19
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Turunya ayat-ayat al-qur’an bukan berarti tanpa latar belakang histories meskipun tidak semua ayat, akan tetapi sebagian ayat turun karena latar belakang tertentu. Seperti yang telah kita fahami merupakan suatu keniscayaan sesuatu yang terjadi atau tercipta mesti ada penyebabnya. Itu merupakan sunatullah di alam ini begitu pula ayat-ayat al- qur’an yang Allah turunkan juga ada sebab-sebab turunya, dapat kita banyangkan betapa sulitnya para ulama dalam memahami dan menafsirkan ayat-ayat al- qur’an tanpa mengetahui asbab al-nuzulnya. Asbab al-nuzul merupakan pembantu ilmu tafsir dalam menetapkan ta’wil yang lebih tepat dan tafsir yang lebih benar bagi ayat-ayat al- qur’an . Oleh karena itu mempelajari, memahami, dan mengkaji asbab al-nuzul menjadi penting. Pendapat ahli tafsir tidaklah dapat menguraikan segala kesimpulan dan tidaklah pula dapat menerangkan muthasyabihat sebagai mana tidak dapat menjelaskan yang mujmal . B. Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah : i

Makalah (Asbab an-nuzul Al-qur'an)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pendidikan

Citation preview

BAB I

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Turunya ayat-ayat al-quran bukan berarti tanpa latar belakang histories meskipun tidak semua ayat, akan tetapi sebagian ayat turun karena latar belakang tertentu. Seperti yang telah kita fahami merupakan suatu keniscayaan sesuatu yang terjadi atau tercipta mesti ada penyebabnya. Itu merupakan sunatullah di alam ini begitu pula ayat-ayat al-quran yang Allah turunkan juga ada sebab-sebab turunya, dapat kita banyangkan betapa sulitnya para ulama dalam memahami dan menafsirkan ayat-ayat al-quran tanpa mengetahui asbab al-nuzulnya.

Asbab al-nuzul merupakan pembantu ilmu tafsir dalam menetapkan tawil yang lebih tepat dan tafsir yang lebih benar bagi ayat-ayat al- quran . Oleh karena itu mempelajari, memahami, dan mengkaji asbab al-nuzul menjadi penting. Pendapat ahli tafsir tidaklah dapat menguraikan segala kesimpulan dan tidaklah pula dapat menerangkan muthasyabihat sebagai mana tidak dapat menjelaskan yang mujmal

.

B. Tujuan PenulisanAdapun tujuan penulisan makalah ini adalah :

1. Untuk memenuhi salah satu tugas pada Mata Kuliah Ulumul Quran Pada Jurusan PAI, STAI YAPTIP Kampus II Ujung Gading.

2. Untuk mengetahui lebih jelasnya mengenai teori-teori yang berhubungan dengan Asbab An-Nuzul Al-Quran.BAB IIPEMBAHASAN

A. Pengertian Asbab An-Nuzul Al-QuranPara ulama berpendapat bahwa berkaitan dengan latar belakang turunnya, ayat-ayat Al-Quran turun dengan dua cara. Pertama ayat-ayat Al-Quran diturunkan oleh Allah begitu saja tanpa suatu sebab atau peristiwa tertentu yang melatarbelakangi. Kedua, ayat-ayat yang turun karene terdapat suatu peristiwa yang melatarbelakangi turunnya ayat tersebutBanyak para Ulama yang merumuskan tentang pengertian Asbab An-Nuzul. Di antaranya;1. Menurut Az-Zarqoni:

Asbab An-Nuzul adalah hal khusus atau sesuatu yang terjadi serta hubungan dengan Al-Quran yang berfungsi sebagai penjelas hukum pada saat peristiwa itu terjadi. 2. Mana Al-Qotton:

Asbab An-Nuzul adalah peristiwa-peristiwa yang menyebabkan turunnya Al-Quran, berkenaan dengannya waktu peristiwa itu terjadi, baik berupa suatu kejadian atau berupa pertanyaan yang diajukan kepada Nabi. 3. Ash-Shabuni :

