31
MAKALAH MODEL DESAIN KURIKULUM Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran yang diampu oleh Dr. Dedy Suryadi, S.Pd., M.Pd. Disusun oleh : 1. Aghnia Faza 1306725 2. Fadhil Ibrahim 1304163 3. Nida Awalia H. 1300626 4. Sari Nurmayani 1305544 5. Winni Trinita M. 1304693 Kelompok 2 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Makalah Desain Kurikulum Kelompok 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Makalah mengenai model desain kurikulum

Citation preview

MAKALAHMODEL DESAIN KURIKULUMDisusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran yang diampu oleh Dr. Dedy Suryadi, S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh :1. Aghnia Faza13067252. Fadhil Ibrahim13041633. Nida Awalia H.13006264. Sari Nurmayani13055445. Winni Trinita M.1304693Kelompok 2

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRIFAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUANUNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, tak lupa pula shalawat serta salam kami haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Ucapan terima kasih kepada Dr. Dedy Suryadi, S.Pd., M.Pd, selaku dosen pembimbing Mata kuliah kurikulum dan pembelajaran yang berkenan membimbing kami sehingga makalah ini dapat kami selesaikan tepat waktu. Makalah ini mengupas Model Desain Kurikulum, melalui makalah ini kami mencoba memaparkan bagaimana kaitan desain, pengembangan kurikulum .Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi isi, bentuk, maupun pemaparannya. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik konstruktif dari pembaca untuk penyempurnaan penulisan makalah selanjutnya.Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat seluas-luasnya terutama bagi mahasiswa dan calon pendidik khususnya.

Bandung, 05 Maret 2015

Penulis17

DAFTAR ISI

KATA PENGANTARiDAFTAR ISIiiBAB I PENDAHULUAN1A.Latar Belakang1B.Rumusan Masalah1C.Tujuan Penulisan1BAB II KAJIAN PUSTAKA3A.KURIKULUM3B.DESAIN KURIKULUM5C.KAJIAN DESAIN KURIKULUM6D.DESAIN DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM 201316BAB III PENUTUP17A.Komentar17DAFTAR PUSTAKA18

