21
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem koloid merupakan bentuk campuran dari dua atau lebih suatu bentuk campuran dua atau lebih zat yang bersifat homogen namun memiliki ukuran partikel terdispersi yang cukup besar (1 - 100 nm), sehingga terkena efek Tyndall (adalah efek yang terjadi jika suatu larutan terkena sinar). Bersifat homogen berarti partikel terdispersi tidak terpengaruh oleh gaya gravitasi atau gaya lain yang dikenakan kepadanya; sehingga tidak terjadi pengendapan. Sifat homogen ini juga dimiliki oleh larutan, namun tidak dimiliki oleh campuran biasa (suspensi). Koloid mudah dijumpai di mana-mana: susu, agar-agar, tinta, sampo, serta awan merupakan contoh-contoh koloid yang dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Sitoplasma dalam sel juga merupakan sistem koloid. Kimia koloid menjadi kajian tersendiri dalam kimia industri karena kepentingannya. 1

makalah koloid.docx

Embed Size (px)

DESCRIPTION

makalah

Citation preview

Page 1: makalah koloid.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem koloid merupakan bentuk campuran dari dua atau lebih suatu bentuk

campuran dua atau lebih zat yang bersifat homogen namun memiliki ukuran partikel

terdispersi yang cukup besar (1 - 100 nm), sehingga terkena efek Tyndall (adalah efek

yang terjadi jika suatu larutan terkena sinar).

Bersifat homogen berarti partikel terdispersi tidak terpengaruh oleh gaya

gravitasi atau gaya lain yang dikenakan kepadanya; sehingga tidak terjadi

pengendapan. Sifat homogen ini juga dimiliki oleh larutan, namun tidak dimiliki oleh

campuran biasa (suspensi).

Koloid mudah dijumpai di mana-mana: susu, agar-agar, tinta, sampo, serta awan

merupakan contoh-contoh koloid yang dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.

Sitoplasma dalam sel juga merupakan sistem koloid. Kimia koloid menjadi kajian

tersendiri dalam kimia industri karena kepentingannya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Koloid?

2. Apa jenis-jenis Koloid?

3. Apa sifat-sifat Koloid?

4. Seperti apa pembuatan sistem Koloid?

5. Seperti apa kegunaan Koloid?

1

Page 2: makalah koloid.docx

1.3 Tujuan

1.      Memahami pengertian Koloid

2.      Memahami jenis-jenis Koloid

3.      Memahami sifat-sifat Koloid

4.      Memahami pembuatan sistem Koloid

5.      Memahami kegunaan Koloid

1.4 Sistematika Penulisan

Kata pengantar, Daftar isi, Bab I terdiri dari latar belakang, rumusan masalah,

tujuan dan juga sistematika penulisan yang terdapat pada makalah ini.Bab II terdiri

dari isi yang membahas mengenai Koloid. Bab III merupakan bab penutup dimana

terdapat kesimpulan dan saran dari apa yang dibahas pada makalah ini, daftar

pustaka.

2

Page 3: makalah koloid.docx

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Koloid

Koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya antara larutan dan

suspensi. Larutan memiliki sifat homogen dan stabil. Suspensi memiliki sifat

heterogen dan labil. Sedangkan koloid memiliki sifat heterogen dan stabil. Koloid

merupakan sistem heterogen, dimana suatu zat "didispersikan" ke dalam suatu media

yang homogen. Ukuran zat yang didispersikan berkisar dari satu nanometer (nm)

hingga satu mikrometer (µm).

perhatikan perbedaan tiga contoh campuran di bawah ini :

a.      Campuran antara air dengan sirup.

b.      Campyuran antara air dengan susu.

c.       Campuran antara air dengan pasir.

Jika kita campurkan air dengan sirup maka sirup akan terdispersi (bercampur)

dengan air secara homogen (bening) Jika didiamkan, campuran itu tidak memisah dan

juga tidak dapat dipisahkan dengan penyaringan biasa maupun penyaringan yang

lembut (penyaringan mikro). Secara makroskopis maupun mikroskopis mcampuran

ini tampak homogen, tidak dapat dibedakan mana yang air dan mana yang sirup.

Campuran seperti inilah yang disebut larutan.

Jika kita campurkan susu (misalnya, susu instan) dengan air, ternyata susu "larut"

tetapi "larutan" itu tidak bening melainkan keruh. Jika didiamkan, campuran itu tidak

memisah dan juga tidak dapat dipisahkan dengan penyaringan (hasil penyaringan

tetap keruh). Secara makroskopis campuran ini tampak homogen. Akan tetapi, jika

3

Page 4: makalah koloid.docx

diamati dengan mikroskop ultra ternyata masih dapat dibedakan partikel-partikel

lemak susu yang tersebar di dalam air. Campuran seperti inilah yang disebut koloid.

