20
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan sangat penting dalam keseluruhan aspek kehidupan manusia.Hal tersebut disebabkan pendidikan berpengaruh langsung terhadap perkembangan manusia, perkembangan seluruh aspek kepribadian manusia.Kalau bidang-bidang lain seperti ekonomi, pertanian, arsitektur, dan sebagainya berperan menciptakan sarana dan prasarana bagi kepentingan manusia, pendidikan berkaitan langsung dengan pembentukan manusia. Pendidikan menentukan model manusia yang akan dihasilkan. Dalam penyelenggaraan pendidikan formal, kurikulum disusun untuk pengkondisian iklim belajar yang sistematis. Kurikulum didefinisikan bukan sekedar daftar matakuliah, tetapi desain pendidikan guna menjamin ketercapaian mutu yang diinginkan. Jadi dalam kurikulum harus tergambar mutu pendidikan yang diinginkan dan bagaimana pola pendidikan menjamin ketercapaian mutu tersebut. Kurikulum dipergunakan sebagai proses yang harus ditempuh oleh peserta didik melalui proses belajar mengajar pada suatu pendidikan formal di bidang studi tertentu. Suatu kurikulum dirancang berorientasi pada harapan masyarakat dalam bentuk kegiatan proses belajar (kegiatan dan pengalaman yang diberikan) dan produk belajar (dampak dari kegiatan dan pengalaman yang diberikan). 1

MAKALAH KUR KELOMPOK.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MAKALAH KUR KELOMPOK.docx

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan mempunyai peranan sangat penting dalam keseluruhan aspek

kehidupan manusia.Hal tersebut disebabkan pendidikan berpengaruh langsung terhadap

perkembangan manusia, perkembangan seluruh aspek kepribadian manusia.Kalau bidang-

bidang lain seperti ekonomi, pertanian, arsitektur, dan sebagainya berperan menciptakan

sarana dan prasarana bagi kepentingan manusia, pendidikan berkaitan langsung dengan

pembentukan manusia. Pendidikan menentukan model manusia yang akan dihasilkan.

Dalam  penyelenggaraan pendidikan formal, kurikulum disusun untuk

pengkondisian iklim belajar yang sistematis. Kurikulum didefinisikan bukan sekedar

daftar matakuliah, tetapi desain pendidikan  guna menjamin ketercapaian mutu yang

diinginkan. Jadi dalam kurikulum harus tergambar mutu pendidikan yang diinginkan dan

bagaimana pola pendidikan menjamin ketercapaian mutu tersebut.

Kurikulum dipergunakan sebagai proses yang harus ditempuh oleh peserta didik

melalui proses belajar mengajar pada suatu pendidikan formal di bidang studi tertentu.

Suatu kurikulum dirancang berorientasi  pada harapan masyarakat dalam bentuk kegiatan

proses belajar (kegiatan dan pengalaman yang diberikan) dan produk belajar (dampak

dari kegiatan dan pengalaman yang diberikan).

Kurikulum sebagai rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang cukup

sentral dalam seluruh kegiatan pendidikan, menentukan proses pelaksanaan dan hasil

pendidikan. Mengingat pentingnya peranan kurikulum di dalam pendidikan dan dalam

perkembangan kehidupan manusia, maka penyusunan kurikulum tidak dapat dikerjakan

secara sembarangan.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis memandang perlu suatu penentuan

isiKurikulum Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (KPTK) mendatang dengan

memperhatikan pendekatan-pendekatan sebagai alur pikir bagaimana menentukan isi

kurikulum tersebut.

1

Page 2: MAKALAH KUR KELOMPOK.docx

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi masalah yaitu

sebagai berikut :

1. Penentuan isi kurikulum pendidikan teknologi dan kejuruan.

2. Ketidaksesuaian kurikulum dengan kondisi iklim belajar.

C. Batasan Masalah

Agar masalah yang dibahas lebih fokus maka pokok permasalahan dibatasi,

yaitu:“Penentuan isi Kurikulum Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (KPTK)”

D. Rumusan Masalah.

Dari batasan masalah maka dapat dirumuskan permasalahan, yaitu :

Bagaimana menentukan isi kurikulum pendidikan teknologi dan kejuruan?

E. Tujuan Penulisan

a. Memenuhi tugas yang diberikan pada mata kuliah Kurikulum pendidikan

teknologi dan kejuruan di jurusan teknik elektronika fakultas teknik.

b. Sebagai bentuk perhatian Mahasiswa terhadap kurikulum pendidikan teknologi

dan kejuruandi Indonesia.