BAB I PENDAHULUANA. Latar BelakangPengembangan kurikulum merupakan suatu proses perencanaan kurikulum agar menghasilkan rencana kurikulum yang luas dan spesifik. Selanjutnya desain kurikulum merupakan bagian dari proses pengembangan kurikulum. Keduanya sangat berkaitan erat dalam proses perubahan dan pengembangan kurikulum.Perubahan dan pengembangan kurikulum menunjukkan bahwa sistem pendidikan itu dinamis. Jika sistem pendidikan tidak ingin terjebak dalam stagnasi, semangat perubahan perlu terus dilakukan dan merupakan suatu keniscayaan. Kita berharap perubahan dan pengembangan kurikulum 2013 tak hanya perampingan semata, tetapi juga harus mampu menjawab tantangan perubahan dan perkembangan zaman.Dewasa ini telah dikembangkan tiga jenis desain kurikulum yang diterapkan untuk mencapai tujuan pendidikan dan mengembangkan potensi siswa baik secara kognitif, afektif, dan psikomotor yaitu desain subject center, learner center, dan problem center. Oleh karena itu kami menuis makalah ini untuk mengkaji mengenai pengertian, prinsip dasar dan penerapannya.B. Rumusan Masalah1. Bagaimana kurikulum didefinisikan?2. Bagaimana prinsip dasar desain kurikulum?3. Bagaimana proses pengembangan kurikulum?4. Bagaimana pelakasanaan dan prinsip dasar subject center, learner center, dan problem center?C. Tujuan Penulisan1. Untuk Memahami Bagaimana kurikulum didefinisikan.2. Untuk Memahami prinsip dasar desain kurikulum.3. Untuk Memahami proses pengembangan kurikulum.4. Untuk Memahami pelakasanaan prinsip dasar subject center, learner center, dan problem center.5. BAB IIPEMBAHASANA. KURIKULUM1. Definisi KurikulumKurikulum secara etimologi, berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir yang berarti berlari dan curere yang artinya tempat berpacu. Dengan demikian, istilah kurikulum berasal dari dunia olahraga pada zaman Romawi Kuno di Yunani, yang mengandung pengertian jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari garis start sampai garis finish. Selanjutnya, istilah kurikulum ini digunakan dalam dunia pendidikan dan mengalami perubahan makna sesuai dengan perkembangan dan dinamika yang ada pada dunia pendidikan.Sedangkan dalam bahasa Prancis, kurikulum dikaitkan dengan kata courier yang artinya to run, berlari. Kemudian, istilah itu digunakan untuk sejumlah courses atau mata pelajaran yang harus ditempuh guna mencapai suatu gelar atau ijazah. Secara garis besar, kurikulum dapat diartikan sebagai semua kegiatan atau semua pengalaman belajar yang diberikan kepada siswa dibawah tanggung jawab sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan yang hendak dicapai.Konsep ini mengandung makna, bahwa isi kurikulum bukan hanya sejumlah mata pelajaran, tetapi juga semua kegiatan siswa dan semua pengalaman belajar siswa di sekolah, yang mempengaruhi pribadi siswa sepanjang menjadi tanggung jawab sekolah. Itulah sebabnya tidak ada pemisahan antara kegiatan intrakurikuler dengan kegiatan ekstrakurikuler. Keduanya termasuk kurikulum.Allan A. Glatthorn menjelaskan bahwa kurikulum tidak hanya sebatas hal-hal yang tampak atau kurikulum tertulis (written curriculum). Ada hal lain yang disebut kurikulum tersembunyi (hidden curriculum) yang memberikan peran signifikan bagi proses pendidikan peserta didik. Dengan kata lain, unsur-unsur tersebut mencakup lingkungan kultur, kebijakan sekolah, sistem sosial, organisasi, dan lain sebagainya.Pengertian kurikulum diatas menunjukkan pengertian yang lebih luas, sebab kurikulum tidak hanya terbatas pada mata pelajaran saja, tetapi semua aspek yang mempengaruhi peserta didik. Dalam pengertian ini, menunjukkan adanya fungsi kurikulum sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan.2. Peranan KurikulumSebagai program pendidikan yang telah direncanakan secara sistematis, kurikulum mengemban peranan yang sangat penting bagi pendidikan siswa. Apabila dianalisis sifat dari masyarakat dan kebudayaan, dengan sekolah sebagai institusi sosial dalam melaksanakan operasinya, maka dapat ditentukan paling tidak tiga peranan kurikulum yang sangat penting, yakni peranan konservatif, peranan kritis (evaluatif) dan peranan kreatif. Ketiga peranan ini sama pentingnya dan perlu dilaksanakan secara seimbang. 3. Fungsi KurikulumDisamping memiliki peranan, kurikulum juga mengemban berbagai fungsi tertentu. Alexander Inglish, dalam bukunya Principle of Secondary Education (1918), mengatakan bahwa kurikulum memiliki fungsi sebagai: fungsi penyesuaian, fungsi penintegrasian, fungsi dirensiasi, fungsi persiapan, fungsi pemilihan dan fungsi diagnostik.1) Fungsi Penyesuaian (The Adjustive of Adaptive Function)Setiap Individu harus mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungannya secara menyeluruh.2) Fungsi Integrasi (The Integrating Function)Individu merupakan bagian dari masyarakat, maka pribadi yang terintegrasi itu akan memberikan sumbangan dalam pembentukan dan pengintegrasian masyarakat.3) Fungsi Diferensiasi (The Diferentiating Function)Pada dasarnya, diferensiasi akan mendorong orang berpikir kritis dan kreatif, sehingga akan mendorong kemajuan sosial dalam masyarakat. 4) Fungsi Persiapan (The Propaeductif Function)Kurikulum berfungsi mempersiapkan siswa agar mampu melanjutkan studi lebih lanjut untuk suatu jangkauan yang lebih jauh 5) Fungsi Pemilihan (The Selective Function)Pengakuan atas perbedaan berarti memberikan kesempatan bagi seseorang untuk memilih apa yang diinginkan dan menarik minatnya.

