Upload
nayla-husna-salsabila
View
1.133
Download
18
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Makalah yang berisikan pengetahuan tentang ekosistem huran dan ekosistem pantai
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan
timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh
antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi.
Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang
melibatkan interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga
aliran energi menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus
materi antara organisme dan anorganisme. Matahari sebagai sumber dari semua
energi yang ada.
Istilah ekosistem pertama kali di kemukakan oleh Tansley (1935). Ia
mengemukakan bahwa hubungan timbal balik antara komponen biotik (tumbuhan,
hewan, manusia, mikroba) dengan komponen abiotik (cahaya, udara, air, tanah
dsb) dialam. Berdasarkan proses terbantuknya ekosistem dibedakan atas ekosistem
buatan dan ekosistem alami.Ekosistem alami adalah ekosistem yang terbentuk
secarah alamiah tanpa campur tangan manusia contohnya, rawa, sungai dan laut.
Sedangkan ekosistem buatan adalah ekosistem yang terjadi dengan campur tangan
manusia, contohnya, ekosistem sawah. Ekosistem kebun, waduk dan aquarium.
2. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan beberapa hal yang
menjadi pembahasan pada makalah ini, yaitu pembahasan tentang ekosistem,
dalam hal ini penulis membahas mengenai ekosistem hutan, pantai, dan ekosistem
sungai.
3. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar menambah wawasan
dan pengetahuan kita tentang suatu ekosistem, khususnya ekosistem hutan, pantai,
dan ekosistem sungai..
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN EKOSISTEM
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan
timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh
antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi.
Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang
melibatkan interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga
aliran energi menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus
materi antara organisme dan anorganisme. Matahari sebagai sumber dari semua
energi yang ada.
Dalam ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang bersama-sama
dengan lingkungan fisik sebagai suatu system. Organisme akan beradaptasi
dengan lingkungan fisik, sebaliknya organisme juga memengaruhi lingkungan
fisik untuk keperluan hidup. Pengertian ini didasarkan pada Hipotesis Gaia, yaitu:
"organisme, khususnya mikroorganisme, bersama-sama dengan lingkungan fisik
menghasilkan suatu sistem kontrol yang menjaga keadaan di bumi cocok untuk
kehidupan". Hal ini mengarah pada kenyataan bahwa kandungan kimia atmosfer
dan bumi sangat terkendali dan sangat berbeda dengan planet lain dalam tata
surya.
2. EKOSISTEM HUTAN
Ekosistem hutan adalah hubungan antara kumpulan beberapa populasi baik
itu binatang dan tumbuh-tumbuhan yang hidup dalan lapisan dan dipermukaan
tanah dan terletak pada suatu kawasan serta membentuk suatu kesatuan ekosistem
yang berada dalam keseimbangan yang dinamis yang mengadakan interaksi baik
secara langsung maupun tidak langsung dengan lingkungannya dan antara yang
satu dan yang lainnya tidak dapat dipisahkan.
1) Komponen yang Ada dalam Ekosistem Hutan
2
Ekosistem tersusun atas komponen hidup ( biotik ) dan komponen tidak
hidup (abiotik)
A. Komponen Biotik
Komponen ini meliputi semua janis mahkuk hidup, seperti manusia,
hewan, tumbuhan dan mikroorganisme. Berdasarkan peranannya dapat
dibedakan menjadi 3 golongan sebagai berikut :
a. Produsen
Produsen juga dikenal sebagai organisme autotrof, yaitu organisme
yang mampu membuat makanan sendiri dengan mensintesis bahan
anorganik maupun bahan organik sederhana dengan bantuan eneri
matahari melalui proses fotosintesis. Contohnya : Tumbuhan hijau
b. Konsumen
Konsumen juga dikenal sebagai organisme heterotof, yaitu organisme
yang tidak dapat mensintesis makanannya sendiri. Organisme ini
memanfaatkan bahan-bahan organik sebagai makanannya dan bahan
makanan tersebut disediakan oleh organisme lain. Berdasarkan
makanannya konsumen dibedakan seperti berikut :
- Hebivora ( pemakan tumbuhan ); misalnya kambing, sapi dan
kerbau
- Karnivora ( pemakan daging); misalnya srigala, harimau dan singa
- Omnivora ( pemakan tumbuhan dan daging);misalnya ayam,
tikus, kera, dan manusia.
