LP SEPSIS NEONATORUM.docx

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/19/2019 LP SEPSIS NEONATORUM.docx

    1/22

    BAB I

    KONSEP DASAR MEDIS

    A. Definisi

    Sepsis neonatorum adalah infeksi berat yang diderita neonatus dengan

    gejala sistemik dan terdapat bakteri dalam darah. Perjalanan penyakit sepsis dapat

     berlangsung cepat sehingga sering kali tidak terpantau tanpa pengobatan yang

    memadai sehingga neonatus dapat meninggal dalam waktu 24 sampai 48 hari.

    (Bobak 2!!4".

     Sepsis neonatorum adalah semua infeksi pada bayi pada 28 hari pertama

    sejak dilahirkan. #nfeksi dapat menyebar secara nenyeluruh atau terlokasi hanya

     pada satu orga$ saja (seperti paru%paru dengan pneumonia". #nfeksi pada sepsis

     bisa didapatkan pada saat sebelum persalinan (intrauterine sepsis" atau setelah

     persalinan (e&trauterine sepsis" dan dapat disebabkan karena 'irus (herpes rubella"

     bakteri (streptococcus B" dan fungi atau jamur (candida" meskipun jarang ditemui.

    (ohn )ersch )* +,,P 2!!-". Sepsis dapat dibagi menjadi dua yaitu

    /. Sepsis dini terjadi 0 hari pertama kehidupan. 1arakteristik sumber organisme

     pada saluran genital ibu dan atau cairan amnion biasanya fulminan dengan

    angka mortalitas tinggi.2. Sepsis lanjutannosokomial terjadi setelah minggu pertama kehidupan dan

    didapat dari lingkungan pasca lahir. 1arakteristik *idapat dari kontak 

    langsung atau tak langsung dengan organisme yang ditemukan dari lingkungan

    tempat perawatan bayi sering mengalami komplikasi.

    B. Faktor-faktor yang mempengarui sepsis neonatorum

    +aktor% factor yang mempengaruhi kemungkinan infeksi secara umum berasal

    dari tiga kelompok yaitu (,rief ).2!!8"

    /. +aktor )aternal

    a. Status sosial%ekonomi ibu ras dan latar belakang.)empengaruhi kecenderungan terjadinya infeksi dengan alasan yang tidak 

    diketahui sepenuhnya. #bu yang berstatus sosio% ekonomi rendah mungkin

    nutrisinya buruk dan tempat tinggalnya padat dan tidak higienis. Bayi kulit

    hitam lebih banyak mengalami infeksi dari pada bayi berkulit putih.

     b. Status paritas (wanita multipara atau gra'ida lebih dari 3" dan umur ibu

    (kurang dari 2! tahun atua lebih dari 3! tahun".

    c. 1urangnya perawatan prenatal.

    d. 1etuban pecah dini (1P*" dan Prosedur selama persalinan.

    2. +aktor $eonatatal

    1

  • 8/19/2019 LP SEPSIS NEONATORUM.docx

    2/22

    a. Prematurius ( berat badan bayi kurang dari /!! gram" merupakan faktor 

    resiko utama untuk sepsis neonatal. 5mumnya imunitas bayi kurang bulan

    lebih rendah dari pada bayi cukup bulan. 6ranspor imunuglobulin melalui

     plasenta terutama terjadi pada paruh terakhir trimester ketiga. Setelah lahir

    konsentrasi imunoglobulin serum terus menurun menyebabkan

    hipigamaglobulinemia berat. #maturitas kulit juga melemahkan pertahanan

    kulit.

     b. *efisiensi imun. $eonatus bisa mengalami kekurangan #g7 spesifik

    khususnya terhadap streptokokus atau aemophilus influen9a. #g7 dan #g,

    tidak melewati plasenta dan hampir tidak terdeteksi dalam darah tali pusat.

    *engan adanya hal tersebut aktifitas lintasan komplemen terlambat dan :3serta faktor B tidak diproduksi sebagai respon terhadap lipopolisakarida.

