23
ETIKA PROFESI FISIKAWAN MEDIK PART II KELOMPOK 8 : MISNIA H211 12 007 SATRIA H211 12 008 AYU KARJO H211 12 22 AFANDY AKHMAD H211 12 22 JURUSAN FISIKA

makalah etika profesi fisikawan medik.docx

Embed Size (px)

DESCRIPTION

makalah yang disusun oleh kelompok kami dalam mata kuliah etika medik dan radiologi klinik

Citation preview

ETIKA PROFESI FISIKAWAN MEDIKPART II

KELOMPOK 8 :

MISNIA H211 12 007 SATRIA H211 12 008 AYU KARJO H211 12 22 AFANDY AKHMAD H211 12 22

JURUSAN FISIKAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR2015KATA PENGANTAR

Syukur Alhamadulillah penulis ucapkan kehadirat allah S.W.T. karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini sesuai pada waktunya, makalah ini membahas tentang kode etik profesi yang berjudul PROFESI FISIKAWAN MEDIK PART IIPenulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Etika Profesi pada Fakultas Teknik Komputer dan Jaringan Politeknik Negeri Padang Semester VI.Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini. Besar harapan penulis semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

BAB IPENDAHULUANI.1 LATAR BELAKANG Apakah etika, dan apakah etika profesi itu ? Kata etik (atau etika) berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat. Sebagai suatu subyek,etika akan berkaitan dengan konsep yang dimilki oleh individu ataupun kelompok untukmenilai apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau benar, buruk atau baik.Menurut Martin (1993), etika didefinisikan sebagai the discpline which can act as the performance index or reference for our control system. Dengan demikian, etika akan memberikan semacam batasan maupun standar yang akan mengatur pergaulan manusia didalam kelompok sosialnya. Dalam pengertiannya yang secara khusus dikaitkan dengan seni pergaulan manusia, etika ini kemudian dirupakan dalam bentuk aturan (code) tertulis yang secara sistematik sengaja dibuat berdasarkan prinsipprinsip moral yang ada dan pada saat yang dibutuhkan akan bisa difungsikan sebagai alat untuk menghakimi segala macam tindakan yang secara logika-rasional umum (common sense) dinilai menyimpang dari kode etik. Dengan demikian etika adalah refleksi dari apa yang disebut dengan self control, karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepenringan kelompok sosial (profesi) itu sendiri. Selanjutnya, karena kelompok profesional merupakan kelompok yang berkeahlian dan berkemahiran yang diperoleh melalui proses pendidikan dan pelatihan yang berkualitas dan berstandar tinggi yang dalam menerapkan semua keahlian dan kemahirannya yang tinggi itu hanya dapat dikontrol dan dinilai dari dalam oleh rekan sejawat, sesama profesi sendiri. Kehadiran organisasi profesi dengan perangkat built-in mechanism berupa kode etik profesi dalam hal ini jelas akan diperlukan untuk menjaga martabat serta kehormatan profesi, dan di sisi lain melindungi masyarakat dari segala bentuk penyimpangan maupun penyalah-gunaan kehlian (Wignjosoebroto, 1999). Oleh karena itu dapatlah disimpulkan bahwa sebuah profesi hanya dapat memperoleh kepercayaan dari masyarakat, bilamana dalam diri para elit profesional tersebut ada kesadaran kuat untuk mengindahkan etika profesi pada saat mereka ingin memberikan jasa keahlian profesi kepada masyarakat yang memerlukannya. Tanpa etika profesi, apa yang semual dikenal sebagai sebuah profesi yang terhormat akan segera jatuh terdegradasi menjadi sebuah pekerjaan pencarian nafkah biasa (okupasi) yang sedikitpun tidak diwarnai dengan nilai-nilai idealisme dan ujung-ujungnya akan berakhir dengan tidak-adanya lagi respek maupun kepercayaan yang pantas diberikan kepada para elite profesional ini.Etika profesi mempunyai aturan yang harus dipatuhi oleh masing-masing yang merupakan bagian dari profesi tersebut,contohnya profesi keguruan dan profesi kesehatan khususnya fisikawan medis. Oleh karena itu dalam makalah ini akan dibahas mengenai etika profesi kesehatan medik.