c. Pengurai (dekomposer)
Organisme ini merombak dan menguraikan bahan organik dari
organisme mati (bahan organik kompleks). Kemudian organisme ini
menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-
bahan sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produsen.
Contoh organisme yang termasuk pengurai adalah jamur dan bakteri.
B. Komponen Abiotik
Komponen abiotik meliputi komponen tidak hidup sebagai berikut :
a. Tanah, merupakan tempat hidup bagi organisme.
b. Air, sangat berperan penting dan berpengaruh terhadap ekositem.
c. Suhu, berpengaruh terhadap ekosistem.
3
d. Kelembapan, berpengaruh terhadap kecepatan penguapan air dari
pemukaan tubuh organism
e. Angin, berperan dalam penyebarab biji dan spora serta berpengaruh
terhadap kelembapan
f. Ph (derajat keasaman tanah atau air), berpengaruh terhadap distribusi
tumbuhan dalam tanah dan dalam air tawar.
g. Cahaya matahari, dapat mempengaruhi ekosistem.
h. Ketinggian, dapat5 menentuka jenis organisme yang hidup ditempat
tersebut.
i. Garis lintang, secara tidak langsung menyebabkan pebedaan
distribusi organisme di permukaan bumi.
2) Jenis- jenis Ekosistem Hutan
Secara garis besar yang termasuk di dalam ekosistem hutan dibagi
menjadi 3 yaitu ekosistem hutan jarum, ekositem hutan gugur daun dan
ekosistem hutan hujan tropis.
A. Ekosistem Pohon Jarum
Hutan ini disebut hutan pohon jarum karena biji-bijinya diproduksi di
dalam cone atau kerucut. Kita bisa menemukan hutan cemara, cedar,
larch dan pinus yang luas diwilayah yang bersuhu dingin dan keras
dengan musim panas yang singkat dan curah hujan yang rendah.
Contoh : Dibagian utara amerika, eropa, asia dan wilayah-wilayah
pegunungan.
B. Hutan Gugur Daun
Kata gugur daun menggambarkan pohon-pohon yang menggugurkan
daunnya setahun sekali. Pohon-pohon ini merupakan tumbuhan berbunga
yang biasanya berbunga setahun sekali pada musim semi. Hutan gugur
daun bisa ditemukan diwilayah-wilayah dengan suhu sedang dengan
curah hujan yang tinggi sepanjang tahun. Kebanyakan wilayah eropa, asia
bagian timur dan amerika bagian timur pernah mempunyai hutan pohon
gugur daun seperti : ekosistem beech ( pohon berkulit halus berwarna
abu-abu), mapel dan pohon ash. Hutan gugur daun mempunyai daun yang
lebar dan besar untuk menyerap banyak sinar matahari untuk
berfotositesis. Daun-daunnya berguguran sebelum musim dingin,
4
sebelum angin kencang dan hawa dingin merusaknya. Setiap pohon
menyediakan ruamah dan makanan bagi komunitas satwa liar besar.
Tanah subur dengan banyak sinar matahari memungkinkan beragam jenis
tumbuhan untuk tumbuh.
Tumbuh-tumbuhan ini menyediakan makanan untuk kehidupan binatang.
Daun-daun yang berguguran setiap tahu dan sekumpulan pengurai
membuat tanah kaya akan humus, nitrat dan mineral. Kegiatan binatang
dimusim dingin lebih banyak dibandingkan di hutan pohon jarum tetapi
kehidupan masih jauh lebih banyak pada musim semi dan musim panas
yang hangat dan cerah. Dikedua musim ini terdapat banyak kehidupan
tumbuhan, serangga, burung dan mamalia.