    1ombinasi antara defisiensi imun dan penurunan antibodi total dan spesifik

     bersama dengan penurunan fibronektin menyebabkan sebagian besar 

     penurunan akti'itas opsonisasi.

    c. ;aki%laki dan kehamilan kembar. #nsidens sepsis pada bayi laki% laki empat

    kali lebih besar dari pada bayi perempuan.

    3. +aktor ;ingkungan

    a. Pada defisiensi imun bayi cenderung mudah sakit sehingga sering

    memerlukan prosedur in'asif dan memerlukan waktu perawatan di rumah

    sakit lebih lama. Penggunaan kateter 'ena arteri maupun kateter nutrisi

     parenteral merupakan tempat masuk bagi mikroorganisme pada kulit yang

    luka. Bayi juga mungkin terinfeksi akibat alat yang terkontaminasi.

     b. Paparan terhadap obat%obat tertentu seperti steroid bis menimbulkan resiko

     pada neonatus yang melebihi resiko penggunaan antibiotik spektrum luas

    sehingga menyebabkan kolonisasi spektrum luas sehingga menyebabkan

    resisten berlipat ganda.c. 1adang%kadang di ruang perawatan terhadap epidemi penyebaran

    mikroorganisme yang berasal dari petugas ( infeksi nosokomial" paling

    sering akibat kontak tangan.

    d. Pada bayi yang minum ,S# spesies ;actbacillus dan

  • 8/19/2019 LP SEPSIS NEONATORUM.docx

    3/22

    a. Pada masa antenatal atau sebelum lahir. Pada masa antenatal kuman dari ibu

    setelah melewati plasenta dan umbilikus masuk dalam tubuh bayi melalui

    sirkulasi darah janin. 1uman penyebab infeksi adalah kuman yang dapat

    menembus plasenta antara lain 'irus rubella herpes sitomegalo koksaki

    hepatitis influen9a parotitis. Bakteri yang dapat melalui jalur ini antara lain

    malaria sipilis dan toksoplasma.

     b. Pada masa intranatal atau saat persalinan. #nfeksi saat persalinan terjadi

    karena yang ada pada 'agina dan ser'iks naik mencapai korion dan amnion.

    ,kibatnya terjadi amniotis dan korionitis selanjutnya kuman melalui

    umbilikus masuk dalam tubuh bayi. :ara lain yaitu saat persalinan cairan

    amnion yang sudah terinfeksi akan terinhalasi oleh bayi dan masuk danmasuk ke traktus digesti'us dan traktus respiratorius kemudian

    menyebabkan infeksi pada lokasi tersebut. Selain cara tersebut di atas infeksi

     pada janin dapat terjadi melalui kulit bayi atau port de entre lain saat bayi

    melewati jalan lahir yang terkontaminasi oleh kuman. Beberapa kuman yang

    melalui jalan lahir ini adalah erpes genetalis :andida albicandan

     $.gonorrea.

    c. #nfeksi paska atau sesudah persalinan. #nfeksi yang terjadi sesudah kelahiran

    umumnya terjadi akibat infeksi nosokomial dari lingkungan di luar rahim

    (misal melalui alat% alat penghisap lendir selang endotrakhea infus selang

    nasogastrik botol minuman atau dot". Perawat atau profesi lain yang ikut

    menangani bayi dapat menyebabkan terjadinya infeksi nosokomil. #nfeksi

     juga dapat terjadi melalui luka umbilikus (=ong ;. *onna2!!-".

    !. Etio"ogi

      Semua infeksi pada neonatus dianggap oportunisitik dan setiap bakteri mampu

    menyebabkan sepsis. Berbagai macam kuman seperti bakteri 'irus parasit atau jamur dapat menyebabkan infeksi berat yang mengarah kepada terjadinya sepsis.

    *alam kajian ini saya hanya membahas sepsis yang disebabkan oleh bakteri oleh

    kerana keterbatas waktu. Pola kuman penyebab sepsis pun berbeda%beda antar 

    negara dan selalu berubah dari waktu ke waktu. Bahkan di negara berkembang

    sendiri ditemukan perbedaan pola kuman walaupun bakteri gram negatif rata%rata

    menjadi penyebab utama dari sepsis neonatorum. Penyebab paling sering dari

    sepsis ialah 0!

