Upload
marita-fitriyanti
View
13
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
laporan rlab 2
Citation preview
LAPORAN PRAKTIKUM
Nama/NPM : Marita Fitriyanti/1206204576
Fakultas/Program Studi : Teknik/Arsitektur Interior
Group : B2
No & Nama Percobaan : KR02 & Calorie Work
Minggu Percobaan : Pekan 3
Tanggal Percobaan : 4 Oktober 2013
Nama Asisten :
LABORATORIUM FISIKA DASAR
UPP IPD (Unit Pelaksanan Pendidikan – Ilmu Pengetahuan Dasar)
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
KR02 – Calorie Work
I. Tujuan Praktikum
Menghitung nilai kapasitas kalor suatu kawat konduktor.
II. Peralatan
Sumber tegangan yang dapat divariasikan
Kawat konduktor ( bermassa 2 gr )
Termometer
Voltmeter dan Ampmeter
Adjustable power supply
Camcorder
Unit PC beserta DAQ dan perangkat pengendali otomatis
III. Landasan Teori
Menurut hukum kekekalan energi, “Energi tak dapat dimusnahkan atau dihilangkan, tetapi
energi hanya dapat diubah dari suatu bentuk ke bentuk lainnya.” Energi listrik dapat diubah
menjadi energi kalor dan juga sebaliknya. Pada percobaan kali ini akan dilakukan
pengkonversian energi dari energi listrik menjadi energi panas. Energi listrik dihasilkan oleh
suatu catu daya pada suatu konduktor yang mempunyai resistansi dinyatakan dengan
persamaan :
W=V . I .t
Dimana :
W = Energi listrik ( J )
V = Tegangan listrik ( volt)
I = Arus listrik ( A )
t = waktu / lama aliran listrik ( s )
Energi kalor yang dihasilkan oleh kawat konduktor dinyatakan dalam bentuk kenaikan
temperatur. Jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikan suhu zat dinyatakan dengan
persamaan :
Q=m.c .∆T
Dimana :
Q = Jumlah kalor yang diperlukan ( kalori atau joule )
m = Massa zat ( gram atau kg )
c = Kalor jenis zat ( kal/gr0C atau J/kg0C)
ΔT = Perubahan suhu ( 0C )
Sebuah kawat dililitkan pada sebuah sensor temperatur. Kawat tersebut akan dialiri arus listrik
sehingga mendisipasikan energi kalor. Perubahan temperatur yang terjadi akan diamati oleh
sensor kemudian dicatat oleh sistem instrumentasi. Tegangan yang diberikan ke kawat dapat
dirubah sehingga perbuahan temperatur dapat bervariasi sesuai dengan tegangan yang
diberikan.
Dibawah ini adalah tabel nilai kapasitas kalor dari beberapa benda:
Tabel 1. Nilai Cp ( Kalor Jenis) untuk beberapa benda padat
IV. Prosedur Percobaan
1. Mengaktifkan web cam (meng-klik icon video pada halaman web r-Lab).
2. Memberikan tegangan sebesar V0 ke kawat konduktor.
3. Menghidupkan power supply dengan meng’klik’ radio button di sebelahnya.
4. Mengambil data perubahan temperatur , tegangan dan arus listrik pada kawat
konduktor tiap 1 detik selama 10 detik dengan cara meng’klik” icon “ukur”.
5. Memperhatikan temperatur kawat yang terlihat di web cam, menunggu hingga
mendekati temperatur awal saat diberikan V0.
6. Mengulangi langkah 2 hingga 5 untuk tegangan V1, V2 dan V3.
V. Pengolahan Data dan Evaluasi
A. Pengolahan Data
Percobaan ini dilakukan pada empat nilai tegangan yang berbeda, yaitu 0 V; 0.67 V;
1.63 V; 1.09 V. Pada setiap tegangan dilakukan 10 kali pengukuran dengan selang
waktu setiap pengukukuran 3 detik, sehingga didapatkan total data tiap tegangan
adalah 10 buah data. Suhu awal yang dimaksud adalah suhu pertama sesaat
sebelum percobaan dimulai, yaitu 24,60C sehingga setiap perubahan suhu, suhu
awalnya suhu tersebut. Sebenarnya karena keterbatasan waktu dalam mengambil
data di r-lab, maka pada saat tegangannya 1.09 V, suhu awal adalah 24,80C. Karena
hanya selisih 0.20C, maka hal ini dapat diabaikan.