C. Hutan Hujan Tropis
Hutan hujan tropis yang besar membentang mengelilingi ekuator dan
menutupi sebagian besar wilayah amerika tengah , amerika selatan ,
afrika tengah , asia tenggara, dan australia utara. Hutan ini merupakan
ekosistem dunia yang paling kompleks yang mengandung sumber
kekayaan.hutan hujan ini berkembang di wilayah-wilayah yang selalu
bercurah hujan dan bersuhu tinggi. Hutan hujan terbesar di dunia adalah
hutan amazon di Brasil.
Semua hutan hujan mempunyai susunan yang sama yaitu lima lapisan
utama, setiap lapisan mempunyai kehidupan tumbuhan dan binatang
sendiri.
a) Lapisan atas kanopi
Lapisan ini terdiri atas beberapa pohon tertinggi yang ketinggiannya
mencapai 9,144 m sampai 15,24 m diatas rata-rata tinggi pepohonan
di bawahnya. Dari tempat ini, terdapat eleng jambul dan burung
pemangsa lainnya mengawasi binatang-binatang yang akan dimangsa.
b) Lapisan kanopi
Ketinggian pohon mencapai 30,48 m sampai 39,69 m dari tanah dan
beberapa di atasnya mempunyai ketebalan 9,144 m. Lapisan ini
merupakan atap yang selalu hijau yang terbentuk oleh gabungan
dedaunan dan cabang-cabang puncak pohon. Sebagian besar
5
tumbuhan dan binatang hutan terdapat di lapisan ini untuk
mendapatkan matahari yang berlimpah.
c) Lapisan bawah kanopi
Terdiri atas puncak-puncak pohon lebih kecil yang hanya
mendapatkan sedikit sinar matahari seperti : Palma dan pohon-pohon
muda yang berjuang tumbuh. Lapisan ini lebih tipis dibandingkan
dengan lapisan kanopi dan mempunyai komunitas kehidupan
tumbuhan dan binatang sendiri.
d) Lapisan semak
Terdiri dari belukar dan pohon-pohon kecil. Lapisan ini bergantung
pada sinar matahari yang menembus lapisan atas jika tidak ada sinar
matahari yang mencapai lapisan ini, maka lapisan ini akan tipis atau
jarang.
e) Lapisan bawah
Pakis dan rerumputan membentuk lapisan di permukaan tanah.
Binatang yang tinggal di lapisan ini adalah tapir dan beragam
serangga.
3. EKOSISTEM PANTAI
Daerah pantai merupakan daerah perbatasan antara ekosistem laut dan
ekosistem darat, laut, dan daerah pasang surut. Ekosistem pantai dipengaruhi oleh
siklus harian pasang surut laut.
6
Karena hempasan gelombang dan hembusan angin maka pasir dari pantai
membentuk gundukan ke arah darat. Setelah gundukan pasir itu biasanya terdapat
hutan yang dinamakan hutan pantai.
Di daerah pasang surut sendiri dapat terbentak hutan, yaitu hutan bakau.
Hutan bakau biasanya sangat sukar ditempuh manusia karena banyaknya akar dan
dasarnya terdiri atas lumpur. Bila tanah di daerah pasang surut berlumpur, maka
kawasan ini berupa hutan bakau yang memiliki akar napas. Akar napas merupakan
adaptasi tumbuhan di daerah berlumpur yang kurang oksigen. Selain berfungsi
untuk mengambil oksigen, akar ini juga dapat digunakan sebagai penahan dari
pasang surut gelombang. Yang termasuk tumbuhan di hutan bakau antara lain
Nypa, Acathus, Rhizophora, dan Cerbera. Jika tanah pasang surut tidak terlalu
basah, pohon yang sering tumbuh adalah: Heriticra, Lumnitzera, Acgicras, dan
Cylocarpus.
