Upload
lely2014
View
224
Download
56
Embed Size (px)
DESCRIPTION
RESUME mengenai auditor internal sebagai konsultan perusahaan. Dimana ketika seorang auditor internal berperan sebagai konsultan, auditor internal tidak dapat memberikan konsultasi yang mengacu pada rekomendasi yang diberikannya terhadap hasil temuannya.
Citation preview
INTERNAL AUDITORS AS ENTERPRISE CONSULTANTS
DISUSUN OLEH KELOMPOK 4:
NOVI KARMILASARI 041414253012
REFIVIA AUDIE CALCARINA 041414253013
PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada era globalisasi seperti sekarang ini, dengan berkembangnya praktik bisnis dan
kebutuhan konsumen yang semakin kompleks, menyebabkan semakin ketatnya persaingan di
dunia bisnis. Dunia bisnis selalu dihadapkan dengan konsep baru, sistem baru, dan prosedur
baru. Terlebih lagi praktik bisnis yang bergerak di bidang yang sama akan mempertajam
persaingan yang terjadi. Apabila perusahaan tidak mampu bersaing kemungkinan terburuk yang
akan terjadi adalah kebangkrutan. Agar dapat bertahan dan tetap unggul, perusahaan berusaha
menerapkan berbagai kebijakan dan strategi seperti peningkatan produktivitas, efisiensi,
efektivitas dan pengendalian internal yang baik, tentunya diharapkan dapat memenuhi kebutuhan
konsumen dan memberikan pelayanan yang terbaik.
Semakin berkembangnya perusahaan, fungsi pengendalian biasanya kurang dapat
dilaksanakan dengan baik karena jangkauan yang dikendalikan akan semakin luas. Berbeda
halnya dengan perusahaan berskala kecil, untuk kegiatan pengawasan dan pengendalian dapat
dilakukan sendiri oleh pemilik, akan tetapi semakin berkembangnya perusahaan, fungsi
pengendalian biasanya tidak dapat dijalankan dengan baik apabila dilakukan oleh pemilik sendiri
karena cakupan yang diperlukan untuk pengawasan dan pengendalian akan semakin luas
(Suroso, 2009: 1). Dengan perusahaan yang semakin berkembang tentunya semakin banyak
departemen, bagian-bagian, atau unit-unit untuk menjalankan masing-masing fungsi sesuai
prosedur. Melihat kondisi seperti ini manajemen perusahaan dihadapkan pada keterbatasan
kemampuan untuk mengawasi dan mengendalikan operasi perusahaan sehingga manajemen
mengandalkan peran auditor internal dalam mengatasi keterbatasan tersebut.
Audit internal merupakan suatu aktivitas konsultasi yang dikelola secara independen dan
objektif, yang dirancang sebagai penambah nilai untuk meningkatkan kegiatan operasional
perusahaan. Secara efektif, auditor internal menyediakan informasi yang dibutuhkan manajer
dalam melaksanakan tanggung jawab. Penilaian secara independen dilakukan auditor internal
pada suatu perusahaan untuk menilai kegiatan operasional dengan mengukur dan mengevaluasi
kecukupan kontrol serta efektivitas dan efisiensi dari kinerja perusahaan dan berperan penting
dalam pengelolaan perusahaan beserta risiko-risiko yang terkait dalam melaksanakan usahanya
(Sawyer, 2005: 7).
Audit internal sebelumnya dikenal sebagai pendekatan berbasis pada sistem, kemudian
beralih menjadi audit internal berbasis proses. Awalnya auditor internal lebih berperan sebagai
pengawas atau mata dan telinga manajemen karena manajemen membutuhkan kepastian terkait
dengan pelaksanaan kebijakan yang telah ditetapkan untuk menghindari tindakan yang
menyimpang. Di sini audit internal lebih berorientasi pada pelaksanaan tindakan pemeriksaan
terhadap tingkat kepatuhan para pihak pelaksana dengan ketentuan-ketentuan yang ada dan ini
sering dianggap sebagai tindakan yang konfrontatif. (Tampubolon, 2005: 1)
Seiring dengan berjalannya waktu, fokus utama audit internal mengalami pergeseran
menjadi konsultan untuk perusahaan atau kliennya, yaitu membantu satuan kerja operasional
mengelola risiko dengan mengidentifikasi masalah-masalah dan memberikan saran untuk
tindakan perbaikan yang dapat memberikan tambahan nilai sebagai amunisi memperkuat
organisasi. Bahkan untuk masa yang akan datang diprediksikan peran auditor internal akan
menjadi katalisator, di mana akan ikut serta dalam penentuan tujuan dari suatu perusahaan atau
organisasi (Tampubolon, 2005:2).
Di samping itu, keberadaan auditor internal yang memberikan banyak manfaat bagi
perusahaan membuat banyak manajemen perusahaan-perusahaan besar membentuk tim audit
internal. Auditor internal di berbagai perusahaan biasa dikenal dengan sebutan Satuan Pengawas
Internal (SPI). Dengan adanya SPI sebagai auditor internal diharapkan dapat mempermudah
perusahaan untuk melakukan pengawasan dan pengendalian atas kegiatan-kegiatan yang berjalan
di perusahaan sehingga tujuan yang hendak dicapai perusahaan dapat terealisasikan.
Auditor internal merupakan pihak yang dipercaya oleh perusahaan untuk melakukan
evaluasi pada pelaksanaan kegiatan yang dilakukan sebagai tindakan atau upaya dalam
membantu pencapaian tujuan perusahaan. Pelaksanaan verifikasi terhadap dokumen-dokumen
transaksi untuk mendapatkan kesesuaian transaksi dan catatan serta auditor internal menilai
secara independen aktivitas atau kegiatan karyawan, apakah pelayanan yang diberikan dapat
memenuhi kebutuhan konsumen. Kegiatan audit internal dilakukan untuk memperbaiki kinerja
dan membantu perusahaan dalam mencapai atau merealisasikan tujuan yang tercermin dalam visi
dan misi perusahaan.
