8
Aktivitas Antidiabetes dan Toksisitas Beberapa Jenis Benalu Andini Sundowo , Akhmad Darmawan, Sofa Fajriah, Nina Artanti Pusat Penelitian Kimia – Lembaga Ilmu Penelitian Indonesia Kawasan PUSPIPTEK, Serpong - Tangerang 15314 Abstrak Antidiabetes adalah salah satu jenis penyakit degeneratif yang banyak diderita oleh masyarakat Indonesia. Indonesia sebagai salah satu negara mega biodiversity dengan segala kekayaan alamnya, termasuk di dalamnya kekayaan tanaman obat yang belum sepenuhnya dieksploitasi. Benalu adalah salah satu jenis tanaman obat yang telah dikenal dan dipercaya sebagai salah satu tanaman yang mempunyai khasiat sebagai antikanker. Dalam penelitian ini, dilakukan pengujian aktivitas antidiabetes terhadap 5 (lima) jenis benalu dari jenis yang berbeda (Dendrophthoe pentandra L. Miq., Scurulla sp., Macrosolen cochinchinensis, Helixanthera setigera dan Dendrothophe of Umbullata.) dengan menggunakan metode α-glucosidase dan aktivitas toksisitas dengan menggunakan metode BSLT (Brine Shrimp Lethality Test). Dari pengujian antidiabetes diperoleh hasil bahwa 5 (lima) jenis benalu tersebut mempunyai aktivitas antidiabetes dengan IC 50 masing-masing 11.9; 15.6; 65.1; 25.3; dan 33.8 ppm, sementara dari pengujian toksisitas, hanya jenis benalu Dendrothophe of Umbullata yang mempunyai aktivitas toksisitas dengan LD 50 407.4 ppm. Kata kunci : benalu, antidiabetes, toksisitas

Makalah lengkap andini

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah lengkap andini

Aktivitas Antidiabetes dan Toksisitas Beberapa Jenis Benalu

Andini Sundowo, Akhmad Darmawan, Sofa Fajriah, Nina ArtantiPusat Penelitian Kimia – Lembaga Ilmu Penelitian Indonesia

Kawasan PUSPIPTEK, Serpong - Tangerang 15314

Abstrak

Antidiabetes adalah salah satu jenis penyakit degeneratif yang banyak diderita oleh masyarakat Indonesia. Indonesia sebagai salah satu negara mega biodiversity dengan segala kekayaan alamnya, termasuk di dalamnya kekayaan tanaman obat yang belum sepenuhnya dieksploitasi. Benalu adalah salah satu jenis tanaman obat yang telah dikenal dan dipercaya sebagai salah satu tanaman yang mempunyai khasiat sebagai antikanker. Dalam penelitian ini, dilakukan pengujian aktivitas antidiabetes terhadap 5 (lima) jenis benalu dari jenis yang berbeda (Dendrophthoe pentandra L. Miq., Scurulla sp., Macrosolen cochinchinensis, Helixanthera setigera dan Dendrothophe of Umbullata.) dengan menggunakan metode α-glucosidase dan aktivitas toksisitas dengan menggunakan metode BSLT (Brine Shrimp Lethality Test).Dari pengujian antidiabetes diperoleh hasil bahwa 5 (lima) jenis benalu tersebut mempunyai aktivitas antidiabetes dengan IC50 masing-masing 11.9; 15.6; 65.1; 25.3; dan 33.8 ppm, sementara dari pengujian toksisitas, hanya jenis benalu Dendrothophe of Umbullata yang mempunyai aktivitas toksisitas dengan LD50 407.4 ppm.

Kata kunci : benalu, antidiabetes, toksisitas

Page 2: Makalah lengkap andini

Pendahuluan

Pengobatan tradisional yang dilakukan melalui pemanfaatan tanaman obat-

obatan secara praktis telah dilakukan oleh masyarakat di Indonesia khususnya di

daerah-daerah pedalaman sejak jaman dahulu. Indonesia kaya akan berbagai

keanekaragaman hayati yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai obat atau bahan

baku obat. Hal tersebut menunjukkan besarnya peran dan potensi bahan

alam/keanekaragaman hayati dalam proses pencarian dan pengembangan bahan obat.

Kematian karena penyakit degeneratif seperti penyakit jantung koroner, diabetes

dan kanker semakin meningkat. Salah satu penyebab timbulnya penyakit degeneratif

adalah kelainan metabolik kronis yang melibatkan metabolisme karbohidrat, lemak dan

protein. Data terakhir penyebab kematian karena penyakit degeneratif, misalnya

diabetes mellitus menempati urutan ketiga sebagai penyebab kematian di Amerika

Serikat (Lehninger, 1982)

Benalu adalah merupakan salah satu tanaman semiparasit yang juga merupakan

salah satu dari tanaman yang biasa digunakan dalam ramuan-ramuan tradisional.