Tumbuhan pada hutan pantai cukup beragam. Tumbuhan tersebut
bergerombol membentuk unit-unit tertentu sesuai dengan habitatnya. Suatu unit
vegetasi yang terbentuk karena habitatnya disebut formasi. Setiap formasi diberi
nama sesuai dengan spesies tumbuhan yang paling dominan. Organisme yang
hidup di pantai memiliki adaptasi struktural sehingga dapat melekat erat di
substrat keras.
1) Berdasarkan tempatnya/daerahnya, ekosistem hutan pantai dapat
dibedakan menjadi, yaitu :
A. Daerah Atas
Daerah paling atas pantai hanya terendam saat pasang naik tinggi. Daerah
ini dihuni oleh beberapa jenis ganggang, moluska, dan remis yang
menjadi konsumsi bagi kepiting dan burung pantai.
B. Daerah Tengah Pantai
Daerah tengah pantai terendam saat pasang tinggi dan pasang rendah.
Daerah ini dihuni oleh ganggang, porifera, anemon laut, remis,kerang,
siput herbivora dan karnivora, kepiting, landak laut, bintang laut, dan
ikan-ikan kecil.
C. Daerah pantai terdalam
Daerah pantai terdalam terendam saat air pasang maupun surut. Daerah
ini dihuni oleh beragam invertebrata dan ikan serta rumput laut.
7
2) Berdasarkan susunan vegetasinya, ekosistem hutan pantai dapat
dibedakan menjadi 2, yaitu formasi Pres-Caprae dan formasi
Baringtonia
A. Formasi Pres-Caprae
Pada formasi ini, tumbuhan yang dominan adalah Ipomeea pres-caprae,
tumbuhan lainnya adalah Vigna, Spinifex littoreus (rumput angin),
Canavalia maritime, Euphorbia atoto, Pandanus tectorius (pandan),
Crinum asiaticum (bakung), Scaevola frutescens (babakoan).
B. Formasi Baringtonia
Vegetasi dominan adalah pohon Baringtonia (butun), tumbuhan lainnya
adalah Callophylum inophylum (nyamplung), Erythrina, Hernandia,
Hibiscus tiliaceus (waru laut), Terminalia catapa (ketapang).
3) Ekosistem pantai batu
Ekosistem pantai batu terbentuk dari bongkahan-bongkahan batu granit
yang besar atau berupa batuan padas yang terbentuk dari proses konglomerasi
(berkumpul dan menyatunya) antara batu-batu kecil atau kerikil dengan tanah
liat dan kapur. Ekosistem tersebut biasanya didominasi vegetasi jenis
Sargassum atau Eucheuma. Ekosistem pantai berbatu dan berpasir memiliki
karakteristik minim hara, tanahnya berpori-pori besar dengan permeabilitas
tanah sangat baik, memiliki air tanah dangkal, selain itu letaknya yang
berdekatan dengan laut menyebabkan udaranya cukup lembab dan berkadar
garam tinggi. Tumbuhan berbiji yang hidup di daerah ini beradaptasi pada
habitat tanah berpasir, dengan porositas tinggi, berada pada ketinggian 1 - 10
m.dpl, dan dengan curah hujan yang rendah, dimana ditemukan 170 jenis
flora yang terbagi dalam 42 ordo dan 61 famili dan 135 genus. Ekosistem ini
dapat dijumpai di wilayah pesisir berbukit yang berdinding batu mulai dari
sepanjang pantai barat Sumatra, pantai selatan Jawa, Bali, Nusa Tenggara,
sampai pantai selatan Maluku.
4) Ekosistem pantai lumpur
Ekosistem pantai lumpur terbentuk dari pertemuan antara endapan
lumpur sungai dengan tumbuhannya adalah Tricemia, Skeratia, dan rumput
laut/Enhalus acoroides. Binatang-binatang ini memiliki nilai ekonomi yang
tinggi. . Apabila sungainya besar, lumpur tersebut membentang luas sampai
8
menjorok ke laut. Ekosistem pantai lumpur terdapat di muara yang disebut
sebagai monsun estuaria. Habitatnya berbagai jenis biota ikan gelodok.
