27
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Implantasi plasenta normalnya terletak di bagian fundus (bagian puncak atau atas rahim). Bisa agak ke kiri atau ke kanan sedikit, tetapi tidak sampai meluas ke bagian bawah apalagi menutupi jalan lahir. Patahan jalan lahir ini adalah ostium uteri internum, sedangkan dari luar dari arah vagina disebut ostium uteri eksternum. Perdarahan pada kehamilan harus dianggap sebagai kelainan yang berbahaya. Perdarahan pada kehamilan muda disebut keguguran atau abortus, sedangkan pada kehamilan tua disebut perdarahan antepartum. Plasenta previa merupakan salah satu penyebab utama perdarahan antepartum pada trimester ketiga. 1.2. Rumusan masalah Adapun rumusan masalah pembuatan makalah ini sebagai berikut: 1. Apa pengertian plasenta previa dan klasifikasinya ? 2. Bagaimana etiologi plasenta previa ? 3. Bagaimana tanda dan gejala plasenta previa ? 4. Apa faktor risiko plasenta previa? 1

Makalah Maternitas Plasenta Previa

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Plasenta Previa dan Askepnya

Citation preview

Page 1: Makalah Maternitas Plasenta Previa

I

PENDAHULUAN

1.1.   Latar Belakang

Implantasi plasenta normalnya terletak di bagian fundus (bagian puncak

atau atas rahim). Bisa agak ke kiri atau ke kanan sedikit, tetapi tidak sampai

meluas ke bagian bawah apalagi menutupi jalan lahir. Patahan jalan lahir ini

adalah ostium uteri internum, sedangkan dari luar dari arah vagina disebut ostium

uteri eksternum.

Perdarahan pada kehamilan harus dianggap sebagai kelainan yang

berbahaya. Perdarahan pada kehamilan muda disebut keguguran atau abortus,

sedangkan pada kehamilan tua disebut perdarahan antepartum. Plasenta previa

merupakan salah satu penyebab utama perdarahan antepartum pada trimester

ketiga.

1.2.   Rumusan masalah

Adapun rumusan masalah pembuatan makalah ini sebagai berikut:

1. Apa pengertian plasenta previa dan klasifikasinya ?

2. Bagaimana etiologi plasenta previa ?

3. Bagaimana tanda dan gejala plasenta previa ? 

4. Apa faktor risiko plasenta previa?

5. Bagaimana patofisologi plasenta previa ? 

6. Bagaimana pentalaksanaan medis plasenta previa? 

7. Bagaimana pemeriksaan dan perawatan pada plasenta previa ? 

8. Bagaimana komplikasi plasenta previa ? 

1.3. Tujuan

Adapun tujun dari pembuatan makalah ini untuk mengetahui : 

1. Pengertian plasenta previa dan klasifikasinya 

2. Etiologi plasenta previa1

Page 2: Makalah Maternitas Plasenta Previa

3. Tanda dan gejala plasenta previa

4. Faktor risiko plasenta previa

5. Patofisologis plasenta previa

6. Penatalaksanaa medis plasenta previa

7. Pemeriksaan dan perawatan plasenta previa

8. Komplikasi pada plasenta previa

2

Page 3: Makalah Maternitas Plasenta Previa

II

KONSEP DASAR MEDIS

2.1. Definisi

Plasenta Previa ialah plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen

bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan

lahir. Pada keadaan normal plasenta terletak dibagian atas uterus(fundus). Namun

plasenta previa ini ada didepan jalan lahir (prae = didepan; vias: jalan). Jadi yang

dimaksud adalah plasenta yang implantasinya tidak normal ialah rendah sekali

sehingga menutupi seluruh atau sebagain ostium internum. Implantasi plasenta

yang normal adalah pada dinding depan atau dinding belakang rahim didaerah

fundus uteri. (Winknjosastro, 1996).

Plasenta Previa diklasifikasikan berdasarkan terabanya jaringan plasenta

pembukaan jalan lahir pada waktu tertentu, yang meliputi:

1. Plasenta previa totalis, apabila seluruh pembukaan tertutup oleh

jaringan plasenta.

2. Plasenta previa parsialis apabila sebagian pembukaan tertutup oleh

jaringan plasenta

3. Plasenta previa marginalis, apabila pinggir plasenta berada tepat pada

pinggir pembukaan

4. Plasenta letak rendah, plasenta yang letaknya abnormal pada segmen

bawah uterus akan tetapi belum sampai menutupi pembukaan jalan

lahir. Pinggir plasenta berada kira-kira 3 atau 4cm diatas pinggir

pembukaan sehingga tidak akan teraba pada pembukaan jalan lahir.

