
posyandu, dan lain-lain.
Kegunaan poster :
1) Memberikan peringatan, misalnya tentang selalu mencuci
tangan dnegan sabun setelah buang air besar dan sebelum
makan.
2) Memberikan informasi, misalnya tentang pengolahan air
dirumah tangga.
3) Memberikan anjuran, misalnya pentingnya mencuci makanan
mentah dan buah-buahan dengan air bersih sebelum makan.
4) Mengingatkan kembali, misalnya cara mencuci tangan yang
benar.
5) Memberikan informasi tentang dampak, misalnya informasi
tentang dampak buang air besar (BAB) dijamban.
9
Keuntungan poster :
1) Mudan dibuat.
2) Singkat waktu dalam pembuatannya.
3) Murah.
4) Dapat menjangkau orang banyak.
5) Mudah menggugah orang banyak untuk berpartisipasi.
6) Bisa dibawa kemana-mana.
7) Banyak variasi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mendesain poster. Poster secara
umum terdiri atas beberapa bagian, yaitu :
1) Judul (head line)
2) Subjudul (sub head line)
3) Body copy/copy writing, dan
4) Logo dan indentitas.
Judul harus dapat dibaca jeas dari jarak enam meter, mudah
dimengerti, mudah diingat. Subjudul harus menjelaskan, melengkapi, dan
menerangkan judul secara singkat. Poster juga memerlukan adanya
ilustrasi. Ilustrasi ini harus atraktif berhubungan erat dengan judul dan
terpadu dengan penampilan secara keseluruhan. Warna merupakan salah
satu unsur grafis. Pengertian warna bisa meliputi warna simbolik atau rasa
kejiwaan. Warna dapat dibagi menjadi tiga kelompok menurut jenisnya,
yaitu warna primer (merah, kuning, biru), warna sekunder (hijau, kuning,
lembayung), dan warna tersier (cokelat kemerahan, cokelat kekuningan,
cokelat kebiruan). Warna sebagai simbol mempunyai arti tersendiri.
Misalnya, merah berarti berani, putih berarti suci, kuning berarti
kebesaran, hitam berarti abadi, hijau berarti harapan, dan merah muda
berarti cemburu. Mengenal rasa warna dapat diartikan sebagai berikut
merah adalah warna panas, biru adalah warna dingin, dan hijau adalah
warna sejuk.
b. Leaflet
Leaflet adalah selembaran kertas yang berisi tulisan dengan kalimat-
kalimat singkat, padat, mudah dimengerti, dan gambar-gambar yang
10
sederhana. Leaflet atau sering juga disebut pamflet merupakan selembar
kertas yang berisi tulisan cetak tentang suatu masalah khusus untuk
sasaran dan tujuan tertentu. Ukuran leaflet biasanya 20 x 30 cm yang
berisi tulisan 200 – 400 kata. Ada beberapa leaflet yang disajikan secara
berlipat.
Leaflet digunakan untuk memberikan keterangan singkat tentang suatu
masalah, misalnya deskripsi pengolahan air ditingkat rumah tangga,
deskripsi tentang diare serta pencegahannya, dan lain-lain. Isi harus bisa
ditangkap dengan sekali baca. Leaflet dapat diberikan atau disebarkan
pada saat pertemuan-pertemuan dilakukan seperti pertemuan Focus Group
Discussion (FGD), pertemuan posyandu, kunjungan rumah, dan lain-lain.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat leaflet :
1) Tentukan kelompok sasaran yang ingin dicapai.
2) Tuliskan apa tujuannya.
3) Tentukan isi singkat hal-hal yang mau ditulis dalam leaflet.
4) Kumpulan tentang subjek yang akan disampaikan.
5) Buat garis-garis besar cara penyajian pesan, termasuk
didalamnya bagaimana bentuk tulisan gambar serta tata
letaknya.
6) Buatkan konsepnya. Konsep dites terlebih dahulu pada
kelompok sasaran yang hampir sama dengan kelompok sasaran,
perbaiki konsep, dan buat ilustrasi yang sesuai dengan isi.
Kegunaan leaflet :
1) Mengingat kembali tentang hal-hal yang telah diajarkan atau
dikomunikasikan.
2) Untuk memperkenalkan ide-ide baru kepada orang banyak.
Keuntungan leaflet :
1) Dapat disimpan lama
2) Sebagai referensi
3) Jangkauan dapat jauh
11
4) Membantu media lain
5) dIsi dapat dicetak kembali dan dapat sebagai bahan diskusi
c. Papan pengumuman
Papan pengumuman biasanya dibuat dari papan dengan ukuran 90 x 120
cm, biasa dipasang di dinding atau ditempat tertentu seperti balai desa,
posyandu, masjid, puskesmas, sekolah, dan lain-lain. Pada papan tersebut
gambar-gambar atau tulisan-tulisan dari suatu topik tertentu.
Cara menggunakan papan pengumuman :
1) Tentukan jangka waktu pemasangan sehingga tidak
membosankan, misal 1-2 minggu.
2) Gunakan pada peristiwa-peristiwa tertentu saja, misal pada
waktu pertemuan besar atau hari libur.
3) Cari sumber untuk melengkapi tampilan, misal dari
perpustakaan, kantor humas, dan lain-lain.
Keuntungan papan pengumuman :
1) Dapat dikerjakan dengan mudah.
2) Merangsang perhatian orang.
3) Menghemat waktu dan membiarkan pembaca untuk belajar
masalah yang ada.
4) Merangsang partisipasi.
5) Sebagai review atau pengingat terhadap bahan yang pernah
diajarkan.
d. Gambar Optik
Foto
Foto sebagai bahan untuk alat peraga digunakan dalam bentuk
album ataupun dokumentasi lepasan. Album merupakan foto-foto yang
isinya berurutan, menggambarkan suatu cerita, kegiatan, dan lain-lain.
Album ini bisa dibawa dan ditunjukkan kepada masyarakat sesuai
dengan topik yang sedang didiskusikan. Misalnya album foto yang
berisi kegiatan-kegiatan suatu desa untuk mengubah kebiasaan buang
12
air besarnya menjadi di jamban. Dokumentasi lepasan yaitu foto-foto
yang berdiri sendiri dan tidak disimpan dalam bentuk album.
Menggambarkan satu pokok persoalan atau titik perhatian. Foto ini
digunakan biasanya untuk bahan brosur, leaflet, dan lain-lain.
Slide
Slide pada umumnya digunakan untuk sasaran kelompok.
Penggunaan slide cukup efektif karena gambar atau setiap materi dapat
dilihat berkali-kali dan dibahas lebih mendalam. Slide sangat menarik,
terutama bagi kelompok anak sekolah dibanding dengan gambar,
leaflet, dan lain-lain.
Film
Film merupakan media yang bersifat menghibur, disamping dapat
menyisipkan pesan-pesan yang bersifat edukatif. Sasaran media ini
adalah kelompok besar dan kolosal.
2.6 Langkah-Langkah Penetapan Media Kesehatan
Langkah-langkah dalam merancang pengembangan media komunikasi
kesehatan adalah sebagai berikut :
1. Menetapkan Tujuan
Tujuan harus relaistis, jelas, dan dapat diukur (apa yang diukur, siapa sasaran
yang akan diukur, seberapa banyak perubahan akan diukur, berapa lama dan
dimana pengukuran dilakukan). Penetapan tujuan merupakan dasar untuk
merancang media promosi dan merancang evaluasi.
2. Menetapkan Segmentasi Sasaran
Segmentasi sasaran adalah suatu kegiatan memilih kelompok sasaran yang
tepat dan dianggap sangat menentukan keberhasilan promosi kesehatan.
Tujuannya antara lain memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya,
memberikan kepuasan pada masing-masing segmen, menentukan ketersediaan
jumlah dan jangkauan produk, serta menghitung jenis dan penempatan media.
