11
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ekosistem laut merupakan suatu kumpulan integral dari berbagai komponen abiotik (fisika-kimia) dan biotik (organisme hidup) yang berkaitan satu sama lain dan saling berinteraksi membentuk suatu unit fungsional. Komponen-komponen ini secara fungsional tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Apabila terjadi perubahan pada salah satu dari komponen-komponen tersebut (misalnya perubahan nilai parameter fisika-kimia perairan), maka akan menyebabkan perubahan pada komponen lainnya (misalnya perubahan kualitatif dan kuantitatif organismenya). Perairan payau adalah suatu badan air setengah tertutup yang berhubungan langsung dengan laut terbuka, dipengaruhi oleh gerakan pasang surut, dimana air laut bercampur dengan air tawar dari buangan air daratan, perairan terbuka yang memiliki arus, serta masih terpengaruh oleh proses-proses yang terjadi di darat. Komponen penyusun terdiri dari komponen abiotik yang meliputi parameter fisik dan kimia sedangkan komponen biotik meliputi parameter biologi. Parameter fisika mencakup warna, kecerahan, suhu, kedalaman, dan tipe subsrat. Parameter Kimia yaitu pH dan parameter biologi meliputi plankton, perifiton, bentos, neuston, nekton, dan tumbuhan air. Semua karakteristik tersebut merupakan faktor pembatas yang mempengaruhi kelangsungan hidup organism ekosistem payau. Banyak hal yang perlu dikaji dari ekosistem laut dan ekosisten payau. Terutama untuk komponen biotik yang merupakan satu unit kehidupan yang alami dan saling berinteraksi dalam

Makalah Ekologi Laut Dan Estuaria

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah Ekologi Laut Dan Estuaria

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ekosistem laut merupakan suatu kumpulan integral dari berbagai komponen abiotik

(fisika-kimia) dan biotik (organisme hidup) yang berkaitan satu sama lain dan saling

berinteraksi membentuk suatu unit fungsional. Komponen-komponen ini secara fungsional

tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Apabila terjadi perubahan pada salah satu dari

komponen-komponen tersebut (misalnya perubahan nilai parameter fisika-kimia perairan),

maka akan menyebabkan perubahan pada komponen lainnya (misalnya perubahan kualitatif dan

kuantitatif organismenya).

Perairan payau adalah suatu badan air setengah tertutup yang berhubungan langsung

dengan laut terbuka, dipengaruhi oleh gerakan pasang surut, dimana air laut bercampur dengan

air tawar dari buangan air daratan, perairan terbuka yang memiliki arus, serta masih

terpengaruh oleh proses-proses yang terjadi di darat. Komponen penyusun terdiri dari

komponen abiotik yang meliputi parameter fisik dan kimia sedangkan komponen biotik

meliputi parameter biologi. Parameter fisika mencakup warna, kecerahan, suhu, kedalaman,

dan tipe subsrat. Parameter Kimia yaitu pH dan parameter biologi meliputi plankton, perifiton,

bentos, neuston, nekton, dan tumbuhan air. Semua karakteristik tersebut merupakan faktor

pembatas yang mempengaruhi kelangsungan hidup organism ekosistem payau.

Banyak hal yang perlu dikaji dari ekosistem laut dan ekosisten payau. Terutama untuk

komponen biotik yang merupakan satu unit kehidupan yang alami dan saling berinteraksi

dalam suatu komunitas tertentu. Dalam makalah ini akan dijelaskan karakteristik mengenai

daerah ekosistem laut dan payau.

1.2 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah maka dapat diperoleh tujuan ditulisnya Makalah ini sebagai

berikut:

1. Untuk mendeskripsikan karakteristik ekosistem laut.

2. Untuk mendeskripsikan karakteristik ekosistem payau (estuaria).

3. Untuk mengetahui dampak perubahan ekosistem laut dan estuaria terhadap kelangsungan

hidup manusia.

Page 2: Makalah Ekologi Laut Dan Estuaria

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Karakteristik ekosistem laut

Lingkungan laut selalu berubah atau dinamik. Kadang-kadang perubahan lingkungan ini

lambat, seperti datangnya zaman es yang memakan waktu ribuan tahun. Kadang-kadang cepat

seperti datangnya hujan badai yang menumpahkan air tawar dan mengalirkan endapan lumpur

dari darat ke laut. Cepat atau lambatnya perubahan itu sama-sama mempunyai pengaruh, yakni

kedua sifat perubahan tersebut akan mengubah intensitas faktor-faktor lingkungan. Perubahan

apapun yang terjadi akan baik bagi suatu kehidupan dan buruk bagi kehidupan yang lain.