II.2RUMUSAN MASALAHBerdasarkan latar belakang diatas maka adapun yang menjadi rumusan masalah adalah :1. Apa pengertian Profesi dan Fisikawan Medis ?2. Apa jenis-jenis Profesi?3. Bagaimana sifat dan perilaku Profesi?4. Bagaimana karakteristik profesi?5. Bagaimana peranan profesi fisikawan medik?6. Bagaimana Kode Etik Profesi Fisikawan Medik?

II.3TUJUAN Adapun tujuan makalah ini adalah :1. Mengetahui pengertian profesi dan Fisikawan medik2. Mengetahui jenis-jenis dan peranan profesi Fisikawan Medik3. Mengetahui pengertian kode etik profesi4. Mengetahui pengertian kode etik profesi fisikawan medik.

BAB IIPEMBAHASAN

II.1 PENGERTIAN ETIKA PROFESIEtika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah Ethos, yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu Mos dan dalam bentuk jamaknya Mores, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk. Etika dan moral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari-hari terdapat perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika adalah untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku.Perkataan etika atau lazim juga disebut etik, berasal dari kata Yunani ETHOS yang berartinorma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yangbaik, seperti yang dirumuskan oleh beberapa ahli berikut ini : Drs. O.P. SIMORANGKIR : etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berprilakumenurut ukuran dan nilai yang baik. Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat : etika adalah teori tentang tingkah lakuperbuatan manusia dipandang dari seg baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan olehakal. Drs. H. Burhanudin Salam : etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilaidan norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam hidupnya.Profesi merupakan suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian atau keterampilan dari pelakunya. Biasanya sebutan profesi selalu dikaitkan dengan pekerjaan atau jabatan yang dipegang oleh seseorang, akan tetapi tidak semua pekerjaan atau jabatan dapat disebut profesi karena profesi menuntut keahlian para pemangkunya. Hal ini mengandung arti bahwa suatu pekerjaan atau jabatan yang disebut profesi tidak dapat dipegang oleh sembarang orang, akan tetapi memerlukan suatu persiapan melalui pendidikan dan pelatihan yang dikembangkan khusus untuk itu. Pekerjaan tidak sama dengan profesi. Istilah yang mudah dimengerti oleh masyarakat awam adalah sebuah profesi sudah pasti menjadi sebuah pekerjaan, namun sebuah pekerjaan belum tentu menjadi sebuah profesi. Profesi memiliki mekanisme serta aturan yang harus dipenuhi sebagai suatu ketentuan, sedangkan kebalikannya, pekerjaan tidak memiliki aturan yang rumit seperti itu. Hal inilah yang harus diluruskan di masyarakat, karena hampir semua orang menganggap bahwa pekerjaan dan profesi adalah sama.Etika profesi menurut keiser dalam ( Suhrawardi Lubis, 1994:6-7 ) adalah sikap hidup berupa keadilan untuk memberikan pelayanan professional terhadap masyarakat dengan penuh ketertiban dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka melaksanakan tugas berupa kewajiban terhadap masyarakat. Kode etik profesi adalah sistem norma, nilai dan aturan professsional tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi professional. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari. Tujuan kode etik yaitu agar professional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau nasabahnya. Dengan adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak professional.

II.2 JENIS-JENIS PROFESIII.2.1 Profesi KhususProfesi pada umumnya adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian yang khusus. Persyaratan adanya keahlian yang khusus inilah yang membedakan antara pengertian profesi dengan pekerjaan walaupun bukan mejadi garis pemisah yang tajam antara keduanya.II.2.2 Profesi LuhurProfesi luhur, yaitu profesi yang pada hakikatnya merupakan suatu pelayanan pada manusia atau masyarakat. Orang yang melaksanakan profesi luhur sekalipun mendapatkan nafkah (imbalan) dari pekerjaannya, namun itu bukanlah motivasi utamanya. Yang menjadi motivasi utamanya adalah kesediaan dan keinginan untuk melayani, membantu sesama umat manusia berdasarkan keahliannya.II.3 Sifat dan perilaku Profesi Menguasai ilmu secara mendalam dalam bidangnya. Mampu mengkorvesikan ilmu menjadi keterampilan Selalu menjunjung tinggi etika dan integritas profesi.