Untuk membuat grafik data hasil pengamatan, persamaan yang ada di landasan teori
dihubungkan dengan persamaan garis lurus:
W = Q
V.I.t = m.c.(t2 - t1);
dengan H (Kapasitas Kalor) = m.c ; c = kalor jenis (J/goC)
Maka ∆T=V . Im .c
t
Y = a . x ±b
Persamaan di atas dapat dipandang sebagai sebuah persamaan linear y = a x b, dengan y
mengagantikan posisi ΔT,dan V . Im. c
menggantikan posisi a dan b menggantikan posisi b.
Dari persamaan di atas, didapatkan persamaan baru, yaitu:
a=V . Im. c
Maka nilai c (kalor jenis kawat) dapat diketahui setelah kita mendapatkan nilai a (gradient).
Nilai a dan b dapat didapat dengan menggunakan rumus sebagai berikut,
a=n¿¿
y = mx +b
b=(∑ xi¿¿2)¿¿¿
Dengan Kesalahan relative sebesar,
Berikut hasil data perubahan temperature terhadap waktu dengan tegangan yang
berbeda:
1.` Pada tegangan 0 (V0) terhadap waktu
Waktu I V Temp
3 23.84 0 24.6
6 23.84 0 24.6
9 23.84 0 24.6
12 23.84 0 24.6
15 23.84 0 24.6
18 23.84 0 24.6
21 23.84 0 24.6
3 6 9 12 15 18 21 24 27 3005
1015202530
Grafik Temperatur terhadap Waktu saat Vo
Vo
Waktu
Tem
pera
tur (
0C)
24 23.84 0 24.6
27 23.84 0 24.6
30 23.84 0 24.6
2. Pada tegangan 1 (V1) terhadap waktu:
3 6 9 12 15 18 21 24 27 3023.5
2424.5
2525.5
2626.5
Grafik Temperatur terhadap Waktu saat V1
V1
Waktu
Tem
pera
tur
(0C)
Waktu I V Temp
3 35.48 0.67 24.6
6 35.48 0.67 24.6
9 35.48 0.67 24.8
12 35.48 0.67 25
15 35.48 0.67 25.2
18 35.48 0.67 25.3
21 35.48 0.67 25.5
24 35.48 0.67 25.6
27 35.48 0.67 25.8
30 35.48 0.67 25.9
3. Pada tegangan 2 (V2) terhadap
waktu:
4. Pada tegangan 3 (V3) terhadap waktu:
3 6 9 12 15 18 21 24 27 3005
101520253035
Grafik Temperatur terhadap Waktu saat V2
V2
Waktu
Tem
pera
tur
(0C)
3 6 9 12 15 18 21 24 27 3005
101520253035
Grafik Temperatur terhadap Waktu saat V3
V3
Waktu
Tem
pera
tur
(0C)
Waktu I V Temp
3 52.02 1.63 24.6
6 52.02 1.63 25.1
9 52.02 1.63 26.1
12 52.02 1.63 27.1
15 52.02 1.63 28.2
18 52.02 1.63 29.1
21 52.02 1.63 30.0
24 52.02 1.63 30.8
27 52.02 1.63 31.5
30 52.02 1.63 32.1
Waktu I V Temp
3 42.55 1.09 24.8
6 42.55 1.09 25.0
9 42.55 1.09 25.4
12 42.55 1.09 25.9
15 42.55 1.09 26.4
18 42.55 1.09 26.9
21 42.55 1.09 27.3
24 42.55 1.09 27.6
27 42.55 1.09 27.9
30 42.55 1.09 28.2
Mencari Nilai Kapasitas Panas pada tiap Tegangan :
Mencari nilai Kapasitas panas ( c ) dapat dilakukan dengan menggunakan rumus
a=V . Im. c
Diawali dengan mencari nilai a terlebih dahulu. Untuk memudahkan pencarian digunakan
metode Least Square.
