29
BAB I PENDAHULUAN a. Latar Belakang Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang yang bermutu tinggi dalam penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri. Dengan demikian, industri merupakan bagian dari proses produksi. Bahan-bahan industri diambil secara langsung maupun tidak langsung, kemudian diolah, sehingga menghasilkan barang yang bernilai lebih bagi masyarakat. Kegiatan proses produksi dalam industri itu disebut dengan perindustrian. Dari definisi tersebut, istilah industri sering disebut sebagai kegiatan manufaktur (manufacturing). Padahal, pengertian industri sangatlah luas, yaitu menyangkut semua kegiatan manusia dalam bidang ekonomi yang sifatnya produktif dan komersial. Karena merupakan kegiatan ekonomi yang luas maka jumlah dan macam industri berbeda-beda untuk tiap negara atau daerah. Pada umumnya, makin maju tingkat perkembangan perindustrian di suatu negara atau daerah, makin banyak jumlah dan macam industri, dan makin kompleks pula sifat kegiatan dan usaha tersebut. Cara penggolongan atau pengklasifikasian industri pun berbeda-beda. Tetapi pada dasarnya, pengklasifikasian industri didasarkan pada kriteria yaitu berdasarkan bahan baku, tenaga kerja, pangsa pasar, modal, atau jenis teknologi yang digunakan. Selain faktor-

Makalah Industri

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Makalah ini tentang bab industri

Citation preview

Page 1: Makalah Industri

BAB I

PENDAHULUAN

a.       Latar Belakang

Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah

jadi atau barang jadi menjadi barang yang bermutu tinggi dalam penggunaannya, termasuk

kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri. Dengan demikian, industri merupakan

bagian dari proses produksi. Bahan-bahan industri diambil secara langsung maupun tidak

langsung, kemudian diolah, sehingga menghasilkan barang yang bernilai lebih bagi masyarakat.

Kegiatan proses produksi dalam industri itu disebut dengan perindustrian. Dari definisi tersebut,

istilah industri sering disebut sebagai kegiatan manufaktur (manufacturing). Padahal, pengertian

industri sangatlah luas, yaitu menyangkut semua kegiatan manusia dalam bidang ekonomi yang

sifatnya produktif dan komersial. Karena merupakan kegiatan ekonomi yang luas maka jumlah

dan macam industri berbeda-beda untuk tiap negara atau daerah.

Pada umumnya, makin maju tingkat perkembangan perindustrian di suatu negara atau daerah,

makin banyak jumlah dan macam industri, dan makin kompleks pula sifat kegiatan dan usaha

tersebut. Cara penggolongan atau pengklasifikasian industri pun berbeda-beda. Tetapi pada

dasarnya, pengklasifikasian industri didasarkan pada kriteria yaitu berdasarkan bahan baku,

tenaga kerja, pangsa pasar, modal, atau jenis teknologi yang digunakan. Selain faktor-faktor

tersebut, perkembangan dan pertumbuhan ekonomi suatu negara juga turut menentukan

keanekaragaman industri negara tersebut, semakin besar dan kompleks kebutuhan masyarakat

yang harus dipenuhi, maka semakin beranekaragam jenis industrinya.

Istilah industrialisasi secara ekonomi juga diartikan sebagai himpunan perusahaan-perusahaan

sejenis dimana kata industri dirangkai dengan kata yang menerangkan jenis industrinya.

Misalnya, industri obat-obatan, industri garmen, industri perkayuan, dan sebagainya.

Pesatnya kemajuan industri tidak dapat di pungkiri merupakan salah satu efek dari pada

kemajuan teknologi. Aktifitas manusia yang dinamik dan cenderung berkembang tanpa batas

sangat mempengaruhi keadaan lingkungan hidup. Industri yang mengalami laju pertumbuhan

relatif cepat merupakan bagian dari teknologi. Teknologi industri sebagai teknologi yang modern

memiliki andil besar dalam proses perubahan panas bumi (Global Warming). Meski demikian

Potensi industri telah memberikan sumbangan bagi perekonomian Indonesia melalui  barang

Page 2: Makalah Industri

produk dan jasa yang dihasilkan, namun di sisi lain pertumbuhan industri telah menimbulkan

masalah lingkungan yang cukup serius.

Teknologi secara umum berarti keseluruhan peralatan dan prosedur yang terus mengalami

penyempurnaan, baik di lihat dari segi pencapaian tujuan maupun proses pelaksanaannya.

Teknologi sebagai budidaya manusia dalam beradaptasi dengan alam sesuai dengan maksud dan

tujuan manusia penggunanya. Alhasil teknologi adalah ide-ide manusia dalam mempermudah

aktifitas pencapaian tujuan.

b.      Rumusan Masalah

c.       Tujuan

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Definisi Industry

Menurut schneider (1993) industri merupakn jaringan yang helainya menjangkau hampir setiap

aspek masyarakat, kebudayaan, dan kepribadian. Industri juga merupakan sebuah faktor penting

dalam membentuk masalah-masalah sosial yang kompleks.

Kuwartojo dalam Setyawati (2002) mendefenisikan industri sebagai kegiatan untuk

menghasilkan barang-barang secara massal, dengan mutu yang bagus untuk kemudian dijual dan

diperdagangkan. Guna menjaga kemassalannya digunakan sejumlah tenaga kerja dengan

peralatan, teknik dan cara serta pola kerja tertentu.

a.       Klasifikasi Industri

1)      Klasifikasi Industri berdasarkan Bahan Baku

Tiap-tiap industri membutuhkan bahan baku yang berbeda, tergantung pada apa yang akan

dihasilkan dari proses industri tersebut. Berdasarkan bahan baku yang digunakan, industri dapat

dibedakan menjadi:

Industri ekstraktif, yaitu industri yang bahan bakunya diperoleh langsung dari alam. Misalnya:

industri hasil pertanian, industri hasil perikanan, dan industri hasil kehutanan.

