Upload
nguyenliem
View
239
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
Menebar Ilmu dan Teknologi Membangun Kemandirian
Volume 07/Juni 2014ISSN : 1907-1655
PUSAT PENGEMBANGAN
TEKNOLOGI TEPAT GUNA
edisi KHUSUS
Volume 07/ Juli 2014
ww
w.t
tg.lip
i.go
.id
Halo pembaca yang budiman, kali ini Majalah Inovasi TTG akurat. Ditambah dengan transisi pemerintahan nasional
hadir dalam format edisi khusus peresmian Pusat yang saat ini sedang terjadi tentu juga akan sangat
Pengembangan (Pusbang) Teknologi Tepat Guna LIPI. mempengaruhi arah kebijakan negara, khususnya yang
Sebagai informasi, pada tanggal 25 Juni 2014 yang lalu terkait dengan penerapan dan penyebarluasan TTG itu
merupakan tonggak bersejarah bagi civitas Balai Besar sendiri.
Pengembangan Teknologi Tepat Guna (B2PTTG), tempat
dimana majalah inovasi TTG ini bernaung, yaitu perubahan Semoga dengan hadirnya edisi khusus yang memuat
eselon dan pergantian nama dari B2PTTG (eselon IIb) perjalanan sejarah Pusbang TTG dari tahun 1986-2014,
menjadi Pusbang TTG (eselon IIa). termasuk juga beberapa hasil inovasi dan kegiatan yang
selama ini telah dijalankan, mampu memberikan kita
Dengan peresmian ini artinya kita menjadi semakin matang dorongan semangat yang baru untuk terus berbenah dan
dan dewasa sebagai sebuah organisasi litbang pemerintah menyambut berbagai tantangan yang ada di depan dengan
yang bergerak di bidang teknologi tepat guna. Tentu saja penuh gelora suka cita.
pekerjaan rumah yang harus dikerjakan bukan semakin
ringan, melainkan semakin berat dan penuh tantangan. Mari kita rayakan era baru ini dengan semangat Inovasi
Dua tantangan terbesar yang ada di depan mata adalah tiada henti.
bagaimana kita menyambut Masyarakat Ekonomi Asean
(MEA) dimana daya saing produk-produk dalam negeri kita
masih banyak yang ketinggalan dan juga bagaimana kita Salam Inovasi!mendukung dan mengawal implementasi Undang-Undang
(UU) Desa melalui diseminasi Teknologi Tepat Guna. Pemimpin Redaksi
Kedua tantangan di atas seharusnya mampu dijawab
dengan berbagai langkah terobosan yang cepat dan Yanu Endar Prasetyo
Salam TTG!
Pelindung : Deputi Bidang IPT LIPI Penasehat : Dr. Ir. Akmadi Abbas, M.Eng.Sc, Ir. Agusto W.M, Ir. Ir. Dadang D. Hidajat, M.Eng.Sc, Ir. Doddy Andy Darmajana, M.Si, Penanggung Jawab : Dr. Ir. Yoyon Ahmudiarto, M.Sc.IPM, Ketua Dewan Redaksi : Dr. Pramono Nugroho, M.Eng Dewan Redaksi : Hendarwin M. Astro, SP Dr. Savitri Dyah W.I.K.R, M.Sc, Dra. Carolina, M.Sc, Dr. Rislima Sitompul, Drs. Sukirno, MS, Risnandar, MT, Rima Kumalasari, MM, Rohmah Lutfiyanti, S.TP, Novrinaldi, ST Pemimpin Redaksi : Yanu Endar Prasetyo, M.Si Editor : Andi Taufan, ST, Sekretaris Redaksi : Karlina Gusmarani, S.I.Kom Redaktur : Yusuf Andriana, M.Si, Novita Indrianti, S.TP, Teguh Aditia Pratama, SE, Cahya Edi Wahyu Anggara, SP, Aidil Haryanto, ST, Nur Kartika Indah Mayasti, S.TP, Eki Karsani Apriliyadi, M.Si, Eko Kuncoro Pramono, S.T, Yusnan Hasani Siregar, S.Si Dokinfo : Tedy Mutakin, ST, Amin Widodo Sirkulasi & Distribusi : Eka Sulanjana & Suherman Tata Letak : Ade Hasanudin (Akel) Foto Sampul : Erwin AstroSekretariat Redaksi : JL. K.S. Tubun No 5 Subang-Jawa Barat, Indonesia, 41213. Telp : 0260-411478. 412878, Fax 0260-411239, e-mail : [email protected] atau [email protected] website : http://www.ttg.lipi.go.id
DAFTAR ISI
34
5 Pemanfaatan Pompa Hidram dan Pikohidro
6 TTG Olahan Aren, Singkong dan Kopi
7 TTG Olahan Jagung
8 Pilot Plant Bakery
9 Sekilas Perjalanan Pusbang TTG LIPI
FOKUS
GAGASAN
TRIK JITU
RAGAM
WAWASAN
BANGTEK
BANGMAS
NUSANTARA
JENIUS
PERSONA
REKAYASA
18 KABAR DALAM GAMBAR
11 Memandang Desa Sebagai Sebuah Ekosistem
12 Wadah Serba Guna dari Limbah Pembungkus Kertas
16 Aneka Olahan Tepung Pisang Buatan Pusbang TTG
20 Perjalanan ke Barat : The Incredible India
22 Petaniku Sayang, Petaniku Malang
24 iovasi Akar Rumput dari Bengkulu
28 Penetas Telur Sederhana
29 Pembangkit Listrik Tenaga Angin
30 Pemanfaatan TTG Untuk Membangun Desa
26 Dr. Ir. Akmadi Abbas, M.Eng.Sc :
14 Menapaki Lika-Liku Lahirnya Pencetak Mi Non Gandum Generasi Kedua
“Sampai Kapan Pun Saya adalahBagian dari TTG”
5
GAGASAN
PEMANFAATAN POMPA HIDRAM
Pembangkit listrik tenaga pikohidro merupakan dengan pengelolaan yang baik dan terbentuknya
pembangkit listrik tenaga air dengan memanfaatkan kelembagaan yang jelas. (Aidil)
ketinggian jatuhan air yang mampu menghasilkan
daya listrik kurang dari 5000 watt. Pusbang TTG LIPI
sendiri telah memasang pikohidro di Desa Gunungtua
Kecamatan Cijambe Kabupaten Subang Jawa Barat
dengan daya terpasang sebesar 2500 watt pada tahun
2011. Pemanfaatannya sendiri pada waktu itu hanya
sebatas untuk penerangan. Akan tetapi, mulai tahun
ini (2014) direncanakan pemanfaatannya menjadi
pusat percontohan energi terbarukan skala piko
sebagai perwujudan taman energi. Lokasi tersebut
nantinya selain dipasang turbin energi air juga akan
dipasang turbin yang berasal dari energi terbarukan
lainnya. Dengan adanya pusat percontohan energi
terbarukan skala piko yang bersifat rekreasi dan
edukasi bagi pengunjung maka akan dapat
meningkatkan perekonomian Desa Gunungtua
Rumah pembangkit listrik tenaga pikohidro
di Desa Gunungtua Kecamatan Cijambe
Kabupaten Subang Jawa
Barat pada tahun
2011
Turbin crossflow dan generator sebagai
pembangkit listrik tenaga pikohidro di Desa
Gunungtua Kecamatan Cijambe Kabupaten
Subang Jawa Barat
Pompa hidrolik ram (hidram) merupakan salah satu
peralatan hasil penelitian dan pengembangan dari
Pusbang TTG LIPI. Hidram dikembangan karena
sesuai dengan peran Pusbang TTG LIPI sebagai satu-
satunya pusat pengembangan di LIPI yang bergerak
dalam pemanfaatan teknologi tepat guna untuk
pembangunan di daerah. Pompa hidram adalah suatu
alat yang digunakan untuk memindahkan air dari
tempat rendah ke tempat yang lebih tinggi secara
otomatis dengan memanfaatkan airnya sendiri
sebagai sumber energi. Kelebihan pompa hidram
yaitu tanpa menggunakan energi listrik. Dengan
pompa hidram maka kebutuhan masyarakat akan air jauh di bawah pemukiman. Pusbang TTG LIPI telah
yang layak dapat terpenuhi khususnya untuk daerah memasang dan memanfaatkan hidram di beberapa
terpencil yang jauh dari jangkauan listrik PLN dan daerah seperti Bengkulu, Subang, Bali, Enrekang,
masyarakat dataran tinggi yang sumber airnya berada Lombok, Atambua, dan lainnya (Aidil)
Produk litbang buatan pusbang TTG LIPIPompa hidram yang telah dipasang di Dusun Sitarru, Desa Baroko,
Kecamatan Alla, Kabupaten Enrekang
PERCONTOHAN PIKOHIDRO DI KABUPATEN SUBANG
Pusbang TTG LIPI juga pernah mengembangkan
mesin pelecet kedelai yang diterapkan kepada pelaku
usaha pangan yang menggunakan bahan baku
