34
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kadang kala, penyakit sendi atau deformitas memerlukan intervensi bedah untuk mengurangi nyari, meingkatkan stabilitas dan memperbaiki fungsi. Terapi pembedahan yang dilakukan pada penyakit sendi meliputi eksisi jaringan rusak dan sakit, perbaikan struktur yang rusak (mis.ruptur tendon), pembuangan jaringan lepas (debredemen), dan fusi imobilisasi sendi (astrodesis), dan penggantian semua atau sebagian permukaan sendi (mis.artroplasti, protesis, sendi total). Penggantian sendi total adalah penggantian kedua permukaan sendi dalam kapsulnya. Hemiartroplasti berarti penggantian salah satu permukaan sendi. Prosedurnya dipilih berdasarkan kondisi ortopedi pasien yang mendasarinya, kesehatan umum fisik, dampak disabilitas sendi terhadap kehidupannya dan usia. Pengambilan waktu prosedur ini sangat penting agar fungsinya bisa maksimal. Pembedahan harus dilakukan sebelum otot disekitarnya mengalami kontraktur dan atrofi dan terjadi abnormalitas strukutr yang serius. Pasien dievaluasi dengan cermat oleh dokter sehingga dapat dilakukan prosedur yang paling sesuai. B. RUMUSAN MASALAH 1

Makala h

  • Upload
    yanni

  • View
    245

  • Download
    9

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tjr

Citation preview

Page 1: Makala h

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kadang kala, penyakit sendi atau deformitas memerlukan intervensi bedah

untuk mengurangi nyari, meingkatkan stabilitas dan memperbaiki fungsi. Terapi

pembedahan yang dilakukan pada penyakit sendi meliputi eksisi jaringan rusak

dan sakit, perbaikan struktur yang rusak (mis.ruptur tendon), pembuangan

jaringan lepas (debredemen), dan fusi imobilisasi sendi (astrodesis), dan

penggantian semua atau sebagian permukaan sendi (mis.artroplasti, protesis, sendi

total).

Penggantian sendi total adalah penggantian kedua permukaan sendi dalam

kapsulnya. Hemiartroplasti berarti penggantian salah satu permukaan sendi.

Prosedurnya dipilih berdasarkan kondisi ortopedi pasien yang mendasarinya,

kesehatan umum fisik, dampak disabilitas sendi terhadap kehidupannya dan usia.

Pengambilan waktu prosedur ini sangat penting agar fungsinya bisa maksimal.

Pembedahan harus dilakukan sebelum otot disekitarnya mengalami kontraktur dan

atrofi dan terjadi abnormalitas strukutr yang serius. Pasien dievaluasi dengan

cermat oleh dokter sehingga dapat dilakukan prosedur yang paling sesuai.

B. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini:

1. Bagaimana anatomi dan fisiologi sendi?

2. Apa definisi dari Total Joint Replacement (TJR) ?

3. Bagaimana klasifikasi dari Total Joint Replacement (TJR)?

4. Apa etiologi dari Total Joint Replacement (TJR)?

5. Apa saja pemeriksaan untuk Total Joint Replacement (TJR)?

6. Bagaimana perawatan pasca operasi Total Joint Replacement (TJR)?

C. TUJUAN

Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini:

1. Mengetahui tentang anatomi dan fisiologi sendi

2. Mengetahui tentang definisi dari Total Joint Replacement (TJR).

1

Page 2: Makala h

3. Mengetahui tentang klasifikasi dari Total Joint Replacement (TJR).

4. Mengetahui tentang etiologi dari Total Joint Replacement (TJR).

5. Mengetahui tentang pemeriksaan untuk Total Joint Replacement (TJR).

6. Mengetahui tentang perawatan pasca operasi dari Total Joint Replacement

(TJR).

2

Page 3: Makala h

BAB 2

TINJAUAN TEORI

A. Anatomi dan fisiologi sendi menurut Syaifuddin. 2002

Alat gerak diagi atas alat gerak pasif ( gerakan yang dilakukan oleh

kerangka tulang badan ) dan alat gerak aktif ( gerakan yang dilakukan oleh

otot-otot badan ). Umumnya rangka tulang terbentuk dari tingkat pendahuluan

dari jaringan rawan ada juga sebagai pengganti jaringan rawan. Pada keadaan

tertentu tulang rawan diganti dengan tulang pengganti ( tulang keras ) dan

jaringan ikat sebagai jaringan penutup.

Sendi, tempat dua tulang atau lebih yang saling berhubungan, dapat terjadi

pergerakan atau tidak. Dalam perkembangannya jaringan ikat diganti oleh

jaringan rawan. Untuk memungkinkan terjadinya pergerakan, maka di tempat

ada jaringan ikat dan jaringan rawan diganti dengan jaringan tulang. Pada

ujung tulang akan tinggal suatu lempeng jaringan rawan sebagai rawan sendi.