6) Fungsi Diagnostik (The Diagnostic Function)Membantu dan mengarahkan siswea untuk mampu memahami dan menerima dirinya, sehingga dapat mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya.B. DESAIN KURIKULUM1. Jenis Desain KurikulumFred Percival dan Henry Ellington (1984) mengemukakan bahwa desain kurikulum adalah pengembangan proses perencanaan, validasi, implementasi, dan evaluasi kurikulum. Desain kurikulum dapat didefinisikan sebagai rencana atau susunan dari unsur-unsur kurikulum yang terdiri atas tujuan, isi, pengalaman belajar, dan evaluasi.Para pemgembang kurikulum telah mengkontruksi kurikulum menurut dasar-dasar pengkategorian berikut:a. Subject-centered design, yaitu desain yang berpusat pada mata pelajaran;b. Learner-centered design, yaitu desain yang berpusat pada pembelajar;c. Problem-centered design, yaitu desain yang berpusat pada permasalahan;2. Prinsip-prinsip dalam MendesainSaylor (Hamalik:2007) mengajukan delapan prinsip ketika akan mendesain kurikulum, prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut:1. Desain kurikulum harus memudahkan dan mendorong seleksi serta pengembangan semua jenis pengalaman belajar yang esensial bagi pencapaian prestasi belajar, sesuai dengan hasil yang diharapkan.2. Desain memuat berbagai pengalaman belajar yang bermakna dalam rangka merealisasikan tujuantujuan pendidikan, khususnya bagi kelompok siswa yang belajar dengan bimbingan guru.3. Desain harus memungkinkan dan menyediakan peluang bagi guru untuk menggunakan prinsip-prinsip belajar dalam memilih, membimbing, dan mengembangkan berbagai kegiatan belajar di sekolah;

4. Desain harus memungkinkan guru untuk menyesuaikan pengalaman dengan kebutuhan, kapasitas, dan tingkat kematangan siswa.5. Desain harus mendorong guru mempertimbangkan berbagai pengalaman belajar anak yang diperoleh diluar sekolah dan mengaitkannya dengan kegiatan belajar di sekolah.6. Desain harus menyediakan pengalaman belajar yang berkesinambungan, agar kegiatan belajar siswa berkembang sejalan dengan pengalaman terdahulu dan terus berlanjut pada pengalaman berikutnya.7. Kurikulum harus di desain agar dapat membantu siswa mengembangkan watak, kepribadian, pengalaman, dan nilai-nilai demokrasi yang menjiwai kultur.8. Desain kurikulum harus realistis, layak, dan dapat diterima.

C. KAJIAN DESAIN KURIKULUM1. Subject Center DesignSubject-centered design (desain yang berpusat pada mata pelajaran) merupakansuatu desain kurikulum yang berpusat pada bahan ajar, dan biasanya mencerminkan kegiatan pembelajaran yang didikte oleh karakteristik, prosedur, dan struktur konseptual mata pelajaran, serta keterkaitannya dengan disiplin ilmu. Agar penempatan mata pelajaran sebagai pusat pengaturan kurikulum dapat lebih bermakna, dapat dilakukan dengan memfokuskan pada proses pembelajaran dan menggunakan metode pemecahan masalah, pengambilan keputusan, inquiry, serta program komputer di kelas. Kelebihan Subject Centered Curriculum diantaranya :1. Mudah disusun, dilaksanakan , di evaluasi dan disempurnakan2. Para pengajarnya tidak perlu persiapan khusus, asal menguasai ilmu atau bahan yang diajarkan sering dipandang sudah dapat menyampaikannya. Kekurangan Subject Centered Curriculum diantaranya:1. Karena pengetahuan diberikan secara terpisah-pisah, hal itu bertentagan dengan kenyataan, sebab dalam kenyataan pengetahuan merupakan satu kesatuan2. Karena mengutamakan bahan ajar maka peran serta didik sangat pasif.3. Pengajaran lebih menekankan pengetahuan dan kehidupan masa lalu, dengan demikian pengajaran lebih bersifat verbalistis/verbalism dan kurang praktis.Desain jenis ini dapat dibedakan atas tiga desain, yaitu subject desain, disciplines design, dan broadfields design.1. Subject design curriculumBentuk desain yang paling murni darisubject centered design. Materi pelajaran disajikan secara terpisah-pisah dalam bentuk mata-mata pelajaran. Model desain ini telah ada sejak lama, dan dalam rumpun subject centered, the broad field design merupakan pengembangan dari bentuk ini. Subject design menekankan penguasaan fakta-fakta dan informasi.2. Disciplines design curriculumBentuk pengembangan dari subjectdesign, yang masih menekankan pada isi atau materi kurikulum. Bedaan dengansubject design yang belum memiliki kriteria yang tegas mengenai apa yangdisebut dengan subject (ilmu), pada disciplines design kriteria tersebut telahjelas. Selain itu dalam tingkat penguasaannya pun menekankan padapemahaman (understanding), sehingga peserta didik akan memahami masalahdan mampu melihat hubungan berbagai fenomena baru.3. Board fields designBaik subject design maupun disciplines design masihmenunjukkan adanya pemisahan antar-mata pelajaran. Salah satu usaha untukmenghilangkan pemisahan tersebut adalah dengan mengembangkan the boardfield design. Model ini menyatukan beberapa mata pelajaran yang berhubungan menjadi satu bidang studi. Bentuk kurikulum ini banyak digunakan di sekolahdasar dan sekolah menengah pertama.

