113
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Etiologi Pe nyakit Jar ingan Per iapeks Iritan yang ada di dalam pulpa dan jaringan periradikular dapat menyebabkan inf lamasi. Iritan utama dari jari nga n ini dapat dibedaka n men jadi 2, yai tu living irritant dan nonliving irritant .  Living irritant mencak up mikro orga nisme dan virus, sedangkan non living irritant mencakup iritan mekanikal, termal dan chemical . 1) Livin g ir it an a.  Microbial Irritants Mikroorganisme yang terdapat pada karies gigi adalah sumber utama terjadinya iritasi pada jaringan pulpa dan jaringan periradikular. Karies pada dentin dan email mengandung sejumlah spesies bakteri seperti Streptococcus mutans, lacto bacill i, dan actinomyces. Semakin ke lapisan dalam, jumlah  bakteri semakin berkurang bahkan hingga tidak ada. Mikroorganisme pada kar ies aka n men gasi lka n tok sin yan g di pen etra sikan ke pul pa mel alui tubulus. Hasil dari adanya mikroorganisme tersebut adalah terinfiltrasinya  pulpa secara lokal oleh sel inflamatori kronik seperti makrofag, limfosit, dan sel pla sma. Hal ini menyeb abkan ada nya per ubahan pad a int ens itas dan karakter infiltrasi pulpa. aringan pulpa terinfiltrasi secara lokal oleh leukosit  polymorphonuclear !"M#$ unt uk membentuk area nek ros is cair . Set elah  pulpa terkespos, bakteri berkolonisasi dan bertahan pada tempat nekrosis. ari nga n pul pa mun gki n dap at ber tah an dal am kea daa n inf lamasi unt uk %aktu yang cuku p lama, dan mungkin melanjutkan proses nekro sis hingga men jadi jari nga n nek rosi s seb ena rny a den gan cepat. Hal ini ter gan tun g kepada !&$ virulensi bakteri' !2$ kemampuan melepaskan cairan inflamasi unt uk men cega h pen ing kat an tekana n int rapulp a' !($ resi tensi host' !)$  jumlah sirkulasi' dan !*$ saluran limfa. +anyak studi yang mengatakan  bah%a penyakit periapikal tidak akan muncul apabila tidak ada campur tangan bak teri di dal amny a. Mak a bak teri mer upa kan faktor utama ya ng dapat menyebabkan penyakit periapikal. 2) Non- li vi ng Irrit ants 3

Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 1/113

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Etiologi Penyakit Jaringan Periapeks

Iritan yang ada di dalam pulpa dan jaringan periradikular dapat menyebabkan

inflamasi. Iritan utama dari jaringan ini dapat dibedakan menjadi 2, yaitu living 

irritant dan nonliving irritant .  Living irritant mencakup mikroorganisme dan virus,

sedangkan non living irritant mencakup iritan mekanikal, termal dan chemical .

1) Living iritana.  Microbial Irritants

Mikroorganisme yang terdapat pada karies gigi adalah sumber utama

terjadinya iritasi pada jaringan pulpa dan jaringan periradikular. Karies pada

dentin dan email mengandung sejumlah spesies bakteri seperti Streptococcus

mutans, lactobacilli, dan actinomyces. Semakin ke lapisan dalam, jumlah

 bakteri semakin berkurang bahkan hingga tidak ada. Mikroorganisme pada

karies akan mengasilkan toksin yang di penetrasikan ke pulpa melalui

tubulus. Hasil dari adanya mikroorganisme tersebut adalah terinfiltrasinya

 pulpa secara lokal oleh sel inflamatori kronik seperti makrofag, limfosit, dan

sel plasma. Hal ini menyebabkan adanya perubahan pada intensitas dan

karakter infiltrasi pulpa.

aringan pulpa terinfiltrasi secara lokal oleh leukosit

 polymorphonuclear !"M#$ untuk membentuk area nekrosis cair. Setelah

 pulpa terkespos, bakteri berkolonisasi dan bertahan pada tempat nekrosis.

aringan pulpa mungkin dapat bertahan dalam keadaan inflamasi untuk 

%aktu yang cukup lama, dan mungkin melanjutkan proses nekrosis hingga

menjadi jaringan nekrosis sebenarnya dengan cepat. Hal ini tergantung

kepada !&$ virulensi bakteri' !2$ kemampuan melepaskan cairan inflamasi

untuk mencegah peningkatan tekanan intrapulpa' !($ resitensi host' !)$

 jumlah sirkulasi' dan !*$ saluran limfa. +anyak studi yang mengatakan

 bah%a penyakit periapikal tidak akan muncul apabila tidak ada campur 

tangan bakteri di dalamnya. Maka bakteri merupakan faktor utama yang

dapat menyebabkan penyakit periapikal.

2) Non-living Irritants

3

Page 2: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 2/113

a.  Mechanical irritants

"rosedur operatif seperti preparasi kavitas yang dalam, orthodontic

movement of teeth, deep scalling, deep periodontal curettage, dan trauma

seperti impact trauma  dan occlusal trauma  termasuk dalam mechanical 

irritants. Hal tersebut dapat menyebabkan terganggunya suplai darah dan

saraf ke jaringan pulpa dan menimbulkan inflamasi. ontohnya saja,

 preparasi kavitas atau mahkota terutama yang hampir mencapai pulpa dapat

menyebabkan bertambahnya potensi iritasi pulpa akibat berkurangnya

lapisan dentin yang tersisa. +egitu pula dengan prosedur operatif tanpa ater 

 spray akan lebih berpotensi menyebabkan iritasi daripada yang menggunakan

ater spray.

 b. !hermal  irritants-angsangan panas dan dingin merupakan contoh thermal irritants.

Sama halnya dengan mechanical   irritants, thermal irritants  juga dapat

menyebabkan perubahan vaskular serta meningkatkan permebealitas dan

dilatasi pembuluh darah pada tahap a%al pulpitis.

c. "hemical iritan

+ahan dental cleansing, sterili#ing, desensiti#ing, antibacterial agents

dan bahan irigasi merupakan bahanbahan yang dapat menjadi chemical 

irritants  bagi pulpa. +ahan antibakteri seperti  silver nitrate,  phenol dan

eugenol   merupakan bahan yang digunakan untuk mensterilisasi dentin

setelah preparasi kavitas. Keefektifan bahanbahan ini masih dipertanyakan,

dan justru toksisitas yang dihasilkan oleh bahanbahan ini dapat

menyebabkan inflamasi pada pulpa. +egitu pula dengan bahanbahan irigasi

yang digunakan untuk cleaning dan  shaping saluran akar juga memiliki

 potensi untuk mengiritasi jaringan periradikular.

"enyakit periapikal disebabkan oleh infeksi bakteri, dimana terdapat

 perubahan patologis pada tulang alveolar, ligament periodontal, dan sementum. Salah

satu bentuk karakteristiknya adalah tulang apikal yang mulai mengalami resorpsi.

"eriodontitis apikal dapat disebabkan baik oleh faktor eksogen maupun endogen.

/aktor eksogen terdiri dari mikroba beserta toksinnya, agen kimia%i, iritasi

mekanikal, sel asing, dan trauma. Sedangkan faktor endogen antara lain produk 

metabolisme host , seperti sitokin, atau mediator inflamasi lainnya yang mengaktifkan

osteoklas.

4

Page 3: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 3/113

Materi iritan ini akan mengaktifkan jalur nonantigen atau jalur antigen untuk 

menginduksi respon imun asli maupun buatan. "enyebab utama periodontitis apikal

adalah infeksi jaringan pulpa oleh karies pada sistem saluran akar. Sehingga bakteri

 berperan sebagai faktor etiologi utama pada perkembangan periodontitis apikal.

0oksin bakteri !lipopolisakarida, asam lipoteichoic, dan no$ious metabolic  by

 product)  yang keluar dari sistem saluran akar menuju jaringan periapikal

 berkemampuan menginduksi reaksi imun periapikal.

Substansi ini dapat mengaktifkan sistem imun alami melalui reseptor yang

mengenali "1M"s ! stereotypic, pathogen-assiociated molecular    patterns$ yang

terdapat di struktur toksin ini. kspresi molekular mikroba lainnya yang oleh reseptor 

di sel induk dikenali, seperti fagosit, sel dendrite, dan limfosit +.

Inflamasi pulpa yang menyebabkan perubahan inflamatorik pada ligamen

 periodontal bahkan sebelum pulpa menjadi nekrotik seluruhnya.

2.2. Klasiikasi Penyakit Periapeks

!ross"an #eine Tora$ine%a& S' Soerono Ak$ar

&. "enyakit periapeks

akut

- 1bses alveolar akut

- "eriodontitis apikalakut

a. vital

 b. non vital

- ksaserbasi akut

2. "enyakit periapeks

kronis

- 1bses alveolar  

kronis

- 3ranuloma

- Kista(. "enyakit periapeks

dengan area

kondensasi

- "ondensing osteitis

). -esorpsi akar  

eksternal

*. "enyakit jaringan

 periapeks non

odontogenik

1. Symptomatic 

- "eriodontitis apikal

akut !eksudatif$

- "eriodontitis apikal

akut !supuratif$

a. 1bses periapeks

akut

 b. 1bses phoeni$

c. 1bses periapeks

subakut

2. Asymptomatic 

- "eriapeks pulpo

sklerosis- "eriodontitis

apikalis kronis

- "eriodontitis

apikalis kronis

lanjut

&. "eriodontitis

apikalis akut

2. "eriodontitis

apikalis kronis%& "ondensing osteitis

). 1bses apikalis akut

*. 1bses apikalis

kronis

1. Nekrosis I:

- "eriodontitis

- 1bses periapeks

2. Nekrosis II:

- 1bses periapeks

- 3ranuloma

- Kista radiks

0abel 2.& Klasifikasi "enyakit "eriapeks

+erikut penjelasan tentang klasifikasi penyakit periapeks menurut 3rossman4

5

Page 4: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 4/113

1. Penyakit Periapeks Ak(t

a) A$ses Al*eolar Ak(t

3ambar 2.& 1bses 1lveolar 1kut

Sinoni"4 abses akut, abses apikal akut, abses dentoalveolar akut, abses

 periapikal akut dan abses radikular akut.

Deinisi4 suatu kumpulan nanah yang terbatas pada tulang alveolar 

 pada apeks gigi setelah kematian pulpa, dengan perluasan infeksi kedalam jaringan

 periradikular melalui foramen apikal. 1bses akut adalah suatu kelanjutan proses

 penyakit yang mulai di pulpa dan berkembang ke jaringan periradikular, yang pada

gilirannya bereaksi hebat terhadap infeksi.

Etiologi4 1bses akut dapat disebabkan oleh trauma, iritasi kimia%i,

ataupun invasi bakterial jaringan pulpa yang sudah mati !umumnya Streptoococci dan

Staphylococci$. 0erkadang, tidak ditemui adanya kavitas ataupun restorasi pada gigi

tersebut, tetapi pasien pernah mengalami trauma. Karena jaringan pulpa tertutup rapat,

tidak mungkin ada drainase dan infeksi meluas melalui foramen apikal, sehingga

dapat disimpulkan bah%a abses akut melibatkan ligamen periodontal dan tulang

 periradikular.

!e%ala4a. +erkurangnya sensitivitas pada gigi dengan tekanan ringan terusmenerus

terutama pada gigi yang ekstrusi untuk menekan kembali kedalam alveolus.

 b. -asa sakit berdenyut yang parah disertai pembengkakan jaringan lunak yang

melapisinya.

c. 3igi merasa lebih sakit, memanjang dan mudah goyang.

d. +ila infeksi berkembang maka pembengkakan akan meluas melebihi tempat

semula.

e. 0erkadang, rasa sakit mereda atau bahkan menghilang, tetapi jaringan di dekatnya

tetap membengkak. Ila dibiarkan tanpa pera%atan dapat berkembang menjadi

6

Page 5: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 5/113

osteitis, periostitis, selulitis atau osteomielitis.

f. #anah yang terkandung dapat membentuk fistula, biasanya lubang pada mukosa

labial5bukal. #anah dapat pula keluar di mana saja dekat gigi, seperti pada kulit

muka atau leher pasien, atau bahkan pada kavitas nasal.

g. "embengakakan dapar terlihat pada jaringan yang berbatasan dengan gigi yang

terlibat. ontohnya, jika gigi depan rahang atas yang terlibat, pembengkakan bibir 

atas dapay meluas ke salah satu atau kedua pelupuk mata, bila gigi belakang

rahang ba%ah yang terlibat, pembengkakan dapat melibatkan bibir ba%ah, dagu,

dan bahkan leher. aringan pada permukaan pembengkakan terlihat tegang dan

meradang, di ba%ahnya mulai terbentuk nanah.

h. "asien terlihat pucat, mudah tersinggung, lemah, baik karena rasa sakit atau

kurang tidur, maupun karena absorpsi produk septik.

i. 6idah tertutup suatu lapusan dan napas berbau busuk. j. "asien demam dan mengeluh sakit kepala.

Diagnosa Klinis+

a. "ada tingkat a%al, tidak ada tanda klinis, hanya sakit yang difus dan

menjengkelkan.

 b. 7iagnosis mudah dilakukan bila infeksi telah berkembang ke batas periodontitis

dan gigi yang ekstrusi.

c. "asien merasa demam dan sakit

d. "embengkakan daerah apeks gigi yang diikuti dengan penebalan ligamen

 periodontal !pembengkakan mukosa$e. 0idak bereaksi terhadap tes pulpa listrik dan tes termal dingin, tetapi bereaksi

dengan tes termal panas.

f. 3igi sensitif terhadap perkusi, atau pasien menyatakan bah%a gigi terasa sakit bila

digunakan untuk mengunyah.

g. Mukosa apikal sensitif terhadap tes palpasi.

h. 3igi mungkin goyah dan ekstrusi.

, Ra&iogra+ 3ambaran radiograf dapat membantu menentukan gigi yang terlibat

dengan memperlihatkan suatu kavitas, restorasi yang rusak, ruang ligamen periodontal

yang menebal atau bukti kerusakan tulang pada daerah apeks gigi. 1da gambran

radiolusensi disekitar apeks gigi, bentuk bulat dan batasnya tidak jelas. 3ambaran

radiograf tidak menunjukkan adanya kerusakan tulang alveolar karena dibatasi tulang

medulasi.

7

Page 6: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 6/113

3ambar 2.2 3ambaran -adiograf 1bses 1lveolar 1kut

, -istologi+ 7apat ditemukan sel "M# leukosit. Secara mikroskopis juga dapat terlihat

suatu ruang kosong, dimana terjadi surpurasi, dikelilingi oleh selsel

 polimorfonuklear. "ada saluran akar terlihat tidak ada jaringan dan dapat terlihat

gumpalan mikroorganisme dan debris.

, Bakteriologi+ Streptococci dan Staphylococci  umumnya ditemukan. 0etapi, bila

 bahan purulen dikumpulkan dan dikeluarkan dari saluran akar, mungkin steril karena

terutama terdiri dari leukosit mati dan bakteri mati.

, Diagnosis Ban&ing+ "ulpitis Irreversibel, pulpitis akut supurative, dan abses

 periodontal !vital pulp$. 1bses periodontal adalah akumulasi nanah di sekitar 

 permukaan akar gigi yang berasal dari infeksi struktur penyangga gigi, berhubungan

dengan adanya poket periodontal dan terlihat adanya pembengkakan 8 nyeri ringan.

, Peraatan+

a. 7rainase dan mengontrol reaksi sistemik.$. +ila gejala mereda, lakukan pera%atan endodontik secara konservatif.

/. +ila pada kunjungan pertama gigi telah dibiarkan terbuka, harus hatihati

melakukan debridemen dengan irigasi dan instrumenrasi sebelum mengobati dan

menutup saluran akar.

, Prognosis+

a. +aik, tergantung pada tingkat keterlibatan lokal dan jumlah kerusakan jaringan.

Meskipun gejala parah, rasa nyeri dan pembengkakan umumnya mereda setelah

dilakukan drainase yang memadai. 3igi dapat diselamatkan dengan pera%atan

endodontik.

$. Hatihati, bila bahan purulen telah dikeluarkan melalui sulkus gingival dan

 periodonsium telah rusak secara luas.

$) Perio&ontitis Apikal Ak(t

, Deinisi+ Inflamasi periodonsium dengan rasa sakit sebagai akibat trauma, iritasi, atau

infeksi melalui saluran akar, tanpa memperhatikan apakah pulpa vital tau nonvital.

, Etiologi+

a. "ulpa 9ital

8

Page 7: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 7/113

i. 3igi yang mengalami trauma oklusi yang disebabkan oleh kontak oklusal

yang abnormal.

ii. -estorasi yang melebihi bidang oklusal

iii. "enggunaan tusuk gigi yang berlebihan

iv. Makanan5sepotong isolator karet yang ditinggalkan oleh dokter gigi

v. "ukulan pada gigi.

 b. "ulpa #onvital

i. Mediator inflamasi pulpa5masuknya toksin bakteri pulpa nekrotik 

ii. Instrumentasi berlebihan yang mendorong bakteri dan debris melalui

foramen apikal, mendorong obatobatan yang merangsang melalui foramen

apikal kemudian mengenai jaringan periapikal.

iii. "engobatan berlebihan

iv. "erforasi lateral.

, !e%ala+

a. 3igi sakit dan sangat sensitif.

$. 3igi sakit hanya bila diperkusi pada arah tertentu.

/. 3igi ekstrusi.

, Diagnosa Klinis+

a. 3igi sensitif terhadap perkusi 5 tekanan ringan

 b. Mukosa yang melapisi apeks akar mungkin sensitif5tidak sensitif 

terhadap palpasi.

c. -asa sakit menetap 8 ada rasa yang menekan

d. 3igi terasa panjang

e. Sakit bila dipakai mengunyah

f. 3igi utuh namun pulpa sudah nekrosis

, Ra&iogra+ Menunjukkan ligamen periodontal yang menebal5suatu daerah kecil

refraksi bila melibatkan gigi tanpa pulpa, lamina dura diskontinu 8 jaringan apeksmenebal.

, -istologi+

a. 0erjadi reaksi inflamatori pada ligamen periodontal apikal 8 vasodilatasi

 pembuluh darah.

 b. 7ijumpai sel leukosit "M# dan akumulasi eksudat yang menggelembungkan

ligamen periodontal dan agak memanjangkan gigi.

c. 0erdapat ploriferasi fibroblas dan sel jaringan periodonsium lainnya.

d. +ila berlanjut maka osteoklas dapat aktif dan merusak tulang periapikal.

9

Page 8: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 8/113

e. 0ingkat selanjutnya abses alveolar dapat terbentuk.

3ambar 2.( Histopatologi "eriodontitis 1pikalis 1kut

, Bakteriologi+ "ulpa dan jaringan periapikal mungkin steril bila periodontitis

disebabkan oleh trauma atau rangsangan kimia%i atau mekanis pada pera%atan

endodontik. +akteri atau produk toksik bakteri yang terdapat di dalam saluran akar 

dapat didorong melalui atau melebihi foramen apikal dan dapat merangsang jaringan

 periodontal.

, Diagnosis Ban&ing+ 1bses alveolar akut

, Peraatan+

a. 0entukan sebab, kemudian redakan gejalanya  "enyesuaian oklusi !jika terjadi

hiperoklusi$, pembuangan iritan5pulpa yang patologis, pembuangan eksudat

 periapkes biasanya akan meredakan nyeri.

$. 0entukan apakah periodontitis apikal ada hubungannya dengan gigi vital atau

nonvital.

/. +ila fase akut telah reda, gigi dapat dira%at secara kpnservatif.

, Prognosis + :mumnya baik 

/) Eksaser$asi Ak(t S(at( Lesi Kronis

3ambar 2.) 3ambaran Klinis ksaserbasi 1kut

, Sinoni"+ 1bses "hoeni;

, Deinisi+ -eaksi inflamatori akut yang melapisi suatu lesi kronis yang

10

Page 9: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 9/113

ada, seperti kista atau granuloma.

, Etiologi+

a. 1rea periradikular mungkin beraksi terhadap stimulus berbahaya dari pulpa yang

sakit, yang berhubungan dengan penyakit periradikular kronis.

 b. Ketika penyakit kronik periradikular, seperti granuloma dan kista berada pada

keseimbangan, reaksi apikal ini tidak mempunyai gejala !asimptomatik$

c. Karena masuknya produk nekrotik dari pulpa yang sakit, atau karena bakteri dan

toksinnya, lesi yang kelihatan tidak aktif ini dapat bereaksi dan menyebabkan

respon inflamatori akut.

d. "enurunan daya tahan tubuh terhadap kehadiran bakteri dan pelepasan bakteri dari

saluran akar atau iritasi mekanis selama instrumentasi saluran akar dapat

mencetuskan respon inflamatori akut.

e. +ertambahnya jumlah produk radang pulpa.

, !e%ala+

a. "ada mulanya, gigi sensitif terhadap rabaan.

 b. +ila inflamasi berkembang, gigi dapat terangkat dari soketnya

dan dapat menjadi sensitif.

c. Mukosa yang melapisi daerah radikular dapat sensitive

terhadap palpasi dan terlihat memerah !dolor$ dan membengkak !tumor$.

d. 0es vitalitas !$

, Diagnosis+

a. ksaserbasi lesi kronik biasa dihubungkan dengan permulaan terapi saluran akar 

 pada gigi yang sama sekali asimptomatik.

 b. "asien mungkin pernah mengalami kecelakaan traumatik yang mengubah gigi

menjadi gelap setelah beberapa lama atau rasa sakit pascabedah pada gigi yang

telah reda.

c. 0idak adanya reaksi terhadap tes vitalitas menunjukkan pada suatu diagnosis pulpa nekrotik, meskipun pada peristi%a yang jarang terjadi, sebuah gigi dapat

 bereaksi terhadap tes pulpa listrik karena adanya cairan dalam saluran akar, atau

 pada gigi yang berakar banyak.

-istopatologi+  7alam granuloma atau kista dan jaringan periradikular di dekatnya

terdapat daerah nekrosis mencair dengan neutrofil "M# yang hancur dan debris

selular !nanah.$. 7aerah ini dikelilingi oleh infiltrasi makrofag dan beberapa sel

limfosit serta sel plasma.

, Bakteriologi+ 1bses biasanya terbentu sebagai hasil infeksi mikrobial,

11

Page 10: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 10/113

meskipun beberapa abses !abses steril$ terbentuk tanpa adanya bakteri. 6esi

 periradikular biasanya tidak ada bakteri, kecuali untuk bakteri transien.

, Diagnosis Ban&ing+ 1bses alveolar akut !gejala dan pera%atan sama$,

 pulpitis akut irreversibel vital !berbeda pada tes vitalitas pulpa, gigi pulpitis bereaksi

terhadap tes listrik dan tes termal dingin$.

, Ra&iograik+ 3ambaran radiograf menunjukkan lesi periradikular yang

 jelas.

, Peraatan+ !hampir sama dengan abses alveolar akut$ 

a. 7rainase melalui saluran akar5insisi5trefinasi

 b. "emberian antibiotik dan analgesik 

, Prognosis + +aik apabila gejalanya telah reda atau hilang.

2. Penyakit Perira&ik(lar Kronis &engan Daera0 Rareaksi

a) A$ses Al*eolar Kronis

, Sinoni"+ "eriodontitis apikalis supuratif kronis.

, Deinisi4 Suatu infeksi tulang alveloar periradikular yang berjalan lama

dan bertingkat rendah, serta sumber infeksinya berasal dari dalam saluran akar.

, Etiologi+

a. Sekuela alami matinya pulpa dengan perluasan proses infektif sebelah periapikal.

 b. 6anjutan dari nekrosis pulpa.

c. 1bses alveolar akut yang tidak dira%at.d. 7apat disebakan oleh abses akut yang sebelumnya telah ada.

e. Kesalahan pera%atan.

!e%ala+ :mumnya asimptomatik. 0erkadang hanya dapat dideteksi saat pemeriksaan

radiografik rutin atau saat atau karena adanya fistula. /istula biasanya mencegah

eksaserbasi atau pembengkakan dengan mengadakan drainase lesi periradikular yang

terusmenerus. 1pabila dijumpai suatu kavitas terbuka pada gigi, drainase dapat

terjadi melalui saluran akar. 1pabila tidak ada fistula, debris selular dan bakteri

difagositosis oleh makrofag, dan cairan diabsorpsi melalui pembuluh darah dan limfa.

12

Page 11: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 11/113

3ambar 2.* 1bses 1lveolar Kronis

, Diagnosa klinis +

a. 0idak memberikan rasa sakit atau hanya rasa sakit ringan, terutama saat

mengunyah.

$. Sakit kadang timbul namundapat ditahan dan dapat reda kembali. Sakit tidak 

terlalu karena ada drainase melalui jalan masuk sinus.

/. 3usi terkadang membengkak, timbul fistula 5 gum boil.

&. 1da perubahan %arna pada mahkota gigi.

e. 6igamen periodontal menebal.

. "asien pernah mengalami suatu rasa sakit menusuk tibatiba yang cepat mereda

dan tidak timbul lagi, serta adanya pengalaman injuri traumatik.

g. 1danya suatu kavitas, restorasi komposit, akrilik atau metalik, mahkota emas atau

mahkota jaket, yang diba%ahnya, pulpa mungkin mati tanpa menyebabkan gejala.

0. 0idak bereaksi terhadap tes pulpa listrik dan tes termal, tetapi bereaksi terhadap

tes perkusi, palpasi, dan tekanan.

, Ra&iogra +

a. 0erdapat gambaran radiolusensi pada periapeks yang difus

 b. "enebalan pada ligament periodontal terutama sekitar apeks

c. 0erjadi diskontinuitas lamina dura, bila ada fistula terlihat garis

radiolusen yang berhubungan dengan pusat radang.

, -istopatologi+

a. 0erdapat sel radang terpusat4 ada sel jaringan mati,

mikroorganisme, sel radang akut "M# dan sel radang kronis di bagian tepi.

 b. 7isekitarnya4 jaringan periodontal rusak, jaringan sementum ciderayang dibatasi oleh ploriferasi selsel fibroblast yang membentuk kapsul didaerah

13

Page 12: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 12/113

 perifer.

c. 6imfosit dan sel plasma umumnya ditemukan kearah perifer daerah

yang mengalami abses dengan jumlah leukosit "M# yang bervariasi dipusat.

d. 7itemukan juga sel mononuklear  

, Baketriologi+ mikroorganisme yang sering ditemukan pada gigi nonvital dengan

suatu abses kronis adalah  alpha-hymolitic Streptococci  yang bervirulensi rendah,

tetapi bila media biakan spesial digunakan, umumnya ditemukan anaerob obligat.

, Diagnosis Ban&ing+

a. 3ranuloma4 samasama memiliki area5radiolusensi terbatas

 b. Kista4 samasama memiliki outline berupa tulang sklerotik 

c& 'eriapical osteofibrosis(cementoma(ossifying fibroma

, Peraatan +a. "engambilan infeksi saluran akar, pengisisan saluran akar, dan perbaikan jaringan

 periradikular .

 b. +ila derah rarefaksi kecil, pera%atannya sama dengan pera%atan gigi dengan

 pulpa nekrotik.

, Prognosis+ 0ergantung pada pembersihan yang tepat, pemberian bentuk dan obturasi

saluran akar, status periodontal, keperluan restoratif, dan potensi fungsional.

$) !ran(lo"a

3ambar 2.< 3ambaran Klinis 3ranuloma

, Deinisi+ Suatu pertumbuhan jaringan granulomatus !jaringan granulasi dan sel

inflamatori kronis yang menginfiltrasi stroma jaringan penghubung fibrusnya$ yang

 bersambung dengan ligamen periodontal disebabkan oleh matinya pulpa dan difusi

 bakteri serta toksin bakteri dari saluran akar kedalam jaringan periradikular 

disekitarnya melalui foramen apikal dan lateral. Suatu granuloma dapat dianggap

sebagai reaksi defensif kronis tingkat rendah terhadap iritasi dari saluran akar.

, Etiologi+ Matinya pulpa yang diikuti oleh suatu infeksi ringan atau iritasi jaringan

 periapikal yang merangsang suatu reaksi selular reproduktif. 3ranuloma hanya

 berkembang beberapa saat setelah pulpa mati. "ada beberapa kasus, granuloma

didahului oleh suatu abses alveolar kronis.