13
3. Memposisikan Pesan (Positioning)
Memposisikan pesan adalah proses atau upaya menempatkan suatu prosuk
perusahaan, individu atau apa saja ke dalam alam pikiran sasaran atau
konsumennya. Positioning membentuk citra.
4. Menentukan Strategi Positioning
Identifikasi para pesaing, termasuk persepsi konsumen, menentukan posisi
pesaing, menganalisis preferensi khalayak sasaran, menetukan posisi merek
produk sendiri, serta mengikuti perkembangan posisi.
5. Memilih media promosi kesehatan
Pemilihan media didasarkan pada selera khalayak sasaran. Media yang dipilih
harus memberikan dampak yang luas. Setiap media akan memberikan peranan
yang berbeda. Penggunaan beberapa media secara serempak dan terpadu akan
meningkatkan cakupan, frekuensi, dan efektivitas pesan.
Media yang digunakan dilihat dari situasi dan kondisi, jika akan melakukan
komunikasi kesehatan di daerah pedesaan yang belum terjamah oleh teknologi
modern dan listrik yang belum menjangkau seluruh daerah pelosok, maka media
yang baik digunakan adalah media Cetak Contohnya poster, leaflet, brosur,
majalah, surat kabar, lembar balik, stiker, dan pamphlet, ataupun media
gambar/media grafis yang tentunya dibarengi dengan komunikasi antarpribadi
dan kelompok agar pesan yang di sampaikan dapat dipahami dan diterima
dengan baik oleh masyarakat.
Sebaliknya jika pesan kesehatan ingin di ketahui oleh masyarakat luas,
serempak ingin diketahui oleh seluruh masyarakat dimanapun berada,
memberikan dampak yang luas, maka media yang digunakan adalah media
massa atau media elektronik yang cakupannya lebih luas, bisa langsung diterima
oleh masyarakat luas dimanapun berada dan menghemat biaya dalam
penggunaannya.
2.7 Pesan Dalam Media
Pesan adalah terjemahan dari tujuan komunikasi ke dalam ungkapan atau kata
yang sesuai untuk sasaran. Pesan dalam suatu media harus efektif dan kreatif. Oleh
karena itu, pesan harus memenuhi hal-hal sebagai berikut :
14
1. Memfokuskan perhatian pada pesan (command attention)
Ide atau pesan pokok yang merefleksikan strategi desain suatu pesan
dikembangkan. Bila terlalu banyak ide, hal tersebut akan membingungkan
sasaran dan mereka akan mudah melupakan pesan tersebut.
2. Mengklarifikasi pesan (clarify the message)
Pesan haruslah mudah, sederhana dan jelas. Pesan yang efektif harus
memberikan informasi yang relevan dan baru bagi sasaran. Kalau pesan dalam
media diremehkan oleh sasaran, secara otomatis pesan tersebut gagal.
3. Menciptakan kepercayaan (Create trust)
Pesan harus dapat dipercaya, tidak bohong, dan terjangkau. Misalnya,
masyarakat percaya cuci tangan pakai sabun dapat mencegah penyakit diare dan
untuk itu harus dibarengi bahwa harga sabun terjangkau atau mudah didapat di
dekat tempat tinggalnya.
4. Mengkomunikasikan keuntungan (communicate a benefit)
Hasil pesan diharapkan akan memberikan keuntungan. Misalnya sasaran
termotivasi membuat jamban karena mereka akan memperoleh keuntungan
dimana anaknya tidak akan terkena penyakit diare.
5. Memastikan konsistensi (consistency)
Pesan harus konsisten, artinya bahwa makna pesan akan tetap sama walaupun
disampaikan melalui media yang berbeda secara berulang; misal di poster,
stiker, dan lain-lain.
6. Cater to heart and head
Pesan dalam suatu media harus bisa menyentuh akal dan rasa. Komunikasi yang
efektif tidak hanya sekadar memberi alasan teknis semata, tetapi juga harus
menyentuh nilai-nilai emosi dan membangkitkan kebutuhan nyata.
7. Call to action
Pesan dalam suatu media harus dapat mendorong sasaran untuk bertindak
sesuatu bisa dalam bentuk motivasi ke arah suatu tujuan. Contohnya, “Ayo,
buang air besar di jamban agar anak tetap sehat”.
15
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Media Komunikasi Efektif untuk Menyampaikan Pesan Kesehatan kepada
Masyarakat
Komunikasi efektif yaitu komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan sikap
(attitude change) pada orang lain yang bisa terlihat dalam proses komunikasi.
Tujuan Komunikasi Efektif
Tujuan dari Komunikasi Efektif sebenarnya adalah memberikan kemudahan
dalam memahami pesan yang disampaikan antara pemberi informasi dan penerima
informasi sehingga bahasa yang digunakan oleh pemberi informsi lebih jelas dan
lengkap, serta dapat dimengerti dan dipahami dengan baik oleh penerima informasi,
atau komunikan. tujuan lain dari komunikasi efektif adalah agar pengiriman
informasi dan umpan balik atau feed back dapat seinbang sehingga tidak terjadi
monoton. Selain itu komunikasi efektif dapat melatih penggunaan bahasa nonverbal
secara baik.
Syarat-syarat untuk berkomunikasi secara efektif adalah antara lain :
a. Menciptakan suasana yang menguntungkan.
b. Menggunakan bahasa yang mudah ditangkap dan dimengerti.
c. Pesan yang disampaikan dapat menggugah perhatian atau minat di pihak
komunikan.
d. Pesan dapat menggugah kepentingan dipihak komunikan yang dapat
menguntungkannya.
e. Pesan dapat menumbuhkan sesuatu penghargaan atau reward di pihak
komunikan.
f. Berbicara tentang minat atau awareness di pihak komunikan, dapat
dikemukakan bahwa minat akan timbul bilamana ada unsur-unsur sebagai
berikut :
Tersedianya suatu hal yang menarik minat.
Terdapat kontras, yaitu perbedaan antara hal yang satu dengan lainnya,
sehingga apa yang menonjol itu menumbuhkan perhatian.
16
Terdapat harapan untuk mendapat keuntungan atau mungkin gangguan
dari hal yang dimaksudkan.
g. Komunikasi dapat dikatakan efektif apa bila komunikasi yang dilakukan
dimana :
Pesan dapat diterima dan dimengerti serta dipahami sebagaimana yang
dimaksud oleh pengirimnya.
Pesan yang disampaikan oleh pengirim dapat disetujui oleh penerima
dan ditindaklanjuti dengan perbuatan yang diminati oleh pengirim.
Tidak ada hambatan yang berarti untuk melakukan apa yang
seharusnya dilakukan untuk menindaklanjuti pesan yang dikirim.
Unsur-unsur komunikasi
a. Komunikator / pengirim / sender
Merupakan orang yang menyampaikan isi pernyataannya kepada komunikan.
Komunikator bertanggung jawab dalam hal mengirim berita dengan jelas,
memilih media yang ocok untuk menyampaikan pesan tersebut, dan meminta
kejelasan apakah pesan telah diterima dengan baik. Untuk itu, seorang
komunikator dalam menyampaikan pesan atau informasi harus memperhatikan
dengan siapa dia berkomunikasi, apa yang akan dia sampaikan, dan bagaimana
cara menyampaikannya .
b. Komunikan / penerima / receiver
Merupakan penerima pesan atau berita yang disampaikan oleh komunikator.
Dalam proses komunikasi, penerima pesan bertanggung jawab untuk dapat
mengerti isi pesan yang disampaikan dengan baik dan benar . Penerima pesan
juga memberikan umpan balik kepada pengirim pesan untuk memastikan
bahwa pesan telah diterima dan dimengerti secara sempurna .
c. Saluran / media / channel
Merupakan saluran atau jalan yang dilalui oleh isi pernyataan komunikator
kepada komunikan dan sebaliknya. Pesan dapat berupa kata - kata atau tulisan,
tiruan, gambaran atau perantara lain yang dapat digunakan untuk mengirim
melalui berbagai channel yang berbeda seperti telepon, televisi, fax, photo
copy, email, sandi morse, semaphore, sms, dan sebagainya. Pemilihan channel
dalam proses komunikasi tergantung pada sifat berita yang akan disampaikan (
Wursanto , 1994 ) .