kedelai seperti usaha tempe, tahu, susu kedelai dan
lain-lain. Mesin ini digunakan untuk memisahkan kulit
ari dengan biji kedelainya sehingga mendapatkan
bahan baku yang baik. Mesin ini memiliki kapasitas
sebesar 250 kg dengan daya penggerak motor listrik
0,5 HP. Material utama yang digunakan dalam
membuat mesin ini adalah stainless steel yang food
grade sehingga baik untuk olahan pangan (Aidil)Mesin Pelecet Kedelai/Pengupas Kulit Ari Kedelai
buatan pusbang TTG LIPI
PENGEMBANGAN PERALATAN ; Mesin Pelecet /Pengupas Kulit Ari Kedelai
FOKUS
6
GAGASAN
TTG Olahan Aren
Pada tahun 2012, pusbang TTG LIPI melakukan rasa sehingga mampu memberikan nilai tambah lebih
kegiatan olahan pangan berbasis aren di Kecamatan terhadap produk yang dihasilkan dan meningkatkan
Tanjungsiang Kabupaten Subang. Kegiatan tersebut pendapatan bagi kelompok usaha mikro, kecil dan
bertujuan untuk mengimplementasikan teknologi menengah tersebut (Aidil)
proses dan pengemasan kepada UMKM pengrajin
gu la a ren . Tekno log i yang d i kembangan
menghasilkan produk gula aren dan gula semut aneka
UKM Lespa II merupakan UKM binaan Pusbang TTG
melalui IPTEKDA LIPI XVI tahun 2013 yang
memproduksi gitrek. Gitrek adalah produk lokal khas
Tanjungsiang,-Subang yang berbahan baku utama
Singkong Manggu. Berdasarkan wawancara dengan
warga Tanjungsiang, asal muasal penamaan gitrek
berasal dari kata “Git” dan “Trek” karena pada saat
produk ini digigit, timbul suara “trek”. Hingga saat ini
UKM Lespa II terus berkembang mempertahankan
kekhasan lokal daerah serta berhasil memasarkan
produk ini ke Bandung, Cimahi, Sadang, dan daerah
lainnya. (Yasti)
TTG Olahan singkong
UKM Mule Paice-Lombok Barat merupakan bukti
kegigihan masyarakat petani biji kopi Dusun Prabe
bersama Pusbang TTG LIPI dan Pemda Lombok Barat
dalam mengembangkan biji kopi hiingga menjadi
produk lokal unggulan daerah yaitu kopi lombok.
Sebelumnya petani menjual biji kopi gelondongan ke
pasaran tanpa memprosesnya terlebih dahulu karena
keterbatasan kemampuan proses dan teknologi.
Melalui kegiatan IPTEKDA LIPI dan kerja sama
dengan Pemda Lombok Barat, kelompok petani kopi
diberikan pembekalan teknologi dan mesin peralatan Paice” bisa mandiri dan berkembang hingga saat ini
mulai dari proses fermentasi, mesin pelecet kopi, menjadi produk oleh-oleh khas dan telah dijual di
mesin penyangrai, penepung, pengayak, dan Supermarket yang ada di Pulau Lombok. (Yasti)
pengemas hingga unit usaha pengolah Kopi “Mule
TTG Olahan Biji Kopi
FOKUS
7
Snack Mi Jagung Mi Kering Jagung Mi Pasta/Spaghetti
i jagung adalah salah satu bukti nyata Unggulan kabupaten Sumenep melalui teknologi Tepat
implementasi teknologi bagi masyarakat. Guna. Kerja sama kegiatan ini bertujuan untuk MSetelah melewati proses penelitian dan mengolah jagung sebagai komoditas utama menjadi
pengembangan selama beberapa tahun, dihasilkan mi produk unggulan kabupaten Sumenep melalui
jagung yang memenuhi standar pangan dengan kualitas penerapan teknologi pengolahan mi jagung.
yang menyerupai produk mi di pasaran. Teknik pembuatan mie jagung yang dikembangkan antara lain
Mi jagung hasil pengembangan Pusbang TTG LIPI teknik kalendering dan ekstrusi. Produk ini berhasil
berbahan baku utama tepung jagung dan tepung diimplementasikan di masyarakat dan bekerjasama
singkong tanpa penambahan pengawet dan pewarna. dengan BAPPEDA Kabupaten Sumenep pada tahun
Warna kuning yang dihasilkan alami dari tepung jagung 2014. Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna
yang mengandung betakaroten. Produk mi jagung (Pusbang TTG) LIPI telah bekerja sama dengan
mengandung Indeks glikemik sedang sehingga baik B A P P E D A K a b u p a t e n S u m e n e p d a l a m
untuk dikonsumsi penderita diabetes. Untuk memenuhi mengimplementasikan teknologi pengolahan mie
selera konsumen, dikembangkan mie jagung dengan jagung yang tertuang dalam naskah kerjasama MOU No
beberapa varian antara lain mi kering jagung, mi instan 1410/IPT.6/KS.02/XII/2013 tentang pengkajian dan
jagung, snack mi jagung, dan sphageti jagung.pengembangan serta Implementasi Komoditas
Tim implementasi mie jagung di Sumenep bersama KWT Bunga Anggrek, Kec. Saronggi
TTG Olahan Jagung
FOKUS
8
egemaran masyarakat akan produk pangan yang berenergi dan sumber kalium. Dalam 100 gram
berbasis tepung terigu seperti mie dan roti banana snack bar mengandung energi 426,28 kkal dengan Kmenyebabkan negara Indonesia mengalami kalium sebesar 814,35 mg. Makanan sumber energi ini
ketergantungan terhadap pasokan impor gandum. berukuran kecil, praktis, mudah dibawa dan ready to eat
Berbagai penelitian dan pengembangan dilakukan untuk sehingga cocok dikonsumsi oleh konsumen dengan
mengupayakan diversifikasi pangan non gandum dari mobi l i tas yang t inggi sepert i pegawai/pekerja,
potensi bahan lokal, seperti umbi, pisang, dan sebagainya. atlet/olahragawan, militer, penerbangan, pariwisata,
Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna-Lembaga pencarian/penyelamatan, kegiatan eksplorasi. Produk
Ilmu Pengetahuan Indonesia telah mengembangkan freegluten ini sehingga cocok pula dikonsumsi oleh para
berbagai produk olahan pangan non gandum dari konsumen berkebutuhan khusus seperti penderita alergi
komoditas lokal pisang. gluten dan autis. Kandungan kalium dalam produk ini
bermanfaat untuk membantu kesehatan jantung dan Tepung pisang memiliki potensi yang baik untuk digunakan kestabilan tekanan darah.Produk lain yang dikembangkan dalam produk roti-rotian dan snack karena kandungan adalah biskuit tepung pisang yang dibuat dari campuran bahan fungsionalnya seperti serat dan kalium yang cukup tepung pisang dengan bahan lainnya kemudian adonan tinggi. Berbagai penelitian menyebutkan bahwa tepung ditipiskan menggunakan dough sheeter, dicetak, dan pisang dari buah mentah dapat dimasukkan ke dalam dipanggang pada suhu sekitar 140 °C selama 25 menit. berbagai produk pangan inovatif seperti cookies berdaya Produk lain yang dikembangkan adalah brownies dengan cerna rendah dan produk roti berserat tinggi. Hal ini karena metode kukus dan panggang. Sejak tahun 2013, B2PTTG tepung pisang dari buah yang masih mentah mempunyai telah mengembangkan produk-produk pangan tradisional. kandungan total pati yang tinggi (73,4 %), serta kandungan Kue satu merupakan kue tradisional Indonesia yang pati resisten yang besar (17,5 %) dan kadar serat makanan umumnya dibuat dari campuran tepung kacang hijau yang bisa mencapai 14,5 %. Produk olahan pisang yang dengan tepung gula, sedangkan Kue sagon dibuat dari telah dikembangkan oleh P2TTG antara lain : banana campuran tepung ketan, kelapa parut, garam dan gula snack bar, biskuit pisang, brownies, kue satu, dan kue pasir sehingga memberikan rasa yang manis, gurih dan sagon. Banana Snack Bar yaitu snack berbentuk batang aroma kelapa. Pengembangan kue tradisional seperti kue yang berbahan dasar tepung pisang, dikonsumsi selain satu dan kue sagon dengan memanfaatkan bahan baku atau diantara waktu makan utama dalam sehari, yang dapat lokal seperti tepung pisang diharapkan semakin mengobati kelaparan dan memberikan suplai energi bagi memperkaya ragam panganan tradisional khas Indonesia. tubuh. Keunggulan dari produk banana snack bar ini adalah (Yasti)terbuat dari tepung pisang dan pure pisang (non terigu)
