25
BAB I TINJAUAN TEORI A. Definisi Gagal jantung adalah ketidakmampuan jantung untuk memenuhi kebutuhan jaringan dan oksigen dan nutrisi (Smeltzer, 2001; 717-740) Gagal jantung adalah suatu keadaan ketidakmampuan jantung untuk memompakan darah keseluruh tubuh dengan kebutuhan metabolisme. (Priyanto, 2001; 420) Gagal jantung adalah suatu keadaan patofisiologis adanya kelainan fungsi jantung berakibat jantung gagal menampkakkan darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan dan kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian tekanan pengisian ventrikel kiri. (Noer, 2001) B. Etiologi Penyebab gagal jantung 1. Kelainan mekanis : a. Peningkatan beban kanan b. Sentral (stenosisi aorta, dsb) c. Perifer (hipertensis sistemik, dsb) d. Peningkatan beban volume (regurgitasi katub, peningaktan beban awal, dsb) 1

Makalah Asuhan Keperawatan Decomp Cordis

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah Asuhan Keperawatan Decomp Cordis

BAB I

TINJAUAN TEORI

A. Definisi

Gagal jantung adalah ketidakmampuan jantung untuk memenuhi

kebutuhan jaringan dan oksigen dan nutrisi (Smeltzer, 2001; 717-740)

Gagal jantung adalah suatu keadaan ketidakmampuan jantung untuk

memompakan darah keseluruh tubuh dengan kebutuhan metabolisme.

(Priyanto, 2001; 420)

Gagal jantung adalah suatu keadaan patofisiologis adanya kelainan

fungsi jantung berakibat jantung gagal menampkakkan darah untuk memenuhi

kebutuhan metabolisme jaringan dan kemampuannya hanya ada kalau disertai

peninggian tekanan pengisian ventrikel kiri. (Noer, 2001)

B. Etiologi

Penyebab gagal jantung

1. Kelainan mekanis :

a. Peningkatan beban kanan

b. Sentral (stenosisi aorta, dsb)

c. Perifer (hipertensis sistemik, dsb)

d. Peningkatan beban volume (regurgitasi katub,

peningaktan beban awal, dsb)

e. Obstruksi terhadap pengisian ventrikel (stenosis mezralis

atau trikuspidalis)

f. Tekponade pericardium

g. Restriksi enddeardium atau miokordium

h. Aneurisma ventrikel

i. Disenergi ventrikel

2. Kelainan miokardium

a. Primer : kardiomiopati, miokardititis kelainan metabolic,

toksisitas (alkohol, kobalt, dsb)

Presbikardio

1

Page 2: Makalah Asuhan Keperawatan Decomp Cordis

b. Kelainan dis dinamik sekunder (sekunder terhadap

kelainan mekanis)

- Kekurangan O2 (penyakit jantung koroner)

- Kelainan metabolik

- Penyakit sistemik

- Penyakit paru obstruksi menahun

3. Berubahnya irama jantung atau urutan konduksi

- Henti jantung

- Fibrilasi

- Takikardia atau kardiokardia yang berat

- Asikroni listrik, gangguan konduksi (Price, 1994)

C. Patofisiologi

Mekanisme yang mendasari gagal jantung meliputi gangguan

kemampuan kontralitas jantung, yang menyebabkan curah jantung lebih

rendah dari curah jantung normal. Frekuensi jantung merupakan fungsi sistem

syaraf otonom, bila curah jantung berkurangh sistem saraf simpatus akan

mempercepat frekuensi jantung untuk mempertahankan perfusi jaringan yang

memadai, maka sekuncup jantunglah yang harus menyesuaikan diri untuk

memepertahankan curah jantung

Tetapi pada gagal jantung dengan masalah utama kerusakan dana

kekuatan serabut otot jantung, volume sekuncup berkurang dan curah jantung

normal masih dipertahankan, volume sekuncup merupakan sejumlah darah

yang dipompa pada setiap kontraksi tergantung pada tiga faktor : preload,

kontraktifilitas dan afterload

- Pre load adalah sinonim letak starling pada jantung yang menyatakan

bahwa jumlah darah yang mengisi jantung berbanding langsung dengan

tekanan yang ditimbulkan oleh panjangnya tegangan serabut jantung.