Karena dinamika atau terus berubahnya lingkungan ini, mahluk hidup juga akan berubah.

Faktor-faktor lingkungan yang banyak mempengaruhi kehidupan di laut adalah gerakan

air, suhu, salinitas, kandungan zat hara dan intensitas cahaya. Berikut pengertian dasar faktor-

faktor lingkunggan tersebut.

1) Gerakan air

Gerakan air laut dikenal sebagai arus, gelombang, permukaan masa air,tenggelaman masa

air dan sebagainya. Arus laut merupakan pencerminan langsung dari pola angin yang bertiup

pada waktu itu. Jadi arus permukaan ini digerakkan oleh angin. Air di lapisan bawahnya ikut

terbawa. Ada pula peristiwa Pasang surut laut yang terjadi karena gaya tarik (gaya gravitasi)

bulan. Gelombang ditmbulkan oleh dorongan angin di atas permukaan laut dan sebagaian

lagi oleh tekanan tangensial partikel air. Angin yang bertiup di permukaan laut mula-mula

menimbulkan riak gelombang. Jika angin kemudian berhenti bertiup maka riak gelombang

akan hilang dan permukaan laut merata kembali.

2) Suhu dan Densitas

Suhu alami air laut berkisar antara suhu di bawah 0° sampai 33° C. Karena adanya pengaruh

densitas dan salinitas maka air laut dapat tetap cair pada suhu di bawah 0° C. Sebagian

besar air samudera itu dingin. Kurang dari 10% volume air laut di muka bumi suhunya lebih

dari 10° C dan lebih dari 75% suhunya di bawah 4° C. Karena sinar matahari hanya mampu

menembus laut sampai beberapa ratus meter saja. Akibatnya lapisan atas relatif hangat dan

lapisan dasar dingin.

Densitas air laut diukur dalam satuan gram/cm³. Air dengan densitas rendah akan berada di

lapisan atas dan air dengan densitas tinggi akan berada di lapisan bawahnya.

3) Intensitas Cahaya

Page 3: Makalah Ekologi Laut Dan Estuaria

Intensitas Cahaya ini diperlukan untuk menunjang proses fotosintesis yang dilakukan oleh

fitoplankton. Intensitas cahaya berubah-ubah intensitasnya. Karena penetrasi cahaya

matahari ke dalam kolom air mengalami pengurangan akibat absorpsi dan pembiasan, maka

intensitas akan semakin kecil dengan bertambahnya kedalaman. Oleh sebab itu, lapisan

produktif untuk fotosintesis hanya mencapai kedalaman 100-150 m di bawah permukaan

laut.

4) Saliitas

Air laut rasanya asin karena mengandung garam. Menurut teori, zat garam tersebt berasal

dari dalam dasar laut melalui proses outgassing, yakni rembesan dari kulit bumi di dasar laut

yang berbentuk gas ke permukaan dasar laut. Bersama gas-gas ini terlarut pula hasil kikisan

kerak bumi dan bersama-sama garam ini merembes pada air, semua dalam perbandingan

yang tetap sehingga terbentuk garam di laut. Kadar garam ini tetap, artinya tidak ditemui

bahwa air laut makin lama makin asin. Konstituen utama garam di laut adalah Cl, Na, SO₄

dan Mg. Untuk mengukur asinnya air laut digunakan istilah salinitas, satuannya pro mil

(⁰/₀₀).

5) Kandungan zat hara

Zat hara atau nutrien berupa unsur makro berupa C, H, O, N, P, S, K, dan Mg maupun unsur

mikro seperti Fe, Mn, Co, Zn, Boron dan Mo juga diperlukan untuk membentuk

produktivitas primer. Kandungan nutrien di laut lebih terbatas daripada di perairan pantai.

Meskipun di laut terdapat kehidupan yang sangat beraneka ragam, tetapi lazimnya biota

laut hanya dikelompokkan dalam tiga kategori utama yakni plankton, nekton dan bentos.