Pilot Plant Bakery
Tepung pisang Energy bar Biskuit pisang Brownies panggang Brownies kering
Kue satu berbahan tepung pisang Kue sagon berlapis coklat
FOKUS
9
FOKUS
Peresmian Balai Pengembangan Teknologi Tepat Guna – Pusat Penerapan dan Pengembangan Fisika Terapan – Lembaga Ilmu PengetahuanIndoneisa
1989 1990 1992
Seminar Pengembangan Wilayah Pedesaan Wamena (Miotem Review Proyek PNPM) – 24 Juni 1990
Foto atas : Pelatihan Instruktur Teknologi Padat Karya Kerjasama BPTTG P3FT - LIPI dengan DEPNAKER RI (23 Juni – 07 Juli1994) Foto bawah : Pelatihan Teknologi Pengolahan Buah-buahan Kerjasama UNESCO dengan BPTTG P3FT – LIPI (11-17 Juli 1995)
1994 1996 1998
Pameran yang diikuti BPTTG P3FT – LIPI di Subang (1-7 Oktober 1996)
Pelatihan TTG Bagi POKMAS IDT Kabupaten Dati II Sumbawa Angkatan II (11-13 Januari 1996)
Tim BPTTG P3FT di Kota Bangun Kalimantan Timur
Bak Ferro Cement 5000 L, Kegiatan BANGDES R/L, Swadaya Masyarakat, Bengkulu
Perancangan Pelaksanaan Program Pemanfaatan IPTEK Di Daerah (Subang, 26 Juni 1998)
Pelatihan Latsitarda ABRI XIX AKABRI (Subang, 21-30 Juli 1998)
Pertemuan Menteri Riset Dan Teknologi dengan Kelompok Binaan LIPI (Subang, 26 Februari 1999) dan Kunjungan Menteri Riset Dan Teknologi ke BPTTG – LIPI (Subang, 28 Juli 2000)
2000
2005Orasi Ilmiah Dan Peresmian Balai Besar
Pengembangan Teknologi Tepat Guna – LIPI Subang(25 Januari 2005)
FOKUS
Sekilas Perjalanan Pusbang TTG LIPI
Stand pameran Balai Besar Pengambangan Teknologi Tepat Guna – LIPI pada Gelar TTG VII di Palembang (Tahun 2005)
2005
Lomba Teknologi Tepat Guna Tingkat Nasional Tahun 2006 Untuk Siswa sekolah Menengah Tingkat Pertama (SMTP)
Kunjungan dari Samosir (tahun 2006)
2007
Workshop Sosialisasi Dan Implementasi Produk Agro Industri Nenas Berbasis Teknologi Tepat Guna (TTG) (Subang, 06-07 Juni 2007)2009
Tamu dari Afganistan ke Balai Besar Pengembangan Teknologi Tepat Guna – LIPI (Tahun 2009)
2010Tamu KIR SMUN 1 Cipendeuy Subang
FOKUSFOKUS
2014
310
Kiri - kanan : Kepala Pusbang TTG LIPI, Sekretaris Daerah Kab. Subang, Kepala LIPI, Wakil Kepala LIPI, Sekretaris Utama LIPI dan Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik LIPI.
Peresmian Pusat Pengembangan
Teknologi Tepat Guna LIPI secara simbolik
oleh Wakil Kepala LIPI disaksikan oleh Kepala
LIPI dan tamu undangan lainnya (25
Juni 2014)
Sekilas Perjalanan Pusbang TTG LIPI
2006
11
GAGASANGAGASAN
MEMANDANG DESA SEBAGAI SEBUAH EKOSISTEMMEMANDANG DESA SEBAGAI SEBUAH EKOSISTEMOleh : Carolina Sudaryanto
GAGASAN
anpa disadari, di kantor atau di rumah kita banyak permen, peralatan tulis, tempat sampah, atau bahkan bisa
pembungkus kertas yang menumpuk dan menjadi juga untuk membuat tas serba guna loh. Berikut adalah Tsampah tak berguna. Daripada dibuang begitu saja, bahan dan cara pembuatan wadah serba guna dari limbah
lebih baik dimanfaatkan menjadi wadah handphone, pembungkus kertas tersebut :
WADAH SERBAGUNA DARI LIMBAHPEMBUNGKUS KERTAS Oleh : Karlina Gusmarani & Herlina
Kertas bekas pembungkus kertas print atau fotokopi.
Gunting, jarum, benang kasur, dan kertas atau karton untuk pola dengan ukuran 8 cm x 16 cm
Bahan dan alat
Tahapan pembuatan
Lipat kertas sisa bungkus kertas print atau fotokopi menjadi 3 lalu kertas dipotong sesuai pola yang sudah disiapkan.Hasilnya seperti gambar dibawah ini
Lipat 2 dari pola kertas yang sudah jadi lalu lipat2 ujung kertas sehingga kedua ujung bertemu ditengah
Lipat hingga kembali seperti ini
Lipat kedua ujung kertas seperti beriku ini
11
Masukkan kertas yang telah dilipat 2 pada kertas yang sudah dilipat pada tahapan no 4
1
2
3 6
5
4
12
TRIK JITU
13
Untuk alas wadah maka masukan ujungnya seperti ini
Setelah jadi rantai, satukan kedua ujung rantai
Sementara untuk alasnya satukan dengan mengunakan jarum dan benang kasur yang telag disiapkan tadi
Jika alas dan rantai sudah selesai, satukan antara alas dan lingkaran rantainya
Aneka Produk Kerajinan Tangan Sederhana
dari limbah pembungkus kertas.
Ibu Herlina (Kiri bawah) Staf Pusbang TTG
yang terus rajin berinovasi
7
8 10
9
11
TRIK JITU
14
kstruder atau alat pencetak mi non gandum lahir Banyak mesin yang tersedia di pasaran, namun
dari keinginan tim pengembangan alat (banglat) peruntukannya untuk plastik. Maka muncul ide Euntuk membantu tim pengembangan proses merancang mesin khusus pembuat mie 100% tepung
(bangpros) saat pengajuan renstra tahun 2010 dalam jagung yang disebut dengan ekstruder generasi pertama
melakukan penelitian mengenai pengolahan pangan di Pusbang TTG LIPI Subang.
berbasis jagung. Salah satu produk yang akan
ditonjolkan adalah mi yang terbuat dari 100 % tepung Untuk bahan, ukuran tepung paling ideal dalam proses
jagung. Produk olahan pangan berbasis jagung di pembuatan mie jagung menurut beberapa referensi dan
pasaran biasanya masih terdapat campuran bahan studi banding di IPB adalah 100 mesh. Target awal untuk
lainnya. Direncanakan pembuatan mesin mi jagung tahun 2011 mesin ekstruder telah selesai dibuat dan diuji
berlangsung selama 2 tahun. coba sehingga diharapkan tahun 2012 bisa ditingkatkan
kinerjanya. Namun terdapat beberapa kendala seperti
Langkah awal kegiatan di tahun 2011 adalah membaca ketidaktepatan waktu pengiriman bahan baku pembuat
berbagai sumber referensi. Setelah dikaji secara ekstruder seperti bahan aus dan bahan mekanik logam
mendalam, metode yang paling tepat dalam pembuatan yang mengakibatkan tidak tercapainya target. Saat itu
mi 100% tepung jagung adalah metode ekstruksi. Metode ekstruder sudah selesai dibuat, namun belum teruji
ekstruksi merupakan perlakuan kombinasi dari proses secara fungsional untuk membuat mie jagung.
tekanan, gesekan, dan suhu dalam waktu yang
bersamaan dalam suatu ulir yang bergerak. Untuk Awal 2012 penelitian ekstruder dilanjutkan dengan
memperkuat analisa, studi banding pun dilakukan di IPB melakukan pengujian disertai perbaikan komponen.
(Institut Pertanian Bogor). Disana juga sedang Rencana kegiatan tahun 2012 adalah meningkatkan
dikembangkan pengolah mie 100% tepung jagung kinerja ekstruder.
dengan metode yang sama berkapasitas laboratorium.