3

Page 4: Makalah Maternitas Plasenta Previa

Karena klasifikasi ini tidak didasarkan pada keadaan anatomi melainkan

fisiologik, maka klasifikasinya akan berubah setiap waktu umumnya plasenta

previa marginalis pada pembukaan 2 cm dapat menjadi plasenta praveia lateralis,

pada pembukaan 5 cm begitu pula plasenta previa totalis pada pembukaan 3cm,

dapat menjadi lateralis pada pembukaan 6 cm. Maka penetuan macamnya plasenta

previa harus disertai dengan keterangan mengenai besarnya pembukaan misalnya

plasenta previa lateralis pada pembukaan 5 cm. (Winkjosastro, 1999).

Kejadian plasenta previa lebih sering terdapat pada multi gravidae dari

pada primigravidae dari umur yang lanjut, sebab dari plasenta previa terjadi kalu

keadaaan endometrium kurang baik mislanya karena atrofi endometrium. Bisa

juga plasenta previa disebabkan implantasi telur yang rendah. Keadaan misalnya

terdapat pada : Multipara, terutama kalau jarak antar kehamilan pendek, pada

myoma uteri, curretage yang berulang-ulang.

2.2. Etiologi

Penyebab dari plasenta previa ini belum diketahui pasti akan tetapi ada

faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya plasenta previa ini, yaitu

a. Multiparitas: meningkatnya ukuran rongga uterus pada persalinan yang

berulang-ulang merupakan presdiposisi terjadinya plasenta previa

b. Kehamilan multiple: tempat plasenta terbesar lebih sering melewati segmen

bawah rahim

c. Umur: ibu yang lebih tua lebih berisiko daripada ibu yang lebih muda

d. Riwayat myiomektomi

4

Page 5: Makalah Maternitas Plasenta Previa

e. Kelainan plasenta: Plasenta dengan dua bagian dan plasenta suksenturia

mungkin dapat menyebabkan plasenta previa. Plasenta membranase (plasenta

difussa) mungkin juga merupakan penyebab. Hal ini merupakan kelainan

perkembangan plasenta yangjarang dimana seluruh korion ditutupi dengan

fungsi fillli. Plasenta berkembang sebagi struktur membran yang tipis menutupi

sebagian besar permukaan uterus. Keadaannya mungkin dapat didiagnosa

dengan ultrason. Pada kehamilan hal ini dapat menyebabkan perdarahan hebat

yang memungkinkan dilakukan histerektomi.

2.3. Tanda dan Gejala

Gejala-gejala dari plasenta previa perdarahan tanpa nyeri, sering terjadi

pada malam hari saat pembentukan segmen bawah rahim, bagian terendah masih

tinggi di asat pintu atas panggul (kelainan letak). Perdarahan dapat sedikit atau

banyak sehingga timbul gejala. Biasa perdarahan sebelum bulan ketujuh memberi

gamabaran yang tidak berbeda dari abortus, perdarahan pada plasenta previa

disebabkan karena pergerakan antara plasenta dan dinding rahim. Kepala anak

sangat tinggi karena plasenta terletak pada kutub bawah rahim, kepala tidak dapat

mendekati pintu atas panggul, karena hal tersebut diatas, juga ukuran panjang

rahim berkurang maka plasenta previa lebih sering terdapat kelainan letak.

(Winkjosatro, 1999).

Perdarahan tanpa alasan dan tanpa rasa nyeri merupakan gejala utama dan

pertama dari plasenta previa. Dengan bertambah tuanya kehamilan, segmen

bawah uterus akan lebi melebar lagi dan serviks akan lebih membuka. Apabila

plasenta tumbuh pada segmen bawah uterus, pelebaran segmen bawah utrerus dan

pembukaan serviks tidak dapat diikuti oleh plasenta yang melekat disitu tanpa

terlepasnya sebagian plasenta dari dinding uterus, pada saat itulah mulailah terjadi

perdarahan. Darahnya berwarna merah segar, berlainan dengan darah yang

disebabkan solusi plasenta yang berwarna kehitam-hitaman. (Winkjosatro, 1999).