Pernyataan tentang tujuan perusahaan tercermin dalam visi didukung dengan definisi
yang diungkapkan oleh Kotler yang mengemukakan bahwa visi adalah pernyataan tentang tujuan
organisasi yang diekspresikan dalam produk dan pelayanan yang tawarkan, kebutuhan yang
dapat diatasi, nilai-nilai yang diperoleh serta aspirasi dan cita-cita masa depan. Sedangkan
pernyataan tentang tujuan perusahaan tercermin dalam misi juga didukung dengan definisi yang
diungkapkan oleh Wheelen yang mengemukakan bahwa misi merupakan rangkaian kalimat yang
menyatakan tujuan atau alasan eksistensi perusahaan yang memuat apa yang disediakan oleh
perusahaan pada masyarakat atau konsumen, baik jasa ataupun produk (Wibisono: 2006, 46).
Apabila dilihat dari misi tersebut, maka peran Internal Audit tidak lagi hanya sebagai pengawas,
tetapi telah mengalami perkembangan menjadi konsultan dan katalisator.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana
peran auditor internal sebagai pengawas, konsultan, dan katalisator dalam pencapaian tujuan
perusahaan?
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Auditor Internal
Dewan Direksi The Institute of internal Auditors (IIA) mengadopsi definisi audit internal
sebagai berikut: Audit Internal adalah aktivitas independen, keyakinan objektif dan konsultasi
yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan operasi organisasi. Audit
tersebut membantu organisasi mencapai tujuannya dengan menerapkan pendekatan secara
sistematis dan berdisiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas proses pengelolaan
resiko, kecukupan kontrol dan pengelolaan organisasi.
Sedangkan dalam Sukrisno Agoes (2004: 221) definisi internal audit sebagai berikut:
Audit Internal adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit perusahaan, baik
terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan, maupun ketaan terhadap kebijakan
manajemen puncak yang telah ditentukan dan ketaatan terhadap peraturan pemerintah dan
ketentuanketentuan dari ikatan profesi yang berlaku. Peraturan pemerintah seperti peraturan di
bidang perpajakan, pasar modal, lingkungan hidup, perbankan, perindustiran, investasi dan lain-
lain. Ketentuanketentuan dari ikatan profesi misalnya standar akuntansi keuangan.
Dari uraian definisi-definisi di atas peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa audit
internal adalah aktivitas pemeriksaan dan pemberian jasa konsultasi yang dikelola secara
independen dan efektif sehingga dapat membantu memberikan nilai tambah untuk aktivitas
operasional perusahaan dan membatu dalam pencapaian tujuan perusahaan yang telah
ditetapkan.
2.2 Peran Auditor Internal dalam Pencapaian Tujuan Perusahaan
Dewasa ini peran auditor internal dirasakan semakin penting oleh organisasi perusahaan.
Menjadi sangat penting bagi suatu perusahaan untuk mempunyai tim spesialis yang menelaah
prosedur-prosedur dan operasi dari berbagai unit dan melaporkan ketidaktaatan suatu tindakan,
inefisiensi, dan tidak adanya kendali jelas bahwa tugas itu tidak dapat dibebani pada auditor
eksternal yang tujuan utamanya adalah menilai apakah laporan keuangan mencerminkan secara
wajar hasil-hasil usaha serta kondisi keuangan usaha suatu perusahaan. Karena itu audit internal
telah menjadi suatu pemberian jasa yang tidak hanya memiliki keahlian akuntansi tetapi juga
keahlian dalam perilaku organisasi atau perusahaan dan bidang-bidang fungsional lainnya. Peran
Auditor Internal menurut Tampubolon (2005: 1-2) sebagai berikut:
Uraian Peran Auditor Internal
Paradigma Lama Paradigma Baru
Peran Pengawas Konsultan dan Katalisator
Pendekatan Detektif (mendeteksi terjadinya
suatu masalah)
Prefentif (mencegah masalah)
Sikap Seperti layaknya seorang
Polisi
Sebagai mitra bagi perusahaan
Ketaatan/kepatuhan Semua policy/kebijakan Hanya policy yang relevan
Fokus Kelemahan/
Penyimpangan
Penyelesaian yang konstruktif
Audit Financial/compliance
Audit
Financial, compliance,
operational audit, quality
assurance
Dampak yang diberikan Jangka pendek Jangka menengah dan
jangka panjang
Sumber: Tampubolon (2005:1-3)
A. Peran Auditor Internal sebagai Pengawas
Pada awalnya audit internal dikenal sebagai suatu pendekatan berbasis pada sistem yang
dalam perkembangan selanjutnya beralih ke internal audit berbasis proses. Pada saat itu auditor
internal lebih banyak berperan sebagai mata dan telinga manajemen, karena manajemen butuh
kepastian bahwa semua kebijakan yang ditetapkan akan dilaksanakan oleh pegawai. Orientasi
auditor internal banyak dilakukan pemeriksaan pada tingkat kepatuhan para pelaksana terhadap
ketentuan– ketentuan yang ada (compliance). (Tampubolon, 2005: 1-2)
Fokus dari audit ini adalah ditemukannya penyimpangan yang perlu dikoreksi,
keterlambatan, kesalahan, prosedur atau pengendalian internal dan segala hal yang dampaknya
hanya bersifat jangka pendek. Aktivitasnya yaitu meliputi inspeksi, observasi, perhitungan,
pengecekan yang memiliki tujuan dalam memastikan kepatuhan dan ketaatan pada ketentuan,
kebijakan serta peraturan yang telah ditetapkan. Peran auditor internal sebagai pengawas
biasanya menghasilkan saran atau rekomendasi yang memberikan dampak jangka pendek.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa peran auditor internal sebagai pengawas sama
halnya dengan tugas polisi. Telah kita ketahui polisi memiliki tugas untuk mengamankan dan
menjaga ketertiban kehidupan masyarakat sehingga peneliti dapat menarik kesimpulan peran
auditor internal sebagai pengawas dapat diartikan sama dengan polisi, yaitu auditor internal
memiliki tugas untuk menjaga keamanan, kelancaran, kesesuaian aktivitas dengan peraturan
yang berlaku di perusahaan tertentu, di mana dengan tindakannya itu membantu perusahaan
dalam pencapaian tujuan jangka pendek.