. Pada saat tegangan 0, nilai kapasitas panas tidak bisa ditentukan / c= 0
Suhu awal T0 = 24 ,6℃
Tabel Pengolahan data pada tegangan V1:
No. Xi Yi Xi² Yi² XiYi1 3 0.1 9 0.01 0.32 6 0.1 36 0.01 0.63 9 0.2 81 0.04 1.84 12 0.4 144 0.16 4.85 15 0.6 225 0.36 96 18 0.7 324 0.49 12.67 21 0.9 441 0.81 18.98 24 1 576 1 249 27 1.2 729 1.44 32.4
10 30 1.3 900 1.69 39∑ 165 6.5 3465 6.01 143.4
a=∑X i2∑Yi−∑Xi∑ (XiYi )
n∑X i2−(∑Xi )2
a=3465.6,5−165 .143.410.3465 .277225
a=¿-1.5333
Maka nilai kapasitansi panasnya adalah :
a=V . Im.c
c=V . Im .a
=0,67 .35,48 x10−3
2 gr .−1.5333=0,077
Tabel Pengolahan data pada tegangan V2:
No. Xi Yi Xi² Yi² XiYi1 3 0.1 9 0.01 0.32 6 0.5 36 0.25 33 9 1.5 81 2.25 13.54 12 2.5 144 6.25 305 15 3.6 225 12.96 546 18 4.5 324 20.25 817 21 5.4 441 29.16 113.48 24 6.2 576 38.44 148.89 27 6.9 729 47.61 186.3
10 30 7.5 900 56.25 225∑ 165 42.2 3465 213.43 897.3
a=∑X i2∑Yi−∑Xi∑ (XiYi )
n∑X i2 . (∑ Xi)2
a=3465. 42,2−165 .897,310 .3465 .277225
a = -0.94667
Maka nilai kapasitansinya adalah
a=V . Im. c
c=V . Im .a
=1,63 .52,02x 10−3
2gr .−0,94667=0.447
Tabel Pengolahan data pada tegangan V3:
No. Xi Yi Xi² Yi² XiYi1 3 0.2 9 0.04 0.62 6 0.4 36 0.16 2.43 9 0.8 81 0.64 7.24 12 1.3 144 1.69 15.65 15 1.8 225 3.24 276 18 2.3 324 5.29 41.47 21 2.7 441 7.29 56.78 24 3 576 9 729 27 3.3 729 10.89 89.1
10 30 3.6 900 12.96 108∑ 165 19.4 3465 51.2 420
a=∑X i2∑Yi−∑Xi∑ (XiYi )
n∑X i2 . (∑ Xi)2
a=3465.19.4−165 .42010 .3465 .277225
a = -0.28
a=V . Im. c
c=V . Im .a
=1,09 .42.55 x 10−3
2 gr .−0.28=0.828
Menentukan Jenis Kawat Konduktor Berdasarkan Nilai c Pada tegangan 0.67 V c1 = (0,077)
Pada tegangan 1.63 V c2 = (0 ,4 47 )
Pada tegangan 1.09 V c3 = (0 ,828)
Sehingga diperoleh kalor jenis ( c ) rata-rata adalah :
c=0 ,077+0 ,447+0 ,8283
=0 .4506 J/g ℃
Berdasarkan nilai kalor jenis yang didapat, praktikan menyimpulkan bahwa kawat konduktor yang
dipakai adalah jenis karbon karena nilai kalor jenisnya mendekati karbon (0,4506 J/g Co). Data bisa
dilihat pada table 1 pada subbab Prinsip Dasar.
