Upload
fatihahmukhtar
View
253
Download
6
Embed Size (px)
Citation preview
Luka BakarOlivia Josephine11.2012.094
Definisikerusakan atau kehilangan
jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi.
Kerusakan dapat menyertakan jaringan bawah kulit.
EtiologiApi langsungAir panasPajanan kontak dengan benda panas atau
dinginListrikBahan kimia (asam dan basa kuat)Radiasi
PatogenesisPembagian zona luka bakar :
◦Zona koagulasi◦Zona statis◦Zona eritema
Pengaruh luka bakarKulit dan sistem organ
◦ kulit manusia dapat menahan panas ±40°c panas 60°terjadi denaturasi protein dalam 5 detik terjadi pelepasan masif mediator-mediator inflamasi pada luka maupun pada jaringan peningkatan permeabilitas kapiler, vasokonstriksi, vasodilatasi serta edema lokal maupun organ jauh
2 mediator utama : serotonin dan tromboksan A2
Sistem imun◦Peningkatan masa hidup cangkok
kulit allograft◦rawan terkena komplikasi dari infeksi
akibat adanya depresi fungsi selular dari sistem imun
Metabolisme◦Peningkatan ketakolamin, kortisol,
glukagon, renin-angiotensin, ADH, dan aldosteron disebabkan oleh aktivasi dari sitokin proinflamasi dan oksidan.
◦hipermetabolisme
PENILAIAN LUKA BAKAR
Anamnesis/penyebabnyaKedalamanLuas lukaLokasiUsia
Derajat luka bakar
Derajat Kedalaman Luka Keluhan Subyektif Tanda Klinis
I Epidermis Nyeri + Kemerahan (sunburn)
II ASuperficial dari dermis
Nyeri +++Bullae +
Kelenjar kulit masih utuh Warna merah terang
Dapat hilang dalam 2-3 minggu Basah/lembab ++
IIBHampir mengenai seluruh dermis
Nyeri ++Bullae -
Kelenjar-kelenjar kulit sebagian masih utuh Warna pink
Penyembuhan luka tergantung kelenjar- kelenjar kulit yang tersisa Basah/lembab +
III Kehilangan seluruh ketebalan dermis dan lapisan dalam
Nyeri - Kering dan keras (eskar)
Warna abu-abu pucat, hitam
Di bawah pembuluh kulit terdapat pembuluh darah yang
trombosis
Luas area luka bakar
PEMBAGIAN BERAT LUKA BAKARBERAT/ KRITIS
◦ Derajat 2 lebih 25%◦ Derajat 3 lebih dari 10% atau terdapat di muka, kaki
tangan◦ Luka bakar disertai trauma jsalan napas atau jaringan
lunak luas, atau fraktur◦ Luka bakar akibat listrik
SEDANG◦ Derajat 2 : 15-25%◦ Derajat 3 kurang dari 10%, kecuali muka, kaki, tangan
RINGAN
◦ Derajat 2 kurang dari 15%
Jenis luka bakar yang memerlukan perawatan
Luka bakar derajat 2 >10% TBS
Luka bakar yang mengenai daerah wajah, tangan, kaki, genitalia, perineum, persendian utama
Luka bakar derajat 3 pada kelompok usia berapapun
Luka bakar listrik (termasuk tersambar petir)
Luka bakar akibat zat kimia
Terdapat cedera inhalasi
Terdapat masalah medis sebelumnya(pre-existing medical conditions)/kondisi komorbiditas
USIAUsia ekstrem <2 atau >60 tahun
penanganan khusus
LokasiWajah dan leher, tangan, kaki,
dan perineum (area primer)
INDIKASI RAWAT INAPUsia 10-40 tahun derajat 2 >15% TBSA,
Luka bakar derajat 3 >3% TBSAUsia <10 tahun dan >40 tahun luka bakar
derajat 2 >10% TBSA, Setiap luka bakar derajat 3
Mengenai wajah, tangan, kaki, atau perineum
sirkumferensial di ekstremitasAkibat listrikMenyebabkan penderita tidak dapat
merawat diri sendiri atau tidak dapat menopang kehidupannya sendiri di rumah
Luka bakar listrik mengakibatkan kerusakan jaringan tubuh yang
disebabkan oleh beberapa hal:◦ Aliran listrik bolak-balik (AC)◦ Loncatan energi yang ditimbulkan oleh udara yang
berubah jadi api.◦ Kerusakan jaringan bersifat lambat tapi pasti dan
tidak dapat diperkirakan◦ Pada orang dengan badan yang basah pasien akan
meniggal karena henti jantung
LUKA BAKAR KARENA BAHAN KIMIA
Alkali lebih berbahaya dari asam karena lebih dalam merusak jaringan.