RAGAM
MENAPAKI LIKA-LIKU
LAHIRNYA PENCETAK
MI NON GANDUM
GENERASI KEDUA
Oleh : Seri Intan Kuala & Eko Kuncoro Pramono
315
Spesifikasi Generasi Pertama Generasi Kedua
Tahun Pembuatan 2011 2013
Daya Motor 22 kW 5,5 kW
Daya Pemanas 800 W 3 kW
Proses Bongkar Pasang Ulir dan Selubung Lama Mudah dan Cepat
Bahan Pemanas Alumunium Foil Ceramic Band Heater
Waktu Pemanasan untuk mencapai 100 derajat 30 menit 10 menit
Pengontrol pada Pemanas Konvensional Digital
Alat Pendorong Bahan Tidak Ada Screw Hider
Perbedaan ekstruder generasi pertama dan kedua:
Kegiatan ekstruder tahun 2013 diajukan kembali dengan mengalami proses gelatinisasi / perekatan partikel satu
judul yang sama dari tahun sebelumnya untuk sama lain yang menjadikan mi menjadi kenyal dan tidak
meneruskan pekerjaan yang sempat tertunda. Agar gampang putus. Daya pemanas ekstruder generasi
masalah pada ekstruder lebih tergali maka dilakukan kedua sebesar 3 kW dengan masing-masing band 1 kW.
pengujian ulang. Beberapa kendala yang ada selama Target awal pengguna ekstruder adalah UMKM (Usaha
pengujian mesin ekstruder generasi pertama antara lain:Mikro Kecil dan Menengah). Namun karena penggunaan
motor yang cukup besar, UMKM tidak memungkinkan Satu, Motor penggerak mesin yang berkapasitas sangat
menyediakan daya yang dibutuhkan. Untuk itu sasaran besar mencapai 22 KW namun setelah diuji tidak
pengguna diubah menjadi IKM (Industri Kecil mencapai angka tersebut. Ini disebabkan saat
Menengah). perancangan dan perhitungan teoritis tim menggunakan
variabel tertinggi dari referensi yang ada. IKM di Kabupaten Sumenep, Madura merupakan salah
satu sasaran pengaplikasian ekstruder. Walaupun daya Dua, Saat akan dibersihkan, proses bongkar pasang ulir
yang diperlukan masih cukup besar, namun dan selubung memakan waktu yang lama.
implementasi ekstruder generasi kedua tetap dilakukan
dengan menyertakan beberapa solusi. Solusi pertama Tiga, Pemanas menggunakan lembaran alumunium foil
adalah dengan menambahkan genset. Solusi kedua yang bertujuan untuk efisiensi biaya. Tapi hasilnya tidak
adalah dengan mengukus tepung jagung yang sudah baik karena untuk mencapai suhu yang diinginkan perlu
dicampur garam dengan sedikit air selama 20-30 menit waktu lama. Misalnya untuk mencapai suhu 100 derajat
menggunakan panci sebelum dimasukkan kedalam diperlukan waktu 30 menit.
mesin sehingga pemanas ekstruder tidak dipakai. Dari
hasil pengukuran selama proses pembuatan mi, motor Dari permasalahan di atas, dilakukan perbaikan-
tidak memakan daya penuh 5,5 kW namun hanya sekitar perbaikan sehingga lahirlah ekstruder generasi dua.
2 kW. Perbedaan lain yang tidak dimiliki ekstruder Inverter digunakan dalam percobaan untuk menentukan
generasi pertama adanya alat pendorong untuk hasil putaran reducer terbaik dalam pembuatan mi
mempermudah bahan masuk kedalam mesin (Screw jagung. Hasilnya digunakan sebagai acuan dalam
feeder). perancangan ekstruder generasi kedua. Jumlah putaran
ini berpengaruh pada jumlah mi yang dihasilkan
persatuan waktu. Pada ekstruder generasi kedua
pemanas diganti menjadi ceramic band heater dan
hasilnya sangat memuaskan. Untuk mencapai suhu 100
derajat hanya diperlukan 10 menit dan saat bahan utama
masuk penurunan suhu didalam pemanas tidak begitu
drastis hanya sekitar 5 derajat. Dalam proses pembuatan
mi jagung, pemanasan menjadi sangat penting karena
saat itu, kombinasi tepung jagung, air dan garam sedang
RAGAM
Indonesia HarusBerdaulat Pangan!
16
etergantungan kita terhadap tepung terigu sudah
sangatlah kronis karena berbagai olahan pangan Kyang berbahan baku terigu seperti produk mie dan
bakery (roti-rotian) sangat digemari oleh masyarakat
Indonesia sementara kita tidak memproduksi terigu. Terigu
diimpor dari negara-negara penghasil gandum seperti
Australia dan China. Hal ini berarti penyediaan pangan
nasional kita digantungkan pada negara lain. Dengan kata
lain ketahanan pangan nasional kita sangat rentan karena
tergantung pada negara lain.
Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna-Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia (PUSBANG TTG LIPI)
berupaya mengembangkan produk roti-rotian berbasis
bahan baku dari komoditas lokal yang ada di Indonesia
yaitu tepung pisang. Tepung pisang memiliki potensi yang
baik untuk digunakan dalam produk roti-rotian dan snack
karena kandungan bahan fungsionalnya seperti serat dan
kalium yang cukup tinggi. Berbagai penelitian menyebutkan
bahwa tepung pisang dari buah mentah dapat dimasukkan
ke dalam berbagai produk pangan inovatif seperti cookies
berdaya cerna rendah dan produk roti berserat tinggi. Hal ini
karena tepung pisang dari buah yang masih mentah
mempunyai kandungan total pati yang tinggi (73,4 %), serta
kandungan pati resisten yang besar (17,5 %) dan kadar
serat makanan yang bisa mencapai 14,5 %.
Olahan pertama hasil pengembangan PUSBANG TTG LIPI
dari tepung pisang adalah biskuit tepung pisang. Biskuit
tepung pisang ini dibuat dari campuran tepung pisang
dengan bahan baku pembuat biskuit seperti margarin, gula
dan telur. Dalam proses pembuatan biskuit tepung pisang,
adonan yang sudah kalis di-roll sehingga berbentuk
lembaran dengan menggunakan alat dough sheeter
kemudian dipotong atau dicetak sesuai dengan bentuk
yang diinginkan. Proses pemanggangan biskuit ini pada
suhu sekitar 140°C selama 25 menit.
ANEKA OLAHAN TEPUNG PISANG BUATAN PUSBANG TTG
Produk bakery lain yang sudah dikembangkan oleh
PUSBANG TTG LIPI dari tepung pisang adalah produk
brownies tepung pisang. Produk ini dikembangkan untuk
menjawab kebutuhan produk brownies yang
dikembangkan dari bahan nonterigu. Ada dua varian
brownies tepung pisang ini yaitu brownies panggang dan
brownies kukus.
Sejak tahun 2013, PUSBANG TTG LIPI telah
mengembangkan produk-produk pangan tradisional
berbasiskan tepung pisang diantaranya kue satu dan kue
sagon. Kue satu merupakan kue tradisional Indonesia yang
umumnya dibuat dari campuran tepung kacang hijau
dengan tepung gula. Kue ini sangat sering disajikan
sebagai kue pada saat hari-hari besar keagamaan seperti
RAGAM
Oleh : Achmat Sarifudin, Riyanti Ekafitri, Diki Nanang S.
Idul Fitri, Natal dan lainnya. Cara pembuatannya yang
mudah membuat kue ini digemari ibu-ibu rumah tangga
untuk membuat sendiri di rumah. Sagon merupakan salah
satu jenis makanan kue tradisional Indonesia. Kue sagon
umumnya dibuat dari campuran tepung ketan, kelapa parut,
garam, dan gula pasir sehingga memberikan rasa yang
manis dan gurih. Aroma kelapanya yang menggiurkan
membuat kue ini masih tetap langgeng di lidah sebagaian
besar masyarakat Indonesia. Saat ini sebagian besar
sagon banyak dijumpai sebagai oleh-oleh panganan khas
di beberapa kota di pulau Jawa terutama di kota
Yogyakarta. Namun, di kota-kota lainnya pun sagon bisa
dengan mudah pula didapatkan, hanya ciri khasnya saja
yang berbeda-beda. Khususnya di Yogyakarta, sagon
bakar bercitarasa klasik (tidak menggunakan campuran
esense atau tambahan lainnya) masih banyak beredar di
pasaran. Sedangkan untuk di pulau Sumatra, sagon
panggang yang telah dimodifikasi dengan beragam
citarasa banyak beredar. Pengembangan kue tradisional
seperti kue satu dan kue sagon dengan memanfaatkan
bahan baku lokal seperti tepung pisang diharapkan
semakin memperkaya ragam panganan tradisional khas
Indonesia.
