Makalah Ekosistem Goa

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Goa Cerme

Citation preview

Ekosistem GoaA. PendahuluanEkosistem di permukaan tanah sangat kompleks, banyak jenis yang saling berinteraksi dengan ekosistem di sekitarnya yang memiliki variansi harian dan tahunan. Kondisi ini membuat keanekaragaman hayati sulit untuk diketahui secara mendalam. Ekosistem gua jauh lebih sederhana dari ekosistem yang ada diluarnya karena batas batasnya lebih jelas, komunitasnya lebih sederhana dan habitat mikronya tidak terlalu beragam. Gua menyediakan kesempatan unik untuk menguji berbagai hipotesis mendasar mengenai dinamika keeanekaragaman hayati dan ekologi komunitas.Morfologi gua sangat beragam, dari kecil sampai sangat luas, ada yang memiliki jalan yang sangat panjang, terowongan curam yang sangat dalam, ada yang dilewati sungai mengalir (gua aktif), atau gua yang sungainya mengering (gua-gua fosil atau non aktif).Lingkungan gua memiliki ciri unik yang mampu menguntungkan maupun merugikan makhluk hidup. Misalnya binatang darat terindung dari fluktuasi suhu dan kelembaban harian serta musiman, akan tetapi tidak adanya cahaya dan makanan yang sedikit bahkan jarang merupakan faktor pembatas untuk bertahan hidup.

B. Dasar TeoriGua merupakan permukaan daratan yang memiliki cekungan mendalam, baik secara mendatar maupun menurun menuju pusat bumi. Biasanya gua alami terbentuk pada kawasan karst atau batuan kapur pada tebing-tebing curam. Gua juga merupakan jendela alami untuk memahami lingkungan bawah tanah yang sangat luas, yang sebagian besar tidak dapat dimasuki oleh manusia (Deharveng, 2000 : 612)Karena lingkungan gua stabil dan sulit, laju evolusi di dalamnya sangat berbeda dengan yang terjadi di sebagian besar ekosistem lainnya. Binatang tertentu yang telah beradatasi dengan lingkungan gua memperlihatkan ciri-ciri biologis dan morfologis yang unik, termasuk tidak adanya organ-organ yang penting bagi jenis-jenis yang hidup di permukaan (seperti mata, pigmen, dan sayap untuk serangga) (Christiansen, 2004 : 7-9), hilangnya kemampuan pengaturan air, menurunnya metabolisme, siklus hidup yang lebih panjang, tingkat reproduksi yang lebih rendah, dan kecenderungan untuk mempertahankan ciri-ciri larva sampai ke masa dewasa. Banyak dari sifat-sifat ini cenderung membatasi penyebaran populasi di antara beberapa batuan karst, yang tercermin oleh tingginya tingkat endemisme fauna gua.Ekosistem gua umumya terdapat di batuan vulkanik atau batuan pasir, tetapi sebagian besar berada di batuan kapur. Gua terbentuk dari proses pelarutan karonat oleh air yang sangat lambat. Air hujan membawa CO2 saat masuk kedalam tanah, sehingga meningkatkan keasaman tanah. Karena kemammmpuan untuk melarutkan kalsium karbonat, air dapat mencapai batuan yang mendasariya, dan sedikit demi sedikit memperluas celah-celah kecil. Celah ini disebut gua ketika ukurannya mampu dimasuki oleh manusia. Saat ruang kosong mulai luas,air akan kehilangan CO2 karena adanya perubahan keseimbangan gas atmorferik dan akan mengendapkan kalsium karbonat lalu akam membentuk formasi khas gua yaitu stalagtit (formasi menggantung) dan tetesan air dari stslagtit akan mengedap menjadi stalagmit di dasar gua. Formasi formasi ini disebut dekorasi gua (speleotem).Hidrologi karst mengendalikan sebagian besar struktur komunitas organisme perairan di gua, tapi tidak terlalu berpengaruh pada komunitas daratan. Bagian di atas zona perkolasi dan persis di bawah permukaan tanah lebih mudah menyerap dan dapat ditembus air daripada di batuan dasar gua, karena fluktuasi iklim mikro, akar-akar pohon serta proses-proses di dalam karst cenderung untuk mematahkan dan memecahkan batuan-batuan dasar permukaan gua (Humphreys, 2000 : 7).Di bawah tanah, air mengalir melalui pori-pori kecil yang tersebar merata di bebatuan atau di retakan-retakan yang alirannya landai, sedangkan di gua-gua yang lebih besar aliran airnya bergolak. Aliran air yang bergolak ini juga terjadi di air yang ada di daerah karst (Bakalowics, 2005 : 220-223).Faktor terpenting yang menentukan komposisi fauna perairan di gua adalah ketersediaan air untuk hidup. Air di bagian karst yang terdalam sering dihuni binatang khusus, disebut stygobit, yang hanya terdapat di habitat ini. Sungai-sungai kecil di bawah tanah yang mengalir langsung dari sungai di permukaan tanah dan melewati batuan karst tanpa melalui satu saringan un (seperti batu-batu besar) sering hanya dihuni fauna dari luar gua.

C. Pembahasan

DAFTAR PUSTAKADeharveng, Louis dan A. Bedos. 2000. The Cave Fauna of Southeast Asia: Origin, Evolution, and Ecology. Amsterdam : ElsevierChristiansen, K. 2004. Adaptation: Morphological (External). London : Fitzroy DearbornHumphreys, W. F. 2000. Background and Glossary. Amsterdam : ElsevierBakalowicz, M. 2005. Epikarst. Amsterdam : Elsevier Academic Press.