Plasenta previa didiagnosis dengan pemeriksaan USG pada awal

kehamilan, maka harus mengetahui ibu-ibu hamil yang mengalami plasenta letak

rendah. Tidak semua ibu hamil menginginkan pemeriksaan USG akan tetapi

5

Page 6: Makalah Maternitas Plasenta Previa

tanda-tanda indikasi kemungkinan terjadinya plasenta previa yang harus diketahui

sebagai berikut:

a. Mal presentasi janin: sering didapatkannya bukan presentasi kepala pada

janin. Plasenta menempati ruang di pelvis, dan mungkin ditemukan

presentasi bokong, karena ruang lainnya untuk kepala janin di fundus atau

presentasu obliqdan presentasi bahu

b. Bagian terendah janin tidak terfiksasi: khususnya pada plasenta tipe III

atau IV

c. Sulitnya mengindentifikasi pada bagian janin pada saat palpasi: plasenta

previa anterior(khususnya tipe I dan II) terletak diantara janin dan seperti

ada yang menganjal pada tangan ketika dipalpasi.

d. Denyut nadi ibu yang keras dibawah umbilikus: plasenta previa anterior

sering dideteksi adanya suara denyut nadi yang keras dari plasenta yang

mudah didengar dengan doplet. Denyut jantung janin sulit untuk dideteksi

karena tertutup oleh plasenta, khususnya pada presentasi pada kepala.

2.4. Faktor Risiko

Risiko kejadian plasenta previa berhubungan dengan usia adalah: usia 12-

19 tahun, usia 20-29 tahun, usia 30-39 tahun, usia diatas 40 tahun. Bahaya pada

ibu dengan plasenta previa jika terjadi: perdarahan yang hebat infeksi sepsis,

emboli udara. Sementara bahaya untuk anak anatralain: hipoksia, perdarahan, dan

shock.

Adapun faktor risiko untuk plasenta previa ini adalah sebagai berikut:

1. Pernah mengalami plasenta previa pada kehamilan sebelumnya.

2. Pernah menjalani operasi caesar.

3. Pernah menjalani operasi pada rahim, misalnya kuret atau pengangkatan

miom.

4. Berusia 35 tahun atau lebih.

5. Pernah melahirkan sebelumnya.

6. Pernah menjalani operasi pada rahim.

6

Page 7: Makalah Maternitas Plasenta Previa

7. Menggunakan kokain.

2.5. Patofisologi

Pendarahan anterpartum akibat plasenta previa terjadi sejak kehamilan 20

minggu saat segmen bawah uteri telah terbentuk dan mulai melebar serta menipis.

Umumnya terjadi pada trimester ketiga karena segmen bawah uterus lebih banyak

mengalami perubahan. Pelebaran segmen bawah uterus dan pembukaan serviks

menyebabkan sinus robek karena lepasnya plasenta dari dinding uterus atau

karena robekan sinus marginalis dari plasenta. Perdarahan tidak dapat dihindarkan

karena ketidakmampuan serabut otot segmen bawah uterus untuk berkontraksi

seperti plasenta letak normal. Jadi implantasi plasentanya berada di segmen bawah

rahim sehingga menutupi kanalis servikalis dan mengganggu proses persalinan

dengan terjadinya perdarahan. Hal ini disebabkan oleh:

1. Endometrium difundus uteri belum siap menerima implantasi

2. Endometrium yang tipis sehimgga diperlukan perluasan plasenta untuk

mampu memberikan nutrisi janin.

2.6. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan pada plasenta previa ada dua yaitu:

a. Pentalaksanaan di Rumah

Pasien dianjurkan harus beristirahat ditempat tidur jika perdarahan banyak

banyak pasien dianjurkan untuk miring atau menggunakan bantal dibawah

pinggul kanannya untuk menghindari supine hypotensive syndrome. Perdarahan

hebat yang terjadi akan memperlihatkan kondisi sebagai berikut: keringat, gelisah,

merasa haus, denyut nadi meningkat dan tekanan darah menurun. jika terjadi

perdarahan pada kehamilan tidak boleh melakukan pemeriksaan vagina dirumah.

b. Pentalaksanaan di Rumah Sakit

Penanganan dirumah sakit dilakuakn sesuai dengan kehamilan pengelolaan

plasenta previa tergantung dari banyaknya perdarahan, umur kehamilan dan

derajat plasenta previa. Setiap ibu yang dicurigai plasenta previa harus dikirim

kerumah sakit yang memiliki fasilitas transfusi darah dan operasi. Sebelum

7

Page 8: Makalah Maternitas Plasenta Previa

penderita syok, pasang infus NaCl/RL sebanyak 2-3 kali jumlah darah yang

hilang. Jangan melakukan pemeriksaan dalam satu tampon vagina, karena akan

memperbanyak perdarahan dan menyebabkan infeksi.