B. Peran Auditor Internal sebagai Konsultan.
Dunia usaha yang semakin berkembang dan mulai menyadari bahwa dalam menjalani
suatu usaha mengandung risiko, mulailah bermunculan mengenai kebutuhan untuk
mengimplementasikan internal audit berbasis risiko (Risk Based Internal Auditing). Sesuai
dengan definisi baru, kegiatan audit internal bertujuan untuk memberikan layanan pada
organisasi. Karena kegiatan tersebut, maka auditor internal memiliki fungsi sebagai pemeriksa
sekaligus berfungsi sebagai mitra manajemen. Pada dasarnya seluruh tingkatan manajemen dapat
menjadi klien auditor internal. Oleh karena itu auditor internal wajib melayani klien dengan baik
dan mendukung kepentingan klien dengan tetap mempertahankan loyalitasnya. (Tampubolon,
2005: 1-2)
Peran konsultan yang dijalankan auditor internal diharapkan dapat membantu satuan kerja
operasional dalam mengelola risiko dengan mengidentifikasi masalah dan memberikan saran
untuk tindakan perbaikan yang memberi nilai tambah untuk memperkuat organisasi. Audit yang
dilakukan yaitu audit operasional dengan memberikan keyakinan bahwa organisasi telah
memanfaatkan sumber daya organisasi yang ada secara efektif, efisien dan ekonomis.
Rekomendasi yang diberikan auditor internal biasanya bersifat jangka menengah. Peran sebagai
konsultan mengharuskan dan membawa auditor internal untuk selalu meningkatkan pengetahuan
yang dimilikinya baik terkait dengan profesi auditor maupun aspek bisnis, sehingga dapat
membantu manajemen dalam mengantisipasi terjadinya masalah. (Supriyanto Ilyas dan Maulana,
2007: 5)
Pada tahun 1999 The Institute Internal Auditor melakukan redefinisi pada audit internal.
Dijelaskan bahwa audit internal merupakan suatu aktivitas independen dalam dalam menetapkan
tujuan dan merancang aktivitas konsultasi yang bernilai tambah dan meningkatkan operasi
perusahaan. Dari redefinisi yang dilakukan The Institute Internal Auditor terlihat audit internal
membantu suatu organisasi atau perusahaan dalam pencapaian tujuan dengan pendekatan yang
terarah dan sistematis untuk menilai dan mengevaluasi keefektifan manajemen risiko melalui
pengendalian dan proses tata kelola yang baik. Dari uraian di atas, peneliti dapat menarik
kesimpulan bahwa peran auditor internal sebagai konsultan selain bertugas melakukan
pengawasan, peran ini juga bertugas sebagai mitra dalam mengelola risiko dan memberikan
masukan, rekomendasi, nasihat-nasihat yang diharapkan dapat membantu dalam pemecahan
masalah yang sedang dihadapi karyawan, terutama masalah yang berhubungan dengan kegiatan
operasional perusahaan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.
C. Peran Auditor Internal sebagai Katalisator.
Auditor internal di masa mendatang dimungkinkan berperan sebagai katalisator yang
akan ikut andil dalam menentukan tujuan perusahaan. Perubahan penuh ke arah Risk Based
Internal Auditing (RBIA) akan terjadi, yang di mana auditor internal akan ikut berperan mulai
dari penentuan tujuan yang hendak dicapai sampai dengan mementukan tindakan-tindakan apa
yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut. Peran yang
dijalankan auditor internal sebagai katalisator adalah mengarahkan agar pelaksanaan quality
management dapat sesuai dengan yang direncanakan. Peran auditor internal sebagai katalisator
bertindak sebagai fasilitator dan agent of change. (Harry Andrian Simbolon, 2010: 1) Auditor
internal sebagai katalisator terlibat aktif dalam melakukan penilaian risiko yang terdapat dalam
proses bisnis perusahaan.
Oleh karena itu diperlukan sikap proaktif dari pihak auditor internal dalam mengenali
risiko-risiko yang dihadapi atau mungkin dihadapi manajemen dalam pencapaian tujuan
perusahaan. Peran katalisator yang dijalankan auditor internal tidak saja terbatas pada tindakan
perbaikan dan memberikan nasihat tetapi juga mencakup dalam system design and development,
review terhadap kompetensi sumberdaya manusia dalam suatu fungsi organisasi, keterlibatan
dalam penyusunan corporate planning, evaluasi kinerja, budgeting, strategy formulation dan
usulan perubahan strategi (Harry Andrian Simbolon, 2010: 1).
Peneliti menyimpulkan peran auditor internal sebagai katalisator hampir sama dengan
peran auditor internal sebagai konsultan yang merupakan paradigma baru dari peran auditor
internal. Peran ini mendampingi klien dalam mengenali resiko yang dapat mengancam
pencapaian tujuan perusahaan dan akan ikut bertugas dan bekerjasama dengan manajemen dalam
penentuan tujuan dari suatu perusahaan yang berdampak untuk jangka panjang.
