Upload
linda-novitayani
View
43
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK USIA REMAJA
Makalah ini disusun untuk memenuhi sebagian tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik yang diampu oleh Dr. Sutarno, M.Pd
Disusun Oleh Kelompok II :
1. Catur Agung Widiastuti (K230902. Dani Ramdani (K230903. Intan Nurfianty Amalia (K230904. Linda Novitayani (K2309044)
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan merupakan suatu proses yang menggambarkan perilaku kehidupan sosial
psikologi manusia pada proses yang lebih luas dan kompleks. Oleh Havighurst dalam Hartono
dan Sunarto (2002) menyatakan bahwa perkembangan tersebut sebagai tugas yang harus
dipelajari, dijalani, dan dikuasai oleh setiap individu dalam perjalanan hidupnya, atau dengan
perkataan lain perjalanan hidup manusia ditandai dengan berbagai tugas perkembangan yang
harus ditempuh.
Sedangkan, peserta didik adalah setiap manusia yang berusaha mengembangkan potensi
diri melalui proses pembelajaran pada jalur pendidikan baik pendidikan formal maupun
pendidikan nonformal, pada jenjang pendidikan dan jenis pendidikan tertentu.
Manusia senantiasa mengalami pertumbuhan dan berkembang. Pertumbuhan merupakan
perubahan secara fisiologi sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang
berlangsung secara normal pada anak yang sehat. Perkembangan juga merupakan proses
perubahan dalam pertumbuhan pada suatu waktu sebagai fungsi kematangan dan interaksi
dengan lingkungannya. Dengan kata lain perkembangan merupakan perubahan fungsionalyang
dipengaruhi oleh pencapaian tingkat kematangan fisik dan intelek.
Masa remaja adalah masa yang khusus, penuh gejolak karena pada pertumbuhan fisik dan
kehidupan lingkungannya terjadi ketidakseimbangan. Hal ini akan mempengaruhi perkembangan
fisik, intelek, emosi, berbahasa, sosial dan nilai remaja.
Suatu lingkungan dalam kehidupan remaja merupakan keadaan yang dapat merangsang
perkembangan potensi-potensi yang dimilikinya dan membawa perubahan-perubahan apa yang
diinginkan dalam kebiasaan dan sikap-sikapnya. Pengaruh lingkungan merupakan salah satu
faktor dari tumbuh kembangnya remaja. Remaja dibantu oleh orang tua, guru dan orang dewasa
lainya bahkan teman sejawat untuk memanfaatkan kapasitas dan potensi yang dibawanya dalam
mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang diinginkannya.
Setiap individu remaja memiliki ciri dan sifat atau karakteristik bawaan dan karakteristik yang
diperoleh dari lingkungan. Karakteristik bawaan merupakan karakteristik keturunan yang
dimiliki sejak lahir, baik yang menyangkut faktor biologis maupun faktor sosial psikologis.
Seorang remaja tidak dilahirkan dengan perlengkapan yang sudah sempurna. Akan tetapi dengan
sendirinya pola-pola tersebut berjalan, berbicara, merasakan, berpikir, atau pembentukan
pengalaman yang harus dipelajari terlebih dahulu. Dalam diri setiap individu seorang remaja
juga memiliki minat atau sifat yang alami walaupun minat atau sifat tersebut terdorong dari
potensi tertentu yang membentuk dasar dari minat apa saja yang dikembangkan oleh remaja
didalam lingkungan tempat remaja tersebut tumbuh dan berkembang
BAB II
PEMBAHASAN
Remaja didefinisikan sebagai tahap perkembangan transisi yang membawa individu dari
masa kanak-kanak ke masa dewasa. Fase remaja merupakan segmen perkembangan individu
yang sangat penting, yang diawali dengan matangnya organ-organ fisik (seksual) sehingga
mampu bereproduksi. (Syamsu Yusuf, 2009: 184).