1. Stabilitas sendi bergantung pada :

a) Permukaan sendi. Tulang memegang peranan penting pada stabilitas

sendi.

b) Ligamentum. Ligamentum fibrosa mencegah pergerakan sendi secara

berlebihan. Bila regangan berlangsung lama, ligamentum fibrosa akan

teregang. Sebaliknya ligamentum elastis kembali ke panjang asal

setelah teregang.

c) Tonus otot. Pada kebanyakan sendi, tonus otot merupakan faktor

utama yang mengatur stabilitas.

2. Klasifikasi jenis sendi menurut permukaannya :

a. Sendi pelana. Sendi ini permukaannya hampir datar yang

memungkinkan tulang saling bergeser. Misalnya, sendi pelana, art.

Sternoklavikular dan art. Akromioklavikular, persendian yang terdapat

pada bahu.

b. Sendi engsel, mirip engsel pintu sehingga memungkinkan gerakan

fleksi dan ekstensi. Suatu permukaan bundar diterima oleh yang lain

sehingga gerakan hanya dalam satu bidang dan dua arah. Misalnya,

sendi siku dan sendi lutut.

3

Page 4: Makala h

c. Sendi kondiloid. Permukaan sendi berbentuk konveks yang nyata dan

bersendi dengan permukaan yang konkaf seperti sendi engsel tapi

bergerak dengan dua bidang dan empat arah ( fleksi, ekstensi, abduksi,

dan adduksi ) disertai sedikit gerakan rotasi, misalnya

metakarpofalangeal dan interfalangeal.

d. Sendi elipsoid. Permukaan sendi berbentuk konveks elips. Dengan

permukaan sendi konveks elips, pergerakan ( fleksi, ekstensi, abduksi

dan adduksi ) dapat dilakukan tetapi rotasi tidak mungkin ( misal,

sendi ibu jari ).

e. Sendi peluru. Kepala sendi berbentuk bola, pada salah satu tulang

cocok dengan lekuk sendi yang berbentuk seperti soket. Bongkol sendi

tepat masuknya pada mangkok sendi. Gerakan dapat diberikan ke

seluruh arah dengan pergerakan yang sangat bebas ( fleksi, ekstensi,

abduksi, rotasi dan sirkumduksi ) misal, sendi bahu dan sendi panggul.

f. Sendi pasak. Pada sendi ini terdapat pasak dikelilingi cincin

ligamentum bertulang. Hanya satu gerakan yang dapat dilakukaan

yaitu rotasi ( misal, atlas ). Bentuk cincin berputar di atas prosesus

odontoid dan gerakan radius di sekitar ulna. Pronasi dan supinasi

disebut juga sendi berporos atau sendi putar.

g. Sendi pelanan ( sendi timbal balik ). Berbentuk pelanan kuda, dapat

melakukan gerakan ( fleksi, ekstensi, abduksi, dan rotasi ) yang dapat

memberi banyak kebebasan untuk bergerak ( misal, ibu jari ), dapat

berhadapan dengan jari yang lain karpometakarpal ibu jari.

3. Pembagian sendi menurut pergerakannya :

a. Sendi fibrus ( sinartrosis ), sendi yang tidak bergerak sama sekali :

1) Sutura : persambungan tulang bergerigi, tepi tulang dihubungkan

oleh jaringan ikat yang tipis di antara tulang tengkorak.

2) Skindilosis : suatu lempeng tulang yang terjepit dalam celah

tulang yang lain. Misalnya, persambungan antara os maksilaris,

kedua os palatum, dan os etmoidalis dengan os femuris.

4

Page 5: Makala h

3) Komposis : tulang yang satu berbentuk kerucut, masuk ke dalam

lekuk yang sesuai dengan bentuk dari tulang yang lain. Misalnya,

antara gigi dan alveoli dari os maksilaris dan os mandibularis.

4) Skindrosis : tempat jaringan penghubung sendi, terdiri dari tulang

rawan. Misalnya, antara epifise dengan diafise pada orang dewasa

antara kedua ossa pubika.

b. Amfiartrosis. Suatu sendi pergerakannya sedikit sekali karena

komponen sendi tidak cukup dan permukaan dilapisi oleh bahan yang

memungkinkan pergerakan sendi sedikit. Misalnya, sendi antara

manubrium sterni dan korpus sterni serta sendi antara tulang

vertebrae.

c. Diartrosis ( sendi synovial ). Sendi dengan pergerakan bebas.

Permukaan sendi dilipui oleh lapisan tipis rawan hialin dipisahkan

rongga sendi. Susunan ini memungkinkan sendi bergerak bebas.

Rongga sendi dibatasi oleh membrane synovial yang berjalan dari tepi

permukaan sendi ke permukaan sendi yang lain.

4. Persendian menurut tempatnya :

a. Sendi anggota gerak atas.

1) Sendi pergelangan bahu

a) Art. Sternoklavikular : hubungan antara gelang bahu dan

batang badan, antara pars sternalis klavikula dan manubrium

sterni rawan iga I, sebelah atas berhubungan dengan klavikula

dan sebelah bawah dengan sternum. Alat-alat khusus :

i. Kapsula artikuris : jaringan fibrosa sekeliling sendi.

ii. Ligamentum sternoklavikular yang menghubungkan

ujung medialis klavikula dengan manubrium sterni.

iii. Ligamentum interklavikular menghubungkan kedua

ujung klavikula dengan ujung kranialis sternum.

iv. Ligamentum kostaklavikular menghubungkan tuberositas

kostalis klavikula dengan rawan iga I.