1. Usia kehamilan kurang 37 minggu

Perdarahan sedikit dam keadaaan ibu dan anak baik maka biasanya

penangan konservatif sampai umur kehamilan aterm. Pengangnan dilakukan

berupa tirah baring. Bila selama 3 hari tidak ada perdarahan pasien di

mobilisasi bertahap. Bila setalah pasien berjalan tidak ada juga perdarahan

pasien boleh pulang

Jika perdarahan banyak dan diperkirakan membahayakan ibu dan janin

maka dilakukan resusitasi cairan dan penangan secara aktif.

2. Bila umur kehamilan 37 minggu/lebih

Pada kondisi ini maka dilakukan pengangan secara aktif yaitu segera

mengakhiri kehamilan baik secara pervagina atau terabdominal. Persalinan

pervagina diindikasikan pada plasenta previa marginalis, plasenta previa

letaknya rendah dan plasenta previa lateralis dengan pembukaan 4cm/lebih.

Pada kasus tersebut bila tidak banyak perdarahan maka dapat dilakukan

pemecahan kulit ketuban agar bagian bawah anak dapat masuk pintu atas

panggul menekan plasenta yang berdarah. Bila his tidak adekuat dapat

diberikan pitosin drip. Namun bila perdarahan tetap ada maka dilakukan

seksio sesar.

c. Observasi

Pemantauan suhu, nadi, tekanan darah dan denyut jantung janin harus

dilakukan. Nadi dan tekanan darah dicatat lebih sering dengan ketentuan: tiap

seperempat jam jika perdarahan berlanjut. Denyut jantung janin harus selalu

dipantau dengan cardiotocography jika perdarahan menetap. Urin diperiksaa

kadar protein jika perdarahan hebat, diberikan pada kasus perdarahan hebat

yang tiba-tiba. Pemberian infus intravena dapat dimulai jika perdarahan menetap

dan dipertahankan sampai perdarahan berhenti. Wanita tersebut harus ditempat

tidur sampai perdarahan berhenti.

8

Page 9: Makalah Maternitas Plasenta Previa

2.7. Pemeriksaan Kesehatan

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk pemeriksaan kesehatan

pada plasenta previa:

a) Anamnesa: Perdarahan jalan lahir pada kehamilan setelah 22 minggu

berlangsung tanpa nyeri, tanpa alasan, terutama pada multigravida.

Perdarahan cenderung berulang dengan volum yang lebih banyak dari

sebelumnya. Perdarahan menimbulkan penyulit pada ibu maupun janin

dalam rahim.

b) Inspeksi: dapat dilihat perdarahan yang keluar pervaginam, banyak,

sedikit, atau darah bek (stolesel), bila terjadi berdarah banyak, maka

ibu terlihat pucat atau anemis.

c) Pemeriksaan fisik ibu: Tekanan darah, nadi, dan pernafasan dalam

batas normal; tekanan darah, nadi dan pernafasan meningkat; daerah

akral menjadi dingin; tampak anemis.

d) Pemeriksaan khusus:

(1) Palpasi abdomen didapatkan: janin belum cukup bulan, tinggi

fundus uteri sesuai dengan usia kehamilan; bagian terendah janin

masih tinggi, karena plasenta berada disegmen bawah rahim; bila

cukup pengalamn, bisa disarankan suatu bantalan pada segmen

bawah rahim, terutama pada ibu yang kurus;

(2) Pemeriksaan denyut jantung janin: bervariasi dari normal sampai

asfiksia dan kematian dalam rahim.;

(3) Pemeriksaan inspekulo: dengan memakai spekulum secara hati-

hati, dilihat dari mana asal perdarahan.

(4) Pemeriksaan penunjang, sitografi: mula-mula kandungan kemih

dikosongkan, lalu dimasukkan 40cc larutan. N4C1 12,5% kepala

janin diteka kearah pinti atas panggul. Bila jarak kepala dan kemih

berselisih 1cm, kemungkinan terdapat plasenta previa;

(5) Pemeriksaan dalam: dilakukan diatas meja operasi dengan cara

melakukan perabaan plasenta secara langsung melalui pembukaan

serviks.