Asbab An-Nuzul adalah peristiwa atau kejadian yang menyebabkan turunnya satu atau beberapa ayat mulia yang berhubungan dengan peristiwa dan kejadian tersebut, baik pertanyaan yang diajukan kepada Nabi atau kejadian yang berkaitan dengan urusan agama. 4. Shubbi Sholih

Asbab An-Nuzul adalah suatu yang menyebabkan turunnya satu atau beberapa ayat Al-Quran yang terkadang menyiratkan suatu peristiwa, sebagai respon atasnya atau sebagai penjelas terhadap hukum-hukum peristiwa itu terjadi.5Dengaan merujuk para Ulama yang berpendapat pada kitab-kitab Ulum Al-Quran, dapat disimpulkan bahwa secara umum dalam berbagai literature disebutkan bahwa Asbab An-Nuzul adalah segala sesuatu yang menjadikan sebab turunnya suatu ayat Al-Quran, baik untuk mengomentari, menjawab ataupun menerangkan hukum, pada saat sesuatu itu terjadi.Selain itu Asbab An-Nuzul adalah peristiwa yang terjadi pada zaman Rosulullah SAW. Oleh karena itu tidak boleh ada jalan lain untuk mengetahuinya selain berdasarkan periwayatan yang benar (Naql As-Shohih) dari orang-orang yang melihat dan mendengar langsung turunnya ayat Al-Quran. B. Jenis-jenis Asbab An-Nuzul Al-QuranSebab-sebab nuzul adakalanya berbetuk peristiwa dan adakalanya berbentuk pertayaan. Suatu ayat atau beberapa ayat dinuzulkan untuk menerangkan hal yang berhubungan dengan peristiwa tertentu atau memberi jawaban terhadap pertayaan tertentu. Atau memberi jawaban terhadap pertayaan tertentu Asbab nuzul ayat dalam bentuk peristiwa ada tiga macam. 1. Peristiwa berupa pertengkaran yang berkecamuk antara dua federasi, seperti; Aus dan Khazraj. Perselisan ini timbul dari intrik-intrik yang ditiupkan oleh orang-orang Yahudi sehingga mereka berteriak senjata. Peristiwa tersebut menyebabkan dinuzulkannya surat al-imran ayat 100 sampai beberapa ayat sesudahnya yang artinya hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebagian dari orang- orang yang diberi al-kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir sesudah kamu beriman.2. Peristiwa sebuah kesalahan serius, seperti seorang yang mengimami salat dalam sedang dalam keadaan mabuk sehingga salah dalam membaca surat al-kafirun. Peristiwa ini menyebabkan diturunkannya surat al Nisa ayat 43 . artinya, Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendekati sholat dalam keadaan mabuk sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapakan..3. Cita-cita dan keinginan, seperti relevansi Umar bin al- khatahab dengan ketentuan ayat-ayat al- quran. Dalam sejarah, ada beberapa harapan Umar yang dikemukakannya kepada Nabi saw. Kemudian nuzul ayat yang kandungannya sesuai dengan harapan- harapan Umar tersebut .Misalnya, al- Bukhari dan lainnya meriwayatkan dari Annas bahwa Umar berkata: Aku sepakat dengan Tuhanku dalam tiga hal. Aku katakan kepada Rasul bagaimana sekiranya kita jadikan makam ibrahim sebagai tempat shalat.maka diturunkan surat al-baqarah ayat 125; (jadikanlah sebaagian dari makam ibrahim tempat shalat..); dan aku katakan kepada Rasul, sesungguhnya istri- istrimu masuk kepada mereka itu orang yang baik-baik dan orang yang jahat, maka sekiranya engkau perintahkan mereka agar segera bertabir, maka nuzullah surat al- Ahzab ayat 53 (..jika kamu meminta keperluan kepada mereka (istri- istri nabi), maka mintalah dari balik tabir.); dan istri-istri Nabi mengeremuninya pada kecemburuan. Aku katakan kepada mereka: keadanya dengan istri-itri yang lebih baik dari kamu, maka nuzullah ayat serupa dengan itu dalam surat al-Tahrim ayat 5 ( . ).