2. Learner centered design.Learner centered, memberi tempat utama pada peserta didik. Didalam pendidikan atau pengajaran yanbg belahjar dan berkembang adalah peserta didik sendiri. Guru atau pendidik hanya berperan menciptakan situasi belajar mengajar, mendorong dan memberikan bimbingan sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Peserta didik bukanlah tiada daya, dia adalah suatu organisme yang punya potensi untuk berbuat, berprikaku, belajar dan juga berkembang sendiri. Learnered centered design bersumber dari konsep Rousseau tentang pendidikan alam, menekankan perkembangan peserta didik. Pengorganisasian kurikulum didasarkan atas minat, kebutuhan dan tujuan peserta didik.Salah satu variasi model ini yaitu the activity atau experience design. Berikut bebrapa cirri utama activity atau experiace design. Pertama, strukrur kurikulum ditentaukan oleh kebutuhan dan minat peserta didik. Kedua, karena struktur kkurikulum didasarkan atas minat dan kebutuhan peserta didik, maka kurikulum tidak dapat disusun menjadi sebelumnya, tetapi disusun guru sebelumnya dengan para siswa. Ketiga, desain kurikulum tersebut menekankan prosedur pemecahan masalah.Sebagai reaksi sekaligus penyempurnaan terhadap beberapa kelemahan subject centered design berkembanglearner centered design. Desai ini berbeda dengansubjectcentered, yang bertolak dari cita-cita untuk melestarikan dan mewariskan budaya, dan karena itu mereka mengutamakan peranan isi dari kurikulum.Learner centered, memberi tempat utama kepada peserta didik. Di dalam pendidikan atau pengajaran yang belajar dan berkembang adalah peserta didik sendiri. Guru atau pendidik hanya berperan menciptakan situasi belajar-mengajar, mendorong dan memberikan bimbingan sesuai dengan kebutuhan peserta didik.1).The ActivityatauExperience DesignModel desain berawal pada abad ke 18, atas hasil karya dari rousseau dan Pestalozzi, yang berkembang pesat pada tahun 1920/1930an pada masa kejayaan pendidikan progresif.

Beberapa ciri utamaactivityatauexperience design:1. struktur kurikulum ditentukan oleh kebutuhan dan minat peserta didik. Dalam implementasinya guru hendaknya:Menemukan minat dan kebutuhan peserta didik, Membantu para siswa memilih mana yang paling penting dan urgen.2. Struktur kurikulum didasarkan atas minat dan kebutuhan peserta didik, maka kurikulum tidak dapat di susun jadi sebelumnya, tetapi disusun bersama oleh siswa.3. Desain kurikulum menekankan prosedur pemecahan masalah, maksudnya dalam pembelajaran tentu akan di dapatkan masalah dan dalam activity design perlu mempunyai cara memecahkan masalah tersebut,.Beberapa kelebihan dari design kurikulum :1. karena program pendidikan berasal dari peserta didik,maka tidak banyak mengalami kesulitan merangsang peserta didik dalam motivasi belajar.2. pengajaran memperhatikan individual,meskipun di bentuk kelompok sekalipun karena mereka juga harus berperan aktif dalm kelompok.3. kegiatan- kegiatan pemecahan masalah memberikan bekal kecakapan dan pengetahuan untuk menghadapi kehidupan di luar sekolah.