9

Page 10: Makalah Maternitas Plasenta Previa

2.8. Komplikasi

Pada ibu dapat tejadi perdarahan hingga syok akibat perdarahan. Anemia

karena perdarahan plasenta, dan endometris pascapersalinan. Pada janin biasanya

terjadi persalinan. Komplikasi ibu yang sering terjadi adalah perdarahan post

partum dan syok karena kurang kuatnya kontraksi segmen bawah rahim, infeksi

dan trauma dan uterus/serviks, terjadi robekan-robekan jalan lahi karena tindakan.

Komplikasi bayi yang sering terjadi adalah prematuritas atau bayi lahir mati, berat

badannya terlalu kecil. Adapun komplikasi yang berhubungan dengan plasenta

yaitu: prolaps plasenta, prolaps tali pusat dan plasenta melekat, ehingga harus

dikeluarkan secara manual dan kalau perlu dibersihkan dengan kerokan atau di

kuret.

10

Page 11: Makalah Maternitas Plasenta Previa

III

ASUHAN KEPERAWATAN PLASENTA PREVIA

3.1. Pengkajian

Bagi kondisi perdarahan pada kehamilan tua, beberapa pengkajian

keperawatan harus dilakukan segera dan yang lainnya dapat ditunda sampai awal

telah diambil untuk menstabilkan status kardiovaskuler dari ibu hamil. Prioritas

pengkajian keperawatan adalah sebagai berikut:

1. Data dasar yang meliputi: identifikasi pasien, keluhan utama, pemeriksaan

fisik, riwayat psikologis)

2. Jumlah dan sifat perdarahan(waktu serangan, perkiraan kehilangan darah

sebelum datang ke rumah sakit, dan keterangan tentang jaringan yang

terlepas). Wanita hamil diajarkan untuk menyimpan linen jika beras

dirumah, sehingga kehilangan darah dapat terdeteksi secara akurat.

3. Uterus

Apakah uterus terasa lembut dengan palpasi yang lembut.

4. Tanda-tanda vital ibu hamil apakah dalam rentang normal atau terjadi

hipotensi, takikardi, atau hipertensi. Pemantauan kondisi janin secara

elektronik dapat menentukan denyut jantung janin, adanya percepatan, dan

respons janin terhadap aktivitas uterus.

5. Riwayat kehamilan (gravida, para, riwayat aborsi, dan melahirkan bayi

prematur).

11

Page 12: Makalah Maternitas Plasenta Previa

6. Lamanya usia kehamilan(HPTH, tinggi fundus, hubungan tinggi fundus

dengan usia kehamilan) jika terjadi perdarahan ke dalam mometrium.

7. Data laboratorium (hemoglobin, hamtokrit, golongan darah, pembekuan

darah). Data ini diperlukan untuk mempersiapkan transfusi darah akibat

perdarahan.

Disamping pengkajian fisik, respon emosi ibu hamil dan pasangan juga

harus diperhatikan. Mereka sering merasa cemas, sedih, ragu, dan aktivitas yang

berlebihan. Mereka mungkin memiliki pengetahuan yang sedikit mengenai

manajemen kesehatan dan tidak menyadari bahwa janin akan segera lahir,

sehingga penjelasan prosedur operasi merupakan hal yang penting. Mereka

mungkin merasa takut dan khawatir tentang kehidupan ibu dan janin.

3.2. Diagnosa Keperawatan

Dapat ditegakkan diagnosa untuk plasenta previa ini adalah sebagai

berikut:

1. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan kehilangan darah;

2. Perubahan perfusi janin berhubungan dengan kehilangan darah;

3. Kecemasan ibu yang berhubungan dengan ancaman terhadap diri dan

janin.