Industri nonekstraktif, yaitu industri yang mengolah lebih lanjut hasilhasil industri lain.

Misalnya: industri kayu lapis, industri pemintalan, dan industri kain. Industri fasilitatif atau

Page 3: Makalah Industri

disebut juga industri tertier. Kegiatan industrinya adalah dengan menjual jasa layanan untuk

keperluan orang lain. Misalnya: perbankan, perdagangan, angkutan, dan pariwisata.

2)      Klasifikasi Industri berdasarkan Tenaga Kerja

Berdasarkan jumlah tenaga kerja yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi:

a)      Industri rumah tangga, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja kurang dari empat

orang. Ciri industri ini memiliki modal yang sangat terbatas, tenaga kerja berasal dari anggota

keluarga, dan pemilik atau pengelola industri biasanya kepala rumah tangga itu sendiri atau

anggota keluarganya. Misalnya: industri anyaman, industri kerajinan, industri tempe/ tahu, dan

industri makanan ringan.

b)      Industri kecil, yaitu industri yang tenaga kerjanya berjumlah sekitar 5 sampai 19 orang, Ciri

industri kecil adalah memiliki modal yang relative kecil, tenaga kerjanya berasal dari lingkungan

sekitar atau masih ada hubungan saudara. Misalnya: industri genteng, industri batubata, dan

industri pengolahan rotan.

c)      Industri sedang, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja sekitar 20 sampai 99 orang.

Ciri industri sedang adalah memiliki modal yang cukup besar, tenaga kerja memiliki

keterampilan tertentu, dan pimpinan perusahaan memiliki kemapuan manajerial tertentu.

Misalnya: industri konveksi, industri bordir, dan industri keramik.

d)     Industri besar, yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 100 orang. Ciri industri

besar adalah memiliki modal besar yang dihimpun secara kolektif dalam bentuk pemilikan

saham, tenaga kerja harus memiliki keterampilan khusus, dan pimpinan perusahaan dipilih

melalui uji kemapuan dan kelayakan (fit and profer test). Misalnya: industri tekstil, industri

mobil, industri besi baja, dan industri pesawat terbang.

3)      Klasifikasi Industri berdasarkan Produksi yang dihasilkan

Berdasarkan produksi yang dihasilkan, industri dapat dibedakan menjadi:

a)      Industri primer, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang tidak perlu

pengolahan lebih lanjut. Barang atau benda yang dihasilkan tersebut dapat dinikmati atau

digunakan secara langsung. Misalnya: industri anyaman, industri konveksi, industri makanan dan

minuman.

b)      Industri sekunder, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang membutuhkan

pengolahan lebih lanjut sebelum dinikmati atau digunakan. Misalnya: industri pemintalan

benang, industri ban, industri baja, dan industri tekstil.

Page 4: Makalah Industri

c)      Industri tertier, yaitu industri yang hasilnya tidak berupa barang atau benda yang dapat

dinikmati atau digunakan baik secara langsung maupun tidak langsung, melainkan berupa jasa

layanan yang dapat mempermudah atau membantu kebutuhan masyarakat. Misalnya: industri

angkutan, industri perbankan, industri perdagangan, dan industri pariwisata.

4)      Klasifikasi Industri berdasarkan Bahan Mentah

Berdasarkan bahan mentah yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi:

a)      Industri pertanian, yaitu industri yang mengolah bahan mentah yang diperoleh dari hasil

kegiatan pertanian. Misalnya: industri minyak goreng, Industri gula, industri kopi, industri teh,

dan industri makanan.

b)      Industri pertambangan, yaitu industri yang mengolah bahan mentah yang berasal dari hasil

pertambangan. Misalnya: industri semen, industri baja, industri BBM (bahan bakar minyak

bumi), dan industri serat sintetis.

c)      Industri jasa, yaitu industri yang mengolah jasa layanan yang dapat mempermudah dan

meringankan beban masyarakat tetapi menguntungkan. Misalnya: industri perbankan, industri

perdagangan, industri pariwisata, industri transportasi, industri seni dan hiburan.

5)      Klasifikasi Industri berdasarkan Lokasi Unit Usaha

Keberadaan suatu industri sangat menentukan sasaran atau tujuan kegiatan industri. Berdasarkan

pada lokasi unit usahanya, industri dapat dibedakan menjadi:

a)      Industri berorientasi pada pasar (market oriented industry), yaitu industri yang didirikan

mendekati daerah persebaran konsumen.

b)      Industri berorientasi pada tenaga kerja (employment oriented industry), yaitu industri yang

didirikan mendekati daerah pemusatan penduduk, terutama daerah yang memiliki banyak

angkatan kerja tetapi kurang pendidikannya.

c)      Industri berorientasi pada pengolahan (supply oriented industry), yaitu industri yang

didirikan dekat atau ditempat pengolahan. Misalnya: industri semen di Palimanan Cirebon (dekat

dengan batu gamping), industri pupuk di Palembang (dekat dengan sumber pospat dan amoniak),

dan industri BBM di Balongan Indramayu (dekat dengan kilang minyak).

d)     Industri berorientasi pada bahan baku, yaitu industri yang didirikan di tempat tersedianya

bahan baku. Misalnya: industri konveksi berdekatan dengan industri tekstil, industri pengalengan

ikan berdekatan dengan pelabuhan laut, dan industri gula berdekatan lahan tebu.

Page 5: Makalah Industri

e)      Industri yang tidak terikat oleh persyaratan yang lain (footloose industry), yaitu industri yang

didirikan tidak terikat oleh syarat-syarat di atas. Industri ini dapat didirikan di mana saja, karena

bahan baku, tenaga kerja, dan pasarnya sangat luas serta dapat ditemukan di mana saja.