F. Manfaat Penulisan

Berikut ini kan dijabarkan mengenai manfaat-manfaat yang dapat diambil dari

penulisan makalah ini.

a. Membangun kualitas kurikulum kearah yang lebih baik.

b.Menelaah masalah-masalah kurikulum PTK yang dihadapi.

c. Merancangkurikulum pendidikan agar lebih efektif.

2

Page 3: MAKALAH KUR KELOMPOK.docx

BAB II

PEMBAHASAN

Beberapa strategi yang banyak dimanfaatkan oleh para perancang kurikulum untuk

menentukan isi kurikulum, yaitu:

A. Pendekatan Filosofis

Pemikiran para ahli filsafat pernah menjadi factor dominan dalam penentuan isi

kurikulum pendidikan. Bahkan di masyarakat yang belum menemukan strategi yang lebih

sistematis dan obyektif, pendapat yang bukan ahli filsafatpun dapat mendominasi

penentuan isi kurikulum. Secara praktis dapat dikatakan bahwa filosofi adalah seperangkat

keyakinan yang dimiliki oleh seseorang atau kelompok yang kemudian mendasari segenap

sikap dan perbuatannya.

Dengan demikian perencanaan isi kurikulum dengan berdasarkan filosofi ini salah

satu kelemahannya adalah sulitnya menemukan consensus atau kesepakatan antara para

ahli atau perencana kurikulum tentang pemikiran – pemikiran mereka yang berkenaan

dengan “apa yang seharusnya diajarkan di sekolah kejuruan”?

Di lain pihak, apabila pendidikan kejuruan diyakini sebagai pendidikan yang

menyiapkan anak didik untuk dapat memasuki beberapa lapangan kerja sejenis

(occupational clusters), maka dapat diharapkan isi kurikulumnya akan banyak mencakup

aspek-aspek kemampuan dasar teknis yang relative umum dan dapat digeneralisasikan ke

beberapa lapangan pekerjaan yang sejenis. Kemampuan seperti itu dapat diperoleh lewat

mata pelajaran seperti matematika, sains, komunikasi dan dasar-dasar keteknikan.

Contoh lain yang senada adalah adanya keyakinan filosofis bahwa pendidikan

kejuruan pada dasarnya adalah bukan pendidikan terminal tetapi salah satu mata rantai

saja dari serangkaian upaya pendidikan yang bersifat developmental. Ini akan membawa

konsekuensi langsung dalam menentukan mata pelajaran yang menjadi isi kurikulumnya.

Akan kontradiktif misalnya jika filosofi ini kemudian dijabarkan menjadi kurikulum yang

isinya tidak memungkinkan samasekali bagi lulusan sekolah kejuruan untuk melanjutkan

belajar ke tingkat yang lebih tinggi.

Sifat developmental yang terkandung dalam rumusan filosfis diatas yang

menghendaki adanya komponen kurikulum yang membekali anak didik bukan saja untuk

3

Page 4: MAKALAH KUR KELOMPOK.docx

melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi tetapi bahkan lebih luas lagi ke kemampuan

yang menjamin terus tumbuhnya aspirasi, kemauan untuk terus belajar baik melalui jalur

pendidikan yang lain di luar sekolah formal, seperti misalnya konsep belajar sambil

bekerja.

Sifat komperehensif dituntut jika diinginkan kurikulum yang merupakan suatu

kebulatan integral, tidak terpotong-potong sehingga membuka kemungkinan kontradiksi

antara maksud dan tujuan mata pelajaran yang satu dengan lainnya.

B. Pendekatan Introspektif

Pendekatan introspektif mendasarkan penentuan isi kurikulum pada hasil

pemikiran perorangan atau kelompok, tetapi difokuskan pada pemikiran dan perasaan dari

mereka yang terlibat langsung dalam penyelenggaraan pendidikan teknologi dan kejuruan

seperti misalnya para guru dan administrator yang sehari-harinya bekerja di lingkungan

sekolah kejuruan.

Meskipun cara pendekatan ini sudah lebih baik dari pada pendekatan filosofis

dalam arti lebih dekat dengan situasi persekolahan yang akan digarap, namun karena yang

terlibat dalam proses tersebut terbatas dari kalangan dalam, biasanya tidak dapat dijamin

bahwa isi kurikulum yang dihasilkan akan dapat valid dalam arti memenuhi apa yang

dibutuhkan oleh calon pemakai.

