15
TUGAS MAKALAH KONSELING PADA IBU BERSALIN KELOMPOK 2 ALFISAH ARSYAD AFFIFAH FEBRIANTI PADILA ARISANDI SARI FAUZIAH KAMELIA WAHDAH Pembimbing Hj.Muflihah, AM.Keb,SKm,M.Mkes AKADEMI KEBIDANAN ABDI PERSADA

Makalah Konseling Ibubersalin Ibu Muf

Embed Size (px)

Citation preview

TUGAS MAKALAHKONSELING PADA IBU BERSALIN

KELOMPOK 2ALFISAH ARSYAD

AFFIFAHFEBRIANTI

PADILA ARISANDISARI FAUZIAH

KAMELIA WAHDAH

PembimbingHj.Muflihah, AM.Keb,SKm,M.Mkes

AKADEMI KEBIDANAN ABDI PERSADATAHUN AJARAN 2012-2013

SEMESTER II

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………………….. iDAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………………………… iiBAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG…………………………………………………………………………….. 1B. TUJUAN……………………………………………………………………………………………. 2

BAB II PEMBAHASAN1. PENGERTIAN PERSALINAN..………………………………………………………………. 32. PERUBAHAN PSIKOLOGIS IBU BERSALIN……………………………………………. 33. KOMUNIKASI DAN KONSELING PADA IBU BERSALIN………………………….. 44. TUJUAN KONSELING…….……………………………………………………………………. 45. FUNGSI KONSELING…………………………….…………………………………………….. 46. PROSES KONSELING……………………….………………………………………………….. 47. LANGKAH DALAM KONSELING PADA IBU BERSALIN……………..……………. 58. HARAPAN BIDAN SETELAH DIADAKAN

KONSELING………………………………………………………..…………………………..….. 69. KETERAMPILAN OBSERVASI………………………………………………………………… 6

BAB III PENUTUP KESIMPULAN…………………………………………………………………………………………… 8DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………………………… 9

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “konseling pada ibu bersalin”. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah komunikasi dalam praktik kebidanan.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua anggota kelompok 2 yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Semoga makalah ini memberikan informasi bagi teman-teman dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Banjarmasin, 18 April 2013

Penyusun

BAB IPENDAHULUAN

1.1    Latar BelakangDalam praktik kebidanan, pembrian asuhan kebidanan yang berkualitas sangat

dibutuhkan. Kualitas kebidanan ditentukan dengan cara bidan membina hubungan baik, baik sesama rekan sejawat ataupun dengan orang yang diberi asuhan.Upaya meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan juga ditentukan oleh keterampilan bidan untuk berkomunikasi secara efektif dan melakukan konseling yang baik dengan klien.Karna melalui komunikasi yang efektif setra konseling yang berhasil, kelangsungan dan berkesinambungan penggunaan jasa pelayanan bidan untuk kesehatan perempuan selama siklus kehidupan akan tercapai.

Tujuan1. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu menerapkan konseling pada klien sesuai dengan masalah yang dihadapi oleh klien.

2. Tujuan khusus Setelah membaca makalah kmunikasi dan konseling dalam kebidanan, diharapkan mahasiswa dapat :

a. Memahami definisi konseling dalam praktik kebidanan.b. Memahami tujuan dilakukannya konseling dalam kebidananc. Memahami langkah-langkah konseling dalam kebidanand. Memahami hambatan-hambatan konseling dalam kebidanan

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PERSALINAN

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lahir dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (Manuaba, 1998:157).

Tanda-tanda permulaan persalinan: Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul terutama pada primigravida. Pada multipara tidak begitu terlihat.Perut kelihatan lebih melebar,fundus uteri turun. Perasaan sering-sering atau susah kencing (polakisuria) karena kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah janin. Perasaan sakit di perut dan di pinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah dari uterus kadang-kadang di sebut ”false labor pains”. Serviks menjadi lembek,mulai mendatar dan setresinya bertambah bisa bercampur darah (bloody show).

