23
RAGAM BENTUK DAN UPAYA SEKOLAH/MADRASAH UNTUK MEMBERDAYAKAN PARTISIPASI ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN (STUDI MULTIKASUS DI SDN KAUMAN 1, SD LABORATORIUM UNIVERSITAS NEGERI MALANG, MIN MALANG 1, DAN MI KHADIJAH MALANG) RADEN BAMBANG SUMARSONO, M.Pd ADMINISTRASI PENDIDIKAN/FIP UNIVERSITAS NEGERI MALANG [email protected] [email protected] Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan formal yang sangat strategis, mengingat jenjang tersebut melandasi jenjang pendidikan menengah maupun jenjang pendidikan selanjutnya (Sonhadji, 2013:107). Dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 17 Ayat (1) disebutkan “pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi pendidikan menengah”. Selanjutnya di Ayat (2) dinyatakan, bahwa “Pendidikan dasar berbentuk sekolah dasar (SD) dan madrasah ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta sekolah menengah pertama (SMP) dan madrasah Tsanawiyah (MTs) atau bentuk lain yang sederajat”. Mengingat pendidikan sebagai suatu modal yang sangat penting, maka pendidikan harus diselenggarakan dengan sistem yang baik dan bermutu, sebagaimana yang secara tegas telah diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam Pasal 4 Ayat 1 dinyatakah bahwa “pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistemik dengan Peneliti Ringkasan Eksekutif

lp2m.um.ac.idlp2m.um.ac.id/.../RADEN-BAMBANG-SUMARSONO-M.Pd_profil.docx · Web viewRAGAM BENTUK DAN UPAYA SEKOLAH/MADRASAH UNTUK MEMBERDAYAKAN PARTISIPASI ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN

  • Upload
    doque

  • View
    224

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: lp2m.um.ac.idlp2m.um.ac.id/.../RADEN-BAMBANG-SUMARSONO-M.Pd_profil.docx · Web viewRAGAM BENTUK DAN UPAYA SEKOLAH/MADRASAH UNTUK MEMBERDAYAKAN PARTISIPASI ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN

RAGAM BENTUK DAN UPAYA SEKOLAH/MADRASAH UNTUK

MEMBERDAYAKAN PARTISIPASI ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN

MUTU PENDIDIKAN

(STUDI MULTIKASUS DI SDN KAUMAN 1, SD LABORATORIUM UNIVERSITAS NEGERI MALANG, MIN MALANG 1, DAN MI KHADIJAH MALANG)

RADEN BAMBANG SUMARSONO, M.Pd

ADMINISTRASI PENDIDIKAN/FIPUNIVERSITAS NEGERI [email protected]@gmail.com

Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan formal yang sangat strategis, mengingat jenjang tersebut melandasi jenjang pendidikan menengah maupun jenjang pendidikan selanjutnya (Sonhadji, 2013:107). Dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 17 Ayat (1) disebutkan “pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi pendidikan menengah”. Selanjutnya di Ayat (2) dinyatakan, bahwa “Pendidikan dasar berbentuk sekolah dasar (SD) dan madrasah ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta sekolah menengah pertama (SMP) dan madrasah Tsanawiyah (MTs) atau bentuk lain yang sederajat”.

Mengingat pendidikan sebagai suatu modal yang sangat penting, maka pendidikan harus diselenggarakan dengan sistem yang baik dan bermutu, sebagaimana yang secara tegas telah diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam Pasal 4 Ayat 1 dinyatakah bahwa “pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistemik dengan sistem terbuka dan multimakna”. Selanjutnya dalam Pasal 5 Ayat 1 dinyatakan juga bahwa “setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu”.