17
d. Pesan.
Isi komunikasi berupa pesan (message) yang disampaikan oleh Komunikator
kepada Komunikan. Kejelasan pengiriman dan penerimaan pesan sangat
berpengaruh terhadap kesinambungan komunikasi
d. Tanggapan.
Merupakan dampak (effect) komunikasi sebagai respon atas penerimaan
pesan. Diimplentasikan dalam bentuk umpan balik (feed back) atau tindakan
sesuai dengan pesan yang diterima.
Untuk dapat melakukan komunikasi efektif ada beberapa hal yang tidak boleh
dilakukan yaitu :
1. Menganalisa
2. Menyalahkan
3. Menghakimi
4. Menasehati
5. Menginterogasi
Keterampilan yang harus dimiliki dalam melakukan komunikasi efektif adalah
keterampilan mendengarkan dan bertanya. Dalam proses berkomunikasi, seseorang
harus mampu mendengarkan dan memahaminya dengan baik. Kemudian
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang saling memiliki keterkaitan dan mengarah
pada suatu solusi atau ketenangan untuk masing-masing pihak. Sehingga tujuan
utama dalam komunikasi yang efektif adalah sebuah win-win solution. Tak ada
satupun orang yang mau disalahkan, inilah konsep dasar dari komunikasi efektif.
Bila anda mencoba untuk terhubung dengan lingkaran orang-orang yang lebih besar,
anda perlu menanyakan 5 pertanyaan ini pada diri anda sendiri :
1) Apakah anda menemukan kesamaan antara anda berdua?
2) Apakah anda membuat mereka merasa nyaman?
3) Apakah anda membuat mereka merasa dimengerti?
4) Apakah hubungan anda dengan jelas didefinisikan?
5) Apakah mereka merasakan emosi yang positif akibat berinteraksi dengan Anda?
18
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, anda harus mempertimbangkan
penjelasan berikut ini
1. Berikan kesan bahwa anda antusias berbicara dengan mereka
Beri mereka kesan bahwa anda lebih suka berbicara dengan mereka daripada
orang lain di muka bumi ini. Ketika anda memberi mereka kesan bahwa anda
sangat antusias berbicara dengan mereka dan bahwa anda peduli kepada mereka,
anda membuat perasaan mereka lebih positif dan percaya diri. Mereka akan lebih
terbuka kepada anda dan sangat mungkin memiliki percakapan yang mendalam
dengan anda.
2. Ajukan pertanyaan tentang minat mereka
Ajukan pertanyaan terbuka yang akan membuat mereka berbicara tentang minat
dan kehidupan mereka. Galilah sedetail mungkin sehingga akan membantu
mereka memperoleh perspektif baru tentang diri mereka sendiri dan tujuan hidup
mereka.
3. Beradaptasi dengan bahasa tubuh dan perasaan mereka
Rasakan bagaimana perasaan mereka pada saat ini dengan mengamati bahasa
tubuh dan nada suara. Dari sudut pandang ini, anda dapat menyesuaikan kata-
kata, bahasa tubuh, dan nada suara anda sehingga mereka akan merespon lebih
positif.
4. Tunjukkan rasa persetujuan
Katakan kepada mereka apa yang anda kagumi tentang mereka dan mengapa,
salah satu cara terbaik untuk segera berhubungan dengan orang adalah dengan
menjadi jujur dan memberitahu mereka mengapa anda menyukai atau
mengagumi mereka. Jika menyatakan secara langsung dirasakan kurang tepat,
cobalah dengan pernyataan tidak langsung. Kedua pendekatan tersebut bisa
sama-sama efektif.
5. Dengarkan dengan penuh perhatian semua yang mereka katakan.
Jangan terlalu berfokus pada apa yang akan Anda katakan selanjutnya selagi
mereka berbicara. Sebaliknya, dengarkan setiap kata yang mereka katakan dan
responlah serelevan mungkin. Hal ini menunjukkan bahwa anda benar-benar
mendengarkan apa yang mereka katakan dan anda sepenuhnya terlibat di dalam
suasana bersama dengan mereka. Juga pastikan untuk bertanya setiap kali ada
sesuatu yang tidak mengerti pada hal-hal yang mereka katakan. Anda tentu saja
19
ingin menghindari semua penyimpangan yang mungkin terjadi dalam
komunikasi jika anda ingin mengembangkan hubungan yang sepenuhnya dengan
orang tersebut.
6. Beri mereka kontak mata yang lama.
Kontak mata yang kuat mengkomunikasikan kepada orang lain bahwa anda tidak
hanya terpikat oleh mereka dan apa yang mereka katakan tetapi juga
menunjukkan bahwa anda dapat dipercaya. Ketika dilakukan dengan tidak
berlebihan, mereka juga akan menganggap anda yakin pada diri anda sendiri
karena kesediaan anda untuk bertemu mereka secara langsung. Akibatnya, orang
secara alami akan lebih memperhatikan anda dan apa yang anda katakan.
7. Ungkapkan diri anda sebanyak mungkin.
Salah satu cara terbaik untuk mendapatkan kepercayaan seseorang adalah
dengan mengungkapkan diri seterbuka mungkin. Bercerita tentang kejadian yang
menarik dari hidup anda atau hanya menggambarkan contoh lucu dari kehidupan
normal sehari-hari. Ketika anda bercerita tentang diri anda, pastikan untuk tidak
menyebutkan hal-hal yang menyimpang terlalu jauh dari minat mereka atau
bahkan berlebihan. Anda dapat membiarkan mereka mengetahui lebih jauh
tentang diri anda seiring membangun sebuah ikatan. Bila anda menggunakan
kata-kata tersebut, anda membuatnya tampak seperti anda dan mereka berada di
tim yang sama, sementara orang lain berada di tim yang berbeda.
8. Berikan mereka senyuman terbaik anda.
Ketika anda tersenyum pada orang, anda menyampaikan pesan bahwa anda
menyukai mereka dan kehadiran mereka membawa anda kebahagiaan.
Tersenyum pada mereka akan menyebabkan mereka sadar ingin tersenyum
kembali pada anda yang secara langsung akan membangun hubungan antara
anda berdua.
9. Menawarkan saran yang bermanfaat.
Kenalkan tempat makan yang pernah anda kunjungi, film yang anda tonton,
orang-orang baik yang mereka ingin temui, buku yang anda baca, peluang karir
atau apa pun yang terpikirkan oleh anda. Jelaskan apa yang menarik dari orang-
orang, tempat atau hal-hal tersebut. Jika anda memberi ide yang cukup menarik
perhatian mereka, mereka akan mencari anda ketika mereka memerlukan
20
seseorang untuk membantu membuat keputusan tentang apa yang harus
dilakukan selanjutnya.
10. Beri mereka motivasi.
Jika orang yang anda hadapi lebih muda atau dalam posisi yang lebih sulit dari
anda, mereka mungkin ingin mendengar beberapa kata motivasi dari anda karena
anda lebih berpengalaman atau anda tampaknya menjalani kehidupan dengan
baik. Yakinkan mereka bahwa mereka dapat melampaui masalah dan
keterbatasan mereka, sehingga mereka akan berharap menjadikan anda sebagai
teman yang enak untuk diajak bicara.