C. Pendekatan DACUM

Variasi lain dari pendekatan introspektif adalah apa yang dikembangkan oleh

para ahli kurikulum di Canada dalm penentuan isi kurikulum, yaitu yang disebut

DACUM (Developing A Curriculum). Proyek pengembangannya berawal dari usaha

bersama antara Departemen Tenaga Kerja dan Imigrasi dengan General Learning

Corporation di Canada, tetapi kemudian diseminasinya dilaksanakan di banyak lembaga

pendidikan kejuruan.

Keunikan lain dari proses identifikasi isi kurikulum dengan pendekatan DACUM

ini ialah urutan dan intensitas partisipasi peserta yang harus di targetkan sedemikian rupa

sehingga yang dihasilkan selama proses tersebut bukan terbatas hanya pada inventarisasi

skill atau pengetahuan spesifik yang akan menjadi kerangka isi kurikulum, tetapi juga

sampai pada tingkat kemahiran atau kompetensi sesuai dengan apa yang diperlukan

dalam situasi kerja yang nyata. Urutan prosesnya secara garis besar dapat diuraikan

sebagai berikut:

4

Page 5: MAKALAH KUR KELOMPOK.docx

A A-1A B-1-2

A-3 A-4 A-6A-5

B B-1 B-2 B-3 B-4 B-5

1. Orientasi bagi anggota komisi atau peserta tentang program yang akan

direncanakan kurikulumnya dan apa yang diharapkan dari mereka.

2. Mengkaji/mereview deskripsi pekerjaan dan tugas atau tanggung pekerjaan

tersebut dalam situasi tempat kerja yang riel.

3. Mengidentifikasi kategorisasi kompetensi umum dalam bidang kerja yang

dimaksud, yang biasanya merupakan ranah kompetensi yang nanti akan dapat

dijabarkan lebih lanjut ke dalam kompetensi-kompetensi yang lebih spesifik.

4. Mengidentifikasi seperangkat kompetensi khusus dalam tiap kategori kompetensi

umum, baik itu berwujud skill, pengetahuan atau keterampilan tertentu.

5. Mengorganisir kompetensi-kompetensi tersebut dalam urutan atau struktur yang

memungkinkannya untuk dijabarkan menjadi urutan belajar yang sesuai dengan

prinsip dan psikologi belajar.

6. Menentukan tingkat kecepatan atau “level of competence” untuk masing-masing

kompetensi sebagai acuan proses penilaian hasil belajar anak didik.

Keuntungan dari proses perencanaan isi kurikulum pendidikan teknologi dan

kejuruan menggunakan pendekatan DACUM ini adalah:

1. Biaya pengembangan yang relative murah, apalagi kalau dari pihak industry dan

dunia usaha bersedia “meminjamkan” ahlinya dengan cuma-cuma sebagai akibat

baiknya hubungan yang sudah terjalin sebelumnya.

2. Waktu yang relative singkat dengan hasil yang langsung bisa dipakai, karena

biasanya sikap kerja efisien dan konsentrasi yang tinggi yang dimiliki oleh orang-

orang dari industry dan dunia usaha tersebut terbawa pada waktu mereka bekerja

sebagai anggota komisi DACUM.

3. Peluang untuk menghasilkan kurikulum yang tinggi relevansinya dengan

kebutuhan dunia kerja karena minimalnya intervensi dari kalangan akademik.

Berikut ini adalah format profile pendekatan DACUM:

5

Page 6: MAKALAH KUR KELOMPOK.docx

C C-1 C-2 C-3 C-4 C-5 C-6

D D-9D-8D-7D-6D-5D-3 D-4D-2D-1

E E-6 E-7 E-10E-3 E-5E-4E-2 E-9E-8E-1

D. Pendekatan Fungsional

Dalam pendekatan fungsional yang akan diuraikan ini maka yang akan terjadi

adalah fungsional yang akan diuraikan ini maka yang terjadi adalah sebaliknya, yaitu

penentuan isi kurikulum yang dilakukan dengan cara yang lebih obyektif .Pendekatan ini

didasari oleh asumsi bahwa anak didik yang belajar melalui pendidikan teknologi dan

kejuruan harus mempelajari fungsi-fungsi apa yang harus ada untuk menjamin

kelangsungan kerja suatu industry atau dunia usaha tertentu, dan kemudian dijabarkan

menjadi penampilan-penampilan (performance) yang terkait dengan fungsi atau tugas

tertentu untuk dijadikan masukan bagi perencana kurikulum.