Berlandaskan pada regulasi yang ada, maka penyelenggaraan pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah (dalam hal ini sekolah/madrasah), orang tua, dan masyarakat. Ketiga lingkungan tersebut, sesuai dengan fungsi dan peran masing-masing, harus berupaya agar mutu program pendidikan terselenggara secara optimal. Anak akan belajar dan berkembang pada lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan (1) berbagai ragam bentuk

Peneliti Ringkasan Eksekutif

Page 2: lp2m.um.ac.idlp2m.um.ac.id/.../RADEN-BAMBANG-SUMARSONO-M.Pd_profil.docx · Web viewRAGAM BENTUK DAN UPAYA SEKOLAH/MADRASAH UNTUK MEMBERDAYAKAN PARTISIPASI ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN

partisipasi orang tua siswa dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan, (2) upaya satuan pendidikan untuk memberdayakan partisipasi orang tua siswa dalam meningkatkan mutu pendidikan, dan (3) indikator pencapain mutu pendidikan berdasarkan partisipasi orang tua. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi multi kasus dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Dalam penelitian ini, peneliti terjun langsung ke lapangan dengan menggunakan teknik wawancara, pengamatan atau observasi, dan dokumentasi. Adapun untuk lokasi penelitian meliputi sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah baik negeri maupun swasta di Kota Malang yang telah memiliki berbagai prestasi baik bidang akademik maupun non akademik. Analisis data penelitian ini menggunakan teknik analisis komparatif konstan (constant comparative analysis).

Hasil penelitian, yaitu Pertama: terdapat berbagai bentuk partisipasi orang tua siswa dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan, diantaranya adalah pengembangan pembelajaran, pendanaan pendidikan, tenaga, pikiran/ide, dan pembentukan organisasi perkumpulan orang tua siswa. Kedua: berbagai upaya yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk memberdayakan partisipasi orang tua siswa dalam meningkatkan mutu pendidikan, diantaranya adalah: membuat program atau kegiatan sekolah yang menarik dan bermanfaat, memberikan pelayanan yang baik kepada siswa dan orang tua, menerapkan prinsip transparan dalam pengelolaan, dan akuntabilitas dalam segela kegiatan. Ketiga: indikator pencapaian mutu pendidikan berdasarkan partisipasi orang tua, meliputi prestasi akademik, prestasi non-akademik, proses pembelajaran, prestasi pendidik dan prestasi secara kelembagaan.

Kata kunci: partisipasi, orang tua, mutu pendidikan

1. Publikasi pada jurnal internasional terindeks scopus

HKI dan Publikasi

Page 3: lp2m.um.ac.idlp2m.um.ac.id/.../RADEN-BAMBANG-SUMARSONO-M.Pd_profil.docx · Web viewRAGAM BENTUK DAN UPAYA SEKOLAH/MADRASAH UNTUK MEMBERDAYAKAN PARTISIPASI ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN

Globalisasi yang terus terjadi dengan

kecepatan tinggi telah memasuki setiap aspek

kehidupan manusia, tidak terkecuali pada aspek

pendidikan. Untuk memenuhi tuntutan global dan

mencapai tujuan pembangunan, maka diperlukan

peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).

Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas SDM

melalui pendidikan sehingga kualitas pendidikan pun

harus senantiasa ditingkatkan. Akan tetapi tidak dapat

dipungkiri pula ternyata masyarakat dunia secara

global telah ikut mempengaruhi iklim pendidikan.

Pendidikan merupakan suatu proses

transformasi pengetahuan, sikap, kepercayaan,

keterampilan dan aspek-aspek perilaku lainnya dari

generasi ke generasi berikutnya. Dengan pengertian

seperti itu, sebenarnya upaya tersebut sudah dilakukan

sepenuhnya oleh kekuatan-kekuatan masyarakat.

Hampir segala sesuatu yang dipelajari adalah sebagai

hasil dari hubungannya dengan orang lain, baik di

rumah, sekolah, tempat permainan, pekerjaan dan

sebagainya.

Pendidikan memberikan kontribusi yang

sangat besar terhadap kemajuan suatu bangsa dan

merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-

pesan konstitusi serta sarana dalam membangun

karakter bangsa (nation character building).

Masyarakat yang cerdas akan memberikan nuansa

kehidupan yang cerdas pula dan secara progresif akan

Hasil Penelitian:

Hasil penelitian, yaitu Pertama: terdapat

berbagai bentuk partisipasi orang tua

siswa dalam upaya meningkatkan mutu

pendidikan, diantaranya adalah

pengembangan pembelajaran, pendanaan

pendidikan, tenaga, pikiran/ide, dan

pembentukan organisasi perkumpulan

orang tua siswa. Kedua: berbagai upaya

yang dilakukan oleh satuan pendidikan

untuk memberdayakan partisipasi orang

tua siswa dalam meningkatkan mutu

pendidikan, diantaranya adalah:

membuat program atau kegiatan sekolah

yang menarik dan bermanfaat,

memberikan pelayanan yang baik kepada

siswa dan orang tua, menerapkan prinsip

transparan dalam pengelolaan, dan

akuntabilitas dalam segela kegiatan.