    3

  • 8/19/2019 LP SEPSIS NEONATORUM.docx

    4/22

    ?. *iikuti dengan malaria sifilis dan toksoplasma. Streptococcus grup , dan

    streptococcus 'iridans patogen lainnya gonokokus :andida alibicans 'irus herpes

    simpleks (tipe ##" dan organisme listeria rubella sitomegalo koksaki hepatitis

    influen9a dan parotitis (Bobak2!!4".

      Perbedaan pola kuman penyebab sepsis antar negara berkembang teladiteliti

    oleh World Health Organization Young Infants Study Group pada tahun /--- di

    empat negara berkembang yaitu

  • 8/19/2019 LP SEPSIS NEONATORUM.docx

    5/22

     protein spesifik dalam plasma yaitu lipoprotein binding protein (;PB".

    Selanjutnya kompleks ;PS%;PB ini berikatan dengan :*/4 yaitu reseptor pada

    membran makrofag. :*/4 akan mempresentasikan ;PS kepada 6oll%like receptor 

    4 (6;A4" yaitu reseptor untuk transduksi sinyal sehingga terjadi akti'asi makrofag

    (=ong ;. *onna2!!-".

    Bakteri gram positif dapat menimbulkan sepsis melalui dua mekanisme

    yaitu dengan menghasilkan eksotoksin yang bekerja sebagai superantigen dan

    dengan melepaskan fragmen dinding sel yang merangsang sel imun. Super antigen

    mengaktifkan sejumlah besar sel 6 untuk menghasilkan sitokin proinflamasi dalam

     jumlah yang sangat banyak. Bakteri gram positif yang tidak mengeluarkan

    eksotoksin dapat menginduksi syok dengan merangsang respon imun non spesifik melalui mekanisme yang sama dengan bakteri gram negatif. 1edua kelompok 

    organisme diatas memicu kaskade sepsis yang dimulai dengan pelepasan mediator 

    inflamasi sepsis.

    )ediator inflamasi primer dilepaskan dari sel%sel akibat akti'asi makrofag.

    Pelepasan mediator ini akan mengakti'asi sistem koagulasi dan komplemen. #nfeksi

    akan dilawan oleh tubuh baik melalui sistem imunitas selular yang meliput i

    monosit makrofag dan netrofil serta melalui sistem imunitas humoral dengan

    membentuk antibodi dan mengaktifkan jalur komplemen. Seperti telah dijelaskan

    sebelumnya pengenalan patogen oleh :*/4 dan 6;A%2 serta 6;A%4 di membran

    monosit dan makrofag akan memicu pelepasan sitokin untuk mengaktifkan sistem

    imunitas selular. Pengaktifan ini menyebabkan sel 6 akan berdiferensiasi menjadi

    sel 6 helper%/ (6h/" dan sel 6 helper%2 (6h2". Sel 6h/ mensekresikan sitokin

     proinflamasi seperti tumor necrosis factor (6$+" interferon (#+$% "

    interleukin /%C (#;%/C" #;%2 #;%D dan #;%/2 serta menjadi. Sel 6h2 mensekresikan

    sitokin antiinflamasi seperti #;%4 %/! dan %/3. Pembentukan sitokin proinflamasi

    dan anti inflamasi diatur melalui mekanisme umpan balik yang kompleks. Sitokin

     proinflamasi terutama berperan menghasilkan sistem imun untuk melawan kuman

     penyebab (=ong ;. *onna2!!-".