Sebagai contoh identifikasi fungsi yang berkaitan dengan bidang kerja pertanian

atau peternakan mungkin akan menghasilkan inventarisasi fungsi seperti:

Menjual hasil produksi langsung di pasaran bebas

Mengenal tanda-tanda dini gangguan kesehatan binatang ternak

Merencanakan sistem pemberian makanan ternak yang efisien dan memenuhi

syarat kesehatan serta kebersihan lingkungan

Mengelola kebun pembibitan sayur mayor tropis

E. Pendekatan Analisis Tugas (task analysis)

Pendekatan analisis tugas (task analysis) adalah yang paling banyak diterapkan

untuk pendidikan teknologi dan kejuruan di Negara yang sudah maju.Untuk keperluan

analisis tugas ini akan dibedakan antara istilah pekerjaan (job), kewajiban (duties), tugas

(task), kegiatan (activity), pengoperasian (operations) dan langkah-langkah (step), dari

yang paling umum atau yang paling utuh ke bagian terkecil, istilah di atas dapat

digambarkan dibawah:

6

Page 7: MAKALAH KUR KELOMPOK.docx

Hirarki Analisis Pekerjaan untuk Analisis Tugas

Menggunakan diagram dalam gambar diatas untuk menganalisis suatu pekerjaan,

kalau suatu tugas tertentu dapat mewakili dengan representatif suatu kewajiaban (duty)

tertentu, maka hendaknya dapat dimengerti kalau dalam kasus tersebut kewajiban dan

tugas menjadi satu pengertian dan istilahnya dipakai atau dipertukarkan satu sama lain.

Hal lain yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan analisis tugas adalah bahwa

analisis dilaksanakan terhadap pekerja yang sudah benar-benar menduduki jabatan atau

pekerjaan di tempat kerja (job incumbent).

7

pekerjaan

Kewajiban

(Duty 1)

Kewajiban

(Duty 2)

Kewajiban

(Duty 3)

Kewajiban

(Duty 4)

Tugas 1 Tugas 2 Tugas 3 Tugas 4 Tugas 5

Kegiatan 1

Kegiatan 2

Kegiatan 3

Operasi B

Operasi A

Operasi D

Operasi C

Step (a)

Step (b)

Step (c)

Step (d)

Dst.

Page 8: MAKALAH KUR KELOMPOK.docx

Hal lain yang mempengaruhi keberhasilan pendekatan analisis tugas ini tetapi yang

sangat sulit dipenuhi adalah sistimatika dan ketelitian atau kecermatan dalam inventarisasi

data dan pengolahannya nanti.

Dalam melakukan analisis tugas, perlu diperhatikan pula langkah-langkah atau

urutan prosesnya, yang menurut Finch dan Crunkilton (1979) mencakup hal-hal sebagai

berikut:

1. Melakukan kajian literature dan informasi yang relevan

2. Mengembangkan inventori pekerjaan atau jabatan

3. Memilih sampel atau contoh pekerja sebagai sumber data

4. Melaksanakan survey atau penelitian di lapangan

5. Menganalisis hasil survey untuk dijabarkan menjadi kurikulum dan kegiatan

belajar di sekolah

Pelaksanaan Survei Analisis Tugas

Aspek pertama yang dikerjakan dalam pelaksanaan analisis tugas adalah

mengidentifikasi dari sekian banyak jabatan dalam suatu lapangan kerja tertentu, mana

saja atau pekerjaan jenis apa saja yang akan dipilih untuk dikembangkan pendidikan dan

latihannya dengan menggunakan analisis tugas ini. Pertimbangan untuk ini adalah bahwa

jangka waktu proses pengembangan dan pertumbuhan kesempatan kerja harus berada

dalam titik seimbang, ada pertimbangan lainnya seperti kelancaran penempatan lulusan,

daerah penempatan (local, regional atau nasional), biaya investasi permulaan dan biaya

penyelenggaraan selanjutnya.

8

Page 9: MAKALAH KUR KELOMPOK.docx

Tabel 8 :INSTRUMEN MATRIKS ANALISIS PENENTUAN PRIORITAS

PENGEMBANGAN

Jenis

jabatan/pekerjaan

Kebut.