Kelemahan dari kurikulum ini:1. perbedaan pada minat dan kebutuhan peserta didik yang kerap terjadi.2. Kurikulum tidak mempunyai polakarena sumber pemikiran berasal dari peserta didik.3. activity design curriculum sangat lemah dalam kontinuitas dan sekuens. Dasar minat peserta didik tidak memberikan landasan yang kuat.4. kurikulum ini tidak dapat dilakukan oleh guru biasa karena membutuhkan ahli general education plus ahli psikologi perkembangan fan human relation.

3. Problem Centered DesignProblem centered design berpangkal pada filsafat yang mengutamakan peranan manusia (man centered). Berbeda dengan learner centered yang mengutamakan manusia atau peserta didik secara individual, problem centered design menekankan manusia dalam kesatuan kelompok yaitu kesejahteraan masyarakat.Konsep pendidikan para pengembang model kurikulum ini berangkat dari asumsi bahwa manusia sebagai makhluk sosial selalu hidup bersama. Dalam kehidupan bersama ini manusia menghadapi masalah-masalah bersama yang harus dipecahkan bersama pula. Mereka berinteraksi, berkooperasi dalam memecahkan masalah-masalah sosial yang mereka hadapi untuk meningkatkan kehidupan mereka.Konsep-konsep ini menjadi landasan pula dalam pendidikan dan pengembangan kurikulum. Berbeda dengan learner centered, kurikulum mereka disusun sebelumnya (preplanned). Isi kurikulum berupa masalah-masalah sosial yang dihadapi peserta didik sekarang dan yang akan datang. Sekuens bahan disusun berdasarkan kebutuhan, kepentingan dan kemampuan peserta didik. Problem centered design menekankan pada isi maupun perkembangan peserta didik. Minimal ada dua variasi model desain kurikulum ini, yaitu The Areas Of Living Design, dan The Core Design.a.The Areas Of Living DesignAreas of living design seperti learner centered design menekankan prosedur belajar melalui pemecahan masalah. Dalam prosedur belajar ini tujuan yang bersifat proses (process objectives) dan yang bersifat isi (content objectives) diintegrasikan. Penguasaan informasi-informasi yang lebih bersifat pasif tetap dirangsang. Ciri lain dari model desain ini adalah menggunakan pengalaman dan situasi-situasi nyata dari perserta didik sebagai pembuka jalan dalam mempelajari bidang-bidang kehidupan.Strategi yang sama juga digunakan dalam subject centered design, tetapi pelaksanaannya mengalami kesulitan, sebab dalam desain tersebut hubungan mata pelajaran dengan bidang dan pengalaman hidup peserta didik sangat kecil. Sebaliknya dalam the areas of living hubungannya besar sekali. Tiap pengalaman peserta didik sangat erat hubungannya dengan bidang-bidang kehidupan sehingga dapat dikatakan suatu desain merangkumkan pengalaman-pengalaman sosial peserta didik. Dengan demikian, desain ini sekaligus menarik minat peserta didik dan mendekatkannya pada pemenuhan kebutuhan hidupnya dalam masyarakat.Desain ini mempunyai beberapa kebaikan dibandingkan dengan bentuk desain-desain lainnya. Pertama, the areas of living design merupakan the subject matter design tetapi dalam bentuk yang terintegrasi. Pemisahan antara subject dihilangkan oleh problem-problem kehidupan sosial. Kedua, karena kurikulum diorganisasikan disekitar problem-problem peserta didik dalam kehidupan sosial, maka desain ini mendorong penggunaan prosedur belajar pemecahan masalah. Prinsip-prinsip belajar aktif dapat diterapkan dalam model desain ini. Ketiga, menyajikan bahan ajar dalam bentuk yang relevan, yaitu untuk memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan.Melalui kurikulum ini para peserta didik akan memperoleh pengetahuan, dan dapat menginternalisasi artinya, keempat desain tersebut menyajikan bahan ajar dalam bentuk yang fungsional, sebab diarahkan pada pemecahan masalah peserta didik, secara langsung dipraktikkan dalam kehidupan. Lebih dari itu kurikulum ini membawa peserta didik dalam hubungan yang lebih dekat dengan masyarakat. Kelima, motivasi belajar datang dari dalam diri peserta didik, tidak perlu dirangsang dari luar.Beberapa kritik dilontarkan dan menunjukkan kelemahan model desain ini diantaranya:1. Penentuan lingkup dan sekuens dari bidang-bidang kehidupan yang sangat esensial (penting) sangat sukar, timbul organisasi isi kurikulum yang berbeda-beda.2. Sebagai akibat dari kesulitan pertama, maka lemahnya atau kurangnya integritas dan kontinuitas organisasi isi kurikulum.3. Desain tersebut sama sekali mengabaikan warisan budaya, padahal apa yang telah ditemukan pada masa lalu penting untuk