Tanda-Tanda In-Partu: Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat sering dan teratur.Keluarnya lendir bercampur darah yang labih banyak karena robekan-robekan kecil pada serviks.Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.Pada pemeriksaan dalam : serviks mendatar dan pembukaan telah ada.Seperti telah di kemukakan terdahulu,faktor-faktor yang berperan dalam persalinan adalah :Kekuatan mendorong janin keluar (power) :Ø His (kontraksi uterus)Ø Kontraksi otot-otot dinding perutØ Kontraksi diafragmaØ Faktor janinØ Faktor jalan lahir

B. PERUBAHAN PSIKOLOGIS IBU BERSALIN

Fase laten : pada fase ini ibu biasanya merasa lega dan bahagia karena masa kehamilannya akan segera berakhir. Namun pada awal persalinan wanita biasanya gelisah, gugup, cemas, dan khawatir sehubungan dengan rasa tidak nyaman karena kontraksi. Biasanya dia ingin berbicara, perlu ditemani, tidak tidur, ingin berjalan-jalan dan menciptakan kontak mata. Pada wanita yang dapat menyadari bahwa proses ini wajar dan alami akan mudah beradaptasi dengan keadaan tersebut.

Fase aktif : saat kemajuan persalinan sampai pada fase kecepatan maksimum rasa khawatir wanita menjadi meningkat. Kontraksi menjadi semakin kuat dan frekuensinya lebih sering sehingga wanita tidak dapat mengontrolnya. Dalam keadaan ini wanita akan menjadi lebih serius. Wanita tersebut menginginkan seseorang untuk mendampinginya karena dia merasa takut tidak mampu beradaptasi dengan kontraksinya.

C. KOMUNIKASI DAN KONSELING PADA IBU BERSALIN

Komunikasi adalah : seni penyampaian informasi (peran, message, ide,sikap atau gagasan) dari komunikator untuk merubah serta permohonan yang dikehendaki komunikator. Komunikasi, menciptakan hubungan antara bidan dengan pasien untuk mengenal kebutuhan dan menentukan rencana tindakan. Tanggung jawab penolong persalinan untuk mengkaji perawatan yang paling tepat pada awal persalinan telah dibicarakan dan pentingnya pemberian dukungan sepanjang persalinan. Di manapun kelahiran terjadi, terbinanya hubungan yang baik antara wanita dan pemberi perawatan sangat penting baik mereka pernah atau belum bertemu sebelumnya.

Konseling kebidanan adalah bantuan kepada orang lain dalam bentuk wawancara yang menuntut adanya komunikasi, interaksi yang mendalam dan usaha bersama antara konselor (bidan) dengan konseli (klien) untuk mencapai tujuan konseling yang dapat berupa pemecahan masalah, pemenuhan kebutuhan ataupun perubahan tingkah laku/ sikap dalam ruang lingkup pelayanan kebidanan.

D. TUJUAN KONSELINGTujuan konseling diarahkan sebagai layanan yang membantu masalah yang dihadapi klien.Oleh karna itu, bidan sebagai konselor harus berusaha mengambangkan potensi yang ada agar dapat digunakan klien secara efektif.Berdasarkan hal tersebut, ada dua fungsi dalam tujuan konseling kebidanan yang harus diperhatikan bidan, yaitu sebagai berikut:a. Fungsu kuratif

Bertujuan membantu memecahkan masalah yang dihadapi klien dalam proses perkembanganya atau membantu mengatasi masalah klien.Dimana klien tidak dapat mengembangkan dirinya karena beberapa alasan yang diterima, maka klien dibantu untuk memahami dan menyelesaikan perkembanganya.

b. Fungsi preventifFungsi prenventif tidak hanya mengatasi masalah yang telah terjadi, tetapi juga menjaga agar masalah tidak bertambah serta muncul massalah baru yang dapat mengganggu diri klien dan orang lain.Fungsi preventif dapat diberikan dengan beberapa terapi yang sesuai dengan masalah dan keadaan klien itu sendiri.Sedangkan secara garis besar tujuan konseling dalam praktik kebidanan adalah mengubah pengetahuan, sikap, dan perilaku klien.

E. FUNGSI KONSELING1. Pencegahan : mencegah timbulnya masalah kesehatan.2. Penyesuaian : membantu klien mengalami perubahan biologis, psikologis, kultural dan

lingkungan .3. Perbaikan : perbaikan terjadi bila ada penyimpangan perilaku klien4. Pengembangan : meningkatkan pengetahuan dan kemampuan serta peningkatan derajat

kesehatan

F. PROSES KONSELING1. Pembinaan hubungan baik (rapport) : Pembinaan hubungan baik dimulai sejak awal

pertemuan dengan klien dan perlu dijaga seterusnya dengan :a. Memberi salam pada awal setiap pertemuan.

b. Memperkenalkan diric. Menciptakan suasana nyaman dan aman.d. Memberikan perhatian penuh pada klien SOLER.