2.3 Auditor Internal sebagai Konsultan Perusahaan
Institut Internal Auditor ( IIA) sampai saat ini melarang auditor internal bertindak sebagai
konsultan bisnis. Auditor internal ada di dalam perusahaan untuk meninjau dan menilai
pengendalian internal dan kemudian membuat rekomendasi untuk perbaikan kontrol dan
tindakan korektif melalui laporan audit internal. Pemikiran kemudian adalah bahwa konsultasi
audit internal tindakan mungkin menciptakan konflik kepentingan. Larangan konsultasi audit
internal menjadi lebih kuat di masa awal Sarbanes-Oxley Act (SOX). Standar IIA yang sekarang
tegas memungkinkan auditor internal untuk bertindak sebagai konsultan manajemen dalam
ditunjuk tertentu dan ditentukan ulasan audit.
A. Standar Audit Internal sebagai Konsultan Perusahaan
Tujuan dari audit internal adalah untuk membantu manajemen dengan menyediakan
analisis, informasi, dan rekomendasi untuk peningkatan kontrol dan operasi. Kontrol internal
dapat dievaluasi untuk:
Kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur, aturan, dan peraturan
Keandalan dan integritas informasi keuangan dan operasional
Efektivitas dan efisiensi operasi
Pengamanan aset
Standar IIA mendefinisikan konsultasi audit internal sebagai penasehat dan terkait dengan
kegiatan jasa audit klien, sifat dan ruang lingkup yang disepakati dengan klien dan yang
dimaksudkan untuk menambah nilai dan meningkatkan tata kelola perusahaan, manajemen
risiko, dan mengontrol proses tanpa auditor internal memikul tanggung jawab manajemen.
Dalam laporan internal audit, auditor internal dapat merekomendasikan perubahan, tetapi mereka
tidak dapat menjamin bahwa perubahan terjadi. Mereka harus siap untuk memberikan kebenaran
kepada manajemen melampaui kesalahan adil, kelalaian, dan kelemahan pengendalian internal.
Menjabat sebagai konsultan perusahaan sering menempatkan auditor internal agak
berbeda Peran dari normal penugasan audit internal membuktikan, dimana audit internal
menggunakannya untuk perencanaan dan pengukuran risiko tujuan untuk merencanakan dan
menjadwalkan pemeriksaan audit.
Selain itu, audit internal pada umumnya dapat menentukan ruang lingkup sendiri, jadwal
waktu, dan tim audit tugas. Meskipun manajemen dapat mengakhiri Audit keterlibatan konsultan
internal, tim audit yang sama masih merupakan bagian dari keseluruhan perusahaan.
B. Peresmian Kemampuan Audit Internal Consulting
Audit internal perlu menerima persetujuan dari komite audit dan untuk sepenuhnya
menunjukkan kepada manajemen bahwa ia memiliki kemampuan dan tujuan yang cukup untuk
bertindak sebagai konsultan perusahaan.
Jika fungsi audit internal suatu perusahaan ingin mulai menawarkan konsultasi internal,
harus mengembangkan strategi konsultasi dan kemudian sangat mendokumentasikan bahwa
peran dan mereka kemampuan melalui piagam audit. Beberapa daerah yang perlu
dipertimbangkan ketika mengembangkan praktek konsultasi internal yang meliputi:
Audit internal mungkin memiliki keterampilan untuk melakukan tinjauan internal kontrol di
banyak khusus daerah tetapi tidak memiliki keahlian konsultasi yang diperlukan di daerah
tersebut. Audit internal harus jelas memahami dan menentukan apa yang mereka bisa dan
tidak bisa melakukannya dengan baik.
Audit internal perlu berhati-hati ekstrim yang tidak dipandang sebagai auditor dan konsultan
satu hari berikutnya.
Penganggaran dan akuntansi untuk biaya jasa konsultasi audit internal.
Perencanaan dan penjadwalan kegiatan audit internal consulting.
Pelaporan hasil dan komunikasi dengan manajemen dan audit komite.
"Jual" program audit internal consulting
Pertimbangan yang terdaftar dan lain-lain harus diuraikan dan kemudian dibahas dengan
kedua komite audit dan manajemen senior. Setelah persetujuan tentatif telah diperoleh, audit
internal harus meminta piagam audit yang disetujui jelas menentukan perannya sebagai
konsultan internal perusahaan.
C. Memastikan Audit dan Pemisahan Tugas Konsultasi
Perlunya pemisahan yang memadai mengenai tanggung jawab antara auditor internal
bertindak sebagai konsultan internal dan melakukan pekerjaan audit. Sebelum tahun 1970-an,
American Institute of Certified Public Akuntan dipisahkan kantor akuntan publik antara auditor
CPA dan profesional menyediakan jasa konsultasi. Sebuah Kantor Akuntan Publik kemudian
akan memiliki semacam garis putus-putus di kantor, auditor keuangan yang memisahkan laporan
bersertifikat dari spesialis, seperti konsultan IT.
1) Misi Audit internal
Misi Global Audit Komputer Produk internal adalah untuk memastikan bahwa perusahaan
operasi mengikuti standar tinggi baik dengan memberikan jaminan, independen, obyektif
Fungsi dan dengan menasihati dan konsultasi pada praktek terbaik.
2) Independesi dan Obyektivitas
Untuk memastikan independensi, Audit Internal bertanggung jawab langsung kepada Dewan
Audit Direksi Komite, dan untuk menjaga obyektivitas, Audit Internal tidak terlibat dalam
sehari-hari perusahaan operasi atau prosedur pengendalian internal. Namun, audit internal
dapat memberikan bantuan konsultan independen di specifie tertentu yang independen dari
rutin prosedur audit review internal.
3) Lingkup dan Tanggung Jawab
Ruang lingkup pekerjaan Audit Internal meliputi penelaahan terhadap prosedur manajemen
risiko, pengendalian internal, sistem informasi dan proses tata kelola. Untuk memenuhi
tanggung jawabnya, Internal Audit harus:
Mengidentifikasi dan menilai risiko potensial untuk operasi Bank Dunia.
Menelaah kecukupan pengendalian dibentuk untuk memastikan kepatuhan terhadap
kebijakan, rencana, prosedur, dan tujuan bisnis.