memahami dan memecahkan masalah-masalah masa kini.4. Karena kurikulum hanya memusatkan perhatian pada pemecahan masalah sosial pada saat sekarang, ada kecenderungan untuk mengindroktrinasi peserta didik dengan kondisi yang ada, peserta didik tidak melihat alternatif lain, baik yang mengenai masa lau maupun masa yang akan datang, desain tersebut akan mempertahankan status quo.5. Sama halnya dengan kritik terhadap learner centered design, baik guru maupun buku dan media lain tidak banyak yang disiapkan untuk model tersebut sehingga dalam pelaksanaannya akan mengalami beberapa kesulitan.b.The core design The core design kurikulum timbul sebagai reaksi utama kepada separate subject design, yang sifatnya terpisah-pisah. Dalam mengintegrasikan bahan ajar, mereka memilih mata-mata pelajaran/bahan ajar tertentu sebagai inti (core). Pelajaran lainnya dikembangkan di sekitar core tersebut. Karena pengaruh pendidikan progresif, berkembang teori tentang core design yang didasarkan atas pandangan progresif. Menurut konsep ini inti-inti bahan ajar dipusatkan pada kebutuhan individual dan sosial.Terdapat banyak variasi pandangan tentang the core design. Mayoritas memandang core curriculum sebagai suatu model pendidikan atau program pendidikan yang memberikan pendidikan umum. Pada beberapa kurikulum yang berlaku di Indonesia dewasa ini, core curriculum disebut kelompok mata kuliah atau pelajaran dasar umum, dan diarahkan pada pengembangan kemampuan-kemampuan pribadi dan sosial. Kalau kelompok mata kuliah/pelajaran spesialisasi diarahkan pada penguasaan keahlian/kejuruan tertentu, maka kelompok mata pelajaran ini ditujukan pada pembentukan pribadi yang sehat, baik, matang, dan warga masyarakat yang mampu membina kerja sama yang baik pula.The core curriculum diberikan guru-guru yang memiliki penguasaan dan berwawasan luas, bukan spesialis. Di samping memberikan pengetahuan, niali-nlai dan keterampilan sosial, guru-guru tersebut juga memberikan bimbingan terhadap perkembangan sosial pribadi peserta didik.Ada beberapa variasi desain core curriculum yaitu:1. The separate subject core. Salah satu usaha untuk mengatasi keterpisahan antar-mata pelajaran, beberapa mata pelajaran yang dipandang mendasari atau menjadi inti mata pelajaran lainnya dijadikan core.2. The correlated core. Model desain ini pun berkembang dari the separate subjects design, dengan jalan mengintegrasikan beberapa mata pelajaran yang erat hubungannya.3. The fused core. Kurikulum ini juga berpangkal dari separate subject, pengintegrasiannya bukan hanya antara dua atau tiga pelajaran tetapi lebih banyak. Sejarah, geografi, antropologi, sosiologi, ekonomi dipadukan menjadi studi kemasyarakatan. Dalam studi ini dikembangkan tema-tema masalah umum yang dapat diinjau dari berbagai sudut pandang.4. The activity/experience core. Model desain ini berkembang dari pendidikan progresif dengan learner centerd design-nya. Seperti halnya pada learner centered, the activity/experience core dipusatkan pada minat-minat dan kebutuhan peserta didik.5. The areas of living core. Desain model ini berpangkal juga pada pendidikan progresif, tetapi organisasinya berstruktur dan dirancang sebelumnya. Berbentuk pendidikan umum yang isinya diambil dari masalah-masalah yang muncul di masyarakat. Bentuk desain ini dipandang sebagai core design yang paling murni dan paling cocok untuk program pendidikan umum.6. The sosial problems core. Model desain ini pun merupakan produk dari pendidikan progresif. Dalam beberapa hal model ini sama dengan the areas of living core. Perbedaannya terletak pada the areas of licing core didasarkan atas kegiatan-kegiatan manusia yang universal tetapi tidak berisi hal yang controversial, sedangkan the sosial problems core di dasarkan atas problema-problema yang mendasar dan bersifat controversial. Beberapa contoh masalah sosial yang menjadi tema model core design ini adalah kemiskinan, kelaparan, inflasi, rasialisme, perang senjata nuklir, dan sebagainya. Hal-hal di atas adalah sesuatu yang mendesak untuk dipecahkan dan berisi suatu controversial bersifat pro dan kontra. The areas of living core cenderung memelihara dan mempertahankan kondisi yang ada, sedang the sosial problems core mencoba memberikan penilaian yang sifatnya kritis dari sudut sistem nilai sosial dan pribadi yang berbeda.D. PENGEMBANGAN KURIKULUMPengembangan kurikulum adalah proses perencanaan kurikulum agar menghasilkan rencana kurikulum yang luas