S : Face your clients squarely (menghadap klien) & smile/ nod at clients (senyum/    mengganggukkan kepala).

O : Open and Non Judgemental Facial Expression (ekspresi muka menunjukkan sikap terbuka dan tidak menilai).

L : Lean Towards Client (tubuh condong kearah klien).E : Eye Contact in a culturally- Acceptable Manner (kontak mata/ tatap mata sesuia

dengan cara yang diterima budaya setempat).R : Relaxed and Friendly Manner (santai dan sikap bersahabat).

e. Bersabarf. Tidak memotong pembicaraan klien

2. Pengambilan keputusan, pemecahan masalah dan perencanaan setelah mendapatkan dan memberikan cukup informasi sesuai dengan masalah dan kondisi klien, konselor membantu klien memecahkan masalah yang dihadapi atau membuat perencanaan untuk mengatasi masalah.

3. Menindak lanjuti pertemuan : Menindaklanjuti pertemuan konseling dengan membuat rangkuman, merencanakan pertemuan selanjutnya/ merujuk klien.

4. Kompetensi dalam melakukan percakapan : Komunikasi dikatakan efektif bila ada sikap perilaku kompeten dari kedua belah pihak.

G. LANGKAH DALAM KONSELING PADA IBU BERSALIN:1. Menjalin hubungan yang mengenakkan dengan klien, bidan menerima klien apa adanya

dan memberikan dorongan verbal yang positif.2. Kehadiran

Merupakan bentuk tindakan aktif keterampilan yang meliputi mengatasi semua kekacauan/kebingungan, memberikan perhatian total pada klien. Bidan dalam memberikan perdampingan klien yang bersalin difokuskan secara fisik dan fisiologis.

3. MendengarkanBidan selalu mendengarkan dan memperhatikan kelhan klien

4. Sentuhan dalam pendampingan klien yang bersalinSentuhan bidan terhadap klien akan memberikan rasa nyaman dan dapat membantu relaksasi.Misalnya: ketika kontraksi pasien merasakan kesakitan, bidan memberikan sentuhan pada daerah pinggang klien. Sehingga pasien akan merasakan nyaman.

5. Memberikan informasi tentang kemajuan persalinanMerupakan upaya untuk memberikan rasa percaya diri pada klien. Bahwa klien dapat menyelesaikan persalinannya.

6. Memandu persalinan dengan memanduMisalnya: bidan menganjurkan kepada klien untuk meneran pada saat his berlangsung.

7. Mengadakan kontak fisik dengan klienMisalnya: mengelap keringat, mengipasi, memeluk pasien, menggosok punggung pasien.

8. Memberikan pujian kepada klien atas usaha yang telah dilakukannya.Misanya: bidan mengatakan”bagus ibu, pintar sekali menerannya”.

9. Memberikan ucapan selamat kepada klien atas kelahiran bayinya dan mengatakan ikut berbahagia.

H. HARAPAN BIDAN SETELAH DIADAKAN KONSELING ADALAH KEMANDIRIAN KLIEN DALAM:1. Peningkatan kemampuan klien dalam mengenali masalah, merumuskan pemecahan

masalah, menilai hasil tindakan dengan tepat.2. Klien mempunyai pengalaman dalam menghadapi masalah kesehatan.3. Klien merasa percaya diri dalam menghadapi masalah.4. Munculnya kemandirian dalam pemecahan masalah kesehatan.

I. KETERAMPILAN OBSERVASI

Hal yang perlu kita observasi adalah tingkah laku verbal, non verbal dan kesenjangan antara tingkah laku verbal dan non verbal. Kepekaan dalam observasi merupakan hal yang paling mendasar dalam membina komunikasi efektif. Seorang bidan, dengan keahliannya dapat mengobservasi,dapat menyakinkan dan menolong wanita tersebut agar mampu melepaskan dirinya dari rasa sakit yang berlebihan, untuk melalui proses ini secara aman baik bagi dirinya maupun bagi bayinya juga untuk bersikap terbuka dan menerima hal-hal yang terjadi pada dirinya(Wiknjosastro, 1999:177).

Untuk menghadapi proses persalinan tidak semua orang (klien) bisa dengan tenang menghadapinya oleh karena itu sebagai tenaga kesehatan terutama bidan harus bisa tanggap dalam memberikan asuhannya. Di sini komunikasi sangat diperlukan. Dalam dunia kebidanan, teknik komunikasi dikenal dengan komunikasi terapeutik, yang berarti suatu proses penyampaian nasehat kepada pasien untuk mendukung upaya penyembuhan. Seorang bidan dalam memberikan asuhannya terlebih dahulu menyampaikan ide dan pikirannya,sehingga komunikasi dalam kebidanan dikenal secara luas sebagai terapeutik/mengandung nilai pengobatan dan semua interaksi yang dilakukan ditunjukkan dalam upaya penyembuhanpenyakit (terpeutik).