11. Tampil dengan tingkat energi yang sedikit lebih tinggi dibanding orang lain.
Umumnya, orang ingin berada di sekitar orang-orang yang akan mengangkat
mereka, bukannya membawa mereka ke bawah. Jika anda secara konsisten
memiliki tingkat energi yang lebih rendah daripada orang lain, mereka secara
alami akan menjauh dari Anda menuju seseorang yang lebih energik. Untuk
mencegah hal ini terjadi, secara konsisten tunjukkan dengan suara dan bahasa
tubuh anda bahwa anda memiliki tingkat energi yang sedikit lebih tinggi
sehingga mereka akan merasa lebih bersemangat dan positif berada di sekitar
Anda. Namun jangan juga anda terlalu berlebihan berenergik sehingga
menyebabkan orang-orang tampak seperti tidak berdaya. Energi dan gairah yang
tepat akan membangun antusiasme mereka.
12. Sebut nama mereka dengan cara yang menyenangkan telinga mereka.
Nama seseorang adalah salah satu kata yang memiliki emosional yang sangat
kuat bagi mereka. Tapi hal itu belum tentu seberapa sering anda katakan nama
seseorang, namun lebih pada bagaimana anda mengatakannya. Hal Ini dapat
terbantu dengan cara anda berlatih mengatakan nama seseorang untuk satu atau
dua menit sampai anda merasakan adanya emosional yang kuat. Ketika anda
menyebutkan nama mereka lebih menyentuh dibanding orang lain yang mereka
kenal, mereka akan menemukan bahwa anda lah yang paling berkesan.
13. Tawarkan untuk menjalani hubungan selangkah lebih maju.
Ada beberapa hal yang dapat anda lakukan untuk memajukan persahabatan anda
dengan seseorang: tawaran untuk makan dengan mereka, berbicara sambil
minum kopi, melihat pertandingan olahraga, dll. Meskipun jika orang tersebut
21
tidak menerima tawaran anda, mereka akan tetap tersanjung bahwa anda ingin
mereka menjalani persahabatan ke tingkat yang lebih dalam. Di satu sisi, mereka
akan memandang anda karena anda memiliki keberanian untuk membangun
persahabatan bukan mengharapkan persahabatan yang instan.
Dalam realitanya mencapai komunikasi efektif dapat diterapkan dengan
beberapa cara yakni dengan menggabungkan beberapa jenis-jenis media komunikasi
untuk dapat menciptakan suatu media komunikasi yang efektif dalam
menyampaikan pesan kepada masyarakat. Contoh kegiatan yang dapat dilakukan
adalah seperti penyuluhan kepada masyarakat tentang PHBS (Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat). Di dalam sebuah penyuluhan pembicara dapat menggabungkan beberapa
jenis media komunikasi seperti
Media visual, yaitu media yang hanya mengandalkan indra penglihatan dalam
wujud visual, seperti tv, layar plasma, dll.
Media audiovisual, yaitu media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar.
Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, dan media ini dibagi ke
dalam dua jenis, yaitu:
a. Audiovisual diam, yang menampilkan suara dan visual diam, seperti film
sound slide
b. Audiovisual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan
gambar yang bergerak, seperti film, video cassete dan VCD.
Media cetak, contoh halnya seperti pamflet,dll.
3.2 Mekanisme cara menentukan tindakan perencanaan penyuluhan dan penciptaan media komunikasi yang sesuai, untuk menunjang kegiatan promosi kesehatan.
A. Mekanisme cara menentukan tindakan perencanaan penyuluhan kegiatan promosi
kesehatan.
Langkah dalam Perencanaan Penyuluhan Promosi Kesehatan
3.2.1 Mengenal Masalah, Masyarakat, dan Wilayah
Tindakan yang dilakukan pertama kali oleh penyuluh adalah melakukan pengumpulan data tentang berbagai hal yang diperlukan, baik untuk kepentingan perencanaan maupun data awal sebagai pembanding penilaian.
22
A. Mengenal Masalah
Untuk dapat mengenal masalah, kegiatan yang dilakukan di antaranya :
1. Mengenal program yang akan ditunjang dengan penyuluhan
2. Mengenal masalah yang akan ditanggulangi oleh program tersebut. Misalnya program mengenal gejala dini penyakit DHF seperti demam, kepala pusing, sendi terasa ngilu dan lemas, masalah yang akan ditanggulangi adalah risiko syok yang berakibat pada ancaman kematian pada pasien. Masalah gizi (program penanggulangan kekurangan vitamin A), maka masalah yang akan ditanggulangi adalah xeroftalmia yang bisa mengakibatkan kebutaan.
3. Dasar pertimbangan apa yang dipergunakan untuk menentukan masalah yang akan dipecahkan. Bagaimana pandangan para pimpinan dan ahli kesehatan terhadap masalah tersebut, apakah masalah tersebut merupakan prioritas masalah sehingga perlu untuk segera ditanggulangi, bagaimana pandangan masyarakat terhadap masalah, apakah mereka menganggap masalah tersebut sebagai masalah utama, apakah masalah tersebut bisa dipecahkan, serta apakah dengan penyuluhan masalah sudah bisa diatasi.
4. Pelajari masalah tersebut serta kenali dari segi perilakunya. Pelajari pengertian, sikap, dan tindakan apa dari individu, kelompok atau masyarakat yang menyebabkan masalah tersebut.
B. Mengenal Masayarakat
Program penyuluhan ini adalah untuk masyarakat, maka pada tahap perencanaan penyuluhan yang harus sudah terkaji pada masyarakat adalah sebagai berikut :
1. Jumlah penduduk, berapa jumlah penduduknya, bagaimana dengan kelompok-kelompok khusus yang beresiko seperti ibu hamil, ibu menyusui, lansia, dan lainnya.
2. Keadaan sosial budaya dan ekonomi masyarakat, bagaimana dengan tingkat pendidikan masyarakat (apakah masih ada yang tak bias baca tulis), norma masyarakat setempat, adakah tantangan sehubungan dengan prilaku yang diharapakan, pola kepemimpinan yang terapkan adakah kelompok-kelompok yang berpengaruh, hubungan yang satu dengan yang lainnya (siapa yang berpengaruh dalam mengambil keputusan di masyarakat termasuk keluarga). Pola partisipasi masyarakat setempat dan organisasi sosial yang ada, serta tingkat ekonomi masyarakat setempat (mata pencaharian).
23
3. Pola komunikasi di masyarakat, bagaimana informasi disebarluaskan di masyarakat, siapa sebagai sumber informasi, pusat-pusat penyebaran informasi (warung, arisan, jamaah-jamah yasinan, tahlil, atau lainnya), serta saluran komunikasi yang ada di masyarakat (radio, surat kabar, pengeras suara, dan lain-lainnya).
4. Sumber daya yang ada (resources)
a. Sarana apa saja yang dimiliki masyarakat, baik sebagai individu maupun masyarakat secara keseluruhan yang bisa dipergunakan oleh mereka untuk perubahan prilaku yang diharapkan.
b. Sarana apa saja yang ada, baik pada istitusi pemerintah maupun non pemerintah yang bisa dipergunakan oleh masyarakat untuk mengubah perilaku. Informasi tentang penyakit DHF bisa ke unit P2M di puskesmas dan informasi tentang adanya klinik gizi.
c. Sarana apa saja yang ada, baik pada institusi pemerintah maupun swasta, juga masyarakat yang bisa dimanfaatkan untuk melaksanakan kegiatan penyuluhan kesehatan, seperti pengeras suara, ruang pertemuan balai Rw, kelurahan, sekolah, masjid, dan tempat lainnya.
d. Sumber daya tenaga yang ada, petugas kesehatan yang bisa dilibatkan dalam penyuluhan, tugas pokok masing-masing tenaga, latihan yang pernah diperoleh di bidang penyuluhan kesehatan, bimbingan yang diterima dalam penyuluhan kesehatan pada masing-masing petugas kesehatan, hambatan dalam melibatkan petugas kesehatan dalam melakukan program penyuluhan, apakah ada petugas lain yang dapat membantu, serta apakah tenaga yang ada di masyarakat yang bisa membantu
5. Pengalaman masyarakat program sebelumnya, sikap mereka terhadap pelayanan yang diberikan, terhadap para petugas, sikap ini mempunyai pengaruh positif /negative terhadap penyuluhan yang akan direncakan, apakah dari program-program tersebut ada yang memberikan pengalaman yang kurang menyenangkan.