Menilai keandalan dan keamanan informasi keuangan dan manajemen dan mendukung
sistem dan operasi yang menghasilkan informasi ini.
Menilai sarana pengamanan aset.
Meninjau proses didirikan dan mengusulkan perbaikan.
Menilai penggunaan sumber daya yang berkaitan dengan ekonomi, efisiensi efektifitas,
dan.
Menindaklanjuti rekomendasi untuk memastikan bahwa tindakan perbaikan yang efektif
diambil.
Melaksanakan ad hoc penilaian, penyelidikan, atau ulasan yang diminta oleh Audit
Komite dan Manajemen.
Lakukan proyek konsultan independen atas permintaan spesifik dari manajemen.
4) Audit Internal berwenang, dalam rangka kegiatan, untuk:
Masukkan semua bidang operasi komputer Produk Global, dan memiliki akses ke
dokumen dan catatan yang dianggap perlu untuk melaksanakan fungsinya.
Mengharuskan semua anggota staf dan manajemen untuk memberikan informasi yang
diminta dan penjelasan dalam jangka waktu yang wajar.
Terlibat dalam ulasan konsultan independen pada permintaan khusus dan otorisasi
manajemen.
5) Akuntabilitas
Audit Internal bertanggung jawab untuk perencanaan, pelaksanaan, pelaporan, dan
menindaklanjuti hasil pemeriksaan proyek termasuk dalam rencana audit dan menentukan
ruang lingkup dan waktu audit tersebut. Audit Internal juga akan menyerahkan laporan
tahunan kepada manajemen senior dan kepada Komite Audit atas hasil audit, termasuk
eksposur risiko yang signifikan dan masalah pengendalian.
6) Standar
Mematuhi Audit Internal dengan standar dan praktek profesional yang diterbitkan oleh
Institute Auditor Intern serta Teknologi Informasi Governance Institute.
D. Consulting Praktik Terbaik
Konsultan adalah seorang individu yang memberikan nasihat dan bantuan kepada klien
pada tugas tertentu. Lain lebih akademis yang terdengar definisi konsultasi (dari consultare
Latin) berarti "untuk membahas" dan mengacu pada profesional yang memberikan nasihat di
daerah tertentu keahlian, seperti akuntansi, lingkungan, teknologi, hukum, sumber daya manusia,
pemasaran, obat-obatan, atau membiayai.
Peran konsultan adalah sedikit berbeda dari seorang auditor internal. Sebuah auditor
internal dimulai dengan program audit siap menguraikan daerah untuk review atau set standar.
Dalam rangka untuk berperan sebagai konsultan internal yang efektif, auditor internal
perlu melakukan lebih dari mengubah judul mereka pada kartu nama, mereka juga perlu
mengembangkan beberapa pendekatan baru.
1) Langkah Pertama: Meluncurkan Tugas Consulting
Peluang konsultasi internal biasanya datang ke audit internal untuk tiga alasan:
Departemen telah menyelesaikan kajian internal dengan rekomendasi untuk tindakan
korektif bahwa kebutuhan manajemen membantu untuk melaksanakan.
Kebutuhan lain berkembang dalam perusahaan, seperti kekurangan yang signifikan
yang memerlukan koreksi yang disorot selama auditor eksternal SOx Bagian 404
ulasan.
Audit internal tidak boleh secara aktif mempromosikan nya jasa konsultasi di luar
daerah-daerah dasar.
a) Consulting Bantuan Untuk Melaksanakan Rekomendasi Audit Internal Laporan
Komponen utama dari proses audit internal adalah rekomendasi audit internal untuk
tindakan korektif, diterbitkan dan dijelaskan dalam laporan audit. Jika sumber daya
sendiri suatu auditee departemen terbatas, konsultan audit internal internal dapat
menjadi sumber terbaik untuk melaksanakan tindakan korektif yang direkomendasikan.
Membawa seorang konsultan, baru di luar mungkin memakan waktu dan jauh lebih
mahal. Ada beberapa bahaya besar dengan jenis pekerjaan konsultasi. Pertama,
rekomendasi audit internal tidak boleh mementingkan diri sendiri dengan cara yang
muncul untuk membangun peluang konsultasi. Kedua, harus ada tingkat kemandirian
antara auditor internal yang membuat rekomendasi dan konsultan internal membantu
untuk melaksanakan tindakan perbaikan.
b) Consulting Lain Kebutuhan Dalam Enterprise
Audit internal sering memiliki luas keterampilan untuk membantu menginstal perbaikan
pengendalian internal bukan sebagai auditor internal tetapi sebagai manajemen
konsultan.
c) Manajemen Kebutuhan Khusus Untuk Consulting Audit Intern Al Bantuan
Contoh mungkin termasuk membantu membangun pengendalian internal yang efektif
dalam aplikasi IT baru atau membantu untuk meluncurkan hotline etika fungsi. Setiap
proyek audit internal konsultasi tergantung pada kebutuhan manajemen, ketersediaan
sumber daya audit internal, dan persetujuan keseluruhan komite audit.
Konsultan Internal audit harus mendapatkan pemahaman yang tinggi tingkat kebutuhan
proyek dan persyaratan.
2) Engagement Consulting Surat
Otoritas atau pemimpin dari tim audit internal consulting internal harus menyusun surat
resmi dari pemahaman menggambarkan proyek konsultasi internal. Karena ini adalah
pemahaman perusahaan-tingkat internal, seperti surat penunjukan tidak memiliki dasar
hukum yang sama dengan yang disediakan oleh perusahaan luar.
Contoh:
Internal Audit Consulting
Consulting Engagement Authorization
Para pengiriman barang jadi departemen di pabrik Metroville, PA, telah mengidentifikasi
kebutuhan untuk meningkatkan pelanggan operasi layanan di fasilitas itu dan telah meminta
agar spesialis dari departemen audit internal perusahaan melakukan analisis rinci operasi
pabrik dan kemudian memimpin upaya untuk meningkatkan operasi di fasilitas itu.
