Makalah Kelompok Pemicu 3: Perpindahan Kalor 2013

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/22/2019 Makalah Kelompok Pemicu 3: Perpindahan Kalor 2013

    1/24

    MAKALAH PERPINDAHAN KALOR

    PEMICU III: PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI ALAMI DAN SISTEM

    VENTILASI RUMAH

    Kelompok 2

    Adilfi Finasthi Kusuma Putri (1106018594)

    Ikhsan Nur Rosid (1106007691)

    Nuri Liswanti Pertiwi (1106015421)

    Rizqi Pandu Sudarmawan (0906557045)

    Wahyudi Maha Putra (1106005742)

    Departemen Teknik Kimia

    Fakultas Teknik Universitas Indonesia

    Depok 2013

  • 7/22/2019 Makalah Kelompok Pemicu 3: Perpindahan Kalor 2013

    2/24

    Makalah Konveksi Alami-Kelompok 2 2

    Peta Konsep

    Konveksi Alami

    Konsep Dasar

    Definisi

    Perbedaan Konveksi Alami dan

    Konveksi Paksa

    Mekanisme

    Buoyancy Force

    Body Force

    Boundary Layer

    Velocity Boundary Layer

    Thermal Boundary

    Layer

    Persamaan Empiris

    Variabel yang

    Mempengaruhi

    Faktor Bentuk

    Jenis Fluida

    Kecepatan Fluida

    Bilangan Tak

    Berdimensi

    Bilangan Rayleigh

    Bilangan Reynold

    Bilangan Nusselt

    Bilangan Grashof

    Bilangan Prandtl

    Aplikasi Ventilasi Rumah

  • 7/22/2019 Makalah Kelompok Pemicu 3: Perpindahan Kalor 2013

    3/24

    Makalah Konveksi Alami-Kelompok 2 3

    Daftar Pustaka

    Peta Konsep ................................................................................................. 2

    Daftar Isi...................................................................................................... 3

    Pendahuluan

    Latar Belakang ................................................................................... 4 Perumusan Masalah ........................................................................... 4 Tujuan Penulisan ............................................................................... 4

    Jawaban Pertanyaan

    1. Tugas I Soal 1 ........................................................................................ 5 Soal 2 ........................................................................................ 5 Soal 3 ........................................................................................ 6

    2. Tugas II Soal 1 ........................................................................................ 6 Soal 2 ........................................................................................ 9 Soal 3 ........................................................................................ 12

    3. Soal Perhitungan Soal 1 ........................................................................................ 13 Soal 2 ........................................................................................ 16

    Kesimpulan ................................................................................................. 23

    Daftar Pustaka ............................................................................................. 24

  • 7/22/2019 Makalah Kelompok Pemicu 3: Perpindahan Kalor 2013

    4/24

    Makalah Konveksi Alami-Kelompok 2 4

    Pendahuluan

    I. Latar BelakangPerpindahan kalor konveksi adalah salah satu mekanisme perpindahan kalor

    yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Perpindahan kalor konveksi terjadi

    karena adanya gradien suhu, namun mekanismenya sedikit berbeda dengan

    perpindahan kalor konduksi yang juga terjadi akibat adanya gradien suhu.

    Peristiwa konveksi dapat dibagi menjadi dua, yakni konveksi alami dan

    konveksi paksa. Konveksi alami dipengaruhi oleh berbagai macam faktor,

    yang nantinya dapat mempengaruhi nilai laju kalor. Dalam konveksi alami,

    sejumlah bilangan-bilangan tak berdimensi diperkenalkan dan digunakan

    untuk mempermudah analisis laju kalor. Konveksi alami juga dapat kita amatilangsung fenomenanya dalam kehidupan sehari-hari, seperti pada ventilasi

    rumah. Makalah ini akan lebih memfokuskan pembahasan mengenai konveksi

    alami dan aplikasinya pada ventilasi rumah.

    II. Perumusan Masalah1. Apakah yang dimaksud dengan konveksi alami?2. Apa saja perbedaan antara konveksi alami dan paksa?3. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi laju kalor dalam konveksi alami?4. Persamaan apa yang digunakan untuk menganalisis konveksi alami?5. Bilangan-bilangan tak berdimensi apa saja yang digunakan dalam analisis

    konveksi alami?

    6. Bagaimana aplikasi konveksi alami pada ventilasi rumah?

    III. Tujuan Penulisan1. Memahami definisi konveksi alami dan perbedaannya dengan konveksi

    paksa.