Biasanya ekosistem pantai lumpur dapat kita jumpai di pantai-pantai pada
pulau cukup besar yang memiliki sungai-sungai lebar seperti di Pulau
Kalimantan, Irian Jaya, Sumatra, dan Jawa.
4. EKOSISTEM SUNGAI
Habitat air tawar menempati daerah yang relatif lebih kecil pada
permukaan bumi dibandingkan habitat air laut, tetapi bagi manusia kepentingan
jauh lebih berarti dibandingkan dengan luas daerahnya. Hal ini disebabkan karena:
1) Habitat air tawar merupakan sumber air yang paling praktis dan murah untuk
kepentingan domestik maupun industri.
2) Ekosistem air tawar menawarkan sisitem pembuangan yang memadai dan
paling murah (Odum, 1994).
Perairan mengalir mempunyai corak tertentu yang secara jelas
membedakan dari air tergenang walaupun keduanya merupakan habitat air. Satu
perbedaan mendasar antara danau dan sungai adalah bahwa danau terbentuk
karena cekungannya sudah ada dan air mengisi cekungan itu, tetapi danau itu
setiap saat dapat terisi oleh endapan sehingga menjadi tanah kering. Sebaliknya
sugai terjadi karena airnya sudah ada, sehingga air itulah yang membentuk dan
menyebabkan tetap adanya saluran selama masih terdapat air yang mengisinya
(Ewusie, 1990).
Ekosistem lotik/ sungai dibagi menjadi beberapa zona dimulai dengan zona
krenal (mata air) yang umumnya terdapat di daerah hulu. Zona krenal dibagi
9
menjadi rheokrenal, yaitu mata air yang berbentuk air terjun biasanya terdapat
pada tebing-tebing yang curam, limnokrenal, yaitu mata air yang membentuk
genangan air yang selanjutnya membentuk aliran sungai yang kecil dan
helokrenal, yaitu mata air yang membentuk rawa-rawa. Selanjutnya aliran dari
beberapa mata air akan membentuk aliran sungai di daerah pegunungan yang
disebut zona rithral, ditandai dengan relief sungai yang terjal. Zona rithral dibagi
menjadi tiga bagian, yaitu epirithral (bagian yang paling hulu), metarithral
(bagian tengah dari zona rithral), dan hyporithral (bagian paling akhir dari zona
rithral). Setelah melewati zona hyporithral, aliran sungai akan memasuki zona
potamal, yaitu aliran sungai pada daerah-daerah yang relatif lebih landai
dibandingkan dengan zona rithral. Zona potamal juga dibagi menjadi tiga bagian
yaitu epipotamal (bagian atas dari zona potamal), metapotamal (bagian tengah)
dan hypopotamal (akhir dari zona potamal) (Barus, 2004).
Ekositem Sungai adalah Komponen-komponen yang secara teratur
berinteraksi dan saling tergantung membentuk keseluruhan yang bersatu yaitu dari
tubuh perairan (satuan maksimum) sampai daerah pengaliran air (satuan
minimum).
Sungai merupakan salah satu tipe perairan umum yang penting. Beberapa
sektor dan sub sektor yang memanfaatkan daerah aliran sungai antara lain sektor
pertanian, industri, pekerjaan umum, transmigrasi, perikanan dan keperluan rumah
tangga penduduk. Dari segi perikanan perairan umum memegang peranan yang
sangat strategis, yaitu sebagai sumber mata pencaharian nelayan, sumber protein
hewani dan sumber pendapatan daerah. Untuk menjaga agar sektor perairan umum
dapat lestari dan berkesinambungan tentunya harus dikelola secara rasional.