, !e%ala+ 3ranuloma tidak menghasilkan reaksi subjektif, kecuali pada kasus langka

14

Page 13: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 13/113

 bila runtuh dan mengalami supurasi. +iasanya granuloma adalah asimtomatik.

, Diagnosis Klinis 4

a. +iasanya ditemukan pada pemeriksaan radiofrafik rutin.

 b. 0idak peka terhadap perkusi dan tidak goyah.

c. Mukosa di atas apeks akar mungkin peka atau tidak peka terhadap palpasi.

d. 0idak nyeri kecuali bila granuloma terinfeksi.e. 7entin berubah %arna.

f. aringan pulpa sering mengandung nanah.

g. 7apat dijumpai suatu fistula dan gigi tidak bereaksi terhadap tes termal5tes pulpa

listrik .

, Ra&iogra  4 0erlihat adanya daerah rarefaksi yang nyata, dengan tidak adanya

kontinuitas lamina dura. terliat ada gambaran radiolusensi disekitar apeks gigi,

 berbatas agak jelas dengan diameter = >.* cm

3ambar 2.? 3ambaran -adiograf 3ranuloma

, -istopatologi4

a. 7apat terlihat adanya makrofag dan sel raksasa benda asing.

 b. +ulatan berkapsul dibatasi membran periodntal dan terdiri dari ploriferasi sel

fibroblast 8 pembuluh darah

c. 7imuara apeks gigi terdapat sel radang akut 8 kronis serta ploriferasi sel epitel

d. "otongan melintang granuloma @ terdapat ) lapisan 4 Aona infeksi, Aona

kontaminasi, Aona iritasi dan Aona stimulasi. Keempatnya merupakan reaksi

 penyembuhan

, Bakteriologi+ Steril, meskipun mungkin terdapat mikroorganisme di dalam saluran

akar.

, Diagnosis Ban&ing4 0idak dapat dibedakan dari penyakit periradikular lain kecuali

kalau diperiksa secara mikroskopis. 3ranuloma harus dibedakan dengan sementoma

dan kista radikuler.

, Peraatan 4 0erapi saluran cukup untuk mera%at granuloma. "engambilan sebab

inflamasi biasanya diikuti dengan resorpsi jaringan granuloma dan perbaikan dengan

tulang trabekula.

, Prognosis 4 prognosis bagi retensi jangka panjang gigi adalah baik sekali.

&) Kista Ra&ik(lar

, Deinisi+ Suatu kavitas tertutup atau kantung yang bagian dalamnya dilapisi oleh

epitelim, dan pusatnya terisi cairan atau bahan semisolid.

15

Page 14: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 14/113

a. Kista odontogenik   timbul dari epitelium odontogenik 

dan diklasifikasikan sebagai folikular, timbul dari sisa sel MalasseA.

$. Kista non odontogenik  diklasifikasikan sebagai fisural

!timbul dari bekas epitelial terjebak dalam peleburan prosesus fasial, atau

nasopalatine$ yang timbul dari bekas dukus nasopalatine.

/. Kista semu atau kista nonepitelial adalah kavitas bertulang

yang tidak dilapisi epitelium dan bukan kista sebenarnya. Kista ini dibagi dalam

kista traumatik, kavitas tlang idiopatik, dan kista tulang ancurismal.

Etiologi+ pulpitis kronis berkelanjutan dan faktor pertahanan tubuh @ pulpa nekrosis.

"roduk radang menstimulasi proliferasi sisasisa sel epitel MalasseA di ligament

 periodontal yang kemudian menutupi jairngan ikat sehingga abses itu tertutupi epitel.

!e%ala+  tidak ada gejala !asimptomasis$, kecuali yang diikuti oleh perkembangan

nekrosis pulpa. Diagnosis Klinis +

a. 0idak bereaksi dengan stimuli listrik5termal

 b. "embengkakan mukosa 5 kista mendesak gigi tetangga sehingga posisinya miring

c. 3igi dapat goyang karena desakan kista

Diagnosis Ban&ing+ 3ranuloma

Ra&iogra +

a. 1danya diskontinuitas dari lamna dura dengan suatu daerah refraksi

 b. 7aerah radiolusen biasanya bulat dalam garis bentuknya

c. 7aerah radiolusen lebih besar daripada granuloma dan dapat meliputi lebih dari

satu gigi.

d. 0epi kista dibatasi tulang alveolar yang memadat dengan diameter = . >.* cm

3ambar 2.B 3ambaran -adiograf Kista -adikular 

-istopatologi+

16

Page 15: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 15/113

3ambar 2.C 3ambaran Histopatologi Kista -adikular 

a. 6esi granulomatosa yang lumennya dilapisi sel epitel skuamosa bertingkat

 b. 0erdapat sel radang akut dan kronis, ploriferasi sel pulpa, ploriferasi system

mikrosirkulasi.

c. 0erdapat kristal kolesterol

d. 0erdapat Dhyalin bodiesD dan bercakbercak putih.

Peraatan+ 0erapi saluran akar diikuti dengan observasi periodik. "era%atan bedah

diindikasikan bila suatu lesi gagal untuk pulih kembali atau timbul gejalagejala, dan bedah endodontik.

Prognosis+ 0ergantung pada gigi khususnya, besarnya kista, perluasan tulang yang

rusak, dan kemudahan dicapainya pera%atan.

. Penyakit Periapeks &engan Area Kon&ensasi

a) Condensing Osteitis

, Deinisi4 -eaksi terhadap suatu inflamasi kronistingkat rendah daerah periradikular 

yang disebabkan oleh suatu rangsangan ringan melalui saluran akar.

, Etiologi4 -angsangan ringan dari penyakit pulpa yang menstimulasi aktivitas

osteoblastik pada tulang alveolar.

, !e%ala4 tanpa gejala dan biasanya ditemukan pada pemeriksaan radiografik rutin.

, Diagnosis+ 7idapatkan dari gambaran radiograf.

, Ra&iogra+

a. 0erlihat sebagai suatu daerah radiopak terlokalisasi yang mengelilingi gigi yang

terpengaruh. Ini merupakan daerah tulang padat dengan pola trabekular yang

17

Page 16: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 16/113

 berkurang.

 b. 3igi posterior rahang ba%ah yang sering terlibat.

c. Hasil tes vitalitas dalam kisaran normal.

-istopatologi+  Secara mikroskopik, terlihat sebagai daerah tulang

 padat dengan tepi trabekular yang dilapisi osteoblas. Selsel inflamatori kronis, selsel

 plasma, dan limfosit terlihat pada sumsum tulang yang sedikit.

Peraatan+ pera%atan endodontik.

Prognosis+ +agi retensi jangkapanjang gigi adalah bagus sekali bila

terapi saluran akar dilakukan dan bila gigi direstorasi secara memuaskan. 6esi osteitis

memadat dapat bertahan setelah pera%atan endodontik.

. Resorpsi Eksternal Akar

3ambar 2.&> 3ambaran Klinis -esorpsi ksternal 1kar 

Deinisi+ Suatu prose litik yang terjadi didalam sementum atau sementum

dan dentin akar gigi.

Etiologi+ 0idak diketahui sebab yang pasti, namun resorpsi akar adalah

inflamasi periradikular yang disebabkan oleh trauma, kekuatan berlebihan,

granuloma, kista, tumor rahang sentral, replantasi gigi, bleaching, impaksi gigi, dan

 penyakit sistemik. +ila penyebabnya tidak jelas, gangguannya disebut resorpsi

idiopatik.

-istopatologi+  Merupakan hasil aktivitas osteoklastik pada permukaan

akar gigi yang terlibat. Secara mikroskopik, dapat bervariasi dari daerah kecil resoprsi

sementum diganti oleh jaringan penghubung atau diperbaiki oleh sementum baru,

sampai daerah luas resorpsi digantikan oleh jaringan tulang, sampai daerah resorpsi

EtergaliD digantikan oleh jaringan inflamatori atau jaringan neoplastik.

!e%ala+ 1simtomatik, namun gigi dapat menjadi goyah apabila akar sama

sekali telah teresorpsi. +ila resorpsi telah meluas hingga ke mahkota, akan memberi

 penampilan Dgigi merah mudaF sebagai yang terlihat pada resorpsi internal. -esorpsi

akar yang disebut resorpsi pengganti atau ankilosis, akarnya berangsurangsur diganti

oleh tulang, membuat gigi tidak goyah.

Diagnosis+ +iasanya didiagnosis dengan radiograf. 7aerah kecil resorpsi permukaan sementum yang tidak dapat dilihat secara radiografis hanya dapat

18

Page 17: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 17/113

diketahui secara histologis.

Ra&iograik+  0erlihat sebagai daerah cekung atau tidak rata pada

 permukaan akar atau penumpulan apeks. 7aerah resorpsi pengganti atau ankilosis

mempunyai akar yang teresorpsi tanpa ruang ligamen periodontal. 7aerah resorpsi

inflamatori yang disebabkan oleh tekanan suatu granuloma yang tumbuh, kista, atau

tumor mempunyai daerah resorpsi akar dekat dengan daerah radiolusensi.

3ambar 2.&& 3ambaran -adiograf -esorpsi ksternal 1kar 

Diagnosis Ban&ing+  -esorpsi 1kar Internal. "ada resorpsi eksternal,

menunjukkan suatu penumpukan apeks, daerah tidak rata, suatu daerah yang DtergaliD

 pada sisi akar atau apabila daerahnya terletak di atas saluran akar, saluran akar dengan

 jelas melintasi daerah resorpsi. Sedangkan pada resorpsi internal akan terlihat seperti

saluran akar dengan Ddaerah balonD yang membesar dan dibatasi dengan baik.

Peraatan+  -esorpsi internal terhenti jika pulpa diambil atau menjadi

nekrotik. 0erapi saluran akar adalah pera%atan pilihan. Sedangkan untuk resorpsi

eksternal, apabila disebabkan oleh perluasan penyakit pulpa ke jaringan pendukung,

terapi saluran akar dapat menghentikan proses resorptif. :ntuk resorpsi eksternal

akibat kekuaran yang berlebihan dari alat ortodontik, dapat dihentikan dengan

mengurangi kekuatan alat tersebut. :ntuk resoprsi eksternal karena replantasi gigi,

 preparasi saluran akar dan obturasi dengan pasta kalsium hidroksida dapatmenghentikan proses resorptif.

Prognosis+  hatihati, bila faktor etiologi diketahui dan diambil, proses

resorptif akan berhenti, tetapi akan meninggalkan sebuah gigi lemah yang tidak 

mampu menahan kekuatan fungsional. "ada beberapa kasus, tanpa memperhatikan

 pera%atan, gigi dianggap hilang.

. Penyakit Jaringan Periapeks Non,O&ontogenik 

6esi periradikular tidak hanya timbul sebagai perluasan penyakit pulpa, tetapi juga

 bermula pada sisa epitelium odontogenik. 6esi ini mungkin merupakan manifestasi

19

Page 18: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 18/113

 penyakit sistemik, seperti neurofibromatosis multipel, atau dapat juga disebabkan oleh

 penyakit periodontal. +eberapa lesi periapeks secara radiologis dan klinis, menyerupai

lanjutan penyakit pulpa pada daerah periaradikular dan harus dibedakan dari penyakit

tersebut untuk menghidari kesalahan dalam pera%atan.

:ntuk membedakannya, lesi yang berasal dari odontogenik, pulpanya nonvital atau

sakit yang irreversible. Sedangkan pada lesi nonodontogenik pulpanya vital. ontoh dari

lesi nonodontogenik adalah sementoma, sementoblastoma, kista odontogenik, kista

fisrual, granuloma sel raksasa sentral, dan tumor malignan metastatik atau ameloblastoma.

"emeriksaan mikroskopik menunjukkan suatu lesi ikatan kolagen padat atau penyembuhan

oleh jaringan fibrous. 0idak diperlukan suatu tindakan terapeutik.

3ambarannya Mirip dengan gambaran yang odonto genik, namun dapat dibedakan

dengan melakukan tes vitalitas pulpa, anamnesis, dan yang banyak membantu adalah tes

mikroskopik. +iasanya lesi yang odontogemik disertai dengan gigi yang nonvital.

2. Pe"eriksaan Klinis Penyakit Periapeks

2..1 Pe"eriksaan S($%ekti 

&. Keluhan utama

Keluhan utama adalah informasi pertama yang diperoleh dan merupakan

gejala atau masalah yang dirasakan oleh pasien sehingga membuat pasien datang

 berobat5 mencari pera%atan. Halhal yang harus diperhatikan yaitu4

6okasi nyeri

Karakteristik nyeri !tajam, berdenyutdenyut, dll$

"enyebab timbulnya !mis4 panas, dingin, manis, dll$

Sejak kapan terasa nyeri

"era%atan yang pernah diterima untuk meredakan rasa nyeri tersebut

1pakah pernah terjadi perdarahan pada gusi

1pakah gigi goyang,dll

2. -i%ayat Kesehatan

- 7ata demografis4 mengindikasikan karakteristik pasien

- -i%ayat medis4 diketahui untuk membantu penegakkan diagnosis,

menyediakan informasi mengenai kerentanan dan reaksi pasien terhadap

infeksi, halhal mengenai perdarahan, obatobat yang telah diberikan, danstatus emosionalnya.

20

Page 19: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 19/113

- -i%ayat dental 4 ringkasan dari penyakit dental yang pernah dan sedang

diderita. Informasi ini dapat menunjukkan sikap pasien terhadap kesehatan

gigi, pemeliharaan, serta pera%atannya.

2..2 Pe"eriksaan O$%ekti 

& "emeriksaan kstraoral

"enampilan umum, tonus otot, asimetri fasial, pembengkakan, perubahan

%arna,kemerahan, jaringan parut ekstraoral atau saluran sinus, dan kepekaan

atau nodus jaringan limfe servikal atau fasial yang membesar merupaan

indikator status fisik pasien

2 "emeriksaan Intraoral

- aringan 6unak 

Meliputi tes visual dan digital jaringan lunak rongga mulut. +ibir,

mukosa oral, pipi, lidah, palatum, dan otototot serta semua keabnormalan

yang ditemukan diperiksa. "eriksa pula mukosa alveolar dan gingival

cekatnya untuk melihat apakah daerah tersebut mengalami perubahan %arna,

terinflamasi, mengalami ulserasi, atau mempunyai saluran sinus. Suatu stoma

saluran sinus biasanya menandai adanya pulpa nekrosis atau periodontitis

apikalis supurativa atau kadangkadang abses periodontium.

- Kebersihan Mulut

"emeriksaan adanya plak, debri, atau kalkulus. :ntuk pemeriksaan

 plak dapat digunakan disclosing solution, sedangkan untuk pemeriksaan

kalkulus dapat menggunakan sonde.

- 3igi

:ntuk mengetahui perubahan %arna, fraktur, abrasi, erosi, karies,

restorasi yang luas, atau abnormalitas yang lain.

- 3ingiva

7iperiksa %arna, bentuk, besar dan konsistensinya.

- "engukuran pocket

"ada pengukuran pocket, digunakan sonde yang cukup kecil dan

 berujung tumpul agar dapat masuk ke dalam pocket dan tidak merusak 

 jaringan. "robing yang normal adalah >2 mm dari .

- 0es "erkusi

21

Page 20: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 20/113

Page 21: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 21/113

2.. Pe"eriksaan Ra&iogra 

aringan periapikal gigi permanen

0erdapat tiga tanda yang harus diperhatikan pada jaringan periapikal normal

yang merupakan kunci dari interpretasi radiografnya4

- 3aris radiolusen yang menandakan adanya ruang periodontal dan membentuk 

garis hitam tipis berkelanjutan disekitar outline akar 

- 3aris radiopak yang menandakan lamina dura dari soket bertulang dan

membentuk garis tipis, berkelanjutan dan menyambung dengan garis hitam

- "ola trabekulasi

a. "ada mandibula, trabekula tebal, berdekatan, tersusun secara horiAontal

 b. "ada maksila, trabekula lebih halus, lebih berspasi, dan polanya lebih tidak 

 beraturan

0andatanda tersebut akan bervariasi dari satu pasien ke pasien lain dan akan

 bervariasi dari satu area ke area lain. "erbedaan tersebut berupa variasi densitas,

 bentuk, dan ketebalan tulang disekitarnya. Selain itu tandatanda tersebut akan sulit

untuk diinterpretasi apabila terjadi kontras dan resolusi yang kurang baik,serta

terjadi superimposisi.

aringan periapikal gigi Sulung

"ada dasarnya sama dengan jaringan periapikal pada gigi permanen namun

untuk melihat gambaran radiograf jaringan periapikal gigi sulung lebih rumit karena4

- Keberadaan gigi permanen diba%ahnya. +ayangan dari gigi permanen ini akan

menutupi apeks akar gigi sulung

- -esorpsi akar gigi sulung

"enampakan radiografis jaringan periapikal yang inflamasi

"ada jaringan periapikal yang terinflamasi akan terbentuk granuloma pada

apeks dan akan terdapat tulang padat mengelilingi area resorpsi. Secara radiograf,

radiolusensi di apikal akan dikelilingi oleh tulang sklerotik padat.

23

Page 22: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 22/113

3ambar 2.&24 gambaran radiografis inflamasi. 14 #ormal. +4 "erubahan apikal

a%al4 pelebaran ruang ligamen periodontal radiolusen !periodontitis apikal akut$. 4

"erubahan apikal a%al4 hilangnya lamina dura yang radiopak !abses periapikal

a%al$. 74 kerusakan peradangan akut meluas4 daerah yang menyebar pada abses

!abses periapikal$. 4 peradangan kronis tingkat rendah4 daerah radiopak yang

menyebar pada apeks !sclerosing osteitis$. /4 radang kronis yang bertahan4 daerah

radiolusensi yang berbatas jelas dengan tulang sklerotik !periapikal granuloma atau

kista radikuler$

Inflamasi "erubahan 0ampak radiograf  

Inflamasi akut inisial

ksudat terakumulasi di

apikal ruang ligamen

 periodontal !periodontitis

apikalis akut$

"enebalan garis radiolusen

 pada ruang periodontal atau

tidak ada tanda perubahan

"enyebaran inflamasi

inisial

-esorpsi dan destruksi soket

apikal !abses periapikal$

Kehilangan garis radiopak 

lamina dura pada bagian

apeks

"enyebaran inflamasi lanjut

-esorpsi lanjutan dan

destruksi tulang alveolar 

apikal

Kehilangan tulang di sekitar 

apikal

Inflamasi kronis lo%grade

a%al

7estruksi minimal tulang

apikal. 0erdapat sistem

 pertahanan tubuh berupa

tulang padat di sekitar 

daerah apikal

0idak ada destruksi tulang

namun terdapat tulang

sklerotik padat disekitarr 

apeks !sclerosing osteitis$

24

Page 23: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 23/113

Inflamasi kronis tahap

lanjut

0ulang apikal resorpsi dan

tulang padat mengelilingi

area resorpsi !granuloma

atau kista radikuler$

-adiolusensi dari

kehilangan tulang di apikal

yang dibatasi oleh tulang

sklerotik padat

0abel 2.2 "emeriksaan -adiograf 

2.3. Resiko Pen%alaran Pera&angan Pa&a !igi Tetap Di$aa0 !igi S(l(ng

1bses pada gigi sulung dapat menyebabkan sepsis lokal di sekitar suksesor 

gigi permanen yang sedang berkembang, sehingga mengganggu perkembangan

normal gigi tersebut dan menyebabkan defek enamel !0urner, &C><$. Karies pada gigi

sulung dapat menyebabkan garis opak pada enamel gigi permanen dan hypoplasia.

Hal tersebut cenderung terisolasi dan terdapat distribusi spora.

1kibat invasi bakteri pada ruang pulpa dan adanya produk metabolisme yang

dihasilkan, seiring dengan terjadinya degradasi pulpa, invasi tersebut dapat

mengganggu benih gigi permanen secara irreversible. Inflamasi jaringan pun terjadi

dan berkembang menjadi abses, granuloma, dan kista, resorpsi inflamasi patologik 

internal atau eksternal pada akar gigi sulung dan jaringan perirapikal, dan terjadinya

gangguan pada pembentukan benih gigi permanen.

Selain inflamasi dan infeksi, ekstraksi dini juga dapat menyebabkan perubahan

terhadap perkembangan gigi permanen. kstraksi dini gigi sulung dapat menyebabkan

trauma pada gigi permanen yang sedang berkembang, sehingga merusak matriks

enamel dan menyebabkan adanya defek enamel.

2.. -($(ngan Sakit Kepala Dengan Sakit !igi Ber&eny(t

+agi temanteman yang sudah sering mengalami sakit gigi, jangan pernah

meremehkan sakit gigi. Selain sakit gigi termasuk penyakit yang sulit ditunda, dapat

membuat pusing kepala, sakit gigi juga dapat memicu penyakit lain seperti nyeri mata,

 jantung, stroke, diabetes dan kelahiran prematur.

Seperti dikemukakan Ketua :mum "73I, drg mir M Muis, ada banyak 

 penyakit yang bera%al dari mulut dan gigi. mir mengatakan bah%a menjaga

kesehatan mulut berarti juga menjaga kesehatan seluruh badan, karena mulut adalah

 pintu masuk segala macam benda asing ke dalam tubuh. Ia menjelaskan, masalah

utama yang menyebabkan sakit gigi umumnya adalah lubang pada gigi. +ila tidak 

sering dibersihkan, gigi yang berlubang itu sangat mudah dimasuki kuman dan

25

Page 24: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 24/113

 bakteri. ang menakutkan, kuman yang bersarang pada gigi berlubang itu dapat

menembus ke pembuluh darah, dan akhirnya mengumpul di jantung.

Selain itu, sejumlah penelitian menunjukkan, bakteri yang terikut aliran darah

dapat memproduksi sejenis enAim yang mempercepat proses pengerasan dinding

 pembuluh darah, sehingga pembuluh darah menjadi tidak elastis !aterosklerosis$.

J+akteri juga dapat menempel pada lapisan lemak di pembuluh darah.

1kibatnya, plak yang terbentuk menjadi makin tebal. Semua kondisi ini menghambat

aliran darah ke jantung. Hal ini berarti penyaluran sumber makanan dan oksigen ke

 jantung juga tersendat. ika berlangsung terus, jantung tak akan mampu berfungsi

secara baik. Maka terjadilah penyakit jantung yang ditakutkan banyak orang,Fujarnya.+erdasarkan sebuah penelitian, ternyata dari sejumlah kasus penyakit jantung,

sebanyak *) persen pasien memiliki ri%ayat penyakit periodontal.

7itambahkan, komplikasi yang relatif banyak terjadi akibat infeksi gigi adalah

gangguan mata. Mata jadi cepat lelah dan terasa nyeri, khususnya pada bagian atas

kelopak mata. Hal itu terjadi karena gigi dan mata memiliki induk syaraf yang sama.

 JSemua komponen tersebut saling berkaitan dan saling mempengaruhi. ika

salah satu gigi dicabut dan tidak segera diganti, maka gigi la%annya tidak 

 berpasangan. Kondisi seperti ini mengganggu proses pengunyahan. Makan jadi tidak 

enak, dan pengunyahan menjadi tidak sempurna. 1kibatnya orang yang sudah lama

hanya mengunyah dengan satu sisi rahang saja akan mengalami keluhan sakit di

 bagian belakang kepala,F ujarnya.

0entang penyakit diabetes, mir menjelaskan, pada kerusakan gigi yang parah,

 bakteri dapat masuk ke aliran darah dan mengganggu sistem kekebalan tubuh. Sel

sistem kekebalan tubuh yang rusak melepaskan sejenis protein yang disebut

cytokines. :nsur itu menyebabkan kerusakan sel pankreas penghasil insulin, hormon

yang memicu diabetes. JMungkin di masa depan, faktor penyebab semacam ini harus

mendapat perhatian lebih dari dokter jantung. 7i kartu status pasien perlu

ditambahkan ri%ayat keadaan gigi dan mulut pasien, untuk memudahkan

 pengobatan,F katanya.

26

Page 25: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 25/113

2.*.&. 3igi +erlubang

mir menjelaskan, semua permasalahan yang terjadi saat terkena sakit gigi

dan dampak lanjutannya, bersumber pada gigi berlubang. "adahal, bagi masyarakat

Indonesia yang terkenal malas menggosok gigi minimal dua kali sehari, masalah

gigi berlubang dianggap biasa. Sebagaimana hasil penelitian /akultas Kedokteran

3igi :niversitas Indonesia yang menyebutkan B> persen orang Indonesia

mengidap penyakit gigi berlubang.

2.*.2. Migrain

7alam kasus tertentu, seseorang juga dapat mengalami sakit kepala. Hal itu

terjadi bila ada kelainan pada struktur rongga gigi. Kondisi ini sangat mungkin

terjadi karena sistem pengunyahan terdiri atas empat komponen, yaitu gigi dan

 jaringan penyangga, tulang rahang, otototot dan sendi rahang.

Sakit kepala juga dapat dipicu dari beberapa penyakit yang diderita.

+eberapa gejala penyakit tertentu dapat memba%a dampak buruk pada organ

kepala terutama saraf otak di kepala. Seperti sakit gigi. Saraf gigi berhubungan

langsung dengan saraf otak di kepala, ketika gigi mengalami nyeri, kepala atau

otak merespon rasa nyeri tersebut.

Keluhan migrain atau sakit kepala sebelah biasanya disebabkan adanya

masalah pada gigi bungsu !%isdom tooth$. +eberapa orang baikbaik saja dengan

kehadiran gigi bungsu, namun tak sedikit yang bermasalah. 1da beberapa problem

saat gigi bungsu ini tumbuh, tapi yang biasanya menjadi penyebab migrain adalah

ketika gigi tersebut tumbuh miring. Karena posisinya tidak tepat, dia cenderung

mendorong gigi depannya. 1kibatnya, saraf pada gigi terganggu hingga menjalar 

ke saraf di kepala. 0idak jarang sakit pada gigi ini menjalar sampai ke pundak.

2.*.(. Sinusitis

7ilihat letaknya, gigi dan salurannya berhubungan dengan 0H0 !telinga

hidung tenggorokan$. Salah satunya adalah gigi atas bagian depan yang berdekatan

dengan rongga sinus. Sinus ini seharusnya adalah sebuah ruang kosong. +ila gigi

di bagian ini mengalami infeksi, maka infeksi yang menjalar ke dalam akan

27

Page 26: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 26/113

  Pengisian Sal. Akar

Pemba!an akses

Pre"arasi salran akar

memba%a bakteri ke rongga sinus. Kuman dapat berkembang dan menyebabkan

infeksi, sehingga terjadilah sinusitis !peradangan, atau pembengkakan jaringan

yang melapisi sinus$.

2.4. Prinsip Peraatan En&o&ontik 

1sas pokok yang mendasari pera%atan gigi dengan masalah endodontik yaitu

teknik aseptik, debridement luka, drainase, dan pera%atan lembut jaringan, baik 

dengan instrumen maupun dengan obatobatan.-asa sakit harus dikendalikan bila ada.

Selama pera%atan, semua jaringan pulpa harus dikeluarkan, saluran akar dibesarkan

dan diirigasi, permukaan saluran disterilkan sesuai dengan yang telah ditentukan oleh

 pemeriksaan bakteriologik, dan saluran akar diobturasi dengan baik untuk mencegah

kemungkinan infeksi kembali ataupun penyebaran infeksi ke jaringan periapeks.

"era%atan endodontik dilakukan berdasarkan 0riad ndodontik, yaitu

 preparasi akses, preparasi saluran akar !cleaning shaping $ dan pengisian saluran

akar.

3ambar 2.&( 0riad ndodontik 

1. Penent(an Pan%ang Ker%a

Sebelum memulai pera%atan, terlebih dahulu kita harus menentukan

 panjang kerja, agar tidak terjadi over5underinstrumentasi dan pengisian dapat

sesuai.

28

Page 27: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 27/113

- Deinisi 5 "anjang kerja adalah ukuran panjang yang akan dipakai untuk 

 praparasi saluran akar yang ditentukan dari tepi insisal untuk gigi anterior, atau

tepi oklusal dari gigi posterior sebagai reference point sampai batas konstriksi

apikal. "anjang optimalnya yaitu &2 mm dari apeks.