Ketiga: indikator pencapaian mutu

pendidikan berdasarkan partisipasi orang

tua, meliputi prestasi akademik, prestasi

non-akademik, proses pembelajaran,

prestasi pendidik dan prestasi secara

kelembagaan.

Manfaat Penelitian:

Penelitian ini dipandang

Latar Belakang Hasil dan Manfaat

Page 4: lp2m.um.ac.idlp2m.um.ac.id/.../RADEN-BAMBANG-SUMARSONO-M.Pd_profil.docx · Web viewRAGAM BENTUK DAN UPAYA SEKOLAH/MADRASAH UNTUK MEMBERDAYAKAN PARTISIPASI ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN

membentuk kemandirian suatu bangsa. Masyarakat

yang demikian merupakan investasi besar untuk

berjuang keluar dari krisis multidimensi dan persiapan

untuk menghadapi persaingan global.

Berbagai studi yang telah dilakukan,

menunjukkan bahwa ada tiga faktor yang

menyebabkan mutu pendidikan belum mengalami

peningkatan secara signifikan. Pertama, kebijakan

penyelenggaraan pendidikan masih berorientasi pada

keluaran pendidikan (output), terlalu memusatkan

pada masukan (input), dan kurang memperhatikan

pada proses pendidikan; Kedua, penyelenggaraan

pendidikan disinyalir kurang menyentuh kebutuhan

masyarakat dan kurang sesuai dengan kondisi sekolah

setempat; Ketiga, selama ini partisipasi masyarakat

terutama orang tua peserta didik dalam

penyelenggaraan pendidikan hanya terbatas pada

dukungan dana. Padahal partisipasi mereka sangat

penting di dalam proses pendidikan antara lain:

pengambilan keputusan, pemantauan penyelenggaraan

pendidikan di sekolah, evaluasi, akuntabilitas sekolah,

dan lain-lain.

Sekolah sebagai sebuah lembaga tempat

penyemaian ilmu yang terorganisasi secara formal,

sangat berperan penting dalam meningkatkan kualitas

dan jati diri seseorang, mengubah latar belakang

seseorang menjadi lebih baik, sekolah yang baik tidak

hanya mengubah anak didiknya menjadi pribadi yang

berpendidikan akan tetapi juga turut mengubah

lingkungan bermasyarakat menjadi yang lebih baik.

Sekolah sebagai sistem sosial merupakan bagian

integral dari sistem sosial yang lebih besar, yaitu

memilik tingkat urgensi yang cukup

tinggi mengingat partisipasi orang tua

peserta didik dalam meningkatkan mutu

pendidikan sangat dibutuhkan oleh

sekolah/madrasah. Dibeberapa daerah

dengan adanya kebijakan pemerintah

daerah yaitu “sekolah gratis”, sangat

sulit bagi sekolah/madrasah dalam

memberdayakan ataupun meningkatkan

partisipasi orang tua. Sehingga

fenomena yang berkembang saat ini

menjadi suatu topik yang menarik untuk

dikaji karena menjadi referensi bagi

sekolah/madrasah dalam meningkatkan

partisipasi orang tua.

Adapun beberapa pihak yang

dapat memanfaatkan hasil penelitian ini,

di antaranya yaitu:

1. Bagi Dinas Pendidikan Kota Malang

dan Kantor Kementerian Agama

Kota Malang

a. Hasil penelitian ini dapat

dijadikan sebagai salah satu referensi

atau rujukan dalam mengambil

kebijakan pendidikan khususnya bidang

manajemen hubungan masyarakat, dan

dalam upaya mendorong terwujudnya

sekolah/madrasah yang bermutu.

b. Hasil penelitian ini dapat

dijadikan masukkan dalam

meningkatkan kinerja sekolah/madrasah

di lingkungan kerjanya, mengevaluasi

Page 5: lp2m.um.ac.idlp2m.um.ac.id/.../RADEN-BAMBANG-SUMARSONO-M.Pd_profil.docx · Web viewRAGAM BENTUK DAN UPAYA SEKOLAH/MADRASAH UNTUK MEMBERDAYAKAN PARTISIPASI ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN

masyarakat.