Ikan merupakan biota air yang hidupnya sangat dipengaruhi oleh
perubahan perubahan yang berlangsung didalam perairan tersebut. Sumberdaya
perikanan disekitar perairan DAS sangat dipengarui oleh tekanan ekologis
disekitarnya, khususnya dari sektor pertanian dan industri. Adanya pengaruh yang
langsung dalam suatu perairan tentunya akan berakibat langsung terhadap
kehidupan ikan.
Ekosistem Daerah aliran sungai (DAS) adalah merupakan bagian dari
ekosistem hutan (darat) dan air (sungai) yang saling mempengaruhi satu sama
lainnya, mulai dari bagian hulu sampai bagian hilir dalam satu sistem DAS.
10
Pendekatan secara ecosystem dalam pembangunan diharapkan dapat mencegah
dampak sampingan (side effect) yang pada gilirannya merupakan beban yang
harus ditanggung oleh masyarakat.
Sungai yang merupakan bagian integral dalam satu sistem DAS adalah
salah satu dari sumberdaya alam yang bersifat mengalir (flowing resources),
sehingga pemanfaatan air di bagian hulu akan menghilangkan peluang di bagian
hilir (opportunity value), demikian halnya jika terjadi pencemaran dibagian hulu
akan menimbulkan biaya sosial di bagian hilir (externality effect) dan sebaliknya
jika dilaksanakan pelestarian di bagian hulu akan memberi manfaat di bagian hilir
dalam satu system daerah aliran sungai (DAS).
Berdasarkan istilah geologi, aliran sungai digolongkan menjadi 4 (empat)
stadia perkembangannya, yaitu : (1) stadia lahir, (2) stadia muda, (3) stadia
dewasa, dan (4) stadia umur tua. Pada stadia lahir keadaan sungai belum tererosi,
dimana pada stadia ini air tanah sangat berperan sehingga aliran sungai kadang-
kadang mengalir dan kadang-kadang tidak mengalir. Sungai pada stadia muda,
kondisinya masih didukung oleh aliran air tanah alirannya terus menerus,
sementara sungai pada stadia dewasa, kondisi air sungai umumnya lebih keruh dan
lebih dalam dibandingkan dengan sungai muda, memiliki daerah dataran banjir,
umumnya terdapat di lembah-lembah yang luas, disamping itu dasar aliran
tersusun oleh lumpur, liat, debu atau pasir. Sedangkan sungai pada stadia tua telah
hampir mencapai tingkat dasar geologinya, dimana selama banjir, dasar sungai tua
tergores dan bahan-bahan ini diendapkan pada daerah dataran banjir yang luas.
Sebagian besar wilayah Kalimantan Tengah, sumberdaya air yang utama adalah
berupa sungai-sungai yang besar dan terdapat di hampir seluruh kabupaten.
Sungai-sungai secara garis besar terbagi dalam beberapa Daerah Aliran
Sungai (DAS). Daerah Aliran Sungai (DAS) menurut definisinya adalah suatu
daerah yang dibatasi (dikelilingi) oleh garis ketinggian dimana setiap air yang
jatuh dipermukaan tanah akan dialirkan melalui satu outlet. Dengan demikian,
dalam suatu DAS ada tiga komponen yang berpengaruh terhadap mekanismenya,
yaitu :
a. Komponen masukan yang berupa curah hujan
b. Komponen output yang berupa debit aliran dan sedimen
c. Komponen proses yang berupa manusia, vegetasi, tanah, iklim dan topografi
11
Kualitas Daerah Aliran Sungai (DAS) disuatu wilayah setidaknya dapat
diamati dengan pendekatan 5 indikator, yaitu :
a. Indikator Kuantitas Air, yang dapat dilihat dari besarnya air limpasan
permukaan maupun debit air sungai
b. Indikator Kualitas Air, yang dapat dilihat dari kualitas air limpasan, air sungai
maupun air sumur warga
c. Indikator Perbandingan Debit Maksimum dan Debit Minimum, yang dapat
didekati dengan lamanya genangan dan tingginya banjir (genangan)
d. Indikator Muka Air Tanah, yang dapat didekati dengan pengeboran tanah
(untuk air tanah dangkal) dan pendugaan geolistrik (untuk air tanah dalam)
e. Indikator Curah Hujan, yang dapat didekati dengan menghitung tingginya
curah hujan pada daerah tangkapan.