- T(%(an :ntuk menentukan panjang !jarak dari apeks$ yang harus

dipreparasi dan diobturasi.

- Instrumentasi dan obturasi tidak boleh mele%ati konstriksi apikal !K1$,

apabila mele%ati K1, panjang kerja akan merusak jaringan periapeks dan K1

yang diperlukan saat obturasi agar tidak berlebihan.

- +ila preparasi tidak mencapai panjang kerja, akan menghasilkan preparasi

yang tidak sempurna, dengan meningggalkan jaringan terinfeksi5nekrotik pada

&5( apikal sehingga menghambat proses penyembuhan.

- -adiografik membantu menentukan lokasi apeks, estimasi panjang kerja dan

 perkiraan konstriksi apeks.

2. Titik Reerensi6A/(an

- Deinisi  0itik acuan adalah daerah pada permukaan oklusal atau insisal,

tempat dilakukannya pengukuran selama preparasi dan obturasi saluran.

- Pe"ili0an 3unakan titik acuan yang paling mudah dilihat selama preparasi.

+iasanya titik tertinggi di tepi insisal gigigigi anterior dan ujung tonjol bukal

 pada gigigigi posterior. :jung tonjol mesiobukal sering digunakan pada gigi

molar.

- 7aerah tepi kavitas atau dasar kamar pulpa tidak dianjurkan untuk titik 

referensi karena sukar terlihat saat preparasi berlangsung.

- Sta$ilitas 7aerah stabil artinya kemungkinan tidak akan patah sebelum

 pera%atan selesai, sehingga sulit untuk menentukan panjang kerja.

- "ilihlah titik referensi5acuan yang tidak akan berubah selama atau antar 

kunjungan.

. 7ara 'enent(kan Pan%ang Ker%a

- "anjang kerja ditentukan sesudah preparasi mahkota dan sebelum

menyelesaikan preparasi akses garis lurus.

29

Page 28: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 28/113

- "erhitungan dengan menggunakan gambar radiografik dengan alat di

dalamnya

a.  Menentukan panjang kerja estimasi

:kur jarak dari titik acuan ke apeks dengan penggaris milimeter  pada film diagnostik. ika tidak ada radiograf, gunakan panjang ratarata.

• Pan%ang ker%a esti"asi L hasil pengukuran radiograf ( mm

• "osisikan stopper setiap file yang akan dipakai sesuai dengan

 panjang kerja estimasi.

• ksplorasi saluran akar dengan file yang semakin lama semakin

 besar. ksplorasi dilakukan mencapai ukuran file yang tidak dapat lagi

dimasukkan lebih dalam sepanjang kerja estimasi.

• +uat foto radiograf dengan file di dalamnya. angan gunakan file

no. B atau &> karena tidak akan terlihat dalam radiograf.

 b.  Menentukan panjang kerja sesungguhnya

• :kur perbedaan antara ujung file dengan apeks radiografis ! c $.

• Sesuaikan file sampai mencapai &2 mm lebih pendek dari apeks

radiografis.

2.8.1 Penent(an Pan%ang Ker%a

0ujuannya adalah untuk menentukan panjang !jarak dari apeks$ dimana

 preparasi kanal dan obturasi akan dilakukan.

 *eference 'oint 

-eference point5titik acuan adalah daerah di permukaan oklusal atau insisal

yang menjadi ujung dari pengukuran. 0itik ini digunakan selama preparasi kanal

dan obturasi. 0itik acuan dipilih yang stabil dan dengan mudah terlihat selama

 preparasi. +iasanya merupakan titik tertinggi di tepi insisal pada gigi anterior atau

cusp tip bukal pada gigi posterior.

!e+ni+ 'enentuan 'anang era

Setelah preparasi akses koronal dan stepback pasif, panjang kerja

ditentukan. 0erdapat beberapa teknik berbeda yang telah dipelajari namun yang

30

Page 29: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 29/113

 biasa digunakan adalah penentuan panjang kerja melalui radiograf. +erikut

langkahlangkahnya4

- /ilm diagnostik, yang dibuat dengan teknik paralel, diukur dari titik acuan ke

apeks dengan penggaris milimeter endodontik.

- 7ari pengukuran gigi radiografik, ( mm dikurangi untuk estimasi panjang

kerja. "engurangan ( mm yaitu & mm untuk konstriki apikal dan 2 mm untuk 

efek pembesaran radiograf.

- Sesuaikan penanda karet pada file dengan panjang yang telah dihitung.

- Masukkan  file  yang telah diberi penanda ke dalam saluran akar sampai

 penanda menyentuh titik acuan.

/ilefile ini digunakan dalam ukuran besar secara berurutan untuk 

mengeksplorasi kanal sampai didapatkan ukuran file yang mengunci pada

 perkiraan panjang kerja. ika file no. 2* atau lebih besar, langsung dibuat foto

alat. ika lebih kecil dari 2*, dilakukan stepback pasif. /ile no B atau &>

sebaiknya tidak digunakan untuk foto alat karena hasilnya pada radiograf 

akan kabur, begitu juga file no. &* pada gigi molar.

- 7alam gambaran radiograf dapat terlihat tiga kemungkinan yakni instrument

mele%ati apeks, pas, atau kurang.

Misal, jarak file dengan apeks 2 mm. stimasi panjang kerja 2> mm,

maka panjang kerja adalah 2> ditambah 2 dikurangi & mm L 2& mm.

"engurangan & mm karena letak konstriksi apeks yang berjarak kurang lebih

& mm dari ujung akar.

- Sesuaikan penanda karet pada file dengan ukuran baru ini dan siap untuk 

 preparasi kanal.

2.8.2 Preparasi Akses

"reparasi kamar pulpa !akses$ merupakan tahap permulaan pera%atan

saluran akar dari tiga tahapan penting yang disebut Tria& En&o&ontik . Ketiga

tahapan dari triad endodontik harus dilakukan berurutan dengan baik dan benar,

karena tahap sebelumnya akan mempengaruhi tahap berikutnya.

T(%(an (ta"a &ari pe"$(kaan akses yait(4

&. Memperoleh akses yang lurus tanpa hambatan, tujuannya4

31

Page 30: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 30/113

- "eningkatan pengendalian instrumen.

a. Makin kurang kelengkungan instrumen, makin sedikit efek pemotongan

lurus kedepannya.

 b. 1kses yang lurus memudahkan memasukan instrumen ke dalam saluran

akar.

- Nbturasi yang makin baik.

Makin lurus akses ke daerah apikal !dan makin berbentuk corong

orifisnya$, makin mudah dan efektif obturasinya.

- Mengurangi kesalahan pera%atan, seperti pembentukan ledge, perforasi

apikal ! #ipping $, dan perforasi di furkasi.

- "embuangan struktur gigi.

"embuangan rak dentin atau konstriksi dapat menurunkan

kelengkungan instrumen, membuka daerah saluran akar, dan dan

memungkinkan file mencapai daerah yang lebih banyak.

2. "enghematan struktur gigi, tujuannya 4

- Meminimalkan berkurangnya kekuatan gigi dan mencegah perforasi

dengan mengurangi pembuangan dentin dan email secara berlebihan.

- "embuangan dentin secara berlebihan diba%ah orifis akan meningkatkan peluang fraktur vertikal akar.

(. Membuka atap kamar pulpa agar tanduk pulpa terpajan dan dapat diangkat,

tujuannya 4

- :ntuk mencari orifis dan memungkinkan diperolehnya akses yang cukup.

- Menurunkan insidens diskolorasi gigi anterior 0anduk pulpa berisi

debris dan memerangkap sisasisa semen saluran akar, menyebabkan

diskolorasi.

- Keterlihatan maksimal.

- Kemungkinan dilakukannya preparasi lurus 7aerah atap kamar pulpa

yang menutupi orifis saluran akar merupakan gangguan utama dalam

memperoleh akses yang lurus, daerah ini harus diibuang.

Nleh karena itu, 0asil preparasi akses yang $aik  adalah sebagai berikut4

&. :ntuk gigi anterior, pembukaan dari palatal dan hasilnya berbentuk corong

dengan saluran akar yang kelihatan jelas.

32

Page 31: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 31/113

2. :ntuk gigi posterior, pembukaan dilakukan dari oklusal dan hasilnya terlihat

 jelas dasar kamar pulpa dan orifis.

(. +entuk preparasi mempunyai retensi untuk tambalan sementara.

Kesala0an &ala" pe"$(kaan akses &ise$a$kan ole04

&. Kurang pengetahuan dan pemahaman secara tiga dimensi baik bentuk kamar 

 pulpa maupun saluran akar dan variasinya.

2."erubahan dimensi sehubungan dengan faktor usia dan pengaruh lainnya

seperti faktor luar !karies, abrasi, tumpatan, dan trauma$. Hal ini disebabkan

oleh terbentuknya dentin tertier sebagai reaksi dari jaringan pulpa untuk 

melindungi pulpa dari iritasi tersebut, serta pembentukan dentin sekunder 

yang terus menerus secara fisiologis yang menyebabkan ruang pulpa menjadi

sempit sehingga menyulitkan pembukaan abses apalagi jika atap pulpa sedah

mendekati dasar kamar pulpa.

(."embuangan kelebihan internal berupa terbuangnya dentin yang terlalu

 banyak ketika sedang mencari kamar pulpa atau saluran akar.

). Nrientasi keliru selama preparasi akses molar dan keliru menentukan saluran

akarnya.

Ta0ap preparasi ka"ar p(lpa 9akses)

&. aringan karies, email yang menggaung, dan tambalan yang tidak baik 

dibuang.

- aringan karies dan email yang tidak didukung dentin yang sehat harus

dibuang, untuk menjaga sterilisasi yang maksimal dan menghindari

 pecahnya gigi sebelum pera%atan selesai.

- 0umpatan lama dan sudah tidak baik, maupun tumpatan sementara harus

dibuang dengan tujuan 4

a. Mencegah terjadinya fraktur yang dapat mengakibatkan hilangnya titik 

referensi dan kebocoran tumpatan sehingga terjadi kontaminasi.

 b. Meningkatkan keterlihatan, mempermudah pecarian dan preparasi

saluran akar.

c. Mencegah partikelpartikel tambalan menyumbat saluran akar.

- 1kan tetapi, pembuangan total dapat tidak dilakukan. 7ipertahankannya

keutuhan bagian proksimal tambalan kelas II yang meluas ke subgingiva

akan membantu isolasi gigi.

33

Page 32: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 32/113

2. Menentukan lokasi dan bentuk kamar pulpa

- Keadaan kamar pulpa harus diteliti melalui gambaran radiografik, setelah

itu baru menentukan regangan pembukaan kamar pulpa.

- 3una regangan ini adalah untuk menghindari bur melenceng ke dasar 

kamar pulpa dan mengakibatkan perforasi.- "engambilan jaringan tidak boleh terlalu banyak sehingga melemahkan

sisa jaringan yang ditinggalkan tetapi apabila jaringan gigi yang

dipertahankan mengakibatkan kesulitan dalam melakukan pekerjaan

 berikutnya, pembuangan jaringan gigi dapat dibenarkan.

!a"$ar Ragangan Ka*itas

3ambar 2.&) 3ambar -agangan Kavitas

&. 0ahap5teknik preparasi kamar pulpa !akses$

- 1lat bur yang diperlukan4

a. +ur bulat dengan ukuran kecil dan besar, tangkai pendek dan panjang.

 b. +ur diamond atau tungsten bentuk fisur.

c. +ur bentuk fisur dengan ujung tumpul.

d. .ates .lidden /rill  !337$.

- 0entukan besar dan lokasi kamar pulpa dari gambaran radiografis.

- :kur jarak antara oklusal dengan atap pulpa dan dasar kamar pulpa untuk 

menetukan sejauh mana bur dapat masuk ke dalam kamar pulpa.

- Kamar pulpa dibuka dengan menggunakan bur bulat. :ntuk gigi anterior 

 pembukaan melalui lingual5palatal. :ntuk gigi insisive ba%ah dengan

inklinasi yang terlalu ke lingual, pembukaan kamar pulpa boleh dari

insisal atau bukal untuk menghindari perforasi. :ntuk gigi posterior 

 pembukaan dilakukan dari oklusal.

- "engeburan diusahakan sejajar dengan sumbu gigi.

34

Page 33: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 33/113

3ambar 2.&* "engeburan Sejajar dengan Sumbu 3igi

- 1pabila bur sudah mencapai atap pulpa dan masuk ke dalam kamar pulpa,

 bur terasa seolah jatuh ke ruang kosong.

- 3unakan bur dengan kecepatan rendah untuk membuang atap pulpa

dengan gerakan dari arah kamar pulpa ke arah permukaan oklusal gigi.

- Setelah itu, gunakan bur fisur untuk membentuk dinding kamar pulpa.

- arilah orifis saluran akar dengan sonde lurus. Konfirmasi saluran akar 

dengan memasukkan file kecil.

- +uanglah lereng dentin yang menutupo orifis dengan bur fisur kecil atau

 bur bulat kecil dengan tangkai panjang.

- Sebelum meluruskan akses, eksplorasi saluran akar dengan file kecil

untuk mengevaluasi patensi dan apakah saluran akar tersebut cukup besar 

untuk 337. ara mengevaluasi saluran akar 4

a. ksplorasi saluran akar mulai dari file terkecil sampai besar 

sepanjang kerja estimasi untuk menentukan patensinya. #o. file minimal

no 2* sebelum bur 337 digunakan.

 b. Setelah preparasi dengan file no 2* selesai, preparasi dengan 337.

+iasanya ukuran yang dipakai adalah nomor 2,(, dan ). +ur no. 2 dan (

dengan kecepatan sedang dimasukkan beberapa milimeter ke dalam

saluran akar dengan tekanan ringan.

c. :ntuk membuat akses lurus, gunakan 337 no.) secara outstrokes

ke arah lingual pada gigi anterior dan arah perifer pada gigi molar sambil

menghindari Aona berbahaya !daerah furkasi di gigi molar$.

d. "eriksa akses lurus dengan file yang dapat le%at tanpa hambatan ke

dalam saluran akar.

2. +ersihkan isi kamar pulpa

35

Page 34: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 34/113

- "embersihan dapat dilakukan dengan menggunakan bur bulat atau

ekskavator, kemudian di irigasi oleh larutan #aNl 2,*O.

- Haluskan dinding kavitas dengan bur silindris5fisur yang ujungnya tumpul

sedemikian hingga jarum endodontik dapat masuk ke apeks tanpa

hambatan.

- Masukan jarum ke dalam saluran akar melalui orifis. 1pabila masuknya

 jarum melalui orifis terhalang oleh adanya dentin sekunder atau tertier 

yang berlebihan, harus dibuang dengan menggunakan .ates .lidden /rill 

!337$ tanpa tekanan agar tidak mengakibatkan 337 patah, dan hanya

dilakukan maksimum sebatas daerah &5( tengan saluran akar.

Setelah mendapatkan hasil preparasi yang baik dan benar, jarum endodontik 

dapat masuk keluar tanpa hambatan, saluran akar diirigasi dengan #aNl 2.*O

kemudian dilakukan persiapan untuk preparasi.

2.8. Preparasi Sal(ran Akar 9Cleaning & Shaping )

T(%(an+

&. Membersihkan 8 mensterilkan saluran akar  

2. Membentuk saluran akar bagi bahan pengisinya

(. 0ujuan akhirnya adalah untuk mengisi ruang pulpa secara hermetis !kedap

udara$

Prinsip Preparasi Sal(ran Akar +

1. Pe"$ersi0an ka*itas

"embersihan saluran akar merupakan lanjutan dari pemberishan kavitas

di kamar pulpa. Irigasi sangat membantu dalam pembersihan saluran akar 

dari debris 8 jaringan nekrotik. Nleh karena itu irigasi harus selalu dilakukan

sebelum, setiap, dan sesudah pergantian alat.

2. Bent(k Retensi

7aerah &5( apeks sepanjang 2* mm dari konstriksi apikal harus

dipertahankan bentuknya seperti file utama, agar kon utama dapat mengisi

seluruh daerah ini dengan rapat, sehingga akan diperoleh pengisian yang

hermetis. Kehermetisan ini dapat diketahui dengan adanya retensi pada konutama saat ditarik !tug back$.

36

Page 35: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 35/113

. Bent(k Resisten

"enyempitan anatomis di apeks yang disebut konstriksi apikal harus

dipertahankan untuk menahan agar bahan pengisi !guttap point$ tidak 

terdorong ke daerah periapeks !ada apical stop$.

Instr("en Preparasi Sal(ran Akar+

&. Jar(" "iller 9s"oot0 $roa/0)4 untuk menjajaki saluran akar 8 melepaskan

 jaringan pulpa dari dinding saluran akar.

2. Jar(" ekstirpasi4 untuk mengangkat jaringan pulpa dari saluran akar.

(. Jar(" rea"er4 untuk melebarkan dinding saluran akar !sekarang jarang

digunakan$

3ambar 2.&< arum -eamer 

). :ile type,K 4 untuk menghaluskan dinding saluran akar 8 melebarkan

saluran akar yang sempit.

3ambar 2.&? /ile typeK 

*. :ile type,- 9-e&stro" ile)4 untuk melebarkan saluran akar dengan cepat,

namun meninggalkan dinding yang kasar. rapuh, mudah patah.

3ambar 2.&B /ile typeH

<. !ates !li&&en Drill4 untuk membuka orifis 8 membentuk corong sampai

&5( apeks.

Syarat,syarat preparasi sal(ran akar+

&. "anjang kerja harus ditentukan dahulu sebelum preparasi dan file diberi stop

2. 1latalat preparasi harus bersih, steril, dan disusun secara urut sesuai nomor 

(. 3unakan alat secara berurutan mulai dari nomor yang terkecil tanpa paksaan

). 1lat yang tumpul, bengkok tajam, rolledup atau elongasi harus dibuang

*. Selama preparasi, saluran akar harus dalam keadaan tergenang cairan

 #aN6 2,* O

<. "enggunaan alat jangan dipaksakan seandainya ditemui hambatan

37

Page 36: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 36/113

?. 3unakan alat dengan gerakan yang tepat

B. Sebelum, setiap pergantian alat, dan setelah preparasi, saluran akar harus

diirigasi

Langka0,Langka0 Preparasi Sal(ran Akar Ko"$inasi 7ron Don ;  Step

 Back 

3ambar 2.&C 6angkah6angkah "reparasi Saluran 1kar 

1. Pe"$ersi0an Ka*itas6 Debridement 

- 0ujuan dari langkah ini adalah agar saluran akar bersih dari sisasisa

 bahan organik dan dibentuk untuk menerima pengisian tiga dimensi pada

seluruh saluran akar 

- Setelah penentuan panjang kerja, jajakin saluran akar dengan jarun miller 

atau file nomor &>.

- "ada gigi vital, jarum ini dipakai juga untuk melepaskan perlekatan

 jaringan pulpa dari dinding saluran akar agar mempermudah ekstirpasi.

- kstirpasi dilakukan bila atap pulpa sudah terbuka dan seluruh saluran

akar sudah ditemukan.

a. "ilihlah jarum ekstirpasi yang hampir pas dengan saluran akar tetapi

tidak tersangkut.

 b. 7imasukkan ke dalam saluran akar sampai 25( saluran akar.

38

Page 37: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 37/113

c. 0angkainya diputar &B>P kemudian ditarik kelauar.

d. +ila jaringan tidak terangkat, gunakan nomor yang lebih besar.

e. ika saluran akar besar, maka digunakan teknik broach rap, yaitu dua

 jarum ekstirpasi kecil dimasukkan ke dalam saluran akar, kemudian

dipuntir satu sama lain beberapa kali.

- +ila pulpa masih vital, panjang kerja diukur setelah jaringan pulpa dalam

saluran akar diangkat dengan jarum ekstirpasi

ara4 masukkan jarum ekstirpasi yang sesuai sampai &5( apeks tanpa

tertahan oleh dinding saluran akar. "utar &B>Q ke kanan, kemudian tarik ke

luar.

- "ada gigi nekrosis, pulpa sudah hancur, sehingga cukup irigasi kemudian

langsung dipreparasi

- Irigasi setiap saluran akar dengan & cc larutan #aNl 2,* O menggunakan

semprit yang jarumnya dibengkokan. 1lirkan cairan rigasi dengan tekanan

ringan. 6arutan yang berlebih ke luar ditampung dengan kapas gulung.

6akukan irigasi sampai cairan yang ditampung terlihat bersih.

- Keterbatasan terjadi bila file yang ada relatif kaku dan saluran akar tidak 

rata oleh adanya cekungan, komunikasi antar saluran, saluran buntu, dan

ramifikasi apeks.

2. Preparasi 7ron Don6Oriis

- 6ebarkan setiap orifis dengan gates glidden drill.

- 7imulai dengan ukuran terbesar yang dapat masuk sampai 2 mm.

6anjutkan dengan ukuran yang lebih kecil berturutturut sampai mencapai

25( panjang kerja atau pada akar bengkok sepanjang saluran akar yang

lurus.

- Irigasi setiap pergantian alat dengan #aNl 2,*O.

- +ila teknik cro%n do%n tidak dimungkinkan, preparasi saluran akar hanya

dilakukan dengan teknik stepback.

. Preparasi Apikal

0ujuan preparasi ini adalah preparasi yang adekuat pada daerah apeks

sehingga tercipta konstriksi apeks.

a. Tent(kan :ile Aal 9:A)6 Initial File

39

Page 38: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 38/113

- aitu file terbesar yang pas dengan saluran akar sampai panjang

kerja estimasi. 

- aranya dengan membandingkan file terhadap gambar radiograf 

saluran akar di &5( apeks.

$. Beri penan&a karet pa&a %ar(" en&o&ontik ses(ai pan%ang ker%a.

- "ada saluran akar yang bengkok, ujung jarum dilengkungkan

sedikit ! precurve$ untuk mencegah terjadinya ledge !tonjolan$.

ara4 jepit alat di antara ibu jari dan telunjuk menggunakan kain kasa,

alat sedikit demi sedikit dilengkungkan. arum tidak boleh sampai

 bengkok mematah.

- membengkokan dengan tang dapat merusak galur, membengkokan

dengan tangan telanjang dapat meninggalkan selsel epitelial yang

mengandung bakteri pada galur.

- saluran yang mengalami dilaserasi dapat diinstrumentasi dengan

terlebih dahulu membesarkan &5( tengah 8 &5( servikal saluran akar.

Kemudian segmen apikal dapat dibersihkan dengan file sesuai panjang

saluran akar.

- Sebuah file type H dimasukkan ke dalam permulaan dilaserasi,

tanpa memaksa kikir ke arah apikal, pengikiran memutar dilakukan

sekali, saluran diirigasi 8 dikikir kembali pada panjang kerja dengan

file no. &>.

- "rosedur diulangi hingga &5( tengah 8 &5( servikal terbuka cukup

lebar sehinnga &5( apikal dapat diinstrumentasi tanpa memaksakan

instrumen.

- 3alurgalur pada bagian luar &5( apikal 8 bagian dalam &5( tengah

instrumen yang dibengkokan ditumpulkan untuk mencegah transportasi

 pada daerah dilaserasi.

- "ada saluran akar yang sempit, panjang kerja yang digunakan

adalah sejauh yang dapat dicapai dengan file no. B.

/. Olesi ile aal &engan gel EDTA 9R7,Prep)< lal( "as(kkan sepan%ang

ker%a< preparasi &engan gerakan rea"ing + p(tar 2=> ke kanan ? tarik 

ke l(ar 2, "" ? p(tar ke"$ali ke posisi se"(la.

- 6akukan berulang kali hingga file terasa longgar.

40

Page 39: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 39/113

- Selama preparasi jarum tidak boleh dilepas.

- Irigasi saluran akar dengan #aNl 2,* O.

- "reparasi dilanjutkan dengan file & nomor lebih besar yang telah

diolesi gel 701.- :langi hingga diperoleh file apikal utama !/1:$4 file terbesar 

sepanjang kerja setelah preparasi saluran akar yang sesuai dengan kon

utama.

&. Penent(an :A@ +

- :ntuk saluran akar besar, /1: ditentukan setelah diperoleh apical stop.

- :ntuk gigi nekrosis, /1: ditentukan setelah preparasi mencapai dentin

sehat !dikeahui dengan terlihatnya serbuk dentin sehat pada cairan

irigasi yang ditampung pada kapas gulung$, minimal no.(>, dan ada

apical stop.

- :ntuk mengetahui apakah /1: telah sesuai dengan kon utama,

dilakukan pemeriksaan tug back, yaitu kon utama yang sesuai dengan

file utama, bila dimasukkan sepanjang kerja akan tertahan baik %aktu

ditekan, maupun ditarik keluar  ? ujungnya telah sesuai dengan

 preparasi &5( apikal.

3. Preparasi Step back 

- Setelah /1: diperoleh, mulailah preparasi step bac+ .

- aranya dengan memakai file & nomor di atas /1: 8 panjang kerja

dikurangi 2 mm dengan gerakan circumferential filling !keluar masuk,

mengitari saluran akar$.

- 0indakan diulang dengan pengurangan panjang kerja & mm setiap

kenaikan nomor alat, sampai ( nomor lebih besar dari /1: yang disebutfile terbesar !/0$.

- Kenaikan & nomor selalu diikuti dengan rekapitulasi, yaitu kembali ke

/1: setiap kenaikan nomor alat pada preparasi step bac+ .

- -ekapitulasi dilakukan untuk memeriksa panjang kerja agar tidak 

 berubah, selain itu juga sekaligus membersihkan &5( apeks dari sisa

serbuk dentin.

- Irigasi. "aling tidak gunakan & cc cairan irigasi setiap kali penggantian

alat setelah rekapitulasi.

41

Page 40: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 40/113

-al,0al yang 0ar(s &iper0atikan &ala" preparasi step-back  +

&. "reparasi apeks a%al. Saluran akar dilebarkan &2 mm dengan gerakan

reaming, umumnya hanya satu atau dua nomor lebih besar dari file a%al.

Saluran akar yang lurus atau sedikit melengkung dapat menggunakan

/1: dengan nomor yang lebih besar.

2.+entuk yang menguncup. 0ahap ini dilakukan dengan memperpendek 

 panjang kerja 2 mm pada kenaikan nomor file pada a%al  step-bac+ , dan &

mm pada setiap kali kenaikan nomor alat dengan gerakan circumferential.

ara ini akan menciptakan stepback.

(.-ekapitulasi. Setelah penggunaan setiap file stepback, lakukan

rekapitulasi dengan /1: sampai panjang kerja.

). Irigasi. "aling tidak gunakan & cc cairan irigasi setiap kali penggantian

alat setelah rekapitulasi.

*.#omor alat preparasi. :ntuk preparasi stepback biasanya diperlukan

 paling tidak file sampai no <> atau ?>. Hal ini akan menghasilkan

 pembersihan yang adekuat dan berbentuk corong yang cukup untuk 

 penetrasi spreader.

<. "embebasan apeks !apical clearing$. 7iindikasikan hanya jika terdapatapical stop setelah dilakukan evaluasi dan bertujuan untuk membersihkan

serpihan dentin yang terpadatkan di apeks selama pengeringan.

Ba0an Irigasi

/ungsi utama irigasi4 mengalirkan debris dari saluran akar, membersihkan dan

membentuk saluran akar.

Karakteristik irigan ideal4

- "elarut jaringan atau debris khususnya pada daerah yang tidak 

terjangkau instrumen

- 0oksisitas rendah

- 0egangan permukaan rendah untuk memungkinkan irigan mengalir ke

daerah tak terjangkau

- "elumas untuk membantu instrumen meluncur dalam saluran akar 

- Sterilisasi

42

Page 41: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 41/113

- 7apat membuang lapisan smear yang terdiri dari kristal mikro dan

 partikel debris organik.

- /aktor lain yaitu mudah diperoleh, murah, mudah digunakan, mudah

disimpan dan tahan lama.

+ahan yang direkomendasikan 4 2,<O #aNl yang didapat dari pengenceran

 bahan pemutih !*,2*O$ dengan air.

Ba0an Pel(nak Dentin

/ungsi 4 membantu memasukkan isntrumen, melebarkan saluran akar dengan

mengambil komponen mineral dari dentin pada dinding saluran akar, dan

menghilangkan sumbatan.

enisjenis bahan pelunak dentin 4

&. Khelator 

7efinisi   suatu bahan organik yang dapat mengikat ion logam secara

kimia.

enis   asam etilendiamintetraasetat !701$ dan asam sitrat encer 

!&>O$.