Rumusan mutu pendidikan bersifat dinamis

dan dapat ditelaah dari berbagai sudut pandang. Mutu

pendidikan harus diupayakan untuk mencapai

kemajuan yang dilandasi oleh perubahan terencana

(Sagala, 2009). Adapun Rugaiyah (2012:454)

menyatakan “pendidikan yang bermutu adalah

pendidikan yang mampu memberikan kepuasan

bahkan melampaui keinginan dan kebutuhan

stakeholder pendidikan”. Sementara itu Unesco (2005)

menjelaskan bahwa mutu pendidikan merupakan

konsep dinamis yang berubah dan berkembang sesuai

dengan waktu dan perubahan di dalam konteks sosial,

ekonomi, dan lingkungan di tempat yang

bersangkutan.

Pendidikan dasar merupakan jenjang

pendidikan formal yang sangat strategis, mengingat

jenjang tersebut melandasi jenjang pendidikan

menengah maupun jenjang pendidikan selanjutnya

(Sonhadji, 2013:107). Dalam UU Nomor 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 17

Ayat (1) disebutkan “pendidikan dasar merupakan

jenjang pendidikan yang melandasi pendidikan

menengah”. Selanjutnya di Ayat (2) dinyatakan,

bahwa “Pendidikan dasar berbentuk sekolah dasar

(SD) dan madrasah ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain

yang sederajat serta sekolah menengah pertama (SMP)

dan madrasah Tsanawiyah (MTs) atau bentuk lain

yang sederajat”. Mengingat pendidikan dasar

(khususnya SD/MI) sebagai landasan bagi jenjang

pendidikan berikutnya maka sudah selayaknya perlu

ditingkatkan lagi kearah pencapaian mutu.

implementasi kebijakan manajemen

peningkatan mutu berbasis sekolah, dan

mendorong berbagai pemangku

kepentingan untuk membantu

sekolah/madrasah dalam peningkatan

mutu.

2. Bagi Sekolah/Madrasah

Hasil penelitian ini dapat digunakan

sebagai bahan refleksi dalam

mengupayakan peningkatan atau

optimalisasi partisipasi masyarakat pada

umumnya dan orang tua peserta didik

pada khususnya di bidang pendidikan

sehingga kualitas atau mutu sekolah

akan tercapai.

3. Bagi Orang Tua

Mengingat begitu pentingnya partisipasi

orang tua peserta didik dalam

mewujudkan mutu sekolah, maka hasil

penelitian ini dapat digunakan sebagai

pemicu atau pendorong untuk lebih

berperan aktif berpartisipasi dalam

bidang pendidikan di sekolah, dan

mengintensifkan bentuk bantuan yang

sudah berjalan, lebih aktif, dan kreatif

mendukung program peningkatan mutu

pendidikan di sekolah/madrasah.

4. Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini dapat dijadikan

sebagai salah satu referensi yang masih

bisa dikembangkan melalui penelitian

Page 6: lp2m.um.ac.idlp2m.um.ac.id/.../RADEN-BAMBANG-SUMARSONO-M.Pd_profil.docx · Web viewRAGAM BENTUK DAN UPAYA SEKOLAH/MADRASAH UNTUK MEMBERDAYAKAN PARTISIPASI ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN

Sekolah yang bermutu, dalam hal ini SD/MI

adalah sekolah yang mampu memfungsikan seluruh

komponen sekolah secara efektif dan efisien dalam

rangka mewujudkan pembelajaran yang kondusif

sehingga tujuan pendidikan tercapai. Pendidikan

SD/MI merupakan landasan atau pondasi utama yang

perlu mendapat perhatian dengan sungguh-sungguh,

artinya untuk mendapatkan mutu pendidikan yang

lebih tinggi, haruslah diawali dengan penciptaan dan

pembentukan SD/MI yang bermutu. Hal ini sesuai

dengan pendapat yang dikemukakan oleh Tilaar

(2000:17), bahwa”pendidikan sekolah dasar yang

bermutu akan terbentuknya suatu pendidikan

selanjutnya (SLTP, SLTA, dan PT) yang kokoh dan

bermutu. Sejalan dengan pendapat tersebut, Bafadal

(2006: 20) menyatakan, bahwa:

Sekolah dasar yang bermutu adalah sekolah dasar yang mampu berfungsi sebagaiu wadah proses edukasi, wadah proses sosialisasi, dan wadah proses transformasi, sehingga mampu mengantarkan anak didik menjadi seorang terdidik, memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk juga kebudayaan bangsa yang membuatnya siap memasuki sekolah selanjutnya yaitu sekolah menengah pertama atau madrasah tsanawiyah.

Hal ini sejalan dengan rumusan Visi besar

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun

2025, yaitu untuk menghasilkan insan Indonesia

cerdas dan kompetitif (insan kamil/insan paripurna).

Agar visi tersebut tercapai sesuai dengan harapan

maka peran sentral pendidikan harus dimaksimalkan

dan ditata secara komprehensif yang dimulai dari

peletakan pondasi yang kokoh sejak dini melalui

pendidkan di SD/MI. Jika kondisi pendidikan tidak

lebih lanjut dengan pendekatan, subjek,

lokasi, tema atau variabel lain. Selain itu

dapat melakukan studi tindak lanjut

tentang peranan atau pengaruh variabel

partisipasi orang tua terhadap

peningkatan mutu pendidikan.

Gambar 1. Partisipasi Orang Tua dalam Kegiatan Parenting Day di MI Khadijah Malang

Gambar 2. Partisipasi Orang Tua dalam Kegiatan Perayaan Idul Adha di SD Lab UM

Page 7: lp2m.um.ac.idlp2m.um.ac.id/.../RADEN-BAMBANG-SUMARSONO-M.Pd_profil.docx · Web viewRAGAM BENTUK DAN UPAYA SEKOLAH/MADRASAH UNTUK MEMBERDAYAKAN PARTISIPASI ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN

dibenahi dari awal, niscaya visi pendidikan di tahun

2025 tidak akan tercapai.

Sangat disadari bahwa secara nasional,

pendidikan bermutu masih menjadi masalah krusial di

negara ini. Masalah mutu pendidikan memang masih

menjadi persoalan utama. Perbaikan mutu yang

hampir menjadi program setiap menteri yang duduk di

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, tapi sampai

sekarang belum tuntas. Mutu pendidikan belum

terangkat dan duduk sejajar dengan negara-negara

lain, paling tidak semestinya di Asia Tenggara atau

Asia (Soetopo, 2012:3). Berbagai upaya telah dan

sedang dilakukan oleh pemerintah, salah satunya

dengan mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP)

Nomor 19 Tahun 2005 jo PP Nomor 32 Tahun 2013

tentang Standar Nasional Pendidikan, meliputi: (1)

standar isi; (2) standar proses; (3) standar kompetensi

lulusan; (4) standar pendidik dan tenaga kependidikan;

(5) standar sarana dan prasarana; (6) standar

pengelolaan; (7) standar pembiayaan; dan (8) standar

penilaian pendidikan. Melalui PP ini pemerintah

berupaya secara keras untuk mewujudkan pendidikan

yang bermutu.

Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar

Kermenterian Pendidikan dan Kebudayaan

sesungguhnya telah membuat peta permasalahn mutu

pendidikan dan tantangannya yang dapat digunakan

sebagai landasan untuk membuat kebijakan-kebijakan

yang relevan. Peta permasalahan mutu pendidikan dan

tantangannya sebagaimana disajikan Tabel 1.

