2
magnetoresistive William Thomson (Lord Kelvin) 19th century Magnetic Field Ferromagnetic Resistive Magnetization Magnintude Nickel - Iron 5% Maximum direction ditemukan oleh pada tahun terjadi ketika kepada menghasilkan faktor contoh karakteristik Muhammad Arfiadi Pratama 1206238936

LTM1 SA2 Muhammad Arfiadi Pratama 1206238936

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Magnetoresistive, magnet sensor from instrumentation applied physics. Ciri-ciri dan penggunaan serta teori dasar

Citation preview

Page 1: LTM1 SA2 Muhammad Arfiadi Pratama 1206238936

magnetoresistive

William Thomson(Lord Kelvin)

19th century

Magnetic Field

Ferromagnetic

Resistive

MagnetizationMagnintude

Nickel - Iron

5% Maximum

direction

ditemukan oleh

pada tahun

terjadi ketika

kepada

menghasilkan

faktor

contoh

karakteristik

Muhammad Arfiadi Pratama1206238936

Page 2: LTM1 SA2 Muhammad Arfiadi Pratama 1206238936

LTM 1Muhammad Arfiadi Pratama – 1206238936

MagnetoresistiveMagnetoresistive pertama kali ditemukan oleh William Johnson pada sekitar abad ke-19.

Magnetoresistive adalah efek yang terjadi apabila sebuah medan magnet eksternal diterapkan pada

suatu bahan yang bersifat ferromagnetik akan menghasilkan sebuah resistansi. Besar dari resistansi

tersebut berubah menyesuaikan besar magnetisasi dan posisi bahan ferromagnetik terhadap arah

medan magnet.

Gambar 1.1 Grafik perubahan resistivitas ferromagnetik setelah terkena medan magnet

Hal itu disebutkan sebelumnya bahwa bahan-bahan magnetik memiliki sifat magnetik anisotropik

(magnetik sifat tergantung arah). Bentuk fisik dari objek dan kondisi yang ada selama fabrikasi sangat

menentukan karakteristik anisotropic nya.

Sebuah film tipis panjang permalloy dapat dibuat untuk memiliki sifat anisotropik yang sangat

uniaksial jika terkena medan magnet selama deposisi. Karakteristik ini dimanfaatkan dalam

anisotropic magnetoresistance (AMR) sensor.

Elemen resistor dasar dalam AMR adalah tipis persegi panjang berbentuk film. Salah satu sumbu, yang

disebut anisotropy atau The Easy Axis, memiliki kerentanan yang lebih tinggi untuk magnetisasi

dibandingkan dengan dua lainnya. The Easy Axis biasanya sepanjang film. Karena tipis, sumbu normal

ke film memiliki hampir tidak ada kerentanan magnetik. Sumbu melintang terhadap The Easy Axis

memiliki sangat sedikit kerentanan juga.

ReferensiWebster, J.G. (1999). The measurement, instrumentation, and sensors handbook. Boca Raton,

FL:CRC Press published in cooperation with IEEE Press