25
KEYPAD MAKALAH diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah mikrokontroler kelas C Oleh : Cries Avian NIM 121910201033 Kelas C PROGRAM STUDI S1 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JEMBER 2013

Makalah Keypad

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Makalah Keypad

Citation preview

Page 1: Makalah Keypad

KEYPAD

MAKALAH

diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah mikrokontroler

kelas C

Oleh :

Cries Avian

NIM 121910201033

Kelas C

PROGRAM STUDI S1

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS JEMBER

2013

Page 2: Makalah Keypad

2

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Allah SWT. Penguasa

Semesta Alam yang menganugerahi cinta, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya,

sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan tugas mata kuliah

mikrokontroler dengan judul Keypad DTMF dengan baik dan lancar. Shalawat

dan salam senantiasa tercurahkan kepada revolusi akbar, kepada junjungan kita,

Nabi Muhammad SAW beserta seluruh keluarga, sahabat, dan ummat Rasulullah

SAW, serta orang-orang yang telah mengikuti jejak langkah Beliau sampai akhir

zaman.

Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas perkuliahan

mikrokontroler sebagai wujud dari partisipasi saya dalam mengembangkan serta

mengaktualisasikan ilmu yang telah kami peroleh di perkuliahan, sehingga dapat

bermanfaat bagi penulis sendiri, dan juga masyarakat pada umumnya.

Penulis menyadari bahwa tugas ini jauh dari kesempurnaan, tidak ada

sesuatu yang sempurna selain-NYA, untuk itu saran dan kritik dari semua pihak

penulis butuhkan sehingga menjadikan tugas ini menuju yang lebih baik lagi.

Akhirnya penulis hanya bisa berharap semoga makalah ini dapat

bermanfaat dan berguna baik bagi penulis sendiri maupun berbagai pihak yang

mempelajarinya.

Jember, 17 Desember 2013

Penulis

Page 3: Makalah Keypad

3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemajuan teknologi telah memberikan manfaat yang sangat besar bagi

masyarakat. Hubungan komunikasi dapat dengan mudah dilakukan dengan jarak

yang hampir tidak terbatas, baik dengan menggunakan telepon, mobile phone

ataupun internet. Karena secara praktis teknologi ini sudah menjadi konsumsi atau

kebutuhan sekunder masyarakat secara universal.

Tidak hanya sebagai media komunikasi, teknologi yang berada dalam ruang

lingkup teknik telekomunikasi ini dapat pula diaplikasikan sebagai suatu media

yang dapat mempermudah aktivitas sehari-hari. Teknologi ini menggunakan

sinyal DTMF (Dual Tone Multi Frequency) yang merupakan sinyal informasi

berupa nada pada frequency tertentu yang dikirim.

Kemajuan teknologi dibidang elektronika juga membawa dampak yang besar,

dimana salah satunya pada alat hardware masukan terutama. Selain DTMF,

penghematan penggunaan keypad juga diakali dengan menggunakan matrix

keypad yang sering digunakan pada peralatan elektronika.

1.2 Rumusan masalah

Pada makalah keypad DTMF ini dapat dirumuskan masalah sebagai

berikut :

1. Apakah yang dimaksud dengan keypad ?

2. Apakah yang dimaksud DTMF?

3. Bagaimana cara kerja keypad DTMF?

4. Apakah yang dimaksud Matrix Keypad ?

5. Bagaimana cara kerja Matrix Keypad?

6. Bagaimana pengaplikasian keypad pada mikrokontroller?

1.3 Tujuan

Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk :

1. Mengetahui apa yang maksud dengan keypad.

Page 4: Makalah Keypad

4

2. Mengetahui pengertian keypad dan DTMF.

3. Mengetahui cara kerja keypad DTMF.

4. Mengetahui pengertian Matrix Keypad.

5. Mengetahui cara kerja Matrix Keypad.

6. Mengetahui keypad pengaplikasian pada mikrokontroller.

Page 5: Makalah Keypad

5

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Keypad

Keypad berarti Sebuah keyboard miniatur atau set tombol untuk operasi

portabel perangkat elektronik, telepon, atau peralatan lainnya. Keypad merupakan

sebuah rangkaian tombol yang tersusun atau dapat disebut "pad" yang biasanya

terdiri dari huruf alfabet (A—Z) untuk mengetikkan kalimat, juga

terdapat angka serta simbol-simbol khusus lainnya. Keypad yang tersusun dari

angka-angka biasanya disebut sebagai numeric keypad. Keypad juga banyak

dijumpai pada alphanumeric keyboard dan alat lainnya seperti kalkulator, telepon,

kunci kombinasi, serta kunci pintu digital, dimana diperlukannya nomor untuk

dimasukkan.

2.2 DTMF

Sistem Dual Tone Multiple Frequency (DTMF) adalah Piranti

Semikonduktor yang dirancang untuk digunakan pada sistem dial pada pesawat

telepon. DTMF membangkitkan suatu sinyal nada yang merupakan kombinasi

dari 2 buah nada yang memiliki frekuensi rendah dan frekuensi tinggi. Kelompok

frekuensi rendah meliputi 697 Hz, 770 Hz, 852 Hz, dan 941 Hz. Sedangkan

kelompok frekuensi tinggi meliputi frekuensi 1209 Hz, 1336 Hz, 1477 Hz, dan

1633 Hz. Kombinasi dari kelompok frekuensi rendah dengan frekuensi tinggi

yang saling berpasang pasangan membentuk 16 macam kombinasi pasangan nada

sinyal DTMF yang standard.

Alat pengirim kode DTMF merupakan 8 rangkaian oscilator yang masing

– masing membangkitkan frekuensi pada tabel diatas. Selain itu ada rangkaian

pencampur frekuensi untuk mengirimkan 2 nada yang terpilih. Sedangkan untuk

penerima kode DTMF lebih rumit. Penerima dibentuk dari 8 buah filter yang tidak

sederhana dan rangkaian tambahan lainnya.

Pada penelitian sebelumnya (Sunarno, 2003) DTMF dapat dinyatakan

langsung dalam data biner. DTMF dapat mengirimkan sinyal per 4 bit yang

dikirimkan dalam bentuk kombinasi 2 nada. Sebagai contoh jika men-dial angka 4

Page 6: Makalah Keypad

6

maka keluar kombinasi frekuensi dari dua buah kelompok frekuensi, rendah dan

tinggi yaitu frekuensi 770 Hz dan 1209 Hz. Dari kombinasi frekuensi tersebut

akan membangkitkan kombinasi biner 0100.

2.2.1 Prinsip Kerja DTMF

Setelah beralih ke Teknologi Digital, cara meminta nomor sambungan

telepon tidak lagi dengan cara memutar piringan angka tapi dengan cara

memencet tombol-tombol angka. Cara ini dikenal sebagai Touch Tone Dialing,

sering juga disebut sebagai DTMF (Dual Tone Multiple Frequency).

Dual Tone Multiple Frequency (DTMF) adalah teknik mengirimkan

angka-angka pembentuk nomor telpon yang di-kode-kan dengan 2 nada yang

dipilih dari 8 buah frekuensi yang sudah ditentukan. 8 frekuensi tersebut adalah

697 Hz, 770 Hz, 852 Hz, 941 Hz, 1209 Hz, 1336 Hz, 1477 Hz dan 1633 Hz,

seperti terlihat dalam Gambar 1 angka 1 di-kode-kan dengan 697 Hz dan 1209 Hz,

angka 9 di-kode-kan dengan 852 Hz dan 1477 Hz. Kombinasi dari 8 frekuensi

tersebut bisa dipakai untuk meng-kode-kan 16 tanda, tapi pada pesawat telepon

biasanya tombol 'A' 'B' 'C' dan 'D' tidak dipakai.