701 bekerja tidak efektif, sedangkan kombinasi asam sitrat dengan

 #aNl sedikit mempersingkat %aktu pelebaran saluran akar. +ahan ini

hanya boleh ditempatkan setelah instrumen mencapai panjang kerja dan

 preparasi telah dimulai.

2. "elarut kalsium !decalcifiers$

7efinisi  suatu bahan kimia yang melarutkan garam mineral.

enis   asam anorganik kuat seperti asam hidroklorat, asam sulfat dan

asam organik seperti asam sitrat (>O *>O. 1sam ini memiliki toksisitas

tinggi dan dekalsifikasi yang terlalu cepat sehingga tidak dianjurkan.

Ba0an Pel("as

/ungsi membantu masuknya alat sampai panjang kerja selama penjajakan

dan pencarian saluran akar sempit.

43

Page 42: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 42/113

enis 4

&. 3liserin yang merupakan bahan alkohol ringan yang sangat licin, sedikit

larut, steril, ekonomis dan tidak toksik.

2. Sabun cair atau padat(. 1sam 701

Ba0an Pengering

+erupa larutan alkohol !metanol atau etanol$ ?>O C>O. ara pengaplikasian

dengan semprit irigasi sebanyak &2 ml per saluran akar.

. Pe"eriksaan 0asil Preparasi

- Seluruh dinding saluran akar telah halus.- /ile utama telah sesuai dengan kon utama.

- telah terdapat apikal stop dan tug back.

- dengan kon utama, spreader dapat masuk 2 mm lebih pendek dari

 panjang kerja.

'asala0 Pelaksanaan 7leaning &an S0aping

1. Perorasi

- "enanganan 4

a. Mengendalikan pendarahan4 irigasi kavitas 8 kamar pulpa dengan air 

steril5larutan anastetik memampatkan butiran kapas steril yg basah

8 ditahan dengan tekanan selama 2( menit.

 b. Saat pengeluaran kapas, lokasi perforasi terlihat 8 visibilitas untuk 

menemukan orifis bertambah baik. +ila pemampatan tidak dapat

menghentikan pendarahan, kain kasa yang dibasahi dengan

vasokonstriktor ditekankan pada daerah perforasi sampai

 pendarahannya berhenti.

c. Mencari semua orifis saluran 8 file dimasukkan pada semua saluran

akar untuk mencegah sumbatan orifis saluran bila tumpatan yg

digunakan untuk menutup perforasi dipadatkan ke dalam kamar. Saat

tumpatan mengeras, instrumen diambil agar orifis saluran akar nyata

8 mudah dicapai.

d. 0umpatan yang digunakan merupakan induksi barier kalsifikasi, yag paling sering digunakan4 kalsium hidroksida.

44

Page 43: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 43/113

e. +ila insersi pasta kalsium hidroksida pada serangkaian kunjungan

untuk beberapa bulantidak dimungkinkan5tidak praktis, suatu perforasi

dengan mudah dan cepat dapat ditutup dalam satu kunjungan4

"asta kalsium hidrosida dimampatkan ke dalam perforasi 8dibiarkan mengeras untuk beberapa menit, diikuti oleh amalgam

yang dimampatkan di atas perforasi dengan meggunakan plugger 

yg diameternya sedikit lebih lebar daripada diameter perforasi.

• "enutup diusap dengan bulatan kapas untuk menjamin adaptasi

marginal yang memadai agar mencegah kebocoran.

• Setelah pengerasan a%al amalgam, instrumen saluran akar 

yang ditempatkan di dalam saluran untuk melindungi jalan masuk diambil.

• 0iap partikel amalgam yang lepas dibersihkan dengan aliran

larutan anestetik steril 8 diaspirasi dengan ujung penyedot yg

diletakkan di samping daerah perforasi.

f. +ila akar gigi anterior mengalami perforasi, dapat digunakan teknik 

yang sama, kecuali bila perforasi terdapat pada &5( tengah saluran 8

teknik hidroksida gagal. "ada kasus semacam ini, jalan masuk ke

saluran akar harus diperoleh dulu instrumen5kerucut guta perca

ditinggalkan di dalam saluran flap diangkat jalan masuk diperoleh

melalui tulang untuk menunjukkan perforasi akar perforasi

dimampatkan dengan amalgam flap diatutkan 8 dijahit instrumen

diambil.

g. +ila perforasi di palatal, jalan masuk mudah diperoleh dari bagian

keras langitlangit.

h. +ila &5( apikal akar yang bengkok mengalami perforasi, bila dijumpai

 juga daerah rarefraksi periapikal 4 bedah periradikular.

2. O$str(ksi Karena Kalsiikasi Di Dala" Sal(ran Akar

- +ila batu pulpa menghalangi seluruh saluran akar, saluran harus

dieksplorasi menggunakan instrumen kecil, dan dengan gerakan memutar 

ke arah apikal guna menghindari obstruksi.

- +ila prosedur di atas berhasil, saluran diperlebar.

45

Page 44: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 44/113

- +ila suatu batu pulpa yang mulanya bebas di saluran menjadi terkepit 8

tidak dapat dile%ati, harus digunakan instrumen yang digerakkan mesin

!bur bertangkai panjang yang kecil 8 bulat$

- ika ujung apikal saluran akar tampak tertutup 8 merintangi masuknya

instrumen saluran akar yang kecil, harus dicurigai adanya sementum

sekunder.

- +ila dari radiograf tidak ditemukan apaapa 8 giginya asimptomatik,

dapat disimpulkan seperti di atas, dan jangan membuat lubang melalui

foramen apikal.

-  #amun bila gigi simptomatik atau terdapat suatu daerah rarefraksi, harus

diperoleh jalan masuk apikal.

. Instr("en Pata0 Dala" sal(ran akar

- 7icegah dengan memeriksa semua instrumen dengan seksama sebelum

dipakai, apakah ada cacat atau rusak.

- +ila instrumen patah dalam saluran akar, cobalah untuk mengambil

 patahan segmen dengan melangkauinya !bypassing$ dengan instrumen

yang lebih kecil 8 menariknya keluar.

- +ila instrumen tetap terjepit di saluran, harus diusahakan melangkauinya,

saluran akar dibersihkan, dibentuk, dan menggabungkan segmen ke dalam

obturasi.

- +ila instrumen yang patah di dalam saluran akar tidak dapat dilangkaui,

maka saluran harus dibersihkan 8 dibentuk sebatas instrumen 8 obturasi.

- +ila instrumen menutup saluran dekat dengan apeks akar 8 bila daerah

apikal normal sebelum patahnya instrumen, mungkin akan tetap normal.

 #amun bila ada daerah rarefraksi, biasanya daerah rarefraksi tetap

 bertahan 8 harus dipertimbangkan bedah periradikular.

3. O$str(ksi ole0 Ba0an O$t(rasi

- !(ta Per/a

3uta perca dan semen dapat dikeluarkan dengan mengenakan

kekuatan mekanis, dalam bentuk instrumentasi, dengan panas untuk 

membakar 8 melunakkan guta perca, 8 dengan pelarut seperti ;ylol atau

kloroform

- Ker(/(t Perak 

46

Page 45: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 45/113

a. "ertamatama digunakan ;ylol5kloroform untuk melunakkan semen.

b. "angkal kerucut perak digetarkan dengan skaler ultrasonik untuk 

merusak media semen.

c. Kerucut kemudian dipegang dengan sebuah tang berparuh sempit 8

dikeluarkan.

d. +ila kerucut perak hanya sedikit masuk ke dalam kamar pulpa, sering

dapat dikeluarkan dengan digetarkan menggunakan skaler ultrasonik 

sampai lepas.

e. +ila sebuah kerucut lerak tertanam seluruhnya dalam saluran akar,

 bur bulat yang diputar sepanjang kerucut dapat melepaskannya.

- Pasta

a. :ntuk mengeluarkan pasta saluran akar yang mengandung obat

 biasanya diperlukan tekanan mekanis dengan instrumen untu

menembus bahan pengisi.

b. "enetrasi ke dalam pasta dapat dibantu aplikasi ;ylol 5 kloroform

yang banyak.

c. tergantung konsistensi pasta, bahan pengisi dapat mudah atau sukar 

dikeluarkan hanya dengan instrumentasi yang berurutan 8

rekapitulasi saja.

5. Pe"$ent(kan Le&ge

- 7apat terjadi karena4

a. "enggunaan instrumen besar di luar urutan

b. Insersi instrumen lebih pendek dari panjang kerja

c. "enggunaan instrumen lurus atau tidak lentur pada saluran akar 

 bengkok 

- 7iketahui bila instrumen tidak dapat masuk kembali pada panjang

kerjanya yang telah dibuat.

- untuk menghilangkannya, temukan posisinya dengan mamasukkan

suatu instrumen sampai terhalang, periksa dalamnya insersi dengan

radiograf.

- setelah ditemukan, irigasi saluran dengan larutan sodium hipoklorit

!untuk melarutkan jaringan organik$ 8 pelarut anorganik !701$.

47

Page 46: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 46/113

- "eriksa daerah yang menonjol dengan file no.&> atau &*, yang telah

sangat dibengkokkan dari ujung hingga &( mm sampai ke bilah.

- +ila telah mencapai ledge, instrumen agak ditarik kembali 8 diputar 

untuk memungkinkan ujung bengkok melangakui ledge.

- +egitu ledge dilangkaui, lakukan instrumentasi di sekeliling saluran,

kikir dindingnya 8 hilangkan ledge.

- :langi prosedur dengan instrumen yang semakin besar, lakukan

rekapitulasi sampai ledge  terkikis habis 8 pembesaran yang diinginkan

tercapai.

- +ila legde tidak dapat dilangkaui, bersihkan, bentuk, dan isi saluran

akar sampai permukaan ledge.

- +ila pera%atan endo kurang memuaskan5gagal, pertimbangkan

 prosedur pera%atan pengganti, seperti bedah retrograd-amalgam ,

hemiseksi5 radisektomi, replantasi intensional5ekstraksi.

4. Sterilisasi R(ang P(lpa

- Sterilisasi ruang pulpa dengan obat saluran akar dilakukan setelah

 preparasi saluran akar selesai atau setiap antar kunjungan, %alaupun

 preparasi saluran akar belum selesai.

- Sebelum sterilisasi dilakukan, saluran akar diirigasi dahulu dengan #aNl2,*O, kemudian dikeringkan dengan kon kertas hisap ! 'aper 'oint $.

- Sterilisasi dilakukan dengan pasta a!NH$2 yang dimasukkan ke dalam

saluran akar dengan jarum lentulo, atau semprti khusus 8 dipadatkan.

- +ila menggunakan hKM, yang diperlukan adalah uap obat agar 

 berpenetrasi ke dalam tubuli dentin, setelah obat saluran akar siteteskan

 pada butiran kapas, kemudian segera jepit dengan kapas gulung steril

!agar obat tidak berlebih 8 mengalir ke periapeks sehingga mengiritasi

daerah tersebut$ 8 diletakkan pada orifis.- Kavitas kemudian ditutup tumpatan sementara.

-asil Pe"$ent(kan Sal(ran Akar

&. "embentukan saluran akar harus dilakukan agar tercapai bentuk konus yang

kontinu dari korona ke apeks

2. Keterbatasan terjadi karena operator tidak mengetahui dimensi asli saluran

akar, bentuk, dan lengkung akar 

(. +entuk yang adekuat mencerminkan preparasi yang bagus. :ntuk menguji

hal ini, maka alat obturasi dicobakan pada %aktu pembentukan saluran akar.

48

Page 47: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 47/113

+ila bentuk penguncupan cukup untuk masuknya spreader sejarak > sampai &

mm dari apical stop, dan masih ada ruang untuk gutaperca maka bentunya

sudah adekuat

). Saluran akar harus memiliki bentuk 4

- +entuk retensi 4 daerah &5( apeks !2* mm dari konstriksi apikal$ harus

dipertahankan bentuknya seperti file utama, agar kon utama dapat mengisi

daerah ini dengan rapat. Sehingga akan diperoleh pengisian yang

hermetis. Kehermetisan ini dapat diketahui dengan adanya retensi pada

kon utama tersebut, yang ketika ditarik ke luar dan didorong ke dalam ada

tahanan yang disebut tug bac+&

- +entuk resistensi 4 konstriksi apeks harus dipertahankan untuk menahan

agar bahan pengisi tidak terdorong ke daerah periapeks !api+al stop)

T("patan Se"entara

&. 0umpatan sementara dilakukan bila pera%atan dilakukan lebih dari &

kali kunjungan.

2. 0umpatan sementara harus memenuhi syarat sbb 4

- Menutup kavitas secara padat 8 tidak bocor dari luar maupun dalam,

sehingga kuman, cairan opral maupun obat saluran akar tidak dapatmelaluinya.

- Mempertahankan struktur gigi sampai dilakukan penumpatan tetap.

- Mudah diletakkan 8 dikeluarkan.

(. Ketebalan minimun tumpatan sementara untuk mendapatkan seal yang baik 

adalah ) mm di seluruh tepinya.

). 0umpatan dimasukkan selapis demi selapis dengan penumpat plastis sampai

 penuh 8 padat, kecuali pada gigi anterior.

*. +ila dimasukkan sekaligus, tumpatan mungkin tidak dapat padat.

<. Kapas di dalam kavitas tidak boleh terlalu tebal karena dapat terjadi

kebocoran 8 pecahnya tumpatan sementara.

2.8.3 Pengisian Sal(ran Akar 9O$t(rasi)

T(%(an O$t(rasi

&. :ntuk menciptakan penutupan yang rapat sepanjang akar gigi dari bagian

mahkota ke bagian apeks.

49

Page 48: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 48/113

2. Kerapatan pada mahkota sama pentingnya, atau bahkan lebih penting

daripada kerapatan apeks bagi keberhasilan jangka panjang pera%atan.

(. 7engan tertutup rapatnya bagian mahkota dan apeks dari akar gigi, maka

 pertumbuhan bakteri yang dapat menyebabkan lesi lanjutan dapat terhambat

dengan baik.

#akt( O$t(rasi

"enentuan kapan %aktu yang tepat serta jumlah kunjungan pasien untuk 

melakukan pengisian saluran akar dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti gejala

 pasien, keadaan pulpa dan periapeks, tingkat kesulitan, hasil kultur, dan jumlah

kunjungan. +erikut penjelasannya4

&. 3ejala "asien

- Secara umum, jika pasien mengalami gejala yang buruk dan diikuti

dengan diagnosis berupa abses apikalis akut atau periodontitis apikalis

akut, maka obturasi merupakan sebuah kontraindikasi.

- Hal ini merupakan situasi darurat yang sebaiknya ditangani secara cepat

sebelum dilakukannya pera%atan saluran akar.

- Sedangkan obturasi pada pasien dengan penyakit pulpitis ireversibel yangmenyakitkan dapat dilakukan dalam satu kali kunjungan setelah pulpa

yang terinflamasi sebagai sumber sakit diangkat dari ruang pulpa.

2. Keadaan "ulpa dan "eriapeks

- "ulpa vital4 "roses pengisian saluran akar pada pulpa vital dapat dilakukan

dalam sekali kunjungan, dan tidak terpengaruh oleh tingkat keparahan

inflamasi pulpa.

- "ulpa nekrosis

a. "ada pasien yang memiliki gejala yang tidak jelas, obturasi dapat

dilakukan langsung setelah preparasi saluran akar.

 b. "ulpa yang nekrotik saja, atau yang disertai dengan penyakit

 periapeks yang asimtomatik !periodontitis apikalis akut, periodontitis

apikalis suppurativa, atau condensing osteoitis$ tanpa disertai

 penyakit yang lain tidak menjadi kontraindikasi bagi pera%atan pada

sekali kunjungan.

50

Page 49: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 49/113

c. #amun situasi yang kontraindikasi untuk pera%atan pada sekali

kunjungan adalah adanya dan menetapnya eksudasi didalam saluran

akar selama preparasi.

d. "otensi untuk terjadinya eksaserbasi pascapera%atan menjadi

meningkat bila lesi periapeks bersifat aktif dan senantiasa

menghasilkan pus.

e. +ila saluran akar diisi pada keadaan ini, tekanan dan kerusakan

 jaringan periapeks dapat berlangsung dengan cepat.

f. :ntuk kasus ini maka setelah preparasi, saluran akar diberi kalsium

hidroksida sebagai antimikroba dan pellet kapas serta diberi tumpatan

sementara.

g. Setelah ini, biasanya eksudat mereda pada kunjungan berikutnya

sehingga obturasi dapat dimulai.

(. 0ingkat Kesulitan

Intinya adalah semakin sulitnya kasus endodontik yang dihadapi, maka

 proses pera%atan, termasuk obturasi menjadi lebih rumit dan lebih memakan

%aktu. Kesulitan intinya muncul saat preparasi, jika preparasi tepat, maka

 pengisian dapat dilakukan dengan mudah.

'aterial O$t(rasi @ta"a

Material obturasi yang utama biasanya berbentuk padat atau semipadat

!pasta atau berbentuk lunak$. Material utama ini nantinya akan mengisi sebagian

 besar saluran akan dengan atau tanpa sealer !semen saluran akar$.

Siat,Siat 'aterial O$t(rasi yang I&eal 'en(r(t !ross"an

1. Mudah dimasukkan ke dalam saluran akar 

2. Menutup rapat saluran akar secara lateral maupun apikal

. 0idak mengerut setelah dimasukkan

3. 0ahan terhadap lembab

. +ersifat antibakteri

4. +ersifat radiopak 

8. 0idak meninggalkan stain pada gigi

. 0idak mengiritasi jaringan periapikal atau mengganggu struktur gigi

. +ersifat steril atau mudah disterilkan

1=. Mudah dikeluarkan dari saluran akar 

51

Page 50: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 50/113

- Secara umum, material padat bersifat lebih baik dibandingkan material

semipadat.

- 7ari berbagai material padat yang ada, guttapercha merupakan bahan

yang diterima secara luas.

- Salah satu keuntungan guttapercha terhadap bahan semipadat adalah

kemampuannya untuk menyesuaikan dengan panjang kerja dan dengan

 bentuk saluran akar sehingga dapat menutup rapat saluran akar dengan

 baik.

Teknik O$t(rasi &engan !(tta,Per/0a

&. Kondensasi 6ateral

Indikasi

a. Kondensasi lateral dapat digunakan dihampir setiap kasus. "engecualian

adalah jika saluran akar yang sangat bengkok atau yang berbentuk 

abnormal, atau adanya ketidakaturan seperti resorpsi interna.

 b. Kondensasi lateral ini dapat dikombinasikan dengan teknik obturasi yang

lain.

Keuntungan

a. 0idak sulit, hanya menggunakan alatalat yang sederhana, dan dapat

mengobturasi sebaik teknik yang lain pada kasus yang biasa.

 b. Keuntungan terbesarnya adalah adanya kontrol panjang kerja karena

dengan apical stop serta penggunaan spreader, panjang kon gutap dapat

diatur sedemikian rupa.

c. Selain itu, adaptasi terhadap dinding saluran akar baik, dimensi stabil,

dan dapat dipreparasi untuk pasak.

Kerugian

a. 0idak ada kerugian yang berarti dalam teknik ini, kecuali untuk kasus

yang menjadi kontraindikasi kondensasi lateral, yaitu akar yang

 bengkok, yang berbentuk abnormal, atau adanya resorpsi interna.

0eknik 

a.  0inger spreader   atau plugger lebih baik dibandingkan jenis hand

spreader karena lebih dapat dirasakan, meningkatkan kerapatan

52

Page 51: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 51/113

 penutupan apeks, kontrol instrumen yang lebih baik, dan pengurangan

tekanan pada dentin saat obturasi.

 b. Selain itu penggunaan finger spreader atau plugger dapat mengurangi

insidens fraktur akar vertical selama pengisian, serta dapat dimasukkan

lebih kedalam saluran akar.

c. Mencoba kon utama.

- Karena kon utama hanya pas pada bagian apeks yang telah

dipreparasi, kon akan sedikit tertahan ketika akan dicabut. /riksi yang

sedikit ini sudah cukup, sehingga apa yang disebut EtugbackD

sebetulnya tidak begitu diperlukan. #amun Eapical stopD tetap harus

ada saat kon dicobakan. Kon harus masuk hingga &mm dari panjang

kerja.

3ambar 2.2> 0eknik Nbturasi

- Kon yang terlalu kecil akan dapat terlipat atau tertekuk ujungnya.

:ntuk mendapatkan ukuran kon yang sesuai, maka dapat dipilih kon

dengan nomor yang lebih besar, atau dengan memotong ujung kon

utama agar membentuk ujung yang lebih besar. Seringkali kon tidak 

masuk sesuai dengan panjang kerja. Hal ini dapat dimaklumi apabila,

a$ 7aerah apeks bebas dari debris dan b$ spreader dapat masuk hingga

satu mm dari panjang kerja. 7aerah apeks yang bersih serta

kemampuan spreader untuk masuk lebih dalam memungkinkan bagi

gutaperca untuk masuk lebih dalam hingga mengisi rongga yang

kosong tadi.

- Kon utama dikeluarkan dengan menjepitnya pada titik pengukuran,

dan panjangnya dicocokkan dengan penggaris. "erbedaan panjangkon selanjutnya dapat dikoreksi.

53

Page 52: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 52/113

- "anjang kon utama diperiksa dengan radiografi. Kon utama

dipastikan agar setidaknya & mm kurang dari panjang kerja.

- +ila panjang kon utama tidak pada & mm kurang dari panjang kerja

maka, tahap filing diulang dalam keadaan kering hingga yakin tidak 

ada debris, atau dicoba dengan kon yang lebih kecil.

- Kon yang terlihat keluar dari foramen apikalis menandakan tidak 

adanya apical stop.

d. 0ahap Nbturasi

- Sealer dicampur dan lalu dilapiskan ke saluran akar.

- Kon utama dimasukkan secara perlahan, tetapi tanpa dilapisi sealer.

- Kon aksesori disiapkan dengan pinset pengunci pada panjang yang

telah ditentukan sebelum spreader dimasukkan dan dikeluarkan.

- Spreader tadi dimasukkan, setelah sebelumnya diukur dan ditandai, di

antara kon utama dan dinding saluran akar dengan tekanan seperti

kondensasi amalgam !<? pon$ sampai &2 mm dari panjang kerja.

0ekanan diarahkan hanya ke apikal. 0ekanan ke lateral dapat

menyebabkan spreader bengkok atau patah.

- :ntuk mengeluarkan, spreader diputar bolakbalik sepanjang

sumbunya. Setelah dikeluarkan, kon gutap aksesori yang telah

dipersiapkan tadi segera dimasukkan kedalam saluran akar.

- "rosedur (* diulang hingga spreader tidak dapat lagi masuk orifis.

ang dimasukkan terakhir ke dalam saluran akar adalah kon aksesori,

dan bukan spreader.

- Kelebihan gutap dipotong dengan instrumen yang panas. "emotongan

dilakukan & mm diba%ah sementoenamel junction bagian labial atau

tepi gingiva pada gigi anterior, dan &mm diba%ah orifis pada gigi M

dan ".

54

Page 53: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 53/113

3ambar 2.2& 0ahap Nbturasi

- 3utap yang telah dipotong tadi dikondensasi secara vertical.

- :ntuk gigi dengan saluran akar lebih dari satu, sebaiknya kondensasiuntuk satu saluran akar diselesaikan dulu secara menyeluruh sebelum

melanjutkan ke saluran akar berikutnya.

e. "enyelesaian

- Kavitas dibersihkan menggunakan kapas pellet yang dibasahi alcohol

atau kloroform. Sealer yang belum mengeras dapat larut dalam

larutan ini.

- Kavitas ditutup dengan restorasi sementara yang sesuai.

- Setelah diberi restorasi sementara, gigi dibuat foto radiograf.

3ambar 2.22 0ahap "enyelesaian

f. "erbaikan Nbturasi.

- Kadangkala panjang obturasi yang kita lakukan tidak sesuai panjang

kerja pada gambaran radiografis. "erbaikan hal ini dilakukan segera

sebelum semen saluran akar atau sealer mengeras.

- "erbaikan dilakukan dengan mengeluarkan sedikit gutap dengan

instrumen yang panas sampai spreader dapat lagi masuk sedikit kedalam orifis.

55

Page 54: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 54/113

- 6alu campuran sealer dibuat lagi yang baru dan akan dioles ke setiap

kon aksesori yang akan dimasukkan.

- Nbturasi yang berlebihan juga kadangkadang dapat dikoreksi

sebelum sealer mengeras dengan cara mengeluarkan seluruh gutap

dari saluran akar.

- +ila terjadi ektrusi melebihi apeks, hal ini akan susah dikoreksi,

terlebih jika sealer sudah mengeras. Hal ini hanya dapat ditangani

dengan bedah endo.

E*al(asi

valuasi hasil obturasi dapat dilakukan dengan mengamati foto radiograf4

- 1pabila terlihat radiolusensi pada perbatasan antara material obturasi dandinding saluran akar artinya obturasi yang dilakukan tidak sempurna dan seal

tidak baik.

- Material obturasi harus terlihat memiliki densitas yang sama dari bagian

koronal hingga apikal

- Material obturasi harus mencapai panjang kerja

- Material obturasi berbentuk mengikuti bentuk preparasi saluran akar 

Kegagalan obturasi dapat terjadi akibat beberapa hal4

- Iritan di saluran akar berupa bakteri, debris jaringan, dan iritan lain yang

tidak dikeluarkan dari saluran akar secara sempurna ketika tahap cleaning 

dan shaping 

- Iritan dari rongga mulut yang masuk dan mendapatkan akses ke jaringan

 periapikal sehingga menyebabkan inflamasi dan kegagalan pera%atan. Iritan

dapat berupa mikroorganisme, makanan, bahan kimia, atau iritan lain. Iritan

dapat masuk apabila terdapat seal  yang buruk atau kegagalan restorasi.

-  Lateral seal yang buruk menyebabkan masuknya iritan dari saluran akar ke

 jaringan periodonsium lateral

- verfill terjadi ketika material obturasi utama maupun  sealer   terekstrud

sehingga mengakibatkan inflamasi.

56

Page 55: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 55/113

3ambar 2.2( valuasi dengan -adiograf 

- nderfill terjadi ketika material obturasi tidak mencapai ujung panjang kerja.

2.8. Pain anagement 

2.8.1. Analgesik 

7alam pera%atan endodontik, biasanya diperlukan obat analgesik sebagai

 penghilang rasa sakit. Analgesik  dapat diklasifikasikan sebagai berikut4

&. #onNpioid

- 1nti Inflamasi #onSteroid !1I#S$ 5 Nonsteroidal anti-inflammatory drug s

3NS4I/s)

- 1cethaminophen

- orticosteroid

2. Npioid

- "ure 1gonist

- ampuran 1gonist dan 1ntagonist

- "ure 1ntagonist

+erikut adalah perbandingan ke dua jenis analgesik tersebut4

OPIOID NON,OPIOID

Mengandung Npium

1nti Inflamasi dengan efek kecil Menyebabkan ketergantungan

Hanya menghilangkan rasa sakit, tidak 

meredakan demam

0anpa Npium

1nti Inflamasi dengan efek besar  !kecuali 1chetaminophen$

0idak menyebabkan ketergantungan

Menghilangkan rasa sakit dan

meredakan demam !1nti "iretik$

a. Non,

Opioi&

&. 1nti Inflamasi #onSteroid !1I#S$ 5  Nonsteroidal anti-inflammatory drug s

3NS4I/s)

57

Page 56: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 56/113

Merupakan golongan obat yang secara farmakologi mempunyai

senya%a aktif yang bekerja menghambat produksi prostaglandin. Nbat ini

dipergunakan untuk rasa sakit pada inflamasi akut maupun kronis. Nbat

obatan ini mempunyai karakteristik dapat menghilangkan rasa sakit, demam,

dan inflamasi.