C. Kaidah-Kaidah Asbab An-NuzulMengatakan bahwa tidak mungkin dapat mengetahui tafsir suatu ayat, tanpa berpegang atau berandar pada kisahnya dan keterangan nuzulnya. Pendapat yang sama dikemukakan oleh pendapat Ibn Taimiyyah bahwa mengetahui sebab, nuzul ayat dapat menolong memahami ayat, karena mengerti sebabnya, berarti akan memberi peluang untuk mengetahui apa yang ditimbulkan dari sebab itu. Demikian halnya dengan pendapat Ibn Daqiq bahwa sebab nuzul suatu ayat merupakan jalan yang kuat dalam memahami maksud al- quran. Mengetahui Asbab al-Nuzul adalah sangat urgen dalam mngetahui dan memahami maksud suatu ayat, hikmah yang terkandung dalam penetepan suatu hukum sebagai mana kata pepatah mengetahui sebab akan memberikan tentang musabab. Adalah tidak diragukan, bahwa bentuk suatu ayat dan cara pengungkapannya, dalam skala besar, sangat terpengaruh oleh sebab turunya. Istifham (kalimat Tanya), umpamanya, adalah sekedar suatu kalimat. Namun ia bisa mepunyai pengertian yang lain, seperti taqrir (penegasan), nafyi, dan pengertian- pengetian lainnya. Maksud dari pengertian tersebut tidak bisa difahami kecuali melalui factor ekstern dan korelasi-korelasi dari kondisi yang ada. Mencermati pendapat diatas, dapat dipastikan bahwa pengetahuan tentang Asba al-Nuzul sangat besar faedahnya, diantaranya:1. Mengetahui hikmah Allah secara yakin mengenai semua masalah yang disyariatkan melalui wahyu atau ayat- ayat yang dinuzulkan nya, baik bagi orang yang sudah beriman. Misalnya, kasus Urwah Ibn alZubair yang keliru memehami pengertian ayat 158 dari surat al-baqarah. kekeliruan terletak pada pemahamannya mengenai pernyataan tidak ada dosa baginya .menurut pemahaman Urwah haji tanpa sai antara Safa dan Marwah tidak apa-apa. ia termemori oleh pengaulaman pada zaman jahiliyyah. Bahwa orang-orang dizaman jahiliyah beribadah pada berhala yang bernama Isaf yang ada di Shafa dan patung Nailah yang ada di Marwah. Untungnya Urwah ragu, ketika ia menyaksikan orang-orang muslim melakukan sai diantara bukit itu. Akhirnya, ia menghampiri Aisyah untuk mengetahui persoalan itu. Aisyah memberitahu bahwa ayat tersebut dinuzulkan sehubungan dengan adanya orang Anshar, yang belum masuk Islam, mereka selalu mondar mandir diantara Shafa dan Marwah untuk menyembah berhala. Setelah masuk Islam mereka bertanya kepada nabi mengenai sai. maka Allah menuzulkan ayat diatas yang menyatakan bahwa sai itu tidak ber dosa.2. Membantu memahami kandungan al- quran, sekaligus menghilangkan keragu-raguan dalam memahaminya, disebabkan adanya kata yang menunjukkan pembatas (hashr). 3. Dapat mengkhususkan hukum pada sebab menurut ulama yang memandang bahwa yang mesti diperhatikan adalah kekhususan sebab bukan keumuman lafahz 4. Dapat mengetahui bahwa sebab nuzul ayat tidak pernah keluar dari hukum yang terkandung dalam ayat tersebut kendati datang yang mengkhususkannya.5. Membantu mempermudah penghafalan dalam pemahaman