Gambar 1. Kombinasi nada DTMF

Page 7: Makalah Keypad

7

2.2.2 Kombinasi Nada DTMF

Teknik DTMF meskipun mempunyai banyak keunggulan dibanding

dengan cara memutar piringan angka, tapi secara tehnis lebih sulit diselesaikan.

Alat pengirim kode DTMF merupakan 8 rangkaian oscilator yang masing-masing

membangkitkan frekuensi "aneh" di atas, ditambah dengan rangkaian pencampur

frekuensi untuk mengirimkan 2 nada yang terpilih. Sedangkan penerima kode

DTMF lebih rumit lagi, dibentuk dari 8 buah filter yang tidak sederhana dan

rangkaian tambahan lainnya.

Beberapa pabrik membuat IC khusus untuk keperluan DTMF, diantaranya

yang banyak dijumpai adalah MC145436 buatan Motorola, MT8870, MT8880

dan MT8888 buatan Mitel Semiconductor. MC145436 dan MT8870 merupakan

penerima DTMF, menerima sinyal dari saluran telepon kalau ternyata sinyal yang

diterima tadi merupakan kombinasi nada yang sesuai dengan ketentuan DTMF,

mengeluarkan kode biner sesuai dengan kombinasi nada tersebut. MT8880 dan

MT8888 merupakan penerima dan pengirim DTMF, selain bisa berfungsi sebagai

penerima DTMF, bisa pula dipakai untuk membangkitkan nada DTMF sesuai

dengan angka biner yang diterimanya.

Saluran data (Data bus) dan sinyal-sinyal kontrol MT8880 dirancang

sesuai dengan karakteristik mikrokontroler buatan Motorola (misalnya

MC68HC11), sedangkan MT8888 disesuaikan dengan mikrokontroler buatan

Intel (termasuk AT80C51). Tapi untuk AT89C2051 yang memang tidak punya

saluran data (data bus) perbedaan kedua IC itu tidak ada artinya, mengingat

saluran data dan sinyal kontrolnya disimulasikan lewat program yang diterimanya.

Teknik DTMF meskipun mempunyai banyak keunggulan dibanding

dengan cara memutar piringan angka, tapi secara tehnis lebih sulit diselesaikan.

Alat pengirim kode DTMF merupakan 8 rangkaian oscilator yang masing-masing

membangkitkan frekuensi ‘aneh’ di atas, ditambah dengan rangkaian pencampur

frekuensi untuk mengirimkan 2 nada yang terpilih.

Teknik DTMF meskipun mempunyai banyak keunggulan dibanding

dengan cara memutar piringan angka, tapi secara tehnis lebih sulit diselesaikan.

Alat pengirim kode DTMF merupakan 8 rangkaian oscilator yang masing-masing

Page 8: Makalah Keypad

8

membangkitkan frekuensi ‘aneh’ di atas, ditambah dengan rangkaian pencampur

frekuensi untuk mengirimkan 2 nada yang terpilih.

Gambar 2. Frekuesi pada tombol-tombol DTMF

Dari gambar di atas terlihat bahwa di dalam DTMF ada 16 nada berbeda.

Masing-masing nada merupakani penjumlahan dari dua buah frekuensi, satu dari

suatu rendah dan satu dari frekuensi tinggi. Ada empat frekuensi berbeda pada

setiap kelompok. Pada telepon hanya menggunakan 12 nada dari 16 nada yang

ada, terdiri dari 4 baris (R1, R2, R3 dan R4) dan 3 kolom (C1, C2 dan C3). kolom

dan Baris memilih frekuensi dari yang rendah dan frekuensi tinggi

menggolongkan berturut - turut. Masing-Masing tombol ditetapkan oleh

penempatan kolom dan baris nya. Sebagai contoh tombol “5″ terdapat pada baris

1 (R2) dan kolom 1 (C2) sehingg mempunyai frekuensi 770+ 1336= 2106 Hz .

