Makalah Gila Dan Saya Mulai Lelah!!!!!!

  • Upload
    luqman

  • View
    219

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

MAKALAH

INTOKSIKASI MDMA

Di susun oleh :

1. Luqman Hakim(201310410311102)

2.Melvy

Jurusan FarmasiFakultas Ilmu KesehatanUniversitas Muhammadiyah Malang2015KATA PENGANTARSegala puji hanya milik-Nya, Tuhan semesta alam yang senantiasa melimpahkan

rahmat, hidayah, serta inayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami

yang berjudul Intoksikasi MDMA. Sholawat serta salam tetap

terlimpah curah tiada henti kepada makhluk terbaik-Nya, Nabi Muhammad Saw, yang

senantiasa kita harapkan syafaatnya.

Makalah ini kami susun atas dasar tugas yang telah diamanatkan kepada kami

oleh Bapak Dr. Phil. Khoirun Niam sebagai dosen pembimbing mata kuliah toksikologi Kami sebagai penyusun, menyadari sepenuhnya bahwa dalam

makalah ini banyak sekali kekurangan. Untuk itu, kami senantiasa mengharap saran serta

kritik yang membangun. Akan tetapi, kami juga tetap berharap semoga makalah yang

telah kami susun ini senantiasa bermanfaat bagi pembacanya. Amin.

Malang, 21 April 2015Penyusun

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................. i

KATA PENGANTAR................................................................................................ ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................. iii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .............................................................................................

B. Contoh Kasus.........................................................................................

C. Tujuan...........................................................................................................

BAB II :INTOKSIKASI MDMAA. Devinisi Overdosis .....................................................................................

B. Ciri-Ciri korban overdosis.............................................................................

C. Manifestasi Klinis Overdosis.......................................................................................

BAB III : TINDAKAN LANJUTA. Pertolongan Pertama.........................................................................

B. pemberiaan antidotum.........................

C. penatalaksanaan pada overdosis....................................

BAB IV; KESIMPULAN DAN SARAN

A.KESIMPULAN

B.SARAN..

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................

BAB I

PENDAHULUANNarkoba pertama kali dibuat oleh orang asing dan disebar luaskan didunia, Penyalahgunaan zat atau obat dari hari ke hari semakin meningkat, bahkan penyalahguna tidak terbatas pada orang dewasa tetapi telah menyeret anak-anak. Salah satu dampak penggunaan NAPZA adalah timbulnya efek ketergantungan yang umumnya dapat berdampak bagi kesehatan seseorang bahkan dalam kehidupan sosial. Pil ekstasi banyak dikonsumsi anak-anak maupun orang dewasa, kebanyakan anak muda menggunnakan pil ekstasi karena kurangnya perhatian orangtua, selain itu proses pembelian dan penggunaannya lebih mudah dan praktis. Perilaku menyimpang tumbuh dikalangan masyarakat akibat kurang seimbangnya masalah ekonomi terutama remaja indonesia yang sering menggunakan obat minuman keras dan obat terlarang.

Psikotropika termasuk golongan obat keras tertentu, dalam undang-undang RI No.5 tahun 1997 mengenai definisi obat psikotropika adalah zat atau obat alamiah atau sintesis bukan narkotika yang bersifat psikoaktif, dapat menyebabkan perubahan aktivitas mental dan menimbulkan ketergantungan psikis dan fisik bila tanpa pengawasan. Sedangkan menurut medis, psikotropika adalah obat baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, berkhasiat psikoaktif pada pasien sistem saraf pusat dan mempengaruhi fungssi psikis, kelakuan atau tingkah laku (kejiwaan/mental).. Menurut UU RI No 5 / 1997, Psikotropika adalah : zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku.Psikotropika terdiri dari 4 golongan :1. Golongan I : Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Ekstasi, shabu, LSD2. Golongan II : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalan terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh: Amphetamine, metilfenidat atau ritalin3. Golongan III : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Phenobarbital, flunitrazepam4. Golongan IV : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Diazepam, Nitrazepam ( BK, DUM ), bromazepam, fenobarbital, klonazepam, klordiazepoxide, seperti pil BK, pil Koplo, Rohipnol, Dumolid, Mogadon B. Contoh KasusPenyidik polri memastikan Tn.A (22th) tewas akibat overdosis narkoba ketika berada di Diskotik stadium, tamansari jakarta barat. Berdasarkan hasil otopsi Tn.A positif mengkonsumsi MDMA.

Setelah mengkonsumsi MDMA berlebih Tn.A mengalami gejala demam, nyeri dada, muntah dan kejang. Tn A sempat dilarikan ke rumah sakit namun meninggal saat diperjalanan.