D. Ungkapan Dalam Asbab An-Nuzul

Asbab al nuzul diketahui melalui beberapa bentuk susunan redaksi. Bentuk-bentuk redaksi itu akan memberikan penjelasan apakah suatu peristiwa itu merupakan asbab al nuzul atau bukan. Redaksi dari riwayat- riwayat yang shahih tidak selalu berupa nash sharih (pernyataan yang jelas) dalam menerangkan sebab turunnya ayat. Diantara nash tersebut ada yang menggunakan pernyataan yang konkret, dan ada pula yang menggunakan bahasa yang samar, yang kurang jelas maksudnya. Mungkin yang dimaksudkannya adalah sebab turunnya ayat atau hukum yang terkandung dalam ayat tersebut. Redaksi yang digunakan para sahabat untuk menunjukkan sebab turunnya Alquran tidak selamanya sama. Redaksi-redaksi itu berupa beberapa bentuk. 1. Redaksi asbab al nuzul berupa ungkapan yang jelas dan tegas, seperti . 2. Asbab al nuzul tidak ditunjukkan dengan lafadz sebab, tetapi dengan menggunakan lafadz fa taqibiyah yang masuk kedalam ayat yang dimaksud secara langsung setelah pemaparan suatu peristiwa atau kejadian. 3. Asbab al nuzul dipahami secara pasti dari konteksnya. Dalam hal ini rosulullah ditanya oleh seseorang, maka ia diberi wahyu dan menjawab pertanyaan itu dengan ayat yang baru diterimanya. 4. Asbab al nuzul tidak disebutkan dengan redaksi sebab secara jelas, tidak dengan menggunakan fa taqibiyah yang menunjukkan sebab, dan tidak pula berupa jawaban yang dibangun atas dasar pertanyaan, akan tetapi dengan redaksi . Redaksi seperti itu tidak secara definitif menunjukkan sebab, tetapi redaksi itu mengandung dua kemungkinan, yaitu bermakna sebab turunnya (tentang hukum kasus) atau persoalan yang sedang dihadapi

E. Kegunaan Asbab An-NuzulIlmu asbab al nuzul termasuk diantara ilmu-ilmu penting. Ilmu ini membahas dan menyingkapkan hubungan dan dialektika antara teks (ayat) dan realitas. Diantara hal-hal yang dapat menjadi petunjuk tentang sebab turunnya sebuah ayat ialah jika dimulai dengan ungkapan dialogis, seperti: mereka bertanya kepadamu (nabi), katakan kepada mereka dan lain-lain. Begitu juga bila disebutkan nama pribadi orang seperti zayd (ibn haritsah) dan abu lahab. Pengetahuan tentang asbab al nuzul akan membantu seseorang memahami konteks diturunkannya sebuah ayat suci. Konteks itu akan memberi penjelasan tentang implikasi sebuah ayat, dan memberi bahan penafsiran dan pemikiran tentang bagaimana mengaplikasikan ayat tersebut dalam situasi yang berbeda. Sumber pengetahuan tentang asbab al nuzul diperoleh dari penuturan para sahabat nabi. Nilai berita itu sendiri sama dengan nilai berita-berita lain yang menyangkut persoalan kuat dan lemah, sahih dan dhaif serta otentik dan palsunya berita itu. Semua ini menjadi bahasan dalam cabang ilmu kritik hadis (ilmu tajrih dan tadil). Sebagaimana persoalan hadis pada umumnya, penuturan atau berita tentang suatu sebab turunnya wahyu tertentu juga dapat beranekaragam, sejalan dengan keanekaragaman sumber berita. Maka tidak perlu lagi ditegaskan bahwa informasi-informasi yang ada harus dipilih dengan sikap kritis. Secara lebih terperinci para ulama menyebutkan manfaat dari Asbab Al-Nuzul adalah sebagai berikut:1. Mengetahui berbagai hikmah yang terkandung dalam pemberlakuan sesuatu hukum.2. Menjelas Al Hasr (pembatasan) yang terdapat dalam suatu ayat dengan melihat konteks turunnya.3. Memudahkan pemahaman dan menguatkan ingatan terhadap kandungan wahyu yang diketahui sebab sebab terjadinya.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penjelasan di atas merupakan kajian kritis yang bersifat meninjau ulang posisi dan fungsi asbab al nuzul dalam pemahaman Alquran. Mengingat bahwa asbab al nuzul adalah salah satu ilmu-ilmu Alquran yang terpenting. Oleh karena itu para ulama menuangkan masalah asbab al nuzul dalam berbagai karya ilmiah yang kini mewnjadi rujukan para ahli. Jika berbagai data kuantitatif dan analisis di atas dihubungkan dengan persoalan signifikansi pemahaman Alquran, maka memang tidak semua ayat Alquran membutuhkan penjelasan dengan memakai asbab al nuzul. Sehingga dengan demikian maka Alquran akan lebih mudah dipahami dan dipelajari, sesuai ndengan apa yang dijanjikan Allah dalam Alquran. Namun ini sama sekali tidak berarti mengurangi arti penting asbab al nuzul, apalagi dianggap tidak perlu lagi.