5

Page 6: Makala h

v. Diskus artikularis : terletak di antara permukaan sendi

sternalis klavikula, melekat pada tepi atas belakang

permukaan sendi klavikula.

b) Art. Akromioklavikular. Sendi ini merupakan hubungan antara

ekstremitas akrominalis dan klavikula. Alat-alat khusus :

i. Kapsula artikularis, terletak diatas dan di bawah

ligamentum akromioklavikularis superior dan inferior.

ii. Ligamentum akromioklavikularis superior,

menghubungkan bagian atas ekstremitas akrominalis

klavikular dengan permukaan atas akromion.

iii. Ligamentum akromioklavikularis inferior, di bawah

artikulasioakromioklavikularis.

iv. Ligamentum korakoklavikular, menghubungkan

proessus korakoideus dengan tuberositas

korakoklavikula.

v. Ligamentum trapezoideum, bagian anterior dan lateral.

c) Art. Humeri, merupakan sendi peluru karena kaput humeri

merupakan sebuah bola yang melekat pada bagian dalam

bidang scapula dengan kaput humeri.

i. Gerakan antefleksi dan retrofleksi, gerakan berlangsung

sekeliling sumbu gerakan horizontal

ii. Gerakan abduksi dan adduksi. Gerakan berlangsung dalam

bidang scapula. Sekeliling sumbu, gerak tegak lurus pada

bidang scapula.

iii. Gerakan rotasi, sekeliling sumbu gerak memanjang pada

sumbu humerus. Ketiga sumbu gerak berpotongan tegak

lurus di kaput humeri.

2) Sendi siku ( artikulasio kubiti ), merupakan artikulasio komposita.

Pada sumbu ini bertemu humerus, ulna, dan radius. Sedangkan

menurut faalnya sendi ini merupakan suatu sendi engsel dengan

tiga bagian :

6

Page 7: Makala h

a) Art. Humeroulnaris. Sendi antara trokhlea humeri dan insisura

semilunaris ulnae. Kedua permukaan sendi mempunyai bidang

pertemuan yang terlebar pada sikap lengan yang sedikit

diketulkan sehingga merupakan sikap terbaik bagi lengan untuk

menerima tumpuan lengan.

b) Art. Humeroradialis. Sendi antara kapitulum humeri dengan

fovea kapitulum radii.

c) Art. Radioulnaris proksimal. Sendi antara sirkumferensia

artikularis radii dan insisura radialis ulna.

Ketiga sendi ini mempunyai simpai sendi bersama. Alat-alat

khusus :

a) Kapsula artikularis melekat pada epikondilus medialis

permukaan depan, humerus di atas fossa koroidea, dan fossa

radialis sebelah bawah melekat pada permukaan anterior

prosesus koroideus ulnae.

b) Ligamentum kolateral ulna. Ligamentum ini tebal merupakan 3

buah pita berbentuk segitiga. Ligamentum ini berhubungan

dengan M. triseps brakhii.

c) Lig. Kolateral radial, merupakan pita sederhana yang

menghubungkan epikondilus lateralis humeri dengan

ligamentum ulnar, berhubungan dengan tendo M. suprinator.

d) Art. Radioulnaris proksimal, merupakan sendi antara

sirkumferensia artikularis radii dengan insisura radialis ulna

dan ligamentum ulnare.

e) Art. Radioulnaris distalis, sendi antara sirkumferensia

artikularis kapituli ulna dan insisura radii. Rongga sendi

berbentuk huruf L, dibentuk oleh ulna dan radius. Permukaan

sendi sangat luas sehingga terdapat kemungkinan yang luas

untuk pergerakan spinalis dan pronasi.

f) Sinartrosis. Kedua ulna dan radius dihubungkan oleh koroidea

oblig dan membrane interrosa antebrakhii.

7

Page 8: Makala h

3) Sendi lengan bawah dan tangan :

a) Art. Radiokarpal, merupakan sendi ellipsoid hubungan antara

ujung distal radialis yang merupakan lekuk sendi dan os

navikulare. Lunatum dan triquitrum merupakan kepala sendi

yang terletak di sebelah distal.

b) Art. Interkapal, terdiri dari tiga kelompok :

i. Artikulasi bagian proksimal tulang karpal, merupakan sendi

antara ossa navikulare, lunatum, dan triquetrum.

ii. Artikulasi bagian distal tulang karpal, sendi antara tulang-

tulang karpalia deretan distalis yang berdekatan.

iii. Artikulasi dua bagian tulang karpal satu sama lain antara

ossa navikulare, lunatum, dan triquetrum dengan ossa

karpalia deretan distalis yang disebut sendi midkarpal.