Sebuah tim konsultan, yang dipimpin oleh konsultan Tom Bell, berencana untuk
mengunjungi Metroville, PA, tanaman selama Februari 20XX untuk melakukan analisis
independen rinci operasi dan menyarankan daerah untuk perbaikan, termasuk identifikasi
dan implementasi baru layanan pelanggan sistem komputer.
Proyek tunduk pada permintaan manajemen lokal dan prioritas. Jika manajemen lokal
menceritakan auditor internal menjabat sebagai konsultan untuk mengabaikan beberapa
daerah operasi atau memberikan beberapa masalah ditemukan lulus, konsultan auditor
internal tidak tidak memiliki fleksibilitas yang sama dalam membawa masalah tersebut ke
perhatian audit komite.
3) Mendefinisikan "Sebagaimana Adanya" dan "To Be" Tujuan
Analisis sebab-akibat adalah Pendekatan yang berguna pertanyaan, dan mengamati
lingkungan masalah untuk memecahnya ke bagian yang lebih kecil.
Idenya adalah untuk mengidentifikasi masalah yang potensial berkontribusi grafis dengan
cara yang menunjukkan akar penyebab dasar. Konsultan kemudian dapat menggunakan
diagram untuk membahas masalah dan penyebabnya dengan manajemen untuk mendapatkan
beberapa umum kesepakatan tentang masalah saat ini.
4) Menerapkan Rekomendasi Konsultasi
Konsultan harus berpikir rekomendasi mereka cukup baik, dengan mempertimbangkan biaya
dan kelayakan. Auditor internal kemudian mengeluarkan audit melaporkan dan
mengharapkan tanggapan manajemen mengenai rencana tindakan korektif. Jika manajemen
setuju untuk rekomendasi tersebut, sering meminta konsultan yang sama untuk mengambil
peran aktif dalam memimpin pelaksanaannya.
Sebagai konsultan, auditor internal sering harus membantu memimpin peran dalam
melaksanakan setiap tindakan yang direkomendasikan. Ini adalah perbedaan yang signifikan
dari kegiatan audit internal.
5) Mendokumentasikan dan Melengkapi Keterlibatan Consulting
Dalam banyak kasus, para konsultan internal auditor mungkin telah menerapkan satu set
baru prosedur operasi meja. Dalam kasus lain, proyek konsultasi harus didokumentasikan
dengan cara yang manajemen bisa maju dengan terdokumentasi Hasil dan bahwa fungsi
audit internal membuktikan akan dapat sepenuhnya menerima konsultasi pekerjaan jika
mereka mengaudit kontrol internal.
E. Jasa Audit Internal Expanded Manajemen
Consulting merupakan jasa audit diperluas dan penting potensi internal kepada
manajemen. Meskipun seorang profesional audit internal dapat bekerja pada satu proyek atestasi
dan proyek konsultasi di lain waktu, kegiatan ini harus disimpan terpisah dan independen, baik
menurut fakta dan persepsi orang lain.
Selain itu, perhatian besar harus diberikan untuk mengatur audit internal konsultasi
aktivitas sehingga tidak dianggap oleh orang lain sebagai egois. Artinya, Temuan audit internal
membuktikan tidak boleh ditafsirkan sebagai pekerjaan promosi untuk meningkatkan konsultasi
proyek.
Auditor internal juga harus memiliki pemahaman CBOK konsultasi terkait standar dan
proses konsultasi. Bahkan jika fungsi audit internal memiliki terpilih untuk tidak terlibat dalam
konsultasi internal di luar pekerjaan atestasi normal, semua internal auditor harus memahami
peran dan tempat konsultasi di internal keseluruhan.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Peran Auditor sebagai Pengawas
Fungsi auditor internal yang semakin berkembang, membawa pergeseran paradigma dari
para pemakainya. Pada paradigma lama tentang peran auditor internal yaitu berfokus pada
ditemukannya penyimpangan yang perlu dikoreksi serta lebih banyak dilakukan pemeriksaan
pada tingkat kepatuhan para pelaksana pada ketentuan yang telah ditetapkan. Peran auditor
internal seperti ini serupa dengan peran polisi atau pengawas yang melakukan pemeriksaan.
Peran auditor internal sebagai pengawas sering dianggap sebagai pihak pencari kesalahan yang
diutus oleh pimpinan perusahaan.
3.2 Peran Auditor sebagai Konsultan
Seiring berjalannya waktu, paradigma lama tentang peran aditor internal mengalami
pergeseran ke paradigma baru yang awalnya auditor internal berperan sebagai pengawas, kini
beralih menjadi auditor internal yang berperan sebagai konsultan dan diprediksikan di masa
mendatang auditor internal berperan sebagai katalisator. Dengan peran sebagai konsultan, auditor
internal lebih berfungsi sebagai mitra bagi klien yang merupakan bentuk pelayanan pada
perusahaan dalam rangka membantu pencapaian tujuan. Seiring berjalannya waktu peran auditor
internal meningkat menjadi konsultan dan mulai diterapkan di perusahaan-perusahaan maju yang
di mana pada peran ini auditor turut serta memastikan bahwa kontrol internal telah berfungsi
dengan baik.
Auditor internal telah menjalankan perannya sesuai dengan IAI pada tahun 1999 yang
menjelaskan bahwa audit internal merupakan suatu aktivitas independen dalam menetapkan
tujuan dan merancang aktivitas konsultasi yang bernilai tambah bagi klien. Didukung dengan
teori paradigma baru dalam Tampubolon (2005, 1-2) yang menyatakan peran auditor internal
sebagai konsultan wajib melayani klien dengan baik dan mendukung kepentingan klien dengan
tetap mempertahankan loyalitas pada perusahaan maka auditor internal sebagai konsultan tidak
hanya melaksanakan fungsi sebagai pemeriksa, tetapi auditor internal juga berfungsi sebagai
mitra.