II.4 KARAKTERISTIK PROFESI Keterampilan teoritisProfessional dapat diasumsikan mempunyai pengetahuan teoritis yang ekstensif dan memiliki keterampilan yang berdasarkan pada pengetahuan tersebut dan bisa diterapkan dalam praktik. Assosiasi profesionalProfesi biasanya memiliki badan yang diorganisasi oleh para anggotanya, yang dimaksudkan untuk meningkatkan status para anggotanya. Organisasi tersebut biasanya memiliki persyaratan khusus untuk menjadi anggotanya. Pendidikan yang ekstensifProfesi yang prestisius biasanya memerlukan pendidikan yang lama dalam jenjang pendidikan tinggi Ujian kompetensiSebelum memasuki organisasi professional, biasanya ada persyaratan untuk lulus dari suatu tes yang menguji terutama pengetahuan teoritis. Pelatian institusionalSelain ujian, juga biasanya dipersyaratkan untuk mengikuti pelatihan istitusional dimana calon profesional mendapatkan pengalaman praktis sebelum menjadi anggota penuh organisasi. Peningkatan keterampilan melalui pengembangan profesional juga dipersyaratkan. LisensiProfesi menetapkan syarat pendaftaran dan proses sertifikasi sehingga hanya mereka yang memiliki lisensi bisa dianggap bisa dipercaya. Otonomi kerjaProfesional cenderung mengendalikan kerja dan pengetahuan teoretis mereka agar terhindar adanya intervensi dari luar. Kode etikOrganisasi profesi biasanya memiliki kode etik bagi para anggotanya dan prosedur pendisiplinan bagi mereka yang melanggar aturan. Menurut UU NO. 8 (POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN), Kode etik profesi adalah pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam melaksanakan tugas dan dalam kehidupan sehari-hari.Tujuan Kode etik :1. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota.3. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.4. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.5. Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.6. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.7. Menentukan baku standarnya sendiri.

II.5 PENGERTIAN FISIKWAN MEDIKFisika medis adalah ilmu yang mempelajari aplikasi ilmu fisika dalam bidang medis. Dua kajian utamanya adalah: Aplikasi fisika dalam memahami fungsi tubuh manusia dalam keadaan sehat atau sakit (fisikafisiologi) dan aplikasi fisika untuk alat bantu pada kebutuhan medic (Instrumentasimedik). Aplikasi dari bidang ini sering disebut Medical Engineering atau Biomedical Engineering karena menyangkut teknologi pendukung diagnosis dan terapi pada makhluk biologis seperti manusia. Fisikawan Medik telah memberikan sumbangan yang sangat berharga terhadap perkembangan radioterapi sejak lebih dari 60 tahun. Mereka telah dapat secara presisi dan sesuai dengan standar akurasi yang harus dipenuhi untuk kesuksesan pengobatan ditinjau secara klinis.Sumbangan tersebut terus berjalan dan berkembang secara baik dalam peningkatan kualitas pengobatan sampai saat ini. Dalam sebuah instalasi radioterapi, secara tegas fisikawan medik harus ada dan jumlahnya tergantung besar kecilnya instalasi tersebut. Mereka harus memahami proses-proses fisika, memberikan secara rinci saran dan sumbangan terhadap berfungsinya tim radioterapi yang multi disiplin. Radiasi pengion secara potensial berbahaya. Fisikawan medik memiliki tanggung jawab yang dominan untuk mengurangi dan memperkecil resiko yang berkaitan dengannya. Tugas dan peran Fisikawan Medik dalam radioterapi bervariasi sehubungan dengan kondisi dan fasilitas yang dimiliki oleh instalasi radioterapi.Fisika medik pada dasarnya merupakan satu cabang dari disiplin ilmu Fisika Terapan yang berkaitan dengan aplikasi energi fisika, konsep dan metode untuk mendiagnosa dan melakukan terapi penyakit pada manusia. Bahasan lebih lanjut secara umum fisika medik, baik dalam perspektif sejarah dan ruang lingkupnya telah diuraikan dalam tulisan sebelumnya. Kedokteran nuklir mencakup pemanfaatan radionuklida dan radiofarmaka untuk diagnosa dan terapi medis, akan tetapi saat ini diagnosa medis merupakan kerja kedokteran nuklir yang lebih dominan dibandingkan dengan terapi medis. Beberapa diagnosa medis ini meliputi pencitraan in-vivo dari distribusi radionuklida dan radiofarmaka dengan menggunakan kamera gamma dan sistem komputer. Beberapa studi memerlukan pengolahan data citra dan pengukuran kuantitatif fungsi organ. Fisika medik merupakan disiplin ilmu yang mampu menangani masalah tersebut di atas secara efektif. Sehingga kedokteran nuklir merupakan aktivitas multi disiplin ilmu dari para dokter, fisika medik, dokter spesialis radiolog (DSR), teknisi, radiografer, radiofarmasi, perawat dan lain sebagainya. Tugas dari fisikawan medik sangat bervariasi dan sangat tergantung kondisi fasilitas kedokteran nuklir yang ada.