Dikenal dua macam teknik komunikasi yaitu secara verbal (menggunakan kata-kata dalam bentuk lisan/tulisan) dan teknik non verbal (menggunakan bentuk lain sepertisikap, gerak tubuh, ekspresi wajah/mata, sentuhan tangan dan isyarat) (Anonim, 1993:4)

Secara verbal dapat memberikan bukti bahwa bidan selalu ada saat ibu bersalin, sehingga ibu bersalin merasa tenangdan dapat mengurangi persepsi ibu tentang nyeri. Teknik non verbal yang dapat dilakukan seperti menggosok punggung ibu, mengusap keringat ibu akan dapat memberi rasa nyaman pada ibu bersalin, sehingga kebutuhan ibu akan rasa nyaman terpenuhi (Anonim, 1993:3)

Hampir semua wanita mengalami nyeri selama persalinan, tetapi respon setiap wanita terhadap nyeri persalinan berbeda-beda. Ada beberapa metode non-invasif sekaligus non-farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri yang dapat di gunakan selama persalinan. Banyak wanita merasa

nyeri berkurang dengan mandi, sentuhan dan pijatan. Ada pula wanita yang mengatasi nyeri dengan cara relaksasi yang di lakukan secara verba, menjauhkan wanita dari nyerinya secara hipnotis, musik dan umpan balik biologis.

Pentingnya komunikasi terapeutik dalam menurunkan rasa nyeri yang ditimbulkan oleh persalinan sangat diperlukan, oleh karena itu bidan dalam persalinan harus bisa membantu menimbulkan rasa percaya diri, karena bila klien itu sendiri grogi atau gugup dalam persalinanya baik fisik maupun mental belum siap maka, timbul rasa ketakutan dan rasa nyeri yang dirasakan bertambah (Kartono, 1992:153). Jika bidan memfokuskan perhatiannya pada klien maka bidan dapat membantu klien untuk mengabsorbsi dan mengikis rasa sakitnya. Bidan sebaiknya memberi informasi yang akurat dan mudah dipahami tentang kemajuan persalinannya dan selalumemberikan pujian dan dukungan.

Menurut konsep dasar adaptasi manusia terhadap stimulasi yaitu teknik komunikasi terapeutik yang ditentukan oleh kebutuhan fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependensi. Dalam kebutuhan fisilogis, ibu bersalin berharap akan terbebas dari rasa nyeri karena salah satu darikebutuhan fisiologis manusia adalah kebutuhan akan rasa aman dan nyaman. Pada ibu bersalin rasa nyaman dipenuhi bila terbatas dari rasa nyeri sedangkan pada konsep interdependensi/salingketergantungan menujukkan bahwa ibu bersalin membutuhkan orang lain untuk diajak berkomunikasi. Dengan harapan saat berkomunikasi dengan orang lain (suami, keluarga, bidan) tersebut, nyeri yang dirasakan dapat berkurang (Anonim,1993:3).

BAB III

PENUTUP

KESIMPULANKonseling kebidanan adalah suatu proses pembelajaran, pembinaan hubungan baik,

pemberian bantuan, dan bentuk kerja sama yang dilakukan secara professional (sesuai dengan bidangnya) oleh bidan kepada klien untuk memecahkan masalah, mengatasi hambatan perkembangan, dan memenuhi kebutuhan klien.Tujuan konseling diarahkan sebagai layanan yang membantu masalah yang dihadapi klien.Oleh karna itu, bidan sebagai konselor harus berusaha mengambangkan potensi yang ada agar dapat digunakan klien secara efektif

DAFTAR PUSTAKA

http://chooeysoklat.wordpress.com/2012/09/28/komunikasi-dan-konseling-pada-ibu-bersalin/

Johan T.A, dan  Yulifah Rita. 2009. Komunikasi dan Konseling dalam Kebidanan. Jakarta:Salemba  Medika

Arwani. 2002. Komunikasi dalam Keperawatan. EGC. JakartaWulandari Dian.2009. Komunikasi Dan Konseling Dalam Praktik Kebidanan.Jogjakarta: NUHA MEDIKA Press.