    2. Mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi konveksi alami.3. Mengetahui dan dapat menggunakan angka-angka tak berdimensi untuk

    menganalisis perpindahan kalor konveksi alami.

    4. Mengetahui aplikasi konveksi alami pada ventilasi rumah.

  • 7/22/2019 Makalah Kelompok Pemicu 3: Perpindahan Kalor 2013

    5/24

    Makalah Konveksi Alami-Kelompok 2 5

    Jawaban Pertanyaan

    Tugas I:

    1. Apa yang anda ketahui tentang perpindahan kalor konveksi? Batasan apa yangharus dipenuhi agar suatu proses perpindahan kalor bisa dikatakan terjadi secara

    konveksi alami?

    Jawab:

    Perpindahan kalor konveksi terjadi akibat adanya perbedaan suhu, dimana kalor

    berpindah dari tempat yang bersuhu lebih tinggi ke tempat yang bersuhu lebih

    rendah. Perpindahan kalor secara konveksi dan konduksi sama-sama

    membutuhkan medium, tetapi dalam konveksi, aliran kalor juga melibatkanpergerakan fluida.

    Konveksi dapat terjadi secara alami maupun paksa. Suatu konveksi dikatakan

    terjadi secara alami apabila aliran kalor terjadi akibat adanya sebab alami, bukan

    akibat adanya gaya paksa dari luar. Contoh dari sebab alami ini adalah buoyancy

    forceatau gaya apung, yang timbul akibat adanya perbedaan densitas pada fluida

    setelah menerima kalor.

    2. Jelaskan apa yang anda ketahui tentang buoyancy forcedan body force?Jawab:

    Gerakan fluida dalam konveksi bebas, baik fluida tersebut gas maupun cair,

    terjadi karena adanya gaya apung (buoyancy force) yang dialaminya. Gaya apung

    (bouyancy force)dari suatu fluida ialah gaya angkat yang dialami suatu fluida

    apabila densitas fluida di dekat permukaan perpindahan kalor berkurang sebagai

    akibat proses pemanasan. Gaya apung tidak akan terjadi apabila fluida tersebut

    tidak mengalami gaya dari luar seperti gravitasi (gaya berat). Walaupun gravitasi

    bukanlah satu-satunya medan gaya luar yang dapat menghasilkan arus konveksibebas, fluida yang terkurung dalam mesin rotasi mengalami medan gaya

    sentrifugal, dan area tersebut mengalami arus konveksi bebas bila salah satu atau

    beberapa permukaannya yang dalam kontak dengan fluida itu dipanaskan. Jadi,

    jika densitas fluida di dekat permukaan dinding berkurang, maka fluida akan

    bergerak ke atas membawa kalor, dan digantikan dengan fluida di atasnya yang

  • 7/22/2019 Makalah Kelompok Pemicu 3: Perpindahan Kalor 2013

    6/24

    Makalah Konveksi Alami-Kelompok 2 6

    densitasnya lebih besar. Densitas fluida ini juga akan berkurang akibat

    pemanasan, kemudian bergerak ke atas membawa kalor. Dan fluida berikutnya

    yang densitasnya lebih besar bergerak ke permukaan dinding, begitu seterusnya.

    Gaya apung yang menyebabkan arus konveksi bebas disebut gaya badan (body

    force).

    3. Bagaimana kedua gaya tersebut dapat mempengaruhi pergerakan fluida padaperpindahan kalor koveksi alami dalam sistem ventilasi rumah di atas?

    Jawab:

    Pada sistem ventilasi rumah, buoyancy forcedan body forcemerupakan driving

    forces terjadinya pergerakan fluida dengan perpindahan kalor konveksi alami.

    Kedua gaya tersebut bekerja secara berkaitan dalam proses sirkulasi fluida di

    sistem ventilasi rumah.

    Sirkulasi fluida dapat terjadi karena adanya pemanasan pada bagian tertentu di

    sekitar sistem ruangan berventilasi. Fluida yang terkena pemanasan akan menjadi

    ringan dan berkurang massa jenisnya. Pada saat itulah buoyancy forcemuncul,

    sehingga fluida tersebut bergerak ke atas, menggantikan fluida dengan massa

    jenis lebih besar yang bergerak ke bawah. Sistem ventilasi juga dipengaruhi oleh

    body force yang dapat berupa gaya gravitasi dan gaya sentrifugal. Kedua gaya

    inilah yang menyebabkan adanya arus konveksi fluida pada sistem ventilasi

    rumah. Sehingga udara dapat masuk dan keluar secara berkesinambungan dari

    ruangan yang dilengkapi sistem ventilasi.