 #S1I7 diperkirakan mempunyai efek terapi melalui penghambatan

enAim siklooksigenase yaitu suatu enAim yang mempengaruhi sintesis

 prostaglandin dan trombo;san dari asam arakidonat. Sehingga terjaid

 penghambatan produksi  proinflammatory  prostaglandin terutama

 prostaglandin 2 !"32$. Saat ini telah ditemukan enAim siklooksigenase 2

!NR2$. Nbat yang hanya menghambat enAim NR2 tanpa menghambat

enAim siklooksigenase & !NR&$ bekerja lebih spesifik, maka efek samping

yang umum dari obat golongan ini yaitu iritasi dan ulserasi lambung dapat

dicegah.

Nbatobatan 1I#S diklasifikasikan sebagai berikut4

a$ 1sam Karboksilat

&$ 1sam 1setat

- 7erivat 1sam /enilasetat 4 7iklofenak, /enklofenak 

- 7erivat 1sam 1setatinden5indol 4 Indometasin, Sulindak,

0olmetin

2$ 7erivat 1sam Salisilat 4 Aspirin, +enorilat, 7iflunisal, Salsalat

($ 7erivat 1sam "ropionat 4 1sam tiaprofenat, /enbuten, :enoproen,

/lurbiprofen, I$(proen, Ketoprofen, #aproksen

)$ 7erivat 1sam /enamat 4 Asa" 'eena"at, Maklofenamat

 b$ 1sam nolat

&$ 7erivat "iraAolon 4 1AapropaAon, /enilbutaAon,

NksifenbutaAon2$ 7erivat Nksikam 4 "iroksikam, 0enoksikam

+erikut ini penjelasan tentang obatobatan 1I#S yang sering

digunakan dalam kedokteran gigi4

a. Aspirin 9Asa" Asetil Salisilat)

:ar"akokinetik 4

-  4bsorbsi  pada pemberian oral, aspirin diserap dengan cepat,

sebagian dari lambung, sebagian dari usus halus bagian atas.

Konsentrasi tertinggi kirakira 2 jam setelah pemberian. Kecepatan

58

Page 57: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 57/113

absorbsinya tergantung pada beberapa factor, terutama kecepatan

disintegrasi dan disolusi tablet, pH pada permukaan mukosa dan

%aktu pengosongan lambung.

-  /istribusi  setelah diabsorbsi, aspirin akan menyebar ke seluruh

 permukaan tubuh dan cairan antarsel. *>C>O aspirin terikat pada

 protein plasma, terutama albumin.

-  5iotransformasi  biotransformasi aspirin terjadi dalam banyak 

 jaringan, terutama dalam system mikrosom dan mitokondria hati.

- kskresi  diekskresikan melalui ginjal !paling banyak$ dalam

 bentuk metabolit

:ar"ako&ina"ik 4 digunakan untuk menghilangkan nyeri ringan sampai

sedang, central !bekerja pada hipotalamus$ atau perifer !menghambat

 pembentukkan prostaglandin di tempat inflamasi dan mencegah sensitisasi

reseptor rasa sakit terhadap rangsang mekanik ataupun kimia%i

Dosis4 (2*<*> mg per oral tiap () jam !de%asa$

Eek sa"ping4 gangguan alat pencernaan berupa dyspepsia, mual dan

muntah. 1lergi aspirin dapat menyebabkan kulit kemerahan, edema laring,

asma, reaksi anafilaktik. fek terhadap SS" berupa pusing, pengelihatan

kabur, banyak keringat,rasa mengantuk, gelisah, vertigo, dll

$. Deri*at P!ra"olon

ang termasuk dalam  pyra#olone4 antipirin !fenaAone$, aminopropin

!amidopirin$, fenilbutaAone, serta turunannya.

:ar"ako&ina"ik 4 analgesik, antipiretik dan anti inflamasi !lebih kuat

dari aspirin$. 0idak mengganggu keseimbangan asam basa

:ar"akokinetik 4 antipirin untuk mengukur jumlah air pada tubuh.

1minopirin mengalami metabolisme oleh enAim dalam mikrosom hati.

Hanya (O aminopirin berbentuk asli dikeluarkan melalui urin

Eek sa"ping4 agranulotosis, anemia aplastik dan trombositopenia, obat

ini membentuk nitrosamine yang bersifat karsinogenik 

Dosis4>,(& g ( kali sehari

/. :enoproen

:ar"ako&ina"ik 4 antiinflamasi, analgesik, antipiretik 

:ar"akokinetik 4 diserap dengan cepat melalui pemberian oral,

konsentrasi tertinggi dalam plasma tercapai dalam %aktu C> menit, terikat

erat dalam protein plasma, diekskresikan melalui urin

59

Page 58: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 58/113

Eek sa"ping4 gangguan saluran cerna seperti, konstipasi, mual, muntah,

 perdarahan lambung.

Dosis4 <>>mg ) kali sehari, setelah memuaskan, dosis disesuaikan

&. I$(proen

Khasiat dan efek samping sama dengan fenoprofen. 7osis )>> mg ) kali

sehari. Kontraindikasi pada ibu hamil dan menyusui

e. Asa" 'eena"at

:ar"ako&ina"ik 4 nyeri akut dan kronik yang sedang, bersifat lebih tosik 

Eek sa"ping4 iritasi lambung, kolik usus dan diare.

Kontrain&ikasi4 pasien kelainan tukak lambung, diare, ibu hamil dan

asma

Dosis4 2*> mg setiap < jam selama tidak lebih dari ? hari

"engguanaan untuk oral lebih diutamakan pada nonopioid, beberapa

 pasien seperti, anak kecil atau pasien yang mempunyai fiksasi

intermaksilari setelah ma;illofacial surgery atau trauma, tidak dapat

menelan tablet atu kapsul. :ntuk pasien ini, liuid 5 cairan dari

acetaminophen atau ibuprofen dapat dipertimbangkan.

:ntuk kasus yang jarang, seperti pasien yang tidak dapat menerima obat

melalui mulut parenteral !ketorolac$ atau rectal !acetaminophen, aspirin$.

2. 1cethaminophen

1cetaminophen merupakan obat analgesic antipiretik yang secara luar 

digunakan sebagai pengganti asprin karena gangguan lambung atau

kontraindikasi lainnya.

In&ikasi+ Memberikan efek analgesic, pada bidang kedokteran gigi banyak 

digunakan setelah prosedur operatif dental, juga umumnya digunakan setelah

ekstraksi gigi molar (. Nbat ini juga memberikan efek antiinflamasi,

%alaupun tidak sepoten aspirin. 1cetaminophen memperlihatkan efek 

 positifnya untuk menahan rasa sakit hingga pemakaina &>>> mg.

:ar"ako&ina"ik 4 serupa dengan aspirin, menghilangkan rasa nyeri ringan

  sedang 1cetaminophen memiliki efek analgesik dan antipiretik yang

euivalent dengan aspirin. Sama halnya seperti obatobatan #S1I7 lainnya,

acetaminophen juga bekerja dengan menghambat sintesis prostaglandin.

ang membedakannya hanya spectrum enAim NR yang diinhibit berbeda.

1cetaminophene juga telah terbukti bekerja lebih aktif dibandingkan dengan

60

Page 59: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 59/113

aspirin di #S, sedangkan di perifer kurang aktif kerjanya. Hanya saja kerja

antiinflamasinya sangat minim, hal ini disebabkan perokside yang

dihasilkan oleh leukosit pada jaringan yang mengalami inflamasi. "erokside

sangat reaktif dengan acetaminophen, sehingga kerja acetaminophenpun akan

 berkurang.

:ar"akokinetik+  7iserap cepat dan sempurna melalui saluran cerna.

Konsentrasi tinggi di dalam plasma dicapai dalam %aktu T jam. Mengalami

metabolisme di hati oleh enAin mikrosom dan disekresi melalui ginjal. Nbat

ini dapat dengan mudah diabsorpsi oleh usus halus saat diberikan secara oral.

7idistribusikan dalam tubuh dengan baik melalui jaringan serta cairan

tubuh.sedangkan eliminasinya terjadi melalui ginjal oleh filtrasi glomerulus

dan sekresi di tubula proksimal.

Eek sa"ping4 fek samping yang terjadi akibat obat ini banyak disebabkan

oleh hubungannya dengan alcohol dan overdosis. Keracunan acetaminophen

saat diberikan overdosis akan mengakibatkan kerusakan hati dan ginjal. "ada

 beberapa pasien, reaksi alergi juga dapat timbul, seperti skin eruption. Kasus

yang jarang terjadi ialah neutropenia, trombositopenia, dan pansitopenia.

Kombinasi konsumsi obat ini dengan alcohol dapat menimbulkan gangguan

fungsi hati karena berfifat hepatotoksi. fek samping obat ini lebih rendah

dari aspirin, tidak menimbulkan alergi dan iritasi lambung.

Dosis4 (>> mg& g per kali dengan dosis ma; ) g per hari untuk de%asa' &*>

(>> mg5kali dengan dosis ma; &,2 g5hari untuk anak usia <&2 tahun

a& "orticosteroid  

3lukokortikosteroid berfungsi menekan rasa sakit karena inflamasi

akut dengan menekan vasodilatasi, migrasi NM# dan fagositosis, serta

menghambat formasi asam arakidonik yang berfungsi dalam mekanisme

nyeri, terutama ketika pulpa terpajan.

"ostoperative pain atau flareup dapat disebabkan oleh inflamasi dan

infeksi yang terjadi pada periapeks, seperti yang telah kita ketahui sebagai

respon terhadap iritasi, mediator inflamasi seperti prostaglandins,

leukotrienes, bradikinin, p1/, substance", dan yang lainlainnya yang

dikeluarkan ke jaringan sekitarnya, yang dapat menyebabkan vasodilatasi

vascular dan peningkatan permeabilitas yang dapat menyebabkan edema.

'ekanis"e ker%a +

61

Page 60: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 60/113

Kortikosteroid bekerja dengan mempengaruhi kecepatan sintesis

 protein. Molekul hormone memasuki jaringan melalui membran plasma

secara difusi pasif di jaringan target, kemudian bereaksi dengan reseptor 

 protein yang spesifik dalam sitoplasma sel jaringan dan membentuk 

kompleks reseptorsteroid. Kompleks ini mengalami perubahan konformasi,

lalu bergerak menuju nucleus dan berikatan dengan kromatin. Ikatan ini

menstimulasi transkripsi -#1 dan sintesis protein spesifik. Induksi sintesis

 protein ini merupakan perantara efek fisiologik steroid. +eberapa peneliti

menunjukkan bah%a hormone steroid merangsang sintesis protein yang

sifatnya menghambat atau toksik terhadap selsel limfoid, hal inilah mungkin

yang menimbulkan efek katabolic.

$. Opioi&

- Npioid analgesik ditambahkan ke nonopioid untuk mengatur rasasakit dari

sedang ke berat atau tidak merespon terhadap nonopioid.

- +atas dosis yang digunakan berdasarkan efek samping.pertahanan fisik dan

toleransi terhadap tubuh dapat terjadi secara virtual pada seluruh pasien yang

menggunakan analgesik opioid dalam jangka %aktu yang panjang.

- Npioid analgesik termasuk keduanya  pure agonist   !seperti codeine  dan

o$ycodeine$ dan agonist5antagonist !seperti pentaAocine dan butorphanol$

- Sakit yang parah harus dilakukan pengobatan dengan kombinasi nonopioid

dan opioid !seperti morphine atau hydromorphone$

- 1djuvant !bahan yang ditambahkan pada suatu obat untuk menambahkan

daya kerja komponen$ agent !anticonvulsant 4 agent yang menghambat

kejang, atau tricyclic antidepressan$dapat ditambahkan juga sesuai dengan

indikasinya$.

- :ntuk pasien yang tidak dapat menelan tablet atau kapsul liuid formulation

 pada opioid dapat berguna !codeine, hydrocodone, o;ycodone$.

- Npioid dan phenothiaAines !chlorpromaAine$ dikenal untuk memproduksi

#S depression termasuk respiratory depression.

- 1spirin dan #S1I7s digunakan untuk mengurangi rasa sakit untuk proses

 patologik !pulpitis, dentoalveolar, abscess$

- Npioid untuk kedokteran gigi 4

1. 'orin &an alkaloi& opi("

:ar"ako&ina"ik 4 bersifat sangat selektif dan tidak disertai oleh

hilangnya fungsi sensorik. Khasiatnya berdasar ( faktor4 meninggikan

ambang nyeri, mempengaruhi emosi, memudahkan tidur !ambang nyeri

62

Page 61: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 61/113

meningkat$

:ar"akokinetik 4 morfin tidak dapat menembus kulit yang utuh, tetapi

dapat menembus mukosa mulut. fek pemberian oral lebih rendah dari

 pemberian parenteral. kskresi morfin melalui ginjal, sebagian kecil

dalam tinja dan keringat.

Eek sa"ping4 kecanduan  gelisah, pernafasan cepat, menguap,

anoreksia,dll

2. 'eperi&in

:ar"ako&ina"ik 4sama dengan morfin, lebih cepat dan pendek masa

kerjanya

:ar"akokinetik 4 absorbsi baik, setelah pemberian oral, konsentrasi

 plasma maksimal tercapai dalam %aktu &2 jam. Metabolisme dalam hati

Eek sa"ping4 pusing, berkeringat, mulut kering,mual dan perasaan

lemah

Dosis4 *> mg !tablet$ pemberian oral

. 'eta&on

:ar"ako&ina"ik 4 sama seperti morfin

:ar"akokinetik 4 bekerja 2>(> menit pemberian oral. 7iabsorbsi baik 

dalam usus. epat keluar dri darah dan mengumpul di paruparu, hati,

ginjal, limpa, serta sebagian kecil masuk ke otak 

Dosis4 tablet *, ?.* dan &> mg !oral$

Eek sa"ping4 pusing, ngantuk, berkeringat dan muntah

2.8.2. Anti$iotik 

Ketika bakteri mele%ati sistem pertahanan tubuh nonspesifik, maka akan

terjadi infeksi bakteri yang menimbulkan penyakit infeksi dan disertai dengan

tandatanda inflamasi.

7efinisi

Uat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, terutama fungi, yang dapat

menghambat atau dapat membasmi mikroba jenis lain. Uat yang bersifat

antibiotik ini dapat pula dibentuk oleh beberapa he%an dan tanaman tinggi.

Sifat 1ntibiotik 

63

Page 62: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 62/113

&. +akterisidal, yaitu kemampuan membunuh bakteri dengan menghancurkan

dinding sel bakteri tersebut.

2. +akteriostatis, yaitu !&$ bakteri tetap hidup, namun dalam keadaan dorman.

!2$ menghambat pertumbuhan bakteri !sintesis protein$ sehingga sistem

 pertahanan tubuh dapat mela%an bakteri tersebut secara alami.

Resistensi Ter0a&ap Anti$iotik 

0erkadang, bakteri memliki sifat resisten terhadap antibiotik. Hal ini dapat

disebabkan karena4

&. Karakter metabolisme bakteri yang tidak sensitif terhadap antibiotik atau

disebut juga nat#ral resistenc!, yang tergantung dari luas atau sempitnya

spektrum yang dimilki antibiotik. Sebagai contoh, pensilin tidak aktif 

terhadap kebanyakan bakteri gram negatif karena spektrumnya sempit dan

cara kerjanya yang menghambat sintesis dinding sel.

2. 1cuired resistensi !resistensi yang didapat$ biasanya disebabkan karena

adanya perubahan atau mutasi gen bakteri tersebut.

(. "lasmid resistensi, yaitu ketika bakteri yang resisten melakukan konjugasi

atau transduksi 7#1 terhadap bakteri yang nonresisten.

Penggolongan Anti$iotik Ber&asarkan 7ara Ker%a

&. Menghambat sintesis dinding sel

1ntibiotik yang menghambat sintesis dinding sel bekerja dengan cara

mencegah terjadi deposisi peptidoglikan pada dinding sel bakteri. 1ntibiotik 

golongan ini pada umumnya bersifat bakterisidal.

a. "enisilin

Merupakan obat yang tidak mahal dan rendah toksisitasnya namun

sekitar &>O populasi alergi terhadap obat ini.

- +erasal dari kultur jamur "enisilium notatum dan bekerja dengan cara

menghambat enAim transpeptidase.

- 7osis4 dosis mula per oral dari penisilin 9K adalah &>>> mg diikuti

kemudian dengan *>> mg setiap < jam untukselama ? hari.

- fek samping4 Hipersensitivitas, diare, radang kulit hingga anafilaktik 

syok, dan neuroto;ic bila digunakan dalam konsentrasi tinggi.

- 6ama kerja4

7apat diperlama dengan cara4 &$ menggunakan dosis yang lebih tinggi,

2$ kombinasi dengan probenecid, ($ dimasukkan secara IM dengan

depot form !ditambahkan procain, antihistamin, dll$

64

Page 63: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 63/113

- Kekurangan4 inaktif terhadap asam lambung !tidak dapat diberikan

secara oral$, dapat dinonaktifkan dengan enAim betalactamase atau

 penisilinase, serta spektrumnya sempit.

- 7apat menembus plasenta tetapi tidak menembus bloodbrain barrier.

+ila dikonsumsi oleh ibu menyusui, penisilin akan ada dalam 1SI

dalam konsentrasi yang rendah.

- +ekerja pada pada bakteri gram positif !streptococci dan staphylococci$

dan sebagian bakteri gram negatif cocci.

- 7erivat4

i. "enisilin 94 0ahan terhadap asam, tidak tahan

terhadap penisilinase, spektrumnya sempit

ii. N;acilin4 0ahan terhadap asam, tahan terhadap

 penisilinase, spektrumnya sempitiii. 1mo;icilin4 0ahan terhadap asam, sensitif 

terhadap penisilinase, spektrum kerja luas.

7iberikan kepada pasien dengan infeksi parah atau mengalami

gangguan imunologik.

7osis 4 dosis mula per oralnya adalah &>>> mg dan diikuti dengan *>>

mg setiap B jam selama ? hari.

Kombinasi amo;icilin dan klavulanat !augmentin$ diindikasikan jika

dari tes terbukti ada bakteri yang mampu menghasilkan laktamase beta

atau jika infeksinya mengacam kehidupan.

1bsorpsi lebih tinggi dari ampicilin

+erdifusi dengan baik ke cairan organik dan jaringan yang terinfeksi

0idak menembus bloodbrain barrier 

+ila dikonsumsi oleh ibu menyusui, amoksisilin akan ada dalam 1SI

dalam konsentrasi yang sangat rendah

nam puluh persen amoksisilin akan dieleminasi melalui urin pada )

 jam pertama

+ekerja kurang efektif pada bakteri gram negatif cocci dibandingkan

dengan penisilin 3 tetapi lebih efektif pada bakteri gram negatif cocci

dan bakteri gram negatif bacilli

fek samping4 hipersensitivitas dan diare

3olongan penisilin masih dapat terbagi menjadi beberapa kelompok,

yakni4

•  'enisilin yang rusa+ oleh en#im penisilinase, tetapi spe+trum anti

+uman terhadap .ram positif paling +uat . 0ermasuk di sini adalah

"enisilin 3 !benAil penisilin$ dan derivatnya yakni penisilin prokain

dan penisilin benAatin, dan penisilin 9 !fenoksimetil penisilin$.

65

Page 64: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 64/113

"enisilin 3 dan penisilin prokain rusak oleh asam lambung sehingga

tidak bisa diberikan secara oral, sedangkan penisilin 9 dapat

diberikan secara oral.

•  'enisilin yang tida+ rusa+ oleh en#ime penisilinase, termasuk di sini

adalah kloksasilin, flukloksasilin, dikloksasilin, oksasilin, nafsilin

dan metisilin, sehingga hanya digunakan untuk kumankuman yang

memproduksi enAim penisilinase.

•  'enisilin dengan spe+trum luas terhadap +uman .ram positif dan

.ram negatif , tetapi rusak oleh enAim penisilinase. 0ermasuk di sini

adalah ampisilin dan amoksisilin. Kombinasi obat ini dengan bahan

 bahan penghambat enAim penisiline, seperti asam klavulanat atau

sulbaktam, dapat memperluas spektrum terhadap kumankuman

 penghasil enAim penisilinase.

•  'enisilin antipseudomonas 3antipseudomonal penisilin). "enisilin

ini termasuk karbenisilin, tikarsilin, meklosilin dan piperasilin

diindikasikan khusus untuk kumankuman "seudomonas aeruginosa

 b. Sepalosforin

- +ekerja dengan menghambat enAim transpeptidase

- 0ahan terhadap enAim betalactamase

- fek samping 4 1lergi, kerusakan ginjal, intoleransi

alkohol, dan perdarahan, hemolisis, demam dan gangguan

gastrointestinal

- +isa dipakai sebagai pengganti penisilin

- 0idak dapat dikonsumsi intraoral, hanya bisa

intramuskular dan intravena

- Menembus plasenta tetapi tidak menembus blood brain

 barrier 

- 1kan diekskresi melalui urin dalam )< jam

- +ekerja pada bakteri gram positif, sebagian gram

negatif dan generasi ketiganya bekerja pada bakteri gram negatif 

anaerob

- terbagi menjadi ( kelompok, yakni4

• .enerasi pertama yang paling aktif terhadap kuman 3ram positif 

secara in vitro. 0ermasuk di sini misalnya sefalotin, sefaleksin,

sefaAolin, sefradin. 3enerasi pertama kurang aktif terhadap kuman

3ram negatif.

66

Page 65: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 65/113

• .enerasi +edua  agak kurang aktif terhadap kuman 3ram positif 

tetapi lebih aktif terhadap kuman 3ram negatif, termasuk di sini

misalnya sefamandol dan sefaklor.

• .enerasi +etiga  lebih aktif lagi terhadap kuman 3ram negatif,

termasuk nterobacteriaceae dan kadangkadang peudomonas.

0ermasuk di sini adalah sefoksitin !termasuk suatu antibiotika

sefamisin$, sefotaksim dan moksalatam.

c. +acitracin

d. arbacephams

e. Imipenem

f. 9ancomycin

2. Menghambat sintesis tetrahydrofolate

0etrahydrofolate merupakan koenAim dari basa purin dan timidin.

Kekurangan 0H/ akan mencegah terjadinya proliferasi sel.

a. Sulfonamide

- Mempunyai struktur sama dengan "1+1 !para aminobenAoic acid

!"1+1$, yaitu precursor yang dibutuhkan bakteri untuk sintesis asam

folat. Sehingga mereka menghambat secara kompetitif pembentukan

asam dihidropteroik, yaitu precursor asam dihiropteroik dari pteridin

"1+1. Inhibisi ini tidak berefek pada sel mamalia karena kurangnya

mensintesis asam folat dan membutuhkan asam folat bentuk akhir.

1ntibiotic ini aktif mela%an gram positif dan gram negative juga

merupakan obat pilihan untuk mela%an keratitis #ocardia.

- 7iproduksi secara sintesis.

- 7iabsorbsi di plasma dan dieliminasi di ginjal.

- fek samping4 kerusakan kulit yang berat.

 b. 1minosalicylic acid

c. Sulfones

d. 0rimethoprim

(. Menghambat fungsi 7#1

ara kerja antibiotik ini adalah dengan menghambat metabolisme sel

dan pembelahan sel karena kesalahan dalam sintesis 7#1

a. /lucytosine

 b. /luorouinolones

- Secara bervariasi mela%an aksi 7#1 gyrase bakteri yaitu enAim esensial

untuk sintesis 7#1.

- Nbat ini mempunyai aktivitas mela%an kebanyakan bakteri gram

negative dan beberapa gram positif.

- 0oksisitas lebih rendah.

- "enetrasi yang baik di permukaan mata dan penetrasi lebih lama pada air 

mata.

67

Page 66: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 66/113

c. #alidi;ic acid

d. -ifampin

e. Inhibitor 3yrase

- +ekerja dengan cara membuka, under%inding dan menutup 7#1 double

heli; sehingga tidak bisa berotasi

- +ekerja dengan efek bakterisidal

- fek samping berupa gangguan 3I, alergi, gangguan #S !kebingungan,

halusinasi$

- Kontraindikasi terhadap kehamilan, menyusui dan masa pertumbuhan.

f. MetronidaAole

- +akterisid terhadap anaerob obligat tetapi tidak memiliki efektivitas

terhadap anaerob fakultatif atau aerob.

- "enambahan metronidaAole dalam penisilin diindikasikan jika kondisi

 pasien tidak juga membaik dalam ?2 jam.

- Merusak 7#1 dengan pembetukan rantai kompleks atau pemutusan

rantai

- 7osis yang direkomendasikan untuk metronidaAol adalah *>> mg setiap

< jam untuk ? hari.

- "asien yang sedang meminum metronidaAol tidak dapat menoleransi

alkohol.

- Kontraindikasi terhadap kehamilan dan menyusui karena sifatnya yang

karsinogen dan mutasi pada manusia

3ambar 2.2) MetronidaAole

). Menghambat sintesis protein

1ntibiotik golongan ini bekerja dengan menghambat salah satu tahap

dalam sintesis protein, seperti transkripsi dan translasi.

68

Page 67: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 67/113

a. 1minoglycosides

Mempunyai aktivitas bakteri spectrum luas, terutama kuman batang

gram negative. 1ntibiotic ini mempunyai afinitas pada ribosom (>S dan

*>S bakteri untuk memproduksi komplek ?>S nonfungsional yang dapat

menginhibisi sintesis sel bakteri. 0idak seperti bakteri lain yang

mengganggu sintesis protein, antibiotic ini lebih mempunyai sifat

 bakterisid. 1ktivitas klinis mereka terbatas pada kondisi anaerob dan

mempunyai ratio toksisitas rendah.

 b. hloramphenicol

+iasanya digunakan pada infeksi yang spesifik disebabkan oleh H

influenAae. "enggunaannya dibatasi karena sifat toksiknya dan juga dapat

mendepresi sumsum tulang.

c. lindamycin- Nbat yang efektif terhadap banyak mikroorganisme gram positif dan

negatif termasuk juga bakteri anaerob yang obligat maupun yang

fakultatif.

- Merupakan alternatif yang baik bagi penisilin dan direkomendasikan

 bagi pasien yang alergi terhadap penisilin, hanya harganya lebih mahal.

- Menyebabkan sebagian kasus kolitis pseudomembranosis, begitu pun

dengan ampisilin5amoksisilin dan sefalosporin.

- 7osis4 dosis mula untuk de%asa adalah (>> mg diikuti dengan &*>(>>

mg setiap < jam selama ? hari.

d. 0etracyclin

- Mencegah perlekatan antara t-#1 dan kompleks asam

amino sehingga menyebabkan efek bakteriostatic dan efektif terhadap

spektrum luas.

- fek samping4 3angguan 3I !nausea, diare, dll$,

mencegah pertumbuhan tulang, diare dan tooth staining !pada anakanak 

dan pada bayi yang ketika dalam kandungan ibunya mengkonsumsi

tetrasiklin$.

- Kontraindikasi4 kehamilan dan anakanak di ba%ah B

tahun.

- 7i kedokteran gigi digunakan untuk mengobati

 periodontitis, 1cute #ecrotiAing :lcerative 3ingivitis !1#:3$ dan

abses periodontal.

- 0ujuh puluh persen diserap ketika dikonsumsi secara

intraoral.

69

Page 68: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 68/113

- 0etrasiklin terikat pada kalsium sehingga produk susu

dapat menghambat penyerapan.

- 7apat menembus plasenta.

- 1kan diekskresi oleh sistem hati melalui filtrasi

glomerulus.- Merupakan antibiotik spektrum luas yang bekerja pada

 bakteri gram positif dan bakteri gram negatif 

e. Makrolide

- +erakasi terhadap bakteri gram positif dan menekan

kerja ribosom.

- fek samping 4 gangguan 3I

- +ekerja lambat dan dielimanis secara lamabt di ginjal

sehingga cukup membutuhkan dosis yang rendah

-

7erivat4 Klaritomisin dan 1Aitromisina. 1dalah makrolid seperti eritromisin yang memiliki sedikit kelebihan

dibanding eritromisin.

 b. 7apat diberikan pada pasien yang alergi terhadap penisilin dengan

indikasi yang relatif ringan untuk terapi antibiotik sistemik.

c. Nbatobat ini tidak begitu banyak menimbulkan gangguuan

gastrointestinal dan spektrum antimikrobanya meliputi sejumlah

 bakteri anaerob yang menyebabkan infeksi endodonsia.

d. Klaritromisin dapat diberikan sebelum atau sesudah makan dengan

dosis 2*>*>> mg setiap &2 jam selama ? hari.

e. 1Aitromisin harus diminum & jam sebelum makan atau & jam sesudah

makan, dengan dosis mula adalah *>> mg diikuti dengan 2*> mg

setiap hari selama *? hari.

f. Nbatobat ini memblok metabolisme %arfarin dan anisindione, yang

dapat mengarah pada perdarahan yang serius jika pasien juga sedang

meminum obat antikoagulan.