Page 9: Makalah Keypad

9

Tombol “9″ terdapat pada baris 2 (R3) dan kolom 2 (C3) dan mempunyai suatu

frekuensi 852+ 1477= 2329 Hz.

IC DTMF MT8870 dan beberapa komponen-komponen pendukung

lainnya seperti relay sebagai switch untuk ke tegangan jala-jala PLN, sehingga

komponen-komponen kendali terpisah dari tegangan listrik yang lebih besar, pada

dasarnya hanya menggunakan MT8870 saja sudah dapat dipergunakan untuk

mengendalikan beberapa peralatan elektronika, sedangkan penggunaan

mikrokontroler diatas untuk memodifikasi kendali dan dapat juga untuk

memperbanyak peralatan yang hendak dikendalikan, hal tersebut tergantung dari

pemrograman yang di buatpada mikrokontroler tersebut, untuk pemrograman

mikrokontroler ATMega 8535 dapat menggunakan AVR

MT8870D adalah sebuah IC decoder DTMF yang berfungsi sebagai

pengubah sekaligus filter frekuensi sinyal DTMF menjadi data digital, jadi dengan

kata lain dapat dikatakan bahwa IC ini merupakan DTMF dengan mikrokontroler.

Adapun prinsip kerja dari IC ini adalah dengan cara membaca setiap input yang

ada kemudian input tersebut difilter dalam blok penyaring frekuensi rendah dan

blok penyaring frekuensi tinggi, hal tersebut dilakukan karena DTMF adalah

perpaduan dua frekuensi, yaitu frekuensi rendah dan frekuensi tinggi, maka itu

diperlukanlah dua blok penyaring tersebut. Sehingga apabila yang menjadi input

adalah DTMF maka otomatis blok penyaring akan bekerja keduanya pada waktu

bersamaan. Kemudian output-output dari dua blok penyaring ini akan dimasukkan

pada sebuah blok berkomponen dasar gerbang and, dengan maksud agar blok

selanjutnya yang berupa blok pembaca rekuensi hanya akan dapat input apabila

dua blok penyaring menghasilkan output dalam waktu bersamaan, dengan kata

lain hasil dari peng’and’an output-output ini adalah input bagi blok pembaca

frekuensi. Pada blok pembaca frekuensi ini, frekuensi-frekuensi yang masuk akan

di konversi menjadi data digital.

Page 10: Makalah Keypad

10

Gambar 3. Rangkaian DTMF 8870

Diagram waktu proses pengambilan/pengiriman data dari/ke DTMF MT8870

terlihat di Gambar berikut :

Gambar 4. Diagram waktu pengambilan/pengiriman data dari/ke DTMF MT8870

Page 11: Makalah Keypad

11

2.2.3 Register Kontrol

Kapasitas Register MT8888 hanya 4 bit, namun ada 7 hal yang diatur

melalui Register Kontrol, dengan demikian Register Kontrol dibagi menjadi dua

bagian, seperti terlihat dalam Tabel 3.1. Saat pertama kali menyimpan data ke

Register Kontrol selalu diterima oleh Bagian I Register Kontrol, jika RSEL (bit 3)

= ‘1’ maka pengiriman data berikutnya akan diterima oleh Bagian II Register

Kontrol.

Kegunaan dari masing-masing bit dalam Register Kontrol dibahas di bawah.

Gambar 5. Susunan bit dalam Register Kontrol

2.2.4 Register Status

Register Status dipakai untuk memantau keadaan dari MT8888, kegunaan

dari masing-masing bit dalam Register Kontrol dibahas di bawah.