II.6 PERAN FISIKAWAN MEDIKPara fisikawan punya peran penting dalam dunia medis, diantaranya: PengukuranSetiap diagnosa medis pasti membutuhkan pengukuran. Saat pertama kali kedokter, perlakuan apa yang akan kita terima? Yup pengukuran. Mulai dari pengukuran berat badan, temperatur, tekanandarah, belum lagi pengukuran untuk diagnosa lebih lanjut seperti imaging tubuh, tesdarah, urin, MRI, CT scan, dll Semua teknologi medis pasti berkaitan dengan kuantitas dan kualitas ilmu fisika, seperti tekanan darah, waktu/durasi, energi yang dihasilkan tubuh, dll. Pengukuran medik banyak melibatkan sistem tubuh dan waktu. Maka dari itu biasanya pengukuran dilakukan berulang ulang untuk mendapatkan hasil akurat dan presis. Keputusan treatmen yang akan diberikan kepada pasien sangat bergantung pada hasil pengukuran ini. Fisikawan banyak berkontribusi dalam membuat teknologi terbaru dan metode penggunaan efektif untuk alat-alat pengukuran ini. Modeling danSimulasiFisikawan banyak pula yang tergabung dalam modeling dan simulasi untuk medis. Hal ini dilakukan untuk membuat inovasi inovasi terbaru dalam penelitian. Namun karena dunia medis adalah dunia yang biasanya berhubungan dengan makhluk hidup, maka tidak begitu saja dengan mudahnya menguji cobakannya kepada makhluk hidup tersebut. Maka dibuatlah sistem simulasi dan modelling menggunakan software komputer. Hal ini sebagai tahapan awal penelitian terhadap penemuan-pen emuan dalam bidang medis. Pemodelan suatu fungsi sistem medik juga dapat membantu untuk memprediksi suatu proses yang sulit diprediksi para dokter. Pengobatan (Treatment)Dalam dunia medis ternyata banyak juga terapi menggunakan medan lsitrik. Salah satunya adalah alat terapi Kanker menggunakan medan listrik, walaupun penemunya bukan asli orang fisika, namun para fisikawan medis cukup banyak berperan dalam bidang penelitian tersebut. Alat-alat lainnya banyak juga yang dapat berhubungan dengan fisika, namun masih sedikit para fisikawan medis yang bergelut dalam bidang ini, terutama di Indonesia.Dalam konteks profesional di rumah sakit, fisika medis biasanya berperan dalam 3 aspek: radiotherapy, diagnostic imaging dan nuclear medicine.