Tabel 1. Peta Permasalahan Mutu Pendidikan dan Tantangan

Page 8: lp2m.um.ac.idlp2m.um.ac.id/.../RADEN-BAMBANG-SUMARSONO-M.Pd_profil.docx · Web viewRAGAM BENTUK DAN UPAYA SEKOLAH/MADRASAH UNTUK MEMBERDAYAKAN PARTISIPASI ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN

No. Masalah Mutu Pendidikan Tantangan

1. Masih banyaknya SD yang menyelenggarakan layanan pendidikan di bawah SPM dan SNP

1. Menyediakan sarana dan prasarana pendidikan sesuai SPM dan SNP

2. Mengembangkan kapasiotas tenaga kependidikan dalam pengelolaan manajemen satuan pendidikan

3. Mengembangkan kapasitas pendidik dalam pengembangan sistem pembelajaran

2. Belum optimalnya pemanfaatan TIK dalam pembelajaran

1. Menyediakan sarana dan prasarana pembelajaran berbasis TIK

2. Menyediakan akses internet

3. Menyediakan model pembelajaran berbasis TIK

4. Pengembangan kapasitas pendidik dalam pembelajaran berbasis TIK

3. Minimnya pembentukan karakter anak akhlak mulia dan kreatif dalam mengantisipasi dampak negatif perkembangan zaman serta globalisasi

Revitalisasi sistem pembelajaran yang terintegrasi dengan pendidikan karakter

Sumber: Direktorat Pembinaan SD Kemdikbud (2012)

Permasalahan dan tantangan di atas memperlihatkan

bagaimana pengelolaan pendidikan membutuhkan

pola penanganan secara sistematis dan pengkondisian

yang matang. Padahal kondisi tata kelola pendidikan

saat ini yang kurang meyakinkan, dan membutuhkan

kerja keras untuk dapat keluar dari permasalah-

permasalah yang ada (Soetopo, 2012:3).

Kondisi seperti ini sudah diantisipasi oleh

berbagai pihak yang berwenang agar mutu pendidikan

tetap terjamin baik berskala lokal, nasional, maupun

Page 9: lp2m.um.ac.idlp2m.um.ac.id/.../RADEN-BAMBANG-SUMARSONO-M.Pd_profil.docx · Web viewRAGAM BENTUK DAN UPAYA SEKOLAH/MADRASAH UNTUK MEMBERDAYAKAN PARTISIPASI ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN

global. Hal ini terbukti dengan dikeluarkannya

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun

2004 tentang Pemerintah Daerah, maka kewenangan

dalam pengelolaan pendidikan dasar semakin besar

diberikan kepada pemerintah kabupaten/kota, tingkat

satuan pendidikan, beserta masyarakat yang mencakup

kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan

evaluasi terhadap satuan pendidikan (Sonhadji, 2013).

Selanjutnya Imron dan Sumarsono (2013:18)

menyatakan, “salah satu esensi regulasi tentang

desentralisasi dan otonomi daerah bidang pendidikan

adalah pemberian wewenang, peluang, dan

keleluasaan yang luas, nyata, dan bertanggungjawab

kepada daerah dan masyarakat untuk mengatur dan

menyelenggarakan urusan wajib bidang pendidikan”.

Untuk itu semua maka diperlukan pengelolaan

sekolah/madrasah yang efektif.

Berlandaskan pada regulasi yang ada, maka

penyelenggaraan pendidikan merupakan tanggung

jawab bersama antara pemerintah (dalam hal ini

sekolah/madrasah), orang tua, dan masyarakat. Ketiga

lingkungan tersebut, sesuai dengan fungsi dan peran

masing-masing, harus berupaya agar mutu program

pendidikan terselenggara secara optimal. Anak akan

belajar dan berkembang pada lingkungan keluarga,

sekolah, dan masyarakat.

Berdasarkan berbagai kajian dapat

disimpulkan bahwa partisipasi orang tua sudah

dipastikan akan mendukung pembangunan

pendidikan. Khususnya, partisipasi orang tua sangat

strategis bagi pengembangan kecerdasan atau

kemampuan anak dalam pembentukan kepribadian

Page 10: lp2m.um.ac.idlp2m.um.ac.id/.../RADEN-BAMBANG-SUMARSONO-M.Pd_profil.docx · Web viewRAGAM BENTUK DAN UPAYA SEKOLAH/MADRASAH UNTUK MEMBERDAYAKAN PARTISIPASI ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN

yang utuh. Hal inilah yang menjadi dasar bagi fondasi

pembentukan intelektual, emosional, spiritual dan

moral anak.