Selanjutnya untuk menjawab tantangan produk bakery dari
tepung pisang yang memiliki masa simpan yang panjang
dibuatlah produk brownies-cookies tepung pisang. Produk
ini merupakan pengembangan produk brownies dari tepung
pisang yang dibuat dengan cara memotong brownies
tepung pisang dengan alat khusus kemudian
mengeringkannya pada suhu dan waktu tertentu sehingga
terciptalah produk brownies-cookies dari tepung pisang
yang mempunyai tekstur renyah dengan rasa yang manis
dan gurih.
Penggunaan tepung pisang pada berbagai produk olahan
bakery diharapkan menjadi langkah awal untuk mengurangi
ketergantungan terigu di Indonesia serta peningkatan
pemanfaatan sumber daya lokal yaitu pisang yang sangat
mudah ditemui disetiap daerah di Indonesia. Panganan
berbasis tepung pisang ini memiliki cita rasa yang tidak
kalah dibandingkan bebagai pangan yang terbuat dari
terigu sehingga berpotensi untuk dikembangkan baik pada
skala UMKM maupun industri.
17
RAGAM
KABAR DALAM GAMBAR
Pusbang TTG LIPI menyerahkan bantuan Food
Bar sebagai makanan darurat (emergency food)
kepada korban banjir Pantura di Kecamatan
Ciasem Subang.
Tim Food Bar didampingi Sub Bidang Diseminasi dan
Kerja Sama Pusbang TTG LIPI melakukan penjajakan kerja sama pengembangan makanan darurat bencana
dengan Palang Merah Indonesia (PMI) Pusat di
Jakarta
18
KABAR DALAM GAMBAR
Camat Cijambe bersama Kepala Desa Gunungtua dan Mantan Kades (Pak Tatang) menandatangani nota kesepahaman bersama LIPI.
“Rakyat Subang Gotong Royong, Subang Maju !” Tim Pikohidro Pusbang TTG LIPI Bersama Camat Cijambe, Kepala Desa, BPD dan Tokoh Masyarakat Desa Gunungtua membangun komitmen
bersama untuk mengembangkan percontohan energi terbarukan di Dusun Cileuleuy Desa Gunungtua - Cijambe Subang.
Dr. Ir. Yoyon Ahmudiarto, M.Sc. IPM menjelaskan teknologi penjernih air
sederhana (Alpen Milli) kepada Peserta Pelatihan dari Posyantek
Provinsi DKI Jakarta
19
20
ncredible India merupakan slogan pariwisata India yang memiliki kementrian khusus terkait energi baru dan
secara nasional yang mencerminkan keanekaragaman, terbarukan.Ikekayaan, dan pencapaian yang telah mereka capai. Energi baru dan terbarukan memberi kontribusi sebesar
Apa yang saya pikirkan sebelumnya tentang India kurang 12,96% dari total kapasitas terpasang. Apabila tenaga hidro
lebih hanya sekitar Sungai Gangga, Taj Mahal, Bollywood, skala besar dimasukkan, maka akan memberi kontribusi
dan sedikit tentang kemajuan teknologi. Namun, sebesar 30%. Dari total kapasitas listrik terpasang tersebut,
pengalaman selama perjalanan sekitar satu bulan di negara energi angin berkontribusi hingga 68% atau sebesar
bagian Tamil Nadu, khususnya Chennai, sangat membuka 21.136,3 MW. Menurut data Centre for Wind Energy
wawasan mengenai berbagai macam hal. Technology (C-WET), lembaga R&D otonom di bawah
Dengan jumlah penduduk yang melebihi angka 1 milliar, KEBT, potensi tenaga angin di india berturut-turut sebesar
India cukup berhasil bergerak untuk manjadikannya cukup 49.130 MW pada ketinggian 50 m dan 102.788 MW pada
disegani dalam bidang teknologi tentunya. Meski beberapa ketinggian 80 m. Hal ini sangat memungkinkan mengingat
poin yang harus diperhatikan bahwa India termasuk negara terdapat 233 tempat di India dengan rata-rata wind power 2yang dianggap tidak dapat keluar dari development country density tahunannya lebih dari 200 Watts/m . Hal ini menjadi
trap. Akan tetapi, apapun istilah dari berbagai pengamat, salah satu alasan India berkembang sehingga menduduki
India adalah India yang luar biasa paling tidak bagi peringkat kelima di dunia dalam hal turbin angin.
rakyatnya sendiri sebagai pengejawantahan ajaran swadesi Chennai merupakan kota penting terkait turbin angin di
yang mengarah pada pemahaman rasa bangga terhadap India. Chennai adalah ibukota negara bagian Tamil Nadu
segala sesuatu mengenai bangsa sendiri. Terdengar seperti yang merupakan negara bagian penghasil listrik dari turbin
perkataan Brigadir Gerard dalam novel historis karya Sir angin terbesar di India. Sebagian besar produsen
Arthur Conan Doyle “orang-orang setiap bangsa selalu manufaktur turbin angin yang ada di India berkedudukan di
menganggap tentara mereka sendiri lebih berani daripada kota ini. Chennai sendiri merupakan kota yang besar
yang lain” dengan derap perputaran ekonomi dan pembangunan yang
Terkait dengan energi untuk membangkitkan power plant, terus berkembang. Saat ini, pemerintah setempat sedang
tingkat ketergantungan India terhadap impor batubara giatnya membangun Chennai Metro Rail. Proyek ini
terutama dari Indonesia sangat tinggi. Menurut data dari bertujuan untuk menyediakan layanan transportasi
Kementrian Energi Baru dan Terbarukan (KEBT) terintegrasi yang nyaman, aman, modern dan murah.
pemerintah India, kapasitas terpasang sektor listrik di India Hampir di setiap sudut kota terdapat pembangunan masif
hingga Maret 2014 mencapai 245.273 MW. Dari total energi baik rel di atas jalan maupun stasiun-staiun
tersebut, 60% dihasilkan dari thermal power plant. Berbeda penghubungnya. Sedikit banyak, sektor pembangkit tenaga
dengan negara lainnya yang berangkat dari permasalahan angin, yang keseluruhannya sudah terintegrasi ke jaringan
lingkungan, maka tingkat ketergantungan terhadap impor listrik nasional, harus bersiap untuk menyediakan cukup
menjadi driven yang menyebabkan India memberi perhatian energi karena moda transportasi pada proyek ini
khusus terhadap energi baru terbarukan. Salah satu bukti menggunakan listrik sebagai pembangkit.
nyatanya adalah India merupakan satu-satunya negara Salah satu hal yang menarik adalah negara bagian ini (kota
Perjalanan ke Barat :
Oleh : Andi Taufan
THE INCREDIBLE INDIA
Wind farm sepanjang jalan menuju Kanyakumari
WAWASAN
321
Chennai Metro Rail Project dibangun di atas hiruk-pikuk daerah perbelanjaan Tinagar, Chennai.
Turbin angin kapasitas 2MW yang merupakan terbesar di India dan dalam tahap pengujian di stasiun pengujian lapangan C-WET di Kayathar.
Total kapasitas energi yang dihasilkan oleh turbin angin di India tahun 2000-2014. Sumber:
WAWASAN
22
Aku pun mulai menyusuri pinggiran sawah dan agi itu seperti biasa aku memulai aktivitas kerja menghampiri seorang petani yang sedang duduk di saung. dengan mengunjungi petani (anjangsono) ke lahan P Percakapan pun mulai mengalir antara aku yang sawah di desa binaanku. Begitu sampai, terlihat menanyakan hasil panen kali ini dan dijawab dengan para petani sedang memanen padi. Sebagian dari mereka sedikit keluhan “ah bu, panen kali ini mah cukup buat modal sedang memotong padi menggunakan arit, sebagian lagi nyawah lagi aja, hasil panennya jelek” Aku berusaha sedang merontokkan padi atau “ngageubot” (merontokkan mengajak si bapak untuk tetap bersyukur “alhamdulilah padi dengan cara membanting-bantingkan seikat rumpun atuh pak, masih bisa nyawah lagi yang penting mah, padi ke atas papan kayu), dan sebagian yang lain sedang kenapa gitu padinya?” dan si bapak pun mengeluhkan menghamparkan jerami di atas lahan sawah yang telah di tanaman padinya yang diserang oleh beberapa Organisme panen. Mataku masih mencoba menyapu hamparan Pengganggu Tanaman (OPT) dengan gejala seperti daun sawah itu sambil mengamati kegiatan para petani, hingga kering, busuk batang padi dan gabah yang hampa. Ya, mataku terhenti pada tumpukan jerami yang sudah akhir - akhir ini tanaman padi di desa binaanku sering sekali menghitam menjadi abu. Hufft, masih saja jerami-jerami itu diserang oleh penyakit “keresek” dan “cekekleher”. Isitilah dibakar.