Jika kita campurkan air dengan pasir maka pasir akan terdispersi (bercampur)

dengan air secara heterogen dan langsung  memisah antara air dengan pasir, yang

keadaannya pasir akan mengendap di dasar air dan dapat dipisahkan dengan

penyaringan biasa, bahkan dapat dipisahkan dengan cara dituang perlahan-lahan.

Secara makroskopis campuran ini sudah tampak hetrogen, dapat dibedakan mana

yang air dan mana yang pasir. Campuran seperti inilah yang disebut suspensi.

Jadi, koloid tergolong campuran heterogen (dua fase) dan setabil. Zat yang

didipersikan disebut fase terdispersi, sedangkan medium yang digunakan untuk

mendispersikan zat disebut medium dispersi. Fase terdispersi

bersifat diskontinu (terputus-putus), sedangkan medium dispersi bersifat kontinu.

Pada campuran susu dengan air, fase terdispersi adalah lemak, sedangkan medium

dispersinya adalah air.

2.2 Pembuatan Koloid

1. Cara Kondensasi

a. Dilakukan dengan cara menggabungkan atau mengumpulkan molekul atau ion

dari larutan sejati menjadi partikel koloid

b. Dapat dilakukan melalui : Reaksi Redoks, Reaksi Hidrolisis, Reaksi

Penggaraman

2. Cara Dispersi

a. Proses mengubah partikel kasar menjadi partikel koloid.

b. Dilakukan melalui : Cara mekanik (penggerusan), cara peptisasi (penambahan

ion sejenis dalam endapan), cara busur bredig (cara listrik)

4

Page 5: makalah koloid.docx

Cara Kondensasi

Cara kondensasi termasuk cara kimia.

Partikel molekular ------> Partikel koloid

contoh :

Reaksi Redoks

2 H2S(g) + SO2(aq)  ------>   3 S(s) + 2 H2O(l)

Reaksi Hidrolisis

FeCl3(aq) + 3 H2O(l)  ------>   Fe(OH)3(s) + 3 HCl(aq)

Reaksi Substitusi

2 H3AsO3(aq) + 3 H2  ------> S(g)   As2S3(s) + 6 H2O(l)

Reaksi Penggaraman

Beberapa sol garam yang sukar larut seperti AgCl, AgBr, PbI2, BaSO4 dapat

membentuk partikel koloid dengan pereaksi yang encer.

AgNO3(aq) (encer) + NaCl(aq) (encer)  ------>  AgCl(s) + NaNO3(aq) (encer)

3. Cara Dispersi

Cara dispersi dapat dilakukan dengan cara mekanik atau cara fisika:

Partikel Besar  ------> Partikel Koloid

5

Page 6: makalah koloid.docx

4. Cara Mekanik

Cara ini dilakukan dari gumpalan partikel yang besar kemudian dihaluskan

dengan cara penggerusan atau penggilingan.

5. Cara Busur Bredig

Cara ini digunakan untak membuat sol-sol logam.

6. Cara Peptisasi

Cara peptisasi adalah pembuatan koloid dari butir-butir kasar atau dari suatu

endapan dengan bantuan suatu zat pemeptisasi (pemecah).

Contoh:

- Agar-agar dipeptisasi oleh air ; karet oleh bensin.

- Endapan NiS dipeptisasi oleh H2S ; endapan Al(OH)3 oleh AlCl3

2.3 Sifat Koloid

1. Efek Tyndall

Efek Tyndall adalah efek penghamburan cahaya oleh partikel koloid.

2. Gerak Brown

Gerak Brown adalah gerak acak, gerak tidak beraturan dari partikel koloid.

3. Adsorbsi

Beberapa partikel koloid mempunyai sifat adsorbsi (penyerapan) terhadap

partikel atau ion atau senyawa yang lain.

Penyerapan pada permukaan ini disebut adsorbsi (harus dibedakan dari

absorbsi yang artinya penyerapan sampai ke bawah permukaan).

Contoh :

6

Page 7: makalah koloid.docx

(i) Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion

H+.

(ii) Koloid As2S3 bermuatan negatit karena permukaannya menyerap ion S2.

4. Koagulasi

Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan.

Dengan terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk

koloid.

Koagulasi dapat terjadi secara fisik seperti pemanasan, pendinginan dan

pengadukan atau secara kimia seperti penambahan elektrolit, pencampuran

koloid yang berbeda muatan.