Misalnya: industri elektronik, industri otomotif, dan industri transportasi.

6)      Klasifikasi industri berdasarkan proses produksi

Berdasarkan proses produksi, industri dapat dibedakan menjadi:

a)      Industri hulu, yaitu industri yang hanya mengolah bahan mentah menjadi barang setengah

jadi. Industri ini sifatnya hanya menyediakan bahan baku untuk kegiatan industri yang lain.

Misalnya: industri kayu lapis, industri alumunium, industri pemintalan, dan industri baja.

b)      Industri hilir, yaitu industri yang mengolah barang setengah jadi menjadi barang jadi

sehingga barang yang dihasilkan dapat langsung dipakai atau dinikmati oleh konsumen.

Misalnya: industri pesawat terbang, industri konveksi, industri otomotif, dan industri meubeler.

7)      Klasifikasi industri berdasarkan barang yang dihasilkan

Berdasarkan barang yang dihasilkan, industri dapat dibedakan menjadi:

a)      Industri berat, yaitu industri yang menghasilkan mesin-mesin atau alat produksi lainnya.

Misalnya: industri alat-alat berat, industri mesin, dan industri percetakan.

b)      Industri ringan, yaitu industri yang menghasilkan barang siap pakai untuk dikonsumsi.

Misalnya: industri obat-obatan, industri makanan, dan industri minuman.

8)      Klasifikasi industri berdasarkan modal yang digunakan

Berdasarkan modal yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi:

a)      Industri dengan penanaman modal dalam negeri (PMDN), yaitu industri yang memperoleh

dukungan modal dari pemerintah atau pengusaha nasional (dalam negeri). Misalnya: industri

kerajinan, industri pariwisata, dan industri makanan dan minuman.

b)      Industri dengan penanaman modal asing (PMA), yaitu industri yang modalnya berasal dari

penanaman modal asing. Misalnya: industri komunikasi, industri perminyakan, dan industri

pertambangan.

c)      Industri dengan modal patungan (join venture), yaitu industri yang modalnya berasal dari

hasil kerja sama antara PMDN dan PMA. Misalnya: industri otomotif, industri transportasi, dan

industri kertas.

9)      Klasifikasi Industri berdasarkan subjek pengelola

Berdasarkan subjek pengelolanya, industri dapat dibedakan menjadi:

Page 6: Makalah Industri

a)      Industri rakyat, yaitu industri yang dikelola dan merupakan milik rakyat, misalnya: industri

meubeler, industri makanan ringan, dan industri kerajinan.

b)      Industri negara, yaitu industri yang dikelola dan merupakan milik Negara yang dikenal

dengan istilah BUMN, misalnya: industri kertas, industri pupuk, industri baja, industri

pertambangan, industri perminyakan, dan industri transportasi.

10)  Klasifikasi Industri berdasarkan cara pengorganisasian

Cara pengorganisasian suatu industri dipengaruhi oleh berbagai factor, seperti: modal, tenaga

kerja, produk yang dihasilkan, dan pemasarannya. Berdasarkan cara pengorganisasianya, industri

dapat dibedakan menjadi:

a)      Industri kecil, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal relatif kecil, teknologi sederhana,

pekerjanya kurang dari 10 orang biasanya dari kalangan keluarga, produknya masih sederhana,

dan lokasi pemasarannya masih terbatas (berskala lokal). Misalnya: industri kerajinan dan

industri makanan ringan.

b)      Industri menengah, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal relative besar, teknologi

cukup maju tetapi masih terbatas, pekerja antara 10-200 orang, tenaga kerja tidak tetap, dan

lokasi pemasarannya relative lebih luas (berskala regional). Misalnya: industri bordir, industri

sepatu, dan industri mainan anak-anak.

c)      Industri besar, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal sangat besar, teknologi canggih

dan modern, organisasi teratur, tenaga kerja dalam jumlah banyak dan terampil, pemasarannya

berskala nasional atau internasional. Misalnya: industri barang-barang elektronik, industri

otomotif, industri transportasi, dan industri persenjataan.

11)  Klasifikasi Industri berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian

Selain pengklasifikasian industri tersebut di atas, ada juga pengklasifikasian industri berdasarkan

Surat Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 19/M/ I/1986 yang dikeluarkan oleh Departemen

Perindustrian dan Perdagangan. Adapun pengklasifikasiannya adalah sebagai berikut:

a)      Industri Kimia Dasar (IKD). Industri Kimia Dasar merupakan industri yang memerlukan:

modal yang besar, keahlian yang tinggi, dan menerapkan teknologi maju. Adapun industri yang

termasuk kelompok IKD adalah sebagai berikut:

1)      Industri kimia organik, misalnya: industri bahan peledak dan industri bahan kimia tekstil.

2)      Industri kimia anorganik, misalnya: industri semen, industri asam sulfat, dan industri kaca.

3)      Industri agrokimia, misalnya: industri pupuk kimia dan industri pestisida.

Page 7: Makalah Industri

4)      Industri selulosa dan karet, misalnya: industri kertas, industri pulp, dan industri ban.

b)      Industri Mesin Logam Dasar dan Elektronika (IMELDE). Industri ini merupakan industri

yang mengolah bahan mentah logam menjadi mesin-mesin berat atau rekayasa mesin dan

perakitan. Adapun yang termasuk industri ini adalah sebagai berikut:

1)      Industri mesin dan perakitan alat-alat pertanian, misalnya: mesin traktor, mesin hueler, dan

mesin pompa.

2)      Industri alat-alat berat/konstruksi, misalnya: mesin pemecah batu, buldozer, excavator, dan

motor grader.

3)      Industri mesin perkakas, misalnya: mesin bubut, mesin bor, mesin gergaji, dan mesin pres.