Standar IIA sekarang memungkinkan auditor internal untuk menyediakan jasa konsultasi
yang berkaitan dengan operasi dimana sebelumnya mereka memiliki tanggung jawab
terhadapnya dengan ketentuan bahwa auditor mengungkapkan hal-hal potensial yang dapat
mempengaruhi independensinya atau objektivitas terkait jasa konsultasi yang diajukan sebelum
menerima perjanjian penugasan.
Standar IIA mendefinisikan konsultasi audit internal sebagai penasehat dan terkait
dengan aktivitas jasa audit klien, sifat dan ruang lingkup yang disepakati dengan klien dan yang
dimaksudkan untuk menambah nilai dan meningkatkan tata kelola perusahaan, manajemen
risiko, dan mengendalikan proses tanpa auditor internal memikul tanggung jawab manajemen.
Contoh termasuk nasihat, saran, fasilitasi, dan pelatihan.
Sebelum terlibat dalam kegiatan jasa konsultasi, auditor internal perlu menerima
persetujuan dari komite audit dan sepenuhnya menunjukkan kepada manajemen bahwa ia
memiliki kemampuan dan tujuan yang cukup untuk bertindak sebagai konsultan perusahaan.
Beberapa daerah yang perlu dipertimbangkan ketika mengembangkan praktek konsultasi
internal yaitu:
1. Apa tipe konsultasi audit internal yang akan dipertimbangkan?
2. Bagaimana sumber daya akan dibagi antara jasa atestasi terkait dengan audit internal dan
konsultasi internal?
3. Penganggaran dan akuntansi untuk biaya jasa konsultasi audit internal.
4. Perencanaan dan penjadwalan kegiatan konsultasi audit internal.
5. Pelaporan hasil dan mengkomunikasikan dengan manajemen dan komite audit.
6. Menjual program konsultasi audit internal
Hal-hal yang dapat dilakukan oleh internal auditor untuk memenuhi tanggung jawabnya:
1. Mengidentifikasi dan menilai risiko potensial untuk operasi bank.
2. Menelaah kecukupan pengendalian dibentuk untuk memastikan kepatuhan terhadap
kebijakan, rencana, prosedur, dan tujuan bisnis.
3. Menilai keandalan dan keamanan informasi keuangan dan manajemen dan mendukung
sistem dan operasi yang menghasilkan informasi ini.
4. Menilai sarana pengaman aset.
5. Meninjau proses pendirian dan mengusulkan perbaikan.
6. Menilai penggunaan sumber daya yang berkaitan dengan ekonomi, efisiensi, dan efektifitas.
7. Menindaklanjuti rekomendasi untuk memastikan bahwa tindakan perbaikan yang efektif
telah diambil.
8. Melaksanakan ad hoc penilaian, penyelidikan, atau ulasan yang diminta oleh Komite Audit
dan Manajemen.
9. Lakukan proyek konsultan independen atas permintaan spesifik dari manajemen.
Beberapa langkah tindakan yang penting dilakukan oleh auditor internal yang akan
beroperasi sebagai konsultan internal, yaitu:
1. Langkah pertama : perluncuran tugas konsultan.
Peluang konsultasi internal biasanya datang kepada auditor internal untuk tiga alasan:
a. Departemen telah menyelesaikan kajian internal dengan rekomendasi untuk tindakan
korektif bahwa kebutuhan manajemen membantu untuk diimplementasikan.
b. Kebutuhan lain berkembang dalam perusahaan, seperti kekurangan yang signifikan
yang memerlukan koreksi yang disorot selama review auditor eksternal SOx Bagian
404.
c. Manajemen memiliki beberapa kebutuhan khusus di mana keahlian auditor internal
mungkin membantu.
2. Surat Perjanjian Konsultasi.
Surat perjanjian menggambarkan apa yang diusulkan oleh konsultan auditor internal untuk
diselesaikan, siapa yang akan melaksanakan pekerjaan tersebut, waktu dan durasi
pelaksanaan, dan hasil yang diharapkan dari proyek konsultasi.
3. Proses konsultasi: mendefiniskan “as is” dan “to be” objectives.
Auditor internal melakukan pendefinisian terhadap "as is" atau kondisi sekarang (existing
condition) dari manajemen perusahaan selanjutnya melakukan pendefinisian terhadap tujuan
yang diharapkan oleh manajemen terhadap jasa konsultasi auditor internal.
4. Mengimplementasikan rekomendasi konsultasi.
5. Mendokumentasikan dan menyelesaikan perjanjian konsultasi
Standar Konsultasi terdiri dari dua yaitu :
1. Standar Atribut
a. Jasa konsultasi dilakukan jika auditor telah memiliki tanggung jawab sebelumnya.
b. Adanya penurunan objektivitas dan independensi harus dikomunikasikan dengan klien
sebelum penugasan.
c. Menolak penugasan bila tidak memiliki keahlian yang cukup, pengetahuan, atau
kompetensi.
d. Melaksanakan penugasan dengan kemahiran profesional secara cermat dan seksama
(due professional care).