6. Pengalam masyarakat di masa lalu sehubungan dengan program penaggulangan penyakit DHF atau penanganan penyakit gizi buruk yang pernah dilaksanakan di daerah tersebut. Apakah berkesan atau malah mengecewakan masyarakat.
C. Mengenal Wilayah
Program bisa dilaksanakan dengan baik jika yang melaksanakan program tersebut mengetahui benar situasi lapangan.
24
Berikut ini dua hal pengkajian yang perlu dilakukan dalam mengenal wilayah :
1. Lokasinya, apakah terpencil (tidak berbatasan dengan desa lain), apakah daerahnya datar atau pegunungan apakah ada jalur transpor umum dan lainnya.
2. Sifatnya, kapan musim hujan, kemarau panjang, daerah kering/gersang atau cukup sumber air, sering banjir, pasang surut, apakah daerah perbatasan, dan lainnya.
3.2.2 Menentukan Prioritas Masalah
Prioritas dalam penyuluhan harus sejalan dengan prioritas masalah yang di tentukan oleh program yang ditunjang, hindari penyuluhan menentukan prioritas sendiri sebab dapat menyebabkan program berjalan sendiri. Misalnya pada program penanggulangan penyakit DHF, maka penyuluhan harus mengambil masalah yang resiko syok yang mengakibatkan pada ancaman kematian pasien sebagi masalah prioritas dan menngembangkan segi penyuluhan. Jika nanti dalam upaya penanggulangan resiko syok dengan memanfaatkan penekanan gejala dini dari penyakit DHF seperti demam, kepala pusing, sendi terasa nyilu, dan lemas merupak interfensi yang diprioritaskan, maka penyuluhan harus ditunjang dengan interfensi yang diprioritaskan. Penentuan prioritas bisa berdasarkan berbagai pertimbangan.
Tahap-tahap Penyuluhan
1. Berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh masalah tersebut, sehingga perlu diprioritaskan upaya penanggulangannya.
2. Pertimbangan politis, yaitu menyangkut nama baik Negara.
3. Berdasarkan sumber daya yang ada.
3.2.3 Menentukan Tujuan Penyuluhan
Tujuan dari penyuluhan kesehatan diantaranya adalah tujuan jangka pendek, menengah dan jangka panjang. Tujuan jangka pendek adalah terciptanya pengertian, sikap, dan norma menuju kepada terciptanya prilaku sehat. Sedangkan tujuan jangka panjang adalah terjadi perubahan status kesehatan yang optimal. Tujuan harus jelas, realistis (bisa dicapai) dan dapat diukur. Hal ini diperlukan agar penilaian penyuluhan dapat dilaksanakan dengan baik. Beberapa hal yang dapat diperhatikan pada program yang akan dikembangkan dari segi penyuluhannya adalahsudah berapa lama program tersebut berjalan, program apa yang sedang dilaksanakan dan yang sudah berjalan.
1. Seberapa jauh penyuluhan sudah dimasukkan di waktu lalu.
2. Kalau sudah masuk, apa tujuan penyuluhan di masa lalu.
25
3. Apakegiatan penyuluhan yang dilaksanakan waktu itu, dan bagaimana hasilnya, ini perlu agar petugas penyuluh kesehatan dapat menentukan tujuan yang baru.
3.2.4 Menentukan Sasaran Penyuluhan
Sasaran program dan sarana penyuluhan tidak selalu sama, yang di maksud dengan sasaran adalah kelompok sasaran seperti individu atau kelompok yang akan diberi penyuluhan.menentukan kelompok sasaran menyangkut pula strategi. Sebagai contoh, tujuan penyuluhan adalah agar kelompok lanjut usia mau melakukan senam lansia tiap seminggu sekali dalam hal ini sasaran penyuluhannya mungkin bukan hanya para lansia saja, tetapi juga pada orang-orang yang berpengaruh dalam mengambil keputusan dalam keluarga. Mungki anggota keluarga yang non lansia bisa diikutkan dengan harapan mereka bisa membujuk orang-orang yang sudah lanjut usia untuk mengikuti senam lansia.
3.2.5 Menentukan Isi Penyuluhan
Setelah tujuan, sasaran, situasi, masalah, dan latarbelakang sasaran ditentukan, maka isi penyuluhan dapat ditentukan. Isi penyuluhan dan keuntungan terhadap kelompok sasaran harus juga disebutkan. Isi penyuluhan harus dituangkan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh sasaran, pesan harus benar-benar bisa dilaksanakan oleh sasaran dengan sarana yang mereka miliki, atau yang terjangkau oleh mereka. Dasar-dasar komunikasi perlu dipahami dalam menyusun isi penyuluhan.
3.2.6 Menentukan Metode Penyuluhan yang Akan Dipergunakan
Metode diartikan sebagai cara pendekatan tertentu. Didalam proses belajar, pendidik harus dapat memilih dan menggunakan metode (cara) mengajar yang cocok atau relevan, sesuai dengan kondisi setempat. Meskipun berlaku pedoman umum bahwa tidak ada satu pun metode belajar yang paling baik dan tidak ada satu pun metode belajar yang berdiri sendiri. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman yang cukup tentang penerapan , metode yang sesuai dengan sasaran, tempat, dan waktu yang berbeda.
Pemberian pendidikan kesehatan pada sasaran yang sama, tetapi wkatu dan/ atau tempat yang berbeda dalam pelaksanaanya memerlukan metode yang juga berbeda. Demikian juga sebaliknya, pada sasaran yang berbeda dengan tempat yang sama, membutuhkan metode yang mungkin berbeda atau bahkan metode yang sama. Kecermatan pemilihan metode sangat diperlukan dalam mencapai tujuan pendidikan kesehatan itu sendiri.
26
Jenis Metode
Secara garis besar, metode dibagi menjadi dua, yaitu metode didaktif dan metode sokratik.
Metode didaktik didasarkan atau dilakukan secara satu arah atau one way method. Tingkat keberhasilan metode didaktif sulit dievaluasi karena peserta didik bersifat pasif dan hanya pendidik yang aktif (misalnya : ceramah, film, leaflet, bulket, poster, dan siaran radio, kecuali siaran radio yang bersifat interaktif, dan tulisan di media cetak).
Metode sokratik. Metode ini dilakukan secara dua arah atau two ways method. Dengan metode ini, kemungkinan antara pendidik dan peserta didik bersikap aktif dan kreatif (misalanya : diskusi kelompok, debat, panel, forum, buzzgroup, seminar, bermain peran, sosiodarma, curah pendapat, demonstrasi, studi kasus, lokakarya, dan penugasan perorangan).
Metode dalam melakukan pendidikan kesehatan dibagi menjadi tiga kelompok, antara lain :
1. Metode Pendidikan Individual (Perorangan)
2. Metode Pendidikan Kelompok
3. Metode Pendidikan Massa
Aspek Penilaian Metode
Pemilihan metode belajar yang efektif dan efesien harus mempertimbangkan hal-hal berikut.
1. Hendaknya disesuaikan dengan tujuan pendidikan
2. Bergantung pada kemampuan guru atau pendidiknya
3. Kamampuan pendidik
4. Bergantung pada besarnya kelompok sasaran atau kelas
5. Harus disesuiakan dengan waktu pemberian atau penyampaian pesan tersebut
6. Hendaknya mempertimbangkan fasilitas-fasilitas yang ada
Klasifikasi Metode
Menurut Notoatmodjo (1993) dan WHO (1992), metode pendidikan kesehatan diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu metode pendidikan individu, kelompok, dan massa.