Lapangan

PKK Prospek

Penempatan

Biaya

Investasi

Biaya

Implementasi

Skor

Total

Rangking

1. Sekretaris

2. Kapster salon

3. Pemrogram

4. Analisis kimia

5. Operator

computer

6. Teknisi alat berat

7. Teknisi mesin

industri

8. Teknisi listrik

9. Operator diesel

10. Asisten apoteker

5

3

4

5

5

4

5

5

4

4

5

4

4

3

5

3

5

4

4

4

4

3

2

2

3

3

4

5

4

5

5

2

3

3

3

3

4

4

5

3

5

3

4

3

4

4

5

4

3

2

24

15

17

16

20

17

23

22

20

18

1

8

6,5

7

3,5

6,5

2

3

3,5

5

Keterangan: PKK = Pertumbuhan kesempatan kerja

Skor berkisar antara 5 = sangat layak dikembangkan

1 = sangat tidak layak dikembangkan

Kelayakan masing-masing factor ada kriteria tersendiri

Dalam matriks yang dipaparkan di Tabel di atas Nampak bahwa jabatan

sekretaris, operator computer, teknisi listrik dan teknisi mesin industry menduduki

urutan prioritas atau rangking yang tinggi diantara jabatan-jabatan lain yang

disurvei.Ini kemudian dapat dipakai sebagai indicator untuk menentukan jabatan atau

pekerjaan mana yang harus dikembangkan lebih lanjut analisis tugasnya sehingga

dapat disusun kurikulum pendidikan atau latihannya.

Tabel 9 :INSTRUMEN INVENTARISASI TUGAS (TASK INVENTORY)

9

Page 10: MAKALAH KUR KELOMPOK.docx

SAMPLE n = 65

PENGATUR RAWAT GIGI

No Rincian Tugas Frekuensi Dilakukan Urgensi Dilaksanakan

0 1 2 3 0 1 2 3

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Membersihkan/sterilisasi alat

Menyimpan dan membungkus

alat

Menyiapkan sterilisasi kimia

Menyiapkan alat bedah

Mensucihamakan ruang

operasi

Mencampur oksida seng untuk

base dan gigi palsu sementara

Mencampur amalgam untuk

pekerjaan restorasi

Mencampur silikat untuk

pekerjaan restorasi

Menambal gigi dengan bahan

tambal sementara

Mengelola kartu pasien

3 3 3 56

4 4 6 51

0 4 9 52

2 6 8 49

0 2 4 59

1 1 8 55

3 1 2 59

6 7 844

12 10830

7 10 939

5 0 654

6 0 554

3 1 457

5 4 10 46

0 2 7 56

3 1 754

4 1 654

8 1 645

21 81234

20 18 720

Keterangan: FREKUENSI URGENSI

0 = tidak pernah mengerjakan 0 = sama sekali tidak penting

1 = jarang mengerjakan 1 = sedikit penting

2 = sering mengerjakan 2 = penting

3 = selalu mengerjakan 3 = sangat penting

Dari skor frekuensi masing-masing pilihan jawaban kemudian dihitung

indeks frekuensi dan indeks urgensi untuk mencari urutan tugas.

Tingkat dan jenis skill dalam masing-masing tugas, karena ada yang sifatnya

keterampilan teknis da nada pula yang sifatnya manipulative, sebagaimana dibedakan oleh

10

Page 11: MAKALAH KUR KELOMPOK.docx

Milton Larson (1972). Ahli pendidikan kejuruan ini membedakan kebutuhan skill untuk

mengerjakan suatu tugas menjadi skill manipulative dan skill teknis, yang masing-masing

kemudian dibedakan lebih lanjut menjadi empat tingkatan seperti dalam contoh Instrument

Analisis Kegiatan dan Tingkat Keterampilan ( AKTK) dibawah.

Tabel 10

INSTRUMEN ANALISIS KEGIATAN DAN TINGKAT KETERAMPILAN ( A K T K)

MEKANIK OTOMOTIF

No Unit Pekerjaan (operations) Tingkat Skill

Manipulative

Tingkat Skill

Teknis

Keterangan lain

1.

2.

3.

4.

5.

1.

2.