VI. Analisis
a) Analisis Percobaan
Percobaan bertujuan untuk mengetahui besar dari nilai kapasitas kalor dari kawat
konduktor. Besaran ini didapatkan dengan mengkonversikan energi listrik menjadi energi
panas. Pada awal percobaan, praktikan terlebih dahulu diharuskan untuk mengaktifkan
webcam yang akan memantau nilai dari perubahan arus listrik dan temperatur. Percobaan R-
lab mengenai calori work dilakukan dengan memberikan tegangan yang berbeda pada alat
laboratorium fisika dengan mengklik tombol power supply sehingga tegangan langsung
diberikan secara otomatis, hal ini dilakukan agar diperoleh data yang bervariasi sehingga hasil
perhitungan menjadi lebih akurat.
Hubungan kekekalan energi menyatakan bahwa energi tidak dapat dimusnahkan atau
diciptakan tetapi energi hanya dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain. Oleh karena itu,
energi listrik yang timbul setelah tegangan listrik diberikan pada kawat konduktor, akan
didisipasikan oleh kawat menjadi energi panas. Hal ini terjadi akibat adanya nilai resistansi
(hambatan) yang dimiliki oleh kawat, sehingga energi yang timbul sepenuhnya adalah energi
listrik. Energi panas ini akan mengakibatkan perubahan temperatur pada kawat konduktor.
Energi listrik dihasilkan oleh suatu catu daya pada suatu konduktor yang mempunyai resistansi,
dinyatakan dengan persamaan: 𝑾=𝑽×𝒊×𝒕di mana,
W = energi listrik (joule)
V = tegangan listrik (volt)
i = arus listrik (Ampere)
t = waktu / lama aliran listrik (sekon)
Energi kalor yang dihasilkan oleh kawat konduktor dinyatakan dalam kenaikan
temperatur. Jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu zat dinyatakan dengan
persamaan: 𝑸=𝒎×𝒄×(𝑻2−𝑻1)
di mana
Q = jumlah kalor yang diperlukan (kal)
m = massa zat (gram)
c = kalor jenis air (kal/gr°C)
T2 = suhu akhir zat (C)
T1 = suhu mula-mula zat (C)
Pada kenyataan dilapangan, energi panas yang muncul tidak akan sama besarnya
dengan energi listrik yang terjadi akibat aliran arus dan pemberian tegangan pada kawat
konduktor. Energi panas hanya hasil sampingan dari energi listrik atau dengan kata lain, tidak
terjadi pengkonversian keseluruhan dari energi listrik ke energi panas. Besar energi panas yang
timbul hanya akan sepersekian saja dari energi listrik.
Dari data pengamatan tersebut, dapat diperoleh beberapa hal berikut. Pada saat arus
sudah dialirkan, namun belum diberikan tegangan, kawat konduktor tidak mengalami
perubahan temperatur. Maka, nilai kapasitas kalor belum bisa dicari dari data tersebut. Ketika
tegangan mulai diberikan, baru terjadi perubahan temperatur. Hubungan antara temperatur
mutlak dan waktu, seperti juga terlihat dalam grafik T vs t yang disajikan dalam Bab Pengolahan
Data, adalah berbanding lurus. Seiring dengan kenaikan waktu, maka temperature juga akan
mengalami peningkatan. Hal ini terjadi karena seiring dengan pertambahan waktu, kalor yang
dihasilkan ke lingkungan juga akan bertambah besar, yang berpengaruh terhadap kenaikan
temperatur .
Dari data percobaan, dapat dilihat pula hubungan antara temperatur dan tegangan.
Pada pemberian tegangan sebesar 0,67 V, temperatur akhir kawat konduktor adalah 25.9 °C
(ΔT = 1.3 C°). Pada pemberian tegangan sebesar 1,63 V, temperatur akhir kawat konduktor
adalah 32.1 °C (ΔT = 7.5 C°). Pada pemberian tegangan sebesar 1,09 V, temperatur akhir kawat
konduktor adalah 28,2 °C (ΔT = 3.6 C°). Suhu mula-mula kawat konduktor adalah 24.6 °C. Hal ini
menunjukkan bahwa temperatur berbanding lurus dengan tegangan listrik. Semakin besar
tegangan listrik yang diberikan, semakin banyak energi kalor yang terdisipasikan, semakin besar
kenaikan temperatur yang dialami oleh kawat konduktor.