PETANIKU SAYANG, PETANIKU MALANG
Oleh : Dessy Argayulia, STPPenyuluh Pertanian Kab. Subang
NUSANTARA
323
OPT yang sering menyerang tanaman padi, atau paling gampang adalah konsumtif terhadap racun
istilah ilmiahnya adalah Hawar Batang Daun dan pestisida. Konsumtif disini adalah menggunakan Blast. pestisida dengan dosis berlebihan dan malah
mengoplos beberapa jenis pestisida. Padahal Meledaknya serangan OPT baik yang disebabkan pemakaian pestisida secara berlebihan malah akan oleh serangga atau mikroba merupakan salah satu membuat ledakan hama yang lebih besar dari imbas dari terganggunya ekosistem di persawahan. sebelumnya dan mencemari lingkungan di sekitar Andai saja para petani itu mau lebih melihat kondisi sawah, sehingga mengganggu ketersediaan sawah saat ini. Mereka mulai melupakan kearifan makhluk hidup mikro yang berperan dalam menjaga lokal yang kental diaplikasikan oleh para orang tua kesuburan tanah sawah.mereka ketika akan menanam padi. Para petaniku
lebih yakin dengan iklan-iklan racun OPT Potensi jerami padi ketika panen adalah 1,4 kali dari
dibandingkan kearifan dari alam yang dianugrahkan hasil panen padi, jadi jika panen 6 ton gabah kering
Tuhan YME secara gratis. Andai saja kearifan lokal giling (GKG) per ha, akan diperoleh jerami sebanyak
itu kita jaga, alam akan memberikan lebih untuk kita 8,4 ton. Jika jerami tersebut dibuat kompos dan
hingga anak cucu kita nanti. rendemen komposnya 60%, maka dalam satu ha
sawah dapat dihasilkan 5,04 ton kompos jerami padi. Kebiasaan petani yang mengganggu keseimbangan Berikut adalah hasil analisa kompos jerami padi yang ekosistem di sawah antara lain adalah membakar dibuat dengan waktu pengomposan 3 minggu yaitu C jerami, penggunaan pupuk kimia berlebihan, 35,11%; N 1,86%; P2O50,21%; K2O5,35% dan Air menggenangi sawah secara terus-menerus dan 55%. penggunaan racun pestisida yang tidak rasional.
Selayaknya petani memahami bahwa kehidupan Pada kenyataannya, para petani saat ini sudah tidak
tanaman padi yang mereka tanam tidak hanya memiliki cukup waktu untuk mengomposkan dahulu
bergantung kepada pupuk, racun hama, dan air. Tapi jerami yang dihasilkan pada setiap akhir masa panen
lebih dari itu, pada lahan sawah terjadi interaksi padi. Salah satu alasannya adalah mengejar waktu
antara komponen biotik dan abiotik yang secara tanam dengan karena adanya pembagian waktu
alami ada.Gambar 1. Keseimbangan Ekosistem di pengairan dan lamanya proses pembusukan jerami
Sawah di sawah sehingga menghambat waktu pembajakan
sawah. Andai saja ada teknologi pengomposan Selain mengganggu ekosistem alam, kebiasaan jerami yang lebih singkat, mungkin dapat petani tersebut juga memberikan konstribusi dalam mengurangi pembakaran jerami yang saat ini banyak pemanasan global (global warming). Hal ini dilakukan oleh petani. Pada akhirnya kita hanya bisa disebabkan oleh dihasilkannya gas metana yang memaklumi ketika petani akhirnya dirasuki “budaya menempati urutan kedua setelah karbondioksida ekspres” dimana mereka akan bersegera mengolah yang menjadi penyebab terjadinya efek rumah kaca. tanah kembali setelah panen, tanpa sempat Gas metana dapat berasal dari bahan organik yang melakukan antisipasi pencegahan gagal panen. dipecah oleh bakteri dalam kondisi kekurangan Dan, produksi gas metan pun akan terus berlanjut.oksigen, misalnya perendaman jerami di sawah
pascapanen padi dalam waktu yang cukup lama.
Selain itu penggunaan pupuk kimia yang berbahan
nitrogen oksida yang 300 kali lebih kuat dari
karbondioksida sebagai perangkap panas,
sehingga ikut memanaskan bumi. Pemanasan
global pada akhirnya akan memicu perubahan iklim
yang kurang kondusif bagi tanaman pangan
(pustakafisika.wordpress.com).
Kembali lagi membahas nasib petani, bisakah
mereka paham dan mau mengerti bahwa kondisi
gagal panen yang sering mereka alami dapat
disebabkan oleh perubahan ikilm akibat pemanasan
global? Sedangkan yang mereka tahu adalah hama
yang makin menggila, sehingga antisipasi yang
FOKUSNUSANTARA
24
INOVASI AKAR RUMPUT DARI BENGKULU(Profil Inovator pembuat Alat Perajang Singkong)
JENIUS
Oleh : Eki Karsani Apriliyadi dan Rohmah Lutfiyanti
25
dijadikan alat pemutar perajang. Untuk pemerintah atau para pemilik modal bisa lebih
kerangka/badan alatnya sendiri dia memanfaatkan mendorong agar bibit-bibit kreativitas seperti ini bisa potongan kayu-kayu di mana mesin bor dia menjadi bahan bakar yang tetap menyemangati hasrat
tempatkan di tengah kerangka supaya posisinya tidak berusaha dan memajukan potensi wilayahnya.
goyah. Dari mesin bor tersebut terhubung puli guna Sayang potensi akar rumput seperti ini masih kalah
memutarkan pisau-pisau rajang yang dipersiapkan gaung oleh industri besar yang disokong oleh kapital
untuk memotong bahan keripik dengan ukuran yang besar. Dari “kreator-kreator kecil” seperti inilah kita
sama rata. Dia akui bahwa mesin kreasinya diinsiprasi bisa bercermin bahwa hidup adalah tantangan dan
oleh kinerja mesin kendaraan bermotor dimana di perjuangan, keterbatasan bukanlah halangan di
dalamnya terdapat puli yang terhubung sebuah sabuk dalam memperjuangkan mimpi-mimpi besar dari
guna menggerakan putaran mesin. Kreasinya ini tidak mereka yang dianggap sekelompok “golongan kecil”.
sekaligus jadi, namun melewati proses trial and error. Kami berharap apa yang telah mereka lakukan
Awalnya mesin kreasinya berputar tidak seperti yang mampu menginspirasi kita semua, tidak harus menjadi
diharapkan dengan kemampuan daya iris yang pengusaha, setidaknya karakter inovatif dan
dianggap masih kurang. Setelah beberapa kali ujicoba semangat survival menjadi bahan bakar yang siap
akhirnya ditemukanlah posisi yang tepat di mana menghantarkan masyarakat Indonesia menjadi
mesin bor tersebut harus ditempatkan dengan masyarakat yang mandiri tidak perlu bergantung
diameter puli yang akhirnya diperhalus, karena puli kepada pihak luar yang notabene kadang merugikan
yang dia buat bukanlah dari bahan besi tetapi dari kayu banyak khalayak.
yang sengaja dibubut menyerupai puli yang ada di
dalam kendaraan bermotor. Perawatan menjadi kunci
supaya mesin kreasinya bisa bekerja maksimal, dan
dia percaya bahwa kreasinya ini tidak akan berhenti di
sini, mungkin saja dia bisa menemukan teknik-teknik
tertentu yang bisa lebih memudahkan dan
mengoptimalkan kinerja mesin kreasinya tersebut.
Adapun yang menjadi bahan baku pembuatan keripik
berasal dari bahan baku yang ada di sekitarnya. Saat
ini, permintaan semakin tinggi, namun berhubung
modal yang dimiliki masih dianggap minim, sehingga
permintaan tersebut belum bisa terpenuhi. Mereka
berharap akan ada bantuan modal yang bisa
mendorong usaha mereka tambah besar. Selain
ketersediaan modal yang terbatas, pasokan bahan
baku yang tidak kontinu menjadi kendala di dalam
menyinambungkan kegiatan usaha ini. Dengan
adanya modal yang dianggap cukup, mereka bisa
menguatkan ketersediaan pasokan bahan baku, baik
dari kebunnya sendiri ataupun dari para penyuplai,
kalau perlu mendatangkan bahan baku dari luar
daerah.