- Kontraktilitas mengacu pada perubahan kekuatan kontraksi yang terjadi

pada sel dan berhubungan dengan perubahan panjang serabut jantung dan

kadar kalsium

2

Page 3: Makalah Asuhan Keperawatan Decomp Cordis

- Afterload mengacu pada besarnya tekanan ventrikel yang harus dihasilkan

untuk memompa darah melawan perbedaan tekanan yang ditimbulkan oleh

tekanan arteriola.

Pada gagal jantung jika satu atau lebih dari ketiga faktor tersebut

terganggu hasilnya curah jantung berkurang kemudian dalam menentukan

pengukuran hemodinamika melalui prosedur pemantauan invase telah

mempermudah diagnosa gagal jantung kongestif dan mempermudah

penerapan terapi farmakologis yang efektif. (Smeltzer, 2001)

D. Manifestasi klinis

- Edema ektremitas bawah (edema dependen)

- Pertambahan BB

- Cardiomegali (pembesaran jantung)

- Dypsnoe

- Asites (penimbunan cairan dalam rongga peritoneum)

- Oliguria

- Lemah

- Lelah

- Pucat (Smeltzer, 2001)

E. Penatalaksanaan

Terapi farmakologi

- Aspirin

- Anti koogulan

- Antagonis dan adren reseptor.

- Glikosida jantung, dioretik dan vasodilator

- Agonis receptor dopamine.

- Digitalis : meningkatkan kekuatan kontraksi jantung dan memperlambat

frekuensi jantung

Terapi non farmakologi

- Diet rendah garam

- Batasi cairan

3

Page 4: Makalah Asuhan Keperawatan Decomp Cordis

- Menghindari alkohol

- Manajemen stress

- Aktivitas fisik (Priyanto, 2001)

F. Fokus intervention

1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan aliran darah

keginjal sekunder akibat gagal jantung (Carpenito, 2001)

Tujuan : Volume cairan adekuat

Intervensi

- Pantau saluran urine (warna dan jumlah)

- Pantau keseimbangan intake dan out put.

- Pertahankan dudk atau tirah jantung

- Catat adanya edema tubuh umum (anasarkar)

- Rubah posisi dengan sering

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan anorexia sekunder akibat gagal jantung (Carpenito, 2001)

Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi

Intervensi :

- Auskultasi bunyi usus

- Awasi masukan sesuai indikasi

- Ajarkan pasien makan sendiri

- Beri minum tambahan (susu, teh)

- Bantu pasien dalam pemberian makan

3. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan aliran

darah. (Doenges, 2000)

Tujuan : mendemonstrasikan perfusi adekuat secara individual.

Intervensi :

- Lihat pucat, sianosis .

- Pantau pernafasan,catat kerja pernafasan

- Kaji fungsi gastrointestinal, catat anoreksia

- Pantau intake dan catat perubahan saluran urine.

- Selidiki perubahan tiba-tiba/gangguan mental kontinu.

4

Page 5: Makalah Asuhan Keperawatan Decomp Cordis

4. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan

membran kapiler (Doenges, 2000)

Tujuan : mendemostrasikan ventilasi dan desigenasi adekuat

Intervensi :

- Auskulatsi bunyi nafas

- Dorong perubahan posisi sering

- Pertahankan duduk di kursi/tirah baring

- Berikan lingkungan istirahat dan batasi aktivitas.

5

Page 6: Makalah Asuhan Keperawatan Decomp Cordis

BAB II

RESUME KEPERAWATAN

A. Pengkajian

Pengkajian dilakukan pada hari senin tanggal5 juni 2006 jam 08.00 WIB

di ruang G RSU Tidar Magelang dengan auto anamnesa, pasien bernama Ny.