Suatu bentuk energi dapat berubah menjadi bentuk energi yang lain. Misalnya pada
peristiwa gesekan energi mekanik berubah menjadi panas. Pada mesin uap panas diubah
menjadi energi mekanik. Demikian pula energi listrik dapat diubah menjadi panas atau
sebaliknya. Sehingga dikenal adanya kesetaraan antara panas dengan energi mekanik/listrik,
secara kuantitatif hal ini dinyatakan dengan angka kesetaraan panas-energi listrik/mekanik.
Dalam percobaan ini, arus yang mengalir dan tegangan yang diberikan tidak menjadi
energi listrik seluruhnya. Namun, menurut Hukum Kekekalan Energi, energi tidak dapat
diciptakan dan dimusnahkan, namun hanya berubah dari satu bentuk energi ke energi lainnya.
Energi yang hilang (energi disipatif) dari energi listrik menjadi energi kalor/panas. Namun, perlu
dicatat bahwa tidak mungkin pula mengkonversi energi listrik secara total menjadi energi
panas.
Energi panas yang dihasilkan mengakibatkan perubahan temperatur, yaitu menurut
hubungan 𝑸=𝒎×𝒄×Δ𝑻atau 𝑸=𝑪×Δ𝑻dengan C adalah kapasitas kalor kawat konduktor.
Dari hubungan tersebut, kita bisa mendapatkan nilai kapasitas kalor. Untuk tegangan
yang sama, nilai kapasitas kalor meningkat seiring pertambahan waktu dan temperatur. Hal ini
berlaku untuk setiap perlakuan tegangan.
Kapasitas kalor merupakan hasil massa suatu zat dengan kalor jenisnya. Dengan
diketahui kawat bermassa 2 gr dan asumsi bahwa hanya sekitar 25 % saja energi listrik yang
berubah menjadi energi panas, maka akan didapat nilai kalor jenis (c) kawat konduktor sebesar
0 ,4506 J/g ℃ yang mendekati nilai kalor jenis dari karbon (c= 0,4506 J/g°C). Namun, perlu
diperhatikan bahwa asumsi seperti ini hanya merupakan pendekatan saja dan masih
mengandung potensi kesalahan.
VII. Kesimpulan
1. Hukum kekekalan energi menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan atau
dimusnahkan, tetapi hanya berubah dari satu bentuk energi ke bentuk energi lainnya.
2. Energi listrik yang dihasilkan dalam percobaan ini didisipasikan menjadi energi kalor
yang menyebabkan perubahan temperatur pada kawat konduktor.
3. Waktu (s) berbanding lurus terhadap perubahan suhu.
4. Berbagai jenis logam memiliki nilai kalor jenis yang berbeda-beda
5. Kapasitas kalor adalah jumlah kalor yang dilepas ke sistem per perubahan temperatur.
Kapasitas kalor suatu zat merupakan hasil kali massa (m) zat dengan kalor jenisnya (c).
6. Dengan asumsi bahwa hanya 25 % energi listrik yang berubah menjadi energi
kalor/panas, maka didapat nilai kalor jenis kawat sebesar 0,1993 J/g°C yang mendekati
nilai kalor jenis kawat (c) perak (c= 0,233 J/g °C).
VIII. Referensi
Giancoli, Douglas C. 2000. Physics for Scientists & Engineers, Third Edition. New York:
Prentice Hall.
Halliday, Resnick, Walker. 2005. Fundamentals of Physics, 7th Edition, Extended
Edition. New York: John Wiley & Sons, Inc.
Tipler, Paul A. 2009. Fisika untuk Sains dan Teknik (ed. 5). Jakarta: Erlangga.