4)      Industri elektronika, misalnya: radio, televisi, dan komputer.

5)      Industri mesin listrik, misalnya: transformator tenaga dan generator.

6)      Industri keretaapi, misalnya: lokomotif dan gerbong.

7)      Industri kendaraan bermotor (otomotif), misalnya: mobil, motor, dan suku cadang kendaraan

bermotor.

8)      industri pesawat, misalnya: pesawat terbang dan helikopter.

9)      Industri logam dan produk dasar, misalnya: industri besi baja, industri alumunium, dan

industri tembaga.

10)  Industri perkapalan, misalnya: pembuatan kapal dan reparasi kapal.

11)  Industri mesin dan peralatan pabrik, misalnya: mesin produksi, peralatan pabrik, the blower,

dan kontruksi.

c)      Aneka Industri (AI). Industri ini merupakan industri yang tujuannya menghasilkan

bermacammacam barang kebutuhan hidup sehari-hari. Adapun yang termasuk industri ini adalah

sebagai berikut:

1)      Industri tekstil, misalnya: benang, kain, dan pakaian jadi.

2)      Industri alat listrik dan logam, misalnya: kipas angin, lemari es, dan mesin jahit, televisi, dan

radio.

3)      Industri kimia, misalnya: sabun, pasta gigi, sampho, tinta, plastik, obatobatan, dan pipa.

4)      Industri pangan, misalnya: minyak goreng, terigu, gula, teh, kopi, garam dan makanan

kemasan.

5)      Industri bahan bangunan dan umum, misalnya: kayu gergajian, kayu lapis, dan marmer

Page 8: Makalah Industri

d)     Industri Kecil (IK). Industri ini merupakan industri yang bergerak dengan jumlah pekerja

sedikit, dan teknologi sederhana. Biasanya dinamakan industri rumah tangga, misalnya: industri

kerajinan, industri alat-alat rumah tangga, dan perabotan dari tanah (gerabah).

1)      Industri pariwisata

Industri ini merupakan industri yang menghasilkan nilai ekonomis dari kegiatan wisata.

Bentuknya bisa berupa: wisata seni dan budaya (misalnya: pertunjukan seni dan budaya), wisata

pendidikan (misalnya: peninggalan, arsitektur, alat-alat observasi alam, dan museum geologi),

wisata alam (misalnya: pemandangan alam di pantai, pegunungan, perkebunan, dan kehutanan),

dan wisata kota (misalnya: melihat pusat pemerintahan, pusat perbelanjaan, wilayah pertokoan,

restoran, hotel, dan tempat hiburan).

b.      Konsep dan Tujuan Industrialisasi

Dalam konsep sejarah pembangunan ekonomi, konsep industrialisasi berawal dari revolusi

industri pertama pada pertengahan abad ke-18 di Inggris, yang ditandai dengan penemuan

metode baru untuk permintalan, dan penemuan kapas yanng mencipatakan spesialisasi dalam

produksi, seta peningkatan produktivitas dari faktor produksi yang digunakan.

Sejarah ekonomi dunia menunjukan bahwa industrialissi merupakan suatu proses interasksi

antara pengembangan teknologi, inovasi, spesialisasi, produksi, dan perdagangan anatarnegara,

yang pada akhirnya sejalan dengan meningkatnya pendapatan masyarakat mendorong perubahan

struktur ekonomi dibanyak negara, dari yang tadinya berbasis pertanian menjadi berbasis

industri.

Pengalaman di hampir semua negara menunjukan bahwa indutrialisasi sangat perlu karena

menjamin pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Hanya beberapa Negara dengan penduduk

sedikit & kekayaan alam meilmpah seperti Kuwait & libya ingin mencapai pendapatan yang

tinggi tanpa industrialisasi.

c.       Sejarah Sektor Industri di Indonesia

Tahun 1920an industry modern di Indonesia hampir semua dimiliki oleh orang asing, walau

jumlahnya hanya sedikit. Indutri kecil yang ada pada masa itu berupa industry rumah tangga

seperti penggilingan padi, pembuatan gula merah (tebu dan nira), rokok kretek, kerajinan tekstil,

dan sebagainya tidak terkoordinasi dengan baik. Perusahaan modern hanya ada dua, yaitu pabrik

Page 9: Makalah Industri

rokok milik British American Tobaco (BAT) dan perakitan kendaraan bermotor General Motor

Car Assembly. Depresi ekonomi yang melanda Indonesia tahun 1930an meruntuhkan

perekonomian, megakibatkan menurunnya penerimaan ekspor dari 1.448 gulden menjadi 505

gulden (1929) yang mengakibatkan pengangguran. Melihat situasi tersebut pemerintah Hindia

Belanda mengubah system dan pola kenijakan ekonomi dari sector perkebunan ke sector

industry, dengan memberi kemudahan dalam pemberian ijin dan fasilitas bagi pendirian industry

baru.

Berdasarkan Sensus Industri Pertama (1939), industry yang ada ketika itu mempekerjakan 173

ribu orang di bidang pengolahan makanan, tekstil dan barang logam, semuanya milik asing. Pada

masa PD II kondisi industrialisasi cukup baik. Namun setelah pendudukan Jepang keadaannya

terbalik. Disebabkan larangan impor bahan mentah dan diangkutnya barang capital ke Jepang

dan pemaksaan tenaga kerja (romusha). Setelah Indonesia merdeka, mulai dikembangkan sector

industry dan menawarkan investasi walau dalam tahap coba-coba. Tahun 1951 pemerintah

meluncurkan RUP (Rencana Urgensi Perekonomian). Program utamanya menumbuhkan dan

mendorong industry kecil pribumi dan memberlakukan pembatasan industry besar atau modern

yang dimiliki orang Eropa dan Cina.

d.      Faktor-faktor Pendorong Industrialisasi

1)      a)Kemampuan teknologi dan inovasi

2)      Laju pertumbuhan pendapatan nasional per kapita

3)      Kondisi dan struktur awal ekonomi dalam negeri. Negara yang awalnya memiliki industri

dasar/primer/hulu seperti baja, semen, kimia, dan industri tengah seperti mesin alat produksi

akan mengalami proses industrialisasi lebih cepat

4)      Besar pangsa pasar DN yang ditentukan oleh tingkat pendapatan dan jumlah penduduk.