c) Art. Karpometakarpal

i. Art. Karpometakarpae I, hubungan antara os metacarpal I

dan os multangulum mayus, merupakan sendi pelana,

simpai sendi sangat longgar sehingga pergerakan lebih

luas.

ii. Artikulasi karpometakarpae II-V, sendi antara ossa

karpalia dan ossa metakarpalia II-V.

d) Artikulasi intermetakarpae, basis ossis metakarpalia II-V

bersendi satu sama lainnya dengan satu permukaan sendi yang

kecil.

e) Artikulasi metakarpofalangeal, merupakan sendi antara

kapitulum ossis metakarpalia. Kepala sendi dengan basis ossis

falang I merupakan lekuk sendi.

f) Artikulasi digitorum manus, sendi antara falang I, II, III

merupakan sendi engsel yang diperkuat oleh lig. Vaginale, lig.

Kolateral, dan lig. Posterior.

b. Persendian gelang panggul

1) Artikulasi sakroiliaka. Persendian antara os sacrum dan os ileum

melalui fascies artikularis ossis illii dan fascies artikularis ossis

8

Page 9: Makala h

sacrum. Sendi ini merupakan hubungan antara gelang panggul dan

rangka badan yang identik dengan artikulasi sternoklavikularis.

Artikulasi ini mempunyai gerakan yang kecil karena banyak

cekungan, cembungan, dan persendian tidak rata, di samping itu

banyak ligamentum pada sendi.

2) Art. Simfisis pubis. Hubungan antara kedua os pubis. Di dalamnya

ada suatu kavum yang disebut pseudokruris berupa kartilago

dinamakan juga fibrokartilago interpubis.

3) Artikulasi koksae, merupakan enarthrosis sferoidea yang diperkuat

oleh ligamentum illeofemorale sehingga kaput femoris dapat keluar

dari lekuknya dan berada di bawah os ileum.

c. Persendian tungkai atas dan lutut. Artikulasio genu menghubungkan

permukaan ujung tulang distal os femur dan permukaan permukaan

ujung proksimal tibia yaitu antara kondilus medialis dan lateralis ossis

femur dan fascies artikularis superior ossis tibia. Di depan sendi ini

terdapat patella.

d. Persendian tungkai bawah. Persendian antara tibia dan fibula :

1) Artikulasio tibia-fibula proksimal : sendi yang terdapat antara

fascies artikularis kapitulum fibula ossis pada kondilus dengan

fascies artikularis fibularis ossis pada kondilus tibia, ikat sendi

ligamentum tibio fibularis proksimal.

2) Sindesmosis tibio fibularis : persendian antara fascies artikularis

tibialis ossis fibulae dan insisura fibularis ossis tibialis.

3) Hubungan antara krista interosia fibula dan krista interosea tibia,

terbentang melalui membrane interrosa kruris yang terbentang dari

proksimalis di bawah kolum fibulae ke distal sampai batas 1/3

distal os tibia dan os fibula. Arah serabut membrane unterosa

kruris dari medial atas os tibia ke lateral bawah menuju os fibula.

e. Persendian kaki

1) Art. Talo tibia fibularis ( pergelangan kaki ), antara fascies

artikularis tali os tibia dan os fibula dengan trokhlea tali bagian

9

Page 10: Makala h

medial dan lateral. Bentuk sendi engsel. Gerakan sendi ini dapat

dilakukan dorsal fleksio dan plantar fleksio ( ekstensi ).

2) Art. Talo tarsalia ( sendi loncat ) karena pada gerakan meloncat ada

dua bagian.

a) Art. Talo kalkanea ( sendi loncat atas ), antara fascies artikularis

kalkanei posterior ossis talus dan fascies artikularis tali posterior

ossis kalkaneus.

b) art talo kalkaneonavikularis (sendi loncatbagian bawah) antara

fascies artikularis navikulare kalkanei media anterior dan fascies

artikularis navikulare ossis talus dnengan fascies tali media

anterior ossis kalkaneus dan fascies artikularis tali ossis

navikulare pedis. Gerakan sendi dapat dilakukan dengan dua

cara yaitu gerakan plantar fleksi dan adduksi serta gerakan

dorsal fleksi kaki disertai adduksi.

c) Art. Tarsotranversa, merupakan linea amputasiones khoparti,

ada dua bagian:

i. Art. Talonavikularis pedis, antara kapitulum tali dan fascies

artikularis tali os navikularis pedis.

ii. Art. Kalkanea kuboidea, antara artikularis kuboidea dari os

kolumna dan fascies artikularis kalkanei dari os kuboideum.

Gerakan rotasi sumbu gerak searah dengan panjang kaki.

d) Art. Tarsometatarsea, antara permukaan distal ossa metatarsalia

1, II, dan III. Permukaan sendi distal os koboideum dengan

permukaan proksimal ossa metatarsalia IV dan V.

e) Antara permukaan distal ossa matatarsalia dengan permukaan

proksimal ossa falangea I, digiti I, III, IV, dan V.

f) Art. Interfalangeal, antara ruas jari I, II, III dan masing-masing

jari (digiti) I, II, III, IV, dan V. Gerakan fleksi dan ekstensi

bentuksendi engsel.