S umur 40 th, alamat kajoran rejosari bandungan, tanggal masuk 3 juni 2006

jam 12.00 WIB dengan no register 0484. diagnosa medis decompensasi

cordis. Penanggung jawab Tn.D, umur 40 th hubungan dengan pasien suami.

Keluhan utama yang diarasakan adalah pasien mengatakan sesak nafas

RR : 28x/mnt. Riwayat kesehatan sekarang 1 minggu sebelum pasien masuk

RSU Tidar Magelang, pasien mengeluhkan sesak nafas yang sangat berat,

kedua kaki bengkak, kemudian pada tanggal 3 juni 2006 jam 12.00 WIB,

keluarga pasien membawa pasien ke RSU Tidar Magelang oleh dokter

dianjurkan opname.

Riwayat kesehatan dahulu pasien dan keluarga mengatakan bahwa

pasien pernah opname dengan sakit yang sama tidak menderita penyakit

menular seperti TBC, dan tidak menderita penyakit keturunan seperti DM,

begitu juga didalam keluarga, tidak ada anggota keluarga yang menderita

decompensasi cordis maupun riwayat penyakit menular dan penyakit

keturunan.

Pada pengkajian pola fungsional menurut Virginia Handerson yang

mengalami gangguan diantaranya pada pola bernafas sebelum sakit pasien

tidakmempunyai gangguan pernafasan, frekuensi pernafasan 20 x /mnt, tidak

menggunakan alat bantu dan selama sakit pasien mengalami sesak nafas,

frekuensipernafasan 28 x/menit, terpasang O21,5 lt/mnt. Pada pola nutrisi dan

metabolisme sebelum sakit pasien makan 3 x /hari dengan komposisi naasi,

lauk pauk dan sayur habis 1 porsi, minum ± 7-8 gelas 1 hari. Pola eliminasi :

pasien BAB 1 x/hari dengan konsistensi lunak, bau kha, warna kuning BAK,

4-5 x/hr tanoa ada gangguan, bau khas amoniak.

Pada pola agerak dan keseimbangan sebelum sakit pasien melakukan

aktivitas tanpa bantuan dan tidak ada keterbatasan dan selama sakit aktivitas

6

Page 7: Makalah Asuhan Keperawatan Decomp Cordis

(personal hygiene) pasien dibantu oleh perawat dan keluarga. Pada pola

kebutuhan rasa aman dan nyaman sebelum sakit pasien merasa aman dengan

kondisi kesehatan yang tidak mengalami gangguan dan selama sakit kurang

nyaman karena pasien masih sesak nafas. Pada pola kebutuhana belajar pasien

dengan latar belakang pendidikan SD, pasien kurang thau penyebab

penyakitnya, pasien sesekali bertanya kepada perawat dan dokter tentang

perkembangan penyakitnya.

Pada pemeriksaan fisik keadaan umum pasien composmentis,

penampilan lemah, tekanan darah 120/70 mmHg, respirasi 28 x/mnt, nadi 84

x/mnt, suhu 360 C. Kepala bentuk mecochepal, rambut hitam tidak beruban,

panjang lurus, persebaran merata, tidak ada ketombe dan tidak aa pembesaran

polip, terpasang selang O2, telinga bersih, tidak ada penumpukan serumen,

mulut bersih tidak ada stomatitis, mukosa bibir kering, leher tidak ada nyeri

telan, tidak ada pemebesaran kelenjar tyroid, maka edema dada : paru-paru

simetris, ada tarikan intercosta, tidak ada nyeri tekanan terdengar suara

wheezing dan ronchi, ictus cordis teraba pada intercosta 4 dan 5m bunyi

gallop. Abdomen tidak ada luka bekas operasi, peristaltik usus 10 x/mnt.