Indonesia dengan 200 juta orang menyebabkan pertumbuhan kegiatan ekonomi

5)      Ciri industrialisasi yaitu cara pelaksanaan industrialisasi seperti tahap implementasi, jenis

industri unggulan dan insentif yang diberikan.

6)      Keberadaan SDA. Negara dengan SDA yang besar cenderung lebih lambat dalam

industrialisasi

7)      Kebijakan/strategi pemerintah seperti tax holiday dan bebas bea masuk bagi industri

orientasi ekspor.

Page 10: Makalah Industri

8)      E. Pola Pengembangan Industri

9)      Pengelompokan pola pikir industrialisasi secara keseluruhan telah tercakup dalam Pola

Pengembangan Indutri Nasional (PPIN) yang dibuat oleh Departemen Perindustrian (dalam

Siahaan, 1996). PPIN tersebut berintikan 6 butir kebijakan :

a.       Pengembangan industri yang diarahkan untuk pendalaman dan pemantapan struktur industri

serta dikaitkan dengan sektor lainnya.

b.      Pengembangan indutri permesinan dan elektronika penghasil barang modal.

c.       Pengembangan industri kecil.

d.      Pembangunan ekspor komoditi industri.

e.       Pembangunan kemampuan penelitian, pengembangan dan rancang bangun khususnya

perangkat lunak dan perekayasaan.

f.       Pembangunan kemampuan para wiraswasta dan tenaga kerja industri berupa manajemen,

keahlian, kejujuran serta keterampilan.

e.       Perkembangan Sektor Industri Manufaktur Nasional

Sektor industri manufaktur di banyak Negara berkembang mengalami perkembangan sangat

pesat dalam tiga decade terakhir. Asia Timur dan Asia Tenggara dapat dikatakan sebagai kasus

istimewa. Lebih dari 25 tahun terakhir, dijuluki a miraculous economic karena kinerja

ekonominya sangat hebat. Dari 1970 hinga 1995, industri manufaktur merupakan contributor

utama.

Untuk melihat sejauh mana perkembangan industry manufaktur di Indonesia selama ini, perlu

dilihat perbandingan kinerjanya dengan sector yang sama di Negara-negara lain. Dalam

kelompok ASEAN, misalnya kontribusi output dari sector industry manufaktur terhadap

pembentukan PDB di Indonesia masih relative kecil, walaupun laju pertumbuhan output rata-

ratanya termasuk tinggi di Negara-negara ASEAN lainnya. Struktur ini menandakan Indonesia

belum merupakan Negara dengan tingkat industrialisasi yang tinggi dibandingkan Malaysia dan

Thailand.

A.    KONSEP INDUSTRIALISASI

Industrialisasi adalah sistem produksi yang muncul dari pengembangan yang mantap penelitian

dan penggunaan pengetahuan ilmiah. Ia dilandasi oleh pembagian tenaga kerja dan spesialisasi,

Page 11: Makalah Industri

menggunakan alat-alat bantu mekanik, kimiawi, mesin, dan organisasi serta intelektual dalam

produksi.

Industrialisasi dalam arti sempit menggambarkan penggunaan secara luas sumber-sumber tenaga

non-hayati, dalam rangka produksi barang atau jasa. Meskipun definisi ini terasa sangat

membatasi industrialisasi tidak hanya terdapat pada pabrik atau manufaktur, tapi juga bisa

meliputi pertanian karena pertanian tidak bisa lepas dari mekanisasi (pemakaian sumber tenaga

non-hayati) demikian pula halnya dengan transportasi dan komunikasi.

Industrialisasi merupakan proses peralihan dari satu bentuk masyarakat tertentu, menuju

masyarakat industrial modern. Wield (1983:80) mengemukakan tiga jenis definisi untuk

memahami industrialisasi antara lain:

1.      Residual, industri berarti semua hal yang bukan pertanian.

2.      Sektoral, yang mengatakan bahwa industri adalah energi, pertambangan, dan usaha

manufaktur.

3.      Bersifat mikro dan makro, yaitu sebagai proses produksi, dan yang lebih luas lagi sebagai

proses sosial industrialisasi

Proses industrialisasi bisa dipahami melalui konsep pembangunan, karena arti pembangunan dan

industrialisasi seringkali dianggap sama. Konsep pembangunan bersifat dinamik, karena konsep

itu bisa berubah menurut lingkupnya. Apabila pembangunan itu dihubungkan pada setiap usaha

pembangunan dunia, maka pembangunan akan merupakan usaha pembangunan dunia.

Industrialisasi sebagai proses dan pembangunan industri berada pada satu jalur kegiatan, yaitu

pada hakekatnya berfungsi meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan rakyat. Industrialisasi

tidaklah terlepas dari upaya peningkatan mutu sumber daya manusia, dan pemanfaatan sumber

daya alam.

Secara umum kaitan antara pembangunan dengan industrialisasi dijelaskan oleh Garna (1997:17-

18), yakni:

1.           Bahan untuk proses industrialisasi dan pembangunan industri merupakan satu jalur

kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

2.           Pembangunan industri merupakan upaya meningkatkan mutu sumber daya manusia dan

kemampuan memanfaatkan sumber daya alam.