Hal yang perlu disadari bahwa pendidikan

dasar lebih khusus pada jenjang Sekolah Dasar

(SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) adalah membangun

dasar (fondasi) agar di atas fondasi itu dapat berdiri

kokoh tembok, pilar tentang pendidikan lanjutan yang

lebih tinggi. Untuk melaksanakan pendidikan

seutuhnya itu membutuhkan model pembelajaran yang

tidak menimbulkan kebosanan pada peserta didik di

sekolah.

Berbagai hasil penelitian menunjukkan

bahwa ada dampak positif dari partisipasi orang tua

terhadap perkembangan anak, baik di bidang

akademik maupun non akademik di sekolah. Hal ini

jelas sangat relevan dengan upaya sekolah dan

masyarakat yang secara terus-menerus mendukung

dan membantu pembelajaran dan perkembangan

peserta didik, yang akan bermuara pada pencapaia

mutu pendidikan di sekolah (Eceles & Harold, 1993;

Illionis State Board of Education, 1993).

Hasil analisis dari penelitian Henderson dan

Berla (1994) terhadap 84 studi yang

mendokumentasikan manfaat atau keuntungan

partisipasi orang tua dalam pendidikan anak

menunjukkan bahwa tolok ukur paling akurat atas

sesuatu yang didapat oleh peserta didik di sekolah

bukanlah berupa pendapatan atau status sosial, namun

lebih luas dari itu, yaitu bahwa keluarga dari para

peserta didik akan menjadi mampu: (1) menciptakan

suatu suasana yang nyaman sehingga mendorong

Page 11: lp2m.um.ac.idlp2m.um.ac.id/.../RADEN-BAMBANG-SUMARSONO-M.Pd_profil.docx · Web viewRAGAM BENTUK DAN UPAYA SEKOLAH/MADRASAH UNTUK MEMBERDAYAKAN PARTISIPASI ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN

lahirnya sebuah pembelajaran, (2) menunjukkan

harapan yang tinggi akan sesuatu yang nantinya

didapatkan oleh anak-anak mereka dan pengharapan

yang tinggi akan pekerjaan anak-anak itu pada masa

depan mereka, dan (3) terlibat dalam pendidikan anak

mereka, baik di sekolah maupun di masyarakat.

Studi ini dan studi lainnya juga menunjukkan

bahwa partisipasi atau keterlibatan masyarakat lebih

khusus orang tua peserta didik yang terencana secara

efektif, dan diimplementasikan dengan baik, akan

menghasilkan manfaat yang substansial bagi peserta

didik, pendidik, masyarakat secara luas, dan tentunya

berimbas pada pencapaian mutu sekolah. Hasil riset

Epstein (1996) menyimpulkan bahwa intensitas

keterlibatan orangtua dalam proses pendidikan anak

lebih tergantung pada sekolah dan cara mengajar guru

daripada karakteristik keluarga, seperti halnya ras,

etnis dan pendidikan orangtua.

Berdasarkan pemaparan tersebut, peneliti

tertarik untuk melakukan kajian lebih lanjut terkait

dengan manajemen partisipasi orang tua peserta didik

dalam meningkatkan mutu pendidikan. Oleh karena

itu, peneliti megambil judul Ragam Bentuk dan Upaya

Sekolah/Madrasah untuk Memberdayakan Partisipasi

Orang Tua dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan

(Studi Multikasus di SDN Kauman 1, SD

Laboratorium Universitas Negeri Malang, MIN

Malang 1, dan MI Khadijah Malang).

Metode

Page 12: lp2m.um.ac.idlp2m.um.ac.id/.../RADEN-BAMBANG-SUMARSONO-M.Pd_profil.docx · Web viewRAGAM BENTUK DAN UPAYA SEKOLAH/MADRASAH UNTUK MEMBERDAYAKAN PARTISIPASI ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN

Karakteristik permasalahan yang akan dikaji

dalam penelitian ini sejalan dengan karakteristik

pendekatan kualitatif yaitu pendekatan penelitian yang

berusaha dilakukan secara intensif dan sistematis

untuk memperoleh pengetahuan tentang fenomena

sosial dengan menggunakan fenomena itu sendiri.