    TUGAS II:

    1. Variabel-variabel apa sajakah yang mempengaruhi perpindahan kalor konveksi?Jawab:

    Variabel-variabel tak berdimensi yang mempengaruhi perpindahan kalor konveksi

    adalah bilangan Reynold, Nusselt, Prandtl, Grashof, Graetz dan Rayleigh.

    Bilangan ReynoldAngka Reynold (Re) digunakan sebagai kriteria untuk menunjukkan

    apakah aliran kalor konveksi dalam sebuah tabung, pipa atau plat rata itu

  • 7/22/2019 Makalah Kelompok Pemicu 3: Perpindahan Kalor 2013

    7/24

    Makalah Konveksi Alami-Kelompok 2 7

    laminar atau turbulen. Bilangan ini umumnya dipakai dalam analisis sistem

    konveksi paksa. Rumus umum dari bilangan Reynold yaitu :

    vDRe

    ...(1)

    dengan adalah densitas zat alir, adalah viskositas zat alir, v adalah

    kecepatan alir, G adalah kecepatan massa fluida linier dan D adalah

    diameter pipa.

    Dalam analisis konveksi pada plat rata, persamaan Re yang dipergunakan

    adalah:

    (4)

    Dimana u adalah kecepatan aliran bebas, x adalah jarak dari tepi ke

    depan dan v = /yang merupakan viskositas kinematik.

    Jika persamaan tersebut dapat dipenuhi, maka sistem tersebut berada dalam

    keadaan transisi dari aliran laminer menjadi turbulen.

    Sedangkan pada pipa atau tabung, persamaan Re yang dipergunakan adalah

    seperti di bawah ini.

    ...(5)

    Aliran tersebut umumnya adalah turbulen. Sekali lagi pada daerah transisi

    terdapat suatu jangkauan angka Re yang bergantung dari kekasaran pipa

    dan kehalusan aliran. Jangkau transisi yang biasanya dipergunakan adalah

    2000 < Red< 4000

    Angka Nusselt (Nu)Angka Nusselt (Nu) merupakan bilangan tak berdimensi lainnya yang

    sering dipergunakan dalam konveksi alami yang menggunakan sistem plat.

    Angka Nusselt (Nu) dapat ditentukan melalui persamaan :

    (6)

    55 10u x u x

    v

    Re 2300mdu d

    v

    xh x

    Nuk

  • 7/22/2019 Makalah Kelompok Pemicu 3: Perpindahan Kalor 2013

    8/24

    Makalah Konveksi Alami-Kelompok 2 8

    Dimana h adalah koefisien transfer panas, x adalah jarak (misalnya

    diameter tabung) sedangkan k adalah konduktivitas termal fluida.

    Atau untuk plat yang dipanaskan pada keseluruhan panjangnya x0= 0:

    ...(7)

    Angka Nusselt ini memberikan nilai lokal koefisien perpindahan kalor

    dengan menggunakan jarak dari tepi depan dam sifat-sifat fluida. Angka

    Nusselt untuk setiap geometri adalah berbeda satu sama lainnya.

    Bilangan PrandtlBilangan Prandtl merupakan parameter yang menghubungkan ketebalan

    relatif antara lapisan batas hidrodinamik dan lapisan batas termal serta

    penghubung antara medan kecepatan dengan medan suhu. Bilangan Prandtl

    didefinisikan sebagai perbandingan antara difusivitas momentum dengan

    difusivitas termal yang dapat dinyatakan dalam bentuk:

    k

    c

    ck

    p

    p

    /

    /vPr

    (9)

    Dimana v adalah viskositas kinematik / difusivitas momentum fluida,

    adalah difusivitas termal, cp adalah kapasitas kalor jenis zat fluida,

    adalah viskositas fluida dankadalah konduktivitas termal.

    Angka Grashof (Gr)Angka Grashof dapat ditaksirkan secara fisis sebagai suatu gugus tak

    berdimensi yang menggambarkan perbandingan antara gaya apung dengan

    gaya viskos di dalam sistem aliran konveksi bebas. Peranannya sama

    dengan peranan angka Reynold dalam sistem konveksi paksa dan

    merupakan variabel utama yang digunakan sebagai kriteria transisi dari

    aliran lapisan batas laminer menjadi turbulen. Untuk udara dalam konveksi

    bebas di atas plat rata vertikal, angka Gr kritis menurut pengamatan adalah

    kira-kira 4 x 108. Nilai antara 108 dan 109 biasa diamati untuk berbagai

    fluida dan lingkungan tingkat turbulen.