Page 12: Makalah Industri

3.           Pembangunan industri akan memacu dan menyangkut pembangunan sektor lainnya, yang

dapat memperluas lapangan kerja yang diharapkan akan meningkatkan pendapatan dan daya beli

masyarakat.

4.           Dalam pembangunan industri akan terjadi ketimpangan yang merugikan, yang bersifat

ekonomi ataupun non ekonomi.

Pembangunan itu senantiasa harus melalui lima tahapan yang berkaitan satu sama lainnya yakni;

1.      Masyarakat tradisional.

2.      Prakondisi lepas landas.

3.      Lepas landas.

4.      Bergerak ke kedewasaan.

5.      Zaman konsumsi masal yang tinggi.

Prasyarat untuk bisa menuju perkembangan ekonomi adalah tahapan kedua, yang ciri-ciri

masyarakat tradisional sudah mulai berganti. Dalam tahap kedua produktivitas pertanian

meningkat pesat, munculnya mentalitas baru dan juga kelas sosial baru – wiraswasta (Hagen,

1966). Tahap ketiga adalah tahap yang kritis atau penting sekali guna pembangunan lebih lanjut.

Di sinilah munculnya industrialisasi, di mana beberapa sektor tertentu akan berperan dalam

menumbuhkan perekonomian. Tumin (dalam Lavner, 1989:430-431) melukiskan jenis-jenis

perubahan sistem stratifikasi sosial ketika masyarakat menuju industrialisasi antara lain:

1.      Pembagian kerja semakin rumit sejalan dengan meningkatnya spesialisasi;

2.      Status cenderung berdasarkan atas prestasi sebagai pengganti status berdasarkan atas asal

usul (ascription);

3.      Alat yang memadai untuk mengukur pelaksanaan pekerjaan orang yang terlibat dalam

produksi menjadi perhatian umum;

4.      Pekerjaan bergeser dari kegiatan yang memberikan kepuasan hakiki, keperanan sebagai alat

untuk meningkatkan kesejahteraan artinya, mendapat ganjaran itu sendiri;

5.      Ganjaran yang tersedia untuk didistribusikan meningkat;

6.      Ganjaran didistribusikan atas dasar yang agak lebih kecil;

7.      Terjadi pergeseran dalam peluang hidup di berbagai status sosial;

Page 13: Makalah Industri

8.      Terjadinya pergeseran dalam distribusi gengsi sosial meskipun keuntungan masyarakat

modern dibanding masyarakat tradisional dan;

Pergeseran dan masalah serupa terdapat juga dalam distribusi kekuasaan.

Huntington (1986:37),menjelaskan mengenai perubahan masyarakat tradisional ke masyarakat

industri.

Ciri masyarakat tradisional antara lain:

1.        Tidak menjaga waktu

2.        Orientasi pada masa lalu

3.        Status terikat pada tempat asal

4.        Fanatik

5.        Tertutup

6.        Orientasi status otomatis (ascriptive)

7.        Loyalitas primordial seperti agama, golongan, suku, keluarga, organisasi keluarga atau

ikatan bersifat pribadi

8.        Bergantung pada nasib

9.        Hubungan dengan alam penyesuaian

10.    Kebudayaan ekspresif

Ciri masyarakat modern antara lain

1.       Menjaga waktu

2.       Orientasi pada masa depan

3.       Dinamik, mobilitas

4.       Toleran

5.       Terbuka

6.       Orientasi status berdasarkan prestasi (achievement)

7.       Loyalitas pelingkup (negara, kedinasan dan profesi)

8.       Organisasi non pribadi (ikatan kepentingan, atau berorientasi tujuan),

9.       Organisasi besar atau efisiensi

10.   Hubungan non pribadi atas dasar masalah (lugas)

11.   Persoalan ditimbulkan manusia dapat diatasi oleh manusia

12.   Hubungan dengan alam menguasai atau setidak-tidaknya mengatur

Page 14: Makalah Industri

Kebudayaan progresif Secara rinci disebutkan bahwa ciri-ciri orang modern menurut Inkeles

(1973:342) antara lain:

1.      Terbuka pada pengalaman baru;

2.      Peningkatan kemandirian dan otoritas figur tradisional.

3.      Kepercayaan terhadap kualitas ilmu pengetahuan dan pengobatan.

4.      Memiliki ambisi untuk dirinya sendiri maupun anak-anaknya untuk mencapai pekerjaan dan

pendidikan yang tinggi.

5.      Menyukai kecepatan waktu dan perencanaan dan hati-hati.

6.      Menunjukkan minat yang kuat dalam kegiatan komunitas dan politik lokal, serta berperan

aktif.

Selalu mengikuti berita-berita hangat

B.     UNSUR-UNSUR INDUSTRIALISASI

(1) Masyarakat yang melakukan proses produksi dengan menggunakan mesin;

(2) Berskala besar;

(3) Pembagian kerja teknis yang relatif kompleks; dan

(4) Menggunakan tenaga kerja yang keterampilannya bermacam-macam.

Industrialisasi pada suatu masyarakat berarti pergantian teknik produksi dari cara yang masih

tradisional ke cara modern, yang terkandung dalam revolusi industri. Dalam hal ini terjadi proses

transformasi, yaitu suatu perubahan masyarakat dalam segala segi kehidupannya (Dharmawan).

C.     DAMPAK PERMASALAHAN DI DUNIA INDUSTRI

a.       Sosial

Kelas, Gender, dan Konsumsi

Posisi sosial telah membuat perbedaan yang besar mengenai bagaimana individu dapat termasuk

kedalam budaya konsumerisme, oleh karenanya menjadi penting untuk memahami signifikansi

dari kelas dan gender. Produsen amat bergantung kepada daya beli konsemen demi kelangsungan

usaha mereka. Daniel Bell menyatakan bahwa konsumsi masyarakat bangkit pada awal 1920-an,

selanjutnya pengembangan ini diatribusikan pada revolusi teknologi dan pada tiga penemuan

sosial, yakni produksi lini gabungan, pengembangan pasar, dan penyebaran pembelian.