10

Page 11: Makala h

B. Definisi Total Joint Replacement (TJR)

Total joint replacement (TJR) atau penggantian sendi total adalah

penggantian kedua permukaan sendi dalam kapsulnya (mis. Penggantian

pinggul total berarti implantasi baik protesis femoral maupun asetubular).

Hemiartroplasti berarti pengantiam salah satu permukaan sendi.(mis. Pada

hemiarthoplasti pinggul kaput dan kolum femur diganti dengan protesis

femoral – asetabulumnya tidak diganti).

C. Klasifikasi Total Joint Replacement (TJR)

1. Arthoplasti panggul total ( Hip replacement)

Penggantian panggul total adalah pengantian panggul yang rusak berat

dengan sendi buatan. Operasi penggantian pinggul dapat dilakukan

sebagai penggantian total atau hemi (setengah) pengganti. Seperti

penggantian sendi bedah ortopedi umumnya dilakukan untuk mengurangi

rasa sakit arthritis atau memperbaiki kerusakan sendi yang parah fisik

sebagai bagian dari pengobatan patah tulang pinggul. Sebuah penggantian

panggul total (artroplasti total pinggul) terdiri dari menggantikan baik

acetabulum dan kepala femoral sementara umumnya hanya

hemiarthroplasty menggantikan kepala femoral.

Penggantian pinggul saat operasi ortopedi yang paling umum, meskipun

kepuasan pasien jangka pendek dan panjang bervariasi.

Tersedia berbagai protesis panggul total. Kebanyakan tersusun atas

komponen femoral logam yang dilapisi bagian atasnya dengan bola sferis

yang berukuran tepat dengan soket asetabulum dari plastik. Ahli bedah

memilihkan protesis yang paling cocok dengan pasien, dengan

mempertimbangkan berbagai faktor termasuk strukturskelet dan tingkat

aktivitas.

Pasien biasanya berusia lebih dari 60 tahun dengan nyeri yang tak

tertahankan atau kerusakan sendi pinggul irreversibel. Dengan

perkembangan bahan protesis dan teknik operasi yang makin baik, masa

hidup protesis dapat diperpanjang, pasien muda dengan kerusakan panggul

berat yang sangat nyeri pun dapat menjalani penggantian panggul total.

11

Page 12: Makala h

2. Arthoplasti lutut total (knee replacememt)

Penggantian lutut, atau artroplasti lutut, adalah prosedur bedah untuk

menggantikan menahan beban permukaan sendi lutut untuk meringankan

rasa sakit dan cacat osteoartritis. Ini mungkin dilakukan untuk penyakit

lutut yang lain seperti rheumatoid arthritis dan psoriatis arthritis. Pada

pasien dengan deformitas berat dari rheumatoid arthritis maju, trauma,

atau osteoartritis berdiri lama, operasi mungkin lebih rumit dan membawa

risiko yang lebih tinggi. Osteoporosis biasanya tidak menyebabkan nyeri

lutut, deformitas, atau peradangan dan bukan merupakan alasan untuk

melakukan penggantian lutut.

Penyebab utama lain dari nyeri melemahkan termasuk air mata

meniskus, cacat tulang rawan, dan air mata ligamen. Melemahkan rasa

sakit dari osteoarthritis adalah jauh lebih umum pada orang tua.

Operasi penggantian lutut dapat dilakukan sebagai parsial atau

penggantian lutut total Secara umum, operasi terdiri dari penggantian

permukaan sendi sakit atau rusak dari lutut dengan logam dan komponen

plastik berbentuk untuk memungkinkan gerak terus lutut.

Operasi biasanya melibatkan rasa sakit pasca operasi besar, dan

termasuk rehabilitasi fisik kuat. Periode pemulihan mungkin 6 minggu

atau lebih lama dan mungkin melibatkan penggunaan alat bantu mobilitas

(frame berjalan misalnya, tongkat, kruk) untuk mengaktifkan kembali

pasie n untuk mobilitas pra operasi.

3. Arthoplasti bahu total (shoulder replacememt)

Penggantian bahu adalah prosedur pembedahan di mana semua atau

bagian dari sendi glenohumeral diganti oleh implan prostetik. Operasi

penggantian sendi seperti umumnya dilakukan untuk mengurangi rasa

sakit arthritis atau memperbaiki kerusakan sendi yang parah fisik.

Bahu operasi penggantian adalah pilihan untuk pengobatan arthritis

parah dari sendi bahu. Arthritis adalah suatu kondisi yang mempengaruhi

tulang rawan sendi. Sebagai lapisan tulang rawan memakai jauhnya,

lapisan pelindung antara tulang hilang. Ketika ini terjadi, menyakitkan

tulang-on-tulang arthritis berkembang. Arthritis bahu parah adalah sangat

12

Page 13: Makala h

menyakitkan, dan dapat menyebabkan pembatasan gerak. Meskipun hal ini

mungkin ditoleransi dengan beberapa obat dan penyesuaian gaya hidup,

mungkin ada datang suatu waktu ketika pengobatan bedah diperlukan.