Memang diakui bahwa keberadaan mesin perajang
buatan si suami memberikan kontribusi yang luar
biasa terutama di dalam menghemat waktu dan
tenaga meski alat tersebut masih sederhana. Namun
kreasi yang inovatif si suami menjadi insiprasi bagi
para pelaku usaha. Keterbatasan bukan berarti
halangan bagi mereka dalam berinovasi. Di tengah
kemandirian dan kreativitas seperti inilah harusnya
GAGASANJENIUS
26
osok beliau mungkin sudah tidak asing lagi di terkait kantor maupun keluarga. Pada tahun 1984-
kalangan civitas Lembaga Ilmu Pengetahuan 1985 beliau sempat mengalami kebimbangan yaitu SIndonesia (LIPI), khususnya bagi Keluarga tetap bertahan di LIPI atau bekerja di tempat lain,
Besar Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna karena saat itu beliau diterima di Departemen
(dahulu Balai Besar Pengembangan Teknologi Tepat Pertanian. Namun karena pada saat itu beliau juga
Guna- B2PTTG). Terlebih saat ini beliau menduduki mendapatkan beasiswa pascasarjana ke luar negeri
jabatan prestisius sebagai Sekretaris Utama LIPI. dan sudah berkeluarga, maka pak Akmadi
Lahir di Cirebon pada tanggal 29 September 1956, memutuskan untuk tetap di LIPI. Beliau melanjutkan
Pak Akmadi memulai kiprah di LIPI sejak lulus dari S2 di bidang mechanical engineering di New South
bangku kuliah S1 bidang mekanisasi pertanian Wales Univers i ty, Sydney-Austra l ia yang
Institut Pertanian Bogor (IPB). Awal karirnya di LIPI diselesaikan pada tahun 1989.
dimulai tahun 1981, dimana beliau bekerja di Seusai lulus S2 beliau langsung berkantor di Subang Lembaga Fisika Nasional yang saat itu bertempat di sebagai peneliti bidang teknologi pasca panen. Bandung. Ketertarikannya bekerja di LIPI Prinsip kerja beliau adalah bekerja dengan apa yang dikarenakan peluang dan kesempatan di LIPI cukup bisa dikerjakan dengan cara semaksimal mungkin. banyak, terutama untuk melanjutkan sekolah ke luar “Strategi meniti karir dalam meneliti jangan asal-negeri dan mengikuti berbagai pelatihan-pelatihan. asalan saja. Saling mendukung di antara peneliti Disamping itu, masalah kepegawaian juga relatif sangat dibutuhkan dalam meningkatkan jenjang lebih mudah dibanding dengan instansi lain. Pola fungsional” ujar beliau. Beliau bercerita, dahulu di kerjasama dengan pihak luar negeri juga sangat Pusbang TTG terdapat kelompok alsintan (peralatan banyak. Hal itulah yang menjadikan beliau berminat mesin pertanian-red) dimana sesama peneliti saling untuk berkarir di LIPI. mendukung dan mengisi, baik dalam melaksanakan
Sambil mengobrol santai ditemani suguhan teh kegiatan maupun dalam jenjang fungsional.
hangat, beliau dengan antusias menceritakan Walaupun melelahkan, tetapi kebersamaan dan
pengalaman-pengalaman selama bekerja di LIPI. kekompakan di antara para peneliti kelompok
Sepanjang perjalanan karirnya, tidak dapat alsintan selalu terjaga.
dimungkiri pasti ada permasalahan yang dialami baik Banyak sekali pengalaman berkesan yang dialami
Dr. Ir. Akmadi Abbas, M.Eng.Sc :“SAMPAI KAPANPUN SAYA SELALU MENJADI BAGIAN DARI TTG”
PERSONA
327
beliau selama berkiprah di LIPI. “Pada waktu itu Jangan melihat menang kalah, senior-junior tapi kita
B2PTTG sedang naik daun” ungkap beliau. sama-sama saling mendukung dan menguatkan”
“Walaupun gajinya kecil tapi peluang untuk lanjut beliau.
kerjasama dengan baik Pemerintah Daerah maupun Pada tahun 1995, Pak Akmadi dan tim pernah swasta banyak” lanjutnya. Pengalaman survei di mendapat penugasan dari Bappenas di Sumbawa. Wamena pada tahun 1993 hingga 1995 adalah yang Awal tahun 1996 bel iau mengikut i diklat paling berkesan. Pengalaman yang sangat kepemimpinan di Kejaksaan. Lalu pada bulan mendewasakan dan membentuk karakter masing- Agustus 1996 dilantik menjadi Kepala Bidang TTG masing. Pengalaman selama 2,5 tahun di Wamena (eselon III), masih di bawah Puslit Fisika. Tahun 1998 ini sangat berarti dalam hidup beliau. Sambutan BPTTG berubah jadi UPT langsung di bawah Deputi pemerintah daerah Wamena sangat antusias. Di IPT dan beliau dipercaya menjadi Kepala UPT. Wamena beliau menjadi pimpinan proyek dimana BPTTG. Baru pada tahun 2005 berubah lagi menjadi benar-benar langsung terjun ke lapangan dan Balai Besar (eselon II). Pak Akmadi juga sempat menghadapi permasalahan-permasalahan yang menjabat sebagai Kepala Biro Perencanaan nyata di masyarakat. Beliau sangat menikmati Keuangan (BPK) LIPI (2010-2012) sebelum kebersamaan dengan masyarakat Wamena. menduduki jabatan menjadi SETTAMA LIPI. Pada “Mereka sangat menghargai kita, seperti teman tahun 2010 juga beliau berhasil memperoleh gelar dekat sendiri” ujar beliau. doktor di Universitas Padjajaran Bandung.
Selain pengalaman Wamena, sejak tahun 1990 Kesuksesan dalam karir tidak lepas dari dukungan sampai dengan sekarang kerjasama dengan keluarga. Komitmen dan komunikasi yang harus ABRI/TNI yaitu LATSITARDA juga menjadi dijaga dalam menyeimbangkan antara pekerjaan pengalaman yang mendewasakan bagi beliau. dan keluarga. Waktu bertugas di Subang jelas Kerjasama ini rutin dilakukan sebagai sarana menjadi masa yang sulit karena jauh dari keluarga di strategis untuk lebih dekat dengan masyarakat. Bogor. Apalagi ketika sang anak jatuh sakit, itu Menurut beliau, pemberdayaan masyarakat yang merupakan perjuangan berat bagi beliau sampai menjadi tupoksi Pusbang TTG LIPI bisa dilakukan sering ikut sakit. Beliau juga menceritakan melalui kerjasama dengan pemerintah daerah, TNI, bagaimana anaknya yang kedua sempat marah universitas, sawasta dan lain-lain. “Sembari dengan beliau karena jarang bertemu dengan anak. menindakkan pemberdayaan masyarakat, tetap Bapak dari 4 orang anak ini memiliki harapan perlu dilakukan penelitian-penelitian yang nantinya tersendiri bagi Pusbang TTG LIPI, yaitu “TTG harus bisa diimplementasikan ke masyarakat” tambah lebih maju, sukses, dan jangan sampai yang sudah beliau. diupayakan menjadi menurun” ungkap beliau. “Pada
Menjalin kerjasama dengan organisasi seperti teman-teman TTG solidaritas antar peneliti harus
Persatuan Teknologi Pertanian (PERTETA) menjadi saling mendukung dan membantu baik administrasi
penting. Hal ini karena dalam forum-forum yang maupun peneliti. Jika hal itu terjadi saya kira akan
dilaksanakan PERTETA, nama LIPI menjadi lebih lebih bagus ke depannya, intinya kalo TTG maju saya
dikenal. Kerjasama dengan universitas atau senang, tapi kalau TTG mundur saya sedih. Saya
himpunan profesi harus dikembangkan dan kalau selalu menjadi bagian dari TTG sampai kapanpun”
bisa TTG menjadi simpulnya. “Kita jangan merasa pungkasnya. (Novita)
diri kita hebat, ibarat di atas langit masih ada langit.
28
PENETAS TELUR SEDERHANAOleh : Ari Rahayuningtyas
Desain ruang pengeram
Desain Rak penetas
Ruang Penetas
REKAYASA
29
Pembangkit Listrik Tenaga Angin sudah tidak asing lagi di mengenai sistem charging untuk pengisian baterai.
telinga kita. Konsep memanfaatkan energi terbarukan Walaupun saat ini biaya pengembangan Pembangkit
yaitu angin sudah ada sejak tahun 5000 sebelum Listrik Tenaga Angin di Indonesia masih relatif tinggi, Dr.