Tidak ada nyeri tekan, perkusi tympani, genetalia bersih, terpasang kateter,

anus bersih, tidak ada hemoroid. Ekstremitas superior terpasang infus D5 %

20 tts/mnt pada ekstremitas kiri tidak ada oedem dan lesi. Inferior tidak ada

luka, tidak ada lesi, terdapat oedema pada kedua ekstremitas.

Hasil pemeriksaan labolatorium tanggal 5 juni 2006 : Rho : ± 30 mg/dl,

URO ± 2,0 mg/dl, PH S1 0,56>1,030, BCP +++ over mg/dl. lEV 500 LBU/ml,

leukosit 20-30, eritrosit 30-50, epitel 2-6, protein total 5,73, normal 6,6 -8,8,

albumin 2,52, normal 3,8-5, globin 3,12 normal 2,3-3, therapy infus D5 %,

fossix 1 x 2 amp, laternal 1 x 1 tab, ciprolax 2 x1 tablet.

B. Analisa Data

1. Pada tanggal 5 juni 2006 didapatkan analisa data sebagai berikut ;

Data obyektif : pasien mengatakan sesaka nafas, badan lemas, dan data

obyektif : pasien tampak sesak, terapsang oksigen 3 lt/menit, respiratory

28 x/menit. Berdasarkan data diatas dapat dirumuskan, diagnosa

7

Page 8: Makalah Asuhan Keperawatan Decomp Cordis

keperawatan tidak efektifnya jalan nafas berhubungan dengan

penyempitan jalan nafas.

2. Pada tanggal 5 juni 2006 diperoleh data : pasien mengatakan tidak

nafsu makan dengan data objektif pasien makan ¼ porsi, lidah kotor dan

berat badan turun. Dari data diatas dapat dirumuskan diagnosa

keperawatan : perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan anoreksia mual, muntah.

3. Pada tanggal 5 juni 2006 diperoleh analisa data : pasien

mengatakan tidak tahu tentang penyakitnya ditandai dengan pasien lemas,

bertanya kepada perawat. Dari data tersebut dapat dirumuskan bahwa

diagnosa keperawatan : kurabng pengetahuan tentang penyakit

berhubungan dengan kurang informasi.

Diagnosa keperawatan diataas dapat diprioritaskan sebagai berikut :

a. Tidak efektifnya jalan nafas bnerhubungan dengan

penyempitan jalan nafas

b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan anoreksia

c. Kurang pengetahuan tentang penyakit nerhubungan

dengan kurang informasi.

8

Page 9: Makalah Asuhan Keperawatan Decomp Cordis

BAB III

PEMBAHASAN

A. Pengkajian

Menurut smeltzer, 2002 pada pasien dengan gagal jantung ditemukan

adanya tanda-tanda dan gejala kelebihan cairan paru dan tanda-tanda serta

gejala sistemis. Pada pernafasan ditemukan adanya krekels dan bunyi

wheezhing, krekel terjadi oleh gerakan udara melalui cairan dan menunjukkan

adanya oedem pada ekstremitas dan wajah.

Menurut Doenges , 2000 tanda dari gagal jantung adalah tekanan darah :

mungkin rendah (gagal penampaan0 normal (gagal jantung ringan atau kroni)

atau tinggi (kelebihan beban cairan). Frekuensi jantung : tachicardi 9gagal

jantung kiri), irama jantung : disritmia, bunyi nafas krekels, ronchi sedangkan

pada pengkajian ditemukan adanya tekanan darah normal (120/70 mmHg),

nadi : 84 x/menit, dan terdengar suara ronchi dan wheezhing.

Menurut Doenges, 2000 gejala dari gagal jantung adalah : kehilangan

nafsu makan, mual/muntah, penambahan berat badan signifikan.

Pembengkakan pada ekstremitas bawah, sedangkan pada pengkajian

ditemukan data penurunan nafsu makan, tidak mual/muntah, penurunan berat

badan dan terjadi pembesaran pada ekstremitas bawah.

Pada pola pengkajian pola fungsional menurut Virginia Handerson

kebutuhan belajar terganggu karena minimnya informasi yang didapatkan

mengenai penyakit yang diderita yang ditandai dengan adanya rasa cemas.