Gambar 6. Susunan bit dalam Register Status

Page 12: Makalah Keypad

12

2.2.5 Pembangkit nada DTMF

MT8888 membangkitkan nada DTMF sesuai dengan data yang diisikan ke

Transmit Data Register. Selama TOUT (bit 0 di Register Kontrol bagian I)

bernilai ‘1’ nada DTMF yang dibangkitkan MT8888 disalurkan lewat kaki TONE

(kaki 8).

Ada 2 cara untuk mengirimkan nada DTMF:

1. Nada DTMF dibangkitkan dan dihentikan secara manual.

2. Nada DTMF dibangkitkan secara mode burst.

Mode burst adalah mode yang dipakai dalam peralatan telepon tertentu, dalam

pemakaian umum yang dipakai adalah mode manual.

Gambar 7. Nada DTMF dalam mode burst

2.2.6 Penerima nada DTMF

Rangkaian penerima nada DTMF MT8888 selalu memantau sinyal yang

masuk, jika sinyal tersebut mengandung nada DTMF dan nada itu lamanya

melebihi konstanta waktu yang ditentukan, maka RDRF (bit 2 di Register Status)

akan menjadi ‘1’. Keadaan di RDRF bisa diteruskan ke kaki IRQ/CP (kaki 15)

sebagai sinyal permintaan interupsi ke mikrokontroler, hal ini dilakukan dengan

cara men-‘satu’-kan IRQ (bit 2 di Register Kontrol bagian I). Dalam keadaan ini

kaki IRQ/CP=’0’ kalau RDRF bernilai ‘1’ dan IRQ/CP=’1’ kalau RDRF

bernilai ‘0’. RDRF kembali menjadi ‘0’ dengan sendirinya setelah isi Register

Status dibaca.

Page 13: Makalah Keypad

13

2.2.7 Menentukan keadaan awal

Sebelum dipakai, dalam waktu 100 mili-detik setelah dihidupkan, keadaan awal

dari MT8888 harus diatur dulu dengan me-‘nol’-kan isi semua register, termasuk

Register Kontrol Bagian I dan Bagian II serta Register Status.

2.3 Matrix Keypad

Keypad Matrix memang sangat akrab digunakan dalam aplikasi-aplikasi

mikrokontroler karena aritekturnya yang sederhana dan mudah untuk

digabungkan dengan segala macam mikrokontroler. Keypad dengan metode

matrix memiliki berbagai jenis tipe, ada yang 4 x 4, ada yang 3 x 4 dan lain – lain

tipe tergantung dari kebutuhan pengguna.

Pembuatan sebuah keypad matrix umumnya sangat mudah. Seperti yang

ditunjukkan oleh gambar dibawah dimana kita mempunyai empat baris serta

empat kolom sebagai tahapan awalnya. Diantara setiap persimpangan baris dan

kolom disana kita tempatkan sebuah tombol.

Gambar 8. Konfigurasi Matrix Keypad 4 x 4.

Page 14: Makalah Keypad

14

2.3.1 Cara Kerja Matrix Keypad

Pada pembahasan kali ini, akan dibahasa cara kerja keypad dengan

menggunakan metode matrix. Prinsip kerja keypad dengan menggunakan metode

matrix antara 4 x 4 dan 3 x 4 sama saja, hanya saja yang membedakan hanyalah

total pin yang digunakan dan jumlah tombol yang akan digunakan, namun pada

pembahasan kali ini akan dibahas mengenai keypad dengan matrix 4 x 4.

Konstruksi matrix keypad 4×4 cukup sederhana, yaitu terdiri dari 4 baris dan 4

kolom dengan keypad berupas saklar push buton yang diletakan disetiap

persilangan kolom dan barisnya. Rangkaian matrix keypad diatas terdiri dari 16

saklar push buton dengan konfigurasi 4 baris dan 4 kolom. 8 line yang terdiri dari

4 baris dan 4 kolom tersebut dihubungkan dengan port mikrokontrol 8 bit. Sisi

baris dari matrix keypad ditandai dengan nama Row1, Row2, Row3 dan Row4

kemudian sisi kolom ditandai dengan nama Col1, Col2, Col3 dan Col4. Sisi input

atau output dari matrix keypad 4×4 ini tidak mengikat, dapat dikonfigurasikan

kolom sebagi input dan baris sebagai output atau sebaliknya tergantung

programernya.