Sebagai tanaman parasit, benalu tidak banyak dimanfaatkan, hal ini berkaitan dengan

sifat dari parasif benalu yang dapat merusak tanaman inang, sementara sebagai salah

satu tanaman obat, benalu juga mempunyai peranan yang tidak kecil (Chairul, dkk,

1998), diantaranya adalah memiliki khasiat sebagai anti kanker, obat pilek dan

mengatasi kedinginan (Macrosolen cochinchinensis); untuk obat batuk, diuretic

(melancarkan air seni), penghilang nyeri, obat luka, infeksi kapang, obat pasca

persalinan juga anti kanker (Dendrophtoe pentandra (L.) Miq.) (Pitojo, 1996; Santa,

1998; Jamilah, 2003).

Jenis inang yang berbeda tampaknya berpengaruh terhadap konsentrasi dan kandungan

senyawa-senyawa yang dikandung oleh benalu.

Di Indonesia sebenarnya ada berbagai species benalu (Windari & Rahajoe,

1998) tetapi masyarakat umum lebih mengenal benalu berdasarkan tumbuhan inang

tempat tumbuhnya seperti benalu teh, benalu duku, benalu mangga dan lain-lain

(Pitoyo, 1996). Keunikan benalu adalah disatu pihak dianggap sebagai tumbuhan yang

mengganggu karena sifat parasitnya pada tumbuhan komersial seperti teh dan tumbuhan

penghasil buah-buahan, tetapi di lain pihak benalu dianggap sebagai tumbuhan yang

bermanfaat karena potensinya sebagai tumbuhan obat. Secara tradisional benalu

Page 3: Makalah lengkap andini

digunakan antara lain sebagai obat batuk, kanker, diuretik, penghilang nyeri dan

perawatan setelah persalinan (PT EISAI Indonesia, 1995; Pitoyo 1996, Murwani &

Subroto, 2001, Ishizu et al., 2002). Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian yang

lebih intensif sehingga potensi benalu sebagai bahan baku obat dapat lebih

dikembangkan.

Dalam penelitian ini dilakukan pengujian aktivitas antidiabetes terhadap 5

(lima) jenis benalu dari jenis yang berbeda (Dendrophthoe pentandra L. Miq., Scurulla

sp., Macrosolen cochinchinensis, Helixanthera setigera dan Dendrothophe of

Umbullata.) dengan menggunakan metode α-glucosidase (Kim Yong-Mu,et al, 2004)

dan aktivitas toksisitas dengan menggunakan metode BSLT ”Brine Shrimp Lethality

Test” (Meyer et al., 1982) yang merupakan metode yang sering digunakan pada skrining

awal senyawa toksik.

Metode Penelitian

Bahan

Bahan berupa berbagai jenis daun benalu diperoleh dari beberapa tempat yaitu

Tangerang, Puncak dan Kalimantan. Daun benalu yang telah dicuci dikeringkan di oven

pada suhu 50oC, dibuat serbuk dengan menggunakan blender.

Ekstraksi

Masing-masing daun benalu diekstrak dengan metanol kemudian dipekatkan dengan

rotavapor sampai diperoleh ekstrak .

Uji aktivitas α-glukosidase inhibisi

Uji aktivitas α-glukosidase inhibisi diukur menggunakan metode Kim Yong-Mu,et al,

2004. 1 mg α-glukosidase dilarutkan dalam 100 ml buffer fosfat (pH 7) yang

mengandung 200 mg bovin serum albumin). 1 ml larutan enzim diencerkan dalam 50

ml buffer fosfat sebelum digunakan untuk pengujian. 250 μL 20 mM-pnp-α-D-

glucopyranoside, 495 μL 100 mM buffer fosfat dan 5 μL larutan sample dalam DMSO.

Setelah homogen larutan diporeinkubasi selama 5 menit pada suhu 37°C, ditambahkan

250 μL larutan enzim α-glukosidase, inkubasi dilanjutkan selama 15 menit. Reaksi

dihentikan dengan penambahan 1 ml 0.2 M Na2CO3. Jumlah p-nitrophenol yang

dilepaskan diukur pada panjang gelombang 430 nm. Kemampuan inhibisi dihitung

Page 4: Makalah lengkap andini

berdasarkan rumus [(C-S)/C] x 100. S menunjukkan absorban sample dan C

menunjukkan absorban blanko, dengan larutan quercetin sebagai standar.

Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) (Meyer et al., 1982)

Telur A. salina menetas menjadi larva udang dalam air laut setelah inkubasi 48 jam.