     $amun demikian pembentukan sitokin proinflamasi yang berlebihan dapat

    membahayakan dan dapat menyebabkan syok kegagalan multi organ serta

    kematian. Sebaliknya sitokin anti inflamasi berperan penting untuk mengatasi

     proses inflamasi yang berlebihan dan mempertahankan keseimbangan agar fungsi

    5

  • 8/19/2019 LP SEPSIS NEONATORUM.docx

    6/22

    organ 'ital dapat berjalan dengan baik. Sitokin proinflamasi juga dapat

    mempengaruhi fungsi organ secara langsung atau secara tidak langsung melalui

    mediator sekunder (nitric o&ide tromboksan leukotrien Platelet ,cti'ating +actor 

    (P,+" prostaglandin" dan komplemen. 1erusakan utama akibat akti'asi makrofag

    terjadi pada endotel dan selanjutnya akan menimbulkan migrasi leukosit serta

     pembentukan mikrotrombi sehingga menyebabkan kerusakan organ.,kti'asi

    endotel akan meningkatkan jumlah reseptor trombin pada permukaan sel untuk 

    melokalisasi koagulasi pada tempat yang mengalami cedera. :edera pada endotel

    ini juga berkaitan dengan gangguan fibrinolisis. al ini disebabkan oleh penurunan

     jumlah reseptor pada permukaan sel untuk sintesis dan ekspresi molekul

    antitrombik. Selain itu inflamasi pada sel endotel akan menyebabkan 'asodilatasi

     pada otot polos pembuluh darah (=ong ;. *onna2!!-".

    E. #an$a $an ge%a"a

    7ambaran klinis pasien sepsis neonatus tidak spesifik. 7ejala sepsis klasik 

    yang ditemukan pada anak jarang ditemukan pada neonatus namun keterlambatan

    dalam menegakkan diagnosis dapat berakibat fatal bagi kehidupan bayi. 7ejala

    klinis yang terlihat sangat berhubungan dengan karakteristik kuman penyebab dan

    respon tubuh terhadap masuknya kuman. anin yang terkena infeksi akan menderita

    takikardia lahir dengan asfiksia dan memerlukan resusitasi karena nilai ,pgar 

    rendah. Setelah lahir bayi tampak lemah dan tampak gambaran klinis sepsis seperti

    hipohipertermia hipoglikemia dan kadang%kadang hiperglikemia tampak tidak 

    sehat dan malas minum (Prawirohardjo 2!!0".

    Selanjutnya akan terlihat berbagai kelainan dan gangguan fungsi organ

    tubuh. Selain itu terdapat kelainan susunan saraf pusat (letargi refleks hisap buruk

    menangis lemah kadang%kadang terdengar high pitch cry bayi menjadi iritabel dan

    dapat disertai kejang" kelainan kardio'askular (hipotensi takikardi bradikardi

     pucat sianosis  dingin dan clummy skin". Bayi dapat pula memperlihatkan

    kelainan hematologik (ikterus splenomegali petekie dan pendarahan" kelainan

    gastrointestinal (distensi abdomen anoreksia muntah diare dan hepatomegali"

    ataupun gangguam respirasi (apnea dispnea takipnea napas cuping hidung

    merintih dan sianosis" (Prawirohardjo 2!!0".

    Selain itu menurut Buku Pedoman #ntegrated )anagement of :hildhood

    #llnesses tahun 2!!! mengemukakan bahwa kriteria klinis Sepsis $eonatorum

    6

  • 8/19/2019 LP SEPSIS NEONATORUM.docx

    7/22

    Berat bila ditemukan satu atau lebih dari gejala%gejala berikut ini laju napas E D!

    kali per menit retraksi dada yang dalam cuping hidung kembang kempisbayi

    merintih ubun% ubun besar membonjol bayi mengalami kejang keluar pus dari

    telinga kemerahan disekitar umbilikus yang melebar ke kulit suhu E300F: (atau

    akral teraba hangat" atau G 3F: (atau akral teraba dingin" letargi atau tidak 

    sadar penurunan akti'itas atau gerakan tidak dapat minumtidak dapat melekat

     pada payudara ibudan tidak mau menetek (Prawirohardjo 2!!0"..

    Ber'ariasinya gejala klinik ini merupakan penyebab sulitnya diagnosis pasti

     pada pasien. @leh karena itu pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan

    laboratorium ataupun pemeriksaan khusus lainnya perlu dilakukan.