Menurut Konopka (Pikunar, 1976), masa remaja meliputi:
a. remaja awal: 12-15 tahun;
b. remaja madya: 15-18 tahun; dan
c. remaja akhir: 19-22 tahun
Setiap remaja akan mengalami perkembangan fisik dan non-fisik sebagai berikut:
1. pErkembangan FISIK
Pada saat dalam kandungan dan tahun-tahun pertama, perkembangan aspek fisik dan
motorik sangat menonjol. Selama sembilan bulan dalam kandungan, ukuran fisik bayi
berkembang dari seperdua ratus millimeter menjadi 50 cm panjangnya. Selama dua tahun
pertama, bayi yang tidak berdaya pada awal kelahirannya, telah menjadi anak kecil yang
bisa duduk, merangkak, berdiri, bahkan pandai berjalan dan berlari. Pertumbuhan dan
perkembangan fisik terus berjalan dan loncatan lagi pada usia 13 – 16 tahun yaitu masa
remaja awal.
Perubahan-perubahan fisik yang terjadi pada masa remaja ialah:
a. Pada Anak Perempuan
- Pertumbuhan tulang-tulang (badan menjadi tinggi, anggota-anggota badan menjadi
panjang);
- Pertumbuhan payudara
- Tumbuh bulu yang halus berwarna gelap di kemaluan;
- Mencapai pertumbuhan ketinggian badan yang maksimum setiap tahunnya;
- Bulu kemaluan menjadi keriting;
- Menstruasi atau haid;
- Tumbuh bulu-bulu ketiak
b. Pada Anak Laki-laki
- Pertumbuhan tulang-tulang;
- Testis membesar;
- Tumbuh bulu kemaluan yang halus, lurus dan berwarna gelap;
- Awal perubahan suara;
- Ejakulasi (keluarnya air mani);
- Bulu kemaluan menjadi keriting;
- Pertumbuhan tinggi badan mencapai tingkat maksimum setiap tahunnya;
- Tumbuh rambut-rambut halus di wajah (kumis, jenggot);
- Tumbuh bulu ketiak;
- Akhir perubahan suara;
- Rambut-rambut di wajah bertambah tebal dan gelap;
- Tumbuh bulu di dada.
2. PERKEMBANGAN PSIKOLOGIS
Aspek Kognitif
Aspek konigtif atau intelektual perkembangannya diawali dengan perkembangan
kemampuan mengamati, melihat hubungan dan memecahkan masalah sederhana,
kemudian berkembang ke arah pemahaman dan pemecahan masalah sederhana,
kemudian berkembang ke arah pemahaman dan pemecahan masalah yang pelik.
Aspek ini berkembang pesat pada masa mulai masuk sekolah dasar (usia 6-7
tahun), berkembang koinstan selama masa belajar dan mencapai puncaknya pada
masa sekolah menengah atas (usia 16-17 tahun).
Jean Piaget membagi perkembangan kognitif atas empat fase:
1. Sensor motorik (0;0 - 2;0)
2. Pra operasional (2;0 - 7;0)
3. Operasional konkret (7;0 - 11;0)
4. Operasional formal (11;0 - 15;0)
Aspek Emosi
Aspek fisiologis emosional memiliki aspek-aspek fisiologis yang mempersiapkan
individu untuk menyelesaikan hal yang bersifat darurat. Seseorang dalam
merespon sesuatu lebih banyak diarahkan oleh penalaran dan pertimbangan-
pertimbangan objektif. Akan tetapi pada saat tertentu di dalam kehidupannya,
dorongan emosional banyak campur tangan dan mempengaruhi pemikiran-
pemikiran dan tingkah lakunya
Secara tradisional masa remaja dianggap sebagai periode “badai dan topan”, suatu
masa dimana ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan
kelenjar. Ciri perkembangan psikologis remaja adalah adanya emosi yang
meledak-ledak, sulit dikendalikan, cepat depresi (sedih, putus asa) dan kemudian
melawan dan memberontak. Emosi tidak terkendali ini disebabkan oleh konflik
peran yang senang dialami remaja. Oleh karena itu, perkembangan psikologis ini
ditekankan pada keadaan emosi remaja.
Keadaan emosi pada masa remaja masih labil karena erat dengan keadaan
hormon. Suatu saat remaja dapat sedih sekali, dilain waktu dapat marah sekali.