Oleh karena itu, peneliti menggunakan pendekatan

kualitatif dimaksudkan untuk membuktikan kajian

yang mendalam mengenai kejadian istimewa dan

dapat memaparkan secara lugas mengenai ragam

bentuk dan upaya sekolah/madrasah untuk

memberdayakan partisipasi orang tua dalam

meningkatkan mutu pendidikan. Adapun rancangan

penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu studi

multi kasus perbandingan (comparative case study).

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar

Negeri (SDN) Kauman 1, Sekolah Dasar

Laboratorium Universitas Negeri Malang (SD Lab

UM), Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Malang 1,

dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Khadijah di Kota

Malang, yang kemudian diidentifikasikan sebagai

kasus 1, kasus 2, kasus 3, dan kasus 4. Karakteristik

dari masing-masing lokasi penelitian tersebut berbeda

satu sama lainnya. Jarak antara satu lokasi penelitian

dengan lokasi penelitian lainnya relatif berdekatan,

dan masuk dalam satu gugus. Misalnya SDN Kauman

1 satu gugus dengan MI Khadijah, SD Lab UM satu

gugus dengan MIN Malang 1.

Keempat lokasi penelitian sebagaimana

divisualisasikan dalam bentuk Gambar 4.1.

Page 13: lp2m.um.ac.idlp2m.um.ac.id/.../RADEN-BAMBANG-SUMARSONO-M.Pd_profil.docx · Web viewRAGAM BENTUK DAN UPAYA SEKOLAH/MADRASAH UNTUK MEMBERDAYAKAN PARTISIPASI ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN

Gambar 4.1. Peta Lokasi PenelitianSumber: Google Map

Kegiatan pengumpulan data merupakan bagian yang sangat penting dalam setiap

bentuk penelitian, tidak terkecuali penelitian kualitatif. Oleh karena itu berbagai hal yang

merupakan bagian dari keseluruhan proses pengumpulan data harus benar-benar

dipahami. Untuk bisa melakukan pengumpulan data, maka harus dimengerti pula sumber

data yang akan diperoleh.

Berdasarkan teknik pengambilan sampel yang ditentukan peneliti, maka dalam

penelitian ini sumber data dari teknik wawancara di tingkat sekolah/madrasah

sebagaimana terangkum dalam Tabel 2.

Tabel 2. Sumber Data Penelitian

Keterangan:1. SD Laboratorium UM

Malang2. MIN 1 Malang3. SDN Kauman 1

Malang4. MI Khadijah Malang

U

Page 14: lp2m.um.ac.idlp2m.um.ac.id/.../RADEN-BAMBANG-SUMARSONO-M.Pd_profil.docx · Web viewRAGAM BENTUK DAN UPAYA SEKOLAH/MADRASAH UNTUK MEMBERDAYAKAN PARTISIPASI ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN

Informan SDN Kauman

1

SD Lab UM

MIN Malang

1

MI Khadijah

Jumlah

1. Kepala 1 1 1 1 42. Guru/wakil KS/KM 5 3 3 4 153. Pustakawan 0 0 0 1 14. Pengurus Komite 0 1 1 1 35. Paguyuban Kelas 1 3 1 1 66. Orang Tua 2 2 2 2 8

Jumlah 9 10 8 10 37

Pengumpulan data merupakan tahap penting dalam penelitian karena perolehan

data yang diperoleh di lapangan akan digunakan dalam menganalisis hasil penelitian. Ada

beberapa teknik yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini, yaitu wawancara

mendalam, observasi, dan dokumentasi.

Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik analisis model alir yang mengabdosi pendapat Miles dan Huberman (1994:20) yang meliputi “tiga langkah proses analisis data yaitu, reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data atau penarikan kesimpulan. Aktifitas analisis ini dilakukan dalam bentuk interaktif dengan proses pengumpulan data sebagai suatu siklus”. Analisis data berlanjut, berulang, dan terus-menerus. Analisis model alir sebagaimana yang direkomendasikan oleh Miles & Hubermen (1994) meliputi pentahapan analisis data kasus individual, dan diteruskandengan analisis data lintas kasus