Page 15: Makalah Industri

Berikutnya adalah terjadinya pergeseran nilai moral, yakni bagaimana angsuran yang semula

identik dengan kaum miskin dan hutang kemudian bertransformasi menjadi kredit yang dapat

diterima masyarakat.

Selanjutnya Victoria de Grazia dalam The Sex of Thing (1996) mengungkapkan bagaimana

konsumsi difilterisasi oleh rumah tangga. Ia melihat bahwa pengalaman-pengalaman dalam

rumah tangga membawa dampak yang kompleks ketika kelas dan gender mendorong terjadinya

konsumsi. Selain itu de Grazia melihat bagaimana posisi status digabungkan dengan kelas dan

gender terkadang merupakan konfigurasi ulang dibawah rezim baru budaya konsumsi. Semenjak

revolusi industri, para wanita dalam perannya di keluarga menjadi lebih condong kepada aktifitas

konsumsi, de Grazia menyatakan bahwa konsumsi secara fundamental digenderkan pada wanita.

Konsumsi dan Globalisasi

Revolusi konsumsi yang semula terjadi di dunia Barat akhirnya menyebar ke penjuru dunia yang

lain. Hal ini dikarenakan antara lain oleh pemahaman masyarakat terhadap budaya konsumen

dominan yang meningkat, selain itu mereka menjadi ajang kepentingan transisi barat akan

kapitalisme konsumen massa.

Negara-negara di Asia Timur dan Asia Tenggara mengalami pertumbuahan ekonomi yang pesat

dan bermula pada awal 1960-an. Dalam kasus Korea Selatan, dapat dilihat adanya perbedaan

pandangan antar generasi terhadap konsumerisme. Sedangkan Indonesia, dikarenakan tingkat

perkembangan yang lambat, membuang sisi simbolis dari konsumsi kedalam bentuk yang lebih

jelas. Solvay Gerke melihat bagaimana keterbatasan kemampuan pada kelas menengah untuk

melakukan konsumsi dalam bentuk yang dapat dilihat dari status yang ditunjukkan. Gerke

melihat bagaimana gaya hidup dan simbol-simbol mempengaruhi aktifitas mereka. Dengan gaya

hidup tersebut, mereka menafikan asumsi sosial dan ekonomi mereka.

b.      Psikologis

Industri secara langsung maupun tidak langsung akan membentuk suatu peranan yang dimainkan

oleh para pelaku industrialisasi, baik fisik maupun psikisnya. Dengan adanya industrialisasi

kehidupan di masyarakat berkembang dalam segala aspek kehidupan baik ekonomi maupun

sosialnya, karena terciptanya berbagai kemudahan-kemudahan yang di peroleh menuju

Page 16: Makalah Industri

perubahan hidup yang cenderung ke arah mod modernisasi, maka tidak heran jika banyak terjadi

perubahan pola kehidupan antara jaman dulu dan sekarang.

Dengan adanya fenomena itu juga akan berpengaruh terhadap kondisi psikologis. Apalagi dalam

peristiwa industrialisasi ini, semakin banyak perusahaan perindustrian yang didirikan, yang

memperkerjakan tenaga kerja yang tidak sedikit jumlahnya, dan intensitas waktu kerja yang

lama, seolah tidak pernah tidur.

Hal ini bila dikaitkan dengan dampak psikologis akan sangat berhubungan, dilihat dari

banyaknya karyawan yang ada dalam suatu perindustrian, seolah-olah waktu hanya dihabiskan di

dalam pabrik. dampak yang akan terjadi adalah pada keadaan psikologis keluarga, terutama pada

anak, yang seharusnya mendapatkan perhatian yang lebih tetapi karena waktu yang sangat

sedikit untuk berkumpul di rumah, sedikit banyak akan mempengaruhi kepribadian keluarga

terutama anak.

Dalam jaman perindustrian sekarang ini sadar atau tidak akan berpengaruh pada pergeseran nilai-

nilai dan membuat masyarakat sekarang kurang peduli dengan itu, karena tersitanya waktu untuk

bekerja untuk menyempatkan berkegiatan pemupukan nilai-nilai yang ada, akibatnya masyarakat

lupa dan bersikap acuh tak acuh dalam kalangan masyarakat perindustrian.

c.       Hukum

Keengganan pemerintah melakukan intervensi langsung ke dalam kegiatan industri mirip dengan

keengganan yudikatif untuk melibatkan diri secara langsung ke dalam lapangan industri.

Wedderborn (1966, hal 13) menyatakan bahwa pihak hukum baru mau melibatkan diri jika pihak

perusahaan berbuat suatu tindakan, dimana pihak lain di luar perusahaan merasa dirugikan oleh

tindakan tersebut. Alasan lain yang menyebabkan keengganan pihak hukum melibatkan diri

adalah telah terbentuknya suatu perjanjian bersama antara perusahaan industri dengan serikat-

serikat buruh sehingga kalau ada permasalahan diantara mereka hal itu akan diselesaikan dengan

cara-cara yang tercantum dalam perjanjian tersebut.

d.      Ekonomi

Perkembangan dalam sektor industri telah berkembang pesat dan telah mengubah sebagian besar

kehidupan kita, telah terjadi banyak perubahan dalam kehidupan kota, sistem komunikasi dan

transportasi dan munculnya berbagai barang konsumsi yang menambah kenyamanan hidup,