2. Standar Kerja
a. merencanakan penugasan konsultasi.
b. meninjau risiko sesuai dengan tujuan penugasan selama penugasan konsultasi.
c. menerapkan pengetahuan risiko yang didapat dari konsultasi ke dalam fungsi pemberian
keyakinan yang biasa dilakukan.
d. menilai pengendalian sesuai dengan tujuan penugasan selama penugasan konsultasi.
e. tujuan penugasan harus sesuai dengan nilai dan tujuan organisasi.
f. mencapai kesepakatan dengan klien mengenai tujuan, ruang lingkup, tanggung jawab,
dan ekspektasi dari penugasan.
g. mempertimbangkan risiko, pengedalian, dan proses pengelolaan sepanjang disetujui
oleh klien.
h. mempertahankan lingkup penugasan yang akan dibahas dengan klien.
i. program kerja bisa bervariasi dalam bentuk dan isi.
j. penetapan kebijakan mencakup penyimpanan catatan dan juga pemberian catatan atau
dokumen ke pihak luar dan dalam perusahaan.
k. komunikasi perkembangan dan hasil bisa bervariasi sesuai kebutuhan klien.
l. tanggung jawab komunikasi hasil akhir ke klien.
m. manajemen risiko, pengendalian, dan pengelolaan, jika signifikan, harus
dikomunikasikan ke manajemen senior dan dewan komisaris.
n. mengawasi penyebaran dan hasil audit sesuai persetujuan klien.
Dengan peran auditor internal sebagai konsultan dapat membantu perusahaan dalam
pencapaian tujuan yang tercermin dalam rekomendasi dan saran yang diberikan lebih bersifat
jangka menengah. Di masa yang akan datang, auditor internal dimungkinkan berperan sebagai
katalisator yang akan ikut menentukan tujuan perusahaan.
3.3 Peran Auditor Sebagai Katalisator
Sedangkan di masa mendatang dimungkinkan auditor internal peran sebagai katalisator
yang akan ikut andil dalam menentukan tujuan perusahaan. Didukung dengan teori paradigm
lama dalam Tampubolon (2005, 1-2) yang menyatakan bahwa auditor internal sebagai pengawas
lebih berperan sebagai mata telinga manajemen, karena manajemen membutuhkan kepastian
bahwa kebijakan yang ditetapkan akan dilaksanakan oleh karyawan. Terkait dengan saran dan
rekomendasi yang diberikan auditor internal sebagai pengawas lebih bersifat jangka pendek
dalam membantu pencapaian tujuan perusahaan.
Peran katalis internal audit tidak saja terbatas pada perbaikan dan memberikan nasihat
tetapi juga dapat berupa: Keterlibatan IA dalam system design & development, review terhadap
kompetensi SDM dalam suatu fungsi organisasi, keterlibatan dalam penyusunan corporate
planning, evaluasi kinerja, budgeting, strategy formulation dan usulan perubahan strategi, dan
lain sebagainya.
Peran auditor internal sebagai katalisator mencerminkan bahwa auditor internal dalam
kegiatan auditnya menerapkan perannya sebagai katalisator yang ikut menentukan arah dan
tujuan perusahaan serta dapat membimbing manajemen dalam mengenali risiko-risiko yang
mengancam pencapaian tujuan perusahaan. Sesuai dengan teori tentang peran auditor internal
sebagai katalisator dalam Harry Andrian Simbolon (2010: 1) yang mengatakan peran auditor
internal sebagai katalisator bertindak sebagai fasilitator dan agent of change, di mana
rekomendasi dan saran yang diberikan dalam membantu pencapaian tujuan perusahaan lebih
bersifat jangka panjang.
BAB IV
KESIMPULAN
1. Peran auditor internal sebagai pengawas dalam pencapaian tujuan perusahaan berdasarkan
hasil perhitungan distribusi kecenderungan frekuensi variabel dapat diketahui bahwa
persebaran data dari peran ini dikategorikan cukup baik. Peran yang dijalankan auditor
internal perusahaan masing menganut paradigma lama yang sebenarnya saran dan
rekomendasi yang diberikan peran ini hanya bersifat jangka pendek dalam membantu
perusahaan untuk mencapai tujuan. Tindakan selayaknya polisi yang dijalani auditor internal
sebagai pengawas dapat membuat karyawan merasa tidak nyaman dan membuat karyawan
kurang menyukai kehadirannya sehingga kinerja yang mereka kurang maksimal. Selain itu
tindakkan selayaknya polisi membuat karyawan menganggap auditor internal adalah lawan
mereka. Dengan peran auditor internal sebagai pengawas juga dianggap karyawan kurang
memberikan kontribusi yang maksimal dalam membantu pencapaian tujuan perusahaan.
2. Peran auditor internal sebagai konsultan dalam pencapaian tujuan perusahaan. Auditor
internal yang tidak hanya berfokus pada penemuan kecurangan yang terjadi tetapi juga
berperan sebagai konsultan internal yang memberikan masukan dan pemikiran dalam
membantu pencapaian tujuan perusahaan serta dapat menunjang efektivitas pengendalian
atas kegiatan-kegiatan yang berjalan. Didukung dengan redefinisi yang dikemukakan IAI
pada tahun 1999 tentang peran audit internal menyatakan akan bahwa lebih efektif dalam
pencapaian tujuan perusahaan dan memberi nilai tambah bagi perusahaan jika auditor
internal suatu perusahaan merancang aktivitas konsultasi, yang di mana aktivitas ini terkait
dengan peran auditor internal sebagai konsultan.
3. Peran auditor internal sebagai katalisator dalam pencapaian tujuan perusahaan. Auditor
internal auditor internal sebagai katalisator dimungkinkan akan ikut serta dalam menentukan
tujuan dari perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Robert Moeller. 2009. Brink’s Modern Internal Auditing: a common body of knowledge. seventh
edition. Published Simultaneously In Canada.
Sawyer, Lawrence B. (2000). Internal Auditing. Edisi 5. Jakarta: Salemba Empat. Simbolon,
Suroso. (2009). Kedudukan dan Fungsi Audit Internal dalam Perusahaan. Jurnal Ilmiah Abadi
Ilmu. Vol. 2 No.2: Hal. 230.
Tampubolon, Robert. (2005). Risk and System-Based Internal Audit. Jakarta: Elex Media
Komputindo.
Wibisono. (2006). Pengertian Visi dan Misi Perusahaan. Diambil dari:
http://jurnalsdm.blogspot.com/2009/10/definisi-visi-misi-danstrategi-dan.html, pada
tanggal 20 Februari 2012.