4. Arthoplsati pergelangan kaki (ankle replacememt)

Ankle replacement, atau artroplasti pergelangan kaki, adalah prosedur

bedah untuk mengganti permukaan artikular yang rusak dari sendi

pergelangan kaki manusia dengan komponen palsu. Prosedur ini menjadi

terapi pilihan bagi pasien, menggantikan penggunaan konvensional

arthrodesis, yaitu fusi tulang. Pemulihan rentang gerak adalah fitur kunci

dalam mendukung penggantian pergelangan kaki sehubungan dengan

arthrodesis. Namun, bukti klinis keunggulan mantan masih harus

dibuktikan.

D. Etiologi Total Joint Replacement (TJR)

Keadaan yang mengakibatkan degenerasi sendi meliputi artritis reumatoid,

osteoartritis (penyakit sendi degeneratif), trauma, dan deformitas kongenital.

Penggantian sendi dapat pula dilakukan pada keadaan dimana terjadi

terputusnya asupan darah dan nekrosis avaskuler yang diakibatkannya.

E. Pemeriksaan Total Joint Replacement (TJR)

1. Radiologi dan imaging studies

a. X-ray

1) Pada tulang : mengetahui densitas, texture, erosion, dan perubahan

sambungan.

2) Pada cortex : mengetahi pelebaran, penyempitan, irregularity.

3) Pada sendi : menunjukkan cairan, irregularity, formasi,

penyempitan, perubahan contour sendi

b. Tomogram

c. computed tomogram

d. Bone scan

e. Arthrogram : penyuntikan bahan radiopaque atau udara kedalam

rongga sendi untuk melihat strukur jaringan lunak dan kontur sendi.

13

Page 14: Makala h

f. Myelogram

g. Discogram

2. Pemeriksaan sendi

a. Arthrocentesis : aspirasi cairan sinovial untuk tujuan pemeriksaan

dengan menggunakan jarum.

b. Arthroscopy : merupakan prosedur endoskopsis yang memungkinkan

pandangan langsung kedalam sendi.

3. Otot dan saraf

a. Electromyography

b. Nerve conduction velocities

4. Laboratorium

5. Biopsy tulang, densitometry

F. Perawatan Pasca Operasi

1) Periksa tanda vital, termasuk suhu dan tingkat kesadaran, setiap 4 jam atau

lebih sering seperti yang dibutuhkan. Laporan perubahan signifikan ke

dokter. Pemeriksaan ini memberikan informasi tentang status

kardiovaskular klien dan dapat memberikan indikasi awal komplikasi

seperti perdarahan yang berlebihan, defisit volume cairan, dan infeksi.

2) Melakukan pemeriksaan neurovaskular pada anggota tubuh yang dioperasi

per jam untuk 12-24 jam pertama, maka setiap 2-4 jam. Segera

melaporkan temuan abnormal ke dokter. Operasi dapat mengganggu suplai

darah atau persarafan pada bagian ekstremitas. Jika demikian, intervensi

cepat adalah penting untuk menjaga fungsi ekstremitas tersebut.

3) Monitor perdarahan insisional dengan mengosongkan dan merekam hisap

drainase setiap 4 jam dan menilai dressing sering. kehilangan darah yang

signifikan dapat terjadi dengan penggantian sendi total, terutama

penggantian panggul total.

4) Menjaga asupan infus dan akurat dan output catatan selama periode pasca

operasi awal.

14

Page 15: Makala h

5) Mempertahankan istirahat dan posisi yang ditentukan dari ekstremitas

yang terkena menggunakan sling, belat penculikan, brace, immobilizer,

atau perangkat lain yang ditentukan.

6) Bantu klien pergeseran posisi setidaknya setiap 2 jam sementara di tempat

tidur beristirahat. Pergeseran posisi membantu mencegah luka tekanan dan

lainnya komplikasi imobilitas.

7) Mengingatkan klien untuk menggunakan spirometer insentif, batuk, dan

bernapas dalam setidaknya setiap 2 jam. Langkah-langkah ini penting

untuk mencegah komplikasi pernafasan seperti pneumonia.

8) Menilai tingkat kenyamanan klien sering. Memelihara PCA, infus

epidural, atau analgesia yang diresepkan lainnya untuk meningkatkan

kenyamanan. manajemen nyeri yang memadai meningkatkan

penyembuhan dan mobilitas.

9) Memulai terapi fisik dan latihan seperti yang ditentukan untuk bersama

spesifik diganti, seperti paha depan pengaturan, menaikkan kaki, dan pasif

dan aktif berbagai-latihan-gerak. Latihan ini membantu mencegah atrofi

otot dan tromboemboli dan memperkuat otot-otot ekstremitas yang terkena

sehingga dapat mendukung sendi prostetik.

10) Gunakan perangkat kompresi berurutan atau stocking antiembolism seperti

yang ditentukan. Ini membantu mencegah tromboemboli dan pulmonary

embolus untuk klien yang harus tetap bergerak setelah operasi.