Segera lakukan irigasi dengan air sebanyak-banyaknya
Jangan memberikan bahan penetral (neutralizing agent)
Trauma dinginFrostnipFrostbiteHipotermi sistemik
Derajat cedera suhu dingin◦Derajat I hiperemia dan udem◦Derajat IIA nekrosis kulit sampai sub
kutis◦Derajat IIB nekrosis kulit dan sub kuti
Nyeri sampai 1 bulanKeropeng
◦Derajat III rusak seluruh jaringanMumifikasiDemarkasi jelas dalam satu bulan
PenatalaksanaanPertolongan pertama saat
terbakar mematikan api pada tubuh
perawatan luka pre-hospitalisasi merendam daerah luka bakar dalam
air atau menyiramnya dengan air mengalir selama sekurang- kurangnya 15 menit
primary survey ABC dan evaluasi vertebra servikal
Airway & breathing◦Resusitasi (pada luka bakar berat)◦ Injuri pernapasan, luka bakar wajah & leher
periksa patensi jalan napas◦Stridor / distres pernapasan intubasi atau
trakeostomi u/ membebaskan jalan nafas & mengurangi ruang mati
◦Pasien dengan edema progresif observasi selama 24-36 jam (intubasi sulit dilakukan)
◦Luka bakar melingkari thorax evaluasi ulang pernafasan
◦Keracunan CO pemberian oksigen murni
Circulation◦Luka bakar melebihi 15% TBSA
resusitasi cairan intravena ◦Pemantauan tanda vital & keluaran
urin, dan akses intravena◦Pulsasi atau sinyal Doppler pada
ekstremitas distal cukup untuk menentukan sirkulasi darah yang adekuat sampai pemantauan seperti pengukuran tekanan arteri dan keluaran urin
Beberapa cara perhitungan kebutuhan cairan intravena :◦Cara Evans
Luas luka dalam persen x berat badan dalam kg menjadi mL NaCl per 24 jam
Luas luka dalam persen x berat badan dalam kg menjadi mL plasma per 24 jam
Sebagai pengganti cairan yang hilang akibat penguapan, diberikan 2000 cc glukosa 5% per 24 jam.
Cara pemberiannya :◦ ± 1/2 jumlah 1+2+3 diberikan dalam 8 jam pertama.
Sisanya diberikan dalam 16 jam berikutnya.◦ ± Pada hari ke-2 diberikan 1/2 jumlah cairan hari
pertama◦ ± Pada hari ke-3 diberikan 1/2 jumlah cairan hari
kedua◦ ± Penderita mula-mula dipuasakan peristalsis usus
terhambat pada keadaan prasyok dan mulai diberikan minum segera setelah fungsi usus normal kembali
◦ Kalau diuresis pada hari ke-3 memuaskan dan penderita dapat minum tanpa kesulitan, infuse dapat dikurangi, bahkan dihentikan
Rumus Baxter◦Luas luka bakar x berat badan dalam
kg x 4 mL larutan Ringer◦dimana separuh dari jumlah cairan ini
diberikan dalam 8 jam pertama, sisanya diberikan dalam 16 jam
Hari pertama kristaloid RLHari kedua diberikan 1/2 cairan hari
pertama
Servical spinePasien kecelakaan ledakan
maupun deselerasi, ada kemungkinan injuri pada medulla spinalis perlu stabilisasi cervical spine, dengan cervical collars
Secondary survey
◦Setelah survey primer --> anamnesa : pengobatan yang sedang dijalani
pasien, alergi, RPS, RPD, riwayat merokok, penggunaan obat-obatan tertentu atau alcohol, dan status profilaksis tetanus.
◦survey sekunder, pemeriksaan head-to-toe dicari trauma lain yang mungkin didapatkan pada umumnya, luka bakar yang berdiri sendiri tidak mempengaruhi kesadaran pasien secara akut.
Pasien dalam keadaan konfusio atau koma sesaat setelah injuri wajib dievaluasi adanya inhalasi asap, trauma kepala tertutup, atau intoksikasi alcohol atau obat-obatan.
Transport pasien
◦6 jam pertama
◦Hindari transportasi cepat dan tidak terkendali, kecuali jika ada keadaan yang juga membahayakan jiwa pasien.
◦Dalam perjalanan infuse dan penutup kain yang bersih serta mobil ambulans atau sejenisnya yang bisa membawa penderita dalam posisi tidur (terlentang/telungkup).
◦Tersedia perlengkapan emergensi beserta dengan staff terlatih yang mampu menangani pasien dengan trauma multiple.