B. Saran

Kami sebagai penulis dari makalah ini mengharapkan serta menerima kritikan dan saran dari mahasiswa/ mahasiswi demi memperbaiki isi makalah ini, dengan mengucapkan terima kasih kami kepada Dosen yang telah memberi bimbingan kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik dan benar.

DAFTAR KEPUSTAKAANAnwar, Rosihan, Ulum Al-Quran, Bandung, Pustaka Setia, 2004

Az-Zarqoni, Muhammad, Manahil Al-Irfan fi Ulm Al-Quran, Beirut, ttp,1996

Al-Qoton, Manna, mabahis fi Ulum Al-Quran, Mansyurat Al-Ashr Al-Hadis, ttp, 1973

Ash-Shabuni, Muhammad Ali, At-Tibyan fi Ulm Al-Quran, Maktabah Al-Ghozali, Damaskus, 1390 H

Sholih, Shubi, mabahis fi Ulum Al-Quran, Dar Al-Qolam Li Al-Malayyin, Beirut, 1988

Shaleh dkk, Asbabun nuzul, Surabaya : Penerbit Diponegoro, 2009 KATA PENGANTAR

(((((( (((( (((((((((((( ((((((((((Puji sukur kita ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmad dan karunianya kepada kita semua dan dengan rahmad-Nya jualah pemakalah dapat menyusun makalah ini dengan sedemikian rupa.

Salawat berangkai salam penulis mohon kepada Allah untuk rasulnya muhammad SAW, semoga dengan adanya uswatun hasanah, makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Selanjutnya penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah banyak memberikan sumbangan pemikiran kepada kita semua dan tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis sudah membuatnya dengan baik, namun apabila masih ada kekurangan penulis mengharapkan kritik dan saran guna kesempurnaan makalah ini

Ujung Gading, Februari 2012Penulis

( NELLY )DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

i

DAFTAR ISI

ii

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

1

B. Tujuan Penulisan

1

BAB IIPEMBAHASAN

A. Pengertian Asbab An-Nuzul Al-Quran

2B. Jenis-jenis Asbab An-Nuzul Al-Quran

3

C. Kaidah-kaidah Asbab An-Nuzul

4

D. Ungkapan Dalam Asbab An-Nuzul

6

E. Kegunaan Asbab An-Nuzul

7BAB IIIPENUTUP

A. Kesimpulan

9

B. Saran

9DAFTAR KEPUSTAKAAN

Muhammad Az-Zarqoni, , Manahil Al-Irfan fi Ulm Al-Quran, (Beirut, ttp,1996), h.106

Manna Al-Qoton , mabahis fi Ulum Al-Quran, Mansyurat Al-Ashr Al-Hadis, ttp, 1973, hlm. 78

Muhammad Ali Ash-Shabuni, At-Tibyan fi Ulm Al-Quran, (Maktabah Al-Ghozali, Damaskus, 1390 H), h. 22

Shubi Sholih, mabahis fi Ulum Al-Quran, (Dar Al-Qolam Li Al-Malayyin, Beirut, 1988), h. 132

Rosihan Anwar, Ulum Al-Quran, (Bandung, Pustaka Setia, 2004), h. 70.

Ibid. h. 82

Shaleh dkk, Asbabun nuzul, (Surabaya : Penerbit Diponegoro, 2009)., h. 74

Ibid. h. 115

PAGE i