11) Menilai klien dengan total penggantian pinggul tanda-tanda prosthesis

dislokasi, termasuk rasa sakit di pinggul terpengaruh atau shortening dan

internal rotasi kaki yang terkena.

15

Page 16: Makala h

BAB 4

1. Pengkajian

a. Identitas klien : mengumpulkan data-data dari klien yang mencakup

nama, umur, jenis kelamin, agama, pekerjan, alamat dan informasi lain-

lainnya yang bertujuan untuk memudahkan menentukan intervensi yang

akan dilakukan dan agar tidak terjadi kesalahan atau agar tidak salah

melakukan intervensi dengan pasein yang lainnya.

b. Keluhan utama : masalah utama klien, tidak perlu di uraikan cukup

dengan bahasa singkat, contohnya “Nyeri”

c. Riwayat kesehatan masa lalu : seperti riwayat penyakit, trauma atau

operasi, obat-obatan dan sebagainya.

d. Riwayat kesehatan keluarga : lebih ke penyakit yang turun temurun/di

turunkan seperti hipertensi, penyakit jantung, dan sebagainya.

e. Riwayat kesehatan saat ini : menjelaskan/menguraikan masalah

utama/keluhan utama, yang mencakup P, Q, R, S, T. Pada pasien dengan

Total Joint Replacement pada riwayat kesehatan saat ini pun dapat di

dapat dari beberapa pemeriksaan sebagai berikut :

Aktivitas/istirahat : kesulitan ambulasi, kekakuan sendi (memburuk

pada pagi hari atau setelah periode tak aktif). Riwayat

partisipasi/okupasi aktivitas olahraga yang menggunakan sendi

tertentu. Ketidakmampuan untuk berpartisipasi pada aktivitas

okupasi/rekreasi pada tingkat yang diinginkan. Gangguan tidur,

pelambatan untuk tertidur/bangun karena nyeri. Tidak merasa istirahat

dengan baik.

Sirkulasi : adanya edema, penurunan nadi pada sendi yang sakit,

tungkai/jari-jari.

Neurosensori : gangguan rentang gerak pada sendi yang sakit.

Analisa data

Biasanya didapat dari keluhan pasien, dan hasil dari pengkajian. Dan dari

hasil pemeriksaan diagnostic/penunjang lainnya.

16

Page 17: Makala h

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnose keperawatan yang mungkin muncul pada klien yang mengalami

Total Joint Replacement, yaitu:

Pre operasi1. Ansietas berhubungan dengan prosedur penggantian panggul total.2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan prosedur penggantian

panggul total.3. Nyeri berhubungan dengan penggantian sendi panggul.4. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan.

Post operasi1. Kerusakan mobilitas berhubungan dengan keharusan tirah baring setelah

penggantian sendi pinggul.2. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kehilangan integritas

struktur tulang.3. Potensial kerusakan penatalaksanaan kesehatan di rumah berhubungan

dengan penggantian sendi pinggul total.4. Masalah kolaborasi : hemoragi, menurunkan neurovaskular, dislokasi

prostesis, trombosis vena profunda, infeksi yang berhubungan dengan pembedahan.

3. Intervensi

No Diagnosa Intervensi Rasional

1 Nyeri Kronis berhubungan dengan penggantian sendi panggul totalTujuan :Nyeri pada klien berkurangKriteria Hasil :1. Pasien

menjelaskan tentang ketidak nyamanannya

2. Mengekspresikan rasa percaya diri dalam usaha mengontrol nyeri.

1. Kaji pasien mengenai adanya nyeri

2. Minta pasien menerangkan ketidaknyamanannya

3. Lakukan tindakan peningkatan kenyamanan

4. Gunakan teknik modifikasi nyeri:a. Menggunakan

analgetik.b. Mengubah posisi

dalam batas yang diperlukan.

c. Memodifikasi lingkungan.

d. Memberitahu dokter bedah bila perlu.

1. Mengetahui tingkatan nyeri untuk menentukan tindakan.

2. Agar tidak ada salah persepsi

3. Untuk meningkatan sirkulasi.

4. Untuk mengurangi rasa nyeri.

5. Memperlancar aliran darah.

6. Distraksi untuk mengalihkan perhatian dan membuat nyaman pasien.

7. Mencegah komplikasi lanjut

17

Page 18: Makala h

3. Mengungkapkan adanya pengurangan nyeri.

4. Nampak nyaman dan santai.

5. Menggunakan upaya fisik, psikologis, dan farmakologis untuk mengurangi ketidaknyamanan.

e. Mengevaluasi dan mencatat ketidaknyamanan dan keefektifan teknik modifikasi-nyeri

2 Ansietas berhubungan dengan prosedur penggantian panggul totalTujuan:Klien mampumengontrol kecemasannyaKriteria Hasil :1. Mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas.2. Mengidentifikasi, mengungkapkan, dan menunjukkan teknik untuk mengontrol cemas.3. Vital sign (TD, nadi, respirasi) dalam batas normal.4. Postur tubuh,

ekspresi wajah, bahasa tubuh, dan tingkat

1. Gunakan pendekatan yang menenangkan

2. Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur

3. Pahami prespektif pasien terhdap situasi stres

4. Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut

5. Berikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan prognosis

6. Dorong keluarga untuk menemani pasien

7. Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan

8. Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi

9. Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi

.