dan spesifik. Proses ini berhubungan dengan seleksi dan pengorganisasian berbagai komponen situasi belajar-mengajar, antara lain penetapan jadwal pengorganisasian kurikulum dan spesifikasi tujuan yang disarankan, mata pelajaran, kegiatan, sumber dan alat pengukur pengembangan kurikulum yang mengacu pada kreasi sumber-sumber unit, rencana unit, dan garis pelajaran kurikulum ganda lainnya, untuk memudahkan proses belajar-mengajar.Seperti yang dikemukakan oleh Beauchamp bahwa terdapat lima prinsip dalam pengembangan teori kurikulum, yaitu (Ibrahim, 2006) :1) Setiap teori kurikulum harus dimulai dengan perumusan (definisi) tentang rangkaian kejadian yang dicakupnya.2) Setiap teori kurikulum harus mempunyai kejelasan tentang nilai-nilai dan sumber-sumber yang menjadi titik tolaknya.3) Setiap teori kurikulum perlu menjelaskan karakteristik desain kurikulumnya.4) Setiap teori kurikulum harus menggambarkan proses-proses penentuan kurikulum serta interaksi diantara proses tersebut.5) Setiap teori kurikulum hendaknya mempersiapkan ruang untuk dilakukannya proses penyempurnaaan.Pada akhirnya, berbagai faktor diatas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pembuatan keputusan kurikulum. Pengembangan kurikulum harus mengacu pada sebuah kerangka umum, yang berisikan hal-hal yang diperlukan dalam pembuatan keputusan. Diantaranya ;a. AsumsiAsumsi yang digunakan dalam pengembangan kurikulum ini menekankan pada keharusan pengembangan kurikulum yang telah terkonsep dan terinterpretasikan dengan cermat, sehingga upaya-upaya yang terbatas dalam reformasi pendidikan, kurikulum yang tidak berimbang, dan inovasi jangka pendek dapat dihindarkan.b. Tujuan pengembangan kurikulumTujuan berfungsi untuk menentukan arah seluruh upaya kependidikan sekolah atau unit organisasi lainnya, sekaligus menstimulasi kualitas yang diharapkan. Berbagai kegiatan lain dalam pengembangan kurikulum, seperti penentuan ruang lingkup, sekuensi dan kriteria seleksi dan konten, tidak akan efektif jika tidak berdasarkan tujuan yang signifikan. Tujuan pendidikan pada umumnya berdasarkan pada filsafat yang dianut atau yang mendasari pendidikan tersebut.c. Penilaian kebutuhanPenilaian kebutuhan adalah prosedur, baik secara terstruktur maupun informal, untuk mengidentifikasi kesenjangan antara situasi disini dan sekarang (here and now situation) dan tujuan yang diharapkan. Penilaian kebutuhan dapat mendahului maupun mengikuti penentuan tujuan. Kebutuhan juga dapat dimanfaatkan oleh pengembang kurikulum untuk melakukan revisi dan modifikasi kurikulum.d. Konten kurikulumKonten kurikulum dipandang sebagai informasi yang terkandung dalam bahan-bahan yang dicetak, rekaman audio dan visual, komputer dan alat elektronik lainnya, atau yang ditransmisikan secara lisan. Informasi bisa menjadi konten bagi siswa jika dapat memberi pengertian terhadap aktivitas yang berguna.e. Sumber materi kurikulumMateri kurikulum yang diperlukan oleh pengembang kurikulum dapat diperoleh di buku-buku teks dan petunjuk bagi guru. Materi tersebut juga dapat diperoleh di beberapa tempat seperti perpustakaan kurikulum diberbagai universitas, khususnya pada bagian pendidikan.f. Implementasi kurikulumBerbagai dimensi kurikulum yang penting dicermati adalah materi kurikulum, struktur organisasi kurikulum, peranan atau perilaku, pengetahuan dan internalisasi nilai. Keberhasilan implementasi terutama ditentukan oleh aspek perencanaan dan strategi implementasinya. Pada prinsipnya, implementasi ini mengintegrasikan aspek-aspek filosofis, tujuan, subject matter, strategi mengajar dan kegiatan belajar, serta evaluasi dan feedback.g. Evaluasi KurikulumEvaluasi kurikulum adalah suatu proses interaksi, deskripsi, dan pertimbangan (judgement) untuk merumuskan hakikat dan nilai dari suatu hal yang dievaluasi, dalam hal ini kurikulum. Evaluasi kurikulum sebenarnya dimaksudkan untuk memperbaiki subtansi kurikulum, prosedur implementasi, metode intruksional, serta pengaruhnya pada belajar dan perilaku siswa.h. Keadaan di masa mendatangDalam pengembangan kurikulum dan pembelajaran, pandangan dan kecenderungan pada kehidupan masa datang sudah menjadi kepentingan pokok. Pesatnya perubahan dalam kehidupan sosial, ekonomi, teknologi, serta berbagai peristiwa dunia, memaksa setiap warga masyarakat berpikir dan merespon setiap perubahan yang dihadapi. Oleh karenanya, harus dipikirkan solusi alternatif dalam menghadapi situasi masa yang akan datang tersebut.