C. TUJUAN

Tujuan UmumUntuk mengetahui tentang kasus keracunan overdosis MDMA Tujuan Khusus Untuk mengetahui definisi overdosis Untuk mengetahui ciri-ciri korban overdosis Untuk mengetahui tentang manifestasi klinis overdosis MDMA Untuk mengetahui pertolongan pertama pada overdosis MDMA Untuk mengetahui pemberian antidottium pada overdosis MDMA Untuk penatalaksanaan pada overdosis MDMABAB IIINTOKSIKASI MDMAA.Definisi OverdosisOverdosis (OD) atau kelebihan dosis terjadi apabila tubuh mengabsorbsi obat lebih dari ambang batas kemampuannya (lethal doses). Biasanya, hal ini terjadi akibat adanya proses toleransi tubuh terhadap obat yang terjadi terus menerus, baik yang digunakan oleh para pemula maupun para pemakai yang kronis. B.Ciri-ciri korban Overdosis MDMA Tidak ada respon

Tidur mendengkur

Bibir dan kuku membiru

Tubuh dingin dan kulit lembab

Kejang-kejang

Gejala klinis pada kegawatdaruratan yang muncul akibat Overdosis adalah sebagai berikut:

Penurunan kesadaran Frekuensi pernafasan < 12 kali/menit Pupil miosis (sering kali pin point)B.MANIFESTASI KLINIS OVERDOSIS MDMA:

Gelisah dan cemas Demam Timbul ilusi dan khayalan Tertawa tidak wajar Dalam kondisi parah dapat meninggal duniaBAB III

TINDAKAN LANJUT

A.PERTOLONGAN PERTAMA Baringkan penderita di tempat tidur dan angkat dagunya. Tekan hidungnya dengan jari.

Tiup napas bantuan sebanyak dua kali secara perlahan. Pastikan dadanya bergerak naik turun. Goyangkan badannya untuk mendapatkan respon. Bila tidak ada respon, bawa penderita ke rumah sakit terdekat. Jangan panik dan jangan menunda waktu.2. Tindakan yang dapat dilakukan pada kegawatdaruratan: Penanganan Kegawatan Bebaskan jalan nafas Berikan oksigen 100% sesuai kebutuhan Pasang infus D5% emergensi atau NaCl 0,9%; cairan koloid bila diperlukanB.PEMBERIAAN ANTIDOTIUM

Tanpa hipoventilasi : Dosis awal diberikan 0,4 mgiv Dengan hipoventilasi : Dosis awal diberikan 1-2 mgiv Bila tidak ada respon dalam 5 menit, diberikan nalokson 1-2 mgiv hingga timbul respon perbaikan kesadaran dan hilangnya depresi pernapasan, dilatasi pupil, atau telah mencapai dosis maksimal 10 mg. Bila tidak ada respon lapor konsulen ke Tim Narkoba. Efek nalokson akan berkurang 20 - 40 menit dan pasien dapat jatuh dalam keadaan overdosis kembali, sehingga perlu pemantauan ketat tanda-tanda penurunan kesadaran, pernapasan dan perubahan pada pupil serta tanda vital lainnya selama 24 jam. Untuk pencegahan dapat diberikan drip nalokson satu ampul dalam 500cc D5% atau NaCl 0,9% diberikan dalam 4 - 6 Jam Simpan sampel urin dan lakukan foto toraks Pertimbangan pemasangan ETT (endotracheal tube) bila penanganan dengan pemberian nalokson lebih dari 3 jam masih terjadi hal-hal sebagai berikut: Pernapasan tidak adekuat Oksigenasi kurang meski ventilasi cukup Hipoventilasi menetap setelah pemberian nalokson ke-2 Pasien dipuasakan selama 6 jam untuk menghindari aspirasi akibat spasme pirolikPasien dirawat dan dikonsultasikan ke Tim Narkoba Bagian Ilmu Penyakit Dalam untuk penilaian keadaan klinis dan rencana rehabilitasi.Dalam menjalankan semua tindakan, harus tetap diperhatikan prinsip-prinsip kewaspadaan universal oleh karena tingginya angka prevalensi hepatitis C dan HIV/AIDS. Dianjurkan setiap IGD mempunyai persediaan 5 ampul nalokson untuk tindakan segera.B.PENATALAKSANAAN PADA OVERDOSIS MDMA