1. Menciptakan trust2. Mengurangi rasa

cemas klien jika dilakukan tindakan

3. Mencegah kondisi klien agar tdk semakin tertekan karena kondisinya

4. Agar klien merasa bahwa dirinya tidak merasa kesepian

5. Mengurangi rasa cemas dan takut klien karena tindakan yang dilakukan

6. agar klien merasa disupport untuk kesembuhan kondisi klien

7. mencegah pasien agar tidak semakin cemas

8. klien merasa dimotivasi untuk perbaikan yang optimal

9. untuk mengalihkan

18

Page 19: Makala h

aktivitas menunjukkan berkurangnya kecemasan.

5. Menunjukkan peningkatan kosentrasi dan akurasi dalam berfikir.6. Menunjukkan peningkatan fokus eksternal.

perhatian dan mengurangi rasa cemas

3 Hambatan mobilitas berhubungan dengan keharusan tirah baring setelah penggantian sendi pinggul.Tujuan :Mencapai panggul yang bebas nyeriKriteria Hasil :1. Dapat

mempertahankan dan daily kekuatan dan fungsi tubuh.

2. Pasien menunjukkan perilaku yang memungkinkan melakukan aktivitas.

1. Pertahankan posisi sendi pinggul yang benar (abduksi, rotasi netral, fleksi terbatas

2. Instruksikan dan membantu perubahan posisi dan perpindahan

3. Instruksikan dan berikan pengawasan latihan pengesetan kuardrisep dan gluteal

4. konsultasi dengan ahli fisioterapi

5. Berikan semangat dan dukungan terhadap program latihan

1. Agar sendi tidak kaku2. Mencegah kekauan

sendi3. Mempertahankan

kekuatan sendi dan peningkatan sirkulasi

4. Menyusun program aktivitas fsik secara individual

5. Memotivasi klien agar tetap semangat menjalani latihan

4 Potensial kerusakan penatalaksanaan kesehatan di rumah yang berhubungan dengan penggantian sendi pinggul total.Tujuan :

1. Dorong pasien mengekspresikan kekhawatirannya mengenai perawatan di rumah; eksplorasi bersama kemungkinan pemecahan masalah.

1. Agar perawat dapat memberikan penkes kepada keluarga.

2. Untuk melatih kemandirian klien.

3. Agar kien dapat merawat dan

19

Page 20: Makala h

mencapai sendipanggul yangbebas nyeri

2. Kaji ketersediaan bantuan fisik untuk aktivitas perawatan kesehatan.

3. Ajarkan pemberi perawatan tentang program perawatan kesehatan di rumah.

4. Beri instruksi kepada pasien mengenai perawatan pascahospitalisasi;- Pembatasan aktivitas

(menghindari stres karena prostesi.

- Memperkuat instruksi latihan..

- Penggunaan alat bantu ambulasi yang aman.

- Perawatan luka.- Tindakan untuk

mempercepat penyembuhan.

- Obat, bila ada.- Masalah potensial.

Lanjutan pengawasan dan penatalaksanaan perawatan kesehatan.

menjaga kondisinya.4. Mencegah terjadinya

komplikasi

BAB 5

20

Page 21: Makala h

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Sendi dapat diklasifikasikan berdasarkan permukaannya, pergerakannya

dan tempatnya

2. Total joint replacement (TJR) atau penggantian sendi total adalah

penggantian kedua permukaan sendi dalam kapsulnya

3. Klasifikasi dari Total Joint Replacement (TJR) adalah Arthoplasti

panggul total ( Hip replacement), Arthoplasti lutut total (knee

replacememt), Arthoplasti bahu total (shoulder replacememt),

Arthoplsati pergelangan kaki (ankle replacememt)

4. Etiologi dari Total Joint Replacement (TJR) : artritis reumatoid,

osteoartritis (penyakit sendi degeneratif), trauma, dan deformitas

kongenital dan terputusnya asupan darah dan nekrosis avaskuler yang

diakibatkannya.

B. SARAN

Diharapkan perawat mampu memberikan asuhan keperawatan yang tepat dan

benar sehingga klien dengan Total Joint Replacement (TJR) agar ditangani

dan diberikan perawatan yang tepat. Perawat juga diharuskan bekerja secara

profesional sehingga meningkatkan pelayanan untuk membantu kilen dengan

Total Joint Replacement (TJR).

21

Page 22: Makala h

DAFTAR PUSTAKA

Brunner&suddart. 2005. Keperawatan Medikal Bedah Volume 3 ed.8. Jakarta:

EGC

Syaifuddin. 2002. Anatomi fisiologi. Jakarta: EGC

Susan Martin Tucker. 2008. Standar perawatan: perencanaan kolaboratif dan

intervensi keperawatan. Jakarta: EGC

22