BAB IIIPENUTUPA. KesimpulanSeperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa perubahan dan pengembangan kurikulum menunjukkan bahwa sistem pendidikan itu dinamis. Jika sistem pendidikan tidak ingin terjebak dalam stagnasi, semangat perubahan perlu terus dilakukan dan merupakan suatu keniscayaan. Kita berharap perubahan dan pengembangan kurikulum 2013 tak hanya perampingan semata, tetapi juga harus mampu menjawab tantangan perubahan dan perkembangan zaman.Pada dasarnya pengembangan kurikulum 2013, selain untuk memberi jawaban terhadap beberapa permasalahan yang melekat pada kurikulum 2006, bertujuan juga untuk mendorong siswa mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar dan mengomunikasikan (mempresentasikan), apa yang diperoleh atau diketahui setelah menerima materi pelajaran.B. SaranSebagai generasi penerus dan calon pendidik, tentunya kita harus memahami apa, bagaimana dan mengapa pengembangan kurikulum harus dilakukan. Setidaknya, kita turut andil dan berpartsipasi mensukseskan program pemerintah demi terwujudnya pendidikan Indonesia yang lebih baik lagi.DAFTAR PUSTAKA

Dr.Tedjo Narsoyo Reksoatmojo, ST., M.Pd. Pengembangan Kurikulum Pendidikan : Teknologi dan Kejuruan (Bandung : PT.Refika Aditama, 2010) hal 227Hamalik, Oemar. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum (Bandung:PT.Remaja Rosdakarya, 2009) cet. Ketiga, hal 183 192Hamalik, Oemar. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara, 2013Idi, Abdullah. Pengembangan Kurikukulum : Teori dan Praktik/Abdullah Idi-Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, 2011. Hal 93Nasution, S. 2008.Asas-Asas Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara.Sukmadinata, Nana S. 2002.Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktek.Bandung: Remaja Rosdakarya.Prof.DR.Nana Syaodih Sukmadinata. Pengembangan Kurikulum : Teori dan Praktek (Bandung : PT.Remaja Rosdakarya, 2013) hal 158