    F. Pemeriksaan $iagnostik&penun%angBerbagai penelitian dan pengalaman para ahli telah digunakan untuk 

    menyusun kriteria sepsis neonatorum ini baik berdasarkan anamnesis (termasuk 

    adanya faktor resiko ibu dan neonatus terhadap sepsis" gambaran klinis dan

     pemeriksaan penunjang. 1riteria sepsis ini berbeda tergantung pada karakteristik 

    kuman penyebab dan respon tubuh terhadap masuknya kuman ini. 1riteria sepsis

     juga berbeda antara satu tempat dengan tempat lainnya (=illiam 2!!4".

    Bagi pemeriksaan penunjang dilakukan berbagai pemeriksaan termasuk 

     pemeriksaan darah rutin untuk memeriksa hemoglobin (b" leukosit trombosit

    laju endap darah (;

  • 8/19/2019 LP SEPSIS NEONATORUM.docx

    8/22

  • 8/19/2019 LP SEPSIS NEONATORUM.docx

    9/22

    kematian pada sepsis awitan dini adalah / > 4!? (pada infeksi S7B pada S,*

    adalah 2 > 3! ?" dan pada sepsisawitan lambat adalah /! > 2! ? (pada infeksi

    S7B pada S,; kira > kira 2 ?" ($elson /---".

    BAB II

    AS)(AN KEPERA*A#AN

    A. Pengka%ian

    *i dalam memberikan asuhan keperwatan digunakan system atau metode

     proses keperawatan yang dalam pelaksanaanya dibagi menjadi tahapyaitu

     pengkajian diagnosa keperawatan perencanaan pelaksanaan dan e'aluasi.

    Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan dalam proses keperawatan

    untuk itu diperlukan kecermatan dan ketelitian tentang masalah%masalah klien

    sehingga dapat memberikan arah terhadap tindakan keperawatan. 1eberhasilan pproses keperawatan sangat bergantung pada tahap ini. 6ahap ini terbagi atas

    /. Pengumpulan data

    a. Biodata

    5mur neonatus (! > 28 hari"

    enis kelamin laki%laki

     b. Aiwayat 1esehatan

    /" 1eluhan utama

    − Panas

    2" Aiwayat 1ehamilan

    *emam pada ibu (E30-F:".

    9

  • 8/19/2019 LP SEPSIS NEONATORUM.docx

    10/22

    − Aiwayat sepsis 7BS pada bayi sebelumnya.

    − #nfeksi pada masa kehamilan.

    3" Aiwayat Persalinan

    − Persalinan yang lama.

    −Auptur selaput ketuban yang lama (E/8 jam".

    − Persalinan prematur (G30 minggu".

    − Aiwayat atau adanya faktor resiko

    − PrematuritasBB;ABB;SA.

    − Skor ,P7,A menit rendah (GD".

    − enis kelamin laki%laki (laki%laki 4 kali lebih sering terkena sepsis

    dari pada perempuan".

    2. Pemeriksaan fisik 

    a. ,kti'itasistirahat

    7ejala malaise b. Sirkulasi

    6anda tekanan darah normalsedikit dibawah jangkauan normal denyut

     perifer kuatcepattakikardia (syok".

    c.

  • 8/19/2019 LP SEPSIS NEONATORUM.docx

    11/22

    !. Inter,ensi

    No

    .

    Diagnosa

    kepera+atan

    #u%uan $an kriteria asi"

    NO!

    Inter,ensi

    NI!

    /. Aesiko tinggi

    terhadap infeksi

     berhubungan dengan

     prosedur in'asif.