Gambar 9. Proses Scanning Tombol pada Matrix Keypad 4 x 4

Proses Scaning Matrix Keypad 4×4 Untuk Mikrokontroler Proses scaning

untuk membaca penekanan tombol pada matrix keypad 4×4 untuk mikrokontroler

diatas dilakukan secara bertahap kolom demi kolom dari kolom pertama sampai

Page 15: Makalah Keypad

15

kolom ke 4 dan baris pertama hingga baris ke 4. Program untuk scaning matrix

keypad 4×4 dapat bermacam-macam, tapi pada intinya sama. Misal kita

asumsikan keyapad aktif LOW (semua line kolom dan baris dipasang resistor

pull-up) dan dihubungkan ke port mikrokontrol dengan jalur kolom adalah jalur

input dan jalur baris adalah jalur output maka proses scaning matrix keypad 4×4

diatas dapat dituliskan sebagai berikut. Mengirimkan logika Low untuk kolom 1

(Col1) dan logika HIGH untuk kolom yang lain kemudian membaca data baris,

misal tombol SW1 ditekan maka data baris pertama (Row1) akan LOW sehingga

data baris yang dibaca adalah 0111, atau tombol yang ditekan tombol SW5 maka

data pada baris ke 2 akan LOW sehingga data yang terbaca 1011, atau tombol

SW9 yang ditekan sehingga data yang terbaca 1101, atau tombol SW13 yang

ditekan maka data yang dibaca adalah 1110 dan atau tidak ada tombol pada kolom

pertama yang di tekan maka data pembacaan baris akan 1111. Mengirimkan

logika Low untuk kolom 2 (Col2) dan logika HIGH untuk kolom yang lain

kemudian membaca data baris, misal tombol SW1 ditekan maka data baris

pertama (Row1) akan LOW sehingga data baris yang dibaca adalah 0111, atau

tombol yang ditekan tombol SW5 maka data pada baris ke 2 akan LOW sehingga

data yang terbaca 1011, atau tombol SW9 yang ditekan sehingga data yang

terbaca 1101, atau tombol SW13 yang ditekan maka data yang dibaca adalah 1110

dan atau tidak ada tombol pada kolom pertama yang di tekan maka data

pembacaan baris akan 1111. Mengirimkan logika Low untuk kolom 3 (Col3) dan

logika HIGH untuk kolom yang lain kemudian membaca data baris, misal tombol

SW1 ditekan maka data baris pertama (Row1) akan LOW sehingga data baris

yang dibaca adalah 0111, atau tombol yang ditekan tombol SW5 maka data pada

baris ke 2 akan LOW sehingga data yang terbaca 1011, atau tombol SW9 yang

ditekan sehingga data yang terbaca 1101, atau tombol SW13 yang ditekan maka

data yang dibaca adalah 1110 dan atau tidak ada tombol pada kolom pertama yang

di tekan maka data pembacaan baris akan 1111. Mengirimkan logika Low untuk

kolom 4 (Col4) dan logika HIGH untuk kolom yang lain kemudian membaca data

baris, misal tombol SW1 ditekan maka data baris pertama (Row1) akan LOW

sehingga data baris yang dibaca adalah 0111, atau tombol yang ditekan tombol

SW5 maka data pada baris ke 2 akan LOW sehingga data yang terbaca 1011, atau

Page 16: Makalah Keypad

16

tombol SW9 yang ditekan sehingga data yang terbaca 1101, atau tombol SW13

yang ditekan maka data yang dibaca adalah 1110 dan atau tidak ada tombol pada

kolom pertama yang di tekan maka data pembacaan baris akan 1111. Kemudian

data pembacaan baris ini diolah sebagai pembacaan data penekanan tombol

keypad. Sehingga tiap tombol pada matrix keypad 4×4 diatas dengan teknik

scaning tersebut akan menghasilkan data penekanan tiap-tiap tombol sebagai

berikut.