70

Page 69: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 69/113

3ambar 2.2* Makrolide

Anti$iotik Proilaktik 

- 7efinisi4 antibiotik yang digunakan bagi pasien yang belum terkena infeksi,

tetapi diduga mempunyai peluang besar untuk mendapatkannya atau bila

terkena infeksi dapat menimbulkan dampak buruk bagi pasien.

- "asien yang sedang sakit yang beresiko terkena infeksi sekunder di tempat lain

!metastasis$ setelah terjadinya bakterimia adalah mereka yang mengidap

 penyakit jantung rematik atau kongenital, katup jantung buatan, prolapsis

katup mitral dengan regurgitasi, pernah menderita endokarditis infektif,

systemic pulmonary shunts, ind%elling arteri obvenous shunt, diabetes yang

tak terkontrol dan pasien yang mengalami imunologik.

- "enggunaan antibiotik sebagai perlindungan terhadap endokarditis pada

tindakan seperti instrumentasi yang tejadi di luar apeks, bedah endodonsia, dan

anestesi yang dilakukan via ligamen periodontium.

71

Page 70: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 70/113

-  'asien sehat tanpa tanda dan geala infe+si sistemi+   tetapi dengan pulpitis

simtomatik, periodontitis apikalis simtomatik, saluran sinus atau abses tida+ 

memerlu+an antibioti+&

- 7alam administrasi suatu antibiotik untuk keperluan profilaksis, konsentrasi

obat dalam plasma harus jauh lebih tinggi dibandingkan jika antibiotik 

digunakan untuk tujuan terapeutik. adi, dosis profilaktik yang diberikan

sebelum pembedahan haruslah dua kali lipat dibandingkan dosis terapeutik.

- Indikasi4

a. 1nakanak yang memiliki ri%ayat administrasi obatobatan melalui

intravena, dan anakanak yang menderita sindrom tertentu seperti4 7o%n

syndrome, atau Marfan syndrome.

 b. "asien immunocompromise4 pasien semacam ini tidak dapat mentolerir 

 bakterimia transien setelah pera%atan dental invasif. adi, pasien yang

sedang menjalani kemoterapi, iradiasi, atau transplantasi sumsum tulang

harus dira%at dengan hatihati. Kriteria tersebut juga berlaku pada pasien

yang mengalami kondisi berikut ini4 infeksi virus HI9, defisiensi imun,

neutropenia, imunosupresi, anemia, splenectomy, terbiasa mengkonsumsi

steroid, lupus eritematosus, diabetes, dan transplantasi organ.

c. "asien yang memakai shunt, kateter atau protesa vaskuler4 bakterimia

setelah pera%atan dental invasif akan meningkatkan kolonisasi pada kateter 

atau shunt vaskuler. "asien yang menjalani dialisis atau kemoterapi, atau

transfusi darah, juga sangat rentan terhadap gangguan ini.

- :ntuk profilaksis endokarditis, yang berkaitan dengan pera%atan dental,

amoksisilin adalah antibiotik pilihan.

2.8.. Anestesi

1nestesi adalah hilangnya semua bentuk sensasi termasuk sakit, sentuhan,

 persepsi temperature dan tekanan dan dapat disertai dengan terganggunya fungsi

motorik. +ila hanya sebagian dari tubuh yang terpengaruh, dapat digunakan

istilah anestesi lokal atau amalgesia lokal. 1nestesi lokal menghambat impuls

konduksi secara reversible sepanjang akson saraf dan membran eksitabel lainnya

yang menggunakan saluran natrium sebagai alat utama pembangkit potensial aksi.

Secara klinik, kerja ini dimanfaatkan untuk menghambat sensasi sakit dari atau

impuls vasokonstriktor simpatis ke bagian tubuh tertentu. Hingga saat ini belum

ada obat anestesi yang ideal, dan pengembangan obat masih terus diteliti. #amun,

%alaupun relative mudah untuk mensintesis suatu Aat kimia yang mempunyai

efek anestesi lokal tetapi sangat sulit mengurangi efek toksik yang lebih kecil dari

72

Page 71: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 71/113

obat yang ada saat ini. 1lasan utama kesulitan tersebut adalah kenyataan bah%a

toksisitas yang sangat serius dari obat anestesi lokal merupakan perluasan efek 

terapinya pada otak dan sistem sirkulasi.

a. Anestesi Lokal

1nestesi lokal adalah obat yang menghambat hantaran saraf bila

dikenakan secara lokal pada jaringan saraf dengan kadar yang sesuai.

Siat @"(" Anestesi Lokal

- +ekerja pada korteks motorik dengan cara menghentikan aliran impuls

ke daerah yang di anestesi

- +ekerja pada korteks sensorik dengan cara menghambat transmisi

impuls sensorik 

Siat Anestesi Lokal Cang I&eal

&. 0idak mengiritasi dan tidak merusak jaringan saraf secara permanen

2. Mula kerja sesingkat mungkin

(. Vaktu5masa kerja cukup lama

). 6arut dalam air 

*. Stabil dalam larutan

<. 7apat disterilkan tanpa mengalami perubahan

In&ikasi+

&. 0indakan bedah

yang menimbulkan rasa sakit yang tak tertahankan oleh pasien, seperti4

ekstraksi, pulpotomi, pulpektomi, gingivektomi, bedah periodontal,

implant, dsb

2. 6esi yang terjadi pada daerah

superfisialis minor dan permukaan tubuh, seperti ekstraksi gigi tanpa

 penyulitKontrain&ikasi+

&. 1da inflamasi5

infeksi akut pada daerah yang akan diinjeksi ataupun infeksi mulut yang

meluas.

2. "enderita penyakit

darah sukar membeku4 hemophilia, "hristmas disease, von illebrand 

disease  !saat pembedahan   sekresi glukosa meningkat, sekresi insulin

menurun kadar glukosa dlm darah meningkat darah sukar beku$.

73

Page 72: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 72/113

(. 1lergi terhadap obat anestesi.

"enderita penyakit sistemik seperti hipertensi !obat anestesi lokal

mengandung vasokontriktor !fungsi4 menyempitkan pembuluh darah$. ika

diberikan pada penderita hipertensi   menimbulkan kenaikan tekanan

darah yang lebih hebat lagi dan dapat menimbulkan kematian$, diabetes

mellitus !yaitu pengaturan abnormal gula darah sehingga gula darah

menjadi tinggi karena resistensi insulinW' dimana selama pembedahan

 berlangsung terjadi peningkatan sekresi glukosa dan penurunan sekresi

insulin sehingga dapat memperparah keadaan penderita 7M$ , kelainan hati

dan ginjal

Winsulin4 hormon yang mengatur metabolisme glukosa yang dapat

menurunkan kadar gula darah dengan membantu transport gula darah ke

dalam jaringan

:aktor,:aktor Cang 'e"pengar(0i Anestesi En&o&onsia

&. Kekha%atiran dan kecemasan

-asa kha%atir dan rasa cemas pasien akibat hal yang belum pernah dialami

dan diketahuinya !suatu pera%atan endodontik contohnya$ berperan besar 

dalam persepsi serta berpengaruh terhadap reaksi pasien terhadap nyeri.2. Kelelahan

"asien yang mengalami kesakitan akan susah tidur pada malam hari, dan

susah untuk makan sehingga tubuh pasien akan mengalami kelelahan.

Karena kelelahan ini, kemampuan pasien dalam menanggulangi stress

menurun sehingga kurang dapat menoleransi nyeri.

(. Inflamasi jaringan

"ada jaringan yang terinflamasi terjadi penurunan ambang rangsang

 persepsi nyeri yang biasa disebut sebagai EhyperalgesiaD. 7imana kondisi

ini menyebabkan pasien dapat bereaksi terhadap stimulus ringan,. aringan

yang terinflamasi ini sukar untuk di anestesi.

). 1nesthesia yang pernah gagal

"asien yang pernah mencoba obat analgesik atau pernah mengalami

anesthesia yang gagal pada peklinik lain, akan mengalami rasa cemas yang

tinggi yang akan menurunkan ambang rangsangnya.

'ana%e"en Aal

&. "endekatan "sikologis7engan teknik )4

74

Page 73: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 73/113

- "ontrol6 dicapai dengan memperoleh dan mempertahankan kendali.

- "ommunication6 mendengarkan dan menerangkan apa yang dapat

 pasien lakukan dan apa yang dapat pasien harapkan.

- "oncern6 menunjukkan kepedulian akan rasa cemas yang dialami

 pasien.- "onfidence 6  melalui bahasa tubuh dan secara profesionalisme,

sehingga akan menenangkan pasien dan dapat meningkatkan ambang

rangsang.

2. Injeksi #irnyeri !0anpa #yeri$

- Memperoleh kepercayaan pasien.

- 1nestesi topikal4 untuk mengurangi nyeri saat injeksi. ika

 penggunaannya dengan gel, maka letakkan gel di gulungan kapas pada

dan oleskan pada mukosa yang kering, tunggu & hingga 2 menit

sebelum injeksi, agar didapat efek topikal.

- "enghangatan larutan anestetik4 larutan anestetik dihangatkan hingga

suhu tubuh akan meningkatkan keefektifan larutan anestetik, namun

faktanya pasien tidak dapat membedakannya apakah larutan anestesi

tersebut hangat atau dingin.

- Insersi jarum4 masukkan jarum perlahanlahan dan hatihati ke dalam

 jaringan mukosa.

- arum ukuran kecil4 untuk jarum yang semakin kecil maka nyeri yang

diakibatkan juga semakin kecil, namun faktanya pasien tidak dapat

membedakan ukuran jarum yang masuk ke dalam mukosa.

- Injeksi perlahanlahan4 akan menurunkan tekanan pada jaringan dan

distribusi larutan anestetik ke jaringan secara berangsurangsur !&

menit untuk & ampul$.

- Injeksi dua tahap4 injeksi a%al   gunakan X ampul ke ba%ah

 permukaan mukosa, dan biasanya tidak menyebabkan nyeri. Injeksi

 berikutnya dilakukan setelah terjadi kebaalan regional dan diberikan

sampai kedalaman penuh pada lokasi target, dan menyebabkan nyeri

minimal saat diinjeksikan !dapat digunakan pada teknik blok 

mandibula$.

(. Vaktu Melakukan 1nestesi

1nestesi dilakukan setiap kunjungan pera%atan !misalnya di setiap

kunjungan pera%atan endodontik$. 1nggapan terdahulu yang mengatakan

 panjang kerja dapat diketahui melalui reaksi pasien dengan gigi yang tidak 

teranestesi, jika pasien mulai merasa nyeri, berarti sudah mencapai apeks,dan itulah panjang kerjanya.#amun ambang rangsang sakit dan persepsi

75

Page 74: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 74/113

sakit tiap orang berbedabeda. 1da yang sudah merasa sakit bahkan

sebelum apeks dicapai, ada yang tidak merasakan apaapa %alaupun

instrumen sudah mele%ati foramen apikalis sehingga anggapan terdahulu

ini tidak boleh diterapkan lagi.

). 0erapi /armakologi 0ambahan

Sedasi !intravena, oral, inhalasi$ dapat meningkatkan anesthesia lokal,

dapat digunakan pada pasien yang cemas.

Ki"ia Dan Klasiikasi

- 1gen anestesi menurunkan konduksi saraf.

- Sangat sulit untuk mencegah transmisi impuls karena akson yang sudah

kehilangan konten sitoplasmiknya saja masih dapat mentransmisikan

 potensial aksi.- 1gen5obat anestesi harus bersifat lipofilik dan hidrofilik.

- Kelarutan lemak esensial bagi obat untuk berpenetrasi ke berbagai barrier 

anatomic antara obat dan tempat kerjanya, termasuk membran saraf.

- Kelarutan air dibutuhkan agar obat tidak mengendap didalam cairan

interstisial.

-($(ngan Str(kt(r,Akti*itas

- Molekul anestesi memiliki ( bagian4

&. -esidu aromatik 4 bersifat lipofilik 2. 3rup amino !terminus amino sekunder5tersier$ 4 bersifat hidrofilik 

(. Intermediate chain 4 merupakan rantai yang memisahkan lipofilik dan

hidrofilik. Hubungan antara rantai karbohidrat pusat dengan aromatik 

yang membentuk menjadi 2 klasifikasi4

a. ester !NN$

 b. amida !#HN$

"erbedaan keduanya terletak pada metabolisme dan allerginitasnya.

Modifikasi sedikit saja pada bagian manapun dari molekul dapat

mempengaruhi aksi obat.

Pengar(0 p-

- Kebanyakan anestesi lokal bersifat lemah dengan pka yang berkisar antara

?,* C.

- 1nestesi lokal tersedia dalam bentuk basa bebas, namun basa bebas ini

sukar larut dan tidak stabil dalam larutan, oleh karena itu untuk 

 penginjeksian, anestesi ini sudah dikemas dalam bentuk garam dengan

menambahkan asam hidroklorik.

76

Page 75: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 75/113

- 0ujuan menambahkan hcl adalah untuk meningkatkan kelarutan obat

didalam air dan meningkatkan stabilitas obat dalam media air.

- Saat diinjeksikan ke dalam tubuh, larutan anestesi lokal akan secara cepat

dinetralkan oleh buffer cairan jaringan dan fraksi kation diubah ke bentuk 

 basa tidak terionisasi.

- Karena hanya dalam bentuk basa, obat dapat berdifusi secara cepat ke

saraf. ika semakin tinggi pka suatu anestesi maka akan semakin lama

mula kerjanya.

- "ada jaringan terinflamasi, ph jaringan akan turun dan akan membatasi

 pembentukan +1S1 ++1S sehingga sangat sulit untuk mendapatkan

tingkat keberhasilan yang tinggi dalam menganestesi jaringan

terinflamasi.

- 1gen topical dikemas dalam bentuk basa karena basa dapat berdifusi

melalui barier pelindung epitel yang cukup impermeable.

- Karbonasi !penambahan karbondioksida$ pada anestetik lokal dapat

meningkatkan mula kerja dan menambah kedalaman anestesi karena asam

hidrokarbonat dapat berpenetrasi ke membran dengan lebih cepat.

Dosis Dan Ko"posisi O$at Anastesi Lokal

1nastesi lokal merupakan obat yang menginterupsi konduksi ketika

diserap ke saraf, efek iritasinya sedikit atau tidak ada ketika diinjeksi ke

 jaringan. 1nastesia berarti kurang senasi. Kandungan utama anastesi lokal4

&$ 3rup amino yang membentuk garam dengan asam kuat yang larut air.

2$ 1lkali yang akan menghidrolisis garam menjadi basis alkaloidal bebas

yang larut dalam lemak.

($ 3aram yang merupakan asam dalam reaksi dan relative stabil

)$ Semua kandungannya akan dihidrolisis di plasma di mengalami

 biotransformasi di liver.

*$ +ahan yang kompatibel dengan epinephrine.

<$ 7an mampu memproduksi efek to;ic ketika konsenstrasi plasma sangat

tinggi.

0iga grup anastesi lokal yakni ester, amide, dan hydro$l compound.

 #amun yang digunakan sebagai anastesi yang diinjeksikan adalah grup ester 

dan amide.

77

Page 76: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 76/113

&$ 3rup ester mengandung grup aromatic !liphopilic$, memiliki rantai

 penghubung berupa ester, dan grup amino sekunder5tersier yang hidrofilik 

dan membentuk garam larut air ketika digabunggkan.

2$ 3rup amide mengandung grup aromatic !liphopilic$, memiliki rantai

 penghubung berupa amide, dan grup amino sekunder5tersier yang

hidrofilik dan membentuk garam larut air ketika digabunggkan.

($ Hydro;yl compound yang mengandung sedikit bagian yang hidrofilik dan

umum digunakan sebagai topical anastesi.

Aksi 'ekanis"e

1nestesi lokal memblok sensasi sakit dengan mengganggu propagasi impuls

saraf perifer.

Eek Per"ea$ilitas Ion

- 1nestesi lokal menghalangi transmisi saraf dengan memblok stimulasi

 pada konduktansi #aY yang akan menurunkan derajat depolarisasi dan

konduksi menjadi lambat.

- Ketika depolarisasi ditunda maka proses repolarisasi terjadi sebelum

ambang potensial dicapai sehingga konduksi saraf gagal dicapai.

Te"pat Ker%a

- 1nestesi lokal berinteraksi secara langsung dengan kanal #aY untuk 

menghambat konduksi saraf.

3ambar 2.2< 0empat Kerja 1nestesi

- Komponen terbesar dari kanal #aY adalah subunit alfa yang memiliki )

domain homolog ! I, II, III, I9$ dimana setiap domain homolog terdiri dari

78

Page 77: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 77/113

< segmen helical ! S&, S2, S(, S), S*, S< $ yang melintasi membran

 plasma.

- Setiap segmen S) dari setiap domain membentuk a/ti*ation gate yang

merupakan bagian dari protein kanal yang bergerak karena adanya respon

stimulus depolarisasi dan membuka kanal.

- 1nestesi lokal memblok kanal #aY dengan mengurangi pergerakan peptida

yang bertanggung ja%ab pada sistem gerbang tersebut.

- +agian hubungan S)S* domain III dan I9 membentuk E inner "o(t0F

kanal.

- Segmen S< domain I9 membentuk reseptor untuk loop intraceluller antara

domain III dan I9 dan membentuk 0,gate.

- ika hgate berlekatan dengan reseptor !yang artinya terjadi fosforilasi$

maka akan terjadi inakti*asi kanal se/ara la"$at< namun apabila terjadifosforilasi selain di hgate maka hanya akan terjadi peng(rangan akti*asi

kanal.

- 0empat kerja setiap obat anestesi berbedaada, ada yang bekerja di

segmen S) dari suatu domain, ada yang menghambat reseptor pada S<

domain I9, dll.

- ontoh 4 6idocaine menjerat segmen S) domain III dan menunda

 pergerakkan segmen S) domain I9.

Eek :ar"akologi

a. Siste" Sara P(sat

- 1nestesi lokal dengan mudah dapat mele%ati sirkulasi perifer menuju

otak.

- fek sistemik yang disebabkan oleh anestesi lokal terjadi pada konsentrasi

 plasma !yang terdapat di darah dan bukan di hati saat di metabolisme$.

- Tan&a &an ge%ala aal dari efek toksik 4 sakit kepala ringan dan pusing,

&iik(ti ole0 gangguan penglihatan dan pendengaran, ketakutan,

disorientasi, dan aktivitas otot involunter terlokalisasi.

- Respon &epressant + bicara cadel, ngantuk, dan tidak sadarkan diri.

- ika konsentrasi obat didalam darah tinggi, maka dapat menyebabkan

tremor !konvulsi tonikklonik$.

- Dosis tinggi +dapat terjadi depresi pernafasan yang menyebabkan

kematian asfiksi !kurangnya oksigen, karena tidak dapat bernafas secara

normal$.

$. Siste" Kar&io*ask(ler

1. 'iokar&i("

79

Page 78: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 78/113

- "ada konsentrasi non toksik, reaksi yang diberika tiap orang berbeda.

+agi orang yang alergi terdapap obat anestesi tertentu akan

menyebabkan efek toksik %alaupun pada dosis yang tidak toksik.

- 6odaicaine4 menurunkan durasi pontensial aksi, menaikkan periode

refraktori di serat "urkinje, sehingga kontrol kardiak menurun.

Kemampuannya dalam memblok kanal aYYdan meningkatkan aY

Yyang dilepaskan dari reticulum sarkoplasma, dan mengurangi

responsivitas myofibrillar terhadap aYYsehingga menurunkan

kontraksi myocardial.

- "ada &osis toksik +terjadi eksitabilitas membran dan penurunan

kecepatan konduksi, bradikardia, kontraksi myocardial yang tidak 

normal, dan vasodilatasi sehingga menurunkan kardiak output. 7apatterlihat karena terjadinya hypo;ia !kurangnya suplay oksigen$.

- +upivacaine dan obat yang highlipofilik merupakan cardioto$ic

yang dapat menyebabkan arritmia ventricular dan collapsnya

kardiovaskuler.

2. Gask(larisasi

Perier

- 6arutan encer meningkatkan kontraksi myogenik spontan.

- 1nestesi lokal dapat menurunkan tonus vascular !mengurangi

 pelepasan neurotransmitter dan responsivitas otot$.

- Konsentrasi toksik dalam darah dapat menyebabkan dilatasi arteriol

dan terjadi 0ipotensi.

- 1nestesi lokal dengan kemampuan vasodilatasi yang semakin

menurun, dimulai dari4 bupivacaine, procaine, lidocaine,

mepivacaine, dan kokain. Kecuali kokain, semua anestesi lokal

menghambat aktivitas myogenik dan tonus otonomik sehingga terjadi

vasodilatasi.

/. Eek Lain

- 1ktivitas otot polos, antibacterial, antihistamin, efek muskarinik,

mempengaruhi metabolisme adam arakhidonat yang berperan dalam

 pembentukan prostaglandin, dan menghambat agregasi platelet.

&. Eek Gasokonstriktor

- 7igunakan epinefrin )2> mikrogram5ml ! &42*>.>>> &4*>.>>>$, juga

digunakan levonodefrin, norepinefrin, dan phenylephrine.

- /ungsinya untuk menurunkan toksisitas sitemik.

80

Page 79: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 79/113

- 6idocaine Y epinefrin &4&>>.>>> dapat menurunkan resistensi perifer,

meningkatkan kardiak output, meningkatkan detak jantung dan tekanan

darah sistolik, sakit di dada.

- ika kerja jantung meningkta maka dapat terjadi iskemia myocardial dan

arritmia jantung.

Eek Sa"ping

A. Toksisitas Siste"ik 

- Konsentrasi obat anestesi berlebih di daerah akibat injeksi intravascular 

dapat menyebabkan konvulsi !kondisi dimana otot berkontraksi dan

 berelaksasi secara cepat$, terhentinya pernafasan, dan collapsenya

cardiovascular&

- "encegahan4 &. 7osis kecil merupakan anesthesia yang efektif, 2. 0eknik 

injeksi yang benar, (.larutan mengandung vasokonstriktor !untuk yang

tidak kontraindikasi$.

- Hipotensi arterial dapat dikontrol oleh cairan intravena dan agen

simptomametik !epinefrin, morepinefrin$.

B. Respon Jaringan Lokal

- Konsentasi anestesi lokal dapat merusak saraf perifer.

- "ada konsentrasi tinggi, anestesi lokal dapat mengakibatkan injuri saraf 

yang lama, terpaparnya neuron tidak bermembran pada konsentrasi

anestesi lokal yang tinggi dapat mengakibatkan peningkatan irreversible

caYY intraseluller dan kematian sel nekrotik.

- 1nestesi lokal dapat menyebabkan o/al nekrosis 9area nekrosis dapat

terlihat oleh mata telanjang$ pada jaringan otot rangka di area yang

diinjeksi.

- 1nestesi lokal menghalangi motilitas sel, menekan sintesis kolagen, dan

menunda perbaikan jaringan.

- pinefrin dapat menyebabkan hypo;ia jaringan dengan mengurangi

aliran darah lokal.

- 9asokontriksi pada daerah yang berbahaya seperti ujung jari, hidung

dapat menyebabkan nekrosis jaringan.

7. Reaksi I&iosyn/rati/

- fek yang berkaitang dengan &. Kecemasan, 2. 9asokontriktor, (. Injeksi

intravascular.

- 1nestesi lokal amida aman digunakan, lidocaine dapat digunakan untuk 

 pera%atan arritmia ventrikular.

D. :eno"ena Alergi

81

Page 80: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 80/113

- 7isebabkan !seringnya$ oleh derivat ester karena hasil metabolisme dari

derivat ester adalah paminobenAoic !"1+1$ yang merupakan allergen.

- "asien yang alergi sebaiknya diberi antihistamin.

- "asien yang mengalami anafilaktik syok dapat diberikan epinefrin agar 

terjadi bronkodilatasi.- "asien asma tidak toleran terhadap sulfit ! bisulfit dan metabisulfit yang

digunakan dengan vasokonstriktor$.

- 7erivat amida jarang bahkan tidak menimbulkan alergi.

E. Pengg(naan Sela"a Ke0a"ilan

- Nbat anestesi aman digunakan jika digunakan pada dosis yang

sesuai5normal.

- 0elah dilakukan penelitian terhadap he%an dan hasil yang didapat adalah

 penggunaan bupivacaine menyebabkan kematian pada fetus pada * kali

konsentrasi dosis maksimum manusia.

Ko"plikasi Anestesi

Komplikasi dalam anestesi dapat disebabkan oleh 2 hal 4

1. Ba0an Anestesi Lokal

1pakah bahan5obat yang digunakan mengandung vasokontriktor atau tidak,

harus diperhatikan indikasi dan kontraindikasi pemakaian obat anestesi

 pada pasien terutama dengan yang memiliki penyakit sistemik. +ahan

anestesi lokal hanya menyebabkan hilangnya rasa sakit, namun rasa raba

dan rasa tekan masih dapat dirasakan oleh pasien.

2. Teknik Cang Dig(nakan

- 6angsung ke pembuluh darah4 toksisitas meningkat karena dengan cepat

diabsorpsi oleh tubuh.

- 0usukan masuk ke pembuluh darah4 menyebabkan hematom !darah

masuk ke selasela otot$. 0erutama pada %aktu ingin blok tubermaksila,

yang ra%an terjadi hematom karena posisi pangkal saraf yang

 berdekatan dengan pleksus venosus pterygoideus.

- 7iinjeksikan perlahanlahan4 jika cepat, pasien akan merasa kesakitan.

ika pasien beraksi saat diinjeksikan maka jarum dapat patah.

- Paralisis ner*(s asialis4 yang terjadi pada motorik. 0erjadi saat akan

melakukan blok mandibula yang sasaran utamanya adalah nervus

alveolaris inferior, namun akibat tidak5kurang mengertinya topografi

saraf sehingga yang teranestesi adalah nervus fasialis yang mempersarafi

otototot %ajah sehingga terjadi paralisis nervus fasialis.

82

Page 81: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 81/113

- Prolong anestesi  4 jika terjadi trauma pada saraf sensoris, terjadi jika

saat blok mandibula dan insersi jarum yang terlalu dalam sehingga

sarafnya robek. Sehingga terjadi baal yang berkepanjangan. 7okter harus

membantu menyembuhkan pasien dengan memberikan ne#rotropic

agent < contohnya neurobion.

- Jika saat injeksi posisinya terlalu tinggi atau terlalu naik dari posisi

foramen mandibula, maka dapat mengenai musculus pterygoideus

eksternus yang dapat menyebabkan tris"(s.

Penggolongan O$at

&. Senya%a yang mengandung ikatan amida

Senya%a amida !#HN$ 4 6idokain !;ylocaine,lignocaine$,

mepivacaine !carbocaine$, prilokain !citanest$, bupivacain !marcaine$,

etidokain !duranest$, dibukain !nupercaine$, ropikaine !naropine$,

levobupivacaine !chirocaine$

1mida merupakan golongan yang tidak mudah terhidrolisis sehingga

%aktu kerjanya lama.

a. Lignokain 9Li&okain)

- 7iperkenalkan sejak tahun &C)C, dan telah menjadi agen 1nestesi

lokal yang paling sering digunakan dalam bidang kedokteran gigi,

 bahkan dapat menggantikan prokain sebagai prototipe 1nestesi lokal

umum

- 6ignokain merupkan derivat amida dari $ylide

- Sifat4

•7apat menimbulkan 1nestesi lebih cepat dibanding prokain

• 7apat tersebar dengan cepat diseluruh jaringan

• 7apat menghasilkan 1nestesi yang lebih dalam dengan durasi

yang cukup lama

• +erbeda dengan prokain, lignokain ini tidak atau hanya sedikit

menimbulkan vasodilatasi, sehingga hanya membutuhkan sediit

 penambahan vasokonstriktor

• 6ignokain 2 kali lebih toksik dibanding prokain

83

Page 82: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 82/113

• 6ignokain tidak mempunyai sifat alergenik terhadap agen 1nestesi

lokal tipe ester

• +erbeda dengan agen 1nestesi lokal lainnya, bila telah mencapai

tingkat tertentu dalam darah dapat menyebabkan tandatandadepresi saraf pusat, kadang dapat terjadi tremor dan atau konvulsi

- "enambahan vasokonstriktor pada lidokain 2O  akan meanambah

durasi 1nestesi pulpa dari *&> menit menjadi &&,* jam 8

menambah durasi 1nestesi jaringan lunak dari &&,* jam menjadi ()

 jam.