    Setelah dilakukan tindakan

    keperawatan selama 3 & 24 jam

     pasien tidak mengalami infeksi

    dengan kriteria hasil

    a. 1lien bebas dari

    tanda dan gejala infeksi

     b. )enunjukkan

    kemampuan untuk  mencegah timbulnya

    infeksi

    c. umlah leukosit

    dalam batas normal

    d. )enunjukkan

     perilaku hidup sehat

    e. Status imun

    gastrointestinal

    genitourinaria dalam batas

    normal

    a. Pertahankan teknik  

    aseptif 

     b. Batasi pengunjung bila

     perlu

    c. :uci tangan setiap

    sebelum dan sesudah

    tindakan keperawatan

    d. 7unakan baju sarung

    tangan sebagai alat

     pelindung

    e. 7anti letak #J perifer dan

    dressing sesuai dengan

     petunjuk umum

    f. 7unakan kateter  

    intermiten untuk  

    menurunkan infeksi

    kandung kencing

    g. 6ingkatkan intake nutrisi

    . Berikan terapi antibiotik

    i. )onitor tanda dan gejala

    infeksi sistemik dan lokal

     j. Pertahankan teknik 

    isolasi kp

    k. #nspeksi kulit dan

    membran mukosa

    terhadap kemerahan

     panas drainase

    l. )onitor adanya luka

    m. *orong masukan cairan

    11

  • 8/19/2019 LP SEPSIS NEONATORUM.docx

    12/22

    n. *orong istirahat

    o. ,jarkan pasien dan

    keluarga tanda dan gejala

    infeksi

     p. 1aji suhu badan pada

     pasien neutropenia setiap

    4 jam

    2. ipertemia

     berhubungan dengan

     penyakit

    NO! /

    6hermoregulation

    1riteria asil

    a. Suhu tubuh dalam rentangnormal

     b. $adi dan AA dalam rentang

    normal

    c. 6idak ada perubahan warna

    kulit dan tidak ada pusing

    merasa nyaman

     $#:

    +e'er treatment

    a. )onitor suhu sesering

    mungkin b. )onitor #=;

    c. )onitor warna dan suhu

    kulit

    d. )onitor tekanan darah

    nadi dan AA 

    e. )onitor penurunan tingkat

    kesadaran

    f. )onitor =B: b dan

    ctg. )onitor intake dan output

    h. Berikan anti piretik 

    i. Berikan pengobatan untuk

    mengatasi penyebab

    demam

     j. Selimuti pasien

    k. ;akukan tapid sponge

    l. Berikan cairan intra'ena

    m. 1ompres pasien pada lipat

     paha dan aksila

    n. 6ingkatkan sirkulasi udara

    o. Berikan pengobatan untuk

    mencegah terjadinya

    menggigil

    6emperature regulation

    a. )onitor suhu minimal tiap

    2 jam

     b. Aencanakan monitoring

    12

  • 8/19/2019 LP SEPSIS NEONATORUM.docx

    13/22

    suhu secara kontinyu

    c. )onitor 6* nadi dan AA 

    d. )onitor warna dan suhu

    kulit

    e. )onitor tanda%tanda

    hipertermi dan hipotermi

    f. 6ingkatkan intake cairan

    dan nutrisi

    g. Selimuti pasien untuk

    mencegah hilangnya

    kehangatan tubuh

    h. ,jarkan pada pasien cara

    mencegah keletihan akibat

     panas

    i. *iskusikan tentang

     pentingnya pengaturan

    suhu dan kemungkinan

    efek negatif dari

    kedinginan

     j. Beritahukan tentang

    indikasi terjadinya

    keletihan dan penanganan

    emergency yang

    diperlukan

    k. ,jarkan indikasi dari

    hipotermi dan penanganan

    yang diperlukan

    l. Berikan anti piretik jika

     perlu

    Jital sign )onitoring

    a. )onitor 6* nadi suhu

    dan AA 

     b. :atat adanya fluktuasi

    tekanan darah

    c. )onitor JS saat pasien

     berbaring duduk atau

    13

  • 8/19/2019 LP SEPSIS NEONATORUM.docx

    14/22

     berdiri

    d. ,uskultasi 6* pada kedua

    lengan dan bandingkan

    e. )onitor 6* nadi AA

    sebelum selama dan

    setelah akti'itas

    f. )onitor kualitas dari nadi

    g. )onitor frekuensi dan

    irama pernapasan

    h. )onitor suara paru

    i. )onitor pola pernapasan

    abnormal

     j. )onitor suhu warna dankelembaban kulit

    k. )onitor sianosis perifer 

    l. )onitor adanya cushing

    triad (tekanan nadi yang

    melebar bradikardi

     peningkatan sistolik"

    m. #dentifikasi penyebab dari

     perubahan 'ital sign

      3. 1etidakseimbangan

    nutrisi kurang dari

    kebutuhan tubuh

     berhubungan dengan

    intake nutrisi yang

    tidak adekuat akibat

    mual dan napsu

    makan yang

    menurun.