◦Jika trauma penyerta yang lebih berpotensi tinggi menimbulkan mortalitas dan morbiditas, pasien distabilkan terlebih dahulu di trauma center sebelum ditransfer ke unit luka bakar.
Eskarotomi◦luka bakar derajat II dalam dan derajat III
mengenai lingkar ekstremitas, sirkulasi perifer ke ekstremitas dapat terganggu Timbulnya edema menyeluruh di bawah eskar akan mengganggu outflow vena dan akhirnya mempengaruhi inflow arteri yang mendarahi daerah distal rasa baal dan kesemutan pada tungkai, makin hebat rasa nyeri di jari- jari dan adanya perlambatan capillary refill, dan dapat pula menilai aliran arteri dari pemeriksaan sinyal Doppler pada arteri digiti atau arkus plantaris atau palmaris.
◦Ekstermitas yang beresiko dilihat dari pemeriksaan klinis, atau bila didapati tekanan jaringannya melebihi 40 mmHg. Ekstremitas yang terganggu tsb memerlukan eskarotomi
◦Pada injuri akibat listrik atau korban dengan trauma tambahan, ambang batas fasiotomi dapat diturunkan. Ekstremitas harus dielevasi guna membantu mengurangi edema
◦Komplikasi tersering kehilangan darah dan hipotensi transien akibat pelepasan metabolit anaerob.
Penanganan luka bakarAssessmentManagementRehabilitation
Medika mentosaAntimikroba untuk
mencegah infeksi◦ golongan
aminoglikosida yang efektif terhadap pseudomonas.
Obat topical untuk penanganan local luka bakar◦ membuat luka bebas
infeksi◦ mengurangi rasa nyeri◦ bisa menembus eskar.
Jenis obat topical yang dianjurkan :◦Golongan silver sulfadiazine◦MEBO (moist exposure burn
ointment) ◦Mafenidat asetat◦ Polimiksin B, neomisisn, basitrasin ◦Mupirosin◦ Nistatin
antiseptic yodium povidon atau nitras argenti 0.5%,◦sebagai bakteriostatik untuk semua
kuman, larutan Dakin
◦larutan natrium hipoklorit encer, efektif melawan sebagian besar mikroba
◦memiliki efek sitotoksik terhadap sel luka pasien yang sedang menyembuh
• Eksisi dan skin graft • Biasanya dilakukan hari ke 3-7 tanpa perlu
menunggu pengelupasan eskar• Luka bakar derajat II dalam dan III
dilakukan skin grafting untuk mencegah terjadinya keloid dan jaringan parut hipokronik
• Pembalutan sintetik dan biologis • melindungi epitel• meminimalisasi kolonisasi bakteri dan jamur• sebagai splint untuk mempertahankan posisi
fungsional• cukup oklusif untuk mengurangi heatloss dan
meminimalisir stress akibat dingin• memberi rasa nyaman pada luka yang nyeri
Nutrisi mempertahakankan dan meningkatkan fungsi organ dan mencegah malnutrisi kalori-protein
KomplikasiInfeksiKontrakturGangguan saluran cernakematian
kontrakturakibat reorganisasi kolagen
Kontraktur dibagi 2 :◦Kontraktur ekstrinsik : parut yang berbatas
tegas, menarik jaringan sekitar (kulit yang memendek).
◦Kontraktur intrinsik : kontraktur langsung dari suatu organ, misalnya tendon.
◦PENYEBAB parut sudah kering tapi belum matang.
Mencegah kontraktur :◦Balut tekan hingga lemas atau
menggunakan pressure garment◦Bidai 3 minggu dilanjutkan bidai di
malam hari saja.
Pencegahan Pencegahan komplikasi :
◦ Eksisi dan pembuangan jaringan mati sedini mungkin
◦ Resusitasi cairan agresif lebih awal untuk mencegah kerusakan oksidatif akibat aliran darah yang rendah
◦ Terapi antimikroba topical dan sistemik
◦ Antimikroba perioperatif pada pasien luka bakar yang mengenai 30% TBSA
◦ Memperhatikan penggantian alat/kateter intravascular secara terjadwal
◦ Mengusahakan agar pasien berhenti menggunakan ventilator sedini mungkin
◦ Mobilisasi dini efektif untuk mencegah komplikasi respirasi
◦ Pemberian makanan enteral dini untuk mengurangi morbiditas sepsis dan mencegah gagal sawar usus.
Prognosis Ditentukan oleh usia, kedalaman,
lokasi, ukuran luka bakar yang dihitung dalam persentase total area permukaan tubuh (TBSA), penyebab luka bakar, dan keadaan kesehatan pasien sebelumnya.
Usia <2 tahun dan >60 tahun angka kematian akibat luka bakar yang paling tinggi