Emosi remaja lebih kuat dan lebih menguasai diri sendiri daripada pikiran yang
realistis. Kestabilan emosi remaja dikarenakan tuntutan orang tua dan masyarakat
yang akhirnya mendorong remaja untuk menyesuaikan diri dengan situasi
dirinnya yang baru. Hal tersebut hampir sama dengan yang dikemukakan oleh
Hurlock (1990), yang mengatakan bahwa kecerdasan emosi akan mempengaruhi
cara penyesuaian pribadi dan sosial remaja. Bertambahnya ketegangan emosional
yang disebabkan remaja harus membuat penyesuaian terhadap harapan
masyarakat yang berlainan dengan dirinya.
Menurut Mappiare (dalam Hurlock, 1990) remaja mulai bersikap kritis dan tidak
mau begitu saja menerima pendapat dan perintah orang lain, remaja menanyakan
alasan mengapa sesuatu perintah dianjurkan atau dilarag, remaja tidak mudah
diyakinkan tanpa jalan pemikiran yang logis. Dengan perkembangan psikologis
pada remaja, terjadi kekuatan mental, peningkatan kemampuan daya fikir,
kemampuan mengingat dan memahami, serta terjadi peningkatan keberanian
dalam mengemukakan pendapat.
Abin Syamsuddin Makmun, (2003) memerinci karakteristik perilaku dan
pribadi pada masa remaja, yang terbagi ke dalam bagian dua kelompok yaitu
remaja awal (11-13 s.d. 14-15 tahun) dan remaja akhir (14-16 s.d. 18-20 tahun)
meliputi aspek : fisik, psikomotor, bahasa, kognitif, sosial, moralitas, keagamaan,
konatif, emosi afektif dan kepribadian, sebagai berikut:
Remaja Awal
(11-13 Th s.d.14-15 Th)
Remaja Akhir
(14-16 Th.s.d.18-20 Th)
Fisik
Laju perkembangan secara umum
berlangsung pesat
Laju perkembangan secara umum kembali
menurun, sangat lambat
Proporsi ukuran tinggi dan berat badan
sering- kali kurang seimbang
Proporsi ukuran tinggi dan berat badan lebih
seimbang mendekati kekuatan orang dewasa
Munculnya ciri-ciri sekunder (tumbul bulu
pada pubic region, otot mengembang pada
bagian – bagian tertentu), disertai mulai
aktifnya sekresi kelenjar jenis kelamin
(menstruasi pada wanita dan day dreaming
Siap berfungsinya organ-organ reproduktif
seperti pada orang dewasa
pada laki-laki
Psikomotor
Gerak – gerik tampak canggung dan kurang
terkoordinasikanGerak gerik mulai mantap
Aktif dalam berbagai jenis cabang permainan
Jenis dan jumlah cabang permainan lebih
selektif dan terbatas pada keterampilan yang
menunjang kepada persiapan kerja
Bahasa
Berkembangnya penggunaan bahasa sandi
dan mulai tertarik mempelajari bahasa asing
Lebih memantapkan diri pada bahasa asing
tertentu yang dipilihnya
Menggemari literatur yang bernafaskan dan
mengandung segi erotik, fantastik dan estetik
Menggemari literatur yang bernafaskan dan
mengandung nilai-nilai filosofis, ethis,
religius
Perilaku Kognitif
Proses berfikir sudah mampu mengoperasikan
kaidah-kaidah logika formal (asosiasi,
diferen-siasi, komparasi, kausalitas) yang
bersifat abstrak, meskipun relatif terbatas
Sudah mampu meng-operasikan kaidah-
kaidah logika formal disertai kemampuan
membuat generalisasi yang lebih bersifat
konklusif dan komprehensif
Kecakapan dasar intelektual menjalani laju
perkembangan yang terpesat
Tercapainya titik puncak kedewasaan bahkan
mungkin mapan (plateau) yang suatu saat
(usia 50-60) menjadi deklinasi
Kecakapan dasar khusus (bakat) mulai
menujukkan kecenderungan-kecende- rungan
yang lebih jelas
Kecenderungan bakat tertentu mencapai titik
puncak dan kemantapannya
Perilaku Sosial
Diawali dengan kecenderungan ambivalensi
keinginan menyendiri dan keinginan bergaul
dengan banyak teman tetapi bersifat temporer