Pasien bertanya tentang penyakitnya kepada perawat. Untuk mengatasi

masalah tersebut maka implementasi yang dilakukan adalah memberi posisi

yang nyaman yaitu posisi semi flower. Ini dilakukan karena dengan

peninggian posisi kepala tempat tidur dapat memaksimalkanpengembangan

paru sehingga mempermudah pernafasan (Doenges, 2000; 519), memberikan

therapi okseganasi 11/2 liter/menit. Ini dilakukan untuk menambah kebutuhan

oksigen serta kolaborasi dengan tim medis dalam memberikan bronkodilator

untuk membuka jalan nafas (Doenges, 2000). Mengkaji pola nafas yaitu

frekuensi pernafasan , kedalaman dan auskultasi bunyi nafas.

9

Page 10: Makalah Asuhan Keperawatan Decomp Cordis

Evaluasi setelah dilakukan tindakan keperawatanb tersebut adalah data

subyektif : pasien mengakatakan masih sesak tapi sedikit lebih nyaman. Data

obyektif ; posisi semi flower, terpasang O2 1 1/5 liter/menit dan frekeunsi

pernafasan 24 x/menit. Analisa maslah belum teratasi maka diperlukan

intervensi lanjutan berupa : beri posisi semi flower, beri oksiegenasi 3

liter/menit dan kolaborasi dengan tim medis dalam pemeberian bronkodilator.

Selama dilakukan tindakan keperawatan faktor pendukung yang

ditemukan adalah pasien kooperatif. Tidak ada faktor penghambat selama

melakukan tindakan keperawatan.

B. Diagnosa, Intervensi Dan Evaluasi

1. Tidak efektifnya bersihan jalan nafas berhubungan dengan

penyempitan jalan nafas. (Doenges, 2002)

Bersihan jalan nafas tidak efektif adalah suatu keadaan dimana

individu mengalami suatu ancaman yang nyata dan potensi potensial pada

status pernafasan sehubungan dengan ketidakmampuan untuk batuk secara

efektif (Carpenito,2000, 324). Sedangkan menurut NANDA (2002 :16).

Bersihan jalan nafas tidak sekret atau sumbatan dari saluran pernafasan

untuk mempertahankan bersihan jalan nafas.

Patofisiologi gagal jantung :

Tidak efektifnya jalan nafas.

Tanda dominan gagal jantung adalah meningkatnya volume

intravaskuler. Kongesti jaringan terjadi akibat tekanan arteri dan vena

yang meningkat akibat turunnya curah jantung pada gagal jantung.

Peningkatan tekanan vena pulmonalis dapat menyebabkan cairan mengalir

dari kapiler paru ke alveoli, akibatnya terjadi oedem paru yang

dimanifestasikan dengan batuk dan nafas pendek. Meningkatnya tekanan

vena sistemik dapat mengakibatkan oedem perifer secara umum dan

penambahan cairan dalam alveoli yang menggangu pertukaran gas. Disneu

bahkan terjadi saat istirahat atau dicetuskan oleh gerakan yang minimal

atau sedang. Dapat terjadi ortopneu (kesulitan bernafas saat berbaring).

Psien yang mengalami ortopneu tidak akan mau berbaring, tetapi akan

10

Page 11: Makalah Asuhan Keperawatan Decomp Cordis

menggunakan bantal agar bisa tegak ditempat tidur atau duduk dikursi,

bahkan saat tidur.

Batasan karakteristik mayor (baru terdapat satu atau lebih) yaitu

batuk tidak efektif atau tidak ada batuk, ketidakmampuan untuk

mengeluarkan sekresi jalan nafas. Batasan karakteristik minor adalah :

bunyi nafas abdomen, frekuensi, irama, kedalamam pernafasan abnormal

(Carpenito, 2000 ;324).