5. Koloid Liofil dan Koloid Liofob

Koloid ini terjadi pada sol yaitu fase terdispersinya padatan dan medium

pendispersinya cairan.

Koloid Liofil:

sistem koloid yang affinitas fase terdispersinya besar terhadap medium

pendispersinya.

Contoh: sol kanji, agar-agar, lem, cat

Koloid Liofob:

sistem koloid yang affinitas fase terdispersinya kecil terhadap medium

pendispersinya.

Contoh: sol belerang, sol emas.

7

Page 8: makalah koloid.docx

Keadaan koloid atau sistem koloid atau suspensi koloid atau larutan koloid

atau suatu koloid adalah suatu campuran berfasa dua yaitu fasa terdispersi dan

fasa pendispersi dengan ukuran partikel terdispersi berkisar antara 10-7

sampai dengan 10-4 cm. Besaran partikel yang terdispersi, tidak menjelaskan

keadaan partikel tersebut. Partikel dapat terdiri atas atom, molekul kecil atau

molekul yang sangat besar. Koloid emas terdiri atas partikel-partikel dengan

bebagai ukuran, yang masing-masing mengandung jutaan atom emas atau

lebih. Koloid belerang terdiri atas partikel-partikel yang mengandung sekitar

seribu molekul S8. Suatu contoh molekul yang sangat besar (disebut juga

molekul makro) ialah hemoglobin. Berat molekul dari molekul ini 66800

s.m.a dan mempunyai diameter sekitar 6 x 10-7 .

2.4 Rangkuman Sistem Koloid

Sistem disperesi adalah pencampuran secara nyata antara dua zat atau lebih di

mana zat yang jumlahnya lebih sedikit disebut dengan fase terdispersi dan zat yang

jumlahnya lebih banyak disebut medium pendispersi.

Berdasarkan ukuran fase terdispersinya, system dipersi dibedakan menjadi tiga,

yaitu : larutan sejati, koloid dan suspensi. Sifat dari masing masing system disperse

tersebut adalah Larutan Sejati Koloid Suspensi:

a. Homogen meskipun dengan mikroskop ultra

b. Jernih

c. Satu Fase

d. Tidak dapat disaring

e. Stabil / tidak memisah

f. Diameter < 10-7 cm

8

Page 9: makalah koloid.docx

a. Tampak homogen, tetapu heterogen dengan mikroskosp ultra

b. Tidak jernih

c. Dua Fase

d. Dapat disaring dengan kertas saring ultra

e. Stabil

f. diameter : 10-7 – 10-5 cm

a. Heterogen

b. Tidak Jernih

c. Dua Fase

d. Dapat disaring dengan kertas saring biasa

e. Tidak Stabil

f. Diamater : > 10-5 cm

Berdasarkan jenis fase terdispersi dan medium pendispersinya dikenal

delapa macam system koloid,yaitu :

No. Fase Medium Nama

Koloid

Contoh

1. Gas Cair Buih / Busa Buih sabun, buih sampho, buih detergen, krim

kocok,ombak, dll

2.      Gas Padat Busa padat Batu apung, karet busa, lava, biscuit

3.      Cair Gas Aerosol Cair Kabut, awan, pengeras rambut(hair sparay), dan

obat semprot

4.      Cair Cair Emulsi cari Susu, santan, es krim, minyak ikan, dan mayones,

9

Page 10: makalah koloid.docx

5.      Cair Padat Emulsi padat Keju, mentega, mutiara, selai, jeli, nasi, agar-agar,

lateks, semir padat, dan lem padat

6.       Padat Gas Aerosol padat Asap, debu di udara, dan asap buangan knalpot

7.       Padat Cair Sol (gel) Sol emas, sol belerang, cat, tinta, kanji, lotion,

putih telur, air Lumpur, semir cair, dan lem cair

8. Padat Padat Sol padat Paduan logam (alloy), kaca berwarna, gelas

warna,intan, tanah, permata, perunggu, dan kuningan

2.5 Sifat – Sifat Koloid

1. Efek Tyndal

a.     Peristiwa penghamburan cahaya oleh partikel koloid

b.     Penyebabnya : ukuran yang dimiliki oleh partikel koloid

2. Gerak Brown

Gerak lurus tak beraturan (zig-zag) dari partikel koloid dalam medium

pendispersi

Terjadi akibat tabrakan antara partikel koloid dengan mendium pendispersinya

Gerak semakin cepat jika ukuran partikel koloid semakin kecil

Gerak Brown menyebabkan system koloid bersifat stabil

3. Elektroforesis

10

Page 11: makalah koloid.docx

adalah pergerakan koloid di bawah pengaruh medan listrik.