3.3. Intervensi Keperawatan

Untuk mengatasi masalah yang ada maka diperlukan rencana keperawatan

untuk mengatasinya yaitu sebagai berikut:

1. Intervensi untuk mengatasi perubahan perfusi jaringan berhubungan

dengan kehilangan darah:

a. Lakukan pengambilan darah dan mengirimnya untuk diteliti

pembukaannya sesuai yang diperintahkan.

b. Tentukan kecocokan darah dengan cara “crossmatch” dengan

menggunakan 2 produk darah. Hal ini guna untuk transfusi darah

apabila terjadi perdarahan yang hebat.

c. Kelola nondextrose kristaloid, seperti laktat atau normal saline

untuk meningkatkan volume darah dengan cara:12

Page 13: Makalah Maternitas Plasenta Previa

1. Ukur produksi urine

2. Ukur berat jenis urine

3. Memperoleh nilai elektrolit berkala, sesuai perintah

4. Memperoleh hematokrit, sesuai perintah

d. Hindari pemeriksaan vagina

e. Monitor denyut nadi dan tekanan darah ibu dengan:

1. Menggunakan manset otomatis, jika ada;

2. Menggunakan monitor ECG atau EFM jika diperlukan

f. Lakukan pengamatan pada pembukaan darah

g. Ukur perkiraan darah yang hilang

h. Penghentian kontraksi selama persalinan prematur diindikasikan

jika pasien tidak dalam persalinan aktif dengan perdarahan; untuk

jangka panjang, penghentian kontraksi selama persalinan ini dapat

memberikan keuntungan yaitu:

1. Meningkatkan berat lahir bayi

2. Meningkatkan usia kehamilan

i. Kehilangan darah setelah melahirkan dan jaringan dapat

menyebabkan plasenta akreta(plasenta yang melekat secara

abnormal pada uterus) yang terasa nyeri atau mengalami trombin

yang terendam maka perlu dilakukan tokolisis(penghentian darah).

Kriteria hasil yang diharapkan setelah dilakukan intervensi:

1. Pembekuan darah

2. Meningkatnya tanda-tanda vital

3. Menurunya kehilangan darah

4. Meningkatnya atau stabilnya warna dan kehangatan kulit

5. Meningkatnya atau stabilnya pemeriksaan tentang pembekuan

6. Tingkat pernafasan normal dan ketika bernafas dengan wajar

7. Sedikit atau tidak ada kontraksi rahim.

2. Intervensi untuk mengatasi perubahan perfsusi janin berhubungan dengan

kehilangan darah yaitu, sebagi berikut:

13

Page 14: Makalah Maternitas Plasenta Previa

a. Secara berkelanjutan, monitor FHR(Fetal Heart Rate), sebaiknya

dengan EFM untuk mengevaluasi perubahan denyut jantung yang

terjadi pada janin.

b. Amati pola abnormal pada FHR

c. Posisikan pasien pada posisi lateral atau tinggi ke kiri

d. Berikan perlakuan khusus untuk pasien perubahan perfusi janin(jika

diperlukan)

1. Terapi oksigen

2. Penambahan cairan dan darah

3. Perubahan posisi

e. Antisipasi operasi sesar dan pengamatan tentang perdarahan setelah

kehamilan.

f. Berikan petunuk dan persiapan untuk perawatan dirumah(rawat jalan)

Kriteria hasil yang diharapkan setelah dilakukan intervensi:

1. Normal atau meningkatnya pola FHR

2. Normal atau meningkatnya FHR variabilitasnya

3. Tersedianya petunjuk dan persiapan untuk perawatan dirumah

3. Intervensi untuk mengatasi kecemasan ibu yang berhubungan dengan

ancaman terhadap diri dan jann yaitu, sebagai berikut:

a. Berbicara dengan tenang pada pasien dan memberikan dukungan

b. Jelaskan rencana tindakan yang akan dilakukan dan kenapa mereka

harus melakukannya dengan cara memberitahu atau menjelaskan dari

setiap rencana keperawatan yang akan dilakukan:

1. Mengamati sambil menunggu janin untuk dewasa and tumbuh

2. Tokolisis dilakukan untuk mengobati dan mencegah kontaksi dari

rahim

3. Tanggapan perdarahan yang berlebihan atau gangguan janin

4. Jaminan dan intruksi untuk adanya perawatan dirumah

c. Meyakinkan klien tentang jenis perawatan yang dipilih

Kriteria hasil yang diharapkan setelah dilakukan intervensi :

14

Page 15: Makalah Maternitas Plasenta Previa

1. Pasien mengatakan berkurang kecemasannya

2. Postur tubuh pasien dan ekspresinya berkurang tegangnya

3. Pasien menjelaskan tentang rencana perawatan dirumah, memberitahu

tanda dan gejala yang membutuhkan perhatian , transportasi, persiaan

untuk segera dibawah kerumah sakit.