SW1 = 0111 0111

SW9 = 0111 1101

SW2 = 1011 0111

SW10 = 1011 1101

SW3 = 1101 0111

SW11 = 1101 1101

SW4 = 1110 0111

SW12 = 1110 1101

SW5 = 0111 1011

SW13 = 0111 1110

SW6 = 1011 1011

SW14 = 1011 1110

SW7 = 1101 1011

SW15 = 1101 1110

SW8 = 1110 1011

SW16 = 1110 1110

Data port mikrokontroler, misalkan pada SW2 = 1011 0111 tersebut terbagi dalam

nible atas dan nible bawah dimana data nible atas (1011) merupakan data yang

kita kirimkan sedangkan data nible bawah (0111) adalah data hasil pembacaan

penekanan tombol keypad SW2 pada proses scaning matrix keypad 4×4 diatas.

2.4 Project Sederhana Keypad

Pada project sederhana kali ini, kita akan mencoba mengaplikasikan tombol

keypad dikombinasikan dengan LCD, dimana pada project kali ini kita kondisikan

rangkaiannya untuk menampilkan tombol mana yang ditekan oleh user dengan

menggunakan LCD sebagai komponen penampilnya.

Page 17: Makalah Keypad

17

Gambar 10. Rangkaian Keypad dengan LCD

Pada Proyek Sederhana kali ini, kita membutuhkan beberapa komponen

diantaranya :

1. Mikrokontroler ATMEGA 8535.

2. LCD 16 Karakter

3. Keypad Matrix.

4. Kapasitor 22pF.

5. Elco 10uF.

6. Crystal 12 MHz.

Page 18: Makalah Keypad

18

2.4.1 Cara Kerja Rangkaian

a. Reset

Gambar 11. Reset

Fungsi tombol reset adalah untuk melakukan reset atau mengembalikan

program dalam mikrokontroler yang sedang berjalan ke program awal atau pada

memory 00H. Tombol reset dapat bekerja aktif ketika adanya logika bawaan

rendah atau nol dari luar mikrokontroler menuju pin reset mikrokontroler. Prinsip

kerja dari tombol reset yakni ketika tombol reset mulai di tekan komponen

kapasitor yang terdapat di reset mengalami fase discharge sehingga muatan arus

yang ada di dalam kapasitor mendekati nol, sehingga kondisi ini memungkinkan

adanya logika bawaan rendah yang menuju ke pin reset mikrokontroler. Fungsi

resistor pada rangkaian reset berfungsi sebagai penahan adanya arus balik dari

kapasitor.

Page 19: Makalah Keypad

19

b. LCD

Gambar 12. LCD

Fungsi LCD disini adalah sebagai komponen yang digunakan utnuk

menampilkan nilai atau tombol yang ditekan oleh user. LCD pada rangkaian kali

ini menggunakan LCD dengan jumlah karakter 16 x 2. Untuk dapat

mengoprasikan LCD pada rangkaian ini, digunakanlah port B untuk port input

LCD.

Page 20: Makalah Keypad

20

c. Program

Berikut ini listing program keypad dengan LCD dengan menggunakan bahasa C.