Page 17: Makalah Industri

Tetapi tidak selamanya, industrialisasi menyebabkan banyak kenyamanan dan kesejahteraan

hidup, seperti dinyatakan oleh Ine Minara mengingatkan bahwa industrialisasi yang berjalan

dengan baik dapat memberi stimulasi pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Kalau kita lihat

kondisi sekarang, meningkatnya peran sektor industri dan sektor lain dalam P D B (Product

Distribution Bruto) diikuti dengan menurunnya peran, kualitas maupun produktivitas sektor

pertanian. Maka industrialisasi tidak dapat dikatakan berhasil ketika kegagalan justru tergantung

akan menyebabkan pasokan pangan bagi penduduk kota terjadi karena hal tersebut. Jika

produktivitas pangan rendah dan kebutuhan pangan sendiri tidak dapat terpenuhi, dan bergantung

pada impor, jelas hal ini menyebabkan tingkat pertumbuhan rendah atau pertumbuhan tidak

berkualitas. Apabila suatu negara mengimpor kebutuhan pangannya dalam memenuhi kebutuhan

masyarakat, maka pendapatan perkapita yang meningkat di negara tersebut akibat dari

industrialisasi, maka akan terjadi multiplier efect di luar, bukan di wilayah perekonomian negara

tersebut, sehingga peningkatan pendapatan dan produktivitas justru digunakan untuk membiayai

impor pertanian.

Industrialisasi    yang berhasil mensyaratkan adanya kenaikan yang signifikan dari produktivitas

pertanian. Satu kesalahan besar dari proses industrialisasi di Indonesia adalah bahwa sektor

pertanian ditinggalkan yang menyebabkan produktivitas sektor pertanian rendah. Secara konsep

memang disebutkan bahwa pembangunan industri ditopang oleh pembangunan pertanian.

Meskipun pernah mencapai swasembada beras akan tetapi akses dari kebijakan dalam rangka

mencapai swasembada beras tersebut mengorbankan banyak hal dan sektor pertanian tumbuh

tidak kokoh dan produksi pertanian tidak cukup untuk memasok kebutuhan pangan. Selain itu,

hasil pertanian lain di luar beras yang dibutuhkan oleh sektor industri masih diimpor seperti

kedelai, jagung dan lain sebagainya. Di sisi lain hasil pertanian Indonesia dalam bentuk

komoditas seperti CPO, kakau, masih diekspor dalam bentuk yang mentah atau tidak diolah.

Dalam sisi industrialisasi hal tersebut adalah kemunduran, sebab industrialisasi yang maju

mensyaratkan ekspor pangan olahan.

Jadi perkembangan industrialisasi dalam bidang ekonomi sering kali tidak diimbangi dengan

perkembangan produksi pangan Negara, sehingga hasil keuntungan dari kegiatan industri sering

kali digunakan untuk membiayai impor bahan pangan Negara, karena hasil pertanian pangan

menjadi rendah

Page 18: Makalah Industri

e.       Demografi

Kependudukan atau demografi adalah ilmu yang mempelajari dinamika kependudukan manusia.

Meliputi di dalamnya ukuran, struktur, dan distribusi penduduk, serta bagaimana jumlah

penduduk berubah setiap waktu akibat kelahiran, kematian, migrasi, serta penuaan. Analisis

kependudukan dapat merujuk masyarakat secara keseluruhan atau kelompok tertentu yang

didasarkan kriteria seperti pendidikan, kewarganegaraan, agama, atau etnisitas tertentu.

(wikipedia).

Munculnya kawasan industri dalam suatu wilayah dianggap membawa faktor positif dan negatif

bagi kehidupan masyarakat di wilayah itu.

Dampak positifnya antara lain :

1. Kehadiran industri dapat membuka lapangan kerja bagi penduduk setempat;

2. Membuka lapangan kerja di bidang sektor informal;

3. Menambah pendapatan asli daerah bagi daerah tersebut.

Adapun dampak negatifnya ialah:

1. Menimbulkan kebisingan, polusi, dan limbah industri yang berbahaya bagi lingkungan;

2. Persentuhan budaya yang bisa menimbulkan berbagai masalah sosial.

BAB III

KESIMPULAN

Industrialisasi bertujuan menjadikan sektor industri yang mantap, kuat dan stabil melalui usaha

terpadu yang melibatkan seluruh rakyat dengan berlandaskan azas demokrasi ekonomi,

pemerataan dan kesempatan berusaha, meningkatkan ekspor dan tetap memelihara kelestarian

lingkungan hidup.

Industri yang maju di dalamnya terkandung struktur sosial yang kokoh, masyarakatnya memiliki

nilai budaya yang mampu menjadi acuan dalam mengembangkan dan meningkatkan produksi,

dan terkait erat dengan kegiatan ekonomi umumnya, dan didukung oleh penguasaan teknologi

(pendidikan dan pengetahuan) serta mempunyai daya saing yang kuat dalam memasuki pangsa

pasar global, baik AFTA 2003, maupun pasar bebas 2010 bagi negara maju dan 2020 bagi

negara berkembang.

Page 19: Makalah Industri

Adapun dimensi budaya tampak pada tumbuh dan berkembangnya nilai budaya baru dalam

lingkungan keluarga yang sangat bermanfaat bagi kebutuhan masyarakat industri, seperti disiplin

yang tinggi, taat beribadah dan memiliki motivasi yang tinggi. Fenomena selanjutnya, perubahan

dari sikap dan tingkah laku dogmatik dengan adat istiadat irasional yang kuat, konsumtif, dan

kekerabatan yang tinggi akibat banyaknya waktu luang pada masyarakat agraris kemudian

menjadi sikap dan tingkah laku yang rasional, etos kerja yang tinggi, disiplin waktu, hemat,

kompetisi, berprestasi, orientasi ke masa depan.

\ http://blogedwien.blogspot.com/2013/04/makalah-perkembangan-industri-dan.html