3.4. Implementasi

1. Untuk perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan kehilangan darah,

implemtasinya sebagai berikut:

a. Melakukan pengambilan darah dan mengirimnya untuk diteliti

pembukaannya sesuai yang diperintahkan.

b. menentukan kecocokan darah dengan cara “crossmatch” dengan

menggunakan 2 produk darah. Hal ini guna untuk transfusi darah

apabila terjadi perdarahan yang hebat.

c. mengelola nondextrose kristaloid, seperti laktat atau normal saline

untuk meningkatkan volume darah dengan cara:

1. mengukur produksi urine

2. mengukur berat jenis urine

3. Memperoleh nilai elektrolit berkala, sesuai perintah

4. Memperoleh hematokrit, sesuai perintah

d. Menghindari pemeriksaan vagina

e. Memonitor denyut nadi dan tekanan darah ibu dengan:

1. Menggunakan manset otomatis, jika ada;

2. Menggunakan monitor ECG atau EFM jika diperlukan

f. Melakukan pengamatan pada pembukaan darah

g. Mengukur perkiraan darah yang hilang

h. Melakukan penghentian kontraksi selama persalinan prematur

diindikasikan jika pasien tidak dalam persalinan aktif dengan

15

Page 16: Makalah Maternitas Plasenta Previa

perdarahan; untuk jangka panjang, penghentian kontraksi selama

persalinan ini dapat memberikan keuntungan yaitu:

1. Meningkatkan berat lahir bayi

2. Meningkatkan usia kehamilan

i. Kehilangan darah setelah melahirkan dan jaringan dapat menyebabkan

plasenta akreta(plasenta yang melekat secara abnormal pada uterus)

yang terasa nyeri atau mengalami trombin yang terendam maka perlu

dilakukan tokolisis(penghentian darah).

2. Untuk perubahan perfusi jarnin berhubungan dengan kehilangan darah,

implemtasinya sebagai berikut:

a. Secara berkelanjutan, memonitor FHR(Fetal Heart Rate), sebaiknya

dengan EFM untuk mengevaluasi perubahan denyut jantung yang

terjadi pada janin.

b. Mengamati pola abnormal pada FHR

c. Memposisikan pasien pada posisi lateral atau tinggi ke kiri

d. Memberikan perlakuan khusus untuk pasien perubahan perfusi janin

(jika diperlukan)

1. Memberikan terapi oksigen

2. Melakukan penambahan cairan dan darah

4. Melakukan perubahan posisi

e. Antisipasi operasi sesar dan pengamatan tentang perdarahan setelah

kehamilan.

f. Memberikan petunjuk dan persiapan untuk perawatan dirumah(rawat

jalan)

3. Untuk mengatasi kecemasan ibu yang berhubungan dengan ancaman

terhadap diri dan janin, maka implementasinya sebagai berikut:

a. Berbicara dengan tenang pada pasien dan memberikan dukungan

b. Menjelaskan rencana tindakan yang akan dilakukan dan kenapa mereka

harus melakukannya dengan cara memberitahu atau menjelaskan dari

setiap rencana keperawatan yang akan dilakukan:

16

Page 17: Makalah Maternitas Plasenta Previa

1. Mengamati sambil menunggu janin untuk dewasa and tumbuh

2. Tokolisis dilakukan untuk mengobati dan mencegah kontaksi dari

rahim

3. Tanggapan perdarahan yang berlebihan atau gangguan janin

4. Jaminan dan intruksi untuk adanya perawatan dirumah

c. Meyakinkan klien tentang jenis perawatan yang dipilih

3.5. Evaluasi

Menurut Nursalam (2001), evaluasi merupakan tahap akhir dari proses

keperawatan yang digunakan sebagai alat untuk menilai keberhasilan dalam

asuhan keperawatan dan proses ini berlangsung terus menerus yang diarahkan

pada pencapaian tujuan.

Ada empat yang dapat terjadi pada tahap evaluasi, yaitu:

1. Masalah teratasi

2. Masalah teratasi sebagian

3. Masalah tidak teratasi

17

Page 18: Makalah Maternitas Plasenta Previa

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Asri., Mufdillah, dan Sujiyantini. 2009. Asuhan Patologi Kebidanan.

Yogyakarta: Cetakan Pertama.

Mitayani. 2013. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika.

Rukiyah, Ai Yeyeh dan Yulianti, Lia. 2010. Asuhan kebidanan 4 (Patologi).

Jakarta : CV. Trans Info Media.

18