Satu buah sungai berdasarkan gradien atau kemiringannya dibagi menjadi
dua bagian yaitu sungai (river) dan stream (Beaumont, 1985; Goldman and Horne,
1983; Wetzel, 2000). Stream biasanya bagian hulu sungai atau anak sungai
(tributary atau creek) ditandai oleh arusnya yang deras dan dasarnya yang terdiri
dari pasir kasar, kerikil (small gravel) sampai batuan besar (boulder) karena
berada pada daerah bukit dan gunung bergradien tinggi (Gordon, et al. 1992).
Sedang sungai (river) bagian pertengahan sampai hilir sungai yang ditandai oleh
arusnya yang lambat, berlekuk (meander) banyak dan dasarnya pasir halus sampai
lumpur (mud). Substrat sungai cenderung berubah karena kecepatan aliran air
yang tidak tetap (Suwignyo, 1996).
Secara alami fungsi sungai adalah sebagai penyalur atau pengering massa
air hujan yang jatuh di daratan untuk dibuang ke laut dalam siklus hidrologi.
Mekanisme alirannya berdasarkan prinsif gravitasi. Karenanya apabila alirannya
terganggu (tersumbat), maka massa airnya akan meluap akibatnya akan terjadi
banjir. Walaupun fungsi sungai sebagai pengalir air ke laut, hanya 1/3 saja yang
sampai ke laut, sisanya sebanyak 2/3 diuapkan kembali oleh daratan sebelum
sampai ke laut. Berdasarkan keberadaan airnya, sungai dibagi menjadi sungai
permanen (ada airnya sepanjang tahun); sungai intermiten (berair hanya musim
hujan dan mengering musim kemarau) dan sungai episodik (ada air hanya saat
hujan) (Suwignyo, 1996).
12
13
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan
timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Ekosistem hutan adalah hubungan antara kumpulan beberapa populasi baik
itu binatang dan tumbuh-tumbuhan yang hidup dalan lapisan dan dipermukaan
tanah dan terletak pada suatu kawasan serta membentuk suatu kesatuan ekosistem
yang berada dalam keseimbangan yang dinamis yang mengadakan interaksi baik
secara langsung maupun tidak langsung dengan lingkungannya dan antara yang
satu dan yang lainnya tidak dapat dipisahkan.
Daerah pantai merupakan daerah perbatasan antara ekosistem laut dan
ekosistem darat, laut, dan daerah pasang surut. Ekosistem pantai dipengaruhi oleh
siklus harian pasang surut laut. Tumbuhan pada hutan pantai cukup beragam.
Tumbuhan tersebut bergerombol membentuk unit-unit tertentu sesuai dengan
habitatnya. Organisme yang hidup di pantai memiliki adaptasi struktural sehingga
dapat melekat erat di substrat keras.
Ekositem Sungai adalah komponen-komponen yang secara teratur
berinteraksi dan saling tergantung membentuk keseluruhan yang bersatu yaitu dari
tubuh perairan (satuan maksimum) sampai daerah pengaliran air (satuan
minimum).
Sungai merupakan salah satu tipe perairan umum yang penting. Beberapa
sektor dan sub sektor yang memanfaatkan daerah aliran sungai antara lain sektor
pertanian, industri, pekerjaan umum, transmigrasi, perikanan dan keperluan rumah
tangga penduduk.
2. SARAN
Kita sebagai manusia hendaknya selalu membantu menjaga keseimbangan
lingkungan, khususnya keseimbangan suatu ekosistem. Semakin banyak
keanekaragaman hayati yang berada pada suatu ekosistem, maka semakin
seimbang pula ekosistem tersebut.
14