Masehi, yaitu digunakan untuk membantu pelayaran Yoyon Ahmudiarto yakin bahwa kedepannya akan
kapal-kapal di sekitar Sungai Nil. Sedangkan untuk semakin menurun. Menurut beliau, konsep pembangkit
pemanfaatan energi angin sebagai penghasil energi listrik tenaga angin paling tepat diaplikasikan di daerah
listrik sudah mulai dikembangkan sejak abad ke-19 di yang susah dijangkau oleh jaringan listrik PLN. Sebuah
Eropa. Dan sampai dengan akhir tahun 2012, Cina harapan adanya pekerjaan besar untuk membangun
merupakan Negara pengguna Pembangkit Listrik ladang angin di indonesia bagian timur yang memiliki
Tenaga Angin terbesar di dunia, dengan kapasitas lebih potensi energi angin yang cukup besar. Beliau berharap
dari 75.000 MW. indonesia bisa mempunyai teknologi yang sesuai untuk
Menurut Dr. Ir. Yoyon Ahmudiarto MSc. IPM (Kepala mengunduh listrik yang dihasilkan. Bisa diaplikasikan
B2PTTG LIPI) di Indonesia sendiri energi angin seperti untuk pompa air seperti di daerah NTT yang
merupakan salah satu energi terbarukan yang belum kekurangan air.
ditangani secara baik. Hal ini dianggap sebagai peluang
bagi beliau untuk melakukan penelitian tentang
PLTAngin. Potensi energi angin di Indonesia relatif tidak
besar namun ada dan seharusnya bisa memberikan
kontribusi yang bisa dimanfaatkan. Salah satu
keunggulan energi angin adalah relatif bisa dimana saja,
bisa mendekat dengan penggunanya, sehingga tidak
memerlukan biaya transmisi yang besar. Selain itu energi
angin bisa dipadukan dengan energi matahari atau
biomassa .
Ide awal penelitian dan pengembangan Pembangkit
Listrik Tenaga Angin dimulai sejak tahun 2009. Penelitian
ini dilakukan di Bandung dan dilakukan juga kajian
potensi angin di beberapa wilayah di Indonesia, seperti
Bali dan Nusa Tenggara Timur. Dari hasil penelitian
tersebut, dapat dilihat bahwa sistem pembangkit listrik
tenaga angin dengan Turbin sumbu horisontal
(Horizontal Axis Wind Turbine) kurang efektif. Sehingga
pada tahun 2011 dilakukan pengembangan dengan
menggunakan turrbin sumbu Vertikal (Vertical Axis Wind
Turbine) yang dilakukan secara bertahap. Dimulai
dengan Turbin angin vertikal satu tingkat sampai dengan
turbin angin vertikal empat tingkat terpuntir. Dan sampai
sekarang masih dilakukan pengembangan lebih lanjut
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN Oleh : Eko Kuncoro Pramono & Yusnan Hasani Siregar
BANGKTEK
30
alam rangka meningkatkan sistem usaha maksud agar masyarakat desa yang bersangkutan
masyarakat supaya lebih produktif dan efisien, dapat merubah kebiasaan tradisional dalam proses Ddiperlukan teknologi, baik teknologi software pembangunan atau peningkatan kesejahteraan
maupun hardware. Teknologi yang telah berkembang di masyarakat.
dalam masyarakat adalah teknologi yang telah Proses pengenalan teknologi baru kepada masyarakat dikembangkan secara tradisional atau yang dikenal dilakukan melalui berbagai cara dan persyaratan, dengan teknologi tepat guna. Dengan kata lain baik antara lain:teknologi maupun proses pengenalannya banyak
Pertama, masyarakat memakai sesuatu teknologi ditentukan oleh keadaan lingkungan dan mata
sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya untuk pencarian pokok masyarakat tertentu. Pertumbuhan
dapat menerapkan teknologi tersebut dalam dan perkembangan teknologi ditentukan oleh kondisi,
kehidupannya.tingkat isolasi dan keterbukaan masyarakat, serta
Kedua, teknologi tersebut sesuai dengan yang tingkat pertumbuhan kehidupan sosial ekonomi d ibu tuhkan o leh masyaraka t da lam usaha masyarakat tersebut.meningkatkan cara berproduksi dan berusaha di bidang
sosial ekonomi masyarakat.PENGENALAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA
Ketiga, teknologi tersebut secara jelas memberikan Teknologi tepat guna perlu disesuaikan dengan solusi bagi masalah-masalah yang dihadapi kebutuhan, yaitu kebutuhan yang berorientasi kepada masyarakat dalam menguasai potensi alam lingkungan keadaan lingkungan geografis atau profesi kehidupan di pedesaan yang bersangkutan.masyarakat desa yang bersangkutan. Teknologi yang
Keempat, teknologi tersebut relatif mudah dipahami demikian itu merupakan barang baru bagi masyarakat
mekanismenya, mudah dipelihara dan mudah dan perlu dimanfaatkan dan diketahui oleh masyarakat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.tentang nilai dan kegunaannya. Teknologi tersebut
Kelima, pada kondisi tertentu, masyarakat perlu diberi merupakan faktor ekstern dan diperkenalkan dengan
UNTUK MEMBANGUN DESAOleh : Dalmasius GanjarKetua Posyantek Saluyu Mandiri, Kab. Bandung
GAGASANBANGMAS
PEMANFAATAN
31
motivasi untuk menggunakan teknologi tertentu teknologi tepat guna yang bertujuan untuk
dengan demonstrasi teknologi, pelatihan, dan menginformasikan manfaat dari pemanfaatan penerangan mengenai penggunaan dan maanfaat teknologi tepat guna tersebut. Pada tanggal 8-11 Mei
teknologi tersebut. 2014, Pemerintah Kabupaten Bandung Barat menjadi
penyelenggara gelar teknologi tepat guna Provinsi
Jawa Barat yang diikuti oleh Kabupaten/Kota se-Jawa Keenam, masyarakat pada umumnya akan lebih
Barat, Posyantek kecamatan, SMK dan UMKM serta mudah menyerap hasil pengembangan teknologi tepat
pemerintah pusat dan daerah dengan tema: “Dengan guna atau teknologi pedesaan.
Pendayagunaan Teknologi Tepat Guna, Kita Wujudkan
Masyarakat Perdesaan Maju dan Sejahtera“
Ketujuh, teknologi yang ditransfer ke masyarakat Pada kesempatan tersebut diadakan penilaian oleh desa, perlu diusahakan langsung dapat dimiliki atau panitia penyelenggara terhadap teknologi unggulan dikuasai masyarakat. Dengan kata lain, masyarakat yang dipamerkan dalam rangka memotivasi peserta jangan hanya dapat menonton dan mengetahui pameran yang berprestasi. Salah satu pemenangnya adanya teknologi, tetapi juga harus mampu memiliki adalah Posyantek Saluyu Mandiri Kecamatan dan menguasai. Padalarang dengan menampilkan produk unggulan
berupa mesin perajang multiguna dan mesin pemisah
biji cabe untuk bibit.GELAR TEKNOLOGI TEPAT GUNA
Teknologi tepat guna bagi masyarakat desa akan Di dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 berkembang terus, dan secara bertahap akan diterima Tahun 2010 Kementrian Dalam Negeri tentang oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan Pemberdayaan Masyarakat melalui Pengelolaan kemampuannya dalam meningkatkan taraf hidup Teknologi Tepat Guna, istilah Posyantekdes dirubah masyarakat desa. Oleh karena itu, sosialisasi menjadi menjadi Posyantek (Pos Pelayanan Teknologi teknologi bagi pembangunan desa merupakan suatu Tepat Guna). Selanjutnya Bupati Kabupaten Bandung hal yang strategis dan perlu mulai digiatkan dalam Barat juga menerbitkan peraturan Bupati No.26 tahun u s a h a m e m a c u l a n g k a h p e r t u m b u h a n 2014 yang menerangkan bahwa Posyantek perkembangunan dan pembangunan desa. Untuk merupakan lembaga kemasyarakatan di kecamatan mewujudkan hal ini, diperlukan cara yang efisien dan yang memberikan pelayanan teknis, informasi dan efektif serta berkelanjutan agar masyarakat semakin orientasi berbagai jenis TTG teknologi tepat guna.dekat dengan teknologi untuk pembangunan di
Dalam rangka memasyarakatkan teknologi tepat guna pedesaan.
salah satunya adalah dengan menggelar pameran
Posyantek Saluyu Mandiri ketika mendapatkan juara pertama Posyantek
tingkat Kabupaten Bandung Barat 2014
Produk-Produk
Posyantek
Saluyu Mandiri
Kab. Bandung Barat
GAGASANBANGMAS