/*****************************************************

Chip type : ATmega8535

Program type : Application

AVR Core Clock frequency: 12,000000 MHz

Memory model : Small

External RAM size : 0

Data Stack size : 128

*****************************************************/

#include <mega8535.h>

// Alphanumeric LCD functions

#include <alcd.h>

// Declare your global variables here

void main(void)

{

PORTA=0x00;

DDRA=0x00;

PORTB=0x00;

DDRB=0x00;

PORTC=0x00;

DDRC=0x00;

PORTD=0x00;

DDRD=0x07;

TCCR0=0x00;

TCNT0=0x00;

OCR0=0x00;

TCCR1A=0x00;

TCCR1B=0x00;

TCNT1H=0x00;

TCNT1L=0x00;

ICR1H=0x00;

ICR1L=0x00;

OCR1AH=0x00;

OCR1AL=0x00;

OCR1BH=0x00;

OCR1BL=0x00;

ASSR=0x00;

TCCR2=0x00;

TCNT2=0x00;

OCR2=0x00;

MCUCR=0x00;

MCUCSR=0x00;

TIMSK=0x00;

UCSRB=0x00;

Page 21: Makalah Keypad

21

ACSR=0x80;

SFIOR=0x00;

ADCSRA=0x00;

// SPI initialization

SPCR=0x00;

TWCR=0x00;

lcd_init(16);

while (1)

{

lcd_gotoxy(0,0);

lcd_putsf("Tombol");

PORTD=0b11111110;

if(PIND.3==0)

{

lcd_gotoxy(0,1);

lcd_putsf("1");

};

if(PIND.4==0)

{

lcd_gotoxy(0,1);

lcd_putsf("4");

};

if(PIND.5==0)

{

lcd_gotoxy(0,1);

lcd_putsf("7");

};

if(PIND.6==0)

{

lcd_gotoxy(0,1);

lcd_putsf("*");

};

PORTD=0b11111101;

if(PIND.3==0)

{

lcd_gotoxy(0,1);

lcd_putsf("2");

};

if(PIND.4==0)

{

lcd_gotoxy(0,1);

lcd_putsf("5");

};

if(PIND.5==0)

{

lcd_gotoxy(0,1);

lcd_putsf("8");

};

if(PIND.6==0)

{

Page 22: Makalah Keypad

22

lcd_gotoxy(0,1);

lcd_putsf("0");

};

PORTD=0b11111011;

if(PIND.3==0)

{

lcd_gotoxy(0,1);

lcd_putsf("3");

};

if(PIND.4==0)

{

lcd_gotoxy(0,1);

lcd_putsf("6");

};

if(PIND.5==0)

{

lcd_gotoxy(0,1);

lcd_putsf("9");

};

if(PIND.6==0)

{

lcd_gotoxy(0,1);

lcd_putsf("#");

};

}

}

Page 23: Makalah Keypad

23

Page 24: Makalah Keypad

24

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Teknologi DTMF merupakan aplikasi yang memanfaatkan penjumlahan

frekuensi untuk dapat merepresentasikan suatu tombol (pada keypad). Dengan

adanya DTMF proses signaling pada telepon switching menjadi lebih cepat dan

efisien dari pada dengan metode rotary dial.

Selain itu DTMF membutuhkan IC MT8888 untuk membangkitkan dan

menerima nada DTMF sesuai binernya. DTMF ternyata dapat dimanfaatkan

dalam berbagai aplikasi yang melibatkan sistem kontrol dengan bantuan alat lain

misalnya mikrokontroler.

Selain menggunakan keypad dengan metode DTMF, penggunaan keypad

dengan matrix juga bias digunakan, dimana pada keypad ini menggunakan fungsi

scan perpin agar setiap tombol yang ditekan dapat diinisialisasikan untuk

menjalankan perintah tertentu.

Page 25: Makalah Keypad

25

DAFTAR PUSTAKA

http://developmentsciencetechnology.blogspot.com/2012/12/sistem-dual-tone-

multiple-frequency.html#sthash.ebUtaVln.dpuf. diakses pada 17 Desember 2013

Elektronika dasar. http://elektronika-dasar.web.id/artikel-elektronika/matrix-

keypad-4x4-untuk-mikrokontroler/diakses pada 17 Desember 2013

Makalah DTMF http://www.scribd.com/doc/98940445/8-DTMF diakses pada 18

Desember 2013