- +ila digunakan sebagai agen tunggal, tidak boleh melebihi 2>>mg

dosis totalnya. +ila digunakan dengan penambahan vasokonstriktor 

 dapat meningkatkan dosis total menjadi (*>gr dan menyebabkan

absorpsi lambat.

- Nbat ini sering digunakan bersama kombinasi dengan adrenalin

!&4B>.>>> atau &4&>>.>>>$.

- Selain untuk 1nestesi infiltrasi,lignokain dapat digunakan sebagai

agen 1nestesi topikal yaitu dalam bentuk agar atau salep atau

semprotan cair.

- Kontraindikasi 4 pasien yang alergi terhadap agen 1nestesi lokal tipe

amida, dan pada penderita penyakit hati yang parah.

$. 'epi*a/ain

- "opuler sejak akhir tahun &C*>an

- Merupakan derivat amida dari $ylide

- 1gen ini dipasarkan sebagai garam hidroklorida 'nama pasarannya4

"arbocaine 8 digunakan untuk 1nestesi infiltrasi

- Mepivacain biasanya digunakan dalam sediaan bentuk larutan dengan

 penambahan adrenalin &4B>.>>>.

- 0erkadang ada pula dalam bentuk larutan (O tanpa penambahan

vasokonstriktor untuk pasien dengan kontraindikasi

vasokonstriktor dan untuk memperoleh kedalaman dan durasi

1nestesi pada pasien tersebut. Selain itu dapat menimbulkan 1nestesi

 pulpa dengan durasi 2>)> menit 8 1nestesi jaringan lunak 2)jam

- Sifat4

84

Page 83: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 83/113

• Kecepatan timbulnya efek, durasi aksi, potensi dan toksisitasnya

mirip lignokain

• 0idak mempunyai sifat alergenik terhadap agen 1nestesi lokal tipe

ester

• 7apat menimbulkan vasokonstriksi yang lebih ringan dibanding

lignokain

• Kurang efektif bila digunakan untuk 1nestesi topikal

• 0oksisitasnya setara dengan lidokain, namun bila telah mencapai

tingkat tertentu dapat menyebabkan eksitasi sistem saraf senural

 bukan depresi yang dapat berakhir menjadi depresi respirasi

- 7osis yang digunakan tidak boleh melebihi *mh5kgbb

- Kontraindikasi 4 pasien yang alergi terhadap 1nestesi lokal tipe

amida, pasien penderita penyakit hati yang parah

/. Prilokain

- "enggunaan di klinik dimulai tahun &C<>

- Merupakan derivat toluidin, golongan amida

- 7ipasarkan dalam bentuk 4 garam hidroklorida, dengan nama dagang

"itanest 8 dapat digunakan untuk 1nestesi infiltrasi- Sifat4

• 0idak dapat memberikan efek pada 1nestesi topikal

• 1ksinya lebih cepat dibanding lignokain

• 1nestesi yang ditimbulkan tidak terlalu dalam

• Kurang mempunyai efek vasodilator dibanding lignokain

• +iasanya termetabolisme lebih cepat

• Kurang toksik dibanding lignokain

- 7osis yang digunakan tidak boleh melebihi )>>mg. ika lebih dapat

menyebabkan terjadi nya metahaemoglobin

- "enambahan vasokonstriktor  felypressin dengan konsentrasi >.>(

i.u5mlL&42>>.>>>   dapat meningkatkan durasi dan kedalaman

1nestesi dan baik untuk pasien penderita kardiovaskular

85

Page 84: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 84/113

- Kontraindikasi4 bayi, penderita metahaemogobinemia, penyakit hati,

hipoksia, anemia, gagal ginjal dan jantung, %anita hamil dan pasien

dengan ri%ayat 1nestesi tipe amida atau paraben

&. B(pi*akain &an Eti&okain

- 0erdapat dalam sediaan dengan epinefrin &42>>.>>>

- tidokain mulai kerjanya sedikit lebih cepat dibanding bupivakain

- Sifat bupivakain 4

• 7ipasarkan untuk kedokteran gigi tahun &C<(

• Merupakan obat yang sangat lipofilik

•Mula kerjanya lebih lambat dari golongan amida lainnya

• fikasinya sama

• Masa kerjanya lebih lama  tepat digunakan pada operasi bedah

mulut

3. Senyaa yang "engan&(ng ikatan

ester 9,7OO7,)

Senya%asther4 kokain, benAokain, prokain, oksibuprokain, dan

tetrakain

3olongan ester umumnya kurang stabil dan mudah mengalami

metabolisme dibandingkan golongan amida. Sehingga ester adalah

golongan yang mudah terhidrolis sehingga %aktu kerjanya cepat hilang.

a. Kokain

- 1bsorpsinya lambat

- 7osis rendah dapat menurunkan denyut jantung, dosis sedang

meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah

- Vaktu paruh 4 & jam setelah pemberian per oral atau nasal- Indikasi klinik 4 1nestesi topikal, terutama hidung dan tenggorokan

- 0oksisitas4 dosis toksik menimbulkan perangsangan SS" seperti

 psikosis dan kejang, depresi pernafasan

$. Prokain

/armakodinamik 

- 1nalgesia sistemik 

- 0oksisitas lbh rendah drpd kokain

/armakokinetik 

- 7N1 lambat !(* menit$

- Vaktu pendek karena vasodilatasi tempat injeksi, dihidrolisa oleh pseudocholinesterase

86

Page 85: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 85/113

- Metabolit4 sering menimbulkan alergi, hambat

- Sulfonamid

Indikasi 4

&. 1nestesi infiltrasi, anestesi block menggunakan larutan 2 O Y

vasokonstriktor 

2. Secara topikal tidak efektif, sulit diserap

/. Klorprokain

- Merupakan derivat prokain berhalogen

- "otensi 1nestesi lokal 2 kali lebih kuat dari prokain

- 7imetabolisme lebih cepat dari prokain

- Indikasi klinis4 anestesi infiltrasi, blokade saraf dan 1nestesi

epidural

- 0oksisitas 4 toksisitas sistemik kecil

&. Tetrakain

- Merupakan ester "1+1 !paraaminobenAoic acid$

- 7iabsorpsi cepat dari saluran nafas

- "otensi &> kali lebih kuat dan lebih toksik dari prokain !pemberian

I9$

- Masa kerja lebih panjang dari prokain

- Indikasi klinis 4 1nestesi spinal, penggunaan topikal pada mata dan

nasofaring

- 0oksisitas 4 mirip prokain, memengaruhi sulfonamida

9asokonstriktor 

9asokonstriktor merupakan bagian integral dan sangat penting

 peranannya di dalam suatu larutan anestesi lokal. "enambahan bahan

vasokonstriktor di dalam larutan anestesi lokal akan dapat mengurangi aliran

darah di daerah injeksi, sehingga dapat menghambat kecepatan absorpsi obat

anestesi lokal ke dalam pembuluh darah.

"emakaian vasokonstriktor memberikan beberapa keuntungan

diantaranya4

a. Membatasi agen 1nestesi hanya pada daerah yang terlokalisir sehingga

dapat meningkatkan kedalaman dan durasi 1nestesi.

 b. Mengurangi efek toksik melalui efek penghambat absorpsi konstituen.

c. Menurunkan perdarahan pada tempat injeksi sehingga berguna saat

 prosedur pembedahan untuk mengantisipasi perdarahan.

d. Menimbulkan daerah kerja yang kering !bebas bercak darah$ untuk 

 prosedur operasi.

9asokonstriktor yang biasa dipergunakan adalah 4

87

Page 86: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 86/113

&. 1drenalin !epinephrine$4 suatu alkaloid sintetik yang hampir mirip dengan

sekresi medulla adrenalin alami. pinefrin merupakan vasokonstriktor 

yang paling poten dan dipergunakan secara luas di kedokteran gigi.

2. /elypresin !octapresin$4 suatu polipeptid sintetik yang mirip dengan

sekresi glanula pituitary posterior manusia. /elypresin mempunyai sifat

vasokonstriktor yang lemah, yang tampaknya dapat diperkuat dengan

tambahan prilokain.

Indikasi4

a. 7igunakan untuk menghindari

bleeding .

 b. Menurunkan perfusi.

Kontraindikasi4

a. "ada

 pasien dengan kardiovaskular dan penyakit kelainan tiroid.

 b. "ada

individu yang sensitif.

c. "ada

individu yang terjadi reaksi obatobatan yang tidak terantisipasi yang

menyebabkan "9 !"rematur 9entricular ontraction$.

1nestesi lokal dapat terjadi melalui terhentinya suplai saraf sensoris

 pada daerah anatomi yang berbedabeda. 1nestesi lokal dapat dibagi menjadi

(, yaitu4

&. Anestesi topi/al ata( per"(kaan !agen 1nestesi

diaplikasikan pada membran mukosa$,

(. Anestesi iniltrasi !larutan 1nestesi didepositkan di sekitar filament saraf 

 untuk menghentikan persepsi rasa sakit$,

). Anestesi regional ata( $lok !daerah tubuh di1nestesi melalui konduksi

 blok pada batang saraf yang mensuplai darah tersebut biasa digunkana

oleh ahli neurologi, jarang digunakan pada pera%atan gigi rutin$.

&. Anestesi Topikal ata( per"(kaan

7iperoleh melalui aplikasi agen 1nestesi pada daerah kulit maupun

membran mukosa, intinya daerah dimana agen dapat berpenetrasi dan

membuat ujungujung saraf superfacial jadi baal. +iasanya anestesi ini

 paling sering dignakan untuk membaalkan mukosa sebelum penyuntikan.

88

Page 87: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 87/113

3ambar 2.2? 1nestesi 0opikal

1da beberapa cara untuk melakukan anestesi topical, yaitu4

a. Semprotan

- 7apat digunakan karena larutan lebih mudah didistribusikan, danefeknya lebih luas dari yang kita inginkan

- +ahan aktif yang terkandung4 lignokain hidroklorida &>O dalam basis

air dan dikeluarkan dalam jumlah kecil dari container aerosol.

- 7apat ditambahkan rasa buahbuahan dapat ditolerir anak, tapi

dapat merangsang terjadinya salivasi berlebihan

- ara4

&. Keringkan daerah

yang akan di1nestesi,

*. Semprotkan larutan 1nestesi pada

gulungan kapas kecil, lalu letakkan pada daerah penyuntikan di

sulkus,

<. +iarkan sekitar & menit sebelum jarum

diinsersikan

- Mukosa tidak perlu dipersiapkan terlebih dahulu karena semprotan

1nestesi udah punya efek antiseptic

- Vaktu timbulnya efek 1nestesi4 & menit dengan durasi4 &> menit

 b. Salep

- Sangat ampuh jika diaplikasikan pada gingival lunak sebelum

 pemberian tumpatan yang dalam

- +ahan aktif yang terkandung4 lignokain hidroklorida *O. 0erkadang

 beberapa industri farmasi menambahkan enAim hialuronidase,

89

Page 88: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 88/113

amethocaine dan ben#ocaine  untuk membantu penetrasi agen

1nestesi lokal ke dalam jaringan.

- Vaktu timbulnya efek 1nestesi4 () menit

c. mulsi

- +ahan aktif yang terkandung4 lignokain hidroklorida 2O

- Manfaat4

&. Sangat ampuh kalo ingin digunakan pas

mau nyetak seluruh rongga mulut pasien yang mudah mual

2. Mengurangi rasa nyeri pascaoperatif  

!ontoh4 gingivektomi$

(. 0idak berbahaya kalo tertelan

- ara4

&. 3unakan & sendok  

teh emulsi untuk kumurkumur di sekitar rongga mulut dan

orofaring

2. +iarkan &2 menit

(. 6udahkan tepat

sebelum pencetakkan

$. Anestesi iniltrasi

0eknik anestesi dilakukan dengan menyuntikan anestesi tepat pada saraf 

gigi yang akan dilakukan tindakan. +iasanya teknik ini dilakukan pada maksila

karena lebih tepat sasaran serta tulang pada maksila tidak setebal tulang pada

mandibula.

3ambar 2.2B 1nestesi Infiltrasi

6arutan anestesi didepositkan di dekat serabut terminal dari saraf dan

akan terifiltrasi di sepanjang jaringan untuk mencapai serabut saraf dan

90

Page 89: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 89/113

menimbulkan efek anestesi dari daerah terlokalisir yang disuplai oleh saraf 

tersebut. 0eknik infiltrasi dibagi menjadi4

&. Suntikan submukosa

Istilah ini diterapkan bila larutan didepositkan tepat di balik membran

mukosa. Valaupun cenderung tidak menimbulkan anestesi pada pulpa gigi,

suntikan ini sering digunakan baik untuk menganestesi saraf bukal panjang

sebelum pencabutan molar ba%ah atau operasi jaringan lunak.

2. Suntikan supraperiosteal

7engan cara ini, anestesi pulpa gigi dapat diperoleh dengan

 penyuntikan di sepanjang apeks gigi. Suntikan ini merupakan suntikan yang

 paling sering digunakan dan sering disebut sebagai suntikan infiltrasi.

(. Suntikan subperiosteal

0eknik ini, larutan anestesi didepositkan antara periosteum dan

 bidang kortikal. 0eknik ini digunakan apabila tidak ada alternative lain

karena akan terasa sangat sakit. 0eknik ini biasa digunakan pada palatum

dan bermanfaat bila suntikan supraperiosteal gagal untuk memberikan efek 

anestesi %alaupun biasanya pada situasi ini lebih sering digunakan suntikan

intraligamen.

). Suntikan intraoseous

Suntikan ini larutan didepositkan pada tulang medularis. Setelah

suntikan supraperiosteal diberikan dengan cara biasa, dibuat insisi kecil

melalui mukoperiosteum pada daerah suntikan yang sudah ditentukan untuk 

mendapat jalan masuk bur dan reamer kecil pada pera%atan endodontic.

7e%asa ini, 0eknik suntikan ini sudah sangat jarang digunakan.

*. Suntikan intraseptal

Merupakan modifikasi dari 0eknik intraoseous yang kadangkadang

digunakan bila anestesi yang menyeluruh sulit diperoleh atau bila dipasang

gigi geligi tiruan imediat serta bila 0eknik supraperiosteal tidak mungkin

digunakan. 0eknik ini hanya dapat digunakan setelah diperoleh anestesisuperficial.

<. Suntikan intraligamen atau ligament periodontal

arum diinsersikan pada sulkus gingival dengen bevel mengarah

menjauhi gigi. arum kemudian didorong ke membran periodontal bersudut

(>Q terhadap sumbu panjang gigi. arum ditahan dengan jari untuk 

mencegah pembengkokan dan didorong ke penetrasi maksimal sehingga

terletak antara akarakar gigi dan tulang interkrestal.

Manfaat4

91

Page 90: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 90/113

- feknya terbatas sehingga memungkinkan dilakukan pera%atan pada satu

gigi dan membantu pera%atan pada kuadran mulut yang berebeda.

- 0idak terlalu sakit.

- Menghindari terjadinya baal pada lidah, pipi, dan jaringan lunak lainnya.

- Mengurangi resiko trauma pada bibir dan lidah yang baal dan tidak 

menimbulkan rasa kurang enak bagi pasien sehingga ia dapat makan dan

minum serta bicara normal.

- 7apat digunakan untuk suntikan diagnostic untuk mendiagnosis sumber 

sakit.

- 7apat menghindari terjadinya hematoma %alaupun dapat terjadi

 pendarahan gingival.

- 7ianjurkan untuk pasien menderita penyakit diatesa perdarahan bila gigi

akan ditumpat.

- 0idak perlu dilakukan aspirasi sebelum penyuntikan karena tidak ada

resiko terjadinya suntikan intravascular pada teknik ini. 1ngka

keberhasilan teknik ini tinggi, anestesi diperoleh oleh lebih dari C>O

 pasien.

- Sesuai digunakan bagi pasien anak 

- :ntuk prosedur multikuadran dan prosedur pera%atan gigi tunggal

- 0erapi endodontik dan periodontal.

- Merupakan teknik alternatif yang bermanfaat bila anestesi sulit diperoleh

dengan metode yang lebih konvensional atau metode yang kontraindikasi.

Kekurangan4

-asa pahit yang tidak enak !karena bocornya larutan anestesi selama

 penyuntikan.

"atridge anestesi yang terbuat dari glass dapat retak selama penyuntikan

karena tekanan yang terlalu besar atau pendepositan yang terlalu cepat.

1vulsi premolar ba%ah dari soketnya juga mempersulit teknik tersebut

0idak dapat digunakan jika terdapat infeksi gingival karena

memungkinkan infeksi tersebar ke membran periodontal atau

menyebabkan bakterimia transien.

:ntuk mengurangi resiko komplikasi tersebut diberikan HR >,2 O "ada

sulkus gingiva untuk hilangkan plak atau kalkulus sebelum penyuntikan

92

Page 91: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 91/113

+iasanya lebih efektif untuk gigi atas dibandingkan untuk gigi ba%ah.

/. Anestesi regional ata( $lok  

0eknik anestesi dilakukan pada saraf pusat yang memiliki banyak cabang

saraf sehingga efek anestesi akan terjadi pada semua daerah yang disuplai oleh

saraf tersebut.

3ambar 2.2C 1nestesi +lok 

Teknik Anestesi

"ersiapan Instrument 1nestesi

a Sterilisasi Instrumen

Seperti dalam pemeriksaan dasar, anestesi juga memerlukan persiapan

tertentu. Salah satu instrumen dalam persiapan yang selalu membutuhkan,

yaitu penyterilan syringe. Item lainnya disterilisasi oleh produsen dan

dikemas dalam kondisi steril.

 b 1nestesi 0opikal

Item pertama saat persiapan adalah topikal ;ylocaine. 1nestesi ini

diproduksi dalam bentuk jelly atau salep. Hal ini paling sering digunakan

untuk menganestesi daerah tempat suntikan yang sebenarnya harus

dilakukan. 7ua kasa &2 inci atau cotton tip aplicator akan diperlukan bila

menggunakan topikal ;ylocaine. Sejumlah kecil ditempatkan pada aplikator 

dan diaplikasikan di atas area yang akan disuntikkan. 0ujuan anestesi topikal

adalah untuk mengurangi ketidaknyamanan pada pasien selama injeksi

 berlangsung.

c Syringe

Syringe !sisiloading jarum suntik cartridge$ adalah satusatunya item

dalam persiapan yang memerlukan penyterilan setelah digunakan pada setiap

 pasien. Syringe ini digunakan untuk mengaplikasikan anestesi lokal. arumsyringe merupakan jenis sekali pakai. "anjang dan jarum gauge yang

93

Page 92: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 92/113

digunakan akan bervariasi, tergantung kebutuhan operator. Nperator akan

menangani dua jarum yang berbeda4 sebuah infiltrasi dan jarum konduktif.

arum infiltrasi memiliki panjang &(5&< inci dan digunakan untuk injeksi

maksilaris, untuk membius daerah kecil sekitar dua hingga tiga gigi.

Sedangkan, jarum konduktif memiliki panjang & ( 5 B inci panjang. Injeksi

 blok dibuat dengan menggunakan jarum tersebut, 1nestesi daerah

menyeluruh.

d 1nestesi 6okal.

Saat ini, dua jenis obat bius lokal yang banyak tersedia, yaitu lidokain

hidroklorida !;ylocaine$ dengan epinefrin !&4*>.>>> hingga &4&>>.>>>$ dan

mepivacaine hidroklorida !carbocaine$ tanpa epinefrin. enis ini dapat

diidentifikasi dengan %arna tutup dan dengan %arna %adah. Sebagai contoh4lidokain hidroklorida dengan epinefrin !&4*>.>>>$, ditandai dengan tutup

hijau dan garis hijau di %adah' lidokain hidroklorida dengan epinephrine

!&4&>>.>>>$ memiliki tutup merah dan bergarisgaris merah' dan hidroklorida

mepivacaine memiliki tutup putih dan %adah cokelat. pinefrin adalah faktor 

 pengendali untuk berapa lama anestesi akan berlangsung. "enambahan

epinefrin mengakibatkan semakin lama daerah tersebut akan ter1nestesi.

pinefrin adalah vasokonstriktor yang menyebabkan jaringan di sekitar 

kapiler membengkak, sehingga akan mengkonstriksi kapiler dan

memperlambat aliran darah. 1liran darah yang menurun menyebabkan

lambatnya difusi 1nestesi di seluruh tubuh, sehingga memperpanjang

aksinya. Hal ini juga dapat membantu dalam mengontrol pendarahan.

e 1spirasi

"erakitan dan penggunaan syringe aspirasi cukup sederhana. Syringe ini

dilengkapi dengan perangkat yang memungkinkan operator untuk 

menentukan apakah operator telah menginjeksi ke dalam aliran darah."enginjeksian agen ke dalam sistem peredaran darah dapat menimbulkan

gejala yang tidak diinginkan atau kematian.

Prose&(r

a "engisian 0abung Syringe

Ketika jarum sekali pakai digunakan, hub plastik berulir ke syringe tanpa

merusak segel atau memindahkan silinder plastik pelindung luar. 6angkah

 pertama adalah memasukkan jarum yang tepat. 6angkah berikutnya adalahuntuk menarik plunger dari jarum suntik dan masukkan carpuletm !cartridge$

94

Page 93: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 93/113

dari obat bius. Setelah memasukkan carpuletm, lepaskan plunger dan

amankan pentil pada stopper karet dengan menyolok cincin jempol di telapak 

tangan. "elindung silinder dapat dilepas tergantung kebutuhan dan

kenyamanan operator dalam bekerja. Hal ini biasanya akan dilakukan setelah

carpuletm larutan anestesi telah dan disisipkan tepat sebelum injeksi

diberikan. Hub dan jarum dan dibuang setelah digunakan, berikut

 pencegahan standar, dan sesuai dengan kebijakan lokal.

 b Injeksi

Ketika operator siap menyuntikkan larutan anestesi, daerah injeksi5 kerja

harus dikeringkan dengan kain kasa. Nperator dapat mengaplikasikan

 povidone iodine &>O ke daerah tersebut dengan aplikator, sehingga jaringan

tersebut siap untuk di injeksi.1nestesi lokal tidak diragukan lagi adalah obat yang paling sering

digunakan dalam praktek kedokteran gigi. arum anestesi tersedia dalam

ukuran !gauge$ yang berbeda dan panjang. arum dengan ukuran panjang

 biasanya digunakan terutama untuk injeksi ZblokZ dan jarum pendek untuk 

tipe injeksi infiltrasi. #amun, tidak menutup kemungkinan untuk 

menggunakan jarum panjang pada kedua jenis injeksi. 3auge 2* merupakan

 jarum panjang yang disediakan dalam bidang gigi.

Anestesi Regional6Blok 

6arutan anestesi yang didepositkan di dekat batang saraf akan melalui

 pemblokiran semua impuls, menimbulkan anestesi pada daerah yang disuplai oleh

saraf tersebut. 1nestesi ini dikenal sebagai Eanestesi regionalD Eatau anestesi blokD.

Valaupun 0eknik ini dapat digunakan pada rahang atas, 0eknik tersebut

mempunyai manfaat khusus dalam kedokteran gigi yaitu untuk menganestesi

mandibula. "enggunaan 0eknik infiltrasi pada mandibula umumnya tidak dapat

dipertanggungja%abkan karena densitas bidang kortikal luar dari tulang. 7enganmendepositkan larutan anestesi di ruang pterigomandibular di dekat foramen

mandibula anestesi regional pada seluruh distribusi saraf gigi inferior pada sisi

tersebut akan dapat diperoleh.

Teknik Anestesi Iniltrasi &an Blok 9Se/ara @"(")

a. 0enkik  

1nestesi Infiltrasi supraperiosteal !infiltrasi$

- 7aerah yang akan di1nestesi diolesi dengan povidone iodine &>O

95

Page 94: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 94/113

- 0usukkan jarum pada mucobuccal fold pada gigi yang akan di1nestesi

sedalam >,* cm panjang jarum

- 7ilakukan aspirasi, apabila tidak ada darah depositkan obat 1nestesi &,* cc.

- ika ingin melakukan tindakan pencabutan diperlukan injeksi di bagian

 palatal5 lingual yang berjarak >,* cm dari servikal gigi yang akan di1nestesi.- 7ilakukan aspirasi, apabila tidak ada darah, depositkan obat 1nestesi >,* cc.

 b. 0eknik 1nestesi blok !mandibula$

- 7aerah yang akan di1nestesi diolesi dengan povidone iodine &>O.

- -aba dengan jari mucobuccal fold dari gigi premolar ba%ah diarahkan terus

ke posterior sampai terasa terangkat !linea obliue e;terna$.

- ari digerakkan ke posterior dan sedikit ke medial hingga terasa cekungan

!hamular notch$.

- 7igerakkan lagi ke medial sampai teraba linea obliue interna, fiksir jari di

linea obliue interna.- 0usukkan jarum dari arah " Kontra lateral persis pada daerah yang di fiksir.

- -ubah arah jarum searah oklusal menyusuri ramus mandibula sampai tidak 

terasa tulang !foramen mandibula$.

- "indah arah jarum arah kontra lateral tusuk jarum sampai terasa tulang

lingula.

- 7ilakukan aspirasi, apabila tidak ada darah depositkan obat 1nestesi &,* cc

 pada saraf alveolar inverior tarik.

- arum ditarik >,* cm dan dilakukan aspirasi, apabila tidak ada darah

depositkan obat 1nestesi >,2* cc pada saraf lingual.- 0usukkan jarum di mucobuccal fold pada gigi yang akan dicabut.

Teknik pa&a Anestesi Lokal

a Teknik Anestesi Lokal Pa&a Ra0ang Atas

7alam teknik anestesi pada rahang maksila lebih diutamakan

menggunakan teknik infiltrasi, dimana teknik ini menyuntikan obat anestesi

langsung kepada gigi yang akan dilakukan tindakan. 7idalam rahang maksila

dipersarafi dengan ( nerve yaitu 4 alveolaris superior anterior, alveolaris

superior midle dan alveolaris superior posterior. ika melakukan infiltrasi

 pada gigi yang akan dilakukan tindakan dapat dilakukan penyuntikan dengan

 jarak *?mm dari servikal gigi tersebut dengan pemberikan &,*ml pada

mukosa dan >,*ml pada palatal. 0etapi jika dilakukan "S1 dapat diberikan

2ml langsung pada mukosanya dikarenakan yang dilakukan tindakan hanya

giginya saja tidak melibatkan mukosa . 1da beberapa teknik yang dilakukan

rahang maksila, diantaranya 4

1 Posterior S#perior %leolar 'ere Block Injeksi dilakukan di infratemporal fossa.

96

Page 95: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 95/113

1rea yang teranestesi4

3ambar 2.(> 0eknik 1nestesi 'osterior Superior 4lveolar Nerve 5loc+ 

- Seluruh gigi molar rahang atas kecuali akar mesiobuccal gigi

molar & rahang atas.

- 3ingiva buccal gigi molar rahang atas.

0ahaptahap4

- Masukkan jarum ke mukosa pada mucobuccal fold, diatas gigi

molar 2 rahang atas.

- 7engan gerakan tunggal, jarum dimasukkan kurang lebih

&*mm untuk mencapai posterior superior alveolar nerve sepanjang

 permukaan posterior maksila.

- 6akukan aspirasi, jika hasil negatif, depositkan larutan anestesi

lokal.

- "ada injeksi ini terdapat kemungkinan terjadinya hematoma

yang melibatkan pleksus pterygoid.