     $@:

    a. $utritional Status food

    and +luid #ntake

    1riteria asil

    a. ,danya peningkatan berat

     badan sesuai dengan tujuan

     b. Berat badan ideal sesuai

    dengan tinggi badanc. )ampu mengidentifikasi

    kebutuhan nutrisi

    d. 6idak ada tanda tanda

    malnutrisi

    e. 6idak terjadi penurunan

     berat badan yang berarti

     $#:

     $utrition )anagement

    a. 1aji adanya alergi

    makanan

     b. 1olaborasi dengan ahli

    gi9i untuk menentukan

     jumlah kalori dan nutrisi

    yang dibutuhkan pasien.c. ,njurkan pasien untuk 

    meningkatkan intake +e

    d. ,njurkan pasien untuk 

    meningkatkan protein dan

    'itamin :

    e. Berikan substansi gula

    f. Kakinkan diet yang

    dimakan mengandung

    tinggi serat untuk  

    14

  • 8/19/2019 LP SEPSIS NEONATORUM.docx

    15/22

    mencegah konstipasi

    g. Berikan makanan yang

    terpilih ( sudah

    dikonsultasikan dengan

    ahli gi9i"

    h. ,jarkan pasien bagaimana

    membuat catatan makanan

    harian.

    i. )onitor jumlah nutrisi dan

    kandungan kalori

     j. Berikan informasi tentang

    kebutuhan nutrisik. 1aji kemampuan pasien

    untuk mendapatkan nutrisi

    yang dibutuhkan

     $utrition )onitoring

    a. BB pasien dalam batas

    normal

     b. )onitor adanya penurunan

     berat badanc. )onitor tipe dan jumlah

    akti'itas yang biasa

    dilakukan

    d. )onitor interaksi anak 

    atau orang tua selama

    makan

    e. )onitor lingkungan

    selama makanf. adwalkan pengobatan

    dan tindakan tidak selama

     jam makan

    g. )onitor kulit kering dan

     perubahan pigmentasi

    h. )onitor turgor kulit

    i. )onitor kekeringan

    rambut kusam dan mudah

     patah

    15

  • 8/19/2019 LP SEPSIS NEONATORUM.docx

    16/22

     j. )onitor mual dan muntah

    k. )onitor kadar albumin

    total protein b dan

    kadar tl. )onitor makanan

    kesukaan

    m. )onitor pertumbuhan dan

     perkembangan

    n. )onitor pucat kemerahan

    dan kekeringan jaringan

    konjungti'a

    o. )onitor kalori dan intake

    nuntrisi

     p. :atat adanya edema

    hiperemik hipertonik 

     papila lidah dan ca'itas

    oral.

    I. :atat jika lidah berwarna

    magenta scarlet

      4. Pola nafas tidak  

    efektif berhubungan

    dengan adanya

    sekret

    NO! /

    a. Aespiratory status

    Jentilation

     b. Aespiratory status ,irway

     patency

    c. Jital sign Status

    1riteria asil

    a. )endemonstrasikan batuk 

    efektif dan suara nafas

    yang bersih tidak ada

    sianosis dan dyspneu

    (mampu mengeluarkan

    sputum mampu bernafas

    dengan mudah tidak ada

     pursed lips".

     b. )enunjukkan jalan nafas

    NI! /

    ,irway )anagement

    a.

    Buka jalan nafas guanakan

    teknik chin lift atau jaw

    thrust bila perlu.

     b.

    Posisikan pasien untuk 

    memaksimalkan 'entilasi.c.

    #dentifikasi pasien perlunya

     pemasangan alat jalan

    nafas buatan.

    d.

    Pasang mayo bila perlu.

    e.

    ;akukan fisioterapi dada jika

    16

  • 8/19/2019 LP SEPSIS NEONATORUM.docx

    17/22

    yang paten (klien tidak 

    merasa tercekik irama

    nafas frekuensi pernafasan

    dalam rentang normal

    tidak ada suara nafas

    abnormal".

    c. 6anda 6anda 'ital dalam

    rentang normal (tekanan

    darah nadi pernafasan"

     perlu.

    f.