Masing-masing 10-12 larva dimasukkan ke dalam microplate, tambahkan ekstrak yang

dilarutkan dalam air laut dengan konsentrasi 10, 100 dan 1000 ppm, inkubasi 24 jam.

Toksisitas diukur berdasarkan jumlah larva A. salina yang mati setelah inkubasi. LD50

adalah konsentrasi sampel yang diperlukan untuk menyebabkan 50% kematian larva.

Hasil dan Pembahasan

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas antidiabetes dan toksisitas beberapa

jenis benalu. Metode enzimatik in-vitro untuk pengujian kemampuan suatu ekstrak

tumbuhan menghambat aktivitas α-glukosidase merupakan alternative yang lebih murah

dan cepat untuk skrinning awal (Matsui, et al, 2001). Kemampuan aktivitas α-

glukosidase inhibisi beberapa jenis benalu dapat dilihat pada Tabel 1, dimana Scurulla

sp mempunyai aktivitas yang tertinggi dengan nilai 11.9 ppm. Bahan pembanding yang

digunakan untuk pengujian aktivitas penghambatan α-glukosidase adalah senyawa

quersetin karena senyawa ini merupakan senyawa golongan falvonoid yang telah teruji

aktivitsnya dalam menghambat α-glukosidase (Artanti, dkk., 2002). Dibandingkan

dengan quersetin, Scurulla sp, Dendrothrophe dan Macrosolen mempunyai aktivitas

yang lebih tinggi, hal ini bisa disebabkan oleh sifat metabolit sekunder dari kandungan

kimia yang terdapat dalam ketiga jenis benalu tersebut lebih tinggi dibanding dengan

quersetin.

Kemampuan toksisitas dari beberapa jenis benalu dapat dilihat pada Tabel 2, dimana

hanya Dendrothrophe yang bersifat toksik dengan nilai LD50 407.4 ppm sedangkan jenis

benalu yang lain tidak bersifat toksik.

Tabel 1. Hasil uji antidiabetes beberapa jenis benalu

Sampel IC50 (ppm) KeteranganQuercetin 32.6 aktifScurulla sp. 11.9 aktifDendrothrophe 15.6 aktifHelixanthera 65.1 aktifMacrosolen 25.3 aktifDendrophthoe 33.8 aktif

Page 5: Makalah lengkap andini

Tabel 2. Hasil uji toksisitas beberapa jenis benalu

Sampel LD50 (ppm) KeteranganScurulla sp. >1000 tidak aktifDendrothrophe 407.4 aktifHelixanthera >1000 tidak aktifMacrosolen >1000 tidak aktifDendrophthoe >1000 tidak aktif

Ekstrak dinyatakan aktif jika LD50 < 1000

Kesimpulan

Kelima jenis benalu yang diuji yaitu Dendrophthoe pentandra L. Miq., Scurulla sp.,

Macrosolen cochinchinensis, Helixanthera setigera dan Dendrothophe of Umbullata

mempunyai aktivitas α-glukosidase. Aktivitas tertinggi terdapat pada ekstrak Scurulla

sp yaitu sebesar 11.9 ppm.

Pada uji toksisitas hanya Dendrophthoe pentandra L. Miq yang mempunyai aktivitas

toksisitas yaitu sebesar 407.4 ppm.

Daftar Pustaka

Artanti.N., Hanafi, M., dan Kardono, L.B.S., 2002. Aktivitas penghambatan ekstrak

gambir (Uncaria Gambir Roxb) dan ekstrak Taxus sumatrana (Miquel) De

Laubenfels terhadap enzim α-glukosidase. Prosiding Seminar Nasional V

”Kimia dalam Pembangunan” ISSN : 0854-4778 : 483-488

Kim YM, Jeong YK, and Wang MH, Inhibitory effect of pine extract on α-glucosidase

activity and postprandial hyperglycemia, Elsever 21,p 756-761, 2005.

Lehninger L.A. 1982. Dasar-dasar Biokimia jilid 1 dan 3. Terj. Dari Principles of

biochemistry, oleh M. Thenawidjaya. PT. Gelora Aksara Pratama, Jakarta.

Matsui, T., Ueda, T., Oki, T., Sugita, K., Terahara, N. and Matsumoto, K.2001. Alpha

glucosidase inhibitory action of natural acylated anthocyanins. 2 Alpha

glucosidase inhibition by isolate acylated anthocyanins, J.Agric. Food chem. 49

(4).

Meyer, H.N. et al. 1982. Brine Shrimp Lethality Test : Med Plant Research Vol. 45.

Hipokrates Verlag Gmbrl. Amsterdam.