1. DetoksifikasiDetoksifikasi adalah proses menghilangkan racun (zat narkotika atau adiktif lain) dari tubuh dapat dilakukan secara medis dan nonmedis. Secara medis, terapi detoksifikasi dilakukan menggunakan berbagai macam cara. Cara pertama dengan melakukan pengurangan dosis secara bertahap dan mengurangi tingkat ketergantungan. Cara yang kedua dengan menggunakan antagonis morfin, yaitu suatu senyawa yang dapat mempercepat proses neuroregulasi (pengaturan kerja saraf). Cara yang ketiga dengan penghentian total. Tetapi, cara yang ketiga ini cukup berbahaya untuk dilakukan karena penghentian total pemakaian obat akan dapat menimbulkan gejala putus obat (sakaw) sehingga pada cara ini perlu diberi terapi untuk menghilangkan gejala-gejala yang timbul. Detoksifikasi bisa dilakukan dengan berobat jalan atau dirawat di rumah sakit. Biasanya proses detoksifikasi dilakukan terus menerus selama satu sampai tiga minggu, hingga hasil tes urin menjadi negatif dari zat adiktif. Detoksifikasi nonmedis yang sering dilakukan adalah dengan cara-cara yang kurang manusiawi, seperti disiram air dingin, dipasung dan lain sebagainya.2. Rehabilitasi Setelah menjalani detoksifikasi hingga tuntas (tes urin sudah negatif), tubuh secara fisik memang tidak ketagihan lagi. Namun secara psikis, pada bekas pemakai narkoba biasanya sering timbul keinginan terhadap zat tersebut yang terus membuntuti alam pikiran dan perasaannya. Sehingga sangat rentan dan sangat besar kemungkinan kembali mencandu dan terjerumus lagi.Untuk itu setelah detoksifikasi perlu juga dilakukan proteksi lingkungan dan pergaulan yang bebas dari lingkungan pecandu, misalnya dengan memasukkan mantan pecandu ke pusat rehabilitasi.Rehabilitasi dilakukan agar pasien yang telah menempuh proses pengobatan, dapat kembali ke dalam kondisi seperti semula. Rehabilitasi atau pemulihan ini mencakup rehabilitasi secara fisik dan mental/psikis serta rehabilitasi secara sosial seperti memperbaiki hubungan dengan keluarga, teman-teman dan orang-orang lain di lingkungan sekitarBAB IVKESIMPULAN dan SARANNarkoba atau NAPZA adalah bahan / zat yang dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan / psikologi seseorang ( pikiran, perasaan dan perilaku ) serta dapat menimbulkan ketergantungan fisik dan psikologi. Yang termasuk dalam NAPZA adalah : Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya. Overdosis (OD) atau kelebihan dosis terjadi apabila tubuh mengabsorbsi obat lebih dari ambang batas kemampuannya (lethal doses).Penyalahgunaan narkoba disebabkan oleh banyak faktor, baik faktor internal (keluarga, ekonomi, kepribadian) maupun eksternal (pergaulan, sosial/masyarakat). Sedangkan penyebab overdosis adalah pemakaian yang berlebihan setelah berhenti menggunakan narkoba, karena pemakaian napza dicampur dengan jenis napza yang lain, penggunaan NARKOBA golongan narkotik bersamaan dengan alkohol dan obat tidur/anti depresan, misalnya golongan barbiturat luminal, valium, xanax, mogadon/BK, dan lain-lain.Secara umum gejala-gejala pada pengguna NAPZA dapat diamati dengan terjadinya perubahan fisik, emosi dan perilaku. Namun ada pula tanda-tanda yang diperlihatkan sesuai dengan narkoba yang dikonsumsi oleh pengguna, sedangkan gejala overdosis dapat juga diketahui menurut narkoba yang digunakan.Pada dasarnya penatalaksanaan pada pengguna Napza adalah dengan detoksifikasi dan rehabilitasi, sedangkan pada overdosis, harus dibawa ke RS jika pertolongan pertama tidak berhasil dilakukan.B Saran Kita sebagai petugas kesehatan harus berusaha untuk mencegah penyebaran narkoba di masyarakat. Sebagai farmasis seharusnya kita meningkatkan ilmu pengetahuan agar dapat menurunkan angka kematian akibat narkoba. DAFTAR PUSTAKA

http://health.detik.com/read/2012/06/11/150157/1938121/763/reaksi-di-tubuh-saat-orang-konsumsi-ekstasihttps://www.google.co.id/search?q=mekanisme+mdma+menyebabkan+demam+dan+nyeri+dada&oq=mekanisme+mdma+menyebabkan+demam+dan+nyeri+dada+&aqs=chrome..69i57.26261j0j4&sourceid=chrome&es_sm=93&ie=UTF-8#q=mekanisme+ekstasi+yang+menyebabkan+demam+dan+nyeri+dadahttp://www.mediaindonesia.com/webtorial/ycab_old/?ar_id=NDk5http://groups.yahoo.com/group/cfbe/message/439http://nursenapza.blogspot.com/2009/11/over-dosis.html