27
1. Metode pendidikan inividu
a. Bimbingan dan Konseling
Bimbingan berisi penyampaian informasi yang berkenan dengan masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi, dan masalah sosial yang disajikan dalam bentuk pelajaran. Informasi dalam bimbingan dimaksudkan memperbaiki dan mengembangkan pemahaman diri dan orang lain, sedangkan perubahan sikap merupakan tujuan tidak langsung. Konseling adalah proses belajar yang bertujuan memungkinkan konseli (peserta pendidik) mengenal dan menerima diri sendiri serta realistis dalam proses penyelesaian dengan lingkungannya (Nurihsan, 2005). Konseling menjadi strategi utama dalam proses bimbingan, dan merupakan teknik standar dan tugas pokok seorang konselor di pusat pendidikan. Konseling membantu konseli memecahkan masalah-masalah pribadi (sosial atau emosional), mengerti diri, mengeksploitasi diri, dan dapat memimpin diri sendiri dalam suatu masyarakat serta membantu mengembangkan kesehatan mental, perubahan sikap, dan tingkah laku.
Proses konseling terdiri atas tiga tahap (Cavagnh, 1982), yaitu :
Ø Tahap awal. Meliputi pengenalan, kunjugan, dan dukungan lingkungan
Ø Tahap pertengahan. Berupa kegiatan penjelasan masalah klien, dan membantu apa yang akan diberikan berdasarkan penilaian kemabli masalah klien
Ø Tahap akhir. Ditandai oleh penurunan kecemasan klien. Terdapat perubahan perilaku kearah positif, sehat dan dinamik, tujuan hidup yang jelas di masa yang akan datang, dan terjadi perubahan sikap
b. Wawancara
Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan konseling. Wawancara petugas dengan klien dilakukan untuk menggali informasi mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan, apakah tertarik atau tidak terhadap perubahan dan untuk mengetahui apakah perilaku yang sudah atau belum diadopsi memiliki dasar pengertian dan kesadaran yang kuat.
2. Metode pendidikan kelompok
Metode kelompok dibagi menjadi 2 yaitu kelompok besar dan kecil.
o Kelompok Besar
Untuk kelompok yang besar (sasaran berjumlah lebih dari 15 oarang), dapat digunakan metode ceramah dan seminar.
28
a. Ceramah
Metode ini baik untuk sasaran pendidikan tinggi maupun rendah. Hal-hal uang perlu diperhatikan dalam menggunakan metoda ceramah:
Ø Persiapan :
1. Ceramah yang berhasil apabila penceramah itu sendiri menguasai materi apa yang akan diceramahkan. Untuk itu penceramah harus mempersiapkan diri.
2. Mempelajari materi dengan sistematika yang baik. Lebih baik lagi kalau disusun dalam diagram atau skema.
3. Mempersiapkan alat-alat bantu pengajaran, misalnya makalah singkat, slide, transparan, sound sistem, dan sebagainya.
Ø Pelaksanaan :
Kunci dari keberhasilan pelaksanaan ceramah adalah apabila penceramah dapat menguasai sasaran ceramah. Untuk dapat menguasai sasaran (dalam arti psikologis), penceramah dapat melakukan hal-hal sebagai berikut:
§ Sikap dan penampilan yang meyakinkan, tidak boleh bersikap ragu-ragu dan gelisah.
§ Suara hendaknya cukup keras dan jelas.
§ Pandangan harus tertuju ke seluruh peserta ceramah.
§ Berdiri di depan (di pertengahan), seyogianya tidak duduk.
§ Menggunakan alat-alat bantu lihat (AVA) semaksimal mungkin.
b. Seminar
Metode ini hanya cocok untukpendidikan menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian (presentasi) dari seorang ahli atau beberapa orang ahli tentang suatu topic yang dianggap penting dan dianggap hangat masyarakat.
o Kelompok Kecil
Apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang biasanya kita sebut kelompok kecil. Metode-metode yang cocok untuk kelompok kecil antara lain :
a. Diskusi Kelompok
Dalam diskusi kelompok agar semua anggota klompok dapat bebas berpartisipasi dalam diskusi, maka formasi duduk para peserta diatur sedemikian rupa sehingga mereka dapt berhadap-hadapan atau saling memandang satu sama lain, misalnya dalam bentuk lingkaran atau segi empat. Pimpinan diskusi juga duduk
29
di antara peserta sehingga tidak menimbulkan kesan yang lebih tinggi. Dengan kata lain mereka harus merasa dalam taraf yang sama sehingga tiap anggota kelompok mempunyai kebebasan/keterbukaan untuk mengeluarkan pendapat.
Untuk memulai diskusi, pemimpin diskusi harus memberikan pancingan-pancingan yang dapat berupa pertanyaan-petanyaan atau kasus sehubungan dengan topic yang dibahas. Agar terjadi diskusi yang hidup maka pemimpin kelompok harus mengarahkan dan megatur sedemikian rupa sehingga semua orang dapat kesempatan berbicara, sehingga tidak menimbulkan dominasi dari salah seorang peserta.
b. Curah pendapat (Brain Storming)
Metode ini merupakan modifikasi metode diskusi kelompok. Prinsipnya sana dengan metode diskusi kelompok. Bedanya, pada permulaan pemimpin kelompok memancing dengan satu masalah dan kemudian tiap peserta memberikan jawaban atau tanggapan (curah pendapat). Tanggapan atau jawaban-jawaban tersebut ditampung dan ditulis dalam flipchart atau papan tulis. Sebelum semua peserta mencurahkan pendapatnya, tidak boleh dikomentari oleh siapa pun. Baru setelah semua anggota dikeluarkan pendapatnya, tiap anggota dapat mengomentari, dan akhirnya terjadi diskusi.
c. Bola Salju (Snow Bailing)
Kelompok dibagi dalam pasangan-pasangan (1 pasang 2 orang) dan kemudian dilontarkan suatu pertanyaan atau masalah. Setelah lebih kurang 5 menit maka tiap 2pasang bergabung menjadi satu. Msreka tetap mendiskusikan masalah tersebut, dan mencari kesimpulannya. Kemudian tiap 2 pasang yang sudah beranggotakan 4 orang ini bergabung lagi dengan pasangan lainnya, demikian seterusnya sehingga akhirnya akan terjadi diskusi seluruh anggota kelompok.
d. Kelompok-kelompok Kecil (Buzz Group)
Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil (buzz group) yang kemudian diberi suatu permasalahan yang sama atau tidak sama dengan kelompok lain, Masing-masing kelompok mendiskusikan masalah tersebut, Selanjutnya hasil dan tiap kelompok didiskusikan kembali dan dicari kesimpulannya.
e. Bermain peran (Role Ploy)
Dalam metode ini beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai pemegang peran tertentu untuk memainkan peranan, misalnya sebagai dokter Puskesmas, sebagai perawat atau bidan, dan sebagainya, sedangkan anggota yang lain sebagai pasien atau anggota masyarakat. Mereka memperagakan, misalnya bagaimana interaksi atau berkomunika sehari-hari dalam melaksanakan tugas.
30
f. Permainan Simulasi (Simulation Game)
Metode ini merupakan gabungan antara role play dengan diakusi kelompok. Pesan-pesan kesehatan disajikan da lam beberapa bentuk permainan seperti permainan monopoli. Cara memainkannya persis seperti bermain monopoli, dengan menggunakan dadu, gaco (petunjuk arah), selain beberan atau papan main. Beberapa orang menjadi pemain, dan sebagian lagi berperan sebagai narasumber.