1) Plankton

Fitoplankton sebagian besar bersel satu dan mikroskopik, dan termasuk filum Chrysophyta

yakni alga hijau kuning yang meliputi diatom dan kokolitofor. Selain itu terdapat beberapa

jenis alga hijau-biru, alga coklat dan satu kelompok besar dari Dinoflagellata. Diatom

merupakan produsen primer terbanyak. Sedangkan zooplankton sebagian besar hidup

sebagai meroplankton dan sebagian lagi sebagai holoplankton. Jenis dan kepadatannya lebih

rendah daripada fitoplankton.

2) Nekton

Hewan-hewan ini berenang-renang di laut. Kelompok yang termasuk dalam nekton ini

adalah ikan bertulang rawan, ikan bertulang keras, penyu, ular, dan hewan menyusui yang

semuanya termasuk vertebrata. Sotong dan cumi-cumi juga termasuk nekton. Tidak ada

tumbuhan yang termasuk nekton karena tidak ada tumbuhan yang dapat berenang-renang.

Page 4: Makalah Ekologi Laut Dan Estuaria

3) Bentos

Bentos mencakup biota menempel, merayap dan meliang di dasar laut. Kelompok ini hidup

di dasar perairan mulai dari garis pasang surut sampai dasar abisal. Contoh biota menempel

ialah spon, teritip, dan tiram; biota merayap contohnya kepiting dan udang karang; dan biota

meliang ialah jenis kerang dan cacing.

2.2 Karakteristik ekosistem payau (estuaria)

Estuaria adalah suatu perairan semi tertutup yang berada di bagian hilir sungai dan masih

berhubungan dengan laut, sehingga memungkinkan terjadinya percampuran antara air tawar

dan air laut (Dahuri, 2003). Sedangkan menurut Nybakken (1988), Estuaria adalah bentuk teluk

di pantai yang sebagian tertutup, di mana air tawar dan air laut bertemu dan bercampur.

Komponen fauna di estuaria dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu fauna lautan, air

tawar dan payau. Komponen fauna didominasi oleh fauna lautan, yaitu terdiri dari hewan

stenohaline, yang terbatas kemampuannya dalam mentolerir perubahan salinitas sampai 30%

dan hewan eurihalin, yakni hewan khas laut yang mampu mentolerir penurunan salinitas

hingga di bawah 30%. Jumlah spesies organisme yang menghuni estuaria jauh lebih sedikit jika

dibandingkan dengan organisme yang hidup di laut atau perairan air tawar. Perairan estuaria

sangat keruh, sehingga flora yang dominan umumnya tergolong jenis tumbuhan yang mencuat.

Sehingga nilai produktivitas primer di ekosistem ini relatif rendah, jumlah spesies herbivora

sedikit, dan ketersediaan detritus relatif besar. Yang dimaksud detritus disini termasuk partikel

organik, bakteri, alga, bahkan protozoa yang telah berasosiasi.

Plankton pada estuaria ada yang berupa fitoplankton sebagai makanan organisme yang

menjadi konsumen primer. Jumlah terbesar adalah alga coklat Diatomae. Sedangkan

zooplankton pada estuaria adalah larva dari Polychaeta, moluska seperti Bivalvia, arhropoda

seperti kopepoda dan rotifera. Flora pada daerah estuaria mulai bakteri yang merupakan

kelompok pada sedimen-sedimen yang dapat melakukan oksidasi hidrogen sulfida menjadi

elemen sulfur dan sulfat. Lapisan lumpur ditumbuhi oleh blue-green alga seperti genus dari

Lyngbea, Oscillatoria, dan Phormidium. Tumbuhan tinggi yang terdapat disini adalah Zoster

marina dapat merupakan makanan bagi protozoa Labyrinthula. Fauna lainnya adalah:

Cordylophora sejenis hidrozoa Coelenterata, Nereis diversicolor sejenis cacing Polychaeta,

Littorina saxatilis sejenis siput dan lain-lain.

Parameter lingkungan utama untuk ekosistem estuaria adalah salinitas, suhu,substrat,

kekeruhan, ombak dan arus serta oksigen.

Page 5: Makalah Ekologi Laut Dan Estuaria

1) Salinitas

Salinitas berfluktuasi. Pasang surut merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

salinitas. Selain itu juga dipengaruhi oleh musim, topografi estuaria dan jumlah air tawar.

2) Substrat

Kebanyakan didominasi oleh substrat berlumpur, yang seringkali sangat lunak. Substrat ini

berasal dari sedimen yang dibawa ke dalam estuaria baik oleh air laut maupun air tawar.