partikel koloid data bermuatan listrik karena terjadi penyerapan ion pada

permukaan

Manfaat Elektroforesis

a. Untuk menentukan muatan partikel koloid

b. Untuk memproduksi barang barang industri yang terbuat dari karet

c. Untuk mengurangi zat pencemar udara yang dikeluarkan dari cerobong

asap pabrik

d. dengan alat yang disebut Cottrel

4. Adsorpsi

a.      Adalah proses penyerapan suatu zat di permukaan zat lain.

b.      Zat yang diserap disebut fase terserap dan zat yang menyerap disebut

adsorpen.

c.       Disebabkan karena gaya tarik molekul-molekul pada permukaan

adsorpen.

d.      Pemanfaatan adsorpsi dalam kehidupan sehari-hari antara lain :

Proses pemutihan gula pasir

Penyembuhan sakit perut dengan serbuk karbon atau norit

Penjernihan air keruh dengan menggunakan tawa (Al2(SO4)3)

5. Penggunaan arang aktif

11

Page 12: makalah koloid.docx

a. Penggunaan arang halus pada masker, berfungsi untuk menyerap gas

yang beracun

b. Filter pada rokok, yang berfungsi untuk mengikat asap nikotin dan tar

6. Koagulasi

a.      peristiwa pengendapan atau penggumpalan partikel koloid

b.      terjadi karena kerusakan stabilitas system koloid atau karena

penggabungan partikel koloid yang berbeda muatan.

c.       terjadi dalam 3 cara

Mekanik, yakni dengan pengadukan, pemanasan dan pendinginan

Penambahan elektrolit

Pencampuran koloid yang berbeda muatan elektroforesis

Proses Koagulasi dalam kehidupan sehari-hari terjadi pada : perebusan telur,

perebusan Tahu, pembuatan lateks, proses penjernihan air, pembentukan delta

di muara sungaiPengolahan asap atau debu.

7. Koloid Pelindung

system koloid yang ditambahkan pada koloid lain agar diperoleh koloid yang

stabil

contoh : gelatin yang digunakan pada pembuatan es krim untuk

mencegahpembentukan kristal es yang keras dan kasar

12

Page 13: makalah koloid.docx

8. Dialisis

a. proses penghilangan ion-ion penggangu kestabilan koloid dengan

menggunakan selaput Semipermeabel.

b. Selaput semipermeabel adalah selaput yang hanya dapat dilewati oleh

ion dan air, Tetapi tidak dapat dilewati oleh partikel koloid.

c. Aplikasi dalam kehidupan : Dalam proses cuci darah penderita gagal

ginjal, proses dialysis Berfungsi untuk menghilangkan urea dari darah.

9. Koloid Liofil dan Liofob

a. Koloid Liofil : koloid yang partikelnya menarik (suka) medium

pendispersinya.

Contoh : agar-agar, lem, kanji, gelatin

b. Koloid Liofob ; koloid yang tidak menarik (tidak suka)

medium pendispersinya.

Contoh : koloid logam

13

Page 14: makalah koloid.docx

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian bahasan “KOLOID” dapat disimpulkan bahwa :

Koloid adalah suatu campuran zat heterogen (dua fase) antara dua zat atau lebih

di mana partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase terdispersi/yang dipecah)

tersebar secara merata di dalam zat lain (medium pendispersi/ pemecah). Ukuran

partikel koloid berkisar antara 1-100 nm.

Keadaan koloid atau sistem koloid atau suspensi koloid atau larutan koloid atau

suatu koloid adalah suatu campuran berfasa dua yaitu fasa terdispersi dan fasa

pendispersi dengan ukuran partikel terdispersi berkisar antara 10-7 sampai dengan

10-4 cm. Besaran partikel yang terdispersi, tidak menjelaskan keadaan partikel

tersebut.

Koloid banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, contohnya saja di alam,

kedokteran, pertanian, dsb;

3.2 Saran

Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari bahwa masih banyak

kekurangannya atau masih jauh dari kesempurnaannya seperti yang diharapkan oleh

karena itu kritik dan saran baik itu dari bapak/Ibu Guru maupun rekan siswa/i yang

bersifat konstruktif sangat diharapkan guna memperbaiki penulisan lebih lanjut.

14

Page 15: makalah koloid.docx

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_koloid

http://sistemkoloid.tripod.com/kegunaan.htm

http://nabilahfairest.multiply.com/journal/item/38/koloid

http://user.cbn.net.id/johanoni/koloid.htm

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_sma1/kelas_x/koloid/

15