3. Metode pendidikan massa
Metode pendidikan massa dilakukan untuk mengonsumsikan pesan-pesan kesehatan yang ditujukan untuk masyarakat. Karena sasaran pendidikan bersifat umum, dalam arti tidak membedakan golongan, umur, jenis kelamin, pekerjaan, status sosial ekonomi, dan tingkat pendiidkan. Umumnya, bentuk pendekatan massa diberikan secara tidak langsung, biasanya menggunakan atau melalui media massa. Berikut ini merupakan contoh metode pendidikan massa yakni :
a. Ceramah umum (public speaking). Pada acar-acara tertentu, misalnya pada Hari Kesehatan Nasional, Menteri Kesehatan atau pejabat kesehatan lainnya berpidato dihadapan massa rakyat untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan. Safari KB juga merupakan salah satu bentuk pendekatan massa.
b. Pidato-pidato/ diskusi tentang kesehatan melalui media elektronik, baik TV maupun radio, pada hakikatnya merupakan bentuk promosi kesehatan massa.
c. Simulasi, dialog antara pasien dengan dokter atau petugas kesehatan lainnya tentang suatu penyakit atau masalah kesehatan adalah juga merupakan pendekatan pendidikan kesehatan massa.
d. Tulisan-tulisan di majalah atau koran, baik dalam bentuk artikel maupun tanya jawab atau konsultasi tentang kesehatan adalah merupakan bentuk pendekatan promosi kesehatan massa.
e. Bill Board, yang dipasang di pinggir jalan, spanduk, poster, dan sebagainya juga merupakan bentuk promosi kesehatan massa. Contoh : billboard Ayo ke Posyandu.
31
B. Mekanisme cara menentukan tindakan penciptaan media komunikasi yang
sesuai, untuk menunjang kegiatan promosi kesehatan.
Langkah dalam menciptakan media komunikasi kegiatan promosi kesehatan.
3.2.7 Memilih Alat bantu (Media) Penyuluahan yang Dibutuhkan
a. Pengertian
Media adalah alat yang digunakan oleh pendidik dalam menyampaikan bahan pendidikan atau pengajaran. Media pendidikan kesehatan disebut juga sebagai alat peraga karena berfungsi membantu dan memeragakan sesuatu dalam proses pendidikan atau pengajaran. Prinsip pembuatan alat peraga atau media bahwa pengetahuan yang ada pada setiap orang diterima atau ditangkap melalui pancaindera.
Semakin banyak pancaindra yang digunakan, semakin banyak dan semakin jelas pula pengertian atau pengetahuan yang diperoleh. Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan alat peraga dimaksudkan mengarahkan indra sebanyak pada suatu objek sehingga memudahkan pemahaman.
b. Intensitas Alat Bantu
Alat peraga atau media mempunyai intensitas yang berbeda dalam membantu permasalahan seseorang. Elgar Dale menggambarkan intensitas setiap alat peraga dalam suatu kerucut. Alat peraga yang memiliki tingkat intensitas paling tinggi adalah benda asli dan yang memiliki intensitas paling rendah adalah kata-kata. Hal ini berarti bahwa penyampaian materi hanya dengan kata-kata saja kurang efektif. Seperti penggunaan metode, akan lebih efektif dan efesien bila yang digunakan tidak hanya satu alat peraga, tetapu gabungan beberapa media.
c. Faedah Alat Bantu Promosi (Kesehatan)
Secara rinci, manfaat alat peraga adalah sebagai berikut.
1. Menimbulkan minat sasaran
2. Mencapai sasaran yang lebih banyak
3. Membantu mengatasi banyak hambatan dalam pemahaman
4. Merangsang sasaran untuk meneruskan pesan pada orang lain
5. Memudahkan penyampaian informasi
6. Memudahkan penerimaan informasi oleh sasaran
32
7. Menurut penelitian, organ yang paling banyak menyalurkan pengetahuan adalah mata. Lebih kurang 75-87% pengetahuan manusia diperoleh atau disalurkan melalui mata, dan 13-25% lainnya tersalurkan melalui indra lain. Oleh sebab itu, dalam aplikasi pembuatan media, disarankan lebih banyak menggunakan alat-alat visual karena akan mempermudah cara penyampaian dan penerimaan informasi oleh masyarakat
8. Mendorong keinginan untuk mengetahui, mendalami, dan mendapat penegertian yang lebih baik
9. Membantu menegakkan pengertian yang diperoleh, yaitu menegakkan pengetahuan yang telah diterima sehingga apa yang diterima lebih lama tersimpan dalam ingatan.
d. Macam- macam Alat Bantu Promosi (Kesehatan)
Pembagian alat peraga secara umum
Alat bantu lihat (visual aids). Alat bantu ini digunakan untuk membantu menstimulasi indera mata (penglihatan) pada waktu terjadinya proses pendidikan. Alat ini ada 2 bentuk :
1. Alat yang diproyeksikan (misalnya, slide, OHP, dan film strip)
2. Alat-alat yang tidak diproyeksikan (misalnya, 2 dimensi, gambar peta, dan bagan) termasuk alat bantu cetak atau tulis, misalnya leafet, poster, lembar balik, dan buklet. Termasuk tiga dimensi seperti bola dunia dan boneka).
Alat bantu dengar (audio aids), yaitu alat yang dapat membantu untuk menstimulasikan indera pendengar pada waktu proses penyampaian bahan pendidikan/bahan pengajaran. Misalnya : piring hitam, radio, tape, dan CD. Alat bantu dengar dan lihat, seperti TV, film dan video.
e. Pembagian Alat Peraga Berdasarkan Fungsinya
Ø Media cetak
1. Booklet. Media untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan dalam bentuk buku, baik berupa tulisan maupun gambar
2. Leaflet. Bentuk penyampaian informasi atau pesan-pesan kesehatan melalui lembaran yang dilipat. Isi informasi dapat berupa kalimat, gambar, atau kombinasi.
3. Flyer (selebaran), bentuk seperti leaflet, tetapi tidak dilipat
33
4. Flip chart (lembar balik), biasanya dalam bentuk buku, setiap lembar (halaman) berisi gambar yang diinformasikan dan lembar baliknya (belakangnya) berisi kalimat sebagai pesan atau informasi yang berkaitan dengan gambar
5. Rubrik atau tulisan-tulisan pada surat kabar atau majalah yang membahas suatu masalah kesehatan, atau hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan
6. Poster. Bentuk media yang berisi pesan-pesan atau informasi kesehatan yang biasanya ditempel didinding, tempat-tempat umum, atau kendaraan umum. Biasanya isinya bersifat pemberitahuan dan propaganda.
7. Foto yang mengungkap informasi kesehatan
Ø Media elektronik
Jenis-jenis media elektronik yang dapat digunakan sebagai media pendidikan kesehatan, antara lain adalah sebagai berikut.
1. Televisi. Penyampaian pesan kesehatan melalui media televisi dapat berbentuk sandiwara, sinetron, forum diskusi, pidato (ceramah), TV spot, dan kuis atau cerdas cermat.
2. Radio. Bentuk penyampaian informasi diradio dapat berupa obrolan (tanya jawab), konsultasi kesehatan, sandiwara radio, dan radio spot.
3. Video. Penyampaian informasi kesehatan melalui video.
4. Slide. Slide dapat juga digunakan untuk menyampaikan informasi kesehatan
5. Film strip
Ø Media papan (billboard)
Media papan yang dipasang ditempat-tempat umum dapat diisi pesan-pesan atau informasi kesehatan. Media ini juga mencakup pesan-pesan yang ditulis pada lembaran seng dan ditempel di kendaraan umum (bus dan taksi)
Ø Media hiburan
Penyampaian informasi kesehatan dapat dilakukan melalui media hiburan, baik di luar gedung (panggung terbuka) maupun dalam gedung, biasanya dalam bentuk dongeng, sosiodrama, kesenian tradisional, dan pemeran.
34
f. Sasaran yang Dicapai Alat Bantu Pendidikan
Pengetahuan tentang sasaran pendidikan yang akan dicapai alat peraga, penting untuk dipahami dalam menggunakan alat peraga. Ini berarti penggunaan alat peraga harus berdasarkan pengetahuan tentang sasaran yang ingin dicapai. Hal yang perlu diketahui tentang sasaran adalah sebgai berukut.