3ambar 2.(& 7aerah yang 0eranestesi  'osterior Superior 4lveolar Nerve 5loc+ 

97

Page 96: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 96/113

2 Nasopalatine Ner*e Blo/k 

3ambar 2.(2 0eknik 1nestesi Nasopalatine Nerve 5loc+ 

Merupakan injeksi dental yang paling nyeri karena areanya yang

sensitive, anestesi tekanan !misalkan menggunakan applicator cotton

s%ab$ berguna pada area tersebut.1rea yang teranestesi4

- 1rea palatal gingiva dan mukosa dari gigi kanan rahang atas

sampai kiri rahang atas.

0ahaptahap4

- 3unakan cotton s%ab applicator untuk member tekanan ke area

injeksi.

- Masukkan jarum ke mukosa palatal, tepatnya & cm di ba%ah marginal

gingival diantara I& kanan dan I& kiri, diba%ah incisve papilla di

rugae kedua.

- Masukkan sampai berkontak dengan palatum keras.

- 6akukan aspirasi, jika hasil negatif, depositkan larutan anestesi lokal.

3ambar 2.(( 7aerah yang 0eranestesi  Nasopalatine Nerve 5loc+ 

!reater Palatine Ner*e Blo/k 

98

Page 97: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 97/113

Injeksi ini tidak menghasilkan trauma sebesar nasopalatine nerve block.

1rea yang teranestesi4

- 1rea palatal gingiva dan mukosa dari gigi "& sampai bagian posterior 

 palatum keras sampai ke midline.

0ahaptahap4

- ari lokasi greater palatine foramen menggunakan cotton s%ab

applicator untuk menekan pada region M& rahang atas, bergerak 

kearah posterior sampai s%ab turun ke jaringan !biasanya di posterior 

gigi M2 rahang atas$.

- 3unakan cotton s%ab applicator untuk memberikan tekanan ke area

injeksi.

- Masukkan jarum dan depositkan sejumlah kecil anestesi untuk 

mengurangi rasa tidak nyaman pada pasien.

- Masukkan lebih dalam sampai berkontak dengan palatum keras.

- 6akukan aspirasi, jika hasil negatif, depositkan larutan anestesi lokal.

3ambar 2.() 0eknik 1nestesi .reater 'alatine Nerve 5loc+ 

3 'i&&le S(perior Al*eolar Ner*e Blo/k 

1rea yang teranestesi4

- Seluruh gigi " rahang atas dan akar mesiobuccal gigi M& rahang atas.

- 3ingiva buccal dari gigi tersebut.

0ahaptahap4

- Masukkan jarum ke mukosa pada mucobuccal fold, diatas gigi

 premolar 2 rahang atas.

- 7orong jarum sampai ujungnya berada di superior apeks gigi

 premolar2 rahang atas.

- 6akukan aspirasi, jika hasil negatif, depositkan larutan anestesi lokal.

99

Page 98: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 98/113

3ambar 2.(* 7aerah yang 0eranestesi  Middle Superior 4lveolar Nerve

 5loc+ 

3ambar 2.(< 0eknik 1nestesi Middle Superior 4lveolar Nerve 5loc+ 

Inraor$ital6Anterior S(perior Al*eolar Ner*e Blo/k 

Injeksi ini jarang dilakukan karena risiko melukai mata pasien.

Saraf yang teranestesi4

-  4nterior superior alveolar nerve

-  Middle superior alveolar nerve

-  Infraorbital nerve

1rea yang teranestesi4

- Seluruh gigi maksila dari central incisor  sampai premolar dan akar 

mesiobuccal  gigi M&.

- .ingiva buccal  dari gigi tersebut.

- 1spek lateral hidung, bibir bagian atas, kelopak mata ba%ah

0ahaptahap4

- ari foramen infraorbital melalui palpasi.

- Masukkan jarum ke mukosa pada mucobuccal fold , diatas gigi

 premolar & rahang atas.

100

Page 99: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 99/113

- 7orong jarum sejajar dengan sumbu gigi sampai berkontak dengan

tulang dari foramen infraorbital.

- 6akukan aspirasi, jika hasil negatif, depositkan larutan anestesi lokal.

Injeksi ini berguna jika anestesi pulpa tidak dapat dihasilkan oleh

infiltrasi lokal karena tulang yang keras atau ketika anestesi dibutuhkan di

 beberapa gigi yang membutuhkan injeksi lebih dari satu.

3ambar 2.(? 0eknik 1nestesi 4nterior Superior 4lveolar Nerve 5loc+ 

4 'aHillary Di*ision Blo/k 

Injeksi ini menganestesi semua cabang dari nervus maksilaris.

Saraf yang teranestesi4

- "osterior superior alveolar nerve

- 1nterior superior alveolar nerve

-

Middle superior alveolar nerve-  #asopalatine nerve

- Infraorbital nerve

- 3reater palatine nerve

1rea yang teranestesi4

- Seluruh gigi maksila

- Seluruh gingiva buccal

- Seluruh mukosa dan gingiva palatal

- 1spek lateral hidung, bibir bagian atas, kelopak mata ba%ah.

0ahaptahap4

101

Page 100: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 100/113

- ari lokasi greater palatine foramen menggunakan cotton s%ab

applicator untuk menekan pada region M& rahang atas, bergerak 

kearah posterior sampai s%ab turun ke jaringan !biasanya di posterior 

gigi M2 rahang atas$.

- 3unakan cotton s%ab applicator untuk memberikan tekanan ke area

injeksi.

- Masukkan jarum ke mukosa dan depositkan sejumlah kecil anestesi

untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada pasien.

- Masukkan jarum lebih jauh dan lokasikan ke greater palatine

foramen.

- Sesudah sampai di foramen, dorong sejauh 2B(>mm' pada lokasi ini

 jarum seharusnya berada di pterygopalatine fossa.

-

ika menemukan resistansi tulang, jarum diputar untuk membantu

insersi !jarum tidak boleh ditekan atau dipaksakan masuk$.

- 6akukan aspirasi, jika hasil negatif, depositkan larutan anestesi lokal.

Karena orbit berada di superior pterygopalatine fossa, jika jarum

didorong terlalu ke superior, larutan anestesi dapat terdepositkan ke area

ini sehingga dapat mempengaruhi mata.

3ambar 2.(B 0eknik 1nestesi Ma$illary /ivision 5loc+ 

$ Teknik Anestesi Lokal Pa&a Ra0ang Baa0

102

Page 101: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 101/113

7alam teknik anestesi pada rahang mandibula lebih digunakan cara

 blok dibandingkan dengan cara infiltrasi dikarenakan tulang pada rahang

mandibula lebih tebal dibandingkan rahang maksila. "ada rahang mandibula

dipersarafi oleh alveolaris inferior. 7osis penyuntikan ini sama dilakukannya

seperti dengan maksila yaitu &,*ml pada mukosa labial5bukal dan >,*ml pada

lingual, tetapi jika hanya dilakukan "S1 dapet menyuntikan sebanyak 2ml

sekaligus tanpa dilakukan penyuntikan di lingualnya. +eberapa cara

 blok5teknik yang dilakukan pada rahang mandibula yaitu 4

1 Inerior Al*eolar Ner*e Blo/k 

1nestesi mandibula merupakan anestesi yang lebih sulit dicapai

daripada anestesi maksila karena pada mandibula terdapat tulang kortikal

yang tebal. 7eposisi anestesi ditempatkan dalam pterygomandibular spaca pada daerah foramen mandibularis, lateral terhadap sphenomandibular 

ligament. 1nestesi ini membutuhkan penetrasi jarum yang akurat dan

angulasi jarum yang tepat pada pterygomandibular space agar dapat

menganestesi dua saraf, yaitu saraf inferior alveolar !dan percabangannya$

dan saraf lingual.

1rea yang teranestesi4

- Seluruh gigi mandibular 

- pitel 25( anterior lidah

- Seluruh daerah gingiva lingual dan mukosa lingual

- 7aerah gingiva bukal dan mukosa bukal dari premolar kedua sampai

midline

- Kulit bibir ba%ah

6angkah4

&. Masukkan jarum ke dalam mukosa di antara bagian terdalam dari

coronoid notch !yang merepresentasikan ketinggian vertical dari

foramen mandibularis$, lateral terhadap pterygomandibular raphe.2. Nrientasikan jarum mulai dari arah kontralateral pada premolar lalu

teruskan mengikuti bidang oklusal mandibula.

(. arum akan berkontak dengan tulang mandibula setelah masuk sejauh

kirakira 2>2* mm !jika jarum segera berkontak sesaat setelah

 penetrasi, artinya jarum telah mengenai temporal crest, maka jarum

harus diorientasikan kembali untuk mendapatkan insersi ke

kedalaman yang tepat$.

). 0arik jarum sedikit dan lakukan aspirasi untuk menentukan apakah jarum mengenai pembuluh darah.

103

Page 102: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 102/113

*. ika hasil aspirasi negatif !tidak terdapat darah dalam syringe$,

injeksikan bahan anestesi perlahanlahan ke dalam pterygomandibular 

space.

<. ika hasil aspirasi positif, atur kembali posisi jarum dan ulangi lagi

aspirasi sebelum menginjeksikan bahan anestesi.

"ertimbangan4

- "ada anakanak lokasi foramen mandibularis lebih dekat ke batas

 posterior dari mandibula hingga tulang bertambah seiring

 pertambahan usia.

- "ada pasien edentulous !kehilangan gigi$, tidak terdapat tulang

alveolar' maka bagian terdalam dari coronoid notch akan lebih rendah

daripada biasanya, sehingga klinisi harus memposisikan jarum lebih

rendah.

- "ada maloklusi kelas II, ketika kondisi mandibulanya hypoplastic,

lokasi foramen mandibular dapat lebih inferior dari yang

diperkirakan.

- "ada maloklusi kelas III, ketika kondisi mandibulanya hyperplastic,

lokasi foramen mandibular dapat lebih superior dari yang

diperkirakan.

3ambar 2.(C 7aerah yang 0eranestesi  Inferior 4lveolar Nerve 5loc+ 

2 Long B(//al Ner*e Blo/k 

Saraf bukalis longus merupakan percabangan saraf trigeminus divisi

mandibula.1nestesi blok ini akan menganestsi selirih gingiva bukal

sepanjang molar madibula dan retromolar trigone.

6angkah4

1. Masukkan jarum sejauh 2 mm ke mukosa bukal, posterior terhadap

molar terakhir pada lengkung mandibula.

2. 6akukan aspirasi' setelah hasilnya negatif, injeksikan bahan anestesi. 'ental Ner*e Blo/k 

104

Page 103: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 103/113

Saraf mentalis merupakan percabangan dari saraf inferior alveolar 

yang terdapat dalam kanalis mandibularis.

1rea yang teranestesi4

- Seluruh gingiva bukal dan mukosa bukal dari premolar kedua sampai

midline- Kulit bibir ba%ah

6angkah4

&. 0entukan letak foramen mentalis dengan cara palpasi. 6etak foramen

mentalis dapat diketahui dengan bantuan foto ;ray jika sulit didapat

dengan palpasi.

2. Masukkan jarum ke mukosa pada muccobuccal fold di lokasi foramen

mentalis ditemukan !biasanya di sekirar premolar kedua mandibula$.

arum hanya dimasukkan sedikit dan ke arah foramen mentalis.

(. 6akukan aspirasi' setelah hasilnya negatif, injeksikan bahan anestesi

secara perlahan.

3ambar 2.)> 0eknik 1nestesi Mental Nerve 5loc+ 

3 !o,!ates Blo/k 

1nestesi ini merupakan variasi dari inferior alveolar nerve block 

!dengan long buccal nerve block$, yang akan menganestesi sarafsaraf4- Saraf inferior alveolar !dan percabangannya$

- Saraf mylohyoid

- Saraf lingual

- Saraf bukalis longus

- Saraf aurikulotemporal

1rea yang teranestesi4

- Seluruh gigi mandibular 

- pitel 25( anterior lidah

- Seluruh daerah ingival lingual dan mukosa lingual

- Seluruh daerah ingival bukal dan mukosa bukal

105

Page 104: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 104/113

- Kulit bibir ba%ah

- Kulit di sepanjang pelipis !anterior terhadap telinga$ dan sebelah

 posterior dari pipi

6angkah4

&. Mulut pasien dibuka selebar mungkin.

2. Masukkan jarum pada mukosa bagian atas, dekat dengan molar kedua

maksila, pada sebelah distal dari cusp mesiolingual.

(. 3unakan intertragic notch sebagai penanda ekstraoral untuk 

membantu mencapai leher dari kondilaris mandibularis.

). 0eruskan jarum dari pojok muut ingiva intertragic botch dari arah

kontralateral premolar hingga berkontak dengan condylar neck.

*. 0arik jarum sedikit dan lakukan aspirasi untuk melihat apakah jarum

terdapat di pembuluh darah.

<. Setelah hasil dari aspirasi negatif, injeksikan bahan anestesi secara

 perlahan.

?. Minta pasien untuk tetap membuka mulut selama beberapa menit

setelah injeksi, agat bahan anestesi dapat berdifusi ke sarafsaraf.

3ambar 2.)& 0eknik 1nestesi .o-.ates 5loc+ 

Akinosi Blo/k 

1nestesi ini digunakan pada pasien yang depresi mandibulanya

terbatas, seperti trismus, sehingga dilakukan dengan keadaan mulut

tertutup. 1nestesi ini juga cocok digunakan pada pasien dengan gag refle;

yang kuat dan makroglosia. 7ikenal sebagai JblindF injection.

1rea yang teranestesi4

- Seluruh gigi mandibular 

- pitel 25( anterior lidah

- Seluruh daerah gingival lingual dan mukosa lingual

- 7aerah ingival bukal dan mukosa bukal dari premolar kedua sampai

midline

106

Page 105: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 105/113

- Kulit bibir ba%ah

6angkah4

1. +iarkan pasien menutup mulutnya.

2. Masukkan jarum ke mukosa diantara medial border dari ramusmandibula dan tuberoksitas maksilaris pada cervical margin dari

molar maksila.

. 0erus masukkan jarum, parallel terhadap bidang oklusal maksila.

3. Ketika jarum telah masuk kirakira 2(2* mm, jarum akan berada di

tengah pterygomandibular space dekat saraf inferior alveolar dan

saraf lingual !catatan4 tidak ada kontak sama sekali dengan tulang$.

. Setelah hasil aspirasi negatif, injeksikan bahan anestesi perlahan

lahan.

3ambar 2.)2 0eknik 1nestesi 4+inosi 5loc+ 

4. Teknik Anestesi Lokal Ta"$a0an

0eknik ini dapat dilakukan apabila teknik blok tidak dapat berkerja

dengan baik, ini merupakan teknik tambahan yang dapat digunakan5tidak 

digunakan dalam anestesi. +eberapa teknik tambahan yaitu4

a. 0eknik Infiltrasi Intraligamen

1nestesi ini dilakukan dengan cara jarum dimasukan kedalam

sulkus gingiva mesial dengan sudut (> derajat terhadap sumbu

 panjang gigi, dalam pendepositan anestesi dilakukan secara perlahan

lahan hingga terasa adanya tekanan balik.

107

Page 106: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 106/113

3ambar 2.)( 0eknik Infiltrasi Intraligamen

 b. 0eknik Infiltrasi Intrapulpa

1nestesi ini diinserikan langsung kejaringan pulpa yang masih

vital dan sangat sensitif. 7urasi yang dihasilkan dengan cara ini hanya

&*2>menit jadi harus dilakukan secara cepat.

c. 0eknik Infiltrasi Intraoseus7aerah penyuntikan berada pada garis horiAontal dari tepi

gingiva bukal gigi tetangga dan garis vertikal yang mele%ati papila

interdental disebalah distal gigi yang akan diinjeksi. "enyuntikan ini

dilakukan langsung pada tulang.

d. 0eknik infiltrasi supraperiosteal

0eknik ini dilakukan dengan cara penyuntikan diatas tulang

 periosteum

e. 0eknik infiltasi subperiosteal

0eknik ini dilakukan dengan cara penyuntikan diba%ah tulang

 periosteum

Anastesi Lokal pa&a Anak 

:ntuk menganastesi gigi anak, dokter gigi harus memberi kesan yang tidak 

menyeramkan seperti tidak melakukan percakapan nondental saat pertama kali

 berjumpa. 1nak kemudian diberitahu bah%a gigi tersebut akan dibuat tidur 

sehingga terasa baal atau seperti karet. 1nastesi lokal dapat diberikan pada

kunjungan kedua dan ketiga. Ketika melakukan anastesi, hendaknya syringe

diletakkan di luar pandang anak sehingga anak tidak merasa takut. 1gen anastesi

lokal umumnya terasa pahit sehingga penggunaannya harus dibatasi. 1dapun

dosis maksimal yang diperbolehkan untuk anastesi lokal pada anak dapat dilihat

di tabel.

108

Page 107: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 107/113

3ambar 2.)) 0abel 7osis Maksimal 1nestesi 6okal pada 1nak 

"ada pasien anak umumnya terlihat banyak pembuluh vaskular yang

memperforasi bidang alveolar labiobukal. Nleh karena itu teknik infiltrasi dapat

digunakan dan sangat efektif. #amun anastesi regional juga bermanfaat untuk 

situasi ini sebab hanya memerlukan satu tusukan jarum saja. 1nastesi dari saraf 

lingual dapat diperoleh menggunakan menggunakan suntikan interpapila atau

intraligamental.

0andatanda keberhasilan atau kegagalan anestesi setelah penginjeksian &

kartrid larutan anestesi adalah 4

&. Keke$alan $i$ir + kekebalan bibir biasanya muncul dalam beberapa menit.

2. Per"(laan anestesi p(lpa + 1nestesi pulpa biasanya muncul setelah (*

menit. +iasanya permulaan ini akan lebih lambat pada molar &.(. D(rasi + Masalah pada infiltrasi maksila adalah durasi. "ada beberapa

 pasien, pada gigi anterior, anestesi pulpa ini akan menghilang setelah (>

menit. "ada premolar dan molar, anestesi pulpa akan hilang setelah )* menit.

+iasanya tambahan lokal anestesi dibutuhkan tergantung pada prosedur 

 perea%atan yang akan dilakukan.

-($(ngan Penyakit Siste"ik &engan Anastesi Lokal

Hubungan erat antara adanya suatu penyakit sistemik dengan pemberian

anastesi lokal adalah terkandungnya bahan vasokonstriktor didalam larutan

anastesi. 1gen vasokonstriktor berguna untuk menghambat absorpsi sistemik dari

agen anastesi dengan cara meningkatkan durasi %aktu, kedalaman anastesi serta

menurunkan kemungkinan toksisitas. 1pabila agen vasokonstriktor digunakan

 pada pasien dengan penyakit sistemik seperti hipertensi dapat menngkatkan

tekanan darah sehingga dapat menyebabkan aritmia !detak jamLntuk yang

aritmik$.

2.. -($(ngan Penyakit Periapeks &engan Jaringan Perio&onti("

109

Page 108: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 108/113

alur teoritis pembentukan lesi osseous 4

&. 6esi ndodontic "rimer 

3ambar 2.)* Hubungan ndodontik dengan aringan "eriodontium

"enyakit pulpa yang melibatkan perubahan inflamasi. Karies, prosedur 

restorasi, dan trauma injuri merupakan penyebab yang sering terjadi. 6esi

endodontik meresorbsi tulang apikal dan lateral dan merusak perlekatan pada gigi

nonvital. 6esi endodontic primer biasanya menghasilkan pembukaan sempit sinus

tract ke sulkus gingiva dan poket mudah dijajagi dengan gutta percha. 0es

endodonyik menunjukkan pulpa nekrotik. "era%atan yang dilakukan adalah

 pera%atan endodontik.

2. 6esi ndodontik "rimer dengan Keterlibatan 6esi "eriodontal Sekunder 

3ambar 2.)< 6esi ndodontik "rimer dengan Keterlibatan 6esi "eriodontal

Sekunder 

Ketika lesi endodontik tidak dira%at, pathosis akan berlanjut, menyebabkan

destruksi tulang alveolar periapikal dan progres ke area interadikular,

menyebabkan kerusakan jaringan keras dan lunak sekitar. 7rainase melalui sulkus

gingiva, akumulasi plak dan kalkulus pada poket purulen dapat menyebabkan

110

Page 109: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 109/113

 penyakit periodontal dan migrasi perlekatan keapikal. "era%atan yang dilakukan

adalah pera%atan endodontik yang diikuti dengan pera%atan periodontal.

(. 6esi "eriodontal "rimer 

3ambar 2.)? 6esi "eriodontal "rimer 

"enyakit periodontal bermula disulkus dan migrasi ke apeks karena deposit

 plak dan kalkulus menghasilkan inflamasi menyebabkan kehilangan tulang

alveolar sekitar dan jaringan lunak periodontal. Ini menghasilkan kehilangan

 perlekatan dan pembentukan abses periodontal selama fase akut destruksi. 3igi

yang terlibat merespon positif terhadap tes pulpa. -pognosis gigi yang terlibat

memburuk selagi proses penyakit dan destruksi periodontal berlanjut.

). 6esi "eriodontal "rimer 7engan Keterlibatan 6esi ndodontik Sekunder 

3ambar 2.)B 6esi "eriodontal "rimer dengan Keterlibatan 6esi ndodontik 

Sekunder 

"enyakit periodontal dapat berpengaruh terhadap pulpa melalui tubulus

dentin, kanal lateral, atau keduanya. 3igi yang mengalami lesi ini menunjukkan

 poket yang dalam dengan sejarah penyakit periodontal ekstensif dan pernah

dira%at. Ketika pulpa terlibat pasien mengeluh nyeri ditekan.

7& !rue "ombined Lesion

111

Page 110: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 110/113

3ambar 2.)C !rue "ombined Lesion

7apat terjadi sendirisendiri atau beriringan di5sekitar gigi yang sama. ika

lesi endodontik dan periodontal bergabung mereka sulit dibedakan. 6esi ini

terbentuk dari lesi endodontik yang meluas kekoronal dan infeksi periodontal

 poket yang progres ke apikal.

8& "oncomitant 'ulpal and 'eriodontal Lesion

Klasifikasi tambahan yang mencerminkan adanya 2 perbedaan dan penyakit

 periodontal dan endodontik. Kedua penyakit terjadi pada %aktu yang sama

namun tidak ada hubungan diantara keduanya. "enyebab atau etiologi dari

masingmasing penyakit berbeda dan tidak saling mempengaruhi.

0ahap Inflamasi "erubahan inflamasi 0ampilan radiograf  

Inflamasi akut a%al

1kumulasi eksudat inflamasi pada

apikal periodontal ligamen space

  periodontitis apikal akut

"elebaran garis radiolusen "76

space atau tidak ada perubahan

1%al penyebaran

inflamasi

-esorpsi dan kerusakan soket

tulangperiapikal abses

Kehilangan garis radiopak pada

lamina dura apeks

"enyebaran

inflamasi lebih jauh

7estruksi dan resorpsi lebih lanjut

dari tulang alveolar apikal

1rea kehilangan tulang pada apeks

gigi

Inflamasi kronik 

a%al

7estruksi minimal tulang apikal.

Sistem pertahanan tubuh melapisi

tulang padat pada daeral apikal

0idak ada destruksi tulang namun

tulang padat sklerotik ditemukan

 pada apeks tulang

0ahap lanjut

inflamasi kronik 

0ulang apikal resorpsi dan hancur 

dan tulang padat melapisi sekitar 

area resorpsi periapikal

granuloma5kista radikuler 

-adiolusensi melingkar, %ell

defined dari kehilangan tulang

diapeks, dikelilingi tulang padat

sklerotik.

0abel 2.2 "oncomitant 'ulpal and 'eriodontal Lesion

Penye$aran Ineksi Oral

112

Page 111: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 111/113

Infeksi oral dapat berasal dari pulpa dan meluas melalui saluran akar menuju

 jaringan periapikal atau dari permukaan jaringan periodontal meluas mele%ati tulang

spongiosa, lalu berperforasi ke tulang kortikal luas dan menyebar ke berbagai rongga

 jaringan atau ke membrane mukosa bebas atau permukaann kulit.

0ingkat penyebarab infeksi dipengaruhi oleh jenis organisme dan kesehatan

fisik pasien. Sedangkan arah penyebaran infeksi dipengaruhi oleh jalur drainase yaitu

dengan cara perforasi melalui plat tulang terjadi pada bagian korteks

Macammacam bentuk penyebaran infeksi orofasial yang penyebabnya

odonogenik4

&. "ellulitis ! 'hlegmon$

"ellulitis adalah penyebaran inflamasi ke jaringan lunak yang menyebar 

mele%ati rongga jaringan dan sepanjang bidang fasial serta tidak terbatas pada

satu area tertentu yang diakibatkan oleh infeksi mikroorganisme !Streptococci

dan Staphylococci$ yang menghasilkan hialuronidse dan fibrinolisin yang akan

menghancurkan asam hialuronat sebagai substansi interseluler pada jaringan dan

fibrin.

Selulitis yang terjado ada %ajah dan keher biasanya disebabkan oleh infeksi

dental yaitu sebagai lanjutan dari abses apikla, osteomyelitis, atau infeksi

 periodontal.

3ambaran klinis

"asien akan merasa nyeri yang moderate, temperaturnya naik dan terjadi

leukositosis. Selain itu terjadi pembengkakan yang sakit pada jaringan lunak di

area yang terkena dan tersa keras serta kasar.

3ambaran histologis

0erdapat eksudai yang menyebar dari "M# leukosit, ditambah dengan

adanya cairan serosa dan fibrin yang meningkat maka akan terjadi separasi pada

 jaringan ikat atau seratserat otot

"era%atan dan prognosis

7engan pemberian antibiotik dan pembuangan penyebab infeksi

113

Page 112: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 112/113

2. Infeksi pada rongga fasia otot

1pabila bakteri dari jaringan pulpa yang terinfeksi dapat masuk ke jaringan

 periradikuler dan disertai dengan system imun pasien yan gtidak dapt menekan

infeksi tersebut, maka akan terdapat gejalagejala abses periradikular akut,

selulitis atau keduanya. Secara klinis pasien akan mengalami pembengkakan dan

nyeri yang mild sampai severe, dapat juga timbul manifestasi sistemik seperti

demam, kedingina, limfadenopati, pusing, atau mual.

2.. Per$e&aan Rasa Sakit Penyakit Perio&ontal &an !igi

Nyeri S(perisial Gers(s Nyeri Dala"

9isera !dalam$ merupakan jaringan yang tidak sensitif terhadap prosedur 

 pemotongan dan pembakaran tetapi sangat sensitif terhadap tekanan, tegangan, dan

inflamasi. #yeri dari jaringan yang dalam merupakan nyeri yang sukar ditentukan

tempatnya. Sebaliknya, di permukaan terdapat serabut saraf yang lebih besar dan lebih

cepat serta konvergensi sentralnya tidak begitu banyak sehingga nyeri superfisial

menjadi lebih mudah terdeteksi.

a. Nyeri perio&onti("

Menyebarknya penyakit periodontium terutama disebabkan karena hampir 

semua penyakit ini tidak menimbulkan nyeri %alau adakalanya bermanifestasi

menjadi menjadi nyeri akut seperti yang terjadi pada abses periodontium

lateral.#yeri periradikuerl adalah nyeri superfisial !perifer$.Menentukan tempat

gigi dengan nyeri periodontium biasanya mudah sekali karena adanya

 proprioseptor sehingga posisi sistem sarafnya dapat diidentifikasi.

$. Nyeri p(lpa

Inflamasi pulpa sering tidak menimbulkan nyeri.ika nyeri yang timbulnya

dirangsanga dan tidak hilang stelah stimulus hilang, pulpitisnya disebut pulpitis

irreversibel.ika nyerinya cepat hilang, dikatakan sebagai pulpitis yang

reversibel.#yeri pulpa cenderung bersifat menyebar dan dialihkan.ika inflamasi

meluas ke dalam jaringan periradikuler, penentuan tempat nyeri biasanya menjadi

lebih gampang, mungkin akibat proprioseptor.#yeri pulpa merupakan nyeri

dalam !nyeri visera$."erluasan inflamasi dari tempat yang dalam !pulpa$ ke

114

Page 113: Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

7/24/2019 Makalah IKGK 1 Skenario 10 - BAB II.docx

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ikgk-1-skenario-10-bab-iidocx 113/113

tempat di permukaan !jaringan periradikuler$ sering memungkinkan

ditemukannya gigi penyebab nyeri.