Penulis kurang tepat dalam menegakkan diagnosa bersihan jalan

nafas tidak efektif berhubungan dengan penyempitan jalan nafas. Diagnosa

yang seharusnya adalah ganngua pertukaran gas berhubungan dengan

perubahan membran kapiler.

Penulis mengambil diagnosa ini karena menemukan beberapa data

yaitu data subyektif : pasien mengatakan sesak untuk bernafas. Data

obyektif : pasien tampak sesak nafas, pasirn menggunakan alat bantu

pernafasan berupa oksigenasi 3 lt/mnt, frekuensi pernafasan 28 x/minute

dan pasien lemah.

Penulis mengambil diagnosa ini menjadi diagnosa pertama karena

kebutuhan dasar menurut hirearki Maslow dibagi menjadi 5 tahapan.

Kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan fisiologis yang harus segera

ditangani. Kebutuhan O2 merupakan salah satu komponen gas dan unsur

vital dalam proses metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan

hidup seluruh sel-sel tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh dengan

cara menghirup O2 setiap kali bernafas. Penyampaian O2 kejanringan

tubuh di tentukan oleh sistem respirasi, kardiovaskuler dan keadaan

hematologi. (Tarwoto & Warttonah, 2002; 9)

Untuk mengatasi masalah tersebut dilakukan intervensi ; auskultasi

bunyi nafas, catat krekels mengi dengan rasionalisasi menyatakan adanya

kongesti paru. Dorong perubahan posisi minus dengan rasionalisasi

membantu mencagah aktivitas, anjurkan pasien batuk efektif, nafas dalam

untuk membersihkan jalan nafas. Kolaborasi ; berikan oksigen tambahan

sesuai untuk meningkatkan aliran oksigen (Doenges, 2000).

11

Page 12: Makalah Asuhan Keperawatan Decomp Cordis

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan anorexia mual/muntah.

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah suatu keadaan

dimana individu tidak puasa mengalami atau yang beresiko mengalami

penurunan BB yang berhubungan dengan masukan yang tidak adekuat

atau metabolisme nutrium yang tidak adekuat untuk kebutuhan metabolik

(Carpenito, 2000).

Nutrisi

Nutrisi adalah zat yang digunakan tubuh untuk menyediakan energi

untuk fungsi organ dan pergerakan badan, untuk mempertahankan suhu

tubuh dan menyediakan material untuk fungsi enzim. Pertumbuhan dan

penempatan kembali dan perbaikan sel.

Nutrisi merupakan element penting untuk proses dan fungsi tubuh.

Kategori zat makanan adalah :

Karbohidrat

Merupakan sumber energi utama dalam diit. Tiap gram karbohidrat

menghasilkan 4 kkal. Sumber karbohidrat : beras, tepung, jagung, sagu dll.

Protein

Meskipun protein memberikan sumber energi (4 kkal/g) juga penting

untuk mensitetis (membangun) jaringan tubuh dalam pertumbuhan,

pemeliharaan dan perbaikan.

Sumber protein : daging, hewan ternak, susu, telur : sereal , kacang-

kacangan dan sayur-sayuran.

Lemak

Lemak merupakan nutrisi padat yang paling berkalori (9kkal/gram).

Lipid merupakan lemak yang padat pada suhu ruangan dan minyak yang

cair pada suhu ruangan.

Sumber : daging, kelapa.

Air

Air merupakan komponen kritis dalam tubuh karena fungsi sel

bergantung pada lingkungan cair. Air menyusun 60 %-70% dari seluruh

berat badan.

12

Page 13: Makalah Asuhan Keperawatan Decomp Cordis

Vitamin

Merupakan substansi organik dalam jumlah kecil padamakanan yang

essensial untuk metabolisme normal.

Sumber : sayur-sayuran dan buah-buahan segar.

Mineral

Merupakan elemen penting non organik pada tubuh sebagai katalis

dalam reaksi bio kimia. (Perry & Potter, 2002).