A. PEMASANGAN

KEPALA SILINDER

Membongkar gasket

Menyekor klep dan

dudukan klep

Memperbaiki mekanik klep

Mendiagnosis kerusakan

mekanik klep

Menyetel saat

pembukaan/penutupan

B. BONGKAR PASANG

BLOK SILINDER

Menyetel ring, torak, dan

pentorak

dst.dst

1

1

1

1

1

1

2

2

2

2

2

2

3

3

3

3

3

3

4

4

4

4

4

4

1

1

1

1

1

1

2

2

2

2

2

2

3

3

3

3

3

3

4

4

4

4

4

4

Keterangan:

Manipulative: Teknis:

11

Page 12: MAKALAH KUR KELOMPOK.docx

1 = perlu kecepatan, sedikit keterampilan 1 = dapat mengerjakan dengan instruksi lisan

2 = kecepatan sedang, keterampilan sedang 2 = dapat mengerkjakan dibawah bimbingan

3 = kecepatan sedang, keterampilan tinggi 3=dapat mengerjakan sendiri dengan bantuan

4 = kecepatan tinggi dan keterampilan tinggi 4 = mampu memperbaiki kerusakan sendiri

Penjabaran Hasil survei menjadi Kurikulum

Dari hasil survey analisis tugas yang diutarakan diatas, kemudian harus diorganisir

dan diolah sehingga menjadi bahan acuan dalam penyusunan isi kurikulum.Hal ini

dilaksanakan dengan melakukan analisis zone (zone analysis) dan analisis isi (content

analysis).Yang pertama-tama melukiskan gambaran menyeluruh isi kurikulum berdasarkan

kelompok mata pelajaran yang dibagi menjadi kelompok spesialisasi, kelompok penunjang,

dan kelompok dasar, masing-masing dengan proprosi yang harus dipikirkan masak-

masak.Yang kedua menyangkut penjabaran rincian hasil analisis tugas menjadi materi

belajar atau unit belajar yang nanti dilanjutkan dengan desain kegiatan instruksional dan

pengadaan materi instruksionalnya, baik yang berupa lembar informasi, lembar kerja,

lembar tugas, dan lembar pengamatan.

Dari kelima pendekatan untuk menentukan isi kurikulum yang sudah diuraikan

diatas tidak dapat dikatakan dengan tegas mana yang paling baik, karena banyak factor

yang terkait dengan kelayakan pemakaian masing-masing pendekatan. Ditinjau dari segi

falsafah pendidikan teknologi dan kejuruan, cara kelima (task analysis) mungkin yang

paling mendekati idealism tentang kurikulum yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja.

Tetapi ditinjau dari peranan pendidikan teknologi dan kejuruan sebagai sarana

pengembangan sumber daya manusia, ada pertimbangan tertentu yang menyebabkan

pendekatan yang terlalu didikte oleh kebutuhan industry ini tidak begitu popular di negara

yang sedang berkembang.

Dengan kata lain masing-masing pendekatan mempunyai segi untung rugi dan

kelemahan serta kelebihan. Menjadi kewajiban para perencana kurikulum untuk dapat

mencari sendiri paradigm pendidikan kejuruan yang paling sesuai dengan konteks

masyarakat dan kemudian mencari pendekatan yang khusus dikembangkan untuk mengisi

paradigm tersebut dengan pelaksanaan operasional.

BAB III

12

Page 13: MAKALAH KUR KELOMPOK.docx

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan-kesimpulan yang dapat ditarik dari makalah ini adalah sebagai berikut.

1. Dalam merancang sebuah Kurikulum Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (KPTK)

perlu adanya strategi pendekatan, antara lain yaitu pendekatan filosofis, introspektif,

DACUM, Fungsional, dan Pendekatan Analisis Tugas.

2. Pendekatan Introspektif mendasarkan penentuan isi kurikulum pada hasil pemikiran

perorangan atau kelompok, tetapi difokuskan pada pemikiran dan perasaan dari

mereka yang terlibat langsung dalam penyelenggaraan pendidikan teknologi dan

kejuruan

3. Pendekatan Fungsional didasari oleh asumsi bahwa anak didik yang belajar melalui

pendidikan teknologi dan kejuruan harus mempelajari fungsi-fungsi apa yang harus

ada untuk menjamin kelangsungan kerja suatu industry atau dunia usaha tertentu,

dan kemudian dijabarkan menjadi penampilan-penampilan (performance) yang

terkait dengan fungsi atau tugas tertentu untuk dijadikan masukan bagi perencana

kurikulum.

B. Saran

Adapun saran-saran dalam makalah ini yaitu

Perlu dilakukan tinjauan yang lebih mengarah pada kurikulum PTK, serta lebih

adaptif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan Dan teknologi, serta kebutuhan

masyarakat pada saat ini.

DAFTAR PUSTAKA

13

Page 14: MAKALAH KUR KELOMPOK.docx

Sukanto , 1988. Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum PTK , Jakarta : Dirjen

Pendidikan Tinggi

14