    Angka Grashof ini dapat ditentukan melalui persamaan :

    ...(10)

    1/ 3 1/ 20,332Pr Rex xNu

    3

    2

    ( )w

    x

    g T T xGr

    v

  • 7/22/2019 Makalah Kelompok Pemicu 3: Perpindahan Kalor 2013

    9/24

    Makalah Konveksi Alami-Kelompok 2 9

    Dimana adalah koefisien pemuaian termal fluida, g adalah percepatan

    gravitasional, adalah densitas fluida, L adalah panjang signifikan, T

    adalah beda temperatur, serta adalah viskositas fluida.

    Bilangan RayleighRa = Gr.Pr ....(11)

    Bilangan-bilangan tersebut dapat membantu kita dalam menyelesaikan

    berbagai permasalahan pada kasus konveksi, misalnya pada suatu aliran

    perpindahan kalor pada bangunan/geometri tertentu atau keterlibatan

    viskositas, densitas dan karakteristik termal yang dimiliki oleh bidang

    tersebut, bilangan tak berdimensi akan menunjukkan perbedaan

    perpindahan kalor pada koordinat tertentu dalam bidang tersebut, sehingga

    kita dapat mengetahui kalor yang masuk atau lepas serta suhu yang

    terdapat pada koordinat itu.

    2. Persamaan-persamaan empiris untuk menghitung koefisien perpindahan kalorkonveksi didapat dari hasil percobaan bertahun-tahun. Identifikasikan persamaan

    empiris untuk sistem dengan suhu permukaan isotermal, yaitu pada plat atau

    silinder vertikal, pada bola dan balok, pada silinder horizontal, pada plat

    horizontal bentuk bujur sangkar/empat persegi panjang, pada plat horizontal yang

    bentuknya tidak simetris, serta sistem ruangan tertutup.

    Jawab:

    Plat Rata Vertikal (12)

    Plat Vertikal () (13)

  • 7/22/2019 Makalah Kelompok Pemicu 3: Perpindahan Kalor 2013

    10/24

    Makalah Konveksi Alami-Kelompok 2 10

    Gambar 2. Koefisien perpindahan panas dari plat vertikal isotermal.

    (Sumber: Holman, J.P. 2009.Heat Transfer 10thEdition. New York: McGraw-Hill, hal 335)

    Konstanta untuk permukaan isothermal dapat dilihat di buku Perpindahan Kalor

    edisi 6 karangan J.P. Holman di halaman 304.

    Churchill dan Chu:

    Silinder Vertikal

    Bila ketebalan boundary layer lebih kecil daripada diameter silinder,

    perpindahan kalor pada silinder vertikal dapat dievaluasi sebagaimana pada plat

    vertikal. Untuk itu, harus memenuhi batasan berikut.

    Maka persamaan (13) dengan nilai konstanta pada Tabel 1 dapat digunakan.

    Selain itu juga dapat digunakan Gambar 1 serta persamaan yang didefinisikan

    oleh Churchill dan Chu, yaitu persamaan (14) dan (15).

    Sedangkan untuk silinder vertikal yang terlalu kecil untuk memenuhi kriteria

    persamaan (16), koefisien perpindahan kalor rata-ratanya harus dikalikan dengan

    faktor F, dengan asumsi Pr = 0,7.

    BolaYuge mendefinisikan persamaan empiris untuk perpindahan panas konveksi

    bebas dari bola ke udara sebagai berikut.

    Modifikasi persamaan (16) untuk menyertakan bilangan Prandtl dalam

    persamaan, menghasilkan persamaan (17) untuk rentang bilangan Grashof yang

    sama.

    ()

    Amato dan Tien mendefinisikan persamaan empiris untuk perpindahan panaskonveksi bebas dari bola ke air sebagai berikut.

    () Churchill mendefinisikan persamaan empiris yang lebih umum untuk

    perpindahan kalor konveksi bebas pada bola sebagai berikut.

  • 7/22/2019 Makalah Kelompok Pemicu 3: Perpindahan Kalor 2013

    11/24

    Makalah Konveksi Alami-Kelompok 2 11

    Plat Horizontal Bentuk Bujursangkar

    Gambar 3. (a) Lower surface of heated plates, (b) Upper surface of heated plates

    (c) Lower surface of cooled plates, (d) Upper surface of cooled plates(Sumber:http://www.pathways.cu.edu.eg/ec/Text-PDF/Part%20B-7.pdf)

    Untuk berbagai macam kasus plat horizontal pada Gambar 3, persamaan empiris

    perpindahan kalor konveksi bebas dapat menggunakan persamaan (13) dengan

    nilai konstanta pada Tabel 1.

    Balok

    Gambar 4. Skema aliran udara dalam balok dengan suhu permukaan luar isotermal dan diekspos pada

    suhu lingkungan

    (Sumber:http://www.pathways.cu.edu.eg/ec/Text-PDF/Part%20B-7.pdf)

    Untuk 2 sisi vertikal dengan panjang karakteristik H, dapat digunakan persamaan

    (13), (14) atau persamaan (15). Untuk permukaan bagian atas (uppper surface of

    heated plates), dengan panjang karakteristik , dapat digunakan persamaan (13)dan konstanta pada Tabel 1. Sedangkan untuk permukaan bagian bawah ( lower

    surface of heated place), dengan panjang karakteristik juga dapat digunakan

    persamaan (13) dan konstanta pada Tabel 1.

    Plat Horizontal Tidak Simetris

    http://www.pathways.cu.edu.eg/ec/Text-PDF/Part%20B-7.pdfhttp://www.pathways.cu.edu.eg/ec/Text-PDF/Part%20B-7.pdfhttp://www.pathways.cu.edu.eg/ec/Text-PDF/Part%20B-7.pdfhttp://www.pathways.cu.edu.eg/ec/Text-PDF/Part%20B-7.pdfhttp://www.pathways.cu.edu.eg/ec/Text-PDF/Part%20B-7.pdfhttp://www.pathways.cu.edu.eg/ec/Text-PDF/Part%20B-7.pdfhttp://www.pathways.cu.edu.eg/ec/Text-PDF/Part%20B-7.pdfhttp://www.pathways.cu.edu.eg/ec/Text-PDF/Part%20B-7.pdf
  • 7/22/2019 Makalah Kelompok Pemicu 3: Perpindahan Kalor 2013

    12/24

    Makalah Konveksi Alami-Kelompok 2 12

    Kasus plat horizontal tak simetris didefinisikan sebagai keadaan dimana plat

    horizontal tidak berbentuk square, rectangle atau circular shape. Kasus ini

    termasuk dalam kasus benda irregular (irregular solids). Panjang

    karakteristiknya adalah jarak yang ditempuh partikel fluida sepanjang boundary

    layer.

    Gambar 5. Jarak yang ditempuh partikel fluida pada permukaan irregular.

    (Sumber:http://www.pathways.cu.edu.eg/ec/Text-PDF/Part%20B-7.pdf)

    Pada Gambar 5, panjang karakteristiknya adalah H + . Dalam kasus ini dapat

    digunakan persamaan (13) sebagai persamaan empiris dan nilai konstanta dari

    Tabel 1.

    Sistem Ruangan Tertutup

    Konstanta untuk persamaan (22) dapat dilihat di bukuHeat Transfer 10

    thEdition

    karangan J.P. Holman halaman 350

    3. Jelaskan mekanisme dan perhitungan perpindahan kalor pada keadaan steadyyang melibatkan mekanisme konduksi, konveksi alami dan radiasi.

    Jawab:

    Untuk melakukan perhitungan perpindahan kalor pada keadaan steady yang

    melibatkan konduksi, konveksi alami dan radiasi, maka dapat digunakan prinsip

    tahanan termal. Sistem yang dianalisis mula-mula digambar jaringan termalnya,

    kemudian ditentukan tahanan termal keseluruhannya. Tahanan termal untuk

    konduksi pada kondisi steady pada dinding horizontal adalah:

    (23)Sedangkan untuk silinder pejal adalah: (24)

    Dengan k adalah konduktivitas termal, x adalah tebal dinding, dan r adalah jari -

    jari. Sementara itu, untuk konveksi, tahanan termalnya adalah:

    (25)

    http://www.pathways.cu.edu.eg/ec/Text-PDF/Part%20B-7.pdfhttp://www.pathways.cu.edu.eg/ec/Text-PDF/Part%20B-7.pdfhttp://www.pathways.cu.edu.eg/ec/Text-PDF/Part%20B-7.pdfhttp://www.pathways.cu.edu.eg/ec/Text-PDF/Part%20B-7.pdf
  • 7/22/2019 Makalah Kelompok Pemicu 3: Perpindahan Kalor 2013

    13/24

    Makalah Konveksi Alami-Kelompok 2 13

    Dimana h adalah koefisien perpindahan kalor konveksi dan A adalah luas

    permukaan. Nilai tahanan termal ini, kemudian dapat disusbstitusikan ke dalam

    persamaan berikut untuk menentukan laju kalor secara konduksi steady dan

    konveksi alami:

    (26)Sementara itu, laju kalor melalui radiasi dapat dirumuskan sebagai:

    (27)

    Perpindahan kalor keseluruhan kemudian dapat dihitung dengan cara

    menjumlahkan perpindahan kalor secara konduksi steady, konveksi alami dan

    radiasi.

    SOAL PERHITUNGAN

    1. Suhu pada suatu permukaan dinding vertikal 4 ft x 10 ft dipertahankan konstan530

    oF sedangkan suhu udara di sekeliling 70

    oF dengan tekanan 1 atm.

    a.Hitunglah kalor yang hilang dari permukaan dinding itu secara konveksi alamike udara.

    b.Jika dinding itu disekat dengan bahan penyekat yang tebalnya 2 inchi dankonduktivitas termal = 0,121 BTU/jam ft

    2 oF, hitunglah kalor yang hilang

    secara konduksi dan konveksi bebas bila dianggap suhu pada permukaan

    250oF.

    Jawab:

    Asumsi:1. Tinggi permukaan dinding vertikal = x = 4 ft.2. Lebar permukaan dinding vertikal = y = 10 ft.3. Permukaan dinding tidak rata.4. Percepatan gravitasi (g) = 32,2 ft/s25. Dinding terbuat dari bata dengan konduktivitas termal, k1 = 0,0215

    Btu/jam ftoF

    6. Suhu pada permukaan luar isolasi = 250oF.

    Bagian a

  • 7/22/2019 Makalah Kelompok Pemicu 3: Perpindahan Kalor 2013

    14/24

    Makalah Konveksi Alami-Kelompok 2 14

    Perhitungan suhu film (Tf)

    Perhitungan koefisien muai volume

    Sifat-sifat udara pada 70oF (294,261 K) dan 1 AtmData sifat-sifat udara diperoleh dari Tabel A-5 buku Heat Transfer 10

    th

    Editionkarangan J.P Holman halaman 658.

    v28,46 = 306,354

    k = = 3,254

    Pr =

    Perhitungan Bilangan Rayleigh (Ra)

    (29)

    Perhitungan Bilangan Nusselt (Nu)

  • 7/22/2019 Makalah Kelompok Pemicu 3: Perpindahan Kalor 2013

    15/24

    Makalah Konveksi Alami-Kelompok 2 15

    Untuk perhitungan ini, kita dapat menggunakan persamaan (13) dengan

    konstanta dari Tabel 1 maupun persamaan (14) dan (15). Kami memilih

    menggunakan persamaan (15) karena walaupun lebih kompleks tapi lebih

    akurat dan dapat digunakan dalam rentang bilangan Rayleigh yang lebih

    luas.

    1,018

    Perhitungan Koefisien Perpindahan Kalor Konveksi Bebas Rata-rata ( )

    Perhitungan Kalor yang hilang secara konveksi alami dari dinding ke udara

    Bagian b

    Perhitungan Tahanan konduksi (Rkond)

    Perhitungan Tahanan isolasi (Riso)t = 2 inchi = 0,167 ft

  • 7/22/2019 Makalah Kelompok Pemicu 3: Perpindahan Kalor 2013

    16/24

    Makalah Konveksi Alami-Kelompok 2 16

    Perhitungan Tahanan konveksi (Rkonv)

    [

    ] Perhitungan Kalor yang hilang secara konduksi dan konveksi bebas (q final)

    2. Suatu gas mengalir melalui sebuah pipa yang mempunyai suhu permukaan 800oFditanam di dalam tanah. Jarak antara sumbu pipa dengan permukaan tanah 6 ft.

    Diameter luar pipa 2,38 in (tebal pipa diabaikan), panjang pipa = 50 ft, suhu

    udara luar 80oF, dan konduktivitas kalor tanah = 1,4 Btu/(hr.ft.

    oF).

    a. Hitunglah kalor yang hilang dari permukaan pipa ke udara.b. Jika pipa tadi diletakkan dalam ruangan yang suhunya 80oF, hitunglah kalor

    yang hilang secara konveksi alami dan radiasi dari permukaan pipa ke udara.

    ( pipa = 0,8).

    c. Idem (b) tetapi permukaan pipa dicat dengan cat dari alumunium sehingga pipa = 0,3.

    d. Jika pipa tersebut diisolasi dengan isolator asbes (k = 0,04 Btu/(hr.ft.oF))setebal 2 in dan diluarnya diisolasi dengan tanah diatomik tebal 1 in (k =

    0,06 Btu/(hr.Ft.oF), hitunglah kalor yang hilang ke udara per satuan panjang

    pipa.

    Penyelesaian :

    Bagian a

    Diketahui :

    Suhu permukaan pipa = T1= 800oF

    Suhu udara = T3= 80oF

  • 7/22/2019 Makalah Kelompok Pemicu 3: Perpindahan Kalor 2013

    17/24

    Makalah Konveksi Alami-Kelompok 2 17

    Diameter pipa = D1= 2,38 in = 0,198 ft

    Panjang pipa = L = 50 ft

    Jari-jari tanah = r2= 6 ft

    Diameter tanah =D2= 12 ft

    Konduktivitas kalor tanah = ktanah = 1,4 Btu/(h.ft.oF).

    Asumsi :

    1. Tidak ada radiasi dari luar2.Nilai k tidak berubah3. Pipa dalam posisi horizontal4. Sistem tunak5. h udara = 1,14 Btu/(h.ft2.oF)6. Sistem satu dimensiJawab :

    Gambar 6. Penampang Melintang Pipa

    Aliran kalor bermula dari aliran fluida gas yang panas. Fluida gas mempunyai suhu

    yang lebih besar disbanding dengan suhu udara, oleh karena itu kalor akan mengalir

    dari fluida ke udara. Pertama, kalor mengalir dari fluida dengan suhu T1 mnembus

    pipa dengan jari-jari R1. Peristiwa perpindahan kalor yang terjadi pada proses ini

    adalah konveksi. Setelah melewati pipa, kalor merambat ke tanah dengan cara

    konduksi. Kemudian dari tanah ke udara, kalor mengalir dengan cara konveksi.

    Berikut adalah persamaan untuk menghitung laju kalor yang keluar.

    Udara terbuka

    T1R1

    R2

    T2

    T3

    Pipa

    Tanah

    Gas

  • 7/22/2019 Makalah Kelompok Pemicu 3: Perpindahan Kalor 2013

    18/24

    Makalah Konveksi Alami-Kelompok 2 18

    Bagian b

    Diketahui :

    Suhu permukaan pipa = Tw= 800oF= 700 K

    Diameter pipa = d = 2,38 in = 0,06 m

    Panjang pipa = L = 50 ft = 15,24 m

    Suhu ruangan = T= 80

    oF = 300 K

    pipa = 0,8

    Asumsi :

    1. Nilai k konstan terhadap temperatur2. Pipa dalam posisi horizontalDitanya :

    kalor yang hilang secara konveksi alami dan radiasi dari permukaan pipa ke udara?

    Jawab :

    Menentukan rugi kalor akibat konveksi

    Gambar 7. Ilustrasi Nomor 2b

    Menentukan suhu film

    T

    Tw

    R

    Gas

  • 7/22/2019 Makalah Kelompok Pemicu 3: Perpindahan Kalor 2013

    19/24

    Makalah Konveksi Alami-Kelompok 2 19

    Berdasarkan suhu film ini makadiperoleh sifat-sifat udara yang dapat dilihat pada

    daftar A-5 lampiran A buku Holman yaitu:Tabel 4. Sifat Fisik Udara

    k = 0,04038 W/m0C, nilai

    v = 37,90x 10-6

    m2/s,

    Pr = 0,680

    Menentukan Gr.Pr

    PrPrGr

    2

    3

    v

    dTTg w

    Menentukan nilai Nu

    Asumsi pipa pada keadaan horizontal, dan dari appendix pada buku Holman dengan

    bilangan Gr.Pr diantara 104-10

    9diperoleh:

    C= 0,53

    m=

    sehingga

    Menentukan koefisien konveksi dari fluida gas

    Dengan mengetahui bilanganNusselt, maka kita akan tahu nilai koefisien perpindahan

    kalor dan perpindahan kalor per satuan panjang yang diperoleh dari rumus :

  • 7/22/2019 Makalah Kelompok Pemicu 3: Perpindahan Kalor 2013

    20/24

    Makalah Konveksi Alami-Kelompok 2 20

    Menentukan rugi kalor dari konveksi

    Menentukan rugi kalor radiasi

    Menentukan rugi kalor total

    Bagian c

    Diketahui :

    Suhu permukaan pipa = Tw= 800oF= 700 K

    Diameter pipa = d = 2,38 in = 0,06 m

    Panjang pipa = L = 50 ft = 15,24 m

    Suhu ruangan = T= 80oF = 300 K

    pipa = 0,8

    Asumsi :

    Nilai k konstan terhadap temperatur Pipa dalam posisi horizontal

    Ditanya :

  • 7/22/2019 Makalah Kelompok Pemicu 3: Perpindahan Kalor 2013

    21/24

    Makalah Konveksi Alami-Kelompok 2 21

    kalor yang hilang secara konveksi alami dan radiasi dari permukaan pipa ke udara?

    Jawab :

    Menentukan rugi kalor dari konveksi

    Menentukan rugi kalor radiasi

    Menentukan rugi kalor total

    Bagian d

    Diketahui :

    Suhu permukaan pipa = T1= 800oF

    Suhu udara = T4= 80oF

    Diameter pipa = D1= 2,38 in

    Jari-jari pipa = R1= 1,19 in

    Panjang pipa = L = 50 ft

    Jari-jari isolator asbes = R2= 2 in + 1,19 in = 3,19 in

    Konduktivitas kalor asbes = kA= 0,04 Btu/(h.ft.oF)

    Jari-jari isolator asbes = R3=1 in + 3,19 in = 4,19 in

    Konduktivitas kalor asbes = kB= 0,06 Btu/(h.ft.oF)

    Asumsi :

    1. Tidak ada radiasi dari luar

  • 7/22/2019 Makalah Kelompok Pemicu 3: Perpindahan Kalor 2013

    22/24

    Makalah Konveksi Alami-Kelompok 2 22

    2. Nilai k tidak berubah3. Pipa dalam posisi horizontal4. Sistem tunak5. h udara = 1,14 Btu/(h.ft2.oF)6. Sistem satu dimensi

    Gambar 8. Ilustrasi Penampang Melintang dari Pipa

    Jawab :

    Menentukan kalor yang hilang ke udara per satuan panjang pipa

    r1

    r2

    r3

    T4

    T3

    T2

    T1

    Asbes

    Tanah

    Udara terbuka

    Pipa, Gas

  • 7/22/2019 Makalah Kelompok Pemicu 3: Perpindahan Kalor 2013

    23/24

    Makalah Konveksi Alami-Kelompok 2 23

    Kesimpulan

    1. Konveksi terjadi akibat adanya perbedaan suhu, membutuhkan medium danmelibatkan aliran fluida. Perbedaan konveksi alami dan paksa adalah sebab

    terjadinya konveksi. Konveksi alami terjadi akibat adanya sebab alami sepertigaya apung, sementara konveksi paksa terjadi akibat adanya gaya luar.

    2. Faktor-faktor yang mempengaruhi konveksi alami adalah faktor bentuk,kecepatan fluida dan jenis fluida.

    3. Angka-angka tak berdimensi yang digunakan untuk perhitungan konveksi alamiadalah bilangan Reynold, Prandtl, Grashof, Graetz dan Nusselt.

    4. Ventilasi memanfaatkan adanya gaya apung yang menyebabkan terjadinyakonveksi alami, sehingga udara dapat bersirkulasi ke luar.

  • 7/22/2019 Makalah Kelompok Pemicu 3: Perpindahan Kalor 2013

    24/24

    Makalah Konveksi Alami-Kelompok 2 24

    Daftar Pustaka

    Cengel, Y. 2006.Heat Transfer 2

    nd

    Editon. USA: McGraw-Hill

    Holman, J.P. 2009.Heat Transfer 10th

    Edition. New York:McGraw-Hill

    Anonim. 2011. Free Convection. Diakses dari

    http://www.pathways.cu.edu.eg/ec/Text-PDF/Part%20B-7.pdf

    http://www.pathways.cu.edu.eg/ec/Text-PDF/Part%20B-7.pdfhttp://www.pathways.cu.edu.eg/ec/Text-PDF/Part%20B-7.pdf