Anoreksia dapat menyebabkan gangguan perubahan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh karena kadang-kadanag dalam hidup penatalaksanaan

konsep sakit dapat dikarenakan dari individu secara tidak langsung berupa

tingkah laku yang destruktif. Terjadi paling utama pada wanita dannlebih

sering memiliki hal tersebut pada saat dewasa yang akan menyebabkan

sindrom klinis pada dirinya (Donna, 1995).

Anoreksia

Mudah lelah terjadi akibat curah jantung yang kurang yang

menghambat jaringan dari sirkulasi normal dan oksigen serta menurunnya

pembuangan sisa hasil katabolisme. Juga terjadi akibat meningkatnya

energi yang digunakan untuk bernafas dan insomnia yang terjadi akibat

distress pernafasan dan batuk.

Anoreksia (hilangnya nafsu makan) dan mual terjadi akibat

pembesaran vena dan statis vena didalam rongga abdomen (Smeltzer,

2002).

- Kerusakan menelan adalah keadaan dimana individu mengalami

penurunan volunter memasukkan cairan dan atau makanan padat

melalui mulut ke dalam lambung (Carpenito, 1998).

- Mual adalah suatu keadaan dimana seorang individu mengalami

perasaan tidak enak/tidak nyaman dalam perut dengan/tanpa dimasuki

makanan (carpenito, 1998)

- Muntah adalah suatu keadaan dimana individu mengalami gangguan

penceranaan berupa reflek makanan dari lambung ke luar tanpa/dengan

13

Page 14: Makalah Asuhan Keperawatan Decomp Cordis

melalui makanan karena rasa tidak nyaman pada perut atau suatu

penyakit. (Carpenito, 1998).

Batasan karakteristik (harus terdapat) yaitu individu yang tidak puasa

melaporkan atau mengalami masukan makanan yang tidak adekuat kurang

dari yang dianjurkan dengan atau tanpa penurunan BB atau kebutuhan-

kebutuhan metabolic. Karakteristik minor (mungkin terdapat) yaitu : BB

10%-20% atau lebih dibawah BB ideal untuk tinggi dan kerangka tubuh,

lipatan kulit trisep, lingkar lengan tengah dan lingkar otot tengah

pertengahan dengan kurang dari 60%. Standar pengukuran kelemahan otot

dan nyeri tekan peka rangsang mental dan kekacauan mental, penurunan

albumin serum, penurunan transfertin serum atau penurunan kapsitas

ikatan besi (Carpenito, 2000 ; 519)

Penulis mengambil diagnosa ini karena menemukan beberapa data

yaitu data subyektif : pasien mengatakan setiap makan selalu tidak habis.

Obyektif : pasien makan habis ¼ porsi, lidah kotor dan BB turun dari 47

kg – 46 kg.

Diagnosa ini diangkat menjadi diagnosa kedua karena nutrisi sangat

penting bagi tubuh, karena tubuh memerlukan energi untuk berfungsinya

organ. Pergerakan tubuh untuk mempertahankan sel tubuh. Fungsi enzim

pertumbuhan dan mengganti sel yang rusak. Selain itu nutrisi merupakan

zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit

termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima

makanan atau bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam

tubuhnya serta mengeluarkan sisanya (Tarwoto & Wartonah, 2003 ; 29)

Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan intervensi: kaji

masukan makanan saat ini, catat derajat kesalahan makan, evaluasi berat

badan dengan rasionalisasi untuk mengkaji anoreksia. Berikan makan

sedikit tapi sering. Untuk mengurangi reflek muntah, auskultasi bunyi usus

untuk mengidentifikasi adanya gangguan pencernaan. Berikan perawatan

oral dan ajarkan kepada keluarga untuk memotivasi klien (Doengrs, 2000).

Analisa data : maslah belum teratasi. Planning : lanjutkan intervensi

dengan anjurkan kepada klien dan keluarga untuk memberi makan sedikit

14

Page 15: Makalah Asuhan Keperawatan Decomp Cordis

tapi sering, sajikan makan dalam keadaan hangat dan kolaborasi dengan

tim gizi dalam pemenuhan nutrisi pasien.