    1eluarkan sekret dengan

     batuk atau suction.g.

    ,uskultasi suara nafas catat

    adanya suara tambahan.

    h.

    ;akukan suction pada mayo.

    i.

    Berikan bronkodilator bila

     perlu.

     j.

    Berikan pelembab udara

    1assa basah $a:l

    ;embab.

    k.

    ,tur intake untuk cairan

    mengoptimalkan

    keseimbangan.

    l.

    )onitor respirasi dan status

    @2

    #erapi Oksigen

    a. Bersihkan mulut hidung

    dan secret trakea.

     b. Pertahankan jalan nafas

    yang paten.

    c. ,tur peralatan oksigenasi.

    d. )onitor aliran oksigen.

    e. Pertahankan posisi pasien.

    f. @bser'asi adanya tanda

    tanda hipo'entilasi.

    g. )onitor adanya

    kecemasan pasien

    17

  • 8/19/2019 LP SEPSIS NEONATORUM.docx

    18/22

    terhadap oksigenasi.

      0ita" sign Monitoring

    a. )onitor 6* nadi suhu

    dan AA 

     b. :atat adanya fluktuasi

    tekanan darah

    c. )onitor JS saat pasien

     berbaring duduk atau

     berdiri

    d. ,uskultasi 6* pada

    kedua lengan dan

    ibandingkan

    e. )onitor 6* nadi AA

    sebelum selama dan

    setelah akti'itas

    f. )onitor kualitas dari nadi

    g. )onitor frekuensi dan

    irama pernapasan

    h. )onitor suara paru

    i. )onitor pola pernapasan

    abnormal

     j. )onitor suhu warna dan

    kelembaban kulit

    18

  • 8/19/2019 LP SEPSIS NEONATORUM.docx

    19/22

    k. )onitor sianosis perifer 

    l. )onitor adanya cushingtriad (tekanan nadi yang

    melebar bradikardi

     peningkatan sistolik"

    m. #dentifikasi penyebab dari

     perubahan 'ital sign

    . Aesiko terhadap

    kekurangan 'olume

    cairan berhubungan

    dengan peningkatan

     permeabilitas

    kapiler.

     $@:

    a. +luid balance

     b. ydration

    c. $utritional Status +ood

    and +luid #ntake

    Setelah dilakukan tindakan

    keperawatan selama 3 & 24 jam

    defisit 'olume cairan

    teratasi dengan kriteria

    hasil

    a. )empertahankan urine

    output sesuai dengan

    usia dan BB B

     urine normal

     b. 6ekanan darah nadi suhu

    tubuh

    dalam batas normal .

    c. 6idak ada tanda tanda

    dehidrasi

  • 8/19/2019 LP SEPSIS NEONATORUM.docx

    20/22

    e. @rientasi terhadap waktu

    dan tempat baik

    f. umlah dan irama

     pernapasan

    dalam batas normal.

    g.

  • 8/19/2019 LP SEPSIS NEONATORUM.docx

    21/22

    dan mempertahankan

    kelembaban

    kulit dan perawatan alami.

    f. )enunjukkan terjadinya

     proses penyembuhan luka

    menyebabkan tekanan.

    k. @bser'asi luka lokasi

    dimensi kedalaman luka

    karakteristikwarna

    cairan granulasi

     jaringan nekrot

    tandatanda infeksi lokal

    formasi traktur.

    l. ,jarkan pada keluarga te

    ntang luka dan perawatan

    luka.

    m. 1olaburasi ahli gi9i pem

     berian diae 616P'itami

    n.

    n. :egah kontaminasi feses

    dan urin.

    o. ;akukan tehnik perawata

    n luka dengan steril.

     p. Berikan posisi yang men

    gurangi tekanan pada

    luka.

     

    21

  • 8/19/2019 LP SEPSIS NEONATORUM.docx

    22/22

    DAF#AR P)S#AKA

    ,rief ). 2!!8. Kapita selekta kedokteran. akarta