Diantara partikel yang mengendap kebanyakan bersifat organik, sehingga substrat ini kaya

akan bahan organik.

3) Suhu

Suhu air lebih bervariasi daripada perairan di pantai di dekatnya. Air estuaria lebih cepat

panas dan lebih cepat dingin.

4) Ombak dan Arus

Karena estuaria umumnya memiliki luas perairan yang sempit dan dangkal, maka angin

yang bertiup hanya dapat menimbulkan ombak yang kecil. Sehingga umumnya estuaria

merupakan tempat yang airnya tenang. Arus disebabkan oleh pasang surut aliran sungai.

Arus biasanya terbatas pada kanal (saluran), kecepatan arus dapat mencapai beberapa mil

per jam.

5) Kekeruhan

Air sangat keruh karena besarnya jumlah partikel tersuspensi dalam perairan estuaria.

Kekeruhan tertinggi terjadi pada saat aliran sungai maksimum. Kekeruhan biasanya

minimum di dekat mulut estuaria dan makin meningkat bila menjauh ke arah pedalaman.

6) Oksigen

Karena kelarutan oksigen dalam air berkurang dengan naiknya suhu dan salinitas, jumlah

oksigen dalam air akan bervariasi sesuai dengan variasi parameter tersebut di atas. Oksigen

sangat berkurang di dalam substrat. Karena itu, sedimen estuaria di bawah kedalaman

beberapa cm yang pertama bersifat anoksik kecuali jika ukuran partikelnya besar dan atau

terdapat banyak binatang penggali lubang misalnya Callianassa dan Balanoglossus yang

dengan kegiatannya memasukkan oksigen ke dalam lapisan bawah sedimen.

2.3 Dampak perubahan ekosistem laut dan estuaria terhadap kelangsungan hidup manusia

Keberadaan manusia sebagai mahluk hidup di atas permukaan bumi sangat dominan yang

akan mempengaruhi sikap manusia untuk mendapatkan segala kebutuhan hidupnya terhadap

sumber daya alam. Kadang manusia sangat eksploitatif dimana dalam memenuhi kebutuhannya

ingin dipenuhi dalam jangka waktu yang secepat mungkin. Meskipun sistem dalam alam

Page 6: Makalah Ekologi Laut Dan Estuaria

mempunyai homeostatis dan kelentingan, tetapi eksploitasi yang berlebihan akan merusak

keseimbangan yang seharusnya ada. Perubahan keseimbangan itu pasti berdampak pada

keseluruhan kehidupan dalam suatu ekosistem.

Misalnya pencemaran yang terjadi pada beberapa pantai negara berupa sampah-sampah,

buangan bahan berbahaya, sisa-sisa obat kimia, dan bahan beracun lainnya sebagian membusuk

dan kemudian tersapu gelombang dan membahayakan ikan dan mahluk hidup lain yang berada

di laut. Jika ikan-ikan di laut dan mahluk hidup lain seperti terumbu karang mati, maka itu juga

akan berdampak pada manusia. Tidak ada ikan sebagai sumber protein dan juga tidak adanya

terumbu karang juga akan mengganggu mahluk lain yang hidupnya bergantung pada terumbu

karang.

Page 7: Makalah Ekologi Laut Dan Estuaria

BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

1) Karakteristik ekosistem laut diantaranya adalah adanya gerakan air berupa arus, ombak dan

pasang surut, sebagian besar laut bersuhu dingin, intensitas cahaya yang berubah-ubah,

serta salinitas yang tetap.

2) Karakteristik ekosistem estuaria diantaranya adalah salinitas berfluktuasi, dominan substrat

berlumpur, suhu air bervariasi, oksigen terlarut pada dasar substrat sangat rendah dan

memiliki arus yang tenang.

3) Dampak perubahan ekosistem laut dan ekosistem payau yang drastis dapat mengancam

kelangsungan hidup manusia secara langsung.

DAFTAR PUSTAKA

Dahuri, Rokhmin. 2003. Keanekaragaman Hayati Laut – aset pembangunan berkelanjutan

Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Nyabakken, James W. 1988. Biologi Laut - suatu pendekatan ekologis. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama

Odum, E.P. (1993). Dasar-dasar Ekologi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Ramli, Dzaki. 1989. Ekologi. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Romimohtarto, Kasijan,dkk. 2007. Biologi Laut – ilmu pengetahuan tentang biota laut.

Jakarta: Djambatan