Radiotherapy adalah penggunaan high energy ionizing radiation (e.g.megavoltage x-ray & electron beam) untuk treatment tumor. Diagnostic imaging adalah pencitraan medis untuk mendiagnosis penyakitpada pasien. Di sini dapat digunakan ionizing radiation (x-ray, tapi dalam orde puluhan sampai ratusan KV aja), contohnya general x-ray (radiography) dan CT-Scan. Dapat juga digunakan radiofrequency, contohnya MRI (Magnetic Resonance Imaging), dan gelombang mekanik seperti USG (Ultrasonography). Pemilihan alat bergantung kepada keperluan klinis. Fisikawan medis dapat berperan dalam medical image processing dan QA alat2 seperti radiography x-ray, CT-Scan dan MRI. Untuk MRI, karena prinsip penghasilan citra sangat berbeda dibandingkan x-ray, di negara maju ada pula istilah MRI physicist. Nuclear medicine (kedokteran nuklir) adalah penggunaan radioisotopdalam diagnosis bahkan treatment penyakit pasien. Radioisotop yang digunakan dapat menghasilkan image, dapat pula menghasilkan data2 berupa angka2 saja. Dalam imaging, contohnya penggunaan radioisotop dalam SPECT (Single Photon Emission Computed Tomography) dan PET (Positron Emission Tomography). Ada juga yg hanya menghasilkan data2 angka seperti test menggunakan radioisotop untuk mengetahui GFR (Glomerulus Filtration Rate). GFR menentukan apakah ginjal berfungsi normal atau tidak. Untuk treatment, contohnya penggunaan I-131 dgn aktivitas sekitar 150 milicurie untuk treatment penyakit pada kelenjar tiroid. Peran fisikawan medis adalah untuk mengevaluasi internal dose yang dihasilkan radioisotop dalam tubuh manusia, QA alat2 yg berhubungan, contohnya cyclotron (digunakan untuk menghasilkan radioisotop dalam penggunaan PET), PET dan SPECT. Dapat juga berperan dalam image processing untuk menghasilkan image quality yg baik.