1. Individu atau kelompok
2. Kategori sasaran, seperti aspek demografi, sosial
3. Bahasa yang mereka gunakan
4. Adat istiadat serta kebiasaan
5. Minat dan perhatian
6. Pengetahuan dan pengalaman mereka tentang pesan yang akan diterima
g. Pembagian Alat Bantu Berdasarkan Pembuatan dan Penggunaanya
1. Alat bantu yang rumit, seperti film, film strip, dan slide. Dalam penggunaanya, alat bantu ini memerlukan listrik dan proyektor
2. Alat bantu yang sederhana/mudah dibuat sendiri dengan bahan-bahan setempat yang mudah diperoleh seperti bambu, karton, kaleng bekas, dan kertas karton. Ciri-ciri alat bantu sederhana adalah mudah dibuat, bahan-bahannya dapat diperoleh dari bahan-bahan lokal, mencerminkan kebiasaan, kehidupan dan kepercayaan setempat, ditulis (gambar) dengan sederhana, bahasa setempat dan mudah dimengerti oleh masyarakat, dan memenuhi kebutuhan petugas kesehatan dan masyarakat.
Contoh dapat berupa alat bantu/peraga yang digunakan menurut sasaran atau tatanan yang sesuai.
Ø Di rumah tangga : leaflet, komik, dan benda nyata (buah-buahan dan sayur-sayuran)
Ø Di masyarakat : poster, spanduk, leaflet, fannel graph, dan boneka wayang
Ø Di kantor atau sekolah, seperti papan tulis, filpchart, poster, leaflet, buku cerita gambar, kotak gambar gulung dan boneka
h. Cara Mempergunakan Alat Bantu
1. Senyum adalah lebih baik, untuk mencari simpati.
35
2. Tunjukkan perhatian bahwa hal yang akan disampaikan adalah penting
3. Pandangan mata hendaknya ke seluruh pendengar agar mereka tidak kehilangan control pihak pendidik.
4. Gaya bicara hendaknya bervariasi agar pendengar tidak bosan dan mengantuk.
5. Ikut sertakan para peserta/ pendengar dan berikan kesempatan untuk memegang dan atau mencoba alat- alat tersebut.
6. Bila perlu diberi selingan humor untuk menghidupkan suasana dan sebagainya.
i. Media Promosi Kesehatan
Media promosi kesehatan adalah semua saranan atau upaya menampilkan pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik melalui media cetak, elektronika, dan media luar ruang, sehingga pengetahuan sasaran dapat meningkat dan akhirnya dapat mengubah perilaku ke arah positif terhadap kesehatan (Soekidjo, 2005). Alat bantu yang digunakan secara baik memberikan keuntungan-keuntungan, antara lain :
1. Dapat menghindari kesalahan pengertian/pemahaman atau salah tafsir.
2. Dapat memperjelas apa yang diterangkan dan dapat lebih mudah ditangkap.
3. Apa yang diterangkan akan lebih lama diingat, terutama hal-hal yang mengesankan.
4. Dapat menarik serta memusatkan perhatian.
5. Dapat memberi dorongan yang kuat untuk melakukan apa yang dianjurkan.
Tujuan Media Promosi
1. Media dapat mempermudah penyampaian informasi.
2. Media dapat menghindari kesalahan persepsi.
3. Media dapat memperjelas informasi.
4. Media dapat mempermudah pengertian.
5. Media dapat mengurangi komunikasi yang verbalistis.
6. Media dapat menampilkan objek yang tidak bisa ditangkap mata.
36
7. Media dapat memperlancar komunikasi.
3.2.8 Menyusun Rencana Penilaian
1. Hal ini perlu dirumuskan apakah tujuan yang sudah dijabarkan secara khusus dan jelas mencantumkan kapan akan dievalusi di daerah mana akan dilakukan, serta siapa kelompok sasaran yang akan dievaluasi.
2. Indikator apa yang digunakan dalam penilaian.
3. Perlu dilihat kembali apakah tujuan penyuluhan sudah sejalan dengan tujuan program.
4. Kegiatan-kegiatan penyuluhan mana yang akan dievaluasi.
5. Metode dan istrumen yang akan dipergunakan untuk evaluasi.
6. Siapa yang akan melaksanakan evaluasi.
7. Sarana-sarana (peralatan, biaya, tenaga, dan lain-lain), yang diperlukan dalam evaluasi, dan dimana sarana tersebut bisa diperoleh.
8. Apakah ada fasilitas dan kesempatan untuk mempersiapkan tenaga-tenaga yang akan melaksanakan evaluasi.
9. Bagaiman rencana untuk memberikan umpan balik hasil evaluasi ini kepada para pimpinan program.
3.2.9 Menyusun Rencana Kerja atau Pelaksanaannya
Setelah pokok-pokok kegiatan penyuluhan ditetapkan, termasuk waktu tempat dan pelaksanaannya, maka dibuat jadwal pelaksanaan yang divantumkan dalam suatu daftar. Jadwal pelaksanaan bermacam-macam, misalnya PERT (Program, Evaluation Riview, Technic ), RAGPIE (Recources, Activity, Gol, Planning, Implementation Evaluation ).
No
Pokok-
pokok Kegia
tan
Waktu ( Bulan )
Keterangan4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3
37
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Media Komunikasi kesehatan adalah sarana atau upaya menampilkan pesan atau
informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik melalui media cetak,
elektronika, dan media luar ruang, sehingga pengetahuan sasaran dapat meningkat
dan akhirnya dapat mengubah perilaku ke arah positif terhadap kesehatan
(Soekidjo, 2005).
Memilih media sebagai saluran menyampaikan pesan kesehatan dipengaruhi
metode yang digunakan. Metode Komunikasi kesehatan yang digunakan antara lain
metode Komunikasi perorangan, kelompok dan massa. Media komunikasi
kesehatan dapat dikelompokkan atas media cetak, media elektronik dan media
papan (billboard). Alat peraga digunakan secara kombinasi, misalnya menggunakan
papan tulis dengan foto dan sebagainya.
Dalam media komunikasi kesehatan harus memiliki sebuah pesan yang isinya
tentang terjemahan dari tujuan komunikasi ke dalam ungkapan atau kata yang
sesuai untuk sasaran serta pesan harus efektif dan kreatif. Media komunikasi
kesehatan mempunyai manfaat untuk membantu dalam mengatasi banyak hambatan
dalam pemahaman. Dan bertujuan untuk menciptakan iklim bagi penerimaan dan
perubahan nilai, sikap dan perilaku kesehatan.
Komunikasi efektif yaitu komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan
sikap (attitude change) pada orang lain yang bisa terlihat dalam proses komunikasi.
Komunikasi efektif memiliki tujuan yang sebenarnya adalah memberikan
kemudahan dalam memahami pesan yang disampaikan antara pemberi informasi dan
penerima informasi.
SARAN
Dengan disusunnya makalah ini kami berharap semoga apa yang telah
disampaikan dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Kami juga
mengharapkan kritik, saran serta masukan Ibu demi lebih baiknya karya / tugas
kami kedepannya karena kami sadar makalah yang kami susun ini masih jauh dari
kata sempurna. 38
DAFTAR PUSTAKA
Cullen, Ann. et al. 2006. Evaluating Community-based Child Health Promotion Programs:A Snapshot of Strategies and Methods. Nemours : National Academy for State Health Policy
Departemen Kesehatan RI. 2008. Pusat Promosi Kesehatan, Panduan Pelatihan Komunikasi Perubahan Perilaku, Untuk KIBBLA : Jakarta
Maulana, Heri D.J. Promosi Kesehatan. Buku Kedokteran EGC : Jakarta
Mubarak, Wahid I dan Chayatin. Nurul. 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat : Teori dan Aplikasi. Salemba Medika : Jakarta
Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Promosi Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta.
Whitehead, Dean. 2002. (Journal) Evaluating health promotion: a model for nursing practice. Institute of Health Studies, University of Plymouth, Earl Richards Road North. Diakses 13 Maret 2014
Yuda.2012(online).http://www.google.com/imgres?imgurl=http%3A%2F%2F1.bp.blogspot.com. Diakses 04 April 2014
39