Faktor pendukung : keluarga mau memberi motivasi agar pasien mau

makan. Faktor penghambat : pasien tidak nafsu makan.

C. Kurang pengetahuan tentang penyakit dan perawatannya

berhubungan dengan kurangnya informasi.

Kurang pengetahuan adalah suatu keadaan dimana individu atau

kelompok mengalami defisiensi pengetahuan kognitif atau ketrampilan

psikomotor berkenaan dengan kondisi atau rencana pengobatan (carpenito,

2000 :223). Karakteristik mayor : mengungkapkan kurang pengetahuan atau

ketrampilan-ketrampilan atau permintaan informasi. Karakteristik minot ;

memperlihatkan atau mengekspresikan perubahan psikologis (misalnya:

ansietas, depresi) mengakibatkan kesalahan informasi atau kurang informasi.

Penulis mengambil diagnosa ini karena ditemukan data subyektif :

pasien mengatakan belum mengetahui tentang penyakitnya, data obyektif :

pasien bertanya tentang penyakitnya dan penyebabnya.

Penulis menjadikan diagnosa ini menjadi diagnosa ketiga karena

pengetahuan merupakan hal yang mendukung dalam proses penyembuhan dan

perawatan pasien selanjutnya.

Untuk mengatasi maslah tersebut dilakukan intervensi : bantu pasien

mengerti tentang penyakitnya agar pasien tahu tentang penyakitnya, beri

kesempatan pasien untuk bertanya, masalahnya dengan bertanya pasien akan

bertanya, masalahnya dengan bertanya pasiendian pada tanggal 5 juni 2006

jam 10.15 WIB dilakukan implementasi : memberi pendidikan kesehatan

kepada pasien tentang penyakitnya dan motivasi pasien dengan memberi

reinforcement (Doenges, 2000)

Evaluasi yang dilakukan, setelah melakukan tindakan keperawatan diatas

yaitu : datya subyektif : pasien mengatakan setelah diberi pendidikan

kesehatan cukup paham dengan infromasi yang diberikan dan penegtahuannya

bertambah.

15

Page 16: Makalah Asuhan Keperawatan Decomp Cordis

Obyektif : pasien paham dan mengerti, pasien tidak cemas dan pasien

dapat menjawab pertanyaan yang diajukan perawat. Analisa data : masalah

teratasi sehingga intervensi dipertahankan.

Selama melakukan tindakan keperawatan, faktor pendukung : pasien

kooperatif, keluarga pasien juga kooperatif. Faktor penghambat : tidak ada.

Adapun diagnosa keperawatan yang tidak muncul pada kasus sesuai

dengan perbandingan antara teori dan kasus dilapangan adalah :

1. kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan aliran darah ke

ginjal sekunder akibat gagal jantung.

2. gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan aliran darah.

3. kerusakan petukaran gas berhubungan dengan perubahan membran

kapiler.

Diagnosa tersebut tidak muncul pada kasus karena tidak ditemukan data-

data yang mendukung untuk ditegakkan diagnosa tersebut.

16

Page 17: Makalah Asuhan Keperawatan Decomp Cordis

DAFTAR PUSTAKA

Bare and Smeltzer, 2001. Keperawatan medikal bedah volume 2. EGC. Jakarta.

Carpenito, Lynda Juall, 2001. Buku saku diagnosa keperawatan edisi 8. EGC.

Jakarta.

Priyanto, Ade. 2001. Buku ajar keperawatan cardiovaskuler edisi 1. Pusat

Kesehatan Jantung Dan Pembuluh Darah Nasional. Jakarta.

Price, Sylvia A. 1994. Patofisiologi, edisi 4. EGC. Jakarta.

Doenges , Marly I. 2000. Rencana asuhan keperawatan, edisi 3. EGC. Jakarta

Nanda, 2002. Nursing diagnosis, definitions and classification. Philadelphia,

United State of America.

17