II. KODE ETIK PROFESI FISIKAWAN MEDIKKode etik ini disusun untuk membantu anggota dari Ikatan Ahli Fisika Medis Indonesia dan Badan Penguji Profesi Fisika Medis Indonesia dalam menjaga kode etik profesinya ebagai panduan bagi anggota dalam mempertahankan kriteria profesinya yang berkenaan dengan pasien, pekerja, mitra kerja, relasi, anggota profesi lain, pemerintah dan khalayak lainnya.1. Fisika Medis beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam melaksanakan fungsi dan pekerjaannya agar terbentuk insan yang profesional, cakap, jujur dan ahli dibidangnya.2. Fisika medis menjunjung tinggi negara kesatuan Republik Indonesia dalam setiap tindaj tanduk pekerjaannya dan selalu menjaga nama baiknya.3. Fisika Medis harus, pengalamannya, ketrampilannya dan kepandaiannya untuk sebesar-besarnya manfaat bagi organisasi.4. Fisika Medis akan selalu aktif dalam mempromosikan dan menjaga keselamatan umat manusia dan kepentingan pasien, masyarakat dan mitra kerja.5. Fisika Medis akan selalu menerima tanggungjawab untuk lingkungan kerjanya sendiri dan mengerjakan segala sesuatu selalu di bawah pengawasan dan arahannya. Seorang Fisika Medis akan selalu melakukan langkah yang rasionil untuk meyakinkan bahwa pekerjaan yang berada di bawah pengawasanya dilakukan secara benar oleh orang yang tepat, dan ia benar-benar menerima tugas dan tanggung jawab tersebut.6. Semua hal yang berhubungan dengan pasien, atasan, bawahan, mitra kerja, relasi dan anggota dari profesi lain akan selalu diarahkan kepada suasana kekompakan, keadilan, berpegang teguh pada kode etik/rahasia profesi.7. Fisika Medis akan selalu berusaha keras menghindari perselisihan kepentingan dan mengungkapkan orang yang terlibat atau berpotensi terlibat dalam situasi yang dapat mengarah kepada perselisihan kepentingan.8. Fisika Medis yang bekerja/terikat pada praktek swasta atau sebagai konsultan akan selalu berjuang bersama rekan sejawatnya dengan didasari mandat, pengetahuan, jawaban dan kuasa dari organisasi.9. Fisika Medis harus menyadari keterbatasannya, menolak penugasan bila ia tidak cakap pada bidang tersebut, dan meminta konsultasi bila dianggap perlu.10. Pada saat melakukan pekerjaan profesinya, Fisika Medis akan selalu dan terus menerus berusaha meningkatkan dan mempertahankan kualitas ilmu pengetahuan dan keahliannya serta mengikuti pelatihan bila dianggap perlu.11. Fisika Medis akan selalu berusaha memberikan saran dan masukan kepada orang yang mempunyai otoritas, pemerintah dan lembaga-lembaga kebijakan publik yang berkenaan dengan keselamatan, mutu, segi ekonomi dari semua aspek yang berkenaan dengan penerapan fisika dalam bidang medik.12. Ketika akan mempersiapkan publikasi, laporan, pernyataan, Fisika Medis akan selalu memastikan bahwa informasi tersebut adalah akurat dan kesimpulan serta rekomendasinya selalu didasarkan pada acuan riset dan ilmu pengetahuan. Bahan/kajian sumbernya akan selalu tersedia apabila diminta.13. Fisika Medis akan selalu membantu relasinya sampai batas keahliannya dalam menerapkan kompetensi teknik dan pengembangan profesi, dan akan mengarahkan mereka untuk menjunjung tinggi kode etik profesi.14. Ketika memberikan arahan kepada profesi lain tentang penerapan fisika di bidang medik, Fisika Medis akan selalu menekankan kepada kemampuan orang yang diberikan arahan olehnya dan untuk selalu memperhatikan serta menghargai akan keterbatasannya, sehingga hal yang berkenaan dengan keselamatan publik dan perawatan pasien tidak ada kompromi.15. Fisika Medis akan selalu memegang teguh dan menjunjung tinggi profesinya dengan berperilaku berdasarkan kode etik profesinya. Setiap pelanggaran perilaku organisasi kendaknya disampaikan ke organisasi Ikatan Fisika Medis Indonesia (IKAFMI).II.8 SANKSI PELANGGARAN KODE ETIKa. Sanksi moralb. Sanksi dikeluarkan dari organisasiKasus-kasus pelanggaran kode etik akan ditindak dan dinilai oleh suatu dewan kehormatanatau komisi yang dibentuk khusus untuk itu. Karena tujuannya adalah mencegah terjadinya perilaku yang tidak etis, seringkali kode etik juga berisikan ketentuan-ketentuan profesional,seperti kewajiban melapor jika ketahuan teman sejawat melanggar kode etik. Ketentuan itumerupakan akibat logis dari self regulation yang terwujud dalam kode etik; seperti kode itu berasal dari niat profesi mengatur dirinya sendiri, demikian juga diharapkan kesediaan profesi untuk menjalankan kontrol terhadap pelanggar.Kode etik profesi adalah sistem norma atau aturan yang ditulissecara jelas dan tegas serta terperinci tentang apa yang baik dan tidak baik, apa yang benardan apa yang salah dan perbuatan apa yang dilakukan dan tidak boleh dilakukan oleh seorang profesional.

BAB IIIPENUTUPIII.1KESIMPULAN1. Etika profesi adalah sikap hidup berupa keadilan untuk memberikan pelayanan professional terhadap masyarakat dengan penuh ketertiban dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka melaksanakan tugas berupa kewajiban terhadap masyarakat.Fisikawan medik adalah seseorang yang mempunyai keahlian dan wewenang dibidang fisika medik. 2. Peran fisikawan medik yaitu pengukuran, modelling dan simulasi, pengobatan. Dalam konteks rumah sakit peran fisikawan medik yaitu radioterapi, pencitraan medik, dan kedokteran nuklir.3. Kode etik fisikawan medik, salah satunya adalah Fisika Medis harus berkomitmen untuk menggunakan keilmuannya, pengalamannya, ketrampilannya dan kepandaiannya untuk sebesar-besarnya manfaat bagi organisasi

III.2 SARANMateri yang disajikan masih banyak kekurangannya, disarankan kepada para pembaca mencari tambahan referensi lain agar dapat menambah wawasan lagi tentang etika profesi terutama dalam bidang fisika medik.

DAFTAR PUSTAKA