Bergaul dengan jumlah teman yang lebih
terbatas dan selektif dan lebih lama (teman
dekat)
Adanya kebergantungan yang kuat kepada Kebergantungan kepada kelompok sebaya
kelompok sebaya disertai semangat
konformitas yang tinggi
berangsur fleksibel, kecuali dengan teman
dekat pilihannya yang banyak memiliki
kesamaan minat
Moralitas
Adanya ambivalensi antara keinginan bebas
dari dominasi pengaruh orang tua dengan
kebutuhan dan bantuan dari orang tua
Sudah dapat memisahkan antara sistem nilai –
nilai atau normatif yang universal dari para
pendukungnya yang mungkin dapat ber-buat
keliru atau kesalahan
Dengan sikapnya dan cara berfikirnya yang
kritis mulai menguji kaidah-kaidah atau
sistem nilai etis dengan kenyataannya dalam
perilaku sehari-hari oleh para pendukungnya
Sudah berangsur dapat menentukan dan
menilai tindakannya sendiri atas norma atau
sistem nilai yang dipilih dan dianutnya sesuai
dengan hati nuraninya
Mengidentifikasi dengan tokoh moralitas
yang dipandang tepat dengan tipe idolanya
Mulai dapat memelihara jarak dan batas-batas
kebebasan- nya mana yang harus
dirundingkan dengan orang tuanya
Perilaku Keagamaan
Mengenai eksistensi dan sifat kemurahan dan
keadilan Tuhan mulai dipertanyakan secara
kritis dan skeptis
Eksistensi dan sifat kemurah-an dan keadilan
Tuhan mulai dipahamkan dan dihayati
menurut sistem kepercayaan atau agama yang
dianutnya
Penghayatan kehidupan keagamaan sehari-
hari dilakukan atas pertimbangan adanya
semacam tuntutan yang memaksa dari luar
dirinya
Penghayatan kehidupan keagamaan sehari-
hari mulai dilakukan atas dasar kesadaran dan
pertimbangan hati nuraninya sendiri secara
tulus ikhlas
Masih mencari dan mencoba menemukan
pegangan hidupMulai menemukan pegangan hidup
Konatif, Emosi, Afektif dan Kepribadian
Lima kebutuhan dasar (fisiologis, rasa aman, kasih
sayang, harga diri dan aktualisasi diri) mulai
menunjukkan arah kecenderungannya
Sudah menunjukkan arah kecenderungan
tertentu yang akan mewarnai pola dasar
kepribadiannya
Reaksi-reaksi dan ekspresi emosionalnya
masih labil dan belum terkendali seperti
pernya-taan marah, gembira atau
kesedihannya masih dapat berubah-ubah dan
silih berganti dalam yang cepat
Reaksi-reaksi dan ekspresi emosinalnya
tampak mulai terkendali dan dapat menguasai
dirinya
Kecenderungan-kecenderungan arah sikap
nilai mulai tampak (teoritis, ekonomis, estetis,
sosial, politis, dan religius), meski masih
dalam taraf eksplorasi dan mencoba-coba
Kecenderungan titik berat ke arah sikap nilai
tertentu sudah mulai jelas seperti yang akan
ditunjukkan oleh kecenderungan minat dan
pilihan karier atau pendidikan lanjutannya;
yang juga akan memberi warna kepada tipe
kepribadiannya
Merupakan masa kritis dalam rangka meng-
hadapi krisis identitasnya yang sangat
dipengaruhi oleh kondisi psiko-sosialnya,
yang akan membentuk kepribadiannnya
Kalau kondisi psikososialnya menunjang
secara positif maka mulai tampak dan
ditemukan identitas kepriba-diannya yang
relatif definitif yang akan mewarnai hidupnya
sampai masa dewasa
BAB III
PENUTUP
Daftar pustaka
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/03/05/karakteristik-perilaku-dan-pribadi-pada-masa-remaja/
http://allungdocument.blogspot.com/
http://community.um.ac.id/archive/index.php/t-75057.html
http://essadaddy.blogspot.com/2010/01/karakteristik-peserta-didik-dalam.html
http://one.indoskripsi.com/node/9924
http://pesertadidik.netfirms.com/pokok_09.html
http://pustaka.ut.ac.